10 0 565 KB
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahNyalah sehingga makalah kami yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN KANKER KULIT” dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang telah kami peroleh dari buku ataupun sumber-sumber yang lain yang telah kami baca dan pelajari. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Mojokerto, 3 Agustus 2017
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
1
DAFTAR ISI ........................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang .....................................................................................
3
B. Tujuan penulisan .................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN 1.
Deinisi kanker kulit ............................................................................
5
2.
Etiologi ...............................................................................................
6
3.
Manifestasi klinis ...............................................................................
6
4.
Klasifikasi kanker kulit ......................................................................
7
5.
Patofisiologi .......................................................................................
15
6.
Pemeriksaan penunjang .....................................................................
16
7.
Komplikasi ........................................................................................
16
8.
Penatalaksanaan ................................................................................
16
9.
Diagnosa ............................................................................................
18
10. Intervensi ...........................................................................................
19
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1.
Pengkajian ..........................................................................................
24
2.
Analisa data ........................................................................................
26
3.
Rencana asuhan keperawatan .............................................................
27
4.
Daftar pustaka ....................................................................................
35
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari. Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya. Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker kulit. B. Rumusan Masalah Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi masalah pada:
1. Apa yang dimaksud dengan kanker kulit? 2. Apa etiologi dari kanker kulit? 3
3. Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit? 4. Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya? 5. Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan? 6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?
C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya. Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi, penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.
4
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI KANKER KULIT Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010). Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005). Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005)
5
B. ETIOLOGI Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: 1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV) Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit. 2. Kulit Putih Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil. 3. Paparan Karsinogen Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002). 4. Genetik/Faktor Keturunan Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
C. MANIFESTASI KLINIS Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu : 1. Benjolan kecil yang membesar 6
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila dangkat. 2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh. 3. Tahi lalat yang berubah warna Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik. 4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi. 5. Bercak kecoklatan pada orang tua Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit. 6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah. (Dalimartha, 2005)
D. KLASIFIKASI KANKER KULIT Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma
sel
basal
(KSB)
dan
karsinoma
sel
skuamosa
(KSS)
(dalimartha,setiawan,2005). 7
1. Non malenoma maligna 1) Karsinoma sel basal (KSB) a. Definisi Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut. Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002). b. Manifestasi klinis Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002). Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005). Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu: a) Tipe Nodulo-ulseratif Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras. b) Tipe Berpigmen Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat menyerupai melanoma. c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing 8
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan. d) Tipe Superfisial Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat. e) Tipe Fibroepitelial Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan warna yang bervariasi.
2) Karsinoma sel skuamosa a.
Defnisi Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002). Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002). Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari 9
ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005). Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat berupa : a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau. c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam. d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.
2. Melanoma maligna a.
Definisi Melanoma Maligna Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002).. Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000). Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi klinis Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi
10
berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti: 1. Perubahan dalam warna 2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat) 3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit) 4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar 5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga. Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu: A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D= Diameternya lebih besar dari 6 mm (Marwali, 2000).
c. Klasifikasi melanoma maligna a) Melanoma superfisial Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah. b) Melanoma lentigo-maligna
11
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut. c) Melanoma noduler Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk. d) Melanoma akral-lentigonosa Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap. Berdasarkan
tingkat
penyebaran,
Siregar
(2005)
membedakan
melanoma maligna dalam 6 stadium yaitu: 1. Stadium I Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ) 2. Stadium II Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas 3. Stadium III Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis 4. Stadium IV Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis 5. Stadium V Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan 6. Stadium VI Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
12
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut: 1. Stadium I Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe regional. 2. Stadium II Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional 3. Stadium III Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh. (Marwali, 2000).
d. Pengobatan melanoma maligna Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu : Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma: 1. Stadium Klinik I Melanoma Malign. Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara pengobatan melanoma maligna yang terbaik. 2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional. 3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna a. Kemoterapeutik sistemik
13
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah:
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea b. Imunoterapi BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk pengobatan
melanoma
maligna
yang
mengadakan
metastasis
ke
kulit.Diberikan secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.
