Askep Presus 1 - Psikososial - Ruang HD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.R DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA KETIDAK BERDAYAAN DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG



Disusun Oleh :



Siti Nur Faikoh



A32020101



Sari Restu Utami



A32020095



Rizma Dwi Rahayu



A32020090



Ika Zulkaida



A32020051



Kukuh Nurrohman



A32020057



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2021



LEMBAR PENGESAHAN



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.R DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA KETIDAK BERDAYAAN DI RUANG HEMODIALISARUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Yang dipersiapkan dan disusun oleh :



Siti Nur Faikoh



A32020101



Sari Restu Utami



A32020095



Rizma Dwi Rahayu



A32020090



Ika Zulkaida



A32020051



Kukuh Nurrohman



A32020057



Pembimbing Klinik



Pembimbing Akademik



(Waluyo, S.Kep. Ns)



(Ike Mardiati, MNs)



BAB I



TINJAUAN TEORI



A. PENGERTIAN Ketidakberdayaan adalah kondisi ketika individu atau kelompok merasa tidak memiliki kendali personal atas peristiwa atau situasi tertentu yang memengaruhi cara pandang, tujuan dan gaya hidup. Kebanyakan individu mengalami perasaan tidak berdaya dalam berbagai tingkatan disejumlah situasi berbeda. Diagnosis ini dapat digunakan untuk menggambarkan individu yang berespons terhadap hilangnya kendali dengan



menunjukkan



sikap



apati,



marah



atau



depresi.



Suatu



ketidakberdayan yang berkepanjangan dapat mengarah pada keputusasaan (Carpenito-Moyet, 2016). Ketidakberdayaan merupakan persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara signifikan, persepsi kurang control pada situasi saat ini atau yang akan datang (Tim Pojka SDKI DPP PPNI, 2017). Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tindakan seseorang secara signifikan tidak akanmempengaruhi hasil, persepsi kurang kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi (NANDA Internasional, 2018). B. JENIS 1. Ketidakberdayaan Situasional Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin berlangsung singkat. 2. Ketidakberdayaan Dasar Ketidakberdayaan yang bersifat menyadar mempengaruhi pandangan tujuan gaya hidup dan hubungangan. C. TANDA DAN GEJALA



1. Mayor Memperlihatkan atau menutupi (marah, apatis) ekspresi ketidakpuasan atas



ketidakmampuan



mengontrol



situasi/



stressor



(pekerjaan,



penyakit, perawatan) yang mengangguapan dangan, tujuan, dan gaya hidup. 2. Minor a. Apatis dan pasif b. Ansietas dan depresi c. Marah dan perilaku kekerasan d. Perilaku buruk dan kebergantungan yang tidak memuaskan orang lain e. Gelisah dan cenderung menarik diri (Carpenito, 2009). D. PENYEBAB 1. Faktor predisposisi dan presipitasi : a. Biologis 1) Adanya perubahan status mendadak (misalnya ketidakmampuan fisiologis) 2) Mengalami hospitalisasi 3) Cedera fisik (misalnya tidak bisa berjalan kekampus atau kelemahan anggota gerak). b. Psikologis 1) Pengalaman traumatis 2) Gangguan konsep diri 3) Mengalami stress psikologi 4) Adanya pengalaman tidak menyenangkan. 5) Riwayat kesulitan mengambil keputusan c. Sosial budaya 1) Usia 2) Pembatasan aktifitas 3) Kondisi pasien yang belum mampu enyelesaikan tugasnya



4) Peran sosial d. Agama dan keyakinan (Yusuf et al, 2015 E. POHON MASALAH Gangguan konsep diri: HDR



Akibat



Ketidakberdayaan



Core Problem



Disfungsi proses berduka Kurangnya umpan balik Penyebab Umpan balik negatif yang konsisten F. DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA Ketidakberdayaan G. FOKUS INTERVENSI 1.



Tindakan keperawatan untuk klien dengan ketidakberdayaan yaitu dengan latihan berpikir positif atau afirmasi positif



2.



Evaluasi ketidakberdayaan, berusaha mengembangkan harapan positif dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan



3.



Tindakan keperawatan untuk keluarga yaitu penjelasan kondisi pasien dan cara merawat serta evaluasi peran keluarga merawat pasien, dengan



cara



latihan



(Townsend, 2010).



mengontrol



perasaan



ketidakberdayaan



ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Ny. R DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA KETIDAKBERDAYAAN DI RUANG HEMODIALISA RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG A. PENGKAJIAN : 1. Identitas Klien Nama



: Ny. R



Umur



: 34 tahun



Alamat



: Banyumas



Agama



:Islam



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: IRT



Status



: menikah



No. RM



:363xxx



2. Alasan Masuk Ny. R mengatakan mempunyai gagal ginjal kronik dan dilakukan cuci darah seminggu 2x, pasien mengatakan lemas. 3. Faktor Presdiposisi (semua item dinarasikan): factor biologis, psikologis, sosial budaya. -



Pasien mengatakan mengalami gagal ginjal sejak tahun 2014. Pasien mengatakan hemodialisa rutin selama 2x seminggu yaitu hari senin dan kamis dank lien merasa sekarang sering memikirkan kematian, merasa tidak berharga karena ketergantungan dengan alat-alat untuk cuci darah. Pasien mengatakn malu karena harus menjalani HD setiap 2x seminggu. Pasien mengatakan sedih karena suami di Jakarta dan anak sematawayangnya hidup bersama neneknya. Pasien mengatakan berusia 34 tahun. Pasien mengatakan setelah sakit tidak ada kegiatan dan hanya dirumah. Semenjak cuci darah pasien mengatakan badannya cepat lelah dan lemah. Pasien mengatakan malu karena mau menjalani hemodialisa



4. Faktor Presipitasi (semua item dinarasikan): factor biologis, psikologis, sosial budaya. Pasien mengatakan setelah didianosa CKD membuat dirinya lebih banyak berfikiran negative. Pasien harus menjalani hemodialisa 3 kali dalam seminggu selama kurang lebih 7 tahun. Pasien mengatakan sebelum sakit suka minum minuman kemasan (pocari swet) dan kopi setiap hari dan mempunyai riwayat hipertensi. Pasien mengatakan sedih karena pola hidupnya kurang sehat, hingga membuat CKD. 5. Pengkajian Fisik : a) Keadaan Umum Pasien terlihat lemah b) Vital sign TD : 170/80 mmHg N : 70x/menit S l 36,2 C RR :20x/menit 6. Pengkajian Psikososial : a) Genogram



Tn. S



Sdr. L



An. S



Tn. F



Ny T



Ny. C



An. C



Tn. D



Ny. S



An.T



Keterangan:



Laki-laki Perempuan Tinggal serumah Klien Garis perkawinan Garis keturunan



b) Konsep diri 1. Gambaran diri : Pasien mengatakan tidak suka dengan anggota tubuhnya karena sakit-sakitan dan harus hemodialisa seminggu 2x dan berat badan pasien selalu turun 2. Identitas diri Pasien adalah seorang ibu rumah tangga berjenis kelamin perempuan 3. Peran diri : Pasien mengatakan tidak bekerja dan dirumah hanya menjadi seorang ibu rumah tangga. 4. Ideal diri : Pasien ingin sembuh dan tidak melakukan hemodialisa lagi 5. Harga diri : Pasien mengatakan malu karena harus bergantung dengan alat cuci darah dan tidak bisa bekerja seperti sebelum sakit c) Hubungan sosial 1) Orang yang berarti



Pasien mengatakan sangat menyayangi anak sematawayangnya dan suaminya, mereka adalah orang yang berarti dalam hidupnya. 2) Peran serta dalam masyarakat Pasien mengatakan setelah sakit hanya di rumah 3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain



Pasien mengatakan fisiknya lemah sehingga jarang keluar rumah d) Nilai, keyakinan dan spiritual Pasien mengatakan setelah sakit fisiknya menurun sehingga tidak rutin menjalankan sholat 5 waktu. 7. Status Mental a) Penampilan Umum Penampilan pasien kurang rapi, pucat, lemah, dan lesu. b) Pembicaraan Kurang kooperatif, intonasi cukup, kontak mata kurang dan selalu menunduk. c) Aktivitas motorik Klien tampak lemah, tidur terganggu, cemas. d) Alam perasaan Kawatir dengan kondisi tubuhnya e) Afek Sesuai f) Interaksi selama wawancara Kurang kooperatif, penampilan kurang rapi, klien tampak lemah dan menjawab jika ditanya. g) Tingkat kesadaran dan orientasi Klien mampu menyebutkan waktu dan tempat dimana klien dirawat h) Memori Tidak ada gangguan daya ingat. i) Daya tilik diri Pasien mengatakan paham dan mengetahui penyakitnya 8. Kebutuhan Persiapan Pulang a) Penggunaan obat di rumah



Dengan dibantu keluarganya b) Pemeliharaan kesehatan saat di rumah



Pasien tinggal bersama anak sematawayangnaya. Selama di rumah klien kadang dibantu oleh ibunya



B. ANALISA DATA



Tgl / Jam Kamis,



Data Fokus DS :



14-01-2021 -



Pasien mengatakan sering



10.00 WIB



memikirkan kematian -



Masalah Keperawatan Ketidakberdayaan



Pasien mengatakan sedih dan pasrah dengan kondisi penyakitnya yang sudah 7 tahun



-



Pasien mengatakan frustasi



-



Hasil pengkajian menggunakan (Beck Depression Inventory) menunjukan nilai 28(depresi berat)



DO : -



Pasien tampak lemah



-



Pasien tampak sedih



-



Pasien tampak murung



DS: -



Pasien mengatakan malu karena mau menjalani hemodialisa



DO: -



Pasien tampak lemah dan lesu



-



Pasien lebih banyak diam



-



Kontak mata pasien kurang



-



Pasien sering menunduk



C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Ketidakberdayaan



Ansietas



Paraf



D. RENCANA KEPERAWATAN Tgl / Jam



Diagnosis



Kamis, 14-012021 10.00 WIB



ketidakberdayaan



Kamis,



Ansietas



Rencana Keperawatan Tujuan



Tindakan



Rasional



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan ketidakberdayaan dapat teratasi dengan kriteria : 1. pasien mampu mengenali ketidakberdayaan yang dialaminya 2. pasien mampu mengontrol ketidakberdayaan dengan latihan berfikir positif 3. klien mampu mengontrol ketidakberdayaan dengan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatannya sendiri 4. pasien mampu mengontrol ketidakberdayaan melalui peningkatan kemampuan mengendalikan situasi yang masih bisa dilakukan pasien. Setelah dilakukan tindakan



SP 1 Pasien : 1. Diskusikan tentang penyebab dan perilaku akibat ketidakberdayaan 2. Bantu pasien untuk mengekspresikan peraasaan dan identiikasi area-area situasi kehidupan yang tidak berada dalam kemampuannya untuk megontrol 3. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan 4. Identifikasi pemikiran negative dan bantu untuk menurunkan melalui instruksi



1. Mengidentifikasi penyebab ketidakberdayaan 2. Mengidentifikasi perasaan pasien dan mencari solusi 3. Mengenal masalah yang dialami pasien 4. Mengidentifikasi pikiranpikiran negative yang menyebabkan ketidakberdayaan 5. Membantu pasien untuk berfikir positif



SP 1 pasien:



14-012021 10.00 WIB



keperawatan selama 3x24 jam 1.mendiskusikan



ansietas,



diharapkan masalah keperawatan penyebab, proses terjadinya, tanda ansietas dapat teratasi dengan dan gejala, akibat kriteria : 1.



2. melatih relaksasi nafas dalam



Pasien mampu mengenal 3. melatih ansietas dengan kegiatan



ansietas 2.



spiritual



Pasien mampu mengatasi



ansietas



dengan



distraksi



relaksasi 3.



Pasien mampu mengatasi



ansietas spiritual



dengan



kegiatan



- untuk mengetahui kondisi pasien terkini - untuk mengatasi rasa cemas pasien yang dirasakan - untuk mengatasi rasa cemas pasien



E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Tgl / Jam



Diagnosis / SP



Kamis Ketidakberdayaan 14-01-2021 Sp 1 pasien : latihan 10.00WIB afirmasi positif



Implementasi



Respon



1. Mendiskusikan tentang penyebab dan S: perilaku akibat ketidakberdayaan - Pasien mengatakan sedih dan pasrah 2. Mengidentifikasi pemikiran yang negative dengan penyakitnya dan bantu untuk menurunkan melalui - Pasien mengatakan setelah sakit instruksi tubuhnya semakin lemah, mudah lelah 3. Latihan mengembangkan harapan positif dan bb turun derastis. 4. Latihan mengontrol perasaan - Pasien mengatakan tidak tahu apakah ketidakberdayaan melalui peningkatan penyakitnya bisa sembuh atau tidak kemampuan mengendalikan situasi yang O ; bisa dilakukan pasiien. - Pasien tampak lemah - Pasien mampu menyebutkan harapan dan pikiran positif



Paraf



Senin, Ketidakberdayaan 18-01-2021 Sp 1 Pasien : Latihan mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)



-



Mendiskusikan tentang penyebab dan S: perilaku akibat ketidakberdayaan - Pasien mengatakan sedih dan pasrah Mengidentifikasi pemikiran yang negative dengan penyakitnya yang sudah 7 dan bantu untuk menurunkan melalui tahun interupsi/subtitusi - Pasien mengatakan setelah sakit jadi Latihan mengembangkan harapan positif sering memikirkan kematian (afirmasi positif) - Pasien mengatakan merasa malu Latihan mengontrol perasaan karena harus menjalani HD setiap ketidakberdayaan melalui peningkatan seminggu 2x kemampuan mengendalikan situasi yang - Pasien mengatakan harapan bisa dilakukan pasien terbesarnya bisa sembuh dan sehat lagi O: - Pasien tampak lebih tenang - Pasien mampu melakukan afirmasi positif dan dapat menyebut harapannya - Pasien dapat menjawab pertanyaan dan mampu mengungkapkan perasaan.



Tgl / Jam



Diagnosis / SP



Kamis Ansietas 14-01-2021 Sp 1 pasien 10.00WIB



Implementasi -



Respon



Mendiskusikan ansietas, penyebab, prosesS : - Pasien mengatakan merasa sedikit lega terjadinya, tanda dan gejala, akibat bisa melakukan teknik distraksi Melatih distraksi relaksasi relaksasi O; Mengatasi ansietas dengan kegiatan - Pasien mampu mengulangi kembali spiritual distraksi relaksasi - Pasien terlihat sedikit tenang



Paraf



F. EVALUASI KEPERAWATAN Tgl / Jam



Diagnosis / SP



Evaluasi



Kamis,



Ketidakberdayaan



S:



21-01-2021



Sp pasien :



10.00 WIB



Latihan mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)



-



Pasien mengatakan sedihnya sudah berkurang Pasien mengatakan setelah bercakap-cakap dengan mahasiswa perawat perasaan lebih tenang Pasien mengatakan mampu melakukan afirmasi positif dengan berfikir positif sambil mengucapkan “saya yakin saya akan sembuh” Pasien mengatakan harapan terbesarnyaadalah bisa sembuh dan sehat lagi Pasien mengatakan ketidakberdayaan berkurang



O: - Pasien tampak lebih tenang - Pasien mampu melakukan afirmasi positif dengan dituntun - Pasien mampu menyebutkan harapan dan berfikir positif A : Masalah keperawatan ketidkberdayaan belum teratasi P: Pasien : Latihan afirmasi positif 1 kali sehari Perawat : - Latihan selanjutnya dengan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui peningkatan kemampuan - Melibatkan pasien dalam aktivitas keluarga - Memberikan SP keluarga



Paraf



Tgl / Jam



Diagnosis / SP



Evaluasi



Kamis, 21-01-2021 10.00 WIB



Ansietas S: - Pasien mengatakan merasa sedikit lega bisa melakukan teknik distraksi Sp pasien : relaksasi Melatih teknik distraksi O: relaksasi - Pasien mampu mengulangi kembali distraksi relaksasi - Pasien terlihat sedikit tenang A : Masalah keperawatan ansietas belum teratasi P: Pasien : melatih hipnotis 5 jari dan kegiatan spiritual Perawat : - Melatih mengatasi ansietas dengan hipnotis 5 jari - Melatih ansietas melalui kegiatan spiritual



Paraf



STRATEGI PELAKSANAAN SP 1 PADA PASIEN KETIDAKBERDAYAAN



Pertemuan ke: 2 a. Kondisi Pasien



b.



DS : Pasien mengatakan pasrah dengan keadaan DO : Pasien tampak lemah dan tidak berdaya Diagnosa Keperawatan



c.



Ketidakberdayaan Tujuan 1) Membina hubungan saling percaya 1) Mengenal masalah yang dialami 2) Mengidentifikasi kemampuan/ aspek positif 3) Melakukan kegiatan aspek positif yang telah disetujui 4) Memasukkan dalam jadwal kegiatan



d.



Rencana Tindakan



e.



SP 1 Pasien : mengidentifikasi masalah dan latihan afirmasi positif Strategi Pelaksanaan 2) Fase Orientasi a) Salam terapeutik “Assalamualaikum ibu. Perkenalkan saya Faikoh Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong yang bertugas pada pagi hari ini. Dengan ibu siapa ya? Senangnya dipanggilnya siapa ibu?” b) Evaluasi/Validasi “bagaimana perasaan ibu saat ini? “kegiatan apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi perasaan ibu?” c) Kontrak “baik bu, hari kita akan berbincang-bincang terkait dengan perasaan yang dialami ibu”.“kira-kira kita akan berbincang-bincang berapa lama bu? “tempatnya mau dimana bu ? 3) Fase Kerja “Saya perhatikan tadi Ibu terlihat sedih dan merenung, memangnya apa yang dirasakan Ibu saat ini? O gitu jadi Ibu merasa tidak mampu. Pada saat apa biasanya Ibu merasa tidak mampu dengan diri sendiri? Bagaimana dengan lingkungan sekitar Ibu, misalnya dari keluarga Ibu, adakah hal-hal



yang Ibu sukai dari mereka? Coba ibu sebutkan harapan terbesar ibu? Baiklah kalau begitu, sekarang bisakah Ibu sebutkan kepada saya hal apa saja yang Ibu sukai dalam diri Ibu? Coba Ibu ingat-ingat kembali kemampuan apa saja yang dapat Ibu lakukan? Sekarang bagaimana kalau saya membantu Ibu untuk membuat daftar halhal positif dan kemampuan apa saja yang Ibu miliki. Baiklah, tadi Ibu sudah menuliskan dan menyebutkan hal positif dan kemampuan yang dimiliki. Iya bagus sekali pak. Disini, Ibu dapat melihat sendiri Ibu memiliki kelebihan seperti orang lain, tapi tergantung Ibu juga, apakah ingin mengembangkan kemampuan tersebut atau tidak. Menurut Ibu kemampuan-kemampuan tersebut perlu dikembangkan atau tidak? Nah, setelah tadi kita menuliskan hal positif dan kemampuan yang Ibu miliki, menurut Ibu kemampuan yang mana yang mampu untuk Ibu lakukan saat ini?. Wah iya bagus sekali membaca buku.” 4) Fase Terminasi a) Evaluasi Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap? Coba ibu ulangi lagi apa yang menyebabkan ibu merasa tidak berdaya dan lemah. Baik ibu, coba ibu sebutkan kemampuan positif yang bias ibu lakukan? b) Rencana tindak lanjut “nanti Ibu dapat mempraktekkan kembali kemampuan positif yang sudah Ibu tulis. Bagaimana kalau kita masuk kan dalam jadwal kegiatan harianya Bu?” c) Kontrak yang akan datang “nah untuk hari ini sampai disini dulu. Besok kita akan bertemu lagi dan membicarakan tentang kemampuan positif lain yang Ibu miliki. saya pamit dulu. Assalamualaikum”



DAFTAR PUSTAKA Keliat, Budu Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC, Jakarta NANDA International (2018).Nursing Diagnoses: Definitions and classification 2018-2020. Jakarta: EGC. Yusuf A.H, Fitryasari, & Nihayati, H. E. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI. Nurjanah. I. 2015. Pedoman Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta.