14 0 297 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT KOMUNITAS: KESEHATAN LANSIA DENGAN MASALAH THYPOID
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 : 1. Rika Defa Aulia 142012018089 2. Sisti Anggreani 142012018083 3. Tyas Oktaviana 1420120180
PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU 2021
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas hidup. Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakanpelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal
ini karena pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari- hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalahkesehatan. Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya penyakit infeksisalah satunya adalah demam thypoid. Demam typhoid atau Typhusabdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan juga gangguan kesadaran. Salah satu penyebab dari thypoid adalah salmonella thypi. Upaya untuk meminimalisir terjadinya thypoid yaitu menerapkan hidup yang sehat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada agregat komunitas untuk dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya infeksi virus thypoid pada lansia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas diidentifikasikan rumusan masalah yaitu: “bagaimana asuhan keperawatan pada agregat komunitas: kesehatan lansia dengan masalah infeksi virus thypoid tahun 2021”. C. Tujuan Asuhan Keperawatan 1. Tujuan umum Mampu melakukan asuhan keperawatan pada agregat komunitas: kesehatan lansia dengan masalah infeksi virus thypoid tahun 2021.
2. Tujuan khusus a. Mampu mendeskripsikan konsep lansia b. Mampu mendeskripsikan konsep dasar penyakit typoid c. Mampu mendeskripsikan proses asuhan keperawatan komunitas d. Mampu
mendeskripsikan
asuhan
keperawatan
pada
agregat
komunitas: kesehatan lansia dengan masalah infeksi virus thypoid tahun 2021
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian Demam typhoid atau Typhusabdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluranpencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satuminggu, gangguan pada pencernaan dan juga gangguan
kesadaran
(Price
A.
Sylvia
&
Lorraine
M.
Wilson,2015).Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonellaThypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi olehfeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella ( Bruner and Sudart, 2014 ). Typhoid adalah penyakit infeksi akut usushalus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypiA,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan juga paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 2015). 2. Etiologi Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi (S.thypi) 90 % dan salmonellaparathypi (S. Parathypi Adan B serta C). Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalamair, sampah dan debu. Namun bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600 selama 15-20 menit. Akibat infeksi oleh salmonellathypi, pasien membuat antibodi atau aglutinin yaitu : a. AglutininO (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan antigen (berasal dari tubuh kuman). b. AglutininH (antigen flagela) yang dibuat karena rangsangan antigenH (berasal dari flagel kuman).
c. AglutininVi (envelope) terletak pada kapsul
yang dibuat karena
rangsangan antigenVi (berasal dari simpai kuman) Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutininO dan jugaH yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makinbesar pasien menderita tifoid. 3. Manifestasi klinis Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu: a. demam, b. nyeri kepala, c. pusing, nyeri otot, d. anoreksia, mual, muntah, e. obstipasi atau diare, f. perasaan tidak enak diperut, g. batuk dan epistaksis. h. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat.Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. ( Widodo Djoko, 2009 ) 4. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi bateri thypoid yaitu: a. Pendarahan usus. Bila sedikit,hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, maka terjadi melena yang dapat disertai nyeriperut dengan tanda-tanda renjatan. b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga /setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum. c. Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi,tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomenakut, yaitu nyeri perut hebat, dinding abdomen tegang, dan nyeri tekan
d. Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis,
yaitu
meningitis,kolesistisis,
ensefalopati,
danlain-lain
(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013). 5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan pada typoid yaitu: a. Pemeriksaan darah perifer lengkap Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapatterjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan juga SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus c. Pemeriksaan uji widal Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita demam tifoid. Akibat adanya
infeksi
oleh
salmonella
typhi
maka
penderita
membuatantibody (agglutinin). d. Kultur 1) Kulturdarah : bisa positif pada minggu pertama 2) Kultururine : bisa positif pada akhir minggu kedua 3) Kulturfeses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga e. Anti salmonella typhi igM Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut salmonella typhi, karena antibodyigM muncul pada hari ke3 dan 4 terjadinya demam. (Nurarif & Kusuma, 2015) 7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada thypoid yaitu: a. Medis 1) Anti Biotik (Membunuh KUman) : Klorampenicol, Amoxicillin, Kotrimoxasol, Ceftriaxon, Cefixim 2) Antipiretik (Menurunkan panas) :paracatamol b. keperawatan 1) Observasi dan pengobatan 2) Pasien harus tirah baring absolute sampai 7hari bebas demam atau kurang lebih dari selam 14hari. MAksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perforasi usus. 3) Mobilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.
4) Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya harus diubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia dan juga dekubitus. 5) Defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena kadangkadang terjadi konstipasi dan diare. 6) Diet a) Diet yang sesuaicukup kalori dan tinggi protein. b) Pada penderita yang akutdapat diberi bubur saring. c) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2hari lalu nasi tim d) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7hari (Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC).
B. Konsep Lansia 1. Pengertian lansia Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografimemperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abadselanjutnya (Potter & Perry, 2005). Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalammendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi KeluargaBerencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspekbiologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usiaadalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yangditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadapserangan
penyakit
yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkanterjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari padasebagai sumber daya. Banyak orang
beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidaklagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwakehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai bebankeluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004). 2. Perubahan yang terjadi pada lansia Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung rambut sampai ujung kaki mengalami perubahan dengan makin bertambahnya umur. Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut: a. PerubahanFisik 1) Sel Jumlahnyamenjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikansel. 2) SistemPersyarafan Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat Otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive terhadapsentuhan. 3) SistemPenglihatan Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna menurun 4) SistemPendengaran Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti katakata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi menyebabkanoteosklerosis.
5) SistemCardiovaskuler Katup jantung menebal dan menjadi kaku,Kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah: kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi perubahan posisidari tidur ke duduk (duduk ke berdiri)bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi
65mmHg
dan
tekanan
darah
meninggi
akibat
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistole normal ±170 mmHg, diastole normal ± 95 mmHg. 6) Sistem pengaturan temperaturtubuh Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi beberapa factor yang mempengaruhinya yang sering ditemukan antara lain: Temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek menggigildan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot. 7) SistemRespirasi Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman nafas turun. Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti. 8) SistemGastrointestinal Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun. 9) SistemGenitourinaria Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir mongering, elastisitas jaringan
menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks sekunder.
10) Sistem Endokrin Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan
sekresi
hormone
kelamin
misalnya:
estrogen,
progesterone, dan testoteron. 11) Sistem Kulit Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi
dan
kehilangan
jaringan
lemak,
berkurangnya
elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan pada bentuk sel epidermis. 12) SistemMuskuloskeletal Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.
b.
PerubahanMental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah: 1) Perubahanfisik. 2) Kesehatanumum. 3) Tingkatpendidikan. 4) Hereditas. 5) Lingkungan. 6) Perubahan kepribadian yang drastis namun jarang terjadimisalnya kekakuansikap. 7) Kenangan, kenangan jangka pendek yang terjadi 0-10 menit.
8) Kenangan lama tidakberubah. 9) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi, dan ketrampilan, psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan dari factorwaktu.
c. PerubahanPsikososial Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami pensiun. Berikut ini adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun. 1) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan (income)berkurang. 2) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yangcukup tinggi, lengkap dengan segalafasilitasnya. 3) Kehilangan pekerjaan ataukegiatan. 4) Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awarness of mortality). d. PerawatanLansia Perawatan pada lansia dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan yaitu: 1) PendekatanPsikis Perawat punya peran penting untuk mengadakan edukatif yang berperan sebagai support system, interpreter dan sebagai sahabat akrab. 2) PendekatanSosial Perawat mengadakan diskusi dan tukar pikiran, serta bercerita, memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan klien lansia, rekreasi, menonton televise, perawat harus mengadakan kontak sesama mereka, menanamkan rasapersaudaraan. 3) PendekatanSpiritual Perawat
harus
bisa
memberikan
kepuasan
batin
dalam
hubungannya dengan Tuhan dan Agama yang dianut lansia, terutama bila lansia dalam
C. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas 1. Pengkajian Pengkajian pada asuhan keperawatan komunitas ini menggunakan dengan pendekatan Betty Neuman yaitu yang terdiri dari data inti dan data sub system komunitas. a. Data Inti Komunitas Data inti komunitas terdiri dari: 1) Sejarah Sejarah merupakan suatu gambaran terkait sejarah yang berkaitan dengan kondisi perkembangan suatu wilayah tertentu yang mencakup semua komponen yang terdapat dalam wilayah termasuk di dalamnya adalah perbatasan wilayah, iklim, luas wilayah, striktur politik. 2) Demografi Demografi merupakan statistik kependudukan yang meliputi seperti angka kematian, sex ratio, status perkawinan. Statistik kesehatan seperti angka penyakit kronik, kesehatan anak, penyakit akut, kesehatan lansia dan lainnya. 3) Ethnic Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosial yang unik atau berbeda serta menurunkannya kepada generasi berikutnya. 4) Nilai dan kepercayaan Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenal apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sedangkan kepercayaan adalah seperti agama yang dianut, sara beribadah, tuhan yang disembah dan lainnya.
b. Data sub system komunitas Data sub system komunitas terdiri dari: 1) Pelayanan kesehatan Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader) Jumlah kunjungan komunitas ke pelayanan kesehatan System rujukan 2) Lingkungan fisik Dalam lingkungan fisik terdiri dari: Pemukiman -
Luas bangunan
-
Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
-
Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
-
Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
-
Dinding : tembok, kayu, bambu
-
Lantai : semen, keramik, tanah
-
Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
-
Pencahayaan : kurang, baik
-
Penerangan : kurang, baik
-
Kebersihan : kurang, baik
-
Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
-
Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
Sanitasi -
Penyediaan air bersih (MCK)
-
Penyediaan air minum
-
Pengelolaan
jamban
:
bagaimana
jenisnya,
berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air -
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
-
Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya
-
Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
-
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
Fasilitas -
Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
-
Pekarangan
-
Sarana olahraga
-
Taman, lapangan
-
Ruang pertemuan
-
Sarana hiburan
-
Sarana ibadah
Batas – batas wilayah : Sebelah utara, barat, timur dan selatan Kondisi geografis 3) Ekonomi Jenis pekerjaan Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan Jumlah pekerjaan dibwah umur, IRT dan lanjut usia 4) Transportasi dan keamanan Transportasi: -
Kondisi jalan
-
Jenis transportasi yang dimiliki
-
Sarana transportasi yang ada : pribadi dan umum
Keamanan: -
Sisten keamanan lingkungan
-
Penanggulangan kebakaran
-
Penanggunalangan bencana
-
Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
-
Penanggulangan berbagai penyakit
5) Politik dan pemerintahan System pengorganisasian Struktur organisasi Kelompok organisasi dalam komunitas (PKK, Karang Taruna, Pemuda Indonesia) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan 6) Komunikasi Titik kumpul pada komunitas Sarana umum unutk komunikasi Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas (majalah/Koran, HP, Radio, Televisi) Cara penyebaran informasi (Penyuluhan, leaflet, pamlet, booklet,poster, video dan lembar baik 7) Pendidikan Tingkat pendidikan komunitas Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal) -
Jenis pendidikan yang diadakan dikomunitas
-
Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
-
Jumlah siswa
-
UKS
Jenis bahasa yang digunakan 8) Rekreasi Tempat rekreasi Jenis rekreasi yang sering digunakan komunitas Sarana rekreasi: kondisi, jenis dan jumlah
2. Diagnosa Keperawatan Diagnose keperawatan pada agregat komunitas: kesehatan lansia yaitu: a. Nyeri akut pada kesehatan lansia berhubungan dengan terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi) b. Ketidakefektifan
Pemeliharaankesehatan
berhubungan
dengan
kurangnya peranan kader dalam memberdayakan masyarakat untuk melakukan kebersihan lingkungan c. Perilaku kesehatan berisiko pada lansia berhubugan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan rumah agar terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi) d. Kurangnya pengetahuan lansia berhubungan dengan penyakit thypoid 3. Intervensi Keperawatan No. 1
Diagnosa Keperawatan Nyeri akut pada kesehatan lansia berhubungan dengan terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi) Ketidakefektifan
Tujuan dan Kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan nyeri hilang dengan: Prevensi primer Partisipasi dalam promosi kesehatan (1606) tentang manajemen nyeri
NIC
Prevensi primer: Berikan promosi kesehatan (6710): manajemen nyeri Berikan terapi keluarga: teknik relaksasi dengan mendengarkan murrotal
Prevensi sekunder Deteksi penyebab/resiko Prevensi tersier Partisipasi tim dalam keluarga Dukungan sosial
factor
kesehatan
Prevensi sekunder: Skrining kesehatan (6520): TTV dan tingkat nyeri Prevensi tersier: Dukungan keluarga (7140): memberikan terapi non farmakologi dan farmakologi pada masyarakat Peningkatan system pendukung (5440): tenaga kesehatan atau kader yang ada di desa untuk melakukan dukungan dan kunjungan ke masyarakat dalam meneruskan kembali penyuluhan
2.
Pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya peranan kader dalam memberdayakan masyarakat untuk melakukan kebersihan lingkungan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan pemeliharaan kesehatan membaik dengan: Prevensi primer Partisipasi dalam promosi kesehatan (1606) tentang pemeliharaan kesehatan pada thypoid Prevensi sekunder Deteksi penyebab/resiko
Prevensi tersier Partisipasi tim dalam keluarga
factor
kesehatan
Dukungan sosial
Prevensi primer Berikan promosi kesehatan (6710): tentang pemeliharaan kesehatan pada thypoid Prevensi sekunder Skrining kesehatan (6520): TTV dan pemeliharaan kesehatan pada thypoid Prevensi tersier Dukungan keluarga (7140): dukung keluarga dalam masyarakat untuk membersihkan ventilasi Bekerjasama dengan pemerintahan agar membuatkan jamban pada masyarakat yang belum memilikinya Bekerjasama dengan tenaga kesehatan agar memberikan penyuluhan dengan rutin tentang bagaimana pemeliharaan kesehatan
3.
Perilaku kesehatan berisiko pada lansia berhubugan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan rumah agar terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan perilaku kesehatan meningkatdengan: Prevensi primer Partisipasi dalam promosi kesehatan (1606) tentang cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi) Prevensi sekunder Deteksi penyebab/resiko
Prevensi tersier Partisipasi tim dalam keluarga
Prevensi primer Berikan promosi kesehatan: cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
factor
Prevensi sekunder Skrining kesehatan (6520): TTV dan tingkat cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
kesehatan
Prevensi tersier Mengunjungi ke rumah masyarakat dengan memberikan
Dukungan sosial
4
Kurangnya pengetahuan lansia berhubungan dengan penyakit thypoid
penyuluhan tentang cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan pengetahuan masyarakat meningkat dengan: Prevensi primer Partisipasi dalam promosi kesehatan (1606) tentang thypoid (salmonella thypi) Prevensi sekunder Deteksi penyebab/resiko
Prevensi tersier Partisipasi tim dalam keluarga Dukungan sosial
factor
kesehatan
Prevensi primer Berikan promosi kesehatan: thypoid (salmonella thypi)
Prevensi sekunder Skrining kesehatan (6520): TTV dan tingkat pengetahuan tentang thypoid (salmonella thypi), memberikan sebuah leaflet Prevensi tersier Dukungan keluarga : mengikuti penyuluhan di puskesmas. Mengunjungi ke rumah masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang thypoid (salmonella thypi)
BAB III KASUS KOMUNITASI A. Pengkajian 1. Data inti komunitas a. Data Geografi 1) Lokasi Provinsi
: Lampung
Kabupaten
: Pringsewu
Kecamatan
: Pringsewu
Kelurahan
: Bulo Karto
RT/RW
: 001/008
2) Luas wilayah : 2.980km2 3) Batas-batas wilayah: Utara : Sidoharjo Selatan : Wates Barat : Parerejo Timur : Mataram b. Demografi 1) Jumlah penduduk
: 200 jiwa
a) Berdasarkan jenis kelamin Laki-laki
:75 jiwa
Perempuan
: 125 jiwa
b) Berdasarkan kelompok usia Bayi
: 15 jiwa
Anak-anak
: 30 jiwa
Remaja
: 60 jiwa
Dewasa
: 70 jiwa
Lansia
: 25 jiwa
c. Etnik Distribusi komunitas menurut suku yaitu: 1) Lampung
: 20 jiwa
2) Sunda
: 20 jiwa
3) Jawa
: 80 jiwa
4) Banten
:32 jiwa
5) Bali
: 48 jiwa
d. Nilai dan kepercayaan 1) Islam
: 150 jiwa
2) Katolik
: 25 jiwa
3) Kristan
: 15 jiwa
4) Budha
:5 jiwa
5) Hindu
: 5 jiwa
e. Data status kesehatan 1) Distribusi penyakit di masyarakat: TB Paru
:15 jiwa
ISPA
: 43 jiwa
Thypoid
: 50 jiwa
Faringitis
: 2 jiwa
DM
: 30 jiwa
Hipertensi
: 35 jiwa
Batu ginjal
: 10 jiwa
Katarak
: 45 jiwa
2) Data subyektif -
Masyarakat banyak yang sebelum makan tidak mencuci tangannya
-
Masyarakat
banyak
setelah
BAB langsung memegang
makanan tanpa mencuci tangan -
Masyarakat banyak jarang menutupi makanan dan minuman dengan tudung saji
-
Masyarakat banyak memiliki jamban, namun lokasi sangat dekat dengan perumahan
-
Masyarakat
banyak
memiliki
ventilasi
tetapi
jarang
dibersihkan sehingga banyak debu -
Masyarakat banyak dalam menyediakan air minum tidak di masak terlebih dahulu
-
Masyarakat banyak yang terkena infeksi virus thypoid (salmonella thypi) mengeluh sakit kepala, nyeri otot, mual muntah lemas dan diare.
-
Pemerintahan kurang memperhatikan dalam fasilitas yang kurang dimiliki oleh masyarakat
-
Kader dan tenaga kesehatan juga kurang dalam melakukan peranan dalam memberdayakan msyarakat
3) Data objektif -
Masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang thypoid (salmonella
thypi)sebanyak40%
sedangkan
yang
tidak
memiliki pengetahuan thypoid (salmonella thypi)sebanyak 60%. -
Petugas
kesehatan
di
puskesmas
pernah
melakukan
penyuluhan tetapi sangat jarang -
Ventilasi ada tetapi sebanyak 70% dari warga yang memiliki ventilasi, sangat jarang membersihkan sehingga penuh dengan debu
2. Data sub system komunitas a. Pelayanan kesehatan 1) Pemanfaatan fasilitas kesehatan Puskesmas pembantu:5 KK Puskesmas
: 100 KK
Rumah sakit
: 50 KK
Praktik dokter
: 15 KK
Praktik bidan
: 10 KK
Praktik kesehatan lain: 10 KK Tukang gigi
: 10 KK
b. Lingkungan fisik 1) Sumber air dan air minum Masyarakat desa BuloKarto dalam penyediaan air bersih dominan menggunakan
PAM
dan
sumur.
Penyediaan
air
minum
menggunaan PAM, aqua dan kerawang. Cara pengolahan air minum jarang dimasak. 2) Saluran pembungan air/sampah Masyarakat memiliki kebiasaan membuang sampah yaitu dengan diangkut petugas. Pembuangan air limbah di got. Kadaan pembuangan air limbah dengan tidak lancar. 3) Jamban Masyarakat dominan memiliki jamban dengan macam septitank dan keadaan jambannya cukup kotor tetapi lokasi sangat dekat dengan perumahan. Jika masyarakat yang tidak memiliki jamban maka masyarakat membuang air besar/kecil di WC cemplung dan di sungai 4) Keadaan rumah Tipe rumah rerata yang dimiliki dengan tipe A/ permanen dengan status rumah miliki sendiri. Lantai rumah keramik dan semen, ventilasi ada tetapi sebanyak 70% dari warga yang memiliki ventilasi, sangat jarang membersihkan sehingga penuh dengan debu. Luas kamar tidur memenuhi syarat. Penerangan rumah oleh matahari baik tetapi menurut survey sekitar 50% rumah masyarakat kurang pencahayaan sehingga tampak gelap dan diruangan dalam rumah juga tampak gelap.
c. Ekonomi 1) Jenis pekerjaan PNS/ ABRI
: 10 jiwa
Pegawai swasta
: 30 jiwa
Wiraswasta
: 60 jiwa
Buruh tani/pabrik
: 95 jiwa
Pensiunan
: 5 jiwa
2) Status pekerjaan Bekerja
: 185 jiwa
Tidak bekekrja
: 15 jiwa
3) Penghasilan rata-rata perbulan dari Rp2.000.000/bulan
: 30 KK
4) Pengeluaran rata-rata perbulan < dari Rp 800.000/bulan
: 125 KK
Rp 800.000- Rp 1.000.000
: 30 KK
> dari Rp1.000.000/bulan
: 45 KK
5) Kepemilikan usaha Toko
: 35 jiwa
UKM
: 50 jiwa
Rumah makan
: 15 jiwa
Salon
: 10 jiwa
Tidak punya
: 90 jiwa
d. Pendidikan 1) Tidak tamat SD
:10 jiwa
2) SD
: 15 jiwa
3) SMP
: 20 jiwa
4) SMA
: 75 jiwa
5) D III
: 55 jiwa
6) D IV/S1
: 25 jiwa
e. Transpostasi dan keamanan 1) Transportasi Fasilitas transportasi Jalan raya
: 50 m
Jalan tol
: 50 km
Jalan setapak : 20 m 2) Alat transportasi yang dimiliki Tidak punya : 10 jiwa Sepeda
: 25 jiwa
Mobil
:30 jiwa
Sepeda motor : 120 jiwa Becak
: 15 jiwa
3) Penggunaan sarana transpostasi oleh masyarakat Angkutan/kendaraan umum : 90 jiwa Kendaraan pribadi
: 110 jiwa
4) Keamanan Poskamling
: 1 buah
Pemadam kebakaran
: 1 buah
Instansi polisi
: 1 buah
Penanggulangan bencana
: 1 buah
Penanggulangan banjir
:-
Penanggulangan penyakit
: 2 buah
f. Politik dan pemerintahan 1) Politik Struktur organisasi di Desa : ada Kelompok pelayanan kepada masyarakat : PKK, Karang taruna, panti lansia, posyandu dan balai desa 2) Pemerintahan Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan : ada Upaya mendirikan tempat khusus infeksi vius tyhpoid : belum tersedia
g. Rekreasi 1) Tempat wisata Alam
: 3 buah
Kolam renang
: 1 buah
MM
: 2 buah
Pantai
: 0 buah
Taman kota
: 0 buah
Bioskop
: tidak ada
2) Tempat yang sering dikunjungi adalah MM dan wisata alam 3) Fasilitas Kamar mandi
: ada
Tempat beribadah
: ada
Kantin
: ada
h. Komunikasi 1) Fasilitas komunikasi di masyarakat Radio
: 20 jiwa
Televisi
: 110 jiwa
Telepon
: 50 jiwa
Majalah/koran: 20 jiwa 2) Teknik penyampaian komunikasi kepada masyarakat Poster, leaflet, pamflet, booklet
: 100%
B. Analisa Data No. Data 1 DS: - Masyarakat banyak yang terkena infeksi virus thypoid (salmonella thypi) mengeluh sakit kepala, nyeri otot, mual muntah lemas dan diare.
Problem Nyeri akut pada kesehatan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Etiologi Terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Perilaku kesehatan berisiko pada lansia di
Kurangnya pengetahuan
DO: - Masyarakat yang terkena thypoid 98 jiwa 2
DS: - Masyarakat banyak yang sebelum
cara
-
-
makan tidak mencuci tangannya Masyarakat banyak setelah BAB langsung memegang makanan tanpa mencuci tangan Masyarakat banyak jarang menutupi makanan dan minuman dengan tudung saji Masyarakat banyak memiliki jamban, namun lokasi sangat dekat dengan perumahan Masyarakat banyak memiliki ventilasi tetapi jarang dibersihkan sehingga banyak debu Masyarakat banyak dalam menyediakan air minum tidak di masak terlebih dahulu Pemerintahan kurang memperhatikan dalam fasilitas yang kurang dimiliki oleh masyarakat Kader dan tenaga kesehatan juga kurang dalam melakukan peranan dalam memberdayakan msyarakat
RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu
perawatan rumah agar terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Kurangnya pengetahuan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Penyakit thypoid
DO: - Ventilasi ada tetapi sebanyak 70% dari warga yang memiliki ventilasi, sangat jarang membersihkan sehingga penuh dengan debu - Yang memiliki jamban 80% 3
DS: - Masyarakat banyak yang belum mendapatkan informasi yang tepat tentang thypoid - Kader dan tenaga kesehatan juga kurang dalam melakukan peranan dalam memberdayakan msyarakat DO: - Masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang thypoid (salmonella thypi) sebanyak 40% sedangkan yang tidak memiliki pengetahuan thypoid (salmonella thypi) sebanyak 60%. - Petugas kesehatan di puskesmas pernah melakukan penyuluhan tetapi sangat jarang - Masyarakat yang tidak lulus SD 10 jiwa - Masyarakat yang lulusan SD 15 jiwa
C. Skoring Masalah SCORE
3
Diagnosa Keperawatan Perilaku kesehatan berisiko pada lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubugan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan rumah agar terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi) 3
3
2
2
3
3
2
9
8
7
Nyeri akut pada kesehatan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubungan dengan terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Pentingnya penyelesaian masalah: 1: rendah 2: sedang 3: tinggi Perubahan positif untuk penyelesaian dikomunitas 0: tidak ada 1: rendah 2: sedang 3 : tinggi Penyelesaian untuk peningkatan kualitas hidup 0: tidak ada 1: rendah 2: sedang 3: tinggi Jumlah Score
Kurangnya pengetahuan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubungan dengan penyakit thypoid
3
D. Diagnosa Keperawatan dan prioritas masalah 1. Nyeri akut pada kesehatan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubungan dengan terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi) 2. Perilaku kesehatan berisiko pada lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubugan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan rumah agar terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
3. Kurangnya pengetahuan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubungan dengan penyakit thypoid E. Intervensi Keperwatan No Data . 1 DS: - Masyarakat banyak yang terkena infeksi virus thypoid (salmonella thypi) mengeluh sakit kepala, nyeri otot, mual muntah lemas dan diare.
Dx Kep
NOC
Nyeri akut pada kesehatan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubungan dengan terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan nyeri hilang dengan: Prevensi primer Partisipasi dalam promosi kesehatan (1606) tentang manajemen nyeri
NIC
Prevensi primer: Berikan promosi kesehatan (6710): manajemen nyeri Berikan terapi keluarga: teknik relaksasi dengan mendengarkan murrotal
DO: - Masyarakat yang terkena thypoid 98 jiwa
Prevensi sekunder Deteksi factor penyebab/resiko
Prevensi tersier Partisipasi tim kesehatan dalam keluarga Dukungan sosial
Prevensi sekunder: Skrining kesehatan (6520): TTV dan tingkat nyeri Prevensi tersier: Dukungan keluarga (7140): memberikan terapi non farmakologi dan farmakologi pada masyarakat Peningkatan system pendukung (5440): tenaga kesehatan atau kader yang ada di desa untuk melakukan dukungan dan kunjungan ke masyarakat dalam meneruskan kembali penyuluhan
2
DS: - Masyarakat banyak yang sebelum makan tidak mencuci tangannya
Perilaku kesehatan berisiko pada lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan perilaku kesehatan meningkat dengan:
-
-
-
-
-
-
-
Masyarakat banyak setelah BAB langsung memegang makanan tanpa mencuci tangan Masyarakat banyak jarang menutupi makanan dan minuman dengan tudung saji Masyarakat banyak memiliki jamban, namun lokasi sangat dekat dengan perumahan Masyarakat banyak memiliki ventilasi tetapi jarang dibersihkan sehingga banyak debu Masyarakat banyak dalam menyediakan air minum tidak di masak terlebih dahulu Pemerintahan kurang memperhatikan dalam fasilitas yang kurang dimiliki oleh masyarakat Kader dan tenaga kesehatan juga kurang dalam melakukan peranan dalam memberdayakan msyarakat
DO: - Ventilasi ada tetapi sebanyak 70% dari warga yang memiliki ventilasi, sangat jarang membersihkan sehingga penuh dengan debu - Yang memiliki jamban 80%
Pringsewu berhubugan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan rumah agar terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Prevensi primer Partisipasi dalam promosi kesehatan (1606) tentang cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Prevensi primer Berikan promosi kesehatan: cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Prevensi sekunder Deteksi factor penyebab/resiko
Prevensi sekunder Skrining kesehatan (6520): TTV dan tingkat cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Prevensi tersier Partisipasi tim kesehatan dalam keluarga
Prevensi tersier Mengunjungi ke rumah masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang cara perawatan kebersihan untuk terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
Dukungan sosial
3
DS: - Masyarakat banyak yang belum mendapatkan informasi yang tepat tentang thypoid - Kader dan tenaga kesehatan juga kurang dalam melakukan peranan dalam memberdayakan msyarakat
Kurangnya pengetahuan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu berhubungan dengan penyakit thypoid
DO: - Masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang thypoid (salmonella thypi) sebanyak 40% sedangkan yang tidak memiliki pengetahuan thypoid (salmonella thypi) sebanyak 60%. - Petugas kesehatan di puskesmas pernah melakukan penyuluhan tetapi sangat jarang - Masyarakat yang tidak lulus SD 10 jiwa - Masyarakat yang lulusan SD 15 jiwa
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan pengetahuan masyarakat meningkat dengan: Prevensi primer Partisipasi dalam promosi kesehatan (1606) tentang thypoid (salmonella thypi)
Prevensi primer Berikan promosi kesehatan: thypoid (salmonella thypi)
Prevensi sekunder Deteksi factor penyebab/resiko
Prevensi sekunder Skrining kesehatan (6520): TTV dan tingkat pengetahuan tentang thypoid (salmonella thypi), memberikan sebuah leaflet
Prevensi tersier Partisipasi tim kesehatan dalam keluarga
Prevensi tersier Dukungan keluarga : mengikuti penyuluhan di puskesmas. Mengunjungi ke rumah masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang thypoid (salmonella thypi)
Dukungan sosial
F. Implementasi dan Evaluasi No. Dx. Kep. 1,2,3
Hari/tgl/jam
Implementasi
Sabtu, 17 April 1. 2021
2.
Berikan promosi kesehatan: tentang penyakit tyhpoid dan cara merawatnya agar tetap bersih dalam lingkungan Berikan perilaku kesehatan
Paraf Perawat
Evaluasi S: - Masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang tyhpoid - Masyarakat banyak yang setelah BAB dan mau makan tidak cuci makan - Banyak masyarakat yang jambannya sangat dekat
3.
4.
5. 6.
7.
(membersihkan ventilasi, jamban, hiegin dalam makanan dan minuman) Mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan Melakukan skrining kesehatan : kaji TTV dan tingkat pengetahuan tentang Thypoid Ajarkan teknik relaksasi Dukung klien untuk patuh dalam mengkonsumsi obat thypoid dengan benar Kerjasama dengan pemerintah dan tenaga kesehatan dan kader dalam memberikan fasilitas kesehatan dan fasilitas kebutuhan masyarakat dengan baik
dengan perumahan O: - 60% masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang thypoid - Ventilasi penuh debu A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya. Prioritas masalah pada komunitas kesehatan lansia denga thypoid yaitu Nyeri akut pada kesehatan lansia di RT 001 RW 008 Desa Bulo Karto Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu B. Saran Adapun saran dalam penulisan asuhan keperawatan komunitas ini yaitu: 1. Bagi institusi Diharapkan untuk dapat dijadikan sebagai bahan wawasan, literatur bagi mahasiswa atau mahasiswi yang kelak akan melakukan praktik kerja lapangan di komunitas dengan kesehatan lansia. 2. Bagi perawat Diharapkan perawat yang ditugaskan dikomunitas harus memiliki kompeten, urgen dengan masalah-masalah yang ada di masyarakat 3. Bagi pasien dan keluarga Diharapkan pasien dan keluarga mengerti setelah diberikan penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan tentang thypoid.
DAFTAR PUSTAKA Fauzan, R., (2019). “Asuhan Keperawatan Pada An. Z Dengan Demam Typoid Diruangan Anak Rsud Dr. Achmad MochtarBukittinggi”. Karya Tulis Ilmiah: Stikes Perintis Padang. Safii, L. I., (2012). “Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Demam Typhoid Di Bangsal Sofars Pku Muhammadiyah Surakarta”. Naskah Publikasi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Margianti, E., dkk., (2020). “Askep Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Lansia”. STIKes Palangkaraya.