14
E. patofisiologi
15
16
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium test dan Cuci darah. Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic. 2. Biopsy jaringan Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan. 3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan. Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan. G. KOMPLIKASI Kecacaan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan. Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN 1. Penatalaksanaan medis a. Pembedahan Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi 17
dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm b. Kemoterapi kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas c. Terapi biologis Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete
Guerin)
dan
penggunaan
interferon,
interleukin,
dan
antibiotic
monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan dinonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. d. Terapi radiasi Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma
18
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah : 1) Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor 2) Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang malignan 3) Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energy listrik 4) Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing (alat jarum termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi 5) Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital
2. Penatalaksanaan keperawatan Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah : 1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan 2) Pemberian analgetik tepat 3) Meredakan ansietas 4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah
I. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi, proses malignansi. 2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi 3. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau radioterapi. 4. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.). 5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi 6. Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit. 7. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi. 8. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif. 19
Intervensi keperawatan 1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi Intervensi : a. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan pasien telah dicapai. Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker. b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep tentang dignosis. c. Peratahan kan kontak sering dengan pasien. Rasional: Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak; berikan respek penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan. d. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut. Rasional :Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia. e. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang. Rasional : Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan kemampuan koping.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau radioterapi. Intervensi : a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan aktivitas kerja. Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah. 20
b. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya. Rasional :Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit. c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan. Rasional: Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan efek kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini. d. Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan kontak mata. Rasional :Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.
3. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.). Intervensi : a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan. Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.
b. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi. Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan. Rasional : Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang digunakan.
21
c. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan aktifitas hiburan misal musik dan televisi. Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
d. Dorong
penggunaan
keterampilan
manajemen
nyeri
misalkan
teknik
relaksasi,visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan teraupetik . Rasional :Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan rasa kontrol.
e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu. Rasional :Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi a. Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi. Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi. b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari. Rasional :Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal. c.
Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih sedikit yang di bagi – bagi selama sehari. Rasional :Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahan kan masukan kalori dan protein adekuat.
d.
Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga/ teman 22
Rasional : Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan masukan. e.
Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang sebelum makan. Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi. Intervensi : a.
Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi. Rasional : Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf yangmengalami ISK.
b. Tekankan higene personal Rasional :Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder. c.
Patau suhu Rasional : Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera.
d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik. Rasional : Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
6. Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi. a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan. Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab ( lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi. 23
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan. Rasional:Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit. c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk. Rasional :Membantu mencegah friksi/ trauma kulit. d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di izinkan dokter. Rasional :Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata. e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi. Rasional ; Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi. f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi. Rasional : Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radias
24
BAB III
Konsep askep
2. Pengkajian Pengumpulan data a. Biodata
Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no.medical record dan alamat.
Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, dan hubungan dengan klien
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang Kaji apakah klien sebelum MRS memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien MRS -
Keluhan utama : nyeri
-
Riwayat keluhan utama P : nyeri Q : mendadak dan hilang timbul R : kulit S : 6 (0-10) T : aktivitas dan pola makan pasien yang tidak teratur
Riwayat kesehatan dahulu -
Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
-
Riwayat pemakaian obat-obatan
pemeriksaan fisik a) sistem integument • Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus • Inspeksi kemerahan & gatal, eritema • Perhatikan pigmentasi kulit 25
• Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah b) system gastrointerstinal • Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian kemotherapi • Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit • Kaji diare & konstipasi • Kaji anoreksia • Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan c) system hematopoetik 1. Kaji Netropenia • Kaji tanda infeksi • Auskultasi paru • Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe • Kaji suhu 2. Kaji Trombositopenia : 3. Kaji Anemia • Warna kulit, capilarry refill • Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo d) Sistem Respiratorik & Kardiovaskular • Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif – terutama bleomisin • Kaji tanda CHF • Lakukan pemeriksaan EKG e) Sistem Neuromuskular • Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik • Perhatikan adanya parestesia • Evaluasi refleks • Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki • Kaji gangguan pendengaran • Diskusikan ADL f) Sistem Genitourinari • Kaji frekwensi BAK 26
• Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine • Kaji : hematuria, oliguria, anuria • Monitor BUN, kreatinin
3. Analisa Data Data Subjektif -
Data Objektif
Klien mengatakan tahi lalat
sering
dilakukan
gatal
garukan
Diagnosa Keperawatan
- Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di
dan
sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam Gangguan integritas kulit b/d
yang
kehijau-hijauan
mengakibatkan luka dan
efek
radiasi,
proses
- Luka semakin lama semakin besar dan malignansi.
