Askeb Stase 702 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA PRA KONSEPSI DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS KONANG KAB. BANGKALAN



Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi dan perencanaan kehamilan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Disusun Oleh : Nama



: YUNI ALFIA R



NIM



:



Kelas



:



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES NGUDIA HUSADA MADURA TAHUN 2022-2023



HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA PRA KONSEPSI DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS KONANG KAB. BANGKALAN



Disusun Oleh : Nama



: YUNI ALFIA R



NIM



:



Kelas



:



Tanggal Pemberian Asuhan 10 Januari 2023



Disetujui : Kepala Ruangan Tanggal: 14 Januari 2023 Di: Puskesmas Konang



( Sri Yuliati, Amd.Keb ) NIP. .........................................



Pembimbing Institusi Tanggal: 14 Januari 2023 Di: Puskesmas Konang



( Nor Indah H., S.Tr.Keb., M.Keb) NIDN. 0713039006



Pembimbing Kasus Tanggal: 14 Januari 2023 Di: Puskesmas Konang



( Sri Yuliati, Amd.Keb ) NIP. .........................................



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Pra Konsepsi dengan anemia di Puskesmas Konang.. Bersama ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada: 1.



Dr. M. Hasinudin, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Ketua STIKES Ngudia Husada Madura.



2.



Lelly Aprilia Vidayati, S. SiT. M. Kes, selaku Ketua Prodi Profesi Bidan STIKES Ngudia Husada Madura.



3.



Nor Indah Handayani, S.Tr. Keb., M. Keb, selaku dosen pembimbing praktek profesi bidan stase asuhan kebidanan pada remaja / pra nikah.



4.



Sri Yuliati, Amd.Keb, selaku pembimbing klinis profesi bidan stase asuhan kebidanan pada remaja / pra nikah di Puskesmas Konang Kabupaten Bangkalan. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan asuhan kebidanan ini. Kami menyadari bahwa asuhan kebidanan ini jauh dari sempurna tetapi kami berharap bisa bermanfaat bagi pembaca. Bangkalan, 1 februari 2023



Penulis



DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................................ii KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2 1.3 Tujuan……………...............................................................................................................2 1.3.1 Tujuan Umum……………...................................................................................................2 1.3.2 Tujuan Khusus…………......................................................................................................2 1.4 Manfaat………….................................................................................................................3 1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan......................................................................................................3 1.4.2 Bagi Penulis…………..........................................................................................................3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4 2.1 Konsep Dasar Asuhan Dan Manajemen Kebidanan.............................................................4 2.2 Konsep Dasar Teori Pra kosepsi...........................................................................................4 2.3 Konsep Dasar Teori Anemia ..............................................................................................21 2.4 Standar Asuhan Kebidanan Dan Model Dokumentasi.......................................................23 BAB 3 TINJAUAN KASUS..............................................................................................29 BAB 4 PEMBAHASAN.....................................................................................................35 BAB 5 PENUTUP..............................................................................................................40 5.1 Kesimpulan……….............................................................................................................40 5.2 Saran………………...........................................................................................................40 5.2.1 Bagi tenaga kesehatan ........................................................................................................40 5.2.2 Bagi pasien……………......................................................................................................40 5.2.3 Bagi keluarga………..........................................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................42 LAMPIRAN........................................................................................................................43



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa prakonsepsi adalah masa sebelum hamil, wanita pra-kelahiran dianggap sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang dipersiapkan untuk menjadi seorang ibu, di mana persyaratan sehat saat ini tidak sama dengan persyaratan sehat. anak-anak, orang muda, atau orang tua (Muh. Nur Qalbi dkk, 2014). Prakonsepsi terdiri dari dua kata, khususnya pra dan Konsepsi. Pra berarti sebelumnya dan konsepsi berarti berkumpulnya sel telur dan sel sperma sehingga terjadi persiapan. Dalam arti sebenarnya asumsi adalah periode sebelum persiapan terjadi, khususnya pertemuan sel sperma dengan sel telur. Periode inklinasi yang telah ditetapkan sebelumnya berlangsung dari 90 hari hingga satu tahun sebelum konsepsi, namun sebaiknya mencakup saat ovum dan sperma berkembang, misalnya 100 hari sebelum originasi (Susilowati, et al 2016). Pembuahan adalah awal kehamilan, di mana satu sel telur disiapkan oleh satu sperma. Telur atau ovum manusia dikeluarkan oleh (indung telur) sejak jam menetas. Sel konsumsi telur (sel stadium awal) mulai terbentuk dengan mengisolasi pada 90 hari inkubasi. Pembelahan berhenti pada tahap yang terus turun sampai pubertas dan menjadi indah ketika telur diperlakukan (Khumaira, 2012), Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik. Kongnitif, dan psikologi. Masa ini merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju remaja yang di tandai dengan banyak 2 perubahan hormone. Perubahan tersebut memperngaruhi kebutuhan gizi. Masa remaja di bagi berdasarkan kondisi perkembangan fisik, psikologi, dan sosial. World Health Organization (WHO) / United Nations Chlidren‟s Emergency Fund (UNICEF) membaginya menjadi tiga fasi \, yaitu : 1. Remaja Awal (10-14 tahun), 2. Remaja pertengahan (14-17 tahun), 3. Remaja akhir (17-21 tahun) ( Susetyowati, 2016). Anemia adalah masalah kesehatan umum terbesar di dunia, terutama di berbagai kelompok wanita usia reproduksi. Anemia Gizi adalah suatu kondisi di mana kadar hemoglobin, hematokrit dan trombosit merah lebih rendah dari nilai normal, karena ketidak cukupan satu atau beberapa komponen makanan



dasar yang dapat mempengaruhi awal ketidak cukupan tersebut (Arisman, 2010). Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dijumpai di berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Wanita muda memiliki resiko yang lebih tinggi menderita anemia dibandingkan dengan laki – laki muda karena wanita sering mengalami perdarahan menstruasi yang teratur (Ayuningtyas dian, 2017). Anemia Defisiensi besi adalah Anemia yang timbul akibat berkurangnya peyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong ( depeled iron store ) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Anemia defisiensi bisa di tandai oleh anemia hipokromik mikrositer dan hasil laboratorium menunjukan cadagan besi kosong. Hal ini di sebabkan tubuh manusia mempunyai kemapuan batas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang di akibatkan pendarahan. Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) menargetkan penurunan prevalensi anemia pada WUS sebesar 50% pada tahun 2025. Pada usia 15- 49 tahun, wanita dianggap berada pada kurun waktu masa reproduksi, dimana wanita yang berstatus kawin pada usia tersebut dianjurkan untuk



