Askep Jiwa Gangguan Psikososial Kecemasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.FL Dengan Gangguan Psikososial Kecemasan di Perumahan Tedeng Blok B, Kec. Jailolo, Halbar, Maluku Utara



Dosen Pembimbing : Maria Terok, S.Pd, S.SiT, M.Kes



Disusun oleh : Nama : Desti Merlin Popa NIM



: 71144011802



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO D-III KEPERAWATAN TINGKAT I A 2019/2020



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas nilai ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan. Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan pun tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan bahwa di seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini. Di negara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan menempati posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus kecemasan yang terjadi. Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World Health Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan dunia, memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu global WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti Schizoprenia, Alzheimer, epilepsy, keterbelakangan mental dan ketergantungan alkohol sebagai isu yang perlu mendapatkan perhatian. 1.2. Tujuan Penulisan 1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan psikososial kecemasan 2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan psikososial kecemasan 3. Mahasiswa mampu merumuskan perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan psikososial kecemasan 4. Mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan psikososial kecemasan



2



5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan psikososial kecemasan



BAB II TINJAUAN TEORITIS



2.1. Masalah Utama : Kecemasan 2.2. Proses Terjadinya Masalah A. Definisi Kecemasan adalahperasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi yang member gambaran penting tentangansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional dan



fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008:



307). Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman. Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis.Salah satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.(AH. Yusuf,2015:89)



B. Penyebab Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor ynag menunjukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu:



3



1. Lingkungan atau sekitar tempat tinngal mempengaruhi cara berpikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini di sebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya. 2. Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lam. 3. Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Memnurut



(Zakiah



Daradjat



dan



Kholi



Lur



Romchman,



2010:



167)



mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu: 1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didaam pikiran. 2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. 3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya. Menurut (Stuart dan Sundeen, 1998: 177)Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain: 1. Teori psikoanalatik terjadi karna adanya konflik yang terjadi antara emosinal elemen kepribadian , yaitu id dan super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan menengahi konflik yang terjadi antara dua elemen yang bertentangan. Timbulnya kecemasn merupakan upaya peningkatan ego dan bahaya. 2. Teori interpersonal



4



Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanaya penolakan dan tidaka adanya penerimaan interpersonal. 3. Teori perilaku (Bevarior) Kecemasan merupakan prodk frustasi yaiti segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan. 4. Teori prespektif keluarga Kajian keluaraga menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga. Kecemasan enunjukkan adanya pola interaksi yang maladaptive dalam system keluarga. 5. Teori perspektif biologis Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang mengatur kecamasan (Stuart dan Sundeen, 1998: 177).



C. Jenis-jenis kecemasan Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari luar. Membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu: a. Kecemasan rasional merupakan suatu ketakuatan akiabat adanya objek yang memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakuatan ini dianggap sebagai suatu unsure poko normal dari mekanisme pertahanan dasar kiat. b. Kecemasan irrasional yang bebrati bahawa mereka mengalami emeosi ini dibawah kedalam keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam. c. Kecemasan fundamentalmmerupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini di sebut sebagi kecemasan eksistensial yang mempunyai peran funda mental bagi kehidupan manusia (Mustamir Pedak, 2009:30). D. Rentang respon



5



Rentang respon individu terhadap cemas berflutuasi antara respon adaptif dan maladaptif.Rentang respon yang paling adaptif adalah antisispasi dimana individu



siap



siaga



muncul.Sedangkan



untuk



beradaptasi



dengan



cemas



yang



mungkin



rentang yang paling maladaptive adalah panic dimana



individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga mengalami gangguan fisisk, perilaku maupun kognitif. Respons adaptif Antisipasi- Ringan- Sedang- Berat- Panik



E. Proses terjadinya masalah a. Faktor predisposisi Strepredisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa: 1. Peristiwa trumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang di alami individu baik krisis perkembangan atau situasiona. 2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik, id dan super ego atau antar 3. Konsep diri tergangggu akan menimbulkanketidakmampuanindividu berpikir secara realitas sehinga akan menimbulkan kecemasan. 4. Frustasi



akan



menimbulkan



rasa



ketidakberdayaan



untukmengambil



keputusan yang berdampak terhadap ego. 5. Gangguan fisik akan menimbulkankecemasan karenamerupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapatmempengaruhi konsep diri individu. 6. Pola mekanisme keluarga atau pola keluarga menangani stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflikyang di alami karena polamekanisme koping individubbanyak di pelajaridalam keluarga.



