Asimilasi, Akulturasi Dan Akomodasi Sosper [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERBEDAAN AKOMODASI, AKULTURASI, ASIMILASI DAN INTEGRASI A. Akomodasi Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial.



Contoh: ada C yang sedang berantem dengan D karena suatu masalah, biasanya karena kontroversi. Kemudian ada E yang merupakan sahabat C dan D, ngga tahan ngeliat keduanya ga bisa akur lagi. Kemudian E mengajak C dan D untuk berdiskusi secara terbuka dan dingin, atau bisa juga E mengubah pendirian keduanya entah bagaimana itu, sehingga C dan D merasa lebih baik dan mau bertemu kemudian berbaikan.



B. Akulturasi Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsurunsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli.



Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.



Contoh akulturasi: adat Sekaten yang merupakan percampuran antara budaya Islam dengan budaya Jawa.. di mana struktur dari keduanya masih dapat terlihat walaupun sudah bercampur. Coba lihat adat sekaten : http://id.wikipedia.org/wiki/Sekaten



C. Asimilasi



Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan golongangolongan tadi masingmasing berubah sifatnya yang khas menjadi unsurunsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.



Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan timbul apabila ada kelompokkelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terusmenerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.



Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut: terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda. terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri. contoh ; imigran meksiko yang pergi ke USA untuk mencari kerja. Di awal kedatangan mereka ke USA, mereka selalu ditolak dan dianggap mengganggu keberadaannya disana. Beberapa penyebab penolakana terhadap mereka adalah masalah bahasa dan mereka dianggap sebagai masyarakat kumuh oleh penduduk asli di USA. Tapi akhirnya mereka sekarang menjadi salah satu etnis yang unggul di USA.



Itu adalah contoh yang imigran yang berhasil. Contoh lain adalah etnis keturunan tionghoa yang berada di Indonesia. Mereka datang sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Para etnis keturunan tionghoa ini menjadi penguasa lahan ekonomi di Indonesia, hampir semua lahan ekonomi, sebelum tahun 1998, dikuasai oleh mereka. Tapi mereka kurang melebur dengan masyarakat asli pribumi Indonesia, akhirnya pada kerusuhan 1998, merekalah yang menjadi sasaran utama. Setelah itu, para imigran tionghoa ini memahami pentingnya integrasi budaya, jadi



sekarang mereka sudah melebur dengan masyarakat pribumi dan akhirnya mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain. D. Integrasi Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.



Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompokkelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :



Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.



Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.



Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :



Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilainilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar) Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-



cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial. Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.



Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, normanorma, dan pranata-pranata sosial



Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial



1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya. 2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.



Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif| Pembahasan sebelumnya, kita dapat simpulkan bahwa terdapat berbagai wujud dari interaksi sosial. Berdasarkan pendapat gillin menyebutkan dua macam dari proses sosial dengan timbul dari akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses asosiatif/bersekutu (processes of association) dan proses disosiatif/memisahkan (processes of dissociation). Proses interaksi sosial asosiatif adalahproses menuju terbentuknya persatuan atau interaksi sosial. Proses interaksi sosial disosiatif adalah proses oposisi (oppositional process) yang berarti tip berjuang melawan seorang ataupun sekelompok orang untuk meraih tujuan tertentu. Dari kedua macam interaksi sosial tersebut, diantaranya memiliki beragam bentuk antara lain sebagai berikut... A. Interaksi Sosial Asosiatif Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya mendukung seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain sebagai berikut...



1. Kerja Sama (Cooperation) Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Kerja sama berorientasi antara individu terhadap kelompok (in group) dan individu terhadap kelompok lainnya (out group). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama dapat berlangsung jika seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang lain. Selain dari itu, pada saat yang sama memiliki pengetahuan dan pengendalian terhadap dirinya sendiri dalam memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran dari kepentingan yang sama dan juga pengorganisasian diri merupakan sesuatu yang penting dalam kerja sama. Kerja sama akan bertambah kuat jika terdapat bahaya bahaya dari luar dan juga tindakan-tindak luar yang menyinggung kesetiaan yang telah tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang, atau segolongan orangorang. Contohnya, kerja sama antara prajurit dalam satu kesatuan terjalin ketika menghadapi musuh dalam sebuah medan pertempuran. Proses sosial erat kaitannya dengan kerja sama ialah konsensus. Konsensus terjadi kalau dua pihak atau lebih ingin memelihara adanya hubungan dan masing-masing memandang sebagai kepentingan sendiri. Dalam mengadakan konsensul dapat muncul jika anggota kelompok mempunyai perbedaan pendapat. Dalam konsensus, pertentangan kepentingan terlihat nyata, tetapi tidak sebesar di konflik. Bentuk-Bentuk Kerja Sama - Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki bentuk-bentuk antara lain lain sebagai berikut... 