mengatur



dan



merencanakan



kehamilannaya



untuk



menceagh



masalahmasalah yang dapat timbul. Di Afrika dan Asia, anemia di perkirakan berkontribusi lebih dari 115000 kematian ibu dan 591000 kematian perinatal secara global pertahun dimana Prevalensi anemia diperkirakan 9% di Negaranegara maju. Negara berkembang prevalensinya 43%. Anak-anak dan wanita usia subur (WUS) adalah kelompok yang paling beresiko, dengan perkiraan prevalensi anemia pada balita sebesar 47%, pada wanita hamil sebesar 42%. Dan pada wanita yang tidak hamil usia 15-49 tahun sebesar 30% (Sandjaja Sudikno,2016). Kementrian Kesehatan RI (2010) mendefinisikan bahwa wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam priode umur antara 15-49 tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses melahirkan (Paratmanitya dkk.2012). Wanita Usia Subur (WUS) Merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita



anemia gizi. Program penaggulangan anemia gizi telah dikembangkan yaitu dimulai dari remaja, putri tingkat sekolah,SMP,SMA, dan sederajat, serta 4 wanita di luar sekolah yang termasuk dalam kategori WUS. Penanggulagan anemia ini dilakukan sebagai upaya strategi dalam memutus simpul siklus masalah gizi yang prevalensinya di kalagan WUS masih tergolong dalam kategori tinggi yaitu pada remaja wanita 26,50%, pada WUS 26,9%. Permasalahan ini mengindikasikan anemia/ hemoglobin rendah masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia (Depkes RI, 2015). Berdasarakan hasil Riset Keseahatan (Riskesdes) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia dilaporkan sebesar 37,1%. Upaya pencegahan melalui program pemberian tablet Fe pada seluruh ibu hamil pada masa kehamilan belum memenuhi harapan, diaman cakupan pemberian tablet besi di Indonesia pada tahu 2012 hanya sebesar 85%. Sedikit lebih tinggi dibangdingkan dengan cakupan pemberian tablet tabah darah pada wanita hamil tahun 2011 yaitu sebesar 83,3%. Laporan Riskesdes tahun 2013 prevalensi statis gizi remaja umur 13-15 tahun di Indonesia adalah sangat kurus (11,1%) terdiri dari (3,3%) sanagat kurus dan (7,8%) kurus. Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar (10,8%) terdiri dari (8,3%) gemuk dan (2,5%) sangat gemuk (obesitas) (Kemenkes RI, 2013). Kelompok Wanita Usia Subur (WUS) merupaka masalah keseahatan masyarakat terbesar di dunia terutama anemia pada WUS yang dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas atau kemampuan dan produktifitas kerja. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan 5 jasmanai oleh sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen (Muh.Nur Qalbi dkk,2014). Hasil Riskedes tahun 2013 menunjukan presentase anemia pada WUS umur 15-44 tahun sebesar 35,5%. Kondisi anemia dapat meningkatkan resiko kematian ibu pada saat melahirkan bayi dengam berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran, dan menigkatkan resiko bayi lahir prematur. Distribusi wanita prakonsepsi berdasarkan asupan zat besi (Fe) di kota Makassar tahun 2013, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki asupan zat besi (Fe) kurang yaitu sebesar 98,4% dan hanya 1.6% responden yang memiliki asupan zat besi (Fe) cukup (Juslina, Thaha, & Virani, 2013). Pada wanita pra konsepsi yang mengalami anemia diberikan tablet penambah darah sebanyak 10 biji yang



dianjurkan untuk dikomsumsi 1 tablet perhari. Dan apabila kondisi berlanjut mereka disarankan untuk mendatangkan layanan kesehatan seperti puskesmas ataupun dokter praktek swasta (L.S.Ani dkk, 2018). Menurut Agragawal S, Faktor–faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada populasi melibatkan interaksi kompleks dari faktor–faktor sosial, politik, ekologi, dan biologi. Sedangkan penyebab utama anemia adalah gizi dan infekasi (Sandjaja Sudikno,2016). Dari uraian di atas penulis tertarik mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny S Usia 20 tahun Dengan Anemia di Puskesmas Konang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah di antaranya: 1.2.1 Bagaimanakah konsep Pra Konsepsi ? 1.2.2 Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan Pra Konsepsi ? 1.2.3 Bagaimana konsep Anemia pada Prakonsepsi ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny S usia 20 tahun dengan Anemia menggunakan pendekatan tujuh langkah varney secara komprehensif. 1.3.1.1 Tujuan Khusus 1. Dapat melakukan pengkajian data pada Ny S dengan Anemia



di



Puskesmas Konang. 2. Dapat melakukan interpretasi data pada Ny S dengan Anemia



di



Puskesmas Konang. 3. Dapat merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi pada Ny S dengan Anemia di Puskesmas Konang 4. Dapat melaksanakan tindakan



segera pada



Ny S dengan Anemia



di Puskesmas Konang. 5. Dapat membuat rencana tindakan pada Ny S dengan Anemia



di



Puskesmas Konang. 6. Dapat membuat



implementasi data



pada



Ny S dengan Anemia



di Puskesmas Konang. 7. Dapat membuat evaluasi pada Ny S dengan Anemia



di Puskesmas



Konang. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penulisan asuhan kebidanan ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan. 2. Bagi Penulis Penulisan asuhan kebidanan yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai kesehatan Pra Konsepsi.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Asuhan dan Manajeman Kebidanan 1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam



rangkaian/tahapan yang logis untuk



mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien. 2.2. Konsep Dasar Teori Pra Konsepsi 1. Pengertian Pra Konsepsi Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda 17 dengan masa anakanak, remaja, ataupun lanjut usia (Muh. Nur Qalbi dkk,2014). Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai hidup yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membagun rumah tangga. Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Secara harfiah prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya pembuhan yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi memiliki tentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi merupakan penentu bagi bayi yang akan dilahirkan. Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur (WUS) yang sudah siap menjadi seorang ibu. Pada masa prakonsepsi kebutuhan gizi pada WUS tentunya berbeda dengan kelompok remaja, anak-anak maupun lansia. Prasyarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati,dkk 2016).



