Askep Asma Nanda Nic Noc [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN ASMA DI RUANGAN MELATI RS MUHAMMADIYAH PONOROGO Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda Nic Noc



Oleh



: Silvie Rahma Mariska (19613312) D3 Keperawatan C



FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2019/2020



FORMAT PENGKAJIAN Nama Mahasiswa



: Silvie Rahma Mariska



NIM



: 19613312



Tanggal Pengkajian : Kamis, 24 September 2020 I.



IDENTITAS KLIEN Nama/ Inisial



: Ny. B



Umur



: 30 Tahun



No. Register



: 23xxx



Agama



: Islam



Alamat



: Jln Bromo No. 105 Bajang Mlarak Ponorogo



Pendidikan



: SLTA



Pekerjaan



: Swasta



Tanggal masuk RS



: 24 September 2020



Diagnosa Medis



: Asma



II. KELUHAN UTAMA : Saat MRS : Klien mengatakan sesak nafas Saat Pengkajian : Klien mengatakan sesak nafas dan tampak lemas III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Klien mengatakan sesak nafas kemudian keluarga klien langsung membawa ke IGD pada tanggal 24 September 2020 dan harus rawat inap. IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, Klien pernah rawat inap sebelumnya di RS darmayu pada tahun lalu. karena sesak selama 1 minggu.Klien mengatakan sedang menjalani pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akantimbul saat dingin dan terkena debu



V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Pasien dan keluarga pasien mengatakan di keluarganya ada yang mempunyai penyakit asma dari ibunya. VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya Klien merasa pasrah dengan tindakan medis dan berharap semoga penyakit yang di deritanya cepat sembuh b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien



Keluarga klien berharap penyakit yang di alami cepat sembuh dank lien dapat beraktifitas kembali. c. Pola interaksi dan komunikasi



Pola interaksi dengan keluarga dan perawat baik, Pasien sadar penuh dan mengerti dengan jelas dalam berkomunikasi serta cukup kooperatif. d. Pola pertahanan Bila merasa sakit klien menahan dan ekspresi wajah sedikit tenang e. Pola Nilai dan Kepercayaan Klien terus berdoa dan yakin akan sembuh karena Allah f. Pengkajian Konsep Diri Klien ingin sekali cepat sembuh dan tidak kambuh lagi penyakitnya serta dapat beraktifitas seperti biasanya. g. Genogram



VII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI POLA-POLA a. Nutrisi



SEBELUM SAKIT



SAAT SAKIT



Klien makan 3x sehari dengan jenis makanan nasi,sayur,lauk.Klien minum 5-7 gelas perhari dengan terkadang minum susu.



Klien mengatakan tidak nafsu makan.tenggorokan terasa sakit ketika menelan makann.



Normal dan berwarna bening



Berkurangkarena kurangnya asupan cairan



Normal dan berwarna kuning kecoklatan



Berkurang karena tidak adanya asupan nutrisi



Normal dalam sehari



Kurang tidur yang cukup karena dadanya sesak dan batuk



3-5 gelas air putih



b. Eliminasi BAK



BAB



c. Istirahat



d. Personal Hygiene Kemampuan perawatan diri Kemampuan perawatan diri dari mandi,makan minum dibantu orang tua berpakaian keramas dll dapat dilakukan sendiri



e. Aktivitas



Aktifitas normal klien dapat Aktifitas terbatas karena bermain dengan teman dan adanya sesak nafas keluarga



VIII. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum Klien



Keadaan umum klien lemah kurangnya nafsu makan , gelisah , dan kesulitan bernafas. Tanda-tanda vital TD : 90/60 mmHg S : 36,9 C N : 90 X/ Menit R : 30 X/ Menit b. Pemeriksaan Kepala dan Muka



i. ii.



Inspeksi : bentuk wajah simetris antata kanan dan kiri rambut lurus berwarna hitam,kulit kepala bersih tidak ada nyeri tekan dan tidak ditemukan bejolan atau kelaian pada tulang kepala



c. Pemeriksaan Telinga



i. ii.



Inspeksi : telinga normal,bersih warna seperti warna kulit tidak ada lesi, palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan



d. Pemeriksaan Mata



i.