Kerukuran atau gotong royong ialah bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.







Bargaining, yaitu kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua organisasi ataupun lebih







Kooptasi, yaitu prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk menghindari adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi







Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan



keadaan dengan tidak stabil karena ke-2 organisasi memiliki struktur tersendiri. 



Joint-venture, adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti pengeboran minyak dan juga perhotelan.



Berdasarkan bentuk kerjanya, kerja sama dibagi dalam beberapa macam antara lain sebagai berikut... 



Kerja sama spontan adalah kerja sama serta-merta







Kerja sama langsung adalah kerja sama yang dilakukan dari hasil perintah atasan atau penguasa.







Kerja sama kontak adalah kerja sama atas dasar perintah tertentu.







Kerja sama tradisional adalah antaraunsur dalam sistem sosial



kerja



sama



sebagai



bagian



2. Akomodasi (accomodation) Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan. Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Akomodasi seringkali merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai kepribadian yang berkonflik ataupun paksaan (tekanan). Bentuk-Bentuk Akomodasi - Akomodasi sebagai proes mempunyai beberap bentuk antara lain sebagai berikut... 



Koersi adalah bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena paksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok atas kelompok lain. Contohnya sistem rezim (pemerintahan) totaliter.







Kompromi adalah bentuk dari akomodasi yng pihak-pihak terlibat perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar kompromi adalah semua pihak bersedia merasakan dan memahami keadaan pihak lain. Contohnya: perjanjian gencatan senajata antara kedua negara yang sedang terlibat perang.







Arbitrase adalah bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Maka dari itu diundanglah kelompok ketiga yang tidak berat sebelah (netral) untuk mengusahakan penyelesaian. Pihak ketiga tersebut berasal dari badan yang berwenang. Contohnya: penyelesaian pertentangan antara pengusaha dan serikat buruh diselesaikan melalui arbitrase (pihak ketiga yang netral).







Mediasi adalah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai. Keputusan berdamai tergantung pihak-pihak yang betikai. Contohnya: mediasi pemerintah Republik Indonesia untuk mendamaikan faksi-faksi yang bersilih di kamboja.







Konsiliasi ialah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka kesempatan mengadakan asimilasi. Contohnya, panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusaan dan wakil karyawan untuk menyelesaikan masalah.







Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan.







Stalemate adalah bentuk dari akomodasi yang terjadik ketika kelompok terlibat pertentangan dengan kekuatan seimbang. Dengan kesadaran ke-2 belah pihak maka tidak ada yang maju ataupun mundur sehingga pertentangan akan berhenti dengan sendirinya.



3. Asimilasi (assimilation) Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan. Kemudian, individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi secara langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri. Dalam asimilasi|penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua kelompok atau dua orang berbuat asimilasi, maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu kelompok baru.



Faktor-Faktor Mempermudah/Mendorong Asimilasi - Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi ialah 



Sikap toleransi







Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi (tiap-tiap individu mendapat kesempatan yang serupa untuk mencapai kedudukan khusus atas dasar kemampuan & jasanya)







Sikap menghargai orang-orang asing dan kebudayaannya







Tingkahlaku masyarakat







Adanya Persamaan pada unsur kebudaaan







Perkawinan campuran (amalgamasi)







Adanya musuh bersama dari luar.



yang



terbuka



dari



golongan



penguasa



dalam



Faktor-Faktor Penghalang/Penghambat Asimilasi - Sebaliknya, faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut... 



Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Misalnya, orang indian di Amerika Serikat yang diharuskan bertempat tinggal di wilayah-wilayah khusus (reservation).







Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi







Memiliki perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi







Terdapat perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lain.







Terdapat perbedaan warna kulit atau ciri-ciri badaniah.







Terdapat in group feeling yang kuat. Artinya, adanya suatu perasaan yang kuat bahwa individu terikat di dalam kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan







Terdapat gangguan golongan minoritas terhadap golongan yang berkuasa. Contoh, perlakuan kasar terhadap orang-orang jepang yang tinggal di Amerika Serika sesudah pangkalan Armada Laut Amerika Serikat Pearl Harbor diserang secara mendadak oleh tentara Jepang pada tahun 1941.