6



7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya (Eko prabowo, 2014: 123-124). b. Faktor prespitasi Faktor prespitasi adalah semua ketgangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan



timbulnya



kecemasan.



Stressor



prespitasi



kecemasan



di



kelompokkan menjadi du abagian, yaitu: 1. Ancaman terhadap integritas kulitketegangan yang mengancam integritas fisik yang meliputi: • Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisisologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal • Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan nutrisi, tidakadekuatnya tempat tinggal 2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal • Sumber internal kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.Berbagai ancaman terhadap integritas fisisk juga dapat mengancam harga diri. • Sumber eksternalorang yang dicinta berperan, perubahan status pekerjaan tekanan kelompok social (Eko prabowo, 2014: 124). F. Tanda dan gejala Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh seseorang bervariasi tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang dirasakan oleh individu tersebut (Hawari, 2004). Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan secara umum (Hawari, 2004), antara lain adalah sebagai berikut: a. Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah tersinggung, b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. c. Takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.



7



d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. e. Gangguan kosentrasi daya ingat f. Gejala somatik rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dngin dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).



G. Akibat Dapat berasal dari sumber internal dan eksternal dapat diklasifikasikan dalam dua jenis. a. Ancaman terhadap integitas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari- hari. Pada ancaman ini stressor yang berasal dari sumber eksternal adalah faktor- faktor-faktor yang dapat menyebabakan gangguan fisik (misal: infeksi virus dan polusi udara). Sedangkan yang enjadi sumber internalanya adalah kegagalan mekanisme fisisologi tubuh (misalnya: sitem jantung , sistem imun pengaturan suhu dan perubahan fisologis selama kehamilan) b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan indetitas, harga diri dan fungsi social yang teringretisasi seseorang.Ancaman yang berasal dari sumber internal berupa gangguan hubungan interpersonal di rumah tempat kerja atau menerima pesan baru (Eko prabowo, 2014: 125).



H. Mekanisme koping Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu sebagai berikut. 1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemnuhan



8



kebutuhan.Menarik diri untuk memindahkan darisumber stres.Kompromi untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal. 2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi, dan bersifat meladaptif. (AH.yusuf,2015:87-88) I. Penatalaksanaan Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan terapi memrlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakupfisik



(somatik),



psikologik



atau



psikiatrik,



psikososial



dan



psikoreligius.Selengkapnya seperti pada uraian berikut. a.Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengancara: 1. Makan makan yang bergizi dan seimbang 2. Tidur yang cukup 3. Cukup olahraga 4. Tidak merokok 5. Tidak meminum minuman keras b. Terapi psikolofarmaka Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memaki obat obtan yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghanatr saraf).Ditehnan saraf pusat otak (limbic system).Terapi psikofarmaka yang serig di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL, meprobramate dan alprazolam. c. Terapi somatic. Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan.Untuk menghilangkan keluhan- keluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-oabatn yang ditujukan pada organ pada tubuh yang bersangkutan.



9



d. Psikoterapi Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar lain: 1. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberika keyakinan serta percaya diri. 2. Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi diri bila diulang bahwa ketdak mampuan mengatasi kecemasan. 3. Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (rekontruksi) kepribadian yang teah menglami goncangan akibat stresor. 4. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasonal, konsentrasi dan daya ingkat. 5. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan. 6. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor krluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung. e. Terapi psikoreligius Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.



10



J



Pohon masalah Efek



Kerusakan interaksi sosial



Gangguan suasana



Masalah Utama



perasaan cemas



Koping individu in efektif



Causa



11



K. Diagnosa keperawatan a. Keruskan interaksi sosial berhubungan dengan cemas b. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping individu inefektif 2.3. Rencana asuhan keperawatan Tujuan Umum : Cemas berkurang atau hilang Tujuan khusus 1 : Pasien dapat menjalin hubungan saling percaya Intervensi: 1. Jadilah pendengar yang hangat dan responsi 2. Beri waktu yang cukup pada pasien untuk berespon 3. Beri dukungan pada pasien untuk berekspresikan perasaanya 4. Identifikasi pola perilaku pasien atau pendekatan yang dapat menimbulkan perasaan negatif 5. Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar dan berkembang. Tujuan khusus 2 : Pasien dapat mengenali ansietasnya Intervensi: 1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya 2. Hubungkan perilaku dan perasaanya 3. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap pasien 4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik 5. Gunakan konsultasi untuk membantu pasien mengungkapkan perasaanya.



12



Tujuan khusus 3 : Pasien dapat memperluas kesadaranya terhadap perkembangan ansietas Intervensi : 1. Bantu pasien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera menimbulkan ansietas 2. Bersama pasien meninjau kembali penilaian pasien terhadap stressor yang dirasakan mengancam dan menimbulkan konflik 3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu yang relevan Tujuan khusus 4 : Pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif Intervensi : 1. Gali cara pasien mengurangi ansietas dimasa lalu 2. Tunjukan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping yang digunakan 3. Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang dimilikinya 4. Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan, menggunakan sumber dan menggunakan ansietas sedang 5. Latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang 6. Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya 7. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan sosial dalam membantu pasien menggunakan koping adaptif yang baru Tujuan khusus 5 : Pasien dapat menggunakan tekhnik relaksasi Intervensi : 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri 2. Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi dalam menurunkan tingkat ansietas.



13



BAB III TINJAUAN KASUS



ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. FL DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL ANSIETAS DI PERUMAHAN TEDENG BLOK B NO 7 KEC. JAILOLO, HALBAR, MALUKU UTARA



3.1. Pengkajian Nama klien



: Tn. FL



Umur



: 40 Tahun



Jenis kelamin



: Laki-laki



Status perkawinan



: Menikah



Orang yang berarti : Isteri dan anak-anak Pekerjaan



: PNS



Pendidikan



: S1



Tanggal pengkajian : 20 Oktober 2020 Diagnosa medik



: CKD



Penampilan



: Klien berpenampilan rapi



PERSEPSI DAN HARAPAN a. Pasien Klien mengatakan merasa cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya b. Keluarga Isteri klien mengatakan mereka sekeluarga berharap suaminya bisa sembuh dari penyakitnya STATUS MENTAL a. Penampilan Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai, rambut klien disisir rapi b. Pembicaraan Klien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat



14



c. Aktivitas motorik Saat wawancara klien tampak tenang saat berbicara, tidak ada gerakan yang diulangulang atau gemetar. Namun saat membicarakan penyakitnya klien tampak sedikit cemas d. Alam perasaan Klien mengungkapkan perasaan cemasnya terhadap penyakit yang dialaminya e. Afek Afek yang ditimbulkan klien sesuai dengan stimulus yang diberikan f. Interaksi selama wawancara Selama proses wawancara, klien menjawab pertanyaan dengan baik, klien kooperatif namun terlihat sedikit cemas g. Persepsi Klien mengatakan tidak ada gangguan persepsi h. Proses berpikir Selama wawancara pembicaraan klien singkat dan tidak terbelit-belit i. Isi pikir Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan isi pikir j. Waham Klien mengatakan tidak ada waham k. Tingkat kesadaran Komposmentis l. Memori Klien mengatakan dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik dimasa lalu maupun sekarang dibuktikan dengan klien menceritakan masa lalunya m. Tingkat konsentrasi dan berhitung Selama wawancara konsentrasi klien baik, fokus pada apa yang ditanyakan. Kemampuan berhitung baik n. Kemampuan penilaian Saat diberikan pilihan seperti klien mendahulukan makan atau mandi, klien memilih mengutamakan makan. Klien mengatakan nutrisi lebih utama o. Daya tilik diri Klien mengetahui bahwa ia mengalami kecemasan terhadap kondisi kesehatannya



