Askeb Prakonsepsi Dengan Infertil Primer-2 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • wulan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. E DENGAN INFERTIL DI PMB GEMILANG YULIANA TAHUN 2021



Oleh : YULIANA,S.ST NIM: 210703044



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA 2021 LEMBAR PERSETUJUAN ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. N DENGAN INFERTIL DI PMB GEMILANG YULIANA TAHUN 2021



Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji Pembimbing I (Tanda Tangan)



Novita, SKM, SST, MARS



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Nn. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana Tahun 2021



” Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak



mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta. 2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta. 3. Maryani.M.Keb. Kaprodi Profesi Kebidanan Stikes Abadi Nusantara Jakarta 4. Ibu Novita, SKM, SST, MARS Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikanperbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis. 5. Kedua orangtua tercinta, serta keluarga besar yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih sayang serta selalu memberi semangat kepada penulis. Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Lebak , 20 November 2021 Penulis Yuliana,S.ST



Daftar Isi Halaman Judul .................................................................................................................. Lembar Persetujuan.......................................................................................................... Kata Pengantar.................................................................................................................. Daftar Isi............................................................................................................................. BAB 1 Pendahuluan ......................................................................................................... A. Latar Belakang........................................................................................................ B. Rumusan Masalah.................................................................................................... C. Tujuan Studi Pustaka............................................................................................... BAB II Tinjauan Teori...................................................................................................... A. Infertilitas ................................................................................................................ 1. Definisi Infertilitas ............................................................................................ 1.2 Epidemologi ................................................................................................ 1.3 Penyebab Dan Faktor Resiko...................................................................... 1.4 Klasifikasi ................................................................................................... 2. Jenis – Jenis Infertil........................................................................................... 3. Ciri – Ciri Pasangan Yang Mengalami Infertil.................................................. 4.



Faktor – Faktor Yang Mengalami Infertil .......................................................



5. Penyebab Infertil................................................................................................ 6. Penanganan Infertil ........................................................................................... BAB III Tinjauan Kasus................................................................................................... BAB IV Pembahasan......................................................................................................... BAB V Penutup.................................................................................................................. A. Kesimpulan ............................................................................................................. B. Saran ....................................................................................................................... Daftar Pustaka ..................................................................................................................



A. Latar Belakang



BAB I PENDAHULUAN



Infertilitas adalah gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengan



kegagalan mengalami kehamilan setelah 12 bulan atau lebih dan telah melakukan hubungan sanggama tanpa kontrasepsi secara teratur (Cavallini & Beretta, 2015). Infertilitas dapat dibagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah jika seorang wanita belum pernah memiliki anak karena tidak pernah terjadi kehamilan atau pernah mengalami kehamilan tetapi tidak pernah terjadi kelahiran hidup. Sedangkan infertilitas sekunder jika seorang wanita tidak mampu untuk memiliki anak yang disebabkan karena tidak terjadinya kehamilan atau pernah mengalami kehamilan tetapi tidak terjadi kelahiran hidup dengan syarat sebelumnya wanita tersebut pernah mengalami kehamilan atau pernah terjadi kelahiran hidup ((Mascarenhas et al., 2012). Infertilitas tidak hanya merupakan suatu masalah kesehatan, tetapi juga suatu masalah sosial. Masalah infertilitas dapat mempengaruhi hubungan interpersonal, perkawinan dan sosial, serta dapat menyebabkan gangguan secara emosional dan psikologis yang signifikan (Karimi et al., 2015). Dari semua pasangan yang aktif secara seksual, 12 – 15 % mengalami infertilitas (Parekattil & Agarwal, 2012). Pada tahun 2010, infertilitas diperkirakan terjadi pada 48,5 juta pasangan di seluruh dunia. Wanita yang berumur 20 – 44 tahun yang ingin memiliki anak mengalami infertilitas primer sebesar 1,9% dan 10,5 % wanita mengalami infertilitas sekunder (Mascarenhas et al., 2012). Penyebab infertilitas multifaktorial. Faktor pria dan wanita sebagai penyebab infertilitas sekitar 26%, faktor wanita menyumbangkan 39% dari penyebab infertilitas, faktor pria sekitar 20%, dan faktor yang belum diketahui penyebabnya sekitar 15%. (Nieschlag et al., 2010). Di Indonesia, 20-30% penduduk mengalami gangguan infertilitas (Hidayah, 2007). Dari data Biro Pusat Statistik di Indonesia, diperkirakan terdapat 12% pasutri yang tidak mampu membuahkan keturunan. Berdasar survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta orang) yang infertil. Kini, para ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20% dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia. Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari laki-laki,



40% dari wanita, 10% dari laki-laki dan wanita dan 10% tidak diketahui (Ahsan dkk, 2012). Infertilitas yang disebabkan oleh faktor pria mengenai sekitar 7% dari populasi pria (Velazquez & Tanrikut, 2014). Faktor pria berkontribusi terhadap infertilitas hampir 50% dari pasangan infertil dan 20-30% ditemukan sebagai penyebab tunggal dari pasangan infertil. Faktor pria sebagai penyebab infertilitas yang disebabkan oleh abnormalitas pada analisis semen ditemukan sebanyak 26,4% kasus (Sabanegh, 2011). Sekitar separuh dari kasus infertilitas pada pria dapat dikaitkan dengan faktor pada pria melalui rendahnya persentase motilitas sperma dan/atau jumlah sperma yang sedikit. Berdasarkan



latar



belakang



di



atas,



maka



peneliti



tertarik



untuk



memberikan asuhan dengan judul “Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny. E dengan Amenore Sekunder di PMB Gemilang Yuliana Tahun 2021” A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana Tahun 2021” B. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Memberikan “Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana Tahun 2021 2. Tujuan Khusus -



Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021



-



Mampu menginterpretasi data dasar pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021



-



Mampu mengidentifikasikan diagnosa potensial pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021



-



Mampu



menetapkan



kebutuhan



tindakan



segera



pada



Mampu



merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021 -



Mampu melaksanakan perencanaan yang sesuai dengan pengkajian pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021



-



Mampu melaksanakan perencanaan yang sesuai dengan pengkajian pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1.Definisi Infertilitas Infertilitas memiliki beberapa definisi yang seringkali digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda.Definisi infertilitas secara klinis menurut World Trade



Organization



(WHO)



adalah



ketidakmampuan



pasangan



untuk



memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi.Definisi klinis ini digunakan untuk deteksi dini dan kepentingan terapi pada infertilitas. Definisi tersebut didasarkan pada riwayat medis seseorang sebelumnya dan tes diagnostik yang menunjang secara klinis untuk menentukan terapi sesuai indikasi. Definisi infertilitas secara klinis dapat digunakan untuk memantau kasus infertilitas, tetapi kurang tepat jika digunakan sebagai istilah dalam studi populasi. Oleh karena itu, secara demografis istilah infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan wanita dalam usia reproduksinya untuk memperoleh kelahiran hidup dalam kurun waktu 5 tahun dalam situasi yang mendukung kehamilan.Pada definisi ini, kelahiran bayi yang hidup menjadi tolak ukur dalam penentuan infertilitas. Periode 5 tahun yang digunakan dalam istilah ini mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk hamil dan melahirkan. Selain itu juga membantu menyingkirkan hal-hal yang tidak dilaporkan tetapi memengaruhi infertilitas, seperti periode abstinensia seksual setelah melahirkan, amenorea karena menyusui dan perpisahan sementara antar pasangan. 1.2 Epidemologi Hingga saat ini, tingginya angka infertilitas masih menjadi permasalahan di dunia.18 Studi yang dilakukan pada tahun 2006 menyatakan bahwa 72,4 juta wanita di dunia mengalami infertilitas. Sementara itu, menurut studi pada tahun 2010, , 48,5 juta pasangan di dunmengalami masalah infertilitas. Perbedaan ini dikarenakan pada studi yang dilakukan pada tahun 2006



menggunakan algoritmayang berbeda dan menggunakan sumber data yang lebih sedikit dibandingkan dengan studi yang dilakukan pada tahun 2010l.2 Studi lainnya yang dilakukan pada tahun 2008 menyatakan bahwa sekitar 8% – 12% pasangan usia reproduktif di dunia mengalami masalah infertilitas, dengan rata-rata prevalensi dunia yaitu sebesar 9%.18 Insidensi infertilitas dikaitkan dengan perbedaan geografis. Di beberapa negara di barat Afrika, tingkat infertilitas mencapai 50%, sedangkan di barat Eropa tingkat infertilitas berkisar 12%. Penyebab infertilitas juga dikaitkan dengan perbedaan geografis. Faktor risiko infertilitas paling umum di negara-negara bagian barat adalah usia, sedangkan di Afrika adalah penyakit menular seksual. Distribusi penyebab infertilitas yang hampir sama ditemukan di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, tetapi berbeda dengan Afrika yang mayoritas penyebab infertilitas pada wanita adalah faktor tuba. PID karena penyakit menular seksual adalah penyebab utama infertilitas karena masalah pada tuba. 1.3 Penyebab dan Faktor Resiko 1.3.1 wanita Infertilitas pada wanita menjadi faktor penyebab infertilitas pada pasangan sebesar 40%. Berdasarkan studi yang dilakukan WHO, penyebab infertilitas pada wanita diantaranya: faktor tuba 36%, ovulatory disorders 33%, endometriosis 6%, dan tidak diketahui sebesar 40%. 1) Gangguan Ovulasi Gangguan pada ovulasi merupakan penyebab infertilitas yang cukup sering, yaitu berkisar 30% - 40% dari semua kasus infertilitas pada wanita. Periode ovulasi normal pada wanita adalah 25 – 35 hari, dengan periode paling sering yang dialami mayoritas wanita adalah 27 – 31 hari. Gejala utama yang perlu diamati untuk mendiagnosis faktor ovulasi sebagai penyebab infertilitas meliputi anovulasi dan oligo-ovulasi. Anovulasi merupakan suatu kondisi tidak terjadinya ovulasi pada wanita, sedangkan oligo-ovulasi merupakan istilah yang menggambarkan ketidakteraturan ovulasi.21 Kasus anovulasi 90% disebabkan oleh polycystic ovaries syndrome (PCOS). Pada PCOS, androgen diproduksi dalam jumlah besar, yang



diikuti oleh tingginya kadar luteinizing hormone (LH) dan rendahnya kadar follicle-stimulating hormone (FSH). Hal tersebut menyebabkan hambatan dalam pematangan folikel.4 Manifestasi klinis pada PCOS dapat berupa siklus menstruasi tidak normal (amenorea atau oligomenorea), hirsutisme, obesitas, dan timbulnya jerawat. 2) Faktor Tuba, Paratuba, dan Peritoneal Penyebab lain infertilitas adalah faktor tuba fallopi, paratuba dan peritoneal. Faktor tuba dan peritoneal menjadi 30%- 40% penyebab infertilitas pada wanita. Faktor tuba meliputi kerusakan maupun obstruksi pada tuba fallopi dan biasanya terkait dengan riwayat PID, operasi tuba dan operasi pelvis. Faktor peritoneal meliputi adhesi perituba dan periovarium, yang biasanya merupakan akibat dari PID, operasi, maupun endometriosis. PID akibat penyakit menular seksual yang ditransmisikan oleh mikroorganisme seperti gonococcus dan chlamydia adalah penyebab utama infertilitas karena faktor tuba. Infeksi berulang akan menyebabkan perubahan pada mukosa tuba fallopi, adhesi intratubular, dan obstruksi pada bagian distal tuba fallopi. Riwayat PID berkaitan dengan peningkatan risiko infertilitas. Suatu studi meyatakan bahwa riwayat PID pertama, kedua, dan ketiga kali, berturut-turut memiliki risiko infertilitas sebesar 12%, 23%, dan 54%. 3) Gangguan pada Uterus Gangguan pada uterus dapat memengaruhi infertilitas, seperti abnormalitas bentuk uterus dan septum intrauterin. Abnormalitas pada



uterus



yang



memengaruhi



infertilitas



meliputi



polip



endometrium, fibroid submukosa, anomali duktus mulleri, dan defek pada fase luteal. Diagnosis dan terapi terhadap abnormalitas pada uterus dapat meningkatkan keberhasilan terapi pada pasien infertil. 4) Hormonal Ketidakseimbangan hormonal dapat memengaruhi infertilitas melalui sekresi gonadotrophin- releasing hormone (GnRH) oleh hipotalamus, sehingga akan menginduksi kelenjar hipofisis yang dapat mengontrol kelenjar lainnya di tubuh. Kelainan hormonal



dapat



memengaruhi



ovulasi,



seperti



pada



hipertiroidisme,



hipotiroidisme, PCOS, dan hiperprolaktinemia. Perubahan hormonal pada aksis hipothalamus-hipofisis-adrenal dapat dipengaruhi oleh stress. Sebuah studi pada wanita infertil akibat endometriosis menyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar prolaktin pada wanita infertil. Hiperprolaktinemia menyebabkan infertilitas dengan cara menghambat GnRH. Hambatan pada sekresi GnRH selanjutnya akan menghambat hormon yang berperan dalam aktivitas reproduksi wanita, seperti LH dan FSH. 5) Perubahan Masa Tubuh Perubahan masa tubuh diketahui memiliki pengaruh terhadap terjadinya infertilitas. Banyaknya lemak tubuh menyebabkan meningkatnya produksi estrogen yang diinterpretasikan tubuh sebagai kontrasepsi, sehingga menurunkan kesempatan untuk mendapatkan kehamilan.23 Suatu penelitian menyebutkan bahwa Indeks Masa Tubuh (IMT) ≥ 29,5 berhubungan dengan peningkatan risiko infertilitas. 6) Usia Seiring bertambahnya usia, laju konsepsi menurun sebagai akibat dari menurunnya kualitas dan jumlah ovum. Hal ini mengakibatkan kesempatan hamil menurun 3% – 5% per tahun setelah usia 30 tahun dan akan lebih besar penurunannya setelah usia 40 tahun. 1.3.2 Pria Definisi pria infertil merujuk pada ketidakmampuan pria dengan pasangannya yang fertil untuk memperoleh kehamilan. Infertilitas pada pria menjadi penyebab 40% - 50% kasus infertilitas pada pasangan infertil. Infertilitas pada pria disebabkan karena banyak faktor, dari proses gametogenesis hingga ejakulasi, abnormalitas genetik, infeksi, defek struktural, ketidakseimbangan hormonal, dan faktor lingkungan. Baru-baru ini, reactive oxygen species (ROS) juga dikaitkan dengan penyebab kerusakan sperma sebesar 30% - 80% kasus.6 Sekitar 30% 40% penyebab infertilitas pada pria tidak diketahui penyebabnya. Pada kasus



ini



pria



tidak



memiliki



riwayat



medis



terkait



infertilitas,



menunjukan tanda-tanda normal pada pemeriksaan fisik, endokrin,



genetik, dan tes laboratorium. Namun, pada analisis semen ada kemungkinan didapatkan temuan patologis. 1) Penyebab Pre-testikuler Penyebab pre-testikuler meliputi kondisi yang tidak mendukung bagi testis, kondisi hormonal yang buruk, dan kesehatan fisik yang buruk. Pengaruh obat-obatan juga dapat memengaruhi kondisi



hormonal



spironolactone



pada yang



pria,



seperti



dapat



cimetidine



menurunkan



dan kadar



FSH, yang bekerja pada sel Sertoli untuk meningkatkan spermatogenesis. Selain pengaruh obat-obatan, gaya hidup seperti konsumsi alkohol, ganja, dan merokok dapat menurunkan fertilitas



pria.Sebuah



studimenyebutkan



bahwa



rokok



menyebabkan penurunan enzim superoxide dismutase pada semen, yang berperan pada jalur stress oksidatif. Superoxide dismutase berkorelasi dengan jumlah dan durasi merokok; penurunan volume, jumlah, dan motilitas sperma pada perokok. 2) Penyebab Testikuler



Penyebab testikuler meliputi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas semen yang diproduksi testis. Faktorfaktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas semen tersebut diantaranya adalah usia, defek pada kromosom Y (Sindrom Klinifelter), neoplasma, infeksi mumps virus, dan penyebab idiopatik. 3) Penyebab Post-testikuler



Penyebab post-testikuler memengaruhi sistem genitalia pria setelah produksi sperma. Faktor tersebut meliputi gangguan ejakulasi, seperti ejakulasi retrograde, anejakulasi dan obstruksi Vas deferens. Selain itu, infeksi pada organ genitalia pria, seperti prostitis, juga dapat menjadi faktor penyebab post-testikuler. 1.4 Klasifikasi Infertilitas



dapat



dibedakan



menjadi



primer



maupun



sekunder.



Infertilitas primer terjadi jika wanita belum pernah memperoleh kehamilan atau pernah memperoleh kehamilan tanpa kelahiran bayi yang hidup.



Infertilitas sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah memperoleh kehamilan dengan kelahiran hidup



2.1 Jenis-jenis Infertilitas Munurut Djuwantono (2008) Secara medis infertil terbagi menjadi dua jenis, yaitu a. Infertil Primer Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 23 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. b. Infertil sekunder Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Sebanyak 60% - 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada satu tahun usia pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 pernikahan mereka. Sebanyak 10% - 20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak akan memiliki anak, Djuwantono (2008). 3.1 Ciri-ciri Pasangan yang Mengalami Infertilitas Pasangan yang mengalami infertilitas memiliki ciri-ciri berikut: a.



Pasangan tersebut memiliki keinginan untuk memiliki anak.



b.



Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, isteri belum mendapatkan kehamilan



c.



Melakukan hubungan seksual 2-3 kali dalam seminggu dalam kurun waktu satu tahun



d.



Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.



4.1 Faktor-faktor yang Menyebabkan Infertilitas Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita adalah



karena terjadinya beberapa gangguan, yaitu : a. Gangguan Organ Reproduksi 1) Terjadinya infeksi pada vagina sehingga meningkatkan keasaman



vagina yang akan membunuh sperma, serta pengkerutan vagina yang akan menyebabkan terhambatnya transportasi sperma ke vagina. 2) Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang



mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mucus yang berada di serviks sedikit, maka perjalanan sperma ke dalam rahim akan terganggu. Selain itu bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak bias masuk ke dalam rahim. 3) Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus



yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang menyebabkan adhesi tuba falopii dan terjadi abstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu. b. Gangguan Ovulasi Gangguan ovulasi dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus dan hipofise.Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi. c. c. Kegagalan Implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak berkembang dengan baik dan terjadilah abortus. 1) Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang



berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing.Reaksi ini dapat menyebabkan



abortus spontan pada wanita hamil. 2) Faktor lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok,



gas anastesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan. Adapun pada pria, faktor-faktor yang menyebabkan infertilitas yaitu karena adanya beberapa kelainan umum : a. Abnormalitas sperma ; morfologi dan motilitas. b. Abnormalitas ejakulasi ; ejakulasi retrograde dan hipospadia. c. Abnormalitas ereksi d. Abnormalitas



cairan



semenperubahan



PH



dan



perubahan



komposisi kimiawi. e. nfeksi pada saluran genital yang meninggalkan jarinagn parut sehingga terjadi penyempitan obstruksi pada saluran genital f. Lingkungan : radiasi, zat kimia dan obat-obatan. 5.1 Penanganan Infertilitas Menurut Permadi (2008) beberapa cara dalam menangani infertilis, yaitu: a. Penanganan infertilitas pada wanita 1) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lender serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital. 2) Pemberian terapi obat b. Penanganan infertilitas pada pria 1) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat. 2) estosteron



Enantat



dan



testosteron



spionat



untuk



stimulasi



kejantanan. 3) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis 4) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus 5) Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma. 6) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas



dan ketat. 6.1 Pencegahan Infertilitas Ada beberapa cara pencegahan infertilitas menurut Steven R.B (2002). Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu setiap infeksi\ didaerah tersebut harus ditangani serius. a. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma. b. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan sperma. c. Berperilaku dan pola hidup sehat 7.1 Masalah yang Timbul Dalam Pernikahan Akibat Infertilitas Vaughan (dalam Santoso, 1994) mengemukakan bahwa masalah umum yang sering terjai alam keluarga pasangan infertil adalah sebagai berikut : a.



Perselingkuhan Perselingkuhan merupakan sikap tidak berterus terang , tidak jujur,



suka menyembunyikan sesuatu atau hal-hal tertentu untuk kepentingan pribadi (KBBI :1991). Perselingkuhan merupakan keterlibatan seksual dengan orang lain yang bukan merupakan pasangan resminya. Alasan-alasan umum terjadinya perselingkuhan : 1) Ingin melarikan diri secara emosional dari pasangannya. 2) Marah, dendan atau permusuhan yang terpendam terhadap pasangannya. 3) Ketidakhadiran anak di dalam keluarga 4) Ingin melakukan lebih banyak seks atau hal-hal yang menyerupai perbuatan seksual yang tidak ia dapatkan atau berbeda dari pasanganny b.



Poligami Dalam



istilah



antropologi



sosial,



Poligami



merupakan



praktik



pernikahan kepada lebih dari satu suami atau isteri (sesuai dengan jenis



kelamin yang bersangkutan). Macam-macam poligami : 1. Poligami :Yaitu seorang pria yang memiliki beberapa istri sekaligus



pada masa lalu, biasanya ditemukan pada kaum bangsawan. 2. Poliandri : Yaitu seorang wanita yang memiliki beberapa suami



sekaligus, pada masa lalu, biasanya juga dilakukan oleh wanita-wanita bangsawan. 3. Group Marriage : Yaitu pernikahan kelompok, atau kombinasi dari



poligami dan poliandri. c. Adopsi



Adopsi



merupakan



pengangkatan



anak,



yang



merupakan



suatu



perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dar lingkungan kekuasaan orang tuanya atau walinya yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut kedalam lingkungan keluarga orang tua angkat. d. Tekanan dari keluarga



Salah satu masalah yang juga akan terjadi pada pasangan yang mengalami infertilitas adalah adanya tekanan dari kalangan keluarga yang selalu menuntut pasangan untuk menghasilkan keturunan. Namun seharusnya orang tua maupun kalangan keuarga agar tidak menyudutkan anak-anak mereka yang telah menikah namun belum memiliki keturunan. Berikan mereka dukungan tulus, bukan desakan. Hindari kata-kata yang membandingkan mereka dengan pasangan lainnya karena hal tersebut hanya akan menyinggung dan menyakiti perasaan mereka. Selain itu bersikaplah adil dengan tidak menyalahkan salah satu pihak. e. Gunjingan



Gunjingan dari lingkungan atau masyarakat biasanya akan timbul seiring ketidakhadiran anak pada pasangan infertil. f.



Perceraian Perceraian merupakan kalminasi dari penyelesaian perkawinan yang buruk, dan yang terjadi bila antara suami-istri sudah tidak mampu mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak (Hurlock, 1996 )



BAB III TINJAUAN KASUS FORMULIR PENGKAJIAN KASUS Nama pengkaji :Yuliana,S.ST Hari/ Tanggal : 20 November 2021 Waktu pengkajian :15:20 wib Tempat pengkajian :PMB Gemilang Yuliana Data Subjektif I. Identitas Nama Istri



Ny. Enur Nurhayati



Nama suami



Tn. Aryo Cahyomurti



Umur



32 tahun



Umur



38 tahun



Agama



Islam



Agama



Islam



Pendidikan



S1



Pendidikan



S1



Suku/ Kebangsaan



Sunda/Indonesia



Suku/Indonesia



Jawa /Indoneisa



Pekerjaan



IRT



Pekerjaan



Wiraswasta



Alamat



Kp.



Cihaur



Leuwidamar



No. Hp



Ds Alamat Kec.



Kp. Cihaur Ds. Leuwidamar Kec.



Leuwidamar, Lebak



Leuwidamar



Banten



Lebak Banten



08156510600



No. Hp



-



2. Keluhan saat ini Ibu mengatakan datang ke PMB untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 4 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, hubungan seks dilakukan kurang teratur karena suami bekerja diluar kota , pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun 3. Riwayat menstruasi:  Umur menarche :15 th  Lamanya haid:7 hari  Jumlah darah haid :2xgantipembalut  Haid terakhir: 16-11 -2021  Gangguan haid :nyeri perut seperti kram setiap haid 4. Riwayat Identitas Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama, usia ibu saat menikah 28 tahun dan usia suami 32 tahun , lama pernikahan 4 tahun.  Pernikahan ke-1 umur: 28 tahun dengan suami: 34th 5. Riwayat Ginekologi:  Infertilitas : Primer  Infeksivirus : belum pernah melakukan pemeriksaan  PMS :tidak ada tanda-tanda  CervisitisCronis : :tidak dilakukan pemeriksaan  Endometriotis: :tidak dilakukan pemeriksaan  Myoma :tidak dilakukan pemeriksaan  Polipservix :tidak dilakukan pemeriksaan  Kanker kandungan: :tidak dilakukan pemeriksaan  Operasi kandungan : :tidak dilakukan pemeriksaan  Perkosaan : :tidak ada 6. Riwayat obstetric



