ASKEP KELUARGA IBU MENYUSUI DENGAN HIPERTENSI Asli [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN S DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI PADA IBU MENYUSUI YAITU Ny E



Dosen pembimbing: Induniasih, S.Kp., M.Kes



Disusun oleh:



Andien Firsty B.F.



(P07120219030)



Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Sarjana Terapan Keperawatan + Profesi Ners Tahun Ajaran 2020/2021 Jl.Tata Bumi No.3 Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan keluarga dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Tn S dengan Masalah Utama Hipertensi pada Ibu Menyusui yaitu Ny E. Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah keperawatan keluarga nasional. Selain itu, laporan kasus ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan baik. Saya menyadari bahwa laporan kasus yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan pembaca sangat saya harapkan. Yogyakarta, 4 April 2021



Andien Firsty B.F



Daftar Isi ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn S DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI PADA IBU MENYUSUI YAITU Ny E..................................................................1 KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2 Yogyakarta, 1 April 2021................................................................................................................2 BAB I...............................................................................................................................................4 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4 A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................4 B. Pengertian.............................................................................................................................4 C. Etiologi.................................................................................................................................5 D. Tanda dan Gejala..................................................................................................................5 E. Patofisiologi..........................................................................................................................6 F. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................................................6 G. Penatalaksanaan....................................................................................................................7 H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi...................................................................8 I. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi...............................................................10 BAB II...........................................................................................................................................19 ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................................19 A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA.............................................................19 B. ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA...............................................................34 C. SKORING MASALAH KEPERAWATAN......................................................................37 D. PERENCANAAN...............................................................................................................42 E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI................................................................................43 bab iii.............................................................................................................................................46 Penutup..........................................................................................................................................46 A. Kesimpulan.........................................................................................................................46 B. Saran...................................................................................................................................46 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................47



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris hypertension yang berasal dari bahasa Latin “hyper” dan “tension. “Hyper” berarti super atau luar biasa dan “tension” berarti tekanan atau tegangan. Hypertension akhirnya menjadi istilah kedokteran yang populer untuk menyebut penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah tenaga yang dipakai oleh darah yang dipompakan dari jantung untuk melawan tahanan pembuluh darah, jika tekanan darah seseorang meningkat dengan tajam dan kemudian menetap tinggi, orang tersebut dapat dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi (Gunawan, 2001). Kenyataan bahwa penderita hipertensi semakin hari semakin banyak, baik dari kalangan usia dewasa, lansia hingga ibu hamil dan menyusui. Dapat kita ketahui bahwa penyakit hipertensi ini sangat beresiko bagi si penderita terlebih pada ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia Ibu hamil dengan preeklamsia lumayan banyak dijumpai. Kasus yang diambil penulis ini adalah kasus dimana ibu pada saat hamil merupakan ibu preeklamsia hingga melahirkan tekanan darahnya tidak kunjung normal walaupun sudah selang beberapa minggu. Sehingga beberapa keluarga khawatir dengan kondisi ibu dan bayi. Dalam hal ini penulis akan melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn S terkait ibu menyusui dengan hipertensi. B. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten, di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut WHO 1996, batasan tekanan darah normal orang dewasa adalah maksimum 140/90 mmHg.



Apabila tekanan darah seseorang di atas angka tersebut pada beberapa kali pengukuran di waktu yangberbeda, orang tersebut bisa dikatakan menderita hipertensi. Penderita hipertensi memiliki resiko lebih besar untuk mendapatkan serangan jantung dan stroke (Suwarsa, 2006) Hipertensi



juga



merupakan



faktor



utama



terjadinya



gangguan



kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016) Jenis Hipertensi Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. C. Etiologi Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) : a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah. b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab. D. Tanda dan Gejala Tanda dan gelala hipertensi yaitu ;



Sakit kepala, Epitaksis, Rasa berat di tengkuk, Mata berkunang – kunang, Mual, muntah, Kelemahan / letih, Sesak nafas, Kenaikan tekanan darah dari normal, Penurunan kekuatan genggaman tangan , Pandangan mata kabur/tidak jelas. ( Aziza, Lucky, 2007 ) E. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepeneprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap vasokonstriksi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin, yang merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon yang menyebabkan retensi natrium yang menyebabkan peningkatan intravaskuler. Semua faktor yang cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. F. Pemeriksaan Diagnostik 1)



Pemeriksaan Laboratorium; 



Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.







BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.







Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.







Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal







dan ada DM.



2)



CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.



3)



EKG: dapat menunjukan pola regangan, di mana luas, peninggian gelombang P



adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. 4)



IU: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal, perbaikan ginjal.



5)



Poto dada: menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran



jantung (Sobel, et al, 1999). G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada pasien hipertensi menurut (Baradero, Wilfrid, Siswadi, 2008) yaitu: a. Obat-obatan Terapi dengan mengguanakan obat adalah pengobatan utama untuk hipertensi esensial. Pada umumnya, pemakaian obat dimulai denan satu macam obat dalam dosis yang rendah dan diberikan satu kali tiap hari untuk mempermudah kepatuhan pasien. b. Modifikasi pola hidup Sangat dianjurkan agar pasien dapat memodifikasi pola hidupnya agar pengobatannya menjadi lebih efektif. Dua pola hidup sangat perlu disesuaikan adalah kebiasaan merokok dan stress. c. Pembedahan Pembedahan tidak digunakan untuk pengobatan hipertensi esensial, tetapi dapat bermanfaat untuk hipertensi sekunder, seperti tumor adrenal, feokromositoma yang sangat banyak mengeluarkan katekolamin-epinefrin dan norepinefrin, atau pembedahan ginjal. d. Diet Diet adalah pola hidup yang perlu dimodifikasi.