berair.
pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. - Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau
-
- Luka klien terlihat kemerahan
Resti penyebaran Infeksi
- Teraba panas didaerah luka - Terlihat bengkak didaerah luka -
klien mengatakan -nyeri Pasien tampak meringis dibagian luka
-
Luka semakin
-
semakin
lama
besar,
pipi,
hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi luka
sebagian
kuning
kehijauan dan berbau. -
Keluarga
berdiam
HR,RR,TD meningkat
- Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di . Perubahan citra tubuh sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan - Luka semakin lama semakin besar dan pipi, hidung, dan mata juga menjadi luka. - Kondisi luka sebagian kuning kehijauan
klien
mengatakan bahwa ny B hanya
Gangguan rasa nyaman nyeri
diri
dan berbau - Klien terlihat tidak berdaya
di 27
rumah saja karena merasa malu kepada orang lain dengan
keadaannya
sekarang -
Keluarga
klien
mengatakan saat ini klien mudah tersinggung -
Keluarga mengatakan
klien
klien
- Klien tidak menghabiskan makanannya
Resiko
susah
- Klien terlihat lebih kurus
kurang dari kebutuhan
pemunahan
nutrisi
untuk makan -
Keluarga
klien
mengatakan berat badan klien menurun
4. Rencana Asuhan Keperawatan
No.
1.
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Gangguan integritas kulit b/d Setelah efek
radiasi,
malignansi.
Intervensi Keperawatan
dilakukan 1.
proses intervensi keperawatan selama
3x24
jam,
Rasional
Kaji kulit dengan 1. Efek kemerahan dan sering terhadap efek
kulit samak ( reaksi
samping
terapi
radiasi) dapat terjadi
perhatikan
dalam area radiasi.
gangguan integritas kulit
kanker;
bisa
kerusakan/
Deskuaminasi kering
kriteria hasil:
pelambatan
(
1. Luka tidak berair
penyembuhan
2. Luka tidak bau
Tekan
diatasi
dengan
luka. kan
pentingnya
kekeringan
dan
pruritus), deskuamasi lembab
(
lepuh)
ulserasi,
kehilangan kehilangan
melaporkan
area
rambut,
terbuka
pada
dermis, dan kelenjar
28
pemberi perawatan.
keringat juga dapat terlihat. reaksi
Selain kulit
itu
dapat
terjadi
pada
bebebrapa
agen
kemoterapi. 2.
Mandikan dengan air hangat dan sabun 2.
3.
Memertahankan
ringan.
kebersihan
Dorong pasien untuk
mengiritasi kulit.
menghindari
3.
menggaruk
dan
dari
Membantu mencegah
menepuk kulit yang kering
tanpa
friksi/
trauma kulit.
pada
menggaruk.
4.
Anjurkan untuk
pasien
menghindari 4. Dapat meningkatkan
krim kulit apapun,
iritasi/ reaksi secara
salep,
dan
bedak
nyata.
kecuali
di
izinkan
dokter. 5.
Tinjau
protokol
perawatan
kulit
untuk pasien yang mendapat
terapi
5.
Dilakukan
untuk
meinimalkan trauma pada
area
terapi
radiasi.
radiasi. 6.
Hindari menggaruk atau
menggunakan
sabun, losion, atau deodoran pada area;
6. Dapat menimbulkan atau
bahkan
mempengaruhi pemberian radiasi. 29
hindari memberikan panas
atau
mengusahakan mencuci tanda/ tato 1.