Inspeksi :Mata simetris,Lensa jernih, reflex cahaya langsung +\+



e. Pemeriksaan Mulut dan Faring



i ii.



Inspeksi : warna pucet, kering mucosa juga kering Palpasi : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembengkaan



f. Pemeriksaan Leher



i. ii.



Inspeksi : simetris,gerakan flexsi warna kulit sama dengan sekitarnya Palpasi : tidak ada bejolan dan nyeri tekan



g. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak



i. ii.



Inspeksi : bentuk normal dan warna juga seperti kulit disekitar Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan



h. Pemeriksaan Thorax : Pemeriksaan Paru-paru i. Inspeksi: serasi dengan kulit sekitar ii . Palpasi: tidak ada benjolan dan nyeri tekan iii. Perkusi: terdengar suara redup iv. Auskultasi: cenderung wheezing, ronchi 



Pemeriksaan Jantung i. Inspeksi: tidak ada lesi ii. Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada costa 4,5 sinistra iii. Perkusi: terdengar bunyi redup iv. Auskultasi: terdengar normal (lup dup)



i. Pemeriksaan Abdomen



i. Inspeksi: warna kulit sama dengan seluruh tubuh, tidak ada lesi. ii. Palpasi: tidak ada nyeri tekan j. Pemeriksaan Integumen i. Inspeksi: tidak ada perubahan pada warna kulit, bibir pucat



k. Pemeriksaan Anggota Gerak (Ekstremitas) Mudah lelah karena pernapasan tidak teratur



l. Pemeriksaan Genitelia Dan Sekitar Anus Jenis kelamin perempuan,tidak ada kelainan,tidak ada wasir atau masalah yang lain. m. Pemeriksaan Status Neurologis IX. Fungsi Motorik Gerakan



Tungkai Kanan Luas



Lengan Kiri Luas



Kanan Luas



Kiri Luas



X. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratorium a. Darah rutin didapat peningkatan eosinofil dan IgE b. Sputum didapat adanya eosinofil, spiral crushman, kristal charcot Leyden. c. Foto toraks dapat normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan, adanya penyakit lain d. Faal paru (spirometri /peak flow meter) menilai berat obstruksi, reversibilitas, variabilitas e. Uji provokasi bronkus untuk membantu diagnosis 2. Terapi awal a. Pasang Oksigen 2-4 liter/menit dan pasang infuse RL atau D5. b. Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi dan pemberian dapat diulang dalam 1 jam. c. Aminofilin bolus intravena 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya cukup diberikan setengah dosis. d. Anti inflamasi (kortikosteroid) menghambat inflamasi jalan nafas dan mempunyai efek supresi profilaksis e. Ekspektoran à adanya mukus kental dan berlebihan (hipersekresi) di dalam saluran pernafasan menjadi salah satu pemberat serangan asma, oleh karenanya harus diencerkan dan dikeluarkan, misalnya dengan obat batuk hitam (OBH), obat batuk putih (OBP), gliseril guaiakolat (GG) f. Antibiotik à hanya diberikan jika serangan asma dicetuskan atau disertai oleh rangsangan infeksi saluran pernafasan, yang ditandai dengan suhu yang meninggi. 3. Terapi Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan untuk a. meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma sendiri) b. meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri) c. membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma 4. Pencegahan a. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi b. Menghindari kelelahan c. Menghindari stress psikis d. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin e. Olahraga renang, senam asma



X.