a) Mengurangi garam dalam makanan b) Menurunkan berat badan bagi yang obesitas. c) Tidak mengonsumsi lemak jenuh untuk mengurangi risiko penyakit jantung. d) Mengurangi konsumsi alcohol e. Aktivitas Gerak badan aerobik secara teratur dianjurkan karena dapat membantu mengurangi berat badan dan risiko penyakit jantung. H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol : 1) Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, 13 sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2014). 2) Umur Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014). 3) Keturunan (genetik) Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010). 4) Pendidikan



Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam 14 menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007). b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol A. Obesitas Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013). B. Kurang olahraga Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. C. Kebiasaan merokok Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. D. Konsumsi garam berlebihan WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang 15 direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka, 2014-2015). E. Minum alkohol Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke. F. Minum kopi



Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg. G. Kecemasan Kecemasan



akan



menimbulkan



stimulus



simpatis



yang



akan



meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulangulang akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat. I. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) : 1. Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : a. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1)



Nama kepala keluarga



2)



Alamat dan telepon



3)



Pekerjaan kepala keluarga



4)



Pendidikan kepala keluarga



5)



Komposisi keluarga dan genogram



6)



Tipe keluarga



7)



Suku bangsa



8)



Agama



9)



Status sosial ekonomi keluarga



10) Aktifitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi : 1)



Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak



tertua dari keluarga inti. 2)



Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai



tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 3)



Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat



kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan. 4)



Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat



kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. c. Pengkajian Lingkungan 1)



Karakteristik rumah



2)



Karakteristik tetangga dan komunitas RW



3)



Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat



4)



Sistem pendukung keluarga



d. Struktur keluarga 1)Pola



komunikasi



keluarga



yaitu



menjelaskan



mengenai



cara



berkomunikasi antar anggota keluarga. 2)Struktur



kekuatan



keluarga



yaitu



kemampuan



anggota



keluarga



mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.



3)Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. 4)Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan. 5)Fungsi keluarga : a. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. b. Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. c. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga



yang



sakit,



menciptakan



lingkungan



yang



dapat



meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. d. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. 6) Stres dan koping keluarga a) Stressor jaangka pendek dan panjang



1. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan. 2. Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. b)



Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor



c)



Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi



permasalahan. d)



Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi



permasalah e)



Pemeriksaan Fisik



Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah : a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga. b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan. c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan. d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif



dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien. e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan. f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang. g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut : 1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota keluarga 2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi 3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi 4. Ketidakmampuan



keluarga



dalam



memelihara



atau



memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi 5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi 3. Membuat Perencanaan Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan



standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut : b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit hipertensi. Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi. Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan. Intervensi : 1) Jelaskan arti penyakit hipertensi 2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi 3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan. c. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi. Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat. Intervensi: 1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi 2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi. c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi



Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi. Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi secara tepat. Intervensi: 1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi. 2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi. d. Ketidakmampuan



keluarga



dalam



memelihara



atau



memodifikasi



lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi. Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi Standar



:



Keluarga



dapat



memodifikasi



lingkungan



yang



dapat



mempengaruhi penyakit hipertensi. Intervensi : 1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit hipertensimisalnya : a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam. b) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan. c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi. 2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.



e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan. Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi. Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat. Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.



BAB II ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA I.



IDENTITAS UMUM KELUARGA a. Identitas Kepala Keluarga:



Nama Umur Agama



: Rusman Sudarsana : 57 tahun : Islam



Pendidikan Pekerjaan Alamat



: SD : wiraswasta : Ngebrak Barat, Rt 02, Rw 28, Semanu, Semanu



Suku



: Jawa



Nomor Telpon



GK :-



b. Komposisi Keluarga: NO. 1.



NAMA UMUR AGAMA L/P HUB.DGN.KK PENDK. PEKERJAAN Ny S Islam P Istri SD Wiraswasta



2.



Ny E



Islam



P



Anak



SMA



IRT



3.



Ny S



Islam



P



Anak



SMA



IRT



4.



An A



Islam



L



Cucu



-



-



5.



An A



Islam



P



Cucu



TK



-



6.



An S



Islam



L



Cucu



-



-



KET.



Meninggal Bayi



c. Genogram:



Ket.: : laki-laki : perempuan : tinggal dalam satu rumah : laki-laki meninggal dunia : perempuan meninggal dunia : : yang teridentifikasi/ klien



d. Type Keluarga: a)



Jenis type keluarga: tipe extended family



b)



Masalah yang terjadi dg type tersebut: Tn S dan keluarga khawatir dengan Kesehatan Ny E karena Ny E menderita hipertensi. Keluarga khawatir hal ini akan berpengaruh pada bayi. Keluarga khawatir ASI bayi juga terkontaminasi dengan obat hipertensi sehingga nanti akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.



e. Suku Bangsa: a)



Asal suku bangsa: Jawa



b)



Budaya yang berhubungan dg kesehatan: Keluarga Tn S mengkonsumsi jamu untuk meredakan sakit seperti jamu kunir asam untuk meredakan nyeri haid dan jamu jongrap bagi ibu menyusui untuk memperlancar asi dan memperbanyak produksi asi.



c) f.



Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:



Status Sosial Ekonomi Keluarga:



Anggota keluarga yang mencari nafkah: Tn S, Ny S dan kedua anaknya Ny E dan suami serta Ny S dan suami a)



Penghasilan: jika diakumulasikan semua sekitar Rp 10.000.000,00



b)



Upaya lain: agen PKH



c)



Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) Keluarga ini memiliki 2 sepeda motor, 1 mobil, 2 set kursi tamu, HP 4, 4 almari, 1 set meja makan, peralatan dapur, 2 kulkas dll



d)



Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan adalah cicilan mobil, kebutuhan sandang pangan keluarga, kebutuhan listrik, air, dll



g. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Keluarga Tuan W rekreasi paling tidak setiap seminggu sekali, yang biasa dilakukan adalah jalan-jalan seperti di mall,menonton film, berkuliner, pergi ke tempat pariwisata atau hanya sekedar pergi keluar menggunakan mobil II.



RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): Tahap perkembangan keluarga Tn. S termasuk dalam tahap perkembangan dewasa tua Anak pertama Tuan S sudah menikah dan baru memiliki anak berusia satu bulan kemudian anak kedua juga sudah menikah dan memiliki dua anak. Anak pertama sudah meninggal dan anak ke dua proses masuk sekolah SD b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya: Tahap perkembangan keluarga Tn. S termasuk dalam tahap perkembangan dewasa muda c. Riwayat kesehatan keluarga inti: Semua anggota keluarga sudah mendapatkan imunisasi lengkap -



Tn S pernah menderita gastritis



-



Ny S menderita penyakit DM baru terdeteksi beberapa bulan terakhir ini.



-



Ny E (anak pertama) menderita penyakit hipertensi baru diketahui saat hamil, kemudian hingga hari ini masih hipertensi



-



Ny S (anak kedua) tidak sedang menderita penyakit.



a)



Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Ny S menderita penyakit diabetes melitus dan Ny E menderita penyakit hipertensi



b)



Riwayat penyakit keturunan: tidak ada riwayat penyakit keturunan



c)



Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga Imunisasi



No 1 2 3 4



Nama



Umur



Tn. S Ny. S Ny. E Ny S



57 th 62 th 25 th 22 th



BB 65 kg 60 kg 67 kg 83 kg



Keadaan



(BCG/Polio/



Masalah



Tindakan yang



Kesehatan



DPT/HB/



Kesehatan



telah dilakukan



Sehat DM Hipertensi Sehat



Campak) Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap



-



Konsumsi amlodipin



d)



Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan Dokter pribadi ( klinik) BPJS mandiri , RS



d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Ny E pernah menderita preeklamsia dan juga COVID-19 sebagai OTG pada saat hamil. III.



PENGKAJIAN LINGKUNGAN a. Karakteristik Rumah a)



Luas rumah: 9x 15 m2



b)



Type rumah: 36



c)



Kepemilikan: oleh Tn S



d)



Jumlah dan ratio kamar/ruangan: terdapat 8 ruangan yaitu ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, tempat sholat serta 3 kamr tidur dan 1 kamar mandi



e)



Ventilasi/cendela: terdapat cukup ventilasi dan jendela sehingga sirkulasi udara dan cahaya masuk ke rumah dengan baik



f)



Pemanfaatan ruangan: ruang dimanfaatkan secara optimal untuk kamar tidur, ruang tamu, musholla, dapur, tempat makan, kamar mandi dl



g)



Septic tank: ada terletak di pojok belakang rumah



h)



Sumber air minum: air mineral isi ulang dan air pam



i)



Kamar mandi/WC: terdapat satu kamar mandi dan WC yang menjadi satu



j)



Sampah:samapah terkelola dengan baik yaitu di jadikan satu dikumpulkan di tong sampah depan rumah. Setelah itu, akan di ambil oleh pengelola sampah desa limbah RT, kemudian dibuang dan dikelola dusun.



k)



Kebersihan lingkungan: kebersihan lingkungan baik, lingkungan rumah Tn S bersih dan rapi



b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW a) Kebiasaan:kerja bakti, ronda malam, Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang membangun rumah dikerjakan saling gotong royong. b)



Aturan/kesepakatan: menaati norma yang telah ditetapkan, selalu membantu satu sama lain



c)



Budaya: bersih dusun, kerja bakti, gotong royong, ronda malam, arisan



c. Mobilitas Geografis Keluarga: Keluarga mengatakan sudah bertempat dirumah tersebut sejak 41 tahun lalu, bersama istri , anak dan cucunya. d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Perkumpulan dengan keluarga dan tetangga baik. Perkumpulan keluarga paling minim 1 tahun sekali Tn. S. Mengatakan hubungan dengan tetangga baik, namun karena adanya pandemi ini Tn S membatasi perkumpulan. e. Sistem Pendudukung Keluarga Dalam keluarga Tn. W. Apabila tedapat permasalahan selalu di musawarahkan dengan Ny. E. Dalam mendukung kesehatan, keluarga memiliki fasilitas untuk menunjang kesehatan keluarga yaitu berupa BPJS Mandiri, fasilitas kesehtan yang ada di rumah cukup misalnya : tersedianya obat-obatan pribadi seperti kaditic, antasida, polysilane, paracetamol dll. Dukungan psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik. IV.



STRUKTUR KELUARGA a. Pola/cara Komunikasi Keluarga



-



Pola komunikasi antar anggota keluaga dilakukan secara langsung maupun dunia maya



-



Anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehariharinya, komunikasi rutin dan terjaga selalu tiap harinya



-



Dalam menghadapi suatu masalah biasanya selalu dilakukan musyawarah keluarga sebelum mengambil keputusan.



b. Struktur Kekuatan Keluarga Pimpinan keluarga adalah kepala keluarga Tn.S, seluruh anggota keluarga senantiasa saling mengingatkan tentang pentingnya meningkatkan kesehatan. c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga) -



Tn. S sebagai orang yang di hormati dan sebagai pengambil keputusan, sebagai pelindung menjadi kepala keluarga, mencari nafkah,serta sebagai suami, ayah.



-



Ny. S sebagai istri, ibu bagi anaknya, mengurus segala keperluan rumah. Selain itu, Ny. S adalah pendidik yang baik untuk ketiga anaknya. Ny S selalu membantu anak-anaknya mengurus cucu nya Ny E(anak pertama) sering ,membantu Ny S berjualan, membantu mengurus keperluan rumah tangga membantu mencari nafkah dan bertanggung jawab sebagai ibu dan istri.



-



Ny S(anak kedua) sering ,membantu Ny S berjualan, membantu mengurus keperluan rumah tangga membantu mencari nafkah dan bertanggung jawab sebagai ibu dan istri. Ny S selalu membantu Ny E dalam mengurus bayinya, karena Ny E adalah ibu baru.



d. Nilai dan Norma Keluarga Dalam keluarga Tn.W. mempunyai suatu peraturan yang ditanamkan kepada anakanaknya yaitu tidak bertengkar dengan anggota keluarga dan dalam menyelesaikan masalah harus dengan musyawarah. Konflik peran jarang terjadi baik kedua orang tua maupun anak-anaknya keluarga Tn S selalu menjalankan solat 5 waktu, serta menerapkan tata krama dan berbuat yang baik terhadap siapa saja. V.



FUNGSI KELUARGA a. Fungsi afektif



Keluarga rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga saling mendukung, bila ada yang sakit langsung dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan. b. Fungsi sosialisasi a)



Kerukunan hidup dalam keluarga terjaga dengan baik



b)



Interaksi dan hubungan dalam keluarga:sangat baik dengan komunikasi yang saling terbuka



c)



Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn S



d)



Kegiatan keluarga waktu senggang: berkumpul bersama bercakapcakap, makan bersama, pergi berlibur atau hanya sekedar pergi jalan-jalan



e)



Anggota keluarga sering pergi bermain ke saudara lain sekedar berkumpul bercakap-cakap, makan bersama atau pergi jalan-jalan



f)



Partisipasi dalam kegiatan social: anggota keluarga sering mengikuti kegiatan masyarakat yang ada seperti kerja bakti, ronda malam dll.



c. Fungsi perawatan kesehatan a)



Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya Keluarga Tn S pengetahuan ,mengenai Preeklamsia dan hipertensi kurang mereka mengaku hanya mengetahui jika hipertensi itu dimana tekanan darah seseorang yang melebihi batas normal.



b)



Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat Keluarga Tn. S mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibelikan obat di apotik terlebih dahulu, jika sakitnya tidak terlalu parah. Namun sekiranya sudah tidak dapat diatasi sendiri maka di bawa ke klinik langganan keluarga.



c)



Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: Keluarga Tn S mengaku belum optimal merawat anggota keluarga yang sakit dikatrenakan kurangya pengetahuan tersebut. Namun keluarga satu sama lain selalu segera mencari alternatif untuk menyembuhkan tiap anggota yang sakit. Keluarga



saling care satu sama lain. Keluarga mencoba bertanya kepada saudara terlebih dahulu tindakan yang baik yang harus dilakukan apa saja.



d)



Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: Setiap anggota keluarga selalu bergotong royong saling membagi tugas menyapu halaman rumah, mengepel, menyapu rumah dan melakukan bersih-bersih.



e)



Kemampuan



keluarga



menggunakan



fasilitas



kesehatan



di



masyarakat Keluarga Tn W menggunakan BPJS Mandiri dengan fasilitas dokter pribadi untuk berobat. d. Fungsi reproduksi a)



Perencanaan jumlah anak: Tn S memiliki anak 2



b)



Akseptor: kondom



e. Fungsi ekonomi a)



Upaya pemenuhan sandang pangan Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian dan biaya untuk berobat. Dengan Tn S dan Ny S bekerja sebagai wiraswasta berjualan bakmi jawa. Anaknya yang pertama Ny E sebagai agen PKH dan suaminya yang bekerja sebagai satpam di Jakarta. Aanaknya yang ke dua biasa membantu anak pertama sebagai admin PKH dan suaminya sebagai pegawai swasta yang bekerja juga di Jakarta.



VI.



STRES DAN KOPING KELUARGA a. Stressor jangka pendek Target pekerjaan b. Stressor jangka panjang Mengoptimalkan peran masing masing diberbagai aspek kehidupan c. Respon keluarga terhada stressor Semua berupaya keras saling membantu disertai dengan berkeyakinan kuat pada agama.. d. Strategi koping



Keluaraga biasanya berkumpul dan berdiskusi dalam menghadapi masalah atau biasanya bertanya dengan saudara. e. Strategi adaptasi disfungsional Keluarga selalu menggunakan pendekatan yang adaptif dengan keluarga saling membicarakan masalah yang dihadapi masing-masing anggota kemudian berdiskusi untuk mencari solusinya. VII.



KEADAAN GIZI KELUARGA a. Pemenuhan gizi: Anggota keluarga mengkonsumsi makanan 3x sehari, keluarga banyak mengkonsumsi makanan yang berprotein. Dalam pengolahannya keluarga Tn S dahulu banyak membeli makanan dari luar, namun semenjak Ny E hamil hingga melahirkan ini keluarga lebih memilih memasak makanan sendiri dari pada membeli dari luar. Hal ini dikarenakan melihat kecukupan nutrisi bagi ibu post partum agar penyembuhannya lebih cepat dan memperlancar ASI.



b. Upaya lain: Ny E memasak menu berbeda beda agar anggota keluarga tidak bosan, jika terpaksa Ny E akan bepergian hanya sekali dua kali keluarga Tn W membeli makanan diluar.



VIII.



PEMERIKSAAN FISIK A. Pemeriksaan Umum Keluarga No



Area



Tn S



1



Pemeriksaan Kepala



Rambut



tampak Rambut



bersih,



lembab, tampak bersih, tampak bersih, bersih, lembab, bersih, rambut di terlihat



sedikit,



panjang, cat pirang pada hitam,



tidak



tipis,



Ny S



pendek



hitam



Mata



Ny S



Rambut



Rambut tampak Rambut



, lembab, tebal, lembab, tebal, tebal,



dan panjang, hitam, panjang, hitam, hitam,



terdapat beberapa tidak



2



Ny E



teraba tidak benjolan.



benjolan. Konjungtiva



Konjungtiva



3



Hidung



Hidung



sklera



an- sklera



ikterik



ikterik



tidak bersih,



tidak bersih,



teraba



benjolan, teraba



teraba



tidak ada cairan.



4



Mulut



tebal,



sebahu,



tidak



an- sklera an-ikterik



an-ikterik



teraba benjolan



sklera



an-



ikterik



tidak bersih,



terlihat Hidung terlihat



tidak bersih,



tidak bersih,



teraba benjolan, teraba



benjolan, teraba



tidak ada cairan.



ada cairan.



Mulut



tampak Mulut tampak Mulut tampak Mulut



terdapat



sedikit bersih



tidak bersih



masih



dan anemis dan sklera an-anemis dan



benjolan, tidak benjolan, tidak tidak ada cairan. ada cairan.



dalam,



lembab,



terlihat Hidung terlihat Hidung terlihat Hidung terlihat Hidung



bersih,



tampak Rambut



teraba benjolan. Konjungtiva an- Konjungtiva an- Konjungtiva



anemis dan sklera an-anemis dan an-anemis dan anemis an-ikterik



An S



tidak bagian



teraba teraba benjolan.



uban, tidak teraba benjolan. an- Konjungtiva



An A



tidak



benjolan, tidak ada cairan.



tampak Mulut



tampak Belum tumbuh



tidak bersih tidak ada bersih tidak ada gigi,



mulut



caries gigi tidak ada caries gigi ada caries gigi caries gigi tidak caries gigi tidak tampak bersih ada



gigi tidak ada gigi tidak ada gigi ada



berlubang. Tidak berlubang. memakai



berlubang.



gigi ada



berlubang.



gigi



berlubang.



gigi Tidak memakai Tidak memakai Tidak memakai Ompong 3 gigi



palsu.



gigi palsu.



gigi palsu.



gigi palsu.



depan



tanggal.



Tidak



memakai



gigi palsu. 5



Telinga



Telinga simetris, Telinga



Telinga



Telinga simetris, Telinga simetris, Telinga



normal dan tidak simetris,



simetris,



normal



ada serumen.



normal



dan normal



dan tidak



tidak



ada tidak



ada serumen.



serumen. 6



Leher



Tidak



ada



ada Tidak



ada Tidak



ada Tidak



pembesaran ada tidak



ada Tidak



pembesaran



Dada



lesi. Dada



dan



tidak



ada



ada tidak



ada Tidak



ada



pembesaran vena pembesaran



jugularis, jugularis,



tiroin, tidak ada kelenjar tiroin, kelenjar tiroin, kelenjar 7



normal serumen.



tidak vena jugularis, vena jugularis, vena kelenjar tidak



ada ada serumen.



serumen.



pembesaran vena pembesaran jugularis,



dan normal dan tidak simetris,



ada ada



tidak vena jugularis, kelenjar tidak



ada



tiroin, tiroin, tidak ada kelenjar tiroin,



tidak ada lesi. tidak ada lesi. tidak ada lesi. lesi. terlihat Dada terlihat Dada terlihat Dada terlihat Dada



tidak ada lesi. terlihat Dada terlihat



simetris tidak ada simetris



tidak simetris



tidak simetris



tidak simetris tidak ada simetris



tidak



suara tambahan



suara ada



suara ada



suara suara tambahan



suara



ada



ada



tambahan 8



Abdomen



Bising



tambahan



usus Bising



normal, tidak ada normal, distensi abdomen



ada



tambahan



usus Bising



usus Bising



usus Bising



tidak normal,



tidak normal,



tidak normal, tidak ada normal,



distensi ada



abdomen



tambahan



distensi ada



abdomen,



usus Bising



distensi distensi abdomen



abdomen



Tangan



Tidak



ada Tidak



keluhan 10



Kaki



Tidak keluhan



pusar



belum



jahitan



post



lepas



tapi



11



Eliminasi



Tidak keluhan



12



13



ada Tidak



keluhan



tali



luka



keluhan



ada Tidak



distensi



terdapat



ada Tidak



keluhan



tidak



abdomen,



ops caesar 9



ada



usus



keluhan



sudah kering ada Tidak



ada Tidak



keluhan ada Tidak



ada Tidak



keluhan ada Tidak



keluhan



ada



keluhan ada Tidak



keluhan



ada



keluhan



ada Tidak



ada Tidak



ada Tidak



ada Tidak



ada Tidak



BAB keluhan



BAB keluhan



BAB keluhan



BAB keluhan



BAB keluhan



ada BAB



BAK.



BAK



BAK



BAK



BAK



BAK



Kekuatan



4444|4444



4444|4444



4444|4444



4444|4444



4444|4444



Nilai APGAR: 8



otot



4444|4444



4444|4444



4444|4444



4444|4444



4444|4444



Keadaan



Composmentis,



Composmentis, Composmentis, Composmentis,



umum



tidak ada keluhan. tidak



ada tidak



ada tidak



Composmentis,



Composmentis,



ada tidak ada keluhan. tidak



ada



14 15



TB, BB TTV



keluhan.



keluhan.



keluhan.



TB: 163



TB: 153



TB:154



TB: 160



TB: 120



TB: 55,2



BB: 65kg



BB: 60kg



BB:67kg



BB:83kg



BB: 27kg



BB: 4kg



TD



:



130/70 TD : 120/70 TD : 150/100 TD



:



keluhan.



130/90 TD



:



104/64 TD



:



90/60



mmHg



mmHg



mmHg



mmHg



mmHg



mmHg



S : 36,5◦C



S : 36,7◦C



S : 36,5◦C



S : 36,8◦C



S : 36,6◦C



S : 36,4◦C



N : 73x/ menit



N : 73x/ menit



N : 80x/ menit



N : 80x/ menit



N : 88x/ menit



N



RR : 18x/ menit



RR



RR : 22x/ menit



menit



menit



:



22x/ RR menit



:



20x/ RR : 21x/ menit



:



RR menit



100x/ :



30x/



Kesimpulan : Dari data pemeriksaan fisik anak keluarga Tn. S dapat disimpulkan 1) Keadaan umum baik 2) Kesadaran composmentis 3) Pemeriksaan fisik Tn S dari kepala hingga kaki baik. Tidak ada kejanggalan. 4) Pemeriksaan fisik Ny S dari kepala hingga kaki baik. Tidak ada kejanggalan 5) Pemeriksaan fisik Ny E baik dari kepala, sampai kaki, kekuatan otot baik, namun tekanan darah melebihi normal yaitu 150/100 mmHg, serta adanya luka jahit post ops caesar. 6) Pemeriksaan fisik Ny. S baik dari kepala, sampai kaki, kekuatan otot baik, dari kepala hingga kaki baik. Tidak ada kejanggalan 7) Pemeriksaan fisik An A dari kepala hingga kaki baik, kekuatan otot baik Tidak ada kejanggalan 8) Pemeriksaan Fisik An. S baik, kepala hingga kaki baik, nilai APGAR normal Tidak ada kejanggalan



IX.



HARAPAN KELUARGA a. Terhadap masalah kesehatannya: keluarga berharap agar Ny S tekanan darahnya semakin menurun sedikit demi sedikit. b. Terhadap petugas kesehatan yang ada: Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar memberikan pendidikan/pengetahuan menganai hipertensi pada ibu menyusui.



B. ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA DATA Data Subjektif : 1. Keluarga Tn S mengaku belum optimal merawat Ny E dikarenakan kurangya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi.



2. Keluarga mengatakan satu sama lain selalu segera mencari alternatif untuk menyembuhkan Ny E.



3. Keluarga mengatakan hanya mengetahui pengertian hipertensi yaitu tekanan darah yang tinggi.



4. Keluarga mengatakan takut jika Ny E melanjutkan meminum obat hipertensi akan mempengaruhi bayi



5. Keluarga mengungkapkan minatnnya untuk belajar mengenai hipertensi



Data Objektif : 1. Ketika perawat mengecek TD Ny E keluarga terlihat antusias TD : 150/100 mmHg S : 36,5◦C N : 80x/ menit



MASALAH



PENYEBAB



Kesiapan peningkatan pengetahuan keluarga tentang hipertensi



-



SDKI D.0113 hal 251



RR : 20x/ menit Data Subjektif : 1. Keluarga Tn.S menyatakan ingin menerapkan gaya hidup sehat. 2. Keluarga Tn S menyatakan ingin menjaga kesehatan terkhusus untuk Ny E yang terkadang mengalami kenikan tekanan darah 3. Keluarga Tn. M mengaku telah berupaya memberikan makanan yang rendah lemak bagi Ny E 4. Ny E mengatakan sering membahas cara meminimalisirkan kenaikan tekanan darah dengan temannya Data Objektif : -



Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga SDKI D.0090 hal 199



Adaptasi keluarga dalam perawatan atau pengobatan yang kompleks terhadap An.S



C. SKORING MASALAH KEPERAWATAN Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Hipertensi No 1



kriteria Sifat masalah :



Bobot



Perhitungan



Keluarga Tn S mengaku belum optimal merawat Ny E dikarenakan kurangya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi.



Skala



2



Pembenaran



Tinggi



:1



Resiko



: 2



Aktual



: 3



1



2/3 x 1 = 2/3



Kemungkinan masalah



Keluarga mengatakan satu sama lain selalu segera mencari



untuk diubah



alternatif untuk menyembuhkan Ny E.



Skala : Tinggi



:2



Sedang



:1



2



1/2 x 2 = 1



Rendah 3



:0 Keluarga mengatakan hanya mengetahui pengertian hipertensi yaitu



Potensial masalah : Skala



1



3/3 x 1 = 1



tekanan darah yang tinggi.



Tidak dapat : 1 Cukup



:2



Mudah 4



:3



Menonjolnya masalah



Keluarga mengatakan takut jika Ny E melanjutkan meminum obat



Masalah



hipertensi akan mempengaruhi bayi



dirasakan



perlu segera ditangani :2 Masalah



dirasakan



:1 Masalah



tidak 1



1/3 x 1 = 1/3



dirasakan : 0



Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga berhubungan dengan Adaptasi keluarga dalam perawatan atau pengobatan yang kompleks terhadap Ny E. No 1



kriteria Sifat masalah :



Bobot



Perhitungan



1



3/3 x 1 = 1



Skala Tinggi



:1



Pembenaran Keluarga Tn.S menyatakan ingin menerapkan gaya hidup sehat.



2



Resiko



: 2



Aktual



: 3



Kemungkinan masalah



Keluarga Tn. M mengaku telah berupaya memberikan makanan



untuk diubah



yang rendah lemak bagi Ny E



Skala :



3



Tinggi



:2



Sedang



:1



Rendah



:0



2



1/2 x 2 = 1



Potensial masalah :



Ny E mengatakan sering membahas cara meminimalisirkan



Skala



kenaikan tekanan darah dengan temannya



Tidak dapat : 1 Cukup 4



:2



Mudah :3 Menonjolnya masalah Masalah



1



dirasakan



perlu segera ditangani :2 Masalah



dirasakan



:1 Masalah dirasakan : 0



tidak 1



1/3 x 1 = 1/3 Keluarga Tn S menyatakan ingin menjaga kesehatan terkhusus 1/2 x 1 = 1/2



untuk Ny E yang terkadang mengalami kenikan tekanan darah



DAFTAR PRIORITAS MASALAH No 1



Diagnosa Keperawatan Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Hipertensi



Skore 3



SDKI hal 251, D.0113 2



Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga berhubungan dengan Adaptasi keluarga dalam perawatan atau pengobatan yang kompleks terhadap Ny E.



SDKI hal 199, D.0090



2 5/6



NO



DIAGNOSA KEPERAWATAN



TUJUAN



PERENCANAAN RENCANA TINDAKAN



Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Hipertensi ditandai dengan : Data Subjektif :



1.



1) Keluarga Tn S mengaku belum 1.



optimal merawat Ny E dikarenakan kurangya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi.



Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x 60 menit,



-



Monitor tekanan darah klien



Diharapkan tingkat pengetahuan



-



Identifikasi kesiapan keluarga unruk terlibat dala



keluarga Tn S meningkat dengan kriteria hasil : -



2) Keluarga mengatakan satu sama lain -



mengetahui pengertian hipertensi yaitu tekanan darah yang tinggi. 4) Keluarga mengatakan takut jika Ny E -



akan mempengaruhi bayi 5) Keluarga mengungkapkan minatnnya untuk belajar mengenai hipertensi



-



Data Objektif : 1) Ketika perawat mengecek TD Ny E keluarga terlihat antusias



-



Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatk dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih



cukup meningkat( Skala



sehat



Kemampuan



Terapeutik : -



Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepa keluarga



pengetahuan tentang



-



Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan



suatu topik cukup



-



jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepaka



meningkat (Skala 4)



-



berikan kesempatan keluarga untuk bertanya



Perilaku sesuai dengan



Edukasi :



pengetahuan cukup



-



Jelaskan komdisi pasien kepada keluarga



meningkat (Skala 4)



-



Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi



Pertanyaan tentang



kesehatan



masalah yang dihadapi



-



Anjurkan keluarga bersifat asertif dalam perawat



menurun (Skala 5)



-



Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat



Persepsi yang keliru



-



Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk



terhadap masalah ( SDKI D.0113 hal 251)



-



menjelaskan



3) Keluarga mengatakan hanya



melanjutkan meminum obat hipertensi



perawatan dan kemampuan menerima informasi



Perilaku sesuai anjuran 4)



selalu segera mencari alternatif untuk menyembuhkan Ny E.



Observasi :



menurun (Skala 5)



meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (SIKI I.12383 hal 65 dan SIKI I.14525)



D. PERENCANAAN NO



DIAGNOSA KEPERAWATAN



PERE NCANAAN TUJUAN



RENCANA TINDAKAN



2.



2.



Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga berhubungan



Setelah dilakukan intervensi



Dukungan keluarga merencanakan



dengan



keperawatan selama 1x 60 menit,



perawatan



pengobatan yang kompleks terhadap Ny E.yang ditandai



Diharapkan status koping keluarga



Observasi :



dengan:



membaik dengan kriteria hasil :



Adaptasi



keluarga



dalam



perawatan



atau



Data Subjektif :



-



1) Keluarga Tn.S menyatakan ingin menerapkan gaya hidup sehat. 2) Keluarga Tn S menyatakan ingin menjaga kesehatan terkhusus untuk Ny E yang terkadang mengalami kenikan tekanan darah 3) Keluarga Tn. M mengaku telah berupaya



Perilaku sehat cukup membaik (Skala 4)



-



-



cukup meningkat (Skala 2)



-



4) Ny E mengatakan sering membahas cara



Terapeutik : -



Data Objektif : -



Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya



(SLKI L.09088 hal 116)



kesehatan -



Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga



meminimalisirkan kenaikan tekanan darah dengan temannya



Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga



memberikan makanan yang rendah lemak bagi Ny E



Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga



Kemampuan memenuhi kebutuhan anggota keluarga



Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan



Perilaku bertujuan cukup membaik (Skala 4)



-



-



Edukasi : -



Informasikan fasilitas Kesehatan yang ada di lingkungan keluarga



(SDKI D0090 hal 199) -



Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada



(SIKI I.13477 hal 26)



E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No 1.



Diagnosa Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Hipertensi



Implementasi , 21 Maret 2021 Pukul 10.00 WIB - Monitor tekanan darah klien -



Mengidentifikasi kesiapan keluarga unruk terlibat dalam perawatan dan kemampuan menerima informasi



-



Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat



-



Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga



-



Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan



-



memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya



-



Memberikan penjelasan pada keluarga tentang hipertensi : pengertian tanda dan gejala, penyebab mempengaruhi cara pencegahan dan komplikasi Menganjurkan keluarga bersifat asertif dalam



-



perawatan -



Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat



-



Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat



Evaluasi S:  Keluarga dapat menjawab pertanyaan terkait pengertian, tanda dan gejala, faktor yang mempengaruhi, cara pencegahan, dan komplikasi hipertensi  Keluarga dapat menjelaskan ulang cara merawat keluarga dengan hipertensi  Keluarga dapat menyebutkan dan menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat  Persepsi yang keliru terhadap hipertensi menurun O:  Keluarga sangat kooperatif, selalu bertanya dan menjawab pertanyaan  TD Ny E: 150/100 A : Tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan Intervensi (perawat Andien)



2.



Kesiapan peningkatan koping keluarga berhubungan dengan adaptasi keluarga dalam perawatan atau pengobatan terhadap Ny E



22 Maret 2021 -



S: 



Menganjurkan keluarga bersifat asertif dalam perawatan



-



memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya



-



Menganjurkan keluarga bersifat asertif dalam perawatan



-



Menganjurkan keluarga untuk berperilaku hidup



  O: 



bersih dan sehat -



Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat



-



Keluarga sudah memilah makanan yang sesuai bagi Ny E yaitu makanan rendah garam Keluarga memantau pola tidur Ny E agar tetap cukup Keluarga mengaku khawatirnya berkurang







Keluarga sangat kooperatif, selalu bertanya dan menjawab pertanyaan TD Ny E: 150/98



A : Tujuan tercapai P : hentikan Intervensi (perawat Andien)



23 Maret 2021 -



Monitor TD pasien



-



Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang



S: 



kesehatan -



Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga







-



Memberikan motivasi pengembangan sikap dan emosi







yang mendukung upaya kesehatan -



Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga



-



Informasikan fasilitas Kesehatan yang ada di







lingkungan keluarga -



Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada



Keluarga dapat mengungkapkan kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan Keluarga dapat menjelaskan ulang tentang PHBS Keluarga dapat menyebutkan macam-macam fasilitas kesehatan yang dapat digunakan Keluarga dapat menyebutkan sarana dan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan di sekitar lingkunan keluarga



O:  



Keluarga sangat kooperatif TD Ny E: 150/98



A : Tujuan tercapai P : hentikan Intervensi



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kasus keluarga Tn. S telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi. 2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. S dilakukan bersamasama keluarga Tn. S melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi dengan diawali penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda tangan. 3. Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor penghambat adalah kesibukan keluarga sebagai penjual sehingga tidak bisa mengontrol aktifitas. B. Saran 1. Keluarga Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang telah diberikan antara lain senam hipertensi secara teratur. 2. Puskesmas Diharapkan pihak puskesmas dapat menindaklanjuti asuhan keperawatan yang diberikan dan diintegrasikan dengan program kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).



DAFTAR PUSTAKA Aprilawati, Riza. Naskah Publikasi Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Tn. H Dengan Hipertensi Di Bangsal Multazam Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/21288/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf (diakses pada tanggal 30 Maret 2021) Parwati, Ni Nyoman. 2018 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Utama Hipertensi Pada Tn. R Di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2130/1/KTI%20NI%20NYOMAN %20PARWATI.pdf (diakses pada tanggal 30 Maret 2021) http://docshare02.docshare.tips/files/26098/260981974.pdf( diakses pada tanggal 30 Maret 2021) https://stikesmukla.ac.id/downloads/Buku%20Panduan%20Ners%20Jasus/PANDUAN%20PROFESI%20%20jasus%20GERONTIK %202016/SISTEMATIKA%20LAPORAN%20PENDAHULUAN.pdf (diakses pada tanggal 31 Maret 2021) http://eprints.ums.ac.id/30605/2/04.BAB_I.pdf ( diakses pada tanggal 1 april 2021) Yusmardiati. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)https://slideplayer.info/slide/2325959/ (diakses pada tanggal 31 Maret 2021) Aprilianti, Aris. Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu Post Partum Pada Ny. F Dan Ny. S Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan Meningkatkan



Pemberian



Asi



Di



Wilayah



Kerja



Puskesmas



Rogotrunan



Kabupaten



Lumajang



https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/91628/ARIS%20APRILIANTI%20%20152303101104%20blm %20split.pdf?sequence=1&isAllowed=y (diakses pada tanggal 31 Maret 2021) Ibrahim. Artikel Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensihttp://202.4.186.66/INJ/article/viewFile/6360/5226 ( diakses pada tanggal 2 april 2021)