2. Asuhan Gizi Prakonsepsi Gizi yang optimal pada masa prakonsepsi berperan sangat penting dalam proses pembuhaan dalam kehamilan. Keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil sesungguhnya ditentukan jauh sebelumnya, yaitu pada masa dewasa dan masa sebelum hamil (prakonsepsi) atau selama menjadi wanita usia subur (WUS) (Indriani dkk, 2013). Kecukupan gizi ibu hamil akan mempegaruhi konsidi janin dalam tumbuh kembangnya selama kehamilan,menurunkan resiko kesakitan pada bayi, menunjang fungsi optimal dari alat-alat reproduksi dan meningkatkan produksi sel telur dan sperma yang berkualitas. Menurut Bappenas (2011) status gizi janin dalam kandungan di pengaruhi oleh status gizi ibu hamil, bahkan status gizi ibu pada sebelum hamil. Kurang gizi pada janin akan menyebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR) karena sejak dalam kandugan janin sudah mengalami kegagalan pertumbuhan (foetal growth relardation). Bayi dengan kondisi kekuragan gizi apabila asupan gizinya tidak segera diperbaiki maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembagannya, kondisi ini akan berlanjut samapai dewasa. Salah satu cara untuk memutus siklus ini adalah dengan cara perbaikan gizi pada masa prakonsepsi (Susilowati dkk, 2016). Setidaknya akan dua alasan utama mengapa calon ibu harus menjaga kondisi gizi sebelumn hamil, yaitu : a. Gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi, seperti lacarnya proses pematagan sel telur, produksi sel telu dengan kualitas baik, dan proses pembuhannya yang sempurna. b. Gizi yang baik berperan penting dalam mempersiapkan cadagan nutrisi bagi tumbuh kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang memegaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa pembuahan (konsepsi) dan kehamilan. Pengtahuan dan kesadaraan tentang pentingnya mengonsumsi sumber makanan yang bergizi selama masa prakonsepsi adalah satu penyebab kekuragan gizi pada calon ibu. Kekuragan pengetahuan dan kesadaran seimbang, pola makan yang tidak teratur, komsumsi berlebihhan terhadap satu atau beberapa jenis makanan, komsusi junkfood dan diet berlebihan pada masa prakonsepsi harus dihindari



sebelum terlambat (Susilowati dkk. 2016).



3. Kebutuhan Gizi pada Masa Prakonsepsi Kebutuhan gizi pada WUS tentunya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kebutuhan sesama bayi dan anakanak.(Patimah,2017). Gizi yang mempegaruhi pada masa prakonsepsi adalah karabohidrat, lemak, protein, asam folat, beberapa kelompok vitamin seperti vitamin A, E, dan B12, serta mineral seperti zinc, besi, kalsium, dan 20 Omega-3(Patimah,2017). Berikut zat gizi yang perlu di perhatikan dalam masa prakonsepsi agar calon ibu dapat memenuhi kecukupan gizinya: a. Karbohidrat Karbohidrat dapat memenuhi 55-57% dari total kebutuhan energy individu. Karbohidrat merupakan zat gizi yang paling berperan sebagai penyedia energi bagi ibu dan janin(Fikawati,dkk 2015). Karbohidrat dengan kadar indeks glikemik yang tinggi akan mengakibatkan tubuh lebih cepat keying dan berdampak pada resiko kegemukan. Hal ini di akibatkan oleh tingginya kadar gula sehingga akan terjadi penumpukan berupa lemak dalam tubuh. Lemak jahat adalah Trans Fatty Acids (TFA),semakin tinggi kadar TFA maka akan semakin tinggi resiko seseorang untuk terkena penyakit degeratif seperti Diabetes. Hal ini karena lemak yang menumpuk akan menganggu sistem produksi hormone, isulin dalam tubuh serta dapat merusak kualiatas sperma pada pria. Karbohidrat yang disarakan adalah kelompok polisakarida (seperti nasi, jagung, sereal, umbian-umbian) dan disarakan membatasi komsumsi monosakarida (seoerti gula, sirup, makanan dan minuman yang tinggi kadar gula) (Susilowati,dkk 2016). b. Protein Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh, protein tersusun oleh asam amino, dan salah satunya adalah arginin. Arginin berfungsi memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah 21 kemandulan.mengkomsumsi sumber protein dapat membantu merangsang produksi hormon estrogen pada wanita dimana hormone ini berfungsi untuk menguragi peradagan serta kram pada saat



menstruasi. Selain itu protein berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan sel yang menunjang pertumbuhan janin, perbanyaknya sel payudara, rahim dan plasma. Protein juga dapat menjadi cadangan energi. Cadagan ini dipakai untuk persiapan persalinan, masa sehabis melahirkan, dan menyusui. Sebaiknyaa 2/3 porsi protein yang dikomsumsi berasal dari sumber protein yang bernialai biologi tinggi, yaitu bersumber dari protein hewani, seperti daging, ikan, telur, susu dan hasil olahannya (Fikawati,dkk 2015) c. Vitamin C Vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan pembentukan sel telur. Selain sebagai antioksida (bekerja sama dengan vitamin E dan karoten), vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksida) yang mempegaruhi kesehatan sistem produksi. d. Asam Folat (Vitamin B9) Asam folat berperan pada masa pembuahan dan kehamilan trimester pertama. Kecukupan asam folat terbukti dapat mengurangi bayi lahir dengan resiko kecacatan sistem syaraf dengan neural tube defect (NTD) seperti spina bifida sebanyak 70%. Asam folat juga 22 dibutuhkan untuk pembelahan sel normal dan sangat penting selama periode pertumbuhan dan perkembagan janin. e. Vitamin B6 Definisi vitamin B6 akan mengakibatkan terjadinya ketidak seimbagan hormon. Padahal, keseimbagan hormone estrogen dan progestreron penting untuk terjadinya kehamilan. Bersama dengan asam amino vitamin B6 akan mensintesis hemoglobin Dan mengangkut pembentukan hem yang berdampak pada terjadinya anemia (Patimah 2017). f. Vitamin D Kekuragan vitamin D akan menurukan kesuburan hingga 75% serta gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan matahari, selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan, ikan tuna, dan ikan salmon.