Pemeriksaan kultur
yang ada di kulit
pus
sebagai
mengetahui
identifikasi
area iradiasi.
untuk
perkembangan
Kolaborasi:
penyakit,
1.
terjadi infeksi atau
Pemeriksaan kultur pus.
apakah
tidak. 2.
Mengurangi
bau
tidak sedap. 2.
Pemberian
obat
topikal
3. Kanker klien sudah stadium 3, diperlukan
3.
Penjadwalan terapi selanjutnya: Kemoterapi
terapi lanjutan seperti kemoterapi
atau
bedah.
untuk
mengontrol sel- sel kanker
atau
pembedahan membuang
tahap untuk sel
kanker. 2.
Resiko
tinggi
penyebaran Setelah
dilakukan 1. Tingkatkan prosedur 1. Lindungi pasien dari –
infeksi berhubungan dengan intervensi keperawatan
mencuci tangan yang
sumber
malnutrisi.
baik dengan staf dan
infeksi,
infeksi tidak menyebar
pengunjung.
pengunjung dan staf
kearea yang lain dengan
pengunjung
yang
kreteria hasil:
mengalami
infeksi.
selama
3x24
Luka
jam,
tidak
Batasi
yangmengalami ISK
Tempatkan pada isolasi
2. Membantu potensial
kemerahan Luka
seperti
sesuai indikasi.
terdapat
sumber
tidak 2.
Tekankan
higene
sumber infeksi atau 30
teraba panas
personal
pertumbuhan sekunder.
3. Patau suhu
3.
Peningkatan terjadi
bila
tertutup
oleh
kortikostreoid
suhu tidak obat atau
anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi 4.
Hindari/
batasi
kemoterapi,
proses
prosedur invasif. Taati
penyakit atau infeksi.
teknik aseptik.
Identifikasi
dini
proses
infeksi
memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera. 4.
Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi
entri
portal terhadap agen infeksius.
3
Nyeri akut berhubungan
Setelah
dilakukan 1. Tentukan riwayat nyeri 1.
berhubungan dengan proses
intervensi keperawatan
misal
penyakit (kompresi/destruksi
selama 3x24 jam, nyeri
frekuensi, durasi, dan
dasar
jaringan saraf,infiltrasi saraf
bisa berkurang dengan
intensitas
mengevaluasi
atau suplai
kreteria hasil:
(skala 0 – 10 ) dan
kebutuhan/
tindakan
keefektifan intervensi.
vaskularnya,obstruksi jaringan
Klien
tidak
lokasi
nyeri,
informasi
penghilang
memberikan
data untuk
31
saraf,inflamasi.).
terlihat meringis
Nyeri
yang di gunakan.
Catatan : pengalaman nyeri
klien
adalah
individual
berkurang
yang
gabungkan 2.
Evaluasi/sadari terapi
kemotrapi,
dengan
baik respons fisik dan
tertentumisalkan pembedahan,
di
emosional. radiasi,
bioterapi. 2.
Ketidak nyamanan
Ajarkan pasien/ orang
rentang luas adalah
terdekat
umum misalkan nyeri
apa
yang
diharapkan.
insisi, kulit terbakar, nyeri
punggung
bawah, sakit kepala 3.
Berikan
tindkan
kenyamanan
dasar
tergantung
pada
prosedur/ agen yang
misal reposisi, gosokan
digunakan.
punggung dan aktifitas hiburan
misal
musik
3.
Meningkatkan relaksasi
dan televisi.
dan
membantu 4.
memfokuskan
Dorong penggunaan
kembali perhatian.
keterampilan manajemen
nyeri
misalkan
teknik
relaksasi,visualisasi, bimbingan tertawa,
4.
imajinasi, musik
dan
sentuhan teraupetik 5.
kontrol.
kan
pasien
untuk
berpartisipasi
secara
aktif dan meningkat kan rasa kontrol.
Evaluasi penghilang nyeri/
Memungkin
Nilai
aturan pengobatan bila 5.
Tujuan nya adalah 32
perlu.
kontrol
nyeri
maksimum pengaruh
dengan minimum
pada AKS. 4.
Perubahan nutrisi kurang dari Setelah
dilakukan 1.
Pantau
kebutuhan
berhubungan intervensi keperawatan
makan
dengan
konsekuensi selama 1x24 jam, klien
biarkan
kemoterapi
bisa
menghabiskan
makananya
setiap
dengan
hari,
nutrisi.
buku
harian
tentang
makanan
sesuai 2.
indikasi.
Klien
Membantu
malnutrisi 2.
BB tidak turun
protein
Ukur tinggi, berat
kalori, khusus nya
badan dan ketebalan
bila berat badan dan
lipatan
pengukuran
kulit
trisep.pastikan jumlah
antropometrik
penurunan berat badan
kurang dari norma
saat
ini.
berat
Timbang
badan
setiap 3.
hari.
makan
Kebutuhan jaringan metabolik
3. Dorong pasien untuk diet
ditingkatkan begitu
tinggi
juga cairan ( untuk
kalori kaya nutrien,
menghilangkan
dengan
masukan
produk
sisa).
cairan
adekuat.
Sumplemen
dapat
penggunaan
memainkan
peran
suplemen dan makan
penting
dalam
sering/ lebih sedikit
mempertahan
yang di bagi – bagi
masukan kalori dan
selama sehari.
protein adekuat.
Dorong
4.
dan
mengidentifikasi
menghabiskan makanan
Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi
pasien
menyimpan
kreteria hasil
masukan 1.
Ciptakan
suasana
4.
Membuat
33
kan
waktu
makan malam yang
makan
lebih
menyenangkan,
menyenangkan yang
dorong pasien untuk
dapat meningkat kan
berbagi
makanan
masukan.
dengan
keluarga/
teman 5.
Dorong penggunaan teknik
5.
relaksasi,
awitan
visualisasi, bimbingan imajinas,
latihan
sedang
Dapat mencegah
sebelum
atau
menurunkan
berat
nya
mual,
penurunan
makan.
anoreksia,
dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral 5
Gangguan
harga
diri Setelah
dilakukan 1.
Diskusikan dengan 1.
Membantu dalam
berhubungan dengan proses intervensi keperawatan
pasien/ orang terdekat
memastikan masalah
penyakit,
kecacatan selama 3x24 jam, nyeri
bagaimana diagnosis
untuk
memulai
samping bisa berkurang dengan
dan pengobatan yang
proses
pemecahan
mempengaruhi
masalah.
bedah,efek
kemoterapi atau radioterapi.
kreteria hasil:
Klien
kehidupan
tidak
pasien/
terlihat meringis
Nyeri
pribadi
rumah
dan
aktivitas kerja.
klien
2.
Dapat membantu menurunkan
berkurang 2.
Dorong tentang/
diskusi pecahkan
masalah
yang
mempengaruhi
masalah tentang efek
penerimaan
kanker/
pengobatan
pengobatan
pada peran sebagai
merangsang
ibu
kemnajuan penyakit.
rumah
tangga,
34
atau
orang
tua,
dan
sebagai nya. 3.
Meskipun beberapa pasien
3.
Berikan dukungan
beradaptasi/menyes
emosi untuk pasien/
uaikan dengan efek
orang terdekat selama tes
diagnostik
mampu
kanker
dan
atau
samping
fase pengobatan.
efek terapi
banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini.
4.
Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien mempertahankan kontak mata.
dan
4.
Pemastian individualitas
dan
penerimaan penting dalam menurunkan perasaan
pasien
tentang ketidakamanan dan keraguan diri.
35
DAFTAR PUSTAKA Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari: http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEMINTEGUMEN-(KULIT) Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC. Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC. Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC. Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari http://www.yki.cakulit.com Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari http://www.globocan.2008.com Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13. Jakarta:EGC.
36