Aspek - Aspek Logika: Keputusan Dan Analogi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH LOGIKA ASPEK – ASPEK LOGIKA : KEPUTUSAN & ANALOGI



Dosen Pengampu : Drs. Zuhdy HS, M.Pd.



Disusun oleh :



Kelompok 4 Rachmat Hidayat



1101617001



Lucky Oktavianto



1101617026



Fikri Firmansyah



1101617038



Farhan Fauzi



1101617064



Ardy Ramdan



1101617105



FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2018



Kata Pengantar



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan dibantu oleh referensi, baik dari buku maupun internet. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada referensi yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca dalam memahami aspek logika, terutama aspek analogi dan keputusan.



Jakarta, April 2018



Penyusun



(i)



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ............................................................................................................i Daftar Isi ......................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1 A. Latar Belakang ............................................................................................1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................1 C. Tujuan .........................................................................................................1 BAB II ISI ....................................................................................................................2 A. Pengertian Analogi ......................................................................................2 B. Macam - Macam Analogi .............................................................................2 C. Cara Menilai Analogi ...................................................................................3 _____.D. Analogi yang Pincang .................................................................................4 _____.E. Pengertian Keputusan .................................................................................5 _____.F. Unsur – Unsur Keputusan ...........................................................................5 _____.G. Macam – Macam Keputusan ......................................................................5 BAB III PENUTUP ......................................................................................................7 A. Kesimpulan ..................................................................................................7 B. Saran ...........................................................................................................7 Daftar Pustaka ............................................................................................................8



(ii)



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar, sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Maka setiap jalan pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan proses penemuan kebenaran tersebut, dan setiap penalaran mempunyai kriteria kebenaranya masing-masing. Aktivitas berpikir sebagai penalaran manusia mempunyai ciri utama sebagai suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika. Logika merupakan pengkajian untuk berpikir secara sahih atau memperoleh kebenaran. Dalam ilmu logika, terdapat aspek-aspek untuk berpikir sesuai logika. Dalam makalah ini akan dijelaskan dua aspek dalam logika, yaitu keputusan serta analogi. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian analogi? 2. Apa pengertian keputusan? 3. Apa saja macam-macam dari analogi dan keputusan? C. Tujuan Adapun beberapa tujuan yang dapat diambil dari makalah antara lain : 1. Untuk memahami apa itu analogi 2. Untuk memahami apa itu keputusan 3. Untuk mengetahui macam-macam dari analogi dan keputusan



(1)



BAB II ISI A. Pengertian Analogi Analogi merupakan proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis, kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain. B. Macam - Macam Analogi 1. Analogi Induktif : Analogi yang disusun berdasarkan persamaan prinsipal yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Contoh : David yakin bahwa buku yang baru dia beli adalah buku yang menarik karena dia pernah membeli buku dari pengarang yang sama yang ternyata menarik. 2. Analogi Deklaratif : Metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Contoh : Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan batu adalah rumah. Dari contoh di atas, orang hendak menjelaskan struktur ilmu yang masih asing bagi pembaca dengan struktur rumah yang sudah begitu dikenal.



(2)



C. Cara Menilai Analogi Dalam sebuah analogi, diperlukan alat ukur untuk mengukur keterpercayaan dari analogi tersebut. Adapun untuk mengukur keterpercayaan sebuah analogi dapat diketahui dengan alat berikut : 1. Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan Semakin besar peristiwa sejenis yang dianalogikan, semakin besar pula taraf keterpercayaanya. Semisal si A menggunakan jasa sebuah biro penerbangan dan ternyata pelayanannya tidak memberikan kepuasan pada si A, maka atas dasar analogi, si A menyarankan kepada temannya untuk tidak menggunakan biro penerbangan yang sama dengan yang digunakan tadi. Analogi si A akan semakin kuat dengan adanya si B yang juga tidak merasa puas dengan biro penerbangan tersebut. Analogi menjadi semakin kuat lagi setelah ternyata si C, D, E, F dan G juga mengalami hal yang serupa. 2. Sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi Contohnya: tentang sepatu yang telah kita beli pada sebuah toko. Bahwa sepatu yang baru saja kita beli tentu akan awet dan enak dipakai karena sepatu yang dulu dibeli di toko ini juga awet dan enak dipakai. Analogi ini menjadi lebih kuat lagi misalnya diperhitungkan juga persamaan harganya, mereknya, dan bahannya. 3. Sifat dari analogi yang kita buat Sebagai contohnya apabila kita mempunyai mobil dan satu liter bahan bakarnya dapat menempuh 10 km, kemudian kita menyimpulkan bahwa mobil B yang sama dengan mobil kita akan bisa menempuh jarak 10 km tiap satu liternya, maka analogi demikian cukup kuat. Analogi ini akan lebih kuat jika kita mengatakan bahwa mobil B akan menempuh 8 km setiap liter bahan bakarnya, dan menjadi lemah jika kita mengatakan bahwa mobil B akan dapat menempuh 15 km setiap liter bahan baakarnya. Jadi semakin rendah taksiran yang kita analogikan, maka akan semakin kuat analogi itu.



(3)



D. Analogi yang Pincang Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang populer, namun tidak semua penalaran analogi merupakan penalaran induktif yang benar. Ada masalah yang tidak memenuhi syarat atau tidak dapat diterima, meskipun sepintas sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya. Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat. 