PENATALAKSANAAN



Pengobatan asma : A.    Obat-obat anti peradangan (preventer) (1) Usaha pengendalian asma dalam jangka panjang (2)  Golongan obat ini mencegah dan mengurangi peradangan, pembengkakan saluran napas, dan produksi lendir (3) Cara kerjanya adalah dengan mengurangi sensitivitas saluran pernapasan terhadap pemicu asma yang berupa alergen. (4)  Penggunaannya harus teratur dalam jangka panjang (5) Daya kerja lambat/gradual, biasanya mengambil waktu sekitar dua minggu baru terlihat efektivitasnya ayang terukur. B.     Obat-obat pelega gejala berjangka panjang (1)   Salmeterol (2)   Teofilin (3)   Albuterol Sulfat atau Salbutamol. C.   Obat-obat pelega gejala asma (reliever/bronkodilator) a. )     Obat-obatan kortikosteroid oral (1)   Prednison (Prednisone) (2)   Prednisolon (Prednisolone) (3)   Metilprednisolon (Methylprednisolone) (4)   Deksametason (Dexamethasone) b)      Alat-alat hirup Alat hirup dosis terukur atau Metered Dose Inhaler (MDI) disebut juga inhaler. c)       Peak Flow Meter



Mengetahui



Kamis, 24 September 2020



Pembimbing Ruangan



Mahasiswa



(……………….………….…………)



(………………..………………….) Umur : 30 Tahun



Nama : Ny. B



ANALI SA No Tanggal 1 24 Sept 2020



DATA No. Reg. : 23xxx Kelompok Data DS : Klien mengatakan sesak nafas dan mengeluh sukar bernafas DO : Ttv TD : 90/60 mmHg S : 36,9 C N : 90 X/ Menit R : 30 X/ Menit Ny.A wajahnya terlihat pucat,mukosa bibir juga kering, mata klien terlihat simetris, dan Lensa jernih, serta reflex cahaya langsung +\+ (normal).warna kulit klien tampak serasi dengan kulit sekitar, frekuensi dan irama nafas abnormal,terlihat dispnea,Terdapat sputum Dan Terdengar wheezing.



Masalah Pola nafas tidak efektif



Penyebab Obstruksi proksimal dari bronkus pada tahap ekspirasi dan inspirasi ↓ Wheezing, sesak nafas ↓ Tekanan partial oksigen dialveoli ↓ ↓ Penyempitan jalan nafas ↓ Peningkatan kerja otot pernafasan ↓ Pola nafas tidak efektif



DAFTAR MASALAH Nama : Ny. B



No. Reg. : 23xxx



Umur : 30 Tahun



No 1



TGL. MUNCUL 24 September 2020



MASALAH KEPERAWATAN Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi.jalan nafas



TGL. TERATASI 25 September 2020



TT



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama : Ny. B



No. Reg. :23xxx



Umur : 23 Tahun DIAGNOSA



NO. 1



KEPERAWATAN Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi.jalan nafas



NOC Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 Jam pola nafas tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil: 1. Mendemonstrasikan batuk efektif, suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursedlips) 2. Tanda tanda vital dalam rentang normal



CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN Nama : Ny. B Umur :30 Th



Ruang :Melati



NIC 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2. Identifikasi pasien perlunya dipasang alat bantu pernafasan 3. Lakukan fisioterapi dada bila perlu.



RASIONAL 1. Posisi semi fowler membantu pasien memaksimalkan ventilasi sehingga kebutuhan oksigen terpenuhi melalui proses pernafasan. 2. Alat bantu pernafasan membantu organ pernafasan memenuhi kebutuhan oksigen sehingga oksigen yang diperlukan tubuh terpenuhi. 3. Dapat mempermudah pasien dalam mengeluarkan secret yang sulit dilakukan secara mandiri



TT



No. NO.



TANGGAL/



DX



JAM



Reg. :23xxx



TINDAKAN KEPERAWATAN



TT



1



24 September 2020 Pukul 08:00



1. Menggambarkan pada klien tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit. 2. Mengidentifikan pada klien kemungkinan penyebab penyakit 3. Diskusi pilihan terapi dan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dim as yang akan dating (mengontrol penyakit)dan dengan penanganan yang tepat



CATATAN PERKEMBANGAN Nama : Ny. B Umur : 30 Th



No. Reg. :23xxx



NO.



TANGGAL/



DX



JAM



PERKEMBANGAN



TT



1



24 September 2020 a.) Pola nafat tidk efektif S : Pasien mengatakan sesak nafas O : RR = 30 x/menit A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi b.) Pola nafas tidak efektif S : Pasien mengatakan sesak nafas berkurang O : R = 20 x/menit A : Masalah sebagian teratasi P : Lanjutkan intervensi