g. Vitamin B12 Kekuragan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan sintesis DNA dan kekuragan dari hematopoiesis yang menimbulkan peningkatan anemia, ditandai oleh sel darah merah lebih besar dari pada ukuran normal (anemia makrositik), serta dapat berdampak pada perkembagan organ janin yang abnormal yang nantinya akan berakibat cacat bawaan, jenis makanan yang mengandung asam folat 23 yaitu hati, sayuran hijau, kacang-kacangan, daging, jeruk dan telur (Fikawati, dkk 2015). h. Vitamin A Di dalam vitamin A digunakan untuk mensistesi Hb dan memobilisasi cadagan besi ke jarigan tubuh untuk membagun sel darah baru (IHE Report dalam patimah 2017). Kekuragan vitamin A menyebabkan gangguan pengangkutan zat besi dari tempat penyimpanan di dalam tubuh (hepar, sumsum tulang, sel-sel retikuloendithel) kedalam sirkulasi dan konsekuensinya terhadap hematopoietic jarigan tubuh. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki kadar hemoglobin. Kuning telur, hati dan mentega tergolong makanan yang banyak mengadung vitamin A. Selain itu, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna kuning,, terutama wortel, tomat, apel, nangka juga merupakan sumber vitamin A (Fikawati,dkk 2015). i. Vitamin E Vitamin E berperan dalam stabilitas membran sel darah merah, meningkatkan fungsi dan daya tahan sel darah merah. Vitamin E yang tidak adekuat mengakibatkan dampak yang buruk pada sel darah merah. Ketika PUFA dalam membran lipid darah dari sel darah merah terkena radikal bebas, maka membran akan pecah, isi sel menghilang, dan sel menajdi rusak. Kehilagan sel darah merah secara terus menerus dapat mengakibatkan anemia hemolitik (Patimah 2017). j. Zinc Zinc sangat penting bagi calon ibu karena dapat membantu produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Zinc berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga berkontribusi untuk produksi ovum sera kesuburan pada wanita (Patimah 2017).



k. Zat Besi Kekuragan Zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi. Zat besi (Fe) juga berperan dalam proses memperlancar ovulasi. Ketika terjadi ketidak seimbagan besi akan menimbulkan gangguan perkembagan dari anemia karena kekuragan zat besi yang merupakan rangkain dari perubahan cadangan zat besi, transport besi, akhirnya terhadap fungsi metabolic yang terkait dengan zat besi. Sumber makanan yang mengadug zat besi adalah hati, daging, telur, kacangkacangan, dan sayuran berwarna hijau. l. Kalsium Kalsium sangat dibutuhkan pada masa sebelum kehamilan, karena simpanan kalsium yang cukup akan mengcegah kelainan tulangpada janin. Selain itu kekuragan kalsium dapat mengakibatkan janin mengambil persedian kalsium pada tulang ibu yang menyebabkan ibu menderita kerapuhan tulang atau osteoporosis. Sumber kalsium berasal dari susu dan hasil olahannya seperti keju, serta kacang-kacangan dan sayuran hijau (Fikawati,dkk 2015). m. Fostor Kecukupan zat fostor diperlukan agar pembuhaan dapat berlangsung dengan baik. Fostor berhubungan dengan kalsium, sebagian besar kedua zat gizi ini berbentuk garam kalsium fosfat di dalam jarigan keras tubuh yaitu tukang dan gigi. Zat gizi ini bisa ditemui pada makanan berkalsium tinggi, seperti susu dan ikan teri. n. Selenium Selenium berkontribusi terhadap terjadinya anemia melalui pemeliharaan konsentrasi optimal glutation perioxidase yang merupakan antiolsida selenoenzim



penting



dalam



eritrosit.



Glutation



perixoidase



membantu



melindungi,hemoglobin melawan oksida (radikal bebas) dalam eritrosit (Patimah 2017).



o. Asam lemak Omega-3 Jenis asam lemak omega-3 yang sanagt bermanfaat pada calon ibu adalah eicosapentaeonic acid (EPA) dan docosahexaeonic acid (DHA). EPA dan DHA mampu menunjang fungsi otak, mata, dan sistem saraf pusat sehingga penting bagi ibu pasa masa kehamilan. Peningkatan komsumsi omega-3 terbukti dapat mencegah bayi lahir premature dan dapat meningkatkan berat badan bayi saat lahir, makanan yang menjadi sumber omega-3 adalah ikan dan makanan laut lainnya (Sulilowati,dkk 2016). 4. Permasalahan Gizi Masa Prakonsepsi Masalah gizi yang terjadi pada wanita subur (WUS) dapat berakibat intergenerasi. Siklus intergenerasi dari gagal tumbuh, pertama kali dijelaskan oleh The Second Report on The World Nurtition Siluation (Gambar 1.) yang menjelaskan bahwa bagaimana siklus gagal tumbuh berawal dari keadaan gizi calon ibu yang buruk. Teori tersebut menyebutkan bahwa Wanita Usia Subur (WUS) yang mengalami kurang Energi Kronik (KEK) akan memiliki resiko untuk melahirkan bayi BBLR dari pada wanita yang tidak KEK. Anak yang lahir dengan kondisi BBLR akan mengalami kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembagannya. Demikian halnya dengan anak perempuan yang lahir dengan kondisi BBLR maka kemungkinan memiliki postur tubuh pendek lebih besar. Cara untuk memutus mata rantai tersebut adalah dengan memperbaiki status gizi WUS sehingga bayi yang dilahirkan nantinya akan sehat dan normal.



Gambar.1 Siklus Gangguan Pertumbuhan Intergenerasi Sumber: Patimah,2017 Kerusakan di awal kehidupan akan menibulkan gangguan permanen, juga dapat mempegaruhi generasi berikutnya, dimana perempuan yang memiliki postur



tubuh pendek, kelak akan melahirkan bayi BBLR pula nantinya (Patimah 2017). Berat-rigannya gagal tumbuh bergantung pada statsu gizi sebelum dan selama kehamilan, keadann kekuragan zat gizi, serta dapat menyebabkan BBLR, kurangnya jumlah sel-sel otak dan ukuran kepala, rendahnya ukuran organ-organ tubuh yang lain, perubahan sel-sel utama tubuh, dan organ-organ tubuh yang lain, perubahan sel-sel utama tubuh, dan perubahan proses biokimia, serta kematian. Namun jika anak tersebut lahir dan bertahan hidup, maka perubuahan yang bersifat permanen terhadap struktur tubuh, fisiologi dan metabolisme akan menjadi predisosisi untuk mengalami penyakit kordiovaskular (jantung, hioertensi), gangguan metabolik dan endokrin pada saat usia dewasa. Nutrisi yang tidak adekuat pada WUS akan mengakibatkan manifestasi penyakit seperti kurang energy protein (KEK) yang akan mengakibatkan anemia dan defiensi zat mikronutrien, sehingga akan berdampak buruk bagi bagi calon ibu. Janin, maupun bayi yang akan dilahirkan, osteomalasia, dan kelelahan yang berlebihan serta mudah terkena infeksi selama kehamilan (Fauziyah,2012). Kurang energi kronik (KEK) didefinesikan sebagai suatu keadaan kekuragan energy dalam kurun waktu yang lama yang ditandai dengan ukuran lingkar legan atas (LILA) 14 tahun 13 Sumber: WHO,2010 Berdasarkan etiologinya, (Titin, 2015) menerangkan anemia dapat dibagi menjadi dua. Penyebab utama adalah meningkatnya kehilangan sel darah merah dan gangguan atau penurunan pembentukan sel. Meningkatnya kehilangan sel darah merah dapat disebabkan oleh perdarahan dan penghancuran sel. Perdarahan dapat disebabkan oleh trauma atau luka, perdarahan kronik karena polip pada kolon, penyakit keganasan, hemoroid, dan menstruasi yang abnormal. Etiologi yang kedua adalah pembantukan sel darah merah yang terganggu. Setiap keadaan yang mempengaruhi sumsum trulang dimasukkan dalam kelompok ini, seperti :



1. keganasan yang tersebar seperti kanker, obat dan zat toksik, serta radiasi. 44 2. Penyakit menahun melibatkan ginjal dan hati, infeksi dan defisiensi endokrin. Kekurangan vitamin-vitamin penting seperti vitamin B12, vitamin C dan zat besi juga dapat mengakibatkan pembentukan sel darah merah tidak efektif sehingga menimbulkan anemia. Menurut Titin,2015, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu : 1. Sebab langsung, yaitu karena ketidakcukupan zat besi dan infeksi penyakit. Kurangnya zat besi dalam tubuh disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi, makanan cukup, namun bioavailabilitas rendah, serta makanan yang dimakan mengandung zat penghambat absorpsi besi. Infeksi penyakit yang umumnya memperbesar resiko anemia adalah cacing dan malaria. 2. Sebab tidak langsung, yaitu rendahnya perhatian keluarga terhadap wanita, aktifitas wanita tinggi, pola distribusi makanan dalam keluarga dimana ibu dan anak wanita tidak menjadi prioritas. 3. Sebab mendasar yaitu masalah ekonomi, antara lain rendahnya pendidikan, redahnya pendapatan, status sosial yang rendah dan lokasi geografis yang sulit Menurut Depkes (2016), penyebab anemia pada remaja putri dan wanita adalah: 1. Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan wania tinggi, dibanding makanan hewani sehingga kebutuhan Fe tidak 45 terpenuhi. 2. Sering melakukan diet (pengurangan makan) karena ingin langsing dan mempertahankan berat badannya. 3. Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yag membutuhkan zat besi tiga kali lebih banyak dibanding laki-laki. WHO (2010) menetapkan batasan prevalensi anemia yang merupakan masalah kesehatan masyarakat dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Ketentuan Masalah Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Prevalensi Anemia Kategori Masalah Kesehatan Masyarakat



Prevalensi Anemia Tidak masalah < 4,9 Ringan 5,0 – 19,9 Sedang 20,0 – 39,9 Berat >40,0 Sumber: WHO, 2010 Berdasarkan batasan hemoglobin, WHO 2010 juga melakukan klasifikasi anemia, yaitu normal atau tidak anemia, anemia ringan, anemia sedang, anemia berat, dan anemia sangat berat. Batasan hemoglobin untuk setiap klasifikasi, dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini : 46 Tabel 2.3 Klasifikasi Anemia Berdasarkan Batasan Hemoglobin Klasifikasi Anemia Batasan Hemoglobin Normal 12 – 14 gr/dl Ringan 11 – 11,9 gr/dl Sedang 8 – 10,9 gr dl Berat 5 – 7,9 gr/dl Sangat Berat < 5 gr/dl Sumber:WHO, 2010.



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NN. Y USIA 19 TAHUN DENGAN KEPUTIHAN FISIOLOGIS ATAU LEUKOREA DI PUSKESMAS KONANG



PENGKAJIAN Hari



: Senin



Tanggal



:10 Januari 2023



Tempat



: Ruang KIA Puskesmas Konang Bangkalan



Jam



: 09.00 WIB



Pemberi Asuhan



: Yuni Alfia R, S.Tr.Keb.



IDENTITAS PASIEN : Identitas Pasien



Penanggungjawab



Nama



: Nn. Y



Nama



: Ny. H



Umur



: 19 tahun



Umur



: 48 tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pekerjaan



: Swasta



Pekerjaan



: Wiraswasta



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Suku/bangsa



: Madura/Indonesia



Suku/bangsa :



Madura/Indonesia Alamat: bandung konang



Alamat



: bandung



konang



I. DATA SUBYEKTIF 1. Keluhan utama : Saat setelah menstruasi mengalami keputihan, pada hari pertama dan kedua. tidak ada riwayat penyakit endometriosis, kista, myoma dan kelainan rahim, terganggu



karena harus sering mengganti pembalut, gatal tapi tidak berbau. 2. Riwayat kesehatan : a. Riwayat kesehatan terdahulu Tidak pernah merasakan nyeri dada sebelah kiri, tidak berdebar-debar serta tidak pernah berkeringat pada telapak tangan, tidak pernah merasakan sesak napas, tidak pernah batuk dalam waktu yang lama dan tidak berkeringat dimalam hari, tidak pernah sakit pada pinggang kanan maupun kiri, tidak pernah menderita penyakit diabetes mellitus, tidak pernah menderita penyakit malaria, dan tidak pernah menderita penyakit HIV. b. Riwayat kesehatan sekarang Saat ini tidak merasakan nyeri dada sebelah kiri, tidak berdebar-debar serta tidak pernah berkeringat pada telapak tangan, tidak pernah sesak napas, tidak pernah batuk dalam waktu yang lama dan tidak berkeringat dimalam hari, tidak pernah sakit pada pinggang kanan maupun kiri, minum banyak dimalam hari, tidak cepat lapar dan tidak sering kencing, tidak pernah menderita penyakit malaria, dan tidak mempunyai penyakit HIV. c. Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung, tidak ada yang menderita penyakit asma, tidak ada yang menderita penyakit TBC, tidak ada yang menderita penyakit ginjal, tidak ada yang menderita penyakit diabetes mellitus, tidak ada yang menderita penyakit malaria, dan tidak ada yang menderita penyakit HIV. 3. Riwayat menstruasi Menarche usia 14 tahun, siklus haid teratur yaitu 28 hari, lama 7 hari, ganti pembalut sebanyak 2 kali sehari, bau khas darah, warna merah gelap, konsistensi cair disertai sedikit gumpalan darah, keluhan hari pertama dan kedua haid dirasakan nyeri perut bagian bawah, ada keputihan berwarna bening. 4. Aktifitas sehari-hari



a. Pola nutrisi Makan 3x sehari dengan porsi sedang dan minum 6-7 gelas per hari b. Personal hygine Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x sehari, keramas 2x seminggu 5. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual a. Tanggapan dan dukungan keluarga tentang keluhannya Cemas dan khawatir akan keluhannya sehingga ibunya menyuruh untuk memeriksakan diri ke puskesmas b. Ketaatan beribadah Selalu shalat 5 waktu. II. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum



: Baik



b. Kesadaran



: Composmentis



c. TTV



: TD=130/70, N=80x/m, R=20x/m,



S=370 C d. BB : 45 Kg



TB : 155,5 cm



e. Lila : 26 cm 2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala : bersih, tidak ada ketombe dan rambut tidak mudah rontok. b. Muka : tidak ada oedema c. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih d. Hidung : tidak ada benjolan, simetris kanan dan kiri e. Dada : tidak ada wheezing f. Payudara : tidak ada benjolan g. Ketiak : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri h. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan i. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan III. ANALISA DATA Nn. ”Y” remaja usia 19 tahun dengan Keputihan atau Leukorea.



IV. PENATALAKSANAAN Tanggal : 10 Januari 2023



Jam : 10.00 WIB



1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien. -



Pasien mengerti dengan penjelasan dari bidan.



2. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang keputihan. keputihan penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti selalu berhubungan dengan kebersihan dan makanan. -



Pasien mengerti dengan penjelasan dari bidan.



3. Menganjurkan pasien untuk minum air putih hangat yang banyak (± 8 gelas /hari). -



Pasien bersedia mengikuti anjuran dari bidan.



4. Anjurkan klien agar menjaga daerah lipatan paha supaya tetap kering. -



Pasien mengerti dengan penjelasan dari bidan.



5. Menganjurkan klien agar mengganti pakaian dalam setiap 4 jam sekali atau sehabis BAK. -



Menjaga kelembaban daerah genetalia agar tetap kering 6. Anjurkan  agar klien segera mengeringkan daerah genetalia sehabis BAB / BAK (sebaiknya dengan Tissue atau lap kering ).



-



Menjaga kelembaban daerah genetalia. 7. Menjaga kelembaban dan tetap kering serta mencegah infeksi berulang.



-



Menjaga kelembaban dan tetap kering serta mencegah infeksi berulang 8. Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari.



-



Mencegah berkembangnya jamur & mengurangi rasa gatal.



9. Menganjurkan pasien kontrol lagi apabila terjadi keputihan kembali. -



Pasien bersedia melakukan kunjungan ulang.



10. Melakukan pendokumentasian. - Telah dilakukan pendokumentasian.



CATATAN PERKEMBANGAN



Nama Pasien:



No. RM



Nn. H



Ruang: Poli KIA



Umur: 19 tahun



Tanggal: 10 Januari 2023



Tanggal/Jam: Catatan 10 Perkembangan (SOAP) Januari 2023 Jam 11.00 WIB Nn. Y mengatakan sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan. O= Tensi:130/70 mmhg, Nadi:80x/menit Respirasi:20x/ menit, Suhu:370C A= Nn. “Y” remaja usia 19 tahun dengan Keputihan fisiologis. - Menganjurkan pasien untuk minum air putih hangat yang banyak (± 8 gelas /hari). Anjurkan klien agar menjaga daerah lipatan paha supaya tetap kering. Menganjurkan klien agar mengganti pakaian dalam setiap 4 jam sekali atau sehabis BAK. Anjurkan  agar klien segera mengeringkan daerah genetalia sehabis BAB / BAK (sebaiknya dengan Tissue atau lap kering ). Menjaga kelembaban dan tetap kering serta



Nama dan Paraf



mencegah infeksi berulang. Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari.



- Melakukan pendokumentasian.



Bangkalan, 10 Januari 2023 Praktikan



(Yuni Alfia R) Mengetahui, Pembimbing Prodi



(Nor Indah Handayani, S.Tr.Keb., M. Keb) NIDN. 0713039006



Pembimbing Klinis



(Sri Yuliati, Amd.Keb.) NIP.



BAB IV PEMBAHASAN Masa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11 - 20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang secara fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Masa remaja ditandai dengan munculnya karakteristik seks primer, hal tersebut dipengaruhi oleh mulai bekerjanya kelenjar reproduksi. Kejadian yang muncul saat pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarke, dan perubahan psikis.. Keputihan atau leukorea yaitu keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina yang terkadang disertai perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, atau kerap juga disertai bau busuk dan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggamadapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan bukan suatu penyakit tetapi hanya suatu gejala penyakit, sehingga penyebab pastinya perlu ditetapkan melalui berbagai pemeriksaan cairan yang keluar dari alat genitalia tersebut. Akan tetapi keputihan muncul biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, parasit, benda asing dalam vagina, ketidakseimbangan hormon, penyakit kronis, penyakit pada organ kandungan dan adanya fistel pada vagina. Gejala dari keputihan sendiri tergantung dari jenis keputihannya jika keputihan fisiologis cairan berwarna putih, tidak bau, tidak terasa gatala dan tidak menimbulkan nyeri. Sedangkan keputihan patologis ditandai dengan keluranya lendir berwarna putih keruh kekuning-kuningan disertai rasa gatal, nyeri, dan berbau amis. Penatalaksanaannya sendiri yaitu dengan melakukan pemeriksaan untuk mengetahuai



jenis



keputihan



dan



mengkonsultasikan



ke



dokter



untuk



pengobatanya. Tetapi yang paling penting yaitu tetap menjaga pola kebersihan diri untuk mencegah keputihan timbul kembali.



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. Y usia 19 tahun dengan Keputihan atau leukorea di Puskesmas Konang Bangkalan, penulis dapat mengambil kesimpulan : 5.1.1 Dengan manajement varney dapat meningkatkan keterampilan dan sikap yangan harus dilakukan bidan dalam memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh 5.1.2 Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemampuan bidan dalam hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada Nn. Y umur 19 tahun dengan Keputihan leokorea: Alasan data keputihan yang berlebihan setelah datang bulan. Keadaan umum : Baik, Kesadaran : composmentis, TD : 130/70 mmHg, N : 80x/menit, R : 24x/menit, S : 37oC, tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan, pasien sudah tau apa yang terjadi dengan dirinya. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu memberikan informasi tentang keputihan. mengajarkan teknik/cara kebersihan, pasien mau minum air putih ± 8 gelas perhari, pasien sudah mendapatkan terapi, dan pasien bersedia kembali bila belum sembuh. 5.2 Saran 5.2.1



Bagi tenaga kesehatan Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan khususnya pada remaja putri dengan keputihan fisiologis.



5.2.2



Bagi pasien Setelah diberikan asuhan kebidanan, pasien diharapkan memahami cara mengurangi keputihan.



5.2.3 Untuk Keluarga Hendaknya memberikan dukungan kepada pasien baik mental maupun spiritual.



DAFTAR PUSTAKA Badiad, A. 2002. Endokrin. Jakarta: Media Aeskulapius. Bobak, L. J 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, EGC, Jakarta. Calis, K. A 2017, Dysmenorrhea.https://emedicine.medscape.com/article/253812overview Harry.



Mekanisme



endorphin



dalam



tubuh.



2007.



Available



at



Http:/klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc + endorphin + dalam + tubuh. Diposkan tanggal 10 Januari 2009 Handrawan.H. 2008. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan bina pustaka. https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=+penanganan+dys minore+pada+remaja&btnG= Hawari, D 2007, ‘Our Children OurFuture, Dimensi Psikoreligi Pada Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja’, Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hendrik, 2006, Problema Haid: Tinjauan Syariat Islam Dan Medis, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo. Irianto, K 2015, Kesehatan Reproduksi, Alfabeta, Bandung. Kowalak, J 2011, Buku Ajar Patofisiologi, EGC, Jakarta. Lowdermilk, D, Shannon, P, Mary, C.C, 2013, Keperawatan Maternitas, Ed. 8. Elsevier, Singapura. Mansjoer A, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Asculapins. Manuaba, Ida Bagus. 1999. Memahami Kesehatan reproduksi Wanita. Manuaba, I. A. C, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, edisi 2, EGC, Jakarta. Ababa, M. 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Ercon Abidin, T. 2009. Flour Albus/Loukorea. http://flour-albus/loukorea.html. Diakses 14 Mei 2017 Clayton C, 1998. Seri Kesehatan Wanita, Keputihan dan Infeksi Jamur Candida Lain. Jakarta: Arcan. Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. Trubus Agriwidya. Anggota IKAPI. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.



Febiliawanti, IA. 2009. Kenali ciri keputihan vagina abnormal. Didapat dari: http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/26/14125869/kenali.ciri.keputihan.vag ina.abnormal Manuaba, I.B.G. 1999. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I. Jakarta : EGC Manuaba, I.B.G. 2001. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan II. Jakarta : EGC Nenk.(2009).



Penatalaksanaan



Keputihan.



http://sobatbaru.blogspot.com/2009/2017/pentalaksanaan-keputihan.html. Diakes 14 Mei 2017 Setiaputri. 2009. Leukorea. http://pabrian.blogspot.com.2009.10.leukorea.html. Diakses 14 Mei 2017 Solikhah, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan dengan Perilaku Remaja Putri dalam Menjaga Kebersihan Diri di Desa Bandung Kecamatan Kebumen



Kabupaten



Kebumen.



2010.



Didapat



dari:



http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/23/jtstikesmuhgo-gdl-rizqisolik1131-2-hal.63--0.pdf



LAMPIRAN



JURNAL REFLEKSI KRITIS PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN REMAJA DAN PRA NIKAH DENGAN DISMENORHEA PRIMER DI PUSKESMAS BANGKALAN KABUPATEN BANGKALAN Nama Mahasiswa



: YUNI ALFIA R



Tempat Praktek



: ……………………



Periode



1



Pembimbing Prodi



: NOR INDAH HANDAYANI, S.Tr.Keb.,



M.Keb. A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik Kenapa saya mempelajari materi ini ? Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari dalam penurunan keputihan Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini? Mempersiapkan pasien alat- alat, dan bahan yang di butuhkan sesuai SOP Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ? Dengan adanya penelitian ini saya berharap kejadian keputihan berkurang sehingga tidak terlalu mengganggu aktivitas mereka sehari-hari Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana perencanaannya ? - Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari.



B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan: 1. Mampu menerapkan secara professional efektifitas Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari mengurangi keputihan 2. Mampu menerapkan secara evidence based midwifery dalam upaya penanganan keputihan pada remaja 3. Mampu berkontribusi dalam memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensip khususnya memberikan kenyamanan pada pada remaja 4. Melakukan penelitian dasar, klinik dan komunitas dengan keunggulan midwifery critical care, menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji



Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah: Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari dapat mengurangi keputihan pada remaja Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah: Pengurangan skala k e p u t i h a n pada saat sebelum dan sesudah dilakukan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari. Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah : Pembelajaran tentang memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari pada remaja putri Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test – post test design)



Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui : Quasi eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test – post test design) Selama



pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses



pembelajaran saya adalah: Remaja putri yang sebagian menolak untuk melakukan Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari. tidak akan berpengaruh pada keputihannya. Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui: Penyuluhan kepada remaja putri tentang Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari. C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi 1. Apakah hasil penelitian valid?



Apakah



pasien



pada



penelitian Ya



dirandomisasi? Apakah cara melakukan randomisasi



Ya



dirahasiakan? Apakah follow-up kepada pasien cukup Ya panjang dan lengkap? Apakah pasien dianalisis di dalam grup Ya di mana mereka dirandomisasi?



Apakah pasien, klinisi, dan peneliti



Ya



blind terhadap terapi? Apakah sama,



grup



pasien



selain



dari



diperlakukan Ya terapi



yang



diberikan? Apakah karakteristik grup pasien sama Ya pada awal penelitian, selain dari terapi yang diberikan?



2. Apakah hasil penelitian penting?



Seberapa penting hasil penelitian ini?



Sangat penting



Seberapa tepat estimasi dari efek terapi?



Cukup tepat



Anjurkan memakai



Ada efek



Tidak ada efek



memakai



15



0



Tidak memakai



0



15



antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari.



Control event rate (CER) = c/ c+d=0 Experimental event rate (EER) = a/ a+b=1 Relative Risk



Absolute Risk Number Needed to



Reduction (RRR)



Reduction



Treat (NNT)



(ARR) CER



EER



CER-EER/ CER



CER-EER



1/ARR



0



1



0



0



1



95% CI



95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien eksperimen] 3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat diterapkan) dalam praktek sehari-hari? Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita? Apakah



karakteristik



pasien



kita Tidak



sangat berbeda dibandingkan pasien pada



penelitian sehingga hasilnya



tidak dapat diterapkan? Apakah hasilnya mungkin dikerjakan Ya di tempat kerja kita? Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut? Metode I: f



Risiko terhadap pasien kita, relatif terhadap pasien pada penelitian Diekspresikan



dalam



bentuk



desimal: 0,5 NNT/f =1/0,5 = 2



(NNT bagi pasien kita) Metode II: 1/ (PEERxRRR)



PEER (patient’s expected event rate) adalah event rate dari pasien kita bila mereka



menerima



kontrol



penelitian tersebut = 0,5 1/ (PEERxRRR) = 1/0 = 1



(NNT bagi pasien kita) Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini? Apakah kita dan pasien kita mempunyaiYa penilaian yang jelas dan tepat akan value dan preferensi pasien kita?



pada



Apakah value dan preferensi pasien kita Ya dipenuhi dengan terapi yang akan kita berikan?



f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya risiko kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 0,5. D. Evaluasi Pembelajaran Topik: Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  Tanggal:10 Januari 2023 Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan : Penerapan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  mengurangi keputihan. Melakukan pemantauan keputihan setelah pemberian antiseptic larutan iodine poviden 5-10% Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 % .memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam mengurangi keputihan Bagaimana hal ini bisa berguna ? Hal ini bisa berguna bagi remaja putri, dengan kurangnya keputihan maka aktivitas keseharian remaja tidak akan terganggu. Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang: Pentingnya penerapan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  bagi semua remaja putri Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah: Dapat membantu memberikan penyuluhan kepada remaja putri tentang pemberian antiseptic larutan iodine poviden 5-10%.



Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi Berapa kali Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 % . Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah : Melakukan penelitian tentang berapa memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %



DAFTAR PRESENSI MAHASISWA NAMA



: YUNI ALFIA R



NIM



: …………………..



RUANGAN



: POLI KIA



PKM/ RS



: PUSKESMAS KONANG



NO



RUANGAN HARI/TGL



DATANG PULANG PARAF MHS



1.



POLI KIA SENIN /



































































































09-01-2023 2.



POLI KIA SELASA / 10-01-2023



3.



POLI KIA RABU / 10-01-2023



4.



POLI KIA KAMIS / 11-01-2023



5.



POLI KIA JUMAT / 1201-2023



6.



POLI KIA SABTU / 13-01-2023



7.



POLI KIA SENIN / 15-01-2023



8.



POLI KIA SELASA / 16-01-2023



9.



POLI KIA RABU / 17-01-2023



10.



POLI KIA KAMIS / 18-01-2023



11.



POLI KIA JUMAT / 19-01-2023



12.



POLI KIA SABTU /



PARAF CI



20-01-2023



LAPORAN KEGIATAN HARIAN NAMA



: YUNI ALFIA R



NIM



: …………….



RUANGAN



: POLI KIA



PKM/ RS



: PUSKESMAS KONANG



HARI/TGL



: ….. JANUARI 2023 S/D ….. JANUARI 2023



NO PUKUL



KEGIATAN



TTD PEMBIMBING



1



09.00 WIB



Menerima pasien yang baru datang



2



09.05 WIB



Mengkaji identitas pasien



3



09.10 WIB



Melakukan anamnesa kepada pasien seperti keluhan dan lain - lain.



4



09.15 WIB



Memeriksa keadaan umum pasien dan TTV pasien



6



09.30 WIB



Menjelaskan kepada pasien tentang hasil



pemeriksaan



yang



telah



dilakukan 7



09.35 WIB



Menjelaskan



kepada



pasien



dan



keluarga tentang dismenore 8



09.45 WIB



Memberikan KIE kepada pasien



9



10.00 WIB



Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan senam dismenore



10



10.10 WIB



Mengajarkan kepada pasien tentang cara senam dismenore.



11



10.30 WIB



Memberikan terapi kepada pasien yaitu antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %  4 kali sehari.



12



10.45 WIB



Menganjurkan



pasien kontrol lagi



apabila terjadi keputihan hebat 13



11.00 WIB



Melakukan pendokumentasian.



STASE ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PRA NIKAH Nama Mahasiswa



:



YUNI ALFIA R



NIM



:



…………………



Ruang



:



POLI KIA



Tanggal Praktik



:



….. JANUARI 2023 - ….. JANUARI 2023



Pembimbing



:



NOR INDAH HANDAYANI, S.Tr.Keb., M.Keb.



Berkas Yang Dikumpulkan



:



1 ASKEB PANJANG, 1 ASKEB KELOMPOK, JURNAL



REFLEKSI,



LEMBAR KEGIATAN



REFLEKSI



BIMBINGAN, HARIAN,



DAFTAR



KASUS,



LAPORAN PRESENSI



MAHASISWA Hari, Tanggal Penyerahan



:



SELASA, 10 JANUARI 2023



Penerima



:



NOR INDAH HANDAYANI, S.Tr.Keb., M.Keb.



DOKUMENTASI



Tanggal 10 Januari 2023 memberikan asuhan kebidanan kepada remaja / pranikah yaitu Nn. Y usia 19 tahun dengan dismenorhea primer dan didampingi oleh pembimbing klinis.