Memiliki perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.



4. Akulturasi (Aculturation) Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi, selanjutnya diolah tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli sebagai penerima. Contoh Akulturasi: 



Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu







Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para penjajah menghasilkan musik keroncong



5. Paternalisme Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap kelompok anak negeri. Perekonomian suatu wilayah kadang kala dikuasi oleh kelompok pendatang, bukan oleh penduduk anak negeri (pribumi). Kaum pendatang biasanya bertindak sebagai penguasa atau pemilik modal, sedangkan penduduk pribumi sebagai buruh atau pekerja. Kondisi ini sudah berakar jauh pada masa penjajahan dimana bangsa Belanda (sebagai kelompok pendatang) menguasai bangsa Indonesia (sebagai penduduk pribumi). Penguasaan ini tidak pada bidang ekonomi ataupun perdagangan, tetapi juga di bidang pertanahan, permodalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Masalah sosial seperti ini hendaknya cepat diatasi agar tidak muncul kebencian dan konflik antara kaum pendatang dan warga pribumi (asli). B. Interaksi Sosial Disosiatif Interaksi sosial disosiatif disebut juga dengan oposisi, yang artinya bertentangan dengan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan



tertentu. Interaksi sosial disosiatif dibedakan menjadi bebeama bentuk, antara lain sebagai berikut... 1.Persaingan(competition) Persaingan merupakan proses sosial ketika terdapat ke-2 pihak atau lebih saling berlomba melakukan sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingn terjadi jikalau beberapa pihak menginginkan sesuatu dengan jumlah yang terbatas ataupun menjadi pusat perhatian umum. Seperti, ribuan remaja bersaing agar masuk jajaran 12 besar penyanyi idola. Persaingan dilakukan atas norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku di masyarakat tersebut. Kemungkin kecil, persaingan menggunakan kekerasan ataupun ancaman. Jadi, dapat disebut bahwa persaingan dilakukan dengan sehat atau sportif. Persaingan disertai dengn kekerasan, bahaya, atau keinginan untuk merugikan pihak lain, hal ini dinamakan dengan persaingan tak sehat dan bukan lagi disebut dengan persaingan akan tetapi telah menjurus kepada permusuhan atau persengketaan.Hasil dari persaingan harus diterima dengan kepala dingin, tanpa dendam sedikit pun. Mulai dari awal, Setiap pihak yang bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah. Macam-Macam Contoh Persaingan - Perhatikan beberapa contoh persaingan berikut ini... 



Contoh persaingan pada bidang ekonomi: persaingan antara produsen barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas







Contoh persaingan dalam sesuatu kedudukan: persaingan untuk menduduki jabatan strategis







Contoh persaingan dalam hal kebudayaan: persaingan dalam penyebaran ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain.



Fungsi Persaingan - Persaingan memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.. 



Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yag sama-sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi seluruhnya secara serentak. Contohnya, membangun jalan desa atau memperbaiki pos keamanan di permukiman.







Menyalurkan kepentingan dan nilai dalam masyarakat, paling utama kepentingan dan nilai dengan menimbulkan konflik. Contohnya,



dalam Provinsi Aceh warganya tak boleh berpakaian minim ataupun pendek, mereka harus berpakaian islami. 



Menyeleksi individu dengan pantas memperoleh kedudukan dan peran yang sesuai secara kemampuannya.



2.Kontravensi Kontravensi adalah sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan dengan tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat ataupun dapat juga pendirian menyeluruh masyarakat. Macam-Macam Bentuk Kontrakvensi - Menurut Leopald von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk kontravensi antara lain sebagai berikut.... 



Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, perlawanan, gangguan, dan mengancam pihak lawan.







Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan umum.







Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desasdesus.







Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.







Kontravensi taktis, misalnya provokasi dan intimidasi.



mengejutkan



kelompok



protes,



lawan



3. Pertikaian Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena adanya perbedaan yang semakin tajam antara kalangan tertentu dalam masyarakat. Kondisi perbedaan yang semakin tajam mengakibatkan amarah dan rasa benci yang mendorong adanya tindakan untuk melukai, menghancurkan, atau menyerang pihak lain. Jadi, pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.