Belum pernah hamil 7. Riwayat Kesehatan Ibu belum pernah mempunyai riwayat penyakit berat.belum pernah di rawat, tidak ada alergi obat dan makanan 8. Riwayat Imuniasasi TT Ibu pernah melakukan imunisasi 1 kali sebelum menikah 9. Riwayat Kontrasepsi Selama menikah ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun 10. Riwayat Sosial Budaya  Ibu dan suami tidak mengkonsumsi narkoba dan minuman beralkohol  Ibu dan suami tidak merokok  Ibu jarang melakukan olahraga  Dalam sehari-hari ibu mempunyai waktu tidur yang cukup sedangkan suami sering tidur larut malam  Ibu dan suami rajin mengonsumsi sayur,ikan,dan minum yang cukup  Beban kerja dan aktivitas sehari – hari : Melakukan pekerjaan seharihari dengan bekerja sebagai guru DATA OBJEKTIF 1. Keadaan umum:Baik 2. Kesadaran: Composmentis 3. Keadaan emosional : Stabil 4. TB:155 Cm BB:67 Kg IMT :27,89 5. TTV Tekanan Darah:100/70mmHg Nadi:84 X/Menit Respirasi20 X/Menit Suhu: 36, 5°C 6.



Pemeriksaan penunjang







HB



: 12 gr%







GolongandarahABOdanRhesus:B/+







TORCH



:Tidak dilakukan







Urin lengkap



:Tidak dilakukan







Sipilis



:Tidak dilakukan







HbsAg



:Tidak dilakukan







Glukosadarah



:Tidak dilakukan



Asessment Ny. E umur 32 tahun dengan Infertilitas Primer C. PENATALAKSANAAN 1. Melakukan informed consent ( ibu mau dilakukan pemeriksaan) 2.



Menganjurkan ibu pola hidup sehat , olahraga teratur , memakan makanan yang sehat tidak mengandung pengawet, dan menghindari stress ( ibu mengerti dengan



kondisinya saat ini ) 3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa frekuensi seksual juga memengaruhi terjadinya kehamilan (ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan) 4. Memberitahu ibu untuk menghitung masa suburnya dan memeriksa tanda-tanda dalam masa subur. Mengatur dan melakukan hubungan saat masa subur 2-3 kali dalam seminggu (ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan ) 5. Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa saja yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung protein seperti daging serta mengandung vitamin E contohnya kecambah. (ibu mau makan – makanan yang disarankan. 6. Memberikan dukungan / support kepada ibu dan suami supaya untuk meyakinkan diri ( ibu dan suami merasa tenang ) 7. Menganjurkan pasien datang lagi bila masih ada keluhan. (ibu mau kunjungan ulang apabila ada keluhan ) 8. Menyarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis untuk pemeriksaan hormone dan kualitas sperma ( Ibu dan suami bersedia untuk memeriksakan diri ) 10..Melakukan pendokumentasian (pendokumentasain sudah dilakukan)



Dokumenatsi Asuhan Kebidanan Dalam Bentuk Phatway



Tanda / Gejala / keluhan secara teori: Munurut Djuwantono (2008)



Secara medis infertil terbagi menjadi dua jenis, yaitu Infertil Primer Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.



PRAKONSEPSI Diagnosa : Ny. E Umur 32 Tahun Dengan Infertil Primer Masalah : ibu belum mengetahui tentang perencanaan kehamilan



Tanda / Gejala / keluhan yang dialami pasien : Subjektif : Pasien mengatakan datang ke PMB untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 4 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, hubungan seks kurang teratur ,tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun Objektif Keadaanumum :baik Kesadaran :composmentis Keadaan emosional: stabil



Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / keluhan yang dialami pasien) :



Definisi infertilitas secara klinis menurut World Trade Organization (WHO) adalah ketidakmampuan pasangan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi.Definisi klinis ini digunakan untuk deteksi dini dan kepentingan terapi pada infertilitas. Definisi tersebut didasarkan pada riwayat medis seseorang sebelumnya dan tes diagnostik yang menunjang secara klinis untuk menentukan terapi sesuai indikasi.



Tb:155cm bb:67 kg IMT :27,9 TTV Tekanan Darah :100/70mmHg Nadi:84 X/Menit Respirasi20 X/Menit Suhu: 36, 5°C



Rasionaliasai :



Asuhan yang diberikan : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa frekuensi



seksual



juga



memengaruhi



1.



Frekuensi hubungan normal 2-3 kali per minggu



2.



