13 0 246 KB
2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN GANGGUAN SOFT TISSUE TUMOR (STT) DI RUANG PERAWATAN ABDURRAHMAN WAHID RUMAH SAKIT ISLAM NAHDATUL ULAMA DEMAK
Di Susun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5.
Dwi Nanik Indraini 30901800054 Fitri Utami 30901800071 Intan Dwi Putri 30901800093 Irna Sulistiyani 30901800097 Lisa Aryani 30901800108
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2021
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Soft Tissue Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, yang di sebabkan oleh pertumbuhan sel baru terjadi
di berbagai bagian tubuh, tumor dapat di bedakan atas
golongan neoplasma dan nonneoplasma. Neoplasma dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya dan umumnya tidak bermetastasis misal nya pada kasus ganglion (Rendi & Maegareth, 2015). Menurut Kemenkes RI (2015), kasus tumor berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 1,4%, dan 2018 mengalami peningkatan sebanyak 1,8 % Angka ini merupakan angka yang paling tinggi dari angka per tahun. Sedangkan kasus tumor di propinsi Lampung pada tahun 2013 sebanyak 1.3 % dan tahun 2018 sebanyak 1.6 % Angka ini menunjukan bahwa terjadi nya peningkatan jumlah kasus per tahun. Pada klien Soft Tissue Tumor Ganglion di Ruang Bedah terjadi permasalahan sistem Muskuloskeletal karena tangan klien adanya benjolan di pangkal punggung tangan kiri klien, besar benjolanan ± 3 cm dan nyeri saat di tekan pada bagian benjolan oleh sebab itu klien harus di lakukan pembedahan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dari fenomena kasus diatas, penulis tertarik
untuk
mengangkat judul laporan tugas akhir “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Aman Nyeri : Akut pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion Terhadap Nn. S di Ruang Bedah RSI NU Demak
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang penulis merumuskan masalah bagaimana gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan Gangguan Rasa Aman Nyeri : Akut pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion di Ruang Bedah RSI NU Demak C. Tujuan Laporan Tugas Akhir 1. Tujuan umum Untuk mengetahui dan memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan Gangguan Rasa Aman Nyeri : Akut pada
Kasus
Perioperatif
Soft
Tissue
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Tumor
Ganglion
2. Tujuan khusus Tujuan khusus laporan tugas akhir ini yaitu : a. Memberikan gambaran tentang pengkajian keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Tn S di Ruang Bedah RSI NU Demak b. Menentukan diagnosa keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Tn. S di Ruang Bedah RSI NU Demak c. Merumuskan rencana keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Tn. S di Ruang Bedah RSI NU Demak d. Melakukan tindakan asuhan keperawatan keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Tn. S di Ruang Bedah RSI NU Demak e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Kasus Perioperatif Soft Tissue Tumor Ganglion terhadap Tn. S di Ruang Bedah RSI NU Demak D. Manfaat Penulis 1. Bagi penulis Menambah pengetahuan serta informasi yang dapat di manfaat oleh penulis dan mahasiswa sebagai bahan bacaan dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus soft tissue tumor ganglion. 2. Bagi keilmuan keperawatan Mendapatkan
pengetahuan
dan
gambaran
dalam
memberikan asuhan keperawatan pada kasus soft tissue tumor ganglion, sehingga dapat di aplikasikan saat memberikan pelayanan keperawatan pada kasus soft tissue tumor ganglion, Laporan ini dapat di jadikan sebagai pedoman atau panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada klien dengan kasus soft tissue tumor ganglion. 3. Bagi Rumah Sakit Mendapatkan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memberikan pelayanan keperawatan khususnya pada kasus tumor ganglion.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Neoplasma merupakan massa jaringan baru(kumpulan sel) yang tumbuh secara mandiri di struktur sekitarnya dan tidak memiliki tujuan fidiologis. Istilah neoplasma sering digunakan secara bergantian dengan tumor ,berasal dari bahasa latin yang bearti “Pembengkakan” (LeMone,P dkk,2015). Tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga terbentuk jaringan baru atau sering kali oleh masayarakat awam disebut daging baru. Tumor terbagi menjadi dua macam,yaitu tumor jinak dan tumor ganas(Riksani,Ria,2012). Soft tissue tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal yang disebabkan oleh neoplasma atau non neoplasma . tumor coli adalah benjolan atau pembengkan dalam tubuh bagian leher B. Etiologi Penyebab terjadinya tumor menurut (Sjamsuhidajat,R dkk.2011), karena terjadinya pembelahan sel yang abdormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya
penyimpangan
dalam
bentuk
dan
fungsi
autonominya
dalam
pertumbuhan,kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Penyebab tumor atau neoplasma bersifat
multifaktor. Adanya beberapa faktor yang
dianggap sebagai penyebab tumor,antara lain: a. Karsinogen b. Parasite c. Faktor genetik d. Faktor gaya hidup e. Faktor hormone f. Virus g. Polusi udara h. Radiasi yang berasal dari bahan kimia i. Hipersensitivitas terhadapat obat-obatan. C. Patofisiologis
Kelainan kongenital, genetik, gender/ jenis kelamin, usia, rangsangan fisik berulang, hormon infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan tumbuh dan berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benigna (Jinak) atau bersifat maligna (ganas). Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat. Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan metastasis. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat (unisentrik), tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ (multisentrik) atau dari beberapa organ (multiokuler) pada waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda (metakron). Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya maka tumor dikatakan mencapai tahap lokal, namun bila telah infiltrasi ke organ sekitarnya dikatakan mencapai tahap invasive atau infiltrasi . Sel tumor bersifat tumbuh teru sehingga makin lama makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup dan merembes ke jaringan sekitarnya dan dapat meninggalkan sel induk masuk ke pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran hematogen dan limfatogen. Tumor colli menupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan leher yang secara normal memproduksi hormon tiroid yang penting untuk metabolisme tubuh. Infiltrasi ca colli dapat ditemukan di trakea, laring, faring. esofagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher dan kulit. Metastasis limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan metastasis hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati. Kanker ini berdiferensiasi mempertahankan kemampuan untuk menimbun yodium pembesaran kelenjar getah bening. Lokasi kelenjar getah bening yang bisa membesar dan bisa teraba pada perabaan yakni di ketiak, lipat paha. Ada juga kelenjar getah bening yang terdapat di dalam tubuh yang mana tidak dapat diraba
yakni di dalam rongga perut. Penyebab dari pembesaran kelenjar getah bening adalah infeksi non spesifik,infeksi spesifik (TBC), keganasan (limf D. Pathways Faktor hormonal,genetik,gaya hidup ,virus,herediter dll Tumor leher Benjolan/pembengkakan Kerusakan jaringan Perubahan jaringan sekitar
bengkak dileher Invasif kumam
Gangguan fungsi
nyeri saat menelan Terputusnya kontinuitas jaringan Pembuluh darah dan Terputusnya syaraf perifer
Gangguan mobilitas fisik
nafsu makan menurun Menurunya daya tahan tubuh
Intake menurun peningkatan asam lambung Resiko infeksi Mual muntah
Resiko Defisit nutrisi Respon hipotalamus Perdarahan Nyeri kronis Resiko defisit volume cairan Perasaan tidak nyaman
Seing terbangun,kurang tidur
Gangguan pola tidur
E. Manifestasi klinik Manifestasi klinik menurut (Moore,2014),antara lain: a. Hiperplasia b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras c. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari masekim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak d. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor e. Biasa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi f. Edema disekitar tumor disebabkan infliltrasi kepembuluh limfe g. Nyeri h. Anoreksia,mual,muntah. i. Penurunan berat badan F. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan radiologi sangat penting dalam diagnosis awal karena pengkajian fisik biasanya tidak dapat mendeteksi awal tumor hingga kanker mencapai ukuran yang cenderung menimbulkan risiko bermetatasis. Proses diagnostik ini dapat melibatkan CT, MRI, USG, pencitraan nuklir, angiografi,dan tomografi emisi positron (LeMone, P. dkk. 2015). a. Computed Tomography (CT) CT memungkinkan visualisasi penampang melintang anatomi. Karena CT Scan menunjukkan sedikit perbedaan dalam densitas jaringan, CT Scan memberikan keakuratan yang lebih besar dalam diagnosis tumor. b. Magnetic Resonance Imaging (MRD MRI merupakan instrument diagnostic pilihan untuk skirining dan konsultasi lanjutan tumor. Selama MRI, pasien ditempatkan di dalam bidang magnetic, gelombang radio yang berpulasi diarahkan pada mereka, dan dikirimkan sinyal berdasarkankarakteristik jaringan yang dianalisis oleh komputer. c. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) menilai gelombang suara ketika gelombang suara mencerminkan
berbagai
struktur
tubuh,
menunjukkan