4.Pertentanganatau konflik (conflict) Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan, kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi sosial. Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan. Akibatnya, tiap individu atau kelom berusaha menghancurkan lawan dengan ancaman atau kekerasan. Pertentangan kebanyakan yang berperan adlaam perasaan. Persaan dapat mempertajam adanya perbedaan sehingga kedua pihak berusaha saling menghancurkan. Contohnya perasaan yang menimbulkan konflik adalah benci, iri dan sentimen. Pertentangan tidak selalu bersifat negatif. Pertentangan menjadi alat untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan juga menghasilkan suatu kerja sama karena kedua pihak saling introspeksi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan. Contoh dampak positif pertentangan (konflik) adalah perombakan aturan-aturan yang membatasi hak politik warga negara di masa Orde Baru. Bentuk-Bentuk Pertentangan - Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus antara lain sebagai berikut... 



Pertentangan pribadi, adalah individu yang sejak mereka mulai berkenalan sudah tidak slaing menyukai. Awal buruk dikembangkan akan menimbulkan kebencian. Masing-masing pihak akan berusaha menghancurkan pihak lawan.







Pertentangan rasial, adalah pertentangan yang terjadi karena kepentingan kebudayaan. Keadaan bertambah buruk jika terdapat salah satu ras yang menjadi golongan minoritas.







Pertentangan antarkelas sosial, adalah pertentangan yang terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan kepentingan antara majikan dan buruh.







Pertentangan politik. adalah pertentangan yang terjadi antargolongan dalam masyarakat antara negara-negara berdaulat.



Contohnya, pertentangan yang terjadi antarpartai poltiik menjelang pemilu atau pertentangan antarnegara. 



Pertentangan yang bersifat internasional, adalah pertentangan yang disebabkan oleh kepentingan yng lebih luas menyangkut kepentingan naional dan kedaulatan masing-masing negara. Jika terdapat pihak yang tak dapat mengendalikan diri, maka akan terjadi peperangan.



Proses Perubahan Sosial (Proses Difusi, Akulturasi, Asimilasi dan Akomodasi) - Dalam sosiologi, perubahan sosial merupakan konsep yang sangat penting, mengingat sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, sementara masyarakat selalu berkembang dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan, setiap masyarakat betapapun tingkat peradabannya, ia selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, dalam sosiologi kita mengenal sebuah pemikiran “tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri”. Lalu bagaimanakah proses perubahan sosial itu ? Proses perubahan sosial dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi. 1. Difusi



Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang meliputi ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Merujuk pada pengertian difusi di atas, maka kita dapat membedakan dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat. a. Difusi intramasyarakat (intrasociety diffusion) adalah difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. 1) Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan.



2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain. 3) Unsur baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima. 4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak. 5) Pemimpin atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut. b. Difusi antarmasyarakat (intersociety diffusion) adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah sebagai berikut. 1) Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. 2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut. 3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut. 4) Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut. 5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut. 6) Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut. Sementara itu, masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat melalui difusi dapat dilakukan dengan cara perembesan damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik. a. Perembesan damai (penetration passifique) adalah masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa menggunakan kekerasan dan paksaan. Namun demikian, cara ini justru mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya pengenalan internet sebagai alat komunikasi dan informasi yang disambut baik oleh masyarakat. b. Perembesan dengan kekerasan (penetration violente) adalah masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan penggunaan kekerasan dan paksaan, Contohnya penaklukan bangsa lain melalui penjajahan. c. Simbiotik adalah proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan.



Ada tiga macam proses simbiotik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik. 1) Mutualistik adalah simbiose yang saling menguntungkan. 2) Komensalistik adalah simbiose di mana satu pihak merasa diuntungkan dan pihak lain merasa tidak diuntungkan, namun juga tidak dirugikan. 3) Parasitistik adalah simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak lain menderita kerugian. 2. Akulturasi Istilah akulturasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsurunsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri. Proses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat. Di samping pengertian di atas, ada beberapa pandangan dari para ahli mengenai akulturasi, di antaranya adalah sebagai berikut. a. Redfield, Linton, dan Herskovits, merumuskan bahwa akulturasi meliputi suatu fenomena yang timbul sebagai akibat adanya kontak secara langsung dan terus-menerus antara kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya perubahan kebudayaan asli dari kedua masyarakat yang bersangkutan. b. A.L. Kroeber, mendefinisikan akulturasi sebagai salah satu bentuk perubahan kebudayaan yang disebabkan pengaruh dari luar. Pengaruh itu bisa berjalan secara timbal balik atau hanya satu pihak saja. Suatu akulturasi dapat terjadi apabila di antara keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, serta menunjukkan adanya saling membutuhkan untuk kemudian dijadikan bagian dari kebudayaan masing-masing. c. J.L. Gillin dan J.P. Gillin, menjelaskan bahwa akulturasi adalah suatu proses di mana masyarakat yang berbeda-beda dalam kebudayaannya itu mengalami perubahan dengan adanya kontak langsung dan lama, akan



tetapi tidak sampai pada percampuran yang menyeluruh dari dua kebudayaan tersebut. d. Koentjaraningrat, mengatakan bahwa proses akulturasi itu timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaannya dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan sendiri. Akulturasi dapat terwujud melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, di antaranya adalah sebagai berikut. a. Kontak budaya bisa terjadi antara seluruh anggota masyarakat atau sebagian saja, bahkan hanya individu-individu dari dua masyarakat. Adapun unsur kebudayaan yang dijadikan bahan akulturasi berbeda-beda bentuknya. Contohnya kontak budaya dalam bidang keagamaan. b. Kontak budaya dapat berjalan melalui perdamaian antara dua kelompok masyarakat yang bersahabat, maupun melalui permusuhan antarkelompok. c. Kontak budaya dapat timbul di antara masyarakat yang mempunyai kekuasaan, baik dalam bidang politik maupun ekonomi pada masyarakat yang dikuasai. d. Kontak kebudayaan antara dua masyarakat dapat berlangsung dalam kadar keterpengaruhan yang sama besar, maupun berbeda besarnya. Hal itu disebabkan karena kedua budaya itu mempunyai perbedaan dalam kekuatannya. e. Kontak budaya dapat terjadi melalui aspek-aspek materiil maupun nonmateriil dari suatu kebudayaan yang sederhana kepada kebudayaan yang lebih kompleks yang satu dengan kebudayaan yang kompleks lainnya. 3. Asimilasi Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaankebudayaan dari golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya



yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya. Dengan demikian akan muncul kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan campuran di antara golongan-golongan yang saling bertemu itu. Pada dasarnya asimilasi dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Sementara itu Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi akan timbul jika ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri. 4. Akomodasi Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin, akomodasi diartikan sebagai suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Dengan demikian akomodasi merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya keseimbangan dalam hubunganhubungan sosial antara perorangan dan kelompok-kelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.



Pengertian dan Contoh Asimilasi Asimilasi adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan dari luar yang bercampur dengan unsur-unsur kebudayaan lokal sehingga menjadi unsur kebudayaan baru yang berbeda. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. (Wikipedia) Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam proses asimilasi.



Pertama, masyarakat harus dapat menghargai unsur-unsur asing dan kebudayaan yang dibawanya. Tidak semua unsur-unsur asing berdampak negatif. Banyak hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari unsur-unsur asing tersebut. Kedua, adanya toleransi antarkebudayaan yang berbeda. Toleransi adalah sikap menghargai kebudayaan atau pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Adanya toleransi antarkebudayaan memungkinkan kebudayaankebudayaan yang berbeda dapat hidup berdampingan secara damai. Masyarakat yang memiliki rasa toleransi tinggi cenderung mampu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada. Ketiga, adanya sikap terbuka. Masyarakat yang senantiasa menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dengan sikap terbuka, akan dapat hidup dengan sejahtera. Hal-hal yang dapat menghambat asimilasi antara lain rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan lain, ketakutan terhadap kebudayaan atau unsur-unsur baru, sikap superior yang menilai tinggi kebudayaannya sendiri, perbedaan kepentingan, dan letak geografis yang terisolasi.



Pengertian akulturasi



Akulturasi



Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yg saling bertemu dan saling mempengaruhi.



Atau bisa diartikan juga bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dl suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Akulturasi dapat juga dimaknai sebagai proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.



Menerima Unsur-Unsur Baru Keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat merupakan keadaan yang diidam-idamkan. Dengan keseimbangan, seluruh unsur-unsur kemasyarakatan akan benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Setiap terjadi gangguan terhadap keadaan seimbang tersebut, masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembagalembaga kemasyarakatan dengan maksud untuk menerima suatu unsur baru. Sebagai contoh, dewasa ini kebaya menjadi tren kembali untuk dijadikan busana resmi kaum muda. Sebelumnya, ada rasa keengganan untuk mengenakan busana tersebut karena menganggap kebaya merupakan pakaian ”orang dahulu” yang sudah ketinggalan zaman. Namun, melalui berbagai modifikasi akhirnya kebaya menjadi pakaian yang digemari oleh kaum muda dan seolah menjadi busana wajib untuk menghadiri acara-acara resmi.