5 0 169 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUS SEKOLAH DASAR NEGERI GENTRA MASEKDAS DI JL. PELABUAN 2 KM. 12, SIRNARESMI GUNUNG GURUH, KAB. SUKABUMI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas Dosen Pengajar : Teten Tresnawan, S.Kep., M.Kep
Oleh: Kelompok 5 Anellysha Putri A
C1AA18016
Endi Sugandi
C1AA18038
Fifi Nurafifah
C1AA18046
Ni Putu Ayu Risti N
C1AA18080
Rizky Aprilianingsih
C1AA18098
Wilistiawati Sanjaya
C1AA18118
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI 2020
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Keperawatan komunitas di bagi berdasarkan kelompok usia diantaranya adalah kelompok usia anak sekolah. Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia sekolah. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014) Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu indikator yang dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementerian Kesehatan. Kegiatan penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Masalah – masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang muncul biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Sehingga isu yang lebih menonjol adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS), seperti cara menggososk gigi yang benar, cuci tangan pakai sabun dan kebersihan diri lainnya. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007,
berdasarkan bahwa kurang dari 10% orang – orang Indonesia yang menggosok gigi dengan benar. Menurut Depkes RI 2007, beberapa penyakit yang dapat ditularkan di sekolah akibat perilaku tidak sehat anak sekolah maupun lingkungan yang tidak sehat adalah ISP, Diare dengan atau tanpa muntah, infeksi virus lain (cacar/rubela), infeksi kulit (termasuk kutu rambut), infeksi telinga (manifestasi infeksi virus/ISPA). 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas di Jl. Pelabuan 2 Km. 12, Sirnaresmi - Gunung Guruh, Kab. Sukabumi 1.3 Tujuan 1. Tujuan Umun: Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas di Jl. Pelabuan 2 Km. 12, Sirnaresmi - Gunung Guruh, Kab. Sukabumi 2. Tujuan Khusus 1) Melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas di Jl. Pelabuan 2 Km. 12, Sirnaresmi - Gunung Guruh, Kab. Sukabumi 2) Menentukan diagnose Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas di Jl. Pelabuan 2 Km. 12, Sirnaresmi - Gunung Guruh, Kab. Sukabumi 3) Menyusun perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas di Jl. Pelabuan 2 Km. 12, Sirnaresmi - Gunung Guruh, Kab. Sukabumi 4) Melakukan implementasi Asuhan Komunitas Kelompok Khusus Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas di Jl. Pelabuan 2 Km. 12, Sirnaresmi - Gunung Guruh, Kab. Sukabumi 5) Melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas di Jl. Pelabuan 2 Km. 12, Sirnaresmi - Gunung Guruh, Kab. Sukabumi
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas 1. Definisi keperawatan komunitas Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006) Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti
pengkajian,
perencanaan,
implementasi,
dan
evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010). 2. Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas a. Tujuan Keperawatan Komunitas Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk mencegah dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya – upaya sebagai berikut :
-
Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
-
Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
b. Fungsi Keperawatan Komunitas -
Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan
-
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan
-
Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunitas yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat
-
Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhan sehingga mendapatkan penangan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006)
3. Stratefi intervensi keperawatan komunitas Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut: a. proses kelompok (group process) Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahanpemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok. b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke
orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang- Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial. c. Kerjasama (partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat 2.2 Asuhan Keperawatan Komunitas Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan dengan pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, analisa dan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi: 1.
Pengkajian Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman (Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub system komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan, pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan, pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara.
2.
Analisa dan Diagnosa Keperawatan Komunitas Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stresor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau masalah
keperawatan. Diagnosa keperawatan menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman dan potensial. 3.
Perencanaan Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
4.
Pelaksanaan (Implementasi) Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu: a. Pencegahan primer Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga. b. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita. c. Pencegahan tersier Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.
5.
Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. 2.3 Anak Usia Sekolah Menurut UU RI No. IV th 1979 tentang kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah. Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun. Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok (gangage), di mana anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam keluarga kerjasama antara teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar (Gunarsah, 2006). Dengan memasuki SD salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak dalam kematangan sekolah, tidak saja meliputi kecerdasan dan ketrampilan motorik, bahasa, tetapi juga hal lain seperti dapat menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya (Gunarsah, 2006). Pada masa anak sekolah ini, anak-anak membandingkan dirinya dengan teman-temannya di mana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi sekolahnya, akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan lain perkataan terpupuklah”industry” (Gunarsah, 2006).
2.4 Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2015 mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter kecil). 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompo atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dibidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus diprakagakan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lainlain. 2. Pemberian Asupan gizi Seimbang Golongan umur ini sudah mempunyai daya tahan tubuh yang cukup. Mereka jarang terjangkit infeksi atau penyakit gizi. Tetapi kebutuhan nutrien justru bertambah, karena mereka sering melakukan berbagai aktivitas, seperti bermain di luar rumah, olahraga, pramuka, dan kegiatan sekolah lainnya. Kebutuhan energi pada golongan umur 10-12 tahun lebih besar daripada golongan umur 7-9 tahun, karena pertumbuhan yang lebih pesat dan aktivitas yang lebih banyak. Sejak umur 10-12 tahun kebutuhan energi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Selain itu, anak perempuan yang sudah haid memerlukan tambahan protein dan mineral besi (Markum, dkk, 2002).
3. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Angka kecukupan gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi dari makanan untuk mencukupi hampir semua orang sehat. Tujuan utama penyusunan AKG ini adalah untuk acuan perencanaan makanan dan menilai tingkat konsumsi makanan individu/masyarakat ( Almatsier, 2001). Hardiansyah dan Tambunan (2004) mengartikan Angka Kecukupan Energi (AKE) adalah rata-rata tingkat konsumsi energi dari pangan yang seimbang dengan pengeluaran energi pada kelompok umur, jenis kelamin, ukuran tubuh (berat) dan tingkat kegiatan fisik agar hidup sehat dan dapat melakukan kegiatan ekonomi dan sosial yang diharapkan. Selanjutnya Angka Kecukupan Protein (AKP) dapat diartikan rata-rata konsumsi protein untuk menyeimbangkan protein yang hilang ditambah sejumlah tertentu, agar mencapai hampir semua populasi sehat (97.5%) di suatu kelompok umur, jenis kelamin, dan ukuran tubuh tertentu pada tingkat aktivitas sedang. 4. Menjaga kebersihan gigi dan mulut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93 dan 94, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah, serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat. (Kemenkes RI, 2012) Kebersihan mulut dan gigi bertujuan untuk mencegah terbentuknya plak. Plak adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi dan melekat pada gigi atau plak merupakan lapisan lengket pada gigi yang mengandung bakteri dan sisa makanan yang terbentuk pada gigi, menjelaskan bahwa plak yang menempel pada celahcelah dan fissure gigi akan menghasilkan zat asam (acis) yang apabila tidak teratur di bersihkan, secara perlahan akan merusak gigi, plak akan melapisi permukaan enamel gigi, dan pada akhirnya menyebaban penyakit gusi (periodontal disease). Plak juga dapat
menyebabkan tanggalnya gigi. Menggososk gigi dan flossing dapat membersihkan plak menempel pada gigi. (Potter, Patricia A, 2005)
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUS SEKOLAH DASAR NEGERI GENTRA MASEKDAS DI JL. PELABUAN 2 KM. 12, SIRNARESMI GUNUNG GURUH, KAB. SUKABUMI
A. PENGKAJIAN Pengkajian pada para siswa dan siswi di sekolah dasar negeri gentra masekdas kabupaten sukabumi, pengkajian total sampel 50% siswa/siswi tetapi yang dilakukan pengkajian sebanyak 25%. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan wawancara dan kuisioner. Data yang diperoleh dari hasil pengkajian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari instrument yang berisi kuesioner tentang PHBS sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara. a. Sejarah Sekolah Dasar Negeri Gentra Masekdas berada di wilayah Kabupaten sukabumi merupakan wilayah yang dekat dengan Jalan raya dan pasar tradisional. b. Demografi Sekolah dasar ini merupakan wilayah yang dekat dengan pencemaran polusi udara yaitu dekat dengan jalan raya yang dimana lalu lalang semua kendaraan c. Stastistik vital Kepala sekolah mengatakan masalah kesehatan yang sering terjadi hanya penyakit-penyakit pada umumnya seperti diare, sakit gigi dan batuk-batuk d. Etnis Dan Budaya Mayoritas siswa/i berasal dari suku Sunda atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang sering digunakan yaitu bahasa Indonesia. e. Nilai kepercayaan : Kepala sekolah mengatakan mayoritas siswa/i bergama islam , untuk beribadah terdapat masjid di area sekolah Pengkajian Sub system f. Lingkungan fisik :
Inspeksi SD Gentra Masekdas ini berada di wilayah yang dekat dengan Jalan raya dan pasar tradisional. g. Keamanan dan transportasi System keamanan cukup baik dengan adanya CCTV disetiap ruang kelas maupun guru dan staff, untuk alat penanggulangan kebakaran manual di setiap koridor sekolah berjarak setiap alat berjarak 15m. juga memiliki 1 unit mobil sekolah untuk transportasi h. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial Pelayanan kesehatan : Adanya kunjungan rutin dari puskesmas setiap 1 bulan sekali Pelayanan sosial: Tidak adanya pelayanan sosial disekitar lingkungan sekolah i. Rekreasi Berdasarkan data yang didapat dari sekolah hari libur untuk para siswa/i yaitu setiap hari sabtu dan minggu, di setiap hari jumat pagi biasanya diadakan jumat sehat yaitu senam pagi bersama dan diakhiri dengan kegiatan bersih-bersih bersama oleh semua siswa/I juga guru dan staff yang dilakukan di lapangan olahraga yang ada ditengah sekolak. Setiap 2 semester biasanya diadakan acara rekreasi bersama seperti ke taman safari atau dufan
Diagnosa Keperawatan 1. Analisa Data No Data 1. Studi Dokumentasi :
Diagnosa Keperawatan Domain 1:
Data bulan oktober-november
Promosi Kesehatan
kunjungan ke sekolah siswa/i
Kelas 2:
yang mengalami diare, sakit
Manajemen Kesehatan
giti dan batuk sebanyak 7
Diagnosa Keperawatan :
orang
(00188)
Perilaku
Kesehatan
Cenderung Beresiko Pada siswa/i di Hasil Angket/kuesioner :
SDN Gentra Masekdas Kabupaten
Sebagian siswa/i di SDN
Sukabumi
Gentra Masekdas sebanyak
30 orang atau 50% tidak suka mencuci tangan sebelum mak an Sebagian siswa/i di SDN Gentra Masekdas sebanyak 25 orang atau 45% gemar jajan diluar lingkungan sekolah yang biasanya terpapar asap kendaraan yang berlalu lalang Sebagian siswa/i di SDN Gentra Masekdas sebanyak 30 orang atau 50% tidak suka bawa bekal makanan dari rumah Sebagian siswa/i di SDN Gentra Masekdas sebanyak 28 orang atau 48% jarang gosok gigi sebelum tidur Sebagian siswa/i di SDN Gentra Masekdas sebanyak 30 orang atau 50% gemar makan permen dan coklat Hasil Observasi (Winshield Survey) : Masih banyak siswa/i yang
jajan diluar sekolah Hasil Wawancara : Beberapa siswa/i mengatakan tidak
tahu
cara
mencuci
tangan yang baik dan benar dan tidak tau keuntungan dari menggosok
gigi
sebelum
tidur
2. Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas No Kriteria 1 Kesadaran masyarakat akan masalah 2 Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan
Skor 2 3
3
masalah Kemampuan perawat dalam menyelesaikan
3
4
masalah Ketersediaan ahli / pihak terkait terhadap
3
5
penyelesaian masalah Dampak terhadap masyarakat jika masalah
4
6
tidak terselesaikan Mempercepat penyelesaian
3
masalah
dengan solusi penyelesaian masalah Total
18
Intervensi No 1
Data Studi Dokumentasi :
Diagnosis Keperawatan Kode Diagnosis Domain 1:
Kode
NOC Kriteria Hasil Pencegahan Primer
Kode
NIC Intervensi Pencegahan Primer
Data bulan oktober-november
Promosi Kesehatan
Domain IV:
kunjungan ke sekolah siswa/i
Kelas 2:
Pengetahuan
yang mengalami diare, sakit giti
Manajemen Kesehatan
perilaku
Kelas S:
dan batuk sebanyak 7 orang
Diagnosa Keperawatan :
Kelas Q:
Pendidikan pasien
Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Pada para pekerja di SDN Gentra Masekdas Kabupaten Sukabumi
Perilaku kesehatan
Intervensi:
00188 Hasil Angket/kuesioner : Sebagian siswa/i di SDN Gentra Masekdas sebanyak 30 orang atau
Domain III: tentang
kesehatan
&
Kriteria hasil/outcome: 1602
Perilaku
5510
Perilaku promosi kesehatan
Pendidikan kesehatan 1. Tentukan pengetahuan kesehatan
Skala target outcome dipertahankan
dan gaya hidup perilaku saat ini
50% tidak suka mencuci tangan s
pada
pada individu, keluarga, kelompok
ebelum makan
ditingkatkan
2 (Jarang Menunjukkan) ke
4
(Sering
Menunjukkan) Sebagian siswa/i di SDN Gentra
160201
Masekdas sebanyak 25 orang atau 45% gemar jajan diluar
160207
lingkungan sekolah yang biasanya terpapar asap kendaraan
160212
yang berlalu lalang 160213 Sebagian siswa/i di SDN Gentra Masekdas sebanyak 30 orang atau 50% tidak suka bawa bekal makanan dari rumah
16024
Menggunakan perilaku yang menghindari resiko Melakukan perilaku kesehatan secara rutin Mendapatkan imunisasi yang direkomendasikan Mendapatkan skrining kesehatan yang direkomendasikan Memperoleh pemeriksaan rutin
sasaran 2. Identifikasi karakteristik populasi target yang mempengaruhi strategi belajar 3. Kembangkan
materi
pendidikan
tertulis yang tersedia dan sesuai dengan
audiens
yang
menjadi
diskusi
kelompok
sasaran 4. Berikan
dan
bermain peran untuk mempengaruhi keyakinan
terhadap
kesehatan,
sikap dan nilai-nilai 5. Tekankan pentingnya pola makan
yang sehat, tidur, berolahraga, dan Sebagian siswa/i di SDN Gentra
lain-lain bagi individu, keluarga,
Masekdas sebanyak 28 orang atau
dan kelompok yang meneladani
48% jarang gosok gigi sebelum
nilai dan perilaku ini dari orang
tidur
lain, terutama anak-anak
Sebagian siswa/i di SDN Gentra Masekdas sebanyak 30 orang atau
Pencegahan Sekunder
50% gemar makan permen dan
Domain VII :
Pencegahan Sekunder
coklat
Keamanan
Domain IV : Pengetahuan
Hasil Observasi
Kesehatan
Kelas D :
&
Manajemen risiko Komunitas
Perilaku
(Winshield Survey) : Masih banyak siswa/i yang jajan
Tentang
Kelas Q : 1634
diluar sekolah
6520
Skrining Kesehatan
Perilaku Sehat
1. Sediakan akses yang mudah
Kriteria hasil/outcome : Perilaku Skrining Kesehatan Pribadi
Hasil Wawancara :
Skala target outcome dipertahankan
Beberapa siswa/i mengatakan tidak tahu cara mencuci tangan yang baik dan benar dan tidak tau keuntungan dari menggosok gigi sebelum tidur
pada
2
(jarang
ditingkatkan
ke
menunjukkan) 4
(sering
menunjukkan) Mengenali adanya resiko penyakit 163401
bagi layanan skrining misalnya waktu dan tempat 2. Dapatkan
persetujuan
untuk
dilakukannya prosedur skrinig kesehatan yang sesuai 3. Berikan kenyamanan
selama
prosedur skrining Mengenali kebutuhan untuk skrining
163402 163403
Intervensi :
Menggambarkan kerangka waktu untuk skrining
4. Berikan informasi pemeriksaan
163410
Mendapatkan skrining didasarkan faktor resiko personal seperti yang direkomendasikan oleh para ahli Mendapatkan hasil-hasil skrining
163416
2005
Pencegahan Tersier
Pencegahan Tersier
Domain V :
Domain VII :
Kondisi kesehatan yang diterima
Komunitas
Kelas U :
Kelas d :
Kesehatan dan kualitas hidup
Manajemen risiko komunitas
Kriteria hasil/outcome :
Intervensi :
Status kesehatan siswa
6484
Skala target outcome dipertahankan pada
2
(jarang
ditingkatkan 200501 200502 200512
ke
menunjukkan) 4
(sering
yang berasal dari lingkungan 2. Berpartisipasi dalam program di komunitas untuk mengatasi risiko
Kesehatan fisik
yang sudah diketahui
Kesehatan mental Berpartisipasi
pada
3. Dorong skrining
yang
Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
200519
1. Inisiasi skrining risiko kesehatan
menunjukkan)
dipertahankan 200514
Manajemen lingkungan komunitas
Berpartisipasi pada aktivitas fisik
lingkungan
berpartisipasi
aktif
untuk dalam
keselamatan komunitas 4. Lakukan program edukasi untuk kelompok berisiko
POA (Plant of Action)
NO 1
Diagnosa
Tujuan
Strategi
Kegiatan
Waktu
Tempat
Penanggung
Mahasisw a
Sekolah SDN Siswa/I
Setelah
Sosialisasi
Memberikan
Promosi Kesehatan
dilakukan
dan
penyuluhan tentang Desember SDN
Kelas 2:
tindakan
penyuluhan perilaku
Manajemen
keperawatan
sehat, penyuluhan Jam
Kesehatan
selama
tentang
Diagnosa
minggu tidak
akibat dari perilaku WIB
kelompok
Keperawatan :
terjadi
yang
mahasiswa
(00188)
Perilaku kejadian
hidup 2020
Cenderung
akibat
pencegahan)
gejala
Pada perilaku SDN beresiko
SDN
Masekdas
Masekdas
Gentra
dan
ketua Masekdas
(pengertian, tanda dan
di
Gentra
beresiko
penyakit
siswa/i
Seluruh
Gentra
penyakit 09.00
Kesehatan Beresiko
Sasaran
Jawab Kepala
Domain 1:
1
Selasa, 01 Sekolah
Biaya
serta Rabu, 02
Melakukan
Desember Sekolah
Kepala
Seluruh
Gentra
Masekdas cedera
di
skrining kesehatan 2020
SDN
Kepala
Sekolah SDN Siswa/I
Gentra
Sekolah
Gentra
SDN
Masekdas
Gentra
Kabupaten
SDN Gentra
dan
membuat 09.00
Sukabumi
Masekdas
jadwal
Kabupaten
skrining kesehatan
dan
Sukabumi
bersama
kelompok
rutin WIB
Masekdas
seluruh
siswa/I
SDN
Gentra
Masekdas
ketua Masekdas
mahasiswa
untuk mengurangi resiko
kesehatan
untuk siswa/i
Implementasi No 1
Diagnosa
Kegiatan
Tujuan
Indikator Hasil
Pelaksanaan
Keperawatan Domain 1:
Memberikan
Promosi Kesehatan
tentang perilaku hidup sehat, pengetahuan siswa/I
kelompok
SDN Gentra
Kelas 2:
penyuluhan tentang penyakit tentang akibat dari
kesehatan siswa/I
Masekdas
penyuluhan Meningkatkan
1. Teridentifikasi
Seluruh siswa/I
Manajemen Kesehatan
akibat dari perilaku yang perilaku yang
SDN Gentra
Diagnosa
beresiko (pengertian, tanda beresiko
Masekdas
Keperawatan :
dan gejala serta pencegahan)
(00188) Kesehatan Beresiko
2. Seluruh siswa/I
Perilaku
hadir dalam
Cenderung Pada
siswa/I SDN
kegiatan
para
3. Peserta aktif
Gentra
dalam
Masekdas
berpartisipasi dalam kegiatan
2
tersebut. 1. Teridentifikasi
Melakukan skrining
Meminimalkan
kesehatan dan membuat
dampak akibat dari
kepala sekolah
SDN Gentra
jadwal rutin skrining
perilaku yang tidak
mau dan
Masekdas
kesehatan bersama siswa/I
sehat
membiayai
untuk mengurangi resiko
siswa/I nya untuk
kesehatan untuk para siswa/I
melakukan skrining kesehatan secara rutin agar mengurangi terjadiya resiko kesehatan pada para siswa/I di SDN Gentra Masekdas
Seluruh siswa/I
Evaluasi N O 1
Item Evaluasi Ada Input: 1. Alat dan media 2. Tersedia tempat kegiatan
2
Pelaksanaan
3. Ketersediaan dana Proses:
✓ ✓ ✓
1. Jadwal kegiatan pendidikan kesehatan
✓
tentang meningkatkan kesadaran kesehatan berjalan dengan efektif 2. Terlibatnya mahasiswa
✓
dan para siswa/I SDN Gentra Masekdas 3. Menjelaskan tanda dan gejala yang mengidentifikasi resiko
✓ ✓
4. Siswa/I memahami pentingnya menjaga kesehatan 5. Menjelaskan cara mencuci
✓
Keterangan Tidak
tangan dan kapan mencuci tangan dilakukan 3
Hasil: ✓
1. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai
✓ ✓
2. Ketertarikan peserta 3. Para pekerja memahami cara dan waktu untuk mencuci tangan
Dokumentasi Pelaksanaan Jam/
Dx Kep
Tindakan
Ya
Tidak
Evaluasi Keperawatan
Hari / Tanggal Selasa, 01
Perilaku Memberikan pendidikan
Evaluasi Formatif ✓
Desember
Kesehatan
kesehatan mengenai perilaku
2020
Cenderung
yang dapat meningkatkan
paham mengenai perilaku
09.00
Beresiko
Pada kesadaran kesehatan serta
yang dapat meningkatkan
WIB
siswa/i di SDN perilaku untuk mencegah resiko
kesadaran kesehatan
Gentra
O: siswa/i aktif dalam sesi
kesehatan
S: siswa/i mengatakan mulai
Masekdas
tanya jawab
Kabupaten
A: masalah teratasi
Sukabumi
P: pertahankan intervensi Evaluasi Sumatif
Tujuan tercepai karena siswa/i menunjukan pemahaman mengenai perilaku yang mencegah 10. 20
Menerapkan perilaku kesehatan
WIB
seperti mencuci tangan dengan
resiko kesehatan Evaluasi Formatif ✓
S: siswa/i mengatakan
rutin atau sebelum makan agar
paham mengenai cuci
siswa/I terhindar dari penyakit
tangan secara rutin agar
diare
terhindar dari penyakit O: siswa/I menjadi lebih rajin mencuci tangan A: masalah teratasi P: pertahankan intervensi Evaluasi Sumatif Tujuan tercapai karena siswa/i menunjukan cuci tangan agar terhindaar dari penyakit Evaluasi Formatif
Rabu, 02
Perilaku
Melakukan skrining kesehatan
Desember
Kesehatan
sebagai upaya deteksi dini
2020
Cenderung
antusias melakukan skrining
09.00
Beresiko
kesehatan
WIB
✓
S: siswa/i mengatakan
O: siswa/i terlihat antusias ketika melaksanakan skrinning kesehatan
A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi Evaluasi Sumatif Tujuan tercapai karena siswa/i mengikuti skrinning kesehatan dengan baik dan sangat antusias untuk skrinning kesehatan selanjutnya
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah- langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). Dalam proses keperawatan komunitas terdapat 3 sasaran dalam memberikan asuhan keperwatan , yaitu individu, keluarga dan kelompok. Dalam kelompok khusus, salah satunya terdapak asuhan keperawatan komunitas pada kelompok anak usia sekolah. Dimana menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Oleh karena itu pelayanan kesehatan pada anak termasuk intervensi yang harus diperhatikan oleh perugas kesehatan.
4.2 Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA Roziqin M, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Agregat Anak Usia Sekolah Di Komunitas. Surabaya : Universitas Airlangga NANDA-1 diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi 2018-2020 (Ed. 11) Jakarta : EGC, 2018 Gloria. B., Howard. B., Joanne. D., & Cheryl. W Nursing Interventions Classification (NIC) (6th ed) Elsevier Singapore Sue.M., Marion.J., Maridean.L., Maas., Elizabeth.S Nursing Outcomes Calssification (NOC) (5th ed) Elsevier Singapore