abnormalitas
yang
mengindikasikan tumor. d. Pencitraan Nuklir Pencitraan nuklir ini merupakan metode diagnostik yang aman untuk mengidentifikasi tumor pada berbagai jaringan tubuh. Prosedur ini sering digunakan untuk memeriksa kemungkinan tulang atau metastasis organ lainnya. e. Angiografi Angiografi dilakukan ketika lokasi tumor yang tepat tidak dapat diidentifikasi atau terdapat keharusan untuk memvisualisasikan perkembangan tumor sebelum pembedahan. Prosedur ini meliputi penginjeksian pewarna radiopaque ke dalam pembuluh darah utama yang dekat ke organ atau jaringan yang periksa. Pewarna dapat digunakan untuk mengidentifikasi pembuluh darah yang menyuplai tumor. f.Endoskopi Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan,aspirasi dan eksisi tumor yang kecil. g. Ultrasound Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh. G. Komplikasi 1. Perdarahan, risiko ini minimum, namun hati- hati dalam mengamankan hemostatik dan penggunaan drain setelah operasi. 2. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme udara. Dengan tindakan anestesi mutakhir, ventilasi tekanan positif yang intermitten, dan teknik bedah yang cermat, bahaya ini dapat di minimalkan. 3. Trauma pada nervus laringeus rekurens yang menimbulkan paralisis sebagian atau total (jika bilateral) laring. 4. Sepsis yang meluas ke mediastinum. 5. Hiperkalsemia, karena terangkatnya kelenjar paratiroid saat operasi. H. Penatalaksanaan Menurut (LeMone, P. dkk. 2015),. penatalaksanaan pada tumor yaitu :
1. Pembedahan Pembedahan adalah modalitas penanganan utamadan digunakan baik untuk pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor tanpa biopsy dan tidak ada bukti metastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. 2. Kemoterapi Kemoterapi melibatkan obat sitotoksikuntuk penggunaan menyembuhkan kanker cairan dan padat, untuk menurunkan ukuran tumor,penunjang untuk pembedahan atau terapi radiasi, atau untuk mencegah atau menangani metastasis yang dicurigai. Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor. 3. Terapi Radiasi Terapi radiasi masih menjadi pilihan bagi tumor atau beberapa spesialis onkologi. radiasi dapat digunakan untuk membunuhtumor, mengurangi ukurannya, menurunkan nyeri, atau meredakan obstruksi. 4. Terapi Fotodinamik Terapi fotodinamik (photo dynamic therapy, PDT) merupakan metode penanganan tumor superfisial tertentu. Terapi ini dikenal dengan beberapa nama yang berbeda: fototerapi, fotoradiasi, dan fotokemoterapi. Pasien yang memiliki tumor dan tumbuh di permukaan kandung kemih, rongga peritoneum, dinding dada, pleura, bronkus atau kepala dan leher merupakan calon yang mendapatkan terapi ini. Pasien diberikan dosis senyawa fotosensitisasi per intravena, Photofrin, yang secara selektif menyimpang konsentrasi yang lebih tinggi di jaringan maligna. I. Pengkajian fokus Pengkajian merupakan tahap awal dan merupak dasar proses keperawatan diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat memberikan arah kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sanagat tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian. Tahap pengkajian ini terdiri dari empat pengelompokan data, analisa data, perumusan komponen antara lain diagnosa keperawatan. Data dasar pengkajian klien a. Aktivitas istirahat Gejala: kelemahan dan keletihan b. Sirkulasi
Kebiasaan Gejala palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja. perubahan pada TD c. Integritas ego Gejala: alopesia, lesi cacat pembedahan. Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah d. Eliminasi Gejala: perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih. Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.Makanan/cairan Gejala: kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet). Anoreksisa, mual/muntah.Intoleransi makanan. Perubahan pada berat badan, penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa otot. Tanda: perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema. f. Neurosensori Gejala: pusing, sinkope. g. Nyeri/kenyamanan Gejala tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit) h. Pernafasan Gejala: merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesorang yang merokok ), Pemajanan asbes. i. Keamanan Gejala
pemajanan
bahan
kimia
toksik.
Karsinogen
lama/berlebihan. Tanda: demam, ruam kulit, ulserasi. J. Diagnosa keperawatan a. Nyeri kronis b.d infiltrasi tumor b. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis c. Resiko defisit nutrisi b.d gangguan persepsi makanan K. Intervensi keperawatan N
Diagnos
Intervensi keperawatan
pemajanan
matahari
o
1
a
Tujuan &
keperaw
kriteria
Intervensi
atan Nyeri
hasil Setelah
Manajemen nyeri:
kronis
dilakukan
(I.08238)
b.d
tindakan
O
infiltrasi keperawtan tumor
-
Rasional
O Identifikasi
-
Mengetahui
selama 3x7
lokasi,karakteristi
lokasi,karakteristik,
jam
k,durasi,frekuensi,
durasi,frekuensi,kua
diharapkan
kualitas,intensitas
litas,intensitas nyeri
tingkat
nyeri
nyeri
-
menurun dengan
Identifikasi skala nyeri
-
-
Mengetahui skala nyeri
-
Identifikasi
Mengetahui respon nyeri non verbal
kriterial
respons nyeri non
hasil:
verbal
pengaruh nyeri
Identifikasi
pada kualitas hidup
1. Keluha
-
-
n nyeri
pengaruh nyeri
T
menuru
pada kualitas
-
n
hidup
2. Kemam
T
puan
-
Mengetahui
Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
Kontrol
nyeri
menunt
lingkungan yang
askan
memperberat rasa
dan sumber nyeri
aktivita
nyeri
dalam pemilihan
Pertimbangakan
strategi meredakan
mening
jenis dan sumber
nyeri
kat
nyeri dalam
E
pemilihan strategi
-
s
-
3. Muntah menuru
-
meredakan nyeri
n
E
4. Mual
-
Memberikan jenis
Menjelaskan penyebab,periode,d an pemicu nyeri
Jelaskan
-
Menjelaskan
menuru
penyebab,periode,
strategi meredakan
n
dan pemicu nyeri
nyeri
(SLKI,
-
2017)
Jelaskan strategi
O
meredakan nyeri
-
O -
Memberikan analgetik,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
2
Ganggu
Setelah
perlu Perawtan integritas
an
dilakukan
kulit
integrita
tindakan
O
s kulit
keperawtan
-
b.d
selama 3x7
penyebab
penyebab gangguan
faktor
jam
gangguan
integritas kulit
mekanis
diharapkan
integritas kulit
untuk menjaga
integritas
untuk menjaga
keutuhan
kulit dan
keutuhan
,kelembaban dan
jaringan
,kelembaban dan
perkembangan
meningkat
perkembangan
mikroorganisme
dengan
mikroorganisme
kriteria
T
hasil:
-
1. Elastisit
O Identifikasi
-
Mengetahui
T Lakukan
-
Melakukan
pemijatan area
pemijatan area
as
benjolan
benjolan tulang jika
mening
tulang,jika perlu
perlu
kat
-
2. Perfusi E
kat
-
3. Nyeri menuru
han
Mengubah posisi tiap 2 jam
baring
mening
4. Perdara
-
jam jika tirah
jaringan
n
Ubah posisi tiap 2
-
E Anjurkan segera
-
Mengajurkan
melaporkan nyeri
segera melapor jika
dada
nyeri pada dada
Jelaskan tindakan
atau luka post
yang dijalani
operasi
pasien
-
Menjelaskan
menuru
-
n 5. Tekstur
tindakan yang
menurunkan
dijalani pasien
kecemasan dan
membai k
Ajarkan teknik -
ketakutan
menurunkan
K -
Mengajarkan teknik kecemasan dan
Kolaborasi
ketakutan
pemberian morfin
K
jika perlu
-
Melakukan kolaborasi pemberian morfin.
3.
Resiko
Setelah
Manajemen nutrisi
defisit
dilakukan
O
nutrisi
tindakan
-
b.d
keperawtan
ganggua
selama 3x7
n
jam
persepsi
diharapkan
makana
status
pmeriksaan
pemeriksaan
n
nutrisi
laboratorium
laboratorium
O Identifikasi status
-
nutrisi -
Monitor asupan
nutrisi -
makanan -
membaik
T
dengan
-
Monitor hasil
Mengetahui status Memantaui asupaan makanan
-
Memantaui hasil
T Lakukan oral
-
Melakukan oral
kriteria
hygiene sebelum
hygiene sebelum
hasil:
makan,jika perlu
makan
1. Porsi
-
Fasilitasi
-
Memfasilitasi
makan
menentukan
menentukan
yang
pedoman diet
program diet
dihabis
(mis. Piramida
kan
makanan)
mening
E
kat
-
2. Kekuat
E Anjurkan posisi
-
duduk jika
an otot
mampu
menguy -
Ajrakan diet yang
ah
diprogramkan
Mengajarkan posisi duduk
-
Mengajarkan diet yang diprogramkan
mening
K
kat
-
3. Kekuat
K Kolaborasi
-
Memberikan
pemberian
medikasi sebelum
an
medikasi sebelum
makanan (mis
menela
makanan (mis
pereda nyeri)
n
pereda
mening
nyeri,antlemetik
kat
jika perlu)
4. Nafsu makan membai k
BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan pada tanggal 29 november 2021 jam15.00 I.
DATA UMUM 1. Identitas a. Identitas klien Nama
: Tn S
Umur
: 75 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Kawin
Pendidikan
:SD
Pekerjaan
: Petani
Suku / bangsa
: Jawa/Indonesia
Alamat
: Desa mijen 05/02 Kebonagung,Demak
No RM
: MR300480
Tanggal masuk RS
: 28-11-2021 13.00
Diagnosa
: Tumor leher sinistra
b. Identitas penanggung jawab Nama
: Ny S
Umur
: 71 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Desa mijen 05/02 kebonagung,Demak
Hubungan dengan pasien : Istri 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama Pasien mengatakan ada benjolan di leher sejak 3 tahun yang lalu dan sudah di operasi 3x ,terasa nyeri b. Riwayat kesehatan sekarang Klien mengatakan datang ke rumah sakit dengan keluhan benjolan di leher sebelah kiri ,terasa nyeri dan tidak bisa menelan untuk makanan .Klien pertama dibawa ke pukesmas setelah itu di rujuk di RS dan sudah operasi 3 kali.
c. Riwayat kesehatan lalu a) Pasien mengatakan memiliki riwayat benjolan sebelumnya b) Pasien mengatakan sudah operasi sebanyak 3 kali c) Pasien mengatakan tidak alergi obat d) Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan d. Riwayat kesehatan keluarga a) Genogram
x
: pasien : laki - laki : perempuan : meninggal : meninggal b) Apakah anggota keluarga mempeunyai penyakit keturunan Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat kerurunan.
3. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
j. Klien mengatakan tahu akan penyakitnya k. Klien mengatakan berobat di rumah sakit maupun pukesmas l. Klien mengatakan tidak mengonsumsi jamu maupun alkohol b. Pola nutrisi dan metabolik -
Pola makan Saat sakit: klien sulit makan Sebelum sakit: klien jarang makan
-
Pola minum Sebelum sakit: klien mengatakan sebelum bekerja minum kopi terlebih dahulu dan minum air putih 1 liter per hari Saat sakit: klien banyak minum air putih setiap hari
c. Pola eliminasi a) Eliminasi feses -
Sakit : BAB teratur normal
-
Sehat : BAB teratur normal setiap pagi
b) Pola BAK -
Sakit : BAK pasien selama sakit normal
-
Sehat : BAK pasien selama sakit normal
d. Pola aktifitas dan latihan Sakit : selama sakit klien mengatkan tidak bisa beraktifitas dengan lancar di karena adanya benjolan pada leher mengakibatkan pergerakan kepala semakin kulit Sehat : sebelum sakit klien bekerja sebagai petani dengan lancar e. Pola istirahat dan tidur Sakit : saat sakit pola tidur berubah derastis dan tidur tidak bisa nyenyak Sehat : klien mengatakan tidur kadang merasa sering terjaga f. Pola kognitif – perseptual sensori Keadaan mental Klien dalam keadaan sadar penuh (composmetis) Berbicara Klien dapat bicara dengan lancar Bahasa yang dipakai
Bahasa jawa Kemampuan bicara Tidak ada gangguan Pengetahuan pasien terhadapat penyakit Pasien sudah paham akan penyakitnya dikarenakan sudah op sebanyak 3x g. Persepsi tentang penyakitnya Klien menurut pada apa yng disarankan oleh keluarga h. Pola persepsi diri dan konsep diri Citra diri Klien mengatakan benjolan pada leher saat nyeri dan tidak nyaman Identitas Klien mengatakan tidak malu akan penyakit yang dideritanya selama ini Dan klien mengenali dirinya selama ini Gambaran diri Pasien mengatakan sedikit terganggu aktivitasnya karena adanya benjolan di leher sebelah kiri Harga diri Klien menghargai dirinya selama ini selalu mempunyai harapan pada hidupnya Peran diri Klien mengatakan sebagai kepala rumah tangga i. Pola mekanisme koping Klien mengambil keputusan dibantu oleh anak dan istrinya j. Pola seksual-reproduksi Klien tidak mengalami gangguan berhubungan seksual k. Pola peran-berhubungan dengan orang lain -
Kemampuan pasien saat berkomunikasi jelas
-
Klien mengatakan istri dan keluarga orang yang saat berpengaruh pada dirinya.
l. Pola nilai dan kepercayaan -
Sebelum sakit: klien menjalani sholat 5 waktu ,klien menganut agma islam
-
Saat sakit: klien klien tidak menjalni sholat 5 waktu.
4. Pengkajian fisik a. Penampilan keadaan umum : pasien tampak meringis ,dan juga nyeri pada bagian leher sebelah kiri b. Tingkat kesadaran : composmetis c. Tanda – tanda vital :
Suhu tubuh : 36,7
Tekanan darah: 112/61 mmHg
Respirasi : 20 x/menit
SP02 :98
d. Kepala Bentuk kepala bulat, tidak ada luka e. Mata Konjuntiva tidak anemis f. Rambut Rambut lurus, rambut beruban semua g. Hidung Normal dan simetris tidak ada lesi h. Mulut Terdapat gigi palsu ,gigi berwarna kekuningan i. Telinga Tidak ada gangguan pendengaran,dan telingan bersih j. Leher dan tenggorokan Terdapat benjolan di leher kiri yaitu tumor dan kesulitan dalam mengunyah makanan k. Dada
Paru – paru a) Inspeksi
: tidak ada bekas luka atau benjolan
b) Perkusi
: suara redup
c) Palpasi
:tidak ada nyeri tekan
d) Aulkultasi : terdapat bunyi whezzing
Jantung a) Inspeksi
: tidak ada lesi
b) Perkusi
:terdengar suara redup
c) Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
l. Abdomen a) Inspeksi
: warna kulit sawo matang, tidak ada bekas luka diarea
abdomen b) Perkusi
: terdapat bunyi tympani
c) Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
m. Genetalia Tidak ada nyeri tekan,tidak ada hemoroid n. Ekstermitas atas dan bawah -
Kulit terlihat bersih, berwarna sawo matang, tidak ada edema, tugor kulit keriput
-
Kekuatan otot baik mampu menggerakan ekstermitas atas dan bawah
-
Terpasang infus di tangan sebalah kiri
5. Data penunjang No RM/Register :MR300480/100579496
No. Lab: OM201612
Nama Pasien: Tn S
Ruang:KH. Abdurrahman Wahid –kelas
Alamat : mijen 05/02 kebonagung ,demak
III
Umur : 75 tahun
Tgl permintaan
Jenis kelamin: laki-laki Pemeriksaan
Hasil Nilai
Satua
Nilai normal Min Max
n Hematologi Darah Rutin Hemoglobin Hematokrit Lekosit Trombosit Hitungan jenis sel (diff) - Eosinofil - Basofil - N batang
12,3 38,6 7.000 257.000
g/dl % mm3 mm3
13,2 40 3.800 150.000
17,3 52 10.600 440.000
0 0 0
% % %
1 0 2
3 1 6
-
Limfosit Monosit Waktu
42 8 3.30
% % Menit
20 2 2
40 8` 8
3.00
Menit
1
6
109
mg/dl
70
115
Negatif
Negatif
pembekuan (CT) Waktu pendarahan (BT) Kimia Darah Glukosa sewaktu (GDS) Serologi
Negatif
Rapid Antigen SARS-CoV 2 HbsAg
Negatif
Negatif
6. Terapi Hari / tanggal
Obat
Dosis dalam
Rute
Cairan infus
satuan - 20 tpm
-
IV
Senin 29 nov
-
2021 s.d 12 nov
RL
2021
-
Keterolac
-
2x1
-
IV
-
Bactesyn
-
2x1
-
IV
-
Dexamethasone
-
3x1
-
oral
7. Analisa data Nama pasien: Tn S Nomor RM: MR. 300480 N
TGL
Data fokus
Problem
Etiologi
O 1
29
DO:
Nyeri kronis
Infiltrasi tumor
/11/2021
-
Klien nampak meringis
-
Pola tidur klien
TTD
berubah Klien meposisikan menghindari nyeri TD: 118/73 mmHg S: 36,6 SP02: 98 RR: 20 x/menit DS: -
Klien mengatakan nyeri
-
Klien mengatakan saat ditekan nyeri
2
30/11/2021 DO: -
Gangguan
Terdapat luka
intergritas
post op pada
kulit/jaringan
Neuropati
leher kiri(sinistra) -
TD 126/67 mmHg
-
S 36
DS: 3
01/12/2021 DO: -
TD: 126/67 mmHg
-
S: 37,5
DS: -
Klien
Resiko
Gangguan
Defisit nutrisi
persepsi makan
mengatakan nafsu makan menurun -
Klien mengatakan kesulitan dalam menelan & menguyah
B. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri kronis b.d infiltrasi tumor 2. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis 3. Resiko defisit nutrisi b.d gangguan persepsi makanan C. Intervensi keperawatan N o
Diagnos a keperaw
1
Intervensi keperawatan Intervensi
Tujuan &
Rasional
kriteria hasil
atan Nyeri
Setelah
Manajemen nyeri:
kronis
dilakukan
(I.08238)
b.d
tindakan
O
O
Identifikasi
Mengetahui
infiltrasi keperawtan tumor
selama 3x7
lokasi,karakteristi
lokasi,karakteristik,
jam
k,durasi,frekuensi,
durasi,frekuensi,kua
diharapkan
kualitas,intensitas
litas,intensitas nyeri
tingkat
nyeri
nyeri menurun dengan
Identifikasi skala nyeri respons nyeri non
hasil:
verbal
n nyeri
nyeri Mengetahui respon
Identifikasi
kriterial 1. Keluha
Mengetahui skala
nyeri non verbal Mengetahui pengaruh nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup T
menuru
pada kualitas
n
hidup
2. Kemam puan
Mengontrol lingkungan yang
T
memperberat rasa
Kontrol
nyeri
menunt
lingkungan yang
askan
memperberat rasa
dan sumber nyeri
aktivita
nyeri
dalam pemilihan
s
Memberikan jenis
Pertimbangakan
strategi meredakan
mening
jenis dan sumber
kat
nyeri dalam
E
pemilihan strategi
Menjelaskan
3. Muntah menuru n 4. Mual
nyeri
meredakan nyeri
penyebab,periode,d
E
an pemicu nyeri
Jelaskan
Menjelaskan
menuru
penyebab,periode,
strategi meredakan
n
dan pemicu nyeri
nyeri
(SLKI,
Jelaskan strategi
2017)
meredakan nyeri
O Memberikan
O
analgetik,jika perlu
Kolaborasi pemberian analgetik, jika 2
Ganggu
Setelah
perlu Perawatan integritas
an
dilakukan
kulit
integrita
tindakan
O
O
s kulit
keperawtan
Identifikasi
Mengetahui
b.d
selama 3x7
penyebab
penyebab gangguan
faktor
jam
gangguan
integritas kulit
mekanis
diharapkan
integritas kulit
untuk menjaga
integritas
untuk menjaga
keutuhan
kulit dan
keutuhan
,kelembaban dan
jaringan
,kelembaban dan
perkembangan
meningkat
perkembangan
mikroorganisme
dengan
mikroorganisme
kriteria
T
T
hasil:
Lakukan
Melakukan
1. Elastisit
pemijatan area
pemijatan area
as
benjolan
benjolan tulang jika
mening
tulang,jika perlu
perlu
kat
Ubah posisi tiap 2
2. Perfusi
jam jika tirah
jaringan
Mengubah posisi tiap 2 jam
baring
mening
E
E
kat
Anjurkan segera
Mengajurkan
3. Nyeri menuru n
dada
nyeri pada dada atau luka post operasi
yang dijalani
han
pasien
Menjelaskan
Ajarkan teknik
tindakan yang
menurunkan
dijalani pasien
n 5. Tekstur
kecemasan dan
membai k
segera melapor jika
Jelaskan tindakan
4. Perdara menuru
melaporkan nyeri
Mengajarkan teknik
ketakutan
menurunkan
K
kecemasan dan
Kolaborasi
ketakutan
pemberian morfin
K
jika perlu
Melakukan kolaborasi pemberian morfin.
3.
Resiko
Setelah
Manajemen nutrisi
defisit
dilakukan
O
O
nutrisi
tindakan
Identifikasi status
Mengetahui status
b.d
keperawtan
ganggua
selama 3x7
n
jam
persepsi
diharapkan
makana
status
nutrisi Monitor asupan makanan Monitor hasil
nutrisi Memantaui asupaan makanan Memantaui hasil
n
nutrisi
pmeriksaan
pemeriksaan
membaik
laboratorium
laboratorium
dengan
T
T
kriteria
Lakukan oral
Melakukan oral
hasil:
hygiene sebelum
hygiene sebelum
1. Porsi
makan,jika perlu
makan
makan
Fasilitasi
Memfasilitasi
yang
menentukan
menentukan
dihabis
pedoman diet
program diet
kan
(mis. Piramida
mening
makanan)
kat 2. Kekuat
E
E
Anjurkan posisi
Mengajarkan posisi
an otot
duduk jika
menguy
mampu
ah
duduk Mengajarkan diet
Ajrakan diet yang
mening kat
diprogramkan K
3. Kekuat
yang diprogramkan K
Kolaborasi
Memberikan
an
pemberian
medikasi
menela
medikasi sebelum
sebelum
n
makanan (mis
makanan (mis
mening
pereda
pereda nyeri)
kat
nyeri,antlemetik
4. Nafsu
jika perlu)
makan membai k D. Implementasi Tanggal
Diagnosa
Implementasi
Respon
29/11/2021
keperawtan 1
Mengidentifikasi
DO:Klien terlihat
15.00
skala nyeri
meringis DS: klien mengatakan skala
29/11/2021
1,2,3
Monitoring ttv
16.00
nyeri 5 DO: TD: 118/73mmHg S: 36,7 DS: Pasien mengatakan badanya cekut2
29/11/2021
1
18.00
Mengontrol
semua DO: klien tampak
lingkungan yang
sudah mnegerti
memperberat rasa
cara mengontrol
nyeri
yang memicu nyeri DS:klien belum paham akan lingkugan yng
29/11//2021
1,2,3
15.00
Memantau asupan
memperberat nyeri DS: klien
makanan
mengatakan tidak nafsu makan DO: klien nampak makan diit bubur dari RS
29/11/2021 16.00
1,2,3
Monitoring ttv
DO: TD :125/67 mmHg S: 36 DS:pasien mengatakan ingin
sembuh 29/11/2021
3
Mengajarkan diet
DS: klien
yang diprogramkan
mengatakan sedikit demi sedikit makanan DO:klien melakukan diet bubur yang
30/11/2021
1,2,3
Monitoring TTV
diprogramkan DO: TD 131/70 mmHg S: 37,5
30/11/2021
1,2,3
Memberikan
DS:DO: ijeksi
analgetik,jika perlu
ceftriaxone 1 gram berhasil dimasukan melalui IV DS: pasien mengatakan tidak sakit saat obat
01/12/2021
2
Mengetahui
disuntikan DO: klien nampak
penyebab gangguan menjaga
01/12/2021
1,2,3
integritas kulit
kelembaban pada
untuk menjaga
post operasi
keutuhan
DS:
,kelembaban dan
Klien mengatakan
perkembangan
sudah tau akan
mikroorganisme
penyebab
Meredakan nyeri
integritas kulit DO: memberikan keterolac berhasil diamsukan melalui
IV DS: klien mengatakan nyeri saat obat dimasukan ke IV H. evaluasi Tanggal jam 29/11/21
Diagnosa kep 1
17.00
Catatan perkembangan S: klien tampak meringis kesakitan O: TD:118/78 mmHg S: 36,7 A: Masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi L. Mengetahui respon nyeri non verbal
29/11/21
3
15.00
S: klien mengatakan tidak nafsu makan O: klien nampak makan sedikit A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi M. mengetahui respon nyeri non
29/11/21
2
18.00
verbal S: klien mengatakan nyeri pada bagian jahitan luka O: klien nampak meringis A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi N. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
30/11 /21
1
S: klien mengatakan nyeri berkurang O:
TTD
O. TD: 125/67 mmHg P. S: 36 Q. Keterolac berhasil diberikan kepada pasien melalui IV infus tangan kiri A:masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 30/11/21
3
S: klien mengatakan nafsu makan mulai membaik O: klien nampak bisa makanan sendiri A: masalah teratasi sebagaian
30/11/21
2
P: lanjutkan intervensi S:klien mengatakan tidak nyeri lagi dibagian luka/jahitan O: berkas jahitan luka post op mulai mengering A: maslah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi R. Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
01/12/21
1
S: klien mengatakan nyeri berkurang O: TD:131/75 mmHg S: 37,5 A: masalah teratasi
01/12/21
3
P: hentikan intervensi S: klien mengatakan nafsu makan membaik O:nampak porsi makanan baik A: masalah teratasi P: hentikan intervensi
01/12/21
2
S: klien mengatakan luka jahhitan membaik O: klien nampak tenang A: masalh teratasi P: hentikan intervensi
BAB IV PEMBAHASAN A. Definisi Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, dan jaringan lemak. Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakanabnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru. B. Anatomi Fisiologi
Menurut Evelyn C. Pearce (2008:15), anatomi fisiologi jaringan lunak adalah sebagai berikut : 1. Otot Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi bergerak. Ototterdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan jaringan yang lain, semuaini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsurkontraktil 2. Tendon Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-serabut simpai yang berwarna putih, berkilap, dan tidak elastis. 3. Jaringan ikat Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar dan serabut elastis C. Etiologi 1. Kondisi genetik
Kondisi genetik Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk beberapatumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam diagnosis. 2. Radiasi Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorongtransformasi neoplastik. 3. Lingkungan karsinogen Sebuah hubungan antara eksposur ke berbagai karsinogen dan setelah itu dilaporkanmeningkatnya insiden tumor jaringan lunak. 4. Infeksi Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkankemungkinan tumor jaringan lunak. 5. Trauma Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma mungkinmenarik perhatian medis ke pra-luka yang ada D. INSIDENSI Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar 1%dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15 % dari seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-anak paling sering padaumur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50 tahun.Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar 46%dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di daerah paha.Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%.30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah retroperitoneum.Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada. E. Manifestasi klinis Gejala dan tanda kanker jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi di mana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit.Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat pendarahan ataunekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi. Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila diraba terasalunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari jaringan di sekitarnya dantidak pernah menyebar ke tempat jauh. Umumnya pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif cepat membesar, berkembang menjadi benjolan yang keras, dan bila digerakkan agak sukar dan dapat menyebar ke tempat jauh ke paru- paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu besar, dapat menyebabkan borokdan perdarahan pada kulit diatasnya.
F. Patofisiologi Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors(STT) adalah proliferasi jaringan mesenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul ditempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha,20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan. Tumors jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak, seperti serabutluka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan tubuh.Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu : 1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi. 2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi 3. Invasi lokal 4. Metastasis jauh
PENUTUP KESIMPULAN Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, dan jaringan lemak.Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakanabnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.Gejala dan tanda kanker jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi di mana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat pendarahan ataunekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada sarafsaraf tepi. Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan biopsi, bisadapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi dari jaringan tumor langsung berupa biopsi insisi yaitu biopsi dengan mengambil jaringan tumor sebagian sebagai contoh bilaukuran tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi dengan pengangkatanseluruh tumor.Pengobatan pilihan untuk jaringan lunak tumors termasuk operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
SARAN
1. Dilakukan penelitian tentang komplikasi dan prognosis pada penderita Soft Tissue Tumor 2. Mahasiswa diharapkan lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang bahaya TissueTumor
Soft
DAFTAR PUSTAKA PPNI(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI PPNI(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan KeperawatanEdisi 1. Jakarta:DPP PPNI PPNI(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI Sjamsuhidajat, R. dkk. (2010), Buku Ajar lImu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. 2014. Anatomi berorientasi klinis. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga Lemone, P., & Burke, K. (2015). Medical-surgical nursing: critical thinking in client care. (3rd ed). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., “Soft Tissue Tumor”, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,2. Harri Prawira Ezzedin. 2009. Fraktur. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau. available at( http://www.Belibis17.tk . Di akses tanggal 17 Agustus 2011. 3. Tassya, A, 2010. Tumor Jaringan Lunak.(http://www.BlogSpot.com).
Diakses tanggal 17Agustus 2011Posted by doktermaya in Makalah Kedokteran Tag:adalah, akut, diagnosa, diagnosis, faktor , kelainan, keluhan, klinis, komplikasi, kronis, obat, patofisiologi, penanganan, penatalaksanaan, pengertian, penyakit, penyebab, riwayat, soft, tanda, terapi, tissu, trauma, tumor