15



LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA a. Pekerjaan Klien mengatakan bekerja sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah menengah kejuruan b. Hubungan sosial Klien mempunyai 3 orang anak Klien mengatakan jika ada masalah klien menceritakan kepada isteri dan anak-anak yang pasti akan membantu memecahkan masalah yang dialami c. Sosio-budaya Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam sosial dan budaya d. Gaya hidup Klien mengatakan sering mgnhabiskan waktu dirumah dan di sekolah, sesekali klien bersama keluarga pergi ke pantai untuk tamasya RIWAYA KELUARGA a. Genogram X



Keterangan X



: Meninggal : Laki- Laki : Perempuan : Klien



16



b. Masalah keluarga dan krisis Klien tinggal bersama anak dan isterinya, isteri klien selalu menemani klien saat ke RS untuk hemodialisa c. Interaksi dalam keluarga Saat sakit interaksi dalam keluarga tidak terganggu karena klien dapat berinteraksi dengan baik PENGKAJIAN FISIK 1. TTV  TD



: 140/90 mmHg



 N



: 100x/menit



 S



: 36,5 ˚C



 RR



: 22x/menit



2. Riwayat penyakit Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular 3. Kebiasaan yang berhubungan dengan status kesehatan Klien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol 4. Merokok Klien tidak merokok 5. Alkohol dan obat-obatan Klien tidak mengkonsumsi alkohol 6. Istirharat dan tidur Tidur



: 5-6 jam klien mengalami kesulitan tidur dan sering terjaga di malam hari



Istirahat : 1-2 jam 7. Nutrisi Klien mengatakan makan 2x sehari (siang dan malam). Pagi klien hanya minum teh dan makan kue. Klien minum 7-8 gelas/hari 8. Eliminasi BAK



: 5-6x sehari, warna kemerahan



BAB



: 1-2x sehari, warna cokelat konsistensi lunak



9. Tingkat aktivitas Klien dapat beraktivitas secara mandiri



17



10. Tingkat energi Klien masih kuat walaupun sudah berumur 40 tahun PENGELOMPOKAN DATA DS  Klien mengatakan cemas dan takut



DO  Klien tampak cemas  klien sulit tidur



dengan penyakit yang dialaminya



 TTV TD : 140/90 mmHg N : 100x/ Menit RR : 22x/ menit S : 36,5 ˚C ANALISA DATA No 1



Data



Masalah Kecemasan



DS :  klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya DO :  klien tampak cemas  klien sulit tidur  TD : 140/90 mmHg  N : 100x/ menit  R : 22x/menit



POHON MASALAH



18



Effect



Kerusakan interaksi sosial



Gangguan suasana



Masalah utama



perasaan cemas



Koping individu in efektif



Causa



3.2. Diagnnosa Keperawatan 1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya, klien tampak cemas, klien kesulitan tidur



19



3.3. Perencanaan Keperawatan Inisial Pasien : Tn. FL



Nama Mhs



: Desti M. Popa



No Medrec



: -



NIM



: 711440118022



Ruangan



: Diagnosa



Tgl



No. Dx 1



Tindakan Keperawatan



Keperawatan



Tujuan



Kriteria hasil



Intervensi



Ansietas



Setelah dilakukan



1. Verbalisasi khawatir



Terapi Relaksasi (I.09326)



tindakan keperawatan



akibat kondisi yang



selama 3x7 jam



dihadapi menurun



diharapkan tingkat ansietas menurun



2. Frekuensi pernafasan menurun 3. Frekuensi nadi menurun 4. Tekanan darah menurun 5. Pola tidur membaik



1. Indentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu kemampuan kognitif 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan 3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan 4. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi 5. Gunakan nada suara lembut dengan irama



20



lambat dan berirama 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif 7. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 8. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih 9. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)



21



3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Nama



: Tn. FL



Ruangan : RM. No : Implementasi hari pertama : Selasa 20 Oktober 2020 Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan



Implementasi Tindakan Keperawatan 08.00 : mengidentifikasi penurunan tingkat energi,



dengan krisis situasional



ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu



DS :



kemampuan kognitif



 klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya



08.10 : mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan 08.20 : memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu



Evaluasi S : klien mengatakan masih cemas dengan penyakit yang di alaminya O: 



Klien tampak cemas







Klien sulit tidur







TD : 130/90 mmHg







N : 100x/menit







RR : 22x/menit



DO :



sebelum dan sesudah melakukan latihan



 klien tampak cemas



08.30 : memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan



A : Masalah belum teratasi



 klien sulit tidur



prosedur teknik relaksasi



P : Intervensi dilanjutkan



 TD : 140/90 mmHg  N : 100x/ menit  R : 22x/menit



08.30 : menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama



22



08.40 : menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif 08.50 : menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 09.00 : menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih 09.10 : mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)



23



Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Nama



: Tn. FL



Ruangan : RM. No : Implementasi hari ke-2 : Rabu 21 Oktober 2020 Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan



Implementasi Tindakan Keperawatan 08.00 : mengidentifikasi penurunan tingkat energi,



dengan krisis situasional



ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu



DS :



kemampuan kognitif



 klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya



08.10 : memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan 08.20 : memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan



DO :



prosedur teknik relaksasi



 klien tampak cemas



08.20 : menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat



 klien sulit tidur



dan berirama



 TD : 140/90 mmHg  N : 100x/ menit  R : 22x/menit



08.30 : menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam,



24



Evaluasi S : klien mengatakan cemas yang di alaminya berkurang O: 



Klien tampak tenang







TD : 120/90 mmHg







N : 90x/menit







RR : 22x/menit



A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan



relaksasi otot progresif 08.40 : menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 08.50 : menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih 09.00 : mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)



25



Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Nama



: Tn. FL



Ruangan : RM. No : Implementasi hari Ketiga : Kamis 22 Oktober 2020 Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan



Implementasi Tindakan Keperawatan 08.00 : mengidentifikasi penurunan tingkat energi,



dengan krisis situasional



ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu



DS :



kemampuan kognitif



 klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya



08.10 : memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan 08.20 : memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan



Evaluasi S : klien mengatakan bisa mengontrol cemas yang dialaminya O: 



Klien tampak gembira







Pola tidur membaik







TD : 120/00 mmHg







N : 80x/menit







RR : 20x/menit



DO :



prosedur teknik relaksasi



 klien tampak cemas



08.20 : menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat



A : Masalah teratasi



 klien sulit tidur



dan berirama



P : Intervensi dihentikan



 TD : 140/90 mmHg  N : 100x/ menit  R : 22x/menit



08.30 : menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam,



26



relaksasi otot progresif 08.40 : menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 08.50 : menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih 09.00 : mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)



27



BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengkajian Keperawatan Secara teori manifestasi klinis dari kecemasan yaitu : Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang., gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan kosentrasi daya ingat (Hawari, 2004). Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis, kasus Tn. FL didapatkan data klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya, klien tampak cemas, klien sulit tidur, TTV : TD : 140/90, 100x/menit, S : 36,5˚C, R : 22x/menit.



4.2. Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa keperawatan kasus Tn. FL adalah ansietas berhubungan dengan krisis situasional



4.3. Intervensi Keperawatan Secara Teori (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) intervensi keperawatan menurud diagnosa ansietas berhubungan dengan krisis situasional adalah terapi relaksasi dengan



poin-poin



intervensi



:



1.



Indentifikasi



penurunan



tingkat



energi,



ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu kemampuan kogniti,. 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunaka, 3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan, 4. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi, 5. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama, 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif, 7. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih, 8. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih, 9. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing). Semua intervensi pada diagnosa



28



keperawatan ini dipakai untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis situasional pada Tn. FL



4.4. Implementasi Keperawatan Implementasi Keperawatan dilakukan mulai tanggal 20 Oktober 2020 sampai 22 Oktober 2020, semua implementasi keperawatan dibuat sesuai intervensi yang dibuat di antaranya mengidentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu kemampuan kognitif (Tn. FL masih bisa beraktivitas secara mandiri, konsentrasi baik, tidak mengalami penurunan kemampuan kognitif), memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan ( Suhu tubuh sebelum latihan : 36,5 ˚C, Suhu tubuh setelah latihan : 36,5 ˚C), memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi, menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama, menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif, menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih, menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih, mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)



4.5. Evaluasi Sebagai tahap akhir dari proses keperawatan setelah melakukan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan perencanaan dan implementasi. Pada tahap evaluasi kegiatan yang dilakukan adalah mengevaluasi selama proses berlangsung dengan metode SOAP. Evaluasi yang dilakukan pada Tn. FL sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Evaluasi yang dapat dilakukan pada masalah ansietas : klien dapat mengontrol cemas, klien tampak gembira, pola tidur membaik, TD : 120/80 mmHg, N : 80x/ menit, R : 20x/menit.



29



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kecemasan didefenisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, rasa ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sudeens, 1998) Kecemasan mungkin hadir dari beberapa tingkat dalam kehidupan setiap individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas. Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tetapi emosional yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya dapat bergerak ke tingkat patologis Kecemasan terdiri dari beberapa tingkat yaitu ansieatas ringan, ansietas sedang dan ansietas berat dan panik 5.2. Saran Keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sangat serius dan sangat penting. Masalah-masalah tersebut dapat di anggap sebagai ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh kembang, aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri sangat diperlukan untuk dimiliki setiap individu



30



DAFTAR PUSTAKA Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI Mansjoer, A., 19999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit Aesculapius Nurjamah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Yogyakarta : Penerbit MocoMedia Stuart, G.W., dan Sudden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC. Sulastri, S.Kep. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa



31



LAMPIRAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) dengan MASALAH KECEMASAN Pertemuan ke-1



Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan a. Orientasi 1. Salam Terapiutik “Hallo bapak. Perkenalkan saya Mahasiswa Poltekkes jurusan Keperawatan , saat ini saya sedang praktek keperawatan jiwa perumahan tedeng. Ini dengan bapak siapa?Lebih senang dipanggil siapa pak?” 2. Evaluasi “Apa yang bapak rasakan saait ini? “ “Bagaimana keadaan bapak saat ini?” 3. Kontrak a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas b) Tempat : Teras rumah c) Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit) b. Kerja Bapak mengatakan kalau merasa cemas dengan kondisi bapak? bapak, sudah beberapa hari merasa cemas. Coba bapak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan 32



bapak, kenapa bapak meraskan hal tersebut, apa yang bapak pikirkan? Oh, jadi bapak takut mengenai kondisi ginjal bapak? Bagaimana kalau kita coba megatasi kecemasan bapak dengan relaksasi dengan cara tarik napas dalam. Ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang bapak rasakan.” “Bagaimana kalau kita latihan sekarang. Saya akan lakukan, dan bapak memperhatikan saya, lalu mengkuti yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak ? Pertama-tama bapak tarik napas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan napas. Dalam hitungan ketiga setelah itu bapak hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara secara perlahan-lahan. Sekarang coba bapak praktikan.” c. Terminasi a) Evaluasi Subyektif “Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak ?Apakah perasaan cemasnya sudah berkurang pak ?Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?” b) Evaluasi Objektif “Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi yang seperti saya contohkan tadi ya?” c) Kontrak “Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi lagi pukul 10 pagi seperti saat ini di Teras? d) Rencana Tindakan Lanjutan “Selanjutnya bapak harus mengingat-ingat apa yang sudah saya ajarkan ya?”



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 33



Pertemuan ke-2



Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan a.Orientasi 1. Salam Terapiutik “Hallo Bu. Masih ingat dengan saya, saya Mahasiswa praktek yang kemarin 2. Evaluasi “Apa yang bapak rasakan saait ini? “ “Bagaimana keadaan bapak saat ini?” 3. Kontrak a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas b) Tempat : Di Teras depan rumah c) Waktu : pukul 09.00-19.20 (20 menit) b. Kerja “bapak kemarin mengatakan kalau merasa cemas dengan kondisi kehamilan ibu, apkah bapak masih merasa cemas saat ini?Baiklah kalau bapak masih merasa cemas. Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam, apakah bapak sudah melakukanya lagi? Kalau begitu kali ini kita akan mempelajari teknik relaksasi otot. Ikuti instruksi saya ya pak. 1) Kepalkan dengan kencang sesaat telapak tangan bapak seolah-olah hendak meninju untuk mengencangkan otot bisep dan lengan bawah, dan rileks. 34



2) Kerutkan semua otot-otot diwajah bapak, mulai dari dahi, mata, hidung,mulut, sampai leher dan bahu sekitar 4 hitungan dan rasakan ketegangan itu lalu tarik nafas panjang dan perlahan-lahan hepaskan nafas anda dan sambil kedurkan mulai dari dahi, mata, hidung, mulut. Leher, hidung. 3) Luruskan kaki bapak lalu tegangkan rasakan tegang mulai dari jari kaki, lutut, betis, paha, pantat, rasakan ketegangan beberapa saat, lalu kembali tarik napas dalam sambil menghempaskan nafas secara perlahan. c. Terminasi 1) Evaluasi Subyektif “Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak ? Apakah perasaan cemasnya sudah berkurang pak ?Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?” 2) Evaluasi Objektif “Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi yang seperti saya contohkan tadi ya?” 3) Kontrak “Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi lagi pukul 9 pagi seperti saat ini di teras rumah bapak? 4) Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) Pertemuan ke-3 35



Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan a.Orientasi 1. Salam Terapiutik “Hallo, pak. Perkenalkan saya Mahasiswa praktek yang Kemarin, bapak masi ingat saya? 2. Evaluasi “Apa yang bapak rasakan saat ini? “ “Bagaimana keadaan bapak saat ini?” 3. Kontrak a. Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas b. Tempat : Di Teras Rumah c. Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit) b. Kerja “bapak kemarin mengatakan kalau merasacemas?Apakah bapak masih merasa cemas hari ini? Baiklah, Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam dan relaksasi otot, apakah bapak sudah melakukanya lagi? Kali ini kita akan memelajari teknik hipnotis 5 jari. Pejamkan mata bapak, tarik napas lalu buang perlahan .lakukan selama 3 kali. Tautkan ibu jari bapak kepada jari tulunjuk, bayangkan ketika tubuh bapak begitu sehat. Tautkan ibu jari bapak pada jari tengah, bayangkan ketika bapak mendapatkan hadiah atau barang yang anda sukai. Tautkan ibu jari pada kepada jari manis, bayangkan ketika bapak berada ditempat yang paling nyaman, tempat yang sangat bahagia. Tautkan ibu jari 36



bapak kepada jari kelingking, bayangkan ketika bapak mendapatkan suatu penghargaan. Tarik napas, buang perlahan, lakukan selama 3 kali lalu buka mata kembali.” c. Terminasi 1) Evaluasi Subyektif “Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak ? Apakah perasaan cemasnya sudah berkurang pak ? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?” 2) Evaluasi Objektif “Sekarang coba ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relaksasi yang seperti saya contohkan tadi ya?”



LAPORAN KEGIATAN HARIAN Nama : Desti M. Popa 37



NIM : 711440118022 Kelas : IIIA Hari/tanggal Senin, 19



Jam 15.00



oktober 2020



Jenis Kegiatan Pembekalan PKK Keperawatan Jiwa tingakat 3 A dan 3 B (oleh Ibu Maria dan Bpk.Esrom)



16.000



Membaca paduan pedoman PKK keperawatan jiwa Mencari referensi latar Belakang, laporan



17.00



pendahuluan dan askep kasus pada pasien yang mengalami ansietas



18.00



Mencari referensi SP pasien ansietas



Selasa, 20



19.00



Membuat laporan pendahuluan asuhan keperawatn



07.00



ansietas Melakukan Pengkajian pada Tn.FL



oktober 2020 Melaksanakan intervensi keperawatan hari pertama 08.00



Mengidentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu kemampuan kognitif



08.10 08.20



Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan



08. 30



Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi



08.30



Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama 38



08.40



Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif



08.50 09.00



Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih



09.10



Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing) Melakukan Intervensi keperawatan hari ke dua



08.00



Mengidentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu kemampuan kognitif



08.10 08.20



Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi



08.20 08.30



Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif



08.40



Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih



08.50



Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih



09.00



Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis 39



nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing) 10.00 Kamis, 22



Melakukan terapi aktivitas kelompok Melakukan intervensi keperawatan pertemuan ketiga



oktober 2020 08.00



Mengidentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu kemampuan kognitif



08.10 08.20



Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi



08.20



Menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama



08.30



Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif



08.40



Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih



08.50



Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih



09.00 10.00



Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing) Melakukan Pendidikan Kesehatan



40



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)



SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. Topik / masalah : Teknik Relaksasi Nafas Dalam 2. Tempat : Perum Tedeng blok B. Kec. Jailolo Kab. Halbar, Maluku Utara 3. Hari/Tanggal : Rabu 21 Oktober 2020 4. Waktu : 10.00 – 10.45 WIT 5. Sasaran : 1 pasien dengan gangguan psikososial kecemasan dan keluarga 41



A. Pendahuluan Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang sangat utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemenuh kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki Maslow. Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan cara mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tersut, Oleh karena itu, perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen. Dalam makalah ini kami menyajikan materi mengenai beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan oksigen bagi manusia. B. Tujuan Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang Teknik Relaksasi Nafas Dalam Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu : 1.      Menyebutkan pengertian teknik relaksasi nafas dalam. 2.      Menyebutkan jenis-jenis teknik relaksasi nafas dalam 3.      Menyebutkan tujuan relaksasi nafas dalam 4.      Menjelaskan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam C. Materi Terlampir 42



D. Metode - Ceramah - Tanya jawab E. Strategi 1.



Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)



2.



Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.



3.



Dengan tanya jawab langsung.



F. Proses Penyuluhan NO KEGIATAN 1 Pembukaan



2



Penyajian bahan



WAKTU 5 menit



PENYAJI  Mengucapkan salam



SASARAN  Membalas salam











Memperkenalkan



diri  Menjelaskan



20 menit



tentang:



pengertian teknik



 Menjelaskan



relaksasi nafas dalam  Menjelaskan tujuan



pengertianteknik relaksasi nafas



relaksasi nafas dalam



dalam



 Menjelaskan manfaat



 Menjelaskan tujuan



relaksasi nafas dalam



relaksasi nafas



 Menjelaskan



dalam



penatalaksanaan



 Menjelaskan



relaksasi nafas dalam.



manfaat relaksasi nafas dalam  Menjelaskan penatalaksanaan relaksasi nafas 3



dalam. Evaluasi







15 menit



Memberi kesempatan kepada



43



Memperhatikan dan



mendengarkan  Mendengarkan  Mempraktekkan



peserta untuk bertanya untuk mengevaluasi peserta, apakah peserta dapat menjelaskan kembali materi penkes dengan bertanya 



Menyimpulkan kembali materi yang disajikan



4



Penutup



5 menit







Diharapkan 30%







memahami materi 1.      Menjawab salam Penyaji mengucapkan terima kasih







Mengucapkan salam penutup



A. Pengorganisasian Presenter         : Desti M. Popa Observer



: CI



B. Setting Tempat



Keterangan : : klien



: perawat



44



: keluarga G. Evaluasi 1. Proses



: Penyuluhan berjalan lancar. Audiens tidak meninggalkan proses penyuluhan



2. Hasil     : 



Audiens dapat menjelaskan pengertian relaksasi nafas dalam







Audiens dapat menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam







Audiens dapat menjelaskan manfaat relaksasi nafas dalam







Audiens dapat menjelaskan 4-5 dari semua langkah relaksasi



MATERI A. Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot



45



Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.



B. Tujuan nafas dalam Smeltzer & bare menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi setres baik setres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.



C. Manfaat relaksasi nafas dalam 1.   Membuat lebih mampu menghindari stress 2.   Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan stress seperti: sakit kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah, nyeri punggung dan nyeri lainnya. 3.   Menurunkan dan mengatasi kecemasan 4.   Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb 5.   Meningkatkan penampilan kerja dan social D. Penatalaksanaan Teknik relaksasi nafas dalam 1.



Cuci tangan



2.



Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien. 



3.



Ciptakan lingkungan yang tenang



4.



Usahakan tetap rileks dan tenang 46



5.



Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3



6.



Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks



7.



Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali



8.



Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahanlahan



9.



Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks



10. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam 11. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri 12. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang 13. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali. 14. Lakukan evaluasi 15. Cuci tangan



47