Dengan menerapkan pola hidup sehat maka akan meningkatkan tingkat kesuburan dan berolahraga dapat



terjadinya



menurunkan risiko terjadinya obesitas



kehamilan 2. Menganjurkan ibu pola hidup sehat , olahraga teratur ,



3.



antara sel telur dan sperma



memakan makanan yang sehat tidak mengandung pengawet, dan menghindari stres



4.



makanan yang mengandung



meningkatkan kesuburan



saat masa subur 4. Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa saja



5.



yang banyak mengandung protein seperti daging serta



Dengan diberikan dukungan pasien akan tetap optimis dalam merencanakan kehamilan



yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu makanan 6.



Asam folat dapat meningkatkan kesuburan karena dapat memelihara kesehatan dan fungsi indung telur ( ovarium)



mengandung vitamin E kepada pasutri supaya mereka



7.



Dengan melakukan pemeriksaan USG dengan dokter



mempunyai harapan yang realistis pada setiap sesi



kandungan, pasien akan mengetahui apakah ada



pengobatan



kelainan yang menyebabkan terjadinya infertilitas



6. Memberikan suplemen asam folat 400mcg 1x1 7



Dengan mengonsumsi



protein dan vitamin E seperti kecambah dapat



3. Menjelaskan kepada pasien pentingnya berhubungan



5. Memberikan dukungan



Masa subur akan mempermudah terjadinya pembuahan



Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan



8.



Dengan melakukan pendokumentasian kita dapat mengetahui hasil asuhan yang diberikan



USG dengan dokter spesialis kandungan 8 .Melakukan pendokumentasian



Evaluasi : - Ibu dan suami merasa tenang denga penjelasan yang diberikan dan ibu bersedia mengikuti saran/anjuran bidan



BAB IV PEMBAHASAN A. Infertil Primer Ny. E umur 32 tahun pada tanggal 20 November 2021, Pasien mengatakan datang ke PMB untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 4 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, hubungan seks dilakukan kurang teratur tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Bidan menyimpulkan kasus Ny. E ini adalah infertil primer sesuai dengan teori : Munurut Djuwantono (2008) Secara medis infertil terbagi menjadi dua jenis, yaitu Infertil Primer Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Dalam kasus Ny. E seperti ini asuhan yang diberikan oleh bidan adalah : Melakukan informed consent , Menjelaskan kepada pasien pentingnya olah raga untuk mencegah obesitas, Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa saja yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung protein seperti daging serta mengandung vitamin E contohnya kecambah,, memberikan reinforcement kepada pasutri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis pada setiap sesi pengobatan, Menganjurkan pasien datang lagi bila masih ada keluhan, Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis, Melakukan pendokumentasian



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Kesimpulan asuhan kebidanan prakonsepsi pada Ny. E dengan Infertil Primer sudah dilakukan sesuai dengan teori dan kewenagan bidan dalam UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan tugas dan wewenangnya. B. Saran -



Bagi pasien Di harapkan mengurangi stres dan mengkonsumsi makan- makanan yang bergizi sehingga dapat mengurangi kejadian ganggunan reproduksi khususnya infertil primer



-



Bagi Institusi Digunakan sebagai masukan fasilitas pelayanan dan menjingkatkan kualitas pelayanan kebidnan pada gangguan reproduksi dengan amenore sekunder dan memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnyadalam menagani kasus gangguan repsiduksi khususnya infertil primer dengan standar asuhan kebidanan.



-



Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat menambah referensi tentang gangguan reproduksi dan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi institusi pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA Green, Lawrence. Health Education : A Diagnosis Approach . The John Hopkins University. Henderson, C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. Hidayah, Nurul. 2007. Identifikasi dan



pengelolaan stres infertilitas. Jurnal Psikologi



Indonesia Humanitas Vol 1 no 1. Husni, F. 2005. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Http://osdir.com. (dikutip tanggal 19 Juni 2014). Ida, Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Kasdu, D. 2001. Kiat Sukses Pasangan Memperoleh Keturunan, Jakarta : Puspa Swara. Kartono. 1999. Psikologi Abnormal dan Psikologi Seks.Bandung: Munandar Maju Kurniawan,2010.InfertilitasPasutri,http://www.ujungdunia.co.cc/2010/06/ pasangan-suami-istri-kesehatan.html, 19 Mei 2011 Mayfield Publishing Co. 1980



infertilitas



-