Contoh kekeliruan pada analogi induktif :



Saya heran mengapa orang takut bepergian dengan pesawat terbang karena sering terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit meminta korban. Bila demikian sebaiknya orang jangan tidur di tempat tidur karena hamper semua manusia menemui ajalnya di tempat tidur. Di sini naik pesawat terbang ditakuti karena sering menimbulkan petaka yang menyebabkan maut. Sedangkan orang tidak takut tidur di tempat tidur karena jarang sekali atau boleh dikatakan tidak pernah ada orang menemui ajalnya karena kecelakaan tempat tidur. Orang meninggal di tempat tidur bukan disebabkan kaecelakaan tempat tidur tetapi karena penyakit yang diidapnya. Jadi di sini orang menyamakan dua hal yang sebenarnya berbeda.







Contoh kekeliruan pada analogi deklaratif :



Negara kita sudah sangat banyak berutang. Dengan pembangunan 5 tahun kita harus menumpuk utang terus menerus dari tahun ke tahun. Pembangunan 5 tahun ini memaksa rakyat dan bangsa Indonesia seperti naik perahu yang sarat yang semakin tahun semakin sarat (dengan utang) dan akhirnya tenggelam. Saudara-saudara, kita tidak ingin tenggelam dan mati bukan? Karena itu kita lebih baik tidak naik kapal sarat itu. Kita tidak perlu melaksanakan pembangunan 5 tahun. Di sini seseorang tidak setuju dengan pembangunan 5 tahun yang sedang dilaksanakan dengan analogi yang pincang. Memang Negara kita perlu melakukan pinjaman untuk membangun. Pinjaman itu digunakan seproduktif mungkin sehingga dapat meningkatkan devisa Negara. Dengan demikian penghasilan



per kepala akan meningkat dibanding



sebelumnya, demikian seterusnya dari tahun ke tahun sehingga peningkatan kesejahteraan rakyat akan tercapai. Pembicara di sini hanya menekankan segi utangnya saja, tidak memperhitungkan segi-segi positif dari kebijaksanaan menempuh pinjaman.



(4)



E. Pengertian Keputusan Keputusan adalah suatu perbuatan tertentu dari manusia. Dalam dan dengan perbuatan itu dia mengakui atau memungkiri kesatuan dan hubungan antar dua hal. F. Unsur – Unsur Keputusan • Subyek (sesuatu yang diberi keterangan) • Predikat (sesuatu yang menerangkan tentang subyek) • Kata penghubung (pernyataan yang mengakui atau memungkiri hubungan antara subyek dan predikat) Subyek dan predikat adalah materi keputusan, sedang kata penghubung (unsur terpenting) adalah bentuk, formatnya. G. Macam – Macam Keputusan 1. Berdasarkan sifat pengakuan dan pemungkirannya dibedakan menjadi : • Keputusan kategoris : Predikat menerangkan subyek tanpa syarat. Masih dibagi lagi menjadi : – Keputusan kategoris tunggal (memuat satu subyek dan satu predikat) – Keputusan kategoris majemuk (memuat lebih dari satu subyek dan predikat) – Susunan kata yang menyatakan modalitas, seperti : tentu, niscaya, tidak tentu, dll. • Keputusan hipotetis : Predikat menerangkan subyek dengan syarat. Dibagi menjadi : – Keputusan (hipotetis) kondisional : ditandai dengan “jika…. maka…” – Keputusan (hipotetis) disyungtif : ditandai dengan “atau…atau…” – Keputusan (hipotetis) konyungtif : ditandai dengan “tidak sekaligus… dan…” Untuk sementara, yang akan dibahas adalah keputusan kategoris tunggal. Pembagian keputusan ini sebagai berikut: (5)



2. Berdasarkan materinya: Keputusan analitis (predikat menyebut sifat hakiki yang pasti dalam subyek) dan keputusan sintetis (predikat menyebut sifat yang tidak hakiki) 3. Berdasarkan bentuknya : keputusan positif (afirmatif) dan negatif 4. Berdasarkan luasnya : Keputusan universal (predikat menerangkan seluruh luas subyek), partikular (predikat menerangkan sebagian dari seluruh luas subyek), dan singular (predikat menerangkan satu barang dengan tegas) 5. Berdasarkan bentuk dan luasnya, keputusan dibedakan menjadi Keputusan A, E, I, O : • Keputusan A : Keputusan afirmatif (positif) dan universal (singular) Contoh : Semua pelajar SMAN 1 Surabaya lulus Ujian Nasional • Keputusan E : Keputusan negatif dan universal (singular) Contoh : Semua yang mati tidak bisa dihidupkan lagi • Keputusan I : Keputusan afirmatif (positif) dan partikular Contoh : Beberapa mahasiswa melakukan study tour ke Aceh • Keputusan O : Keputusan negatif dan partikular Contoh : Beberapa dosen tidak suka memberi ceramah



(6)



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Analogi merupakan proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis, kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain. Terdapat dua macam analogi yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Keputusan adalah suatu perbuatan tertentu dari manusia. Dalam dan dengan perbuatan itu dia mengakui atau memungkiri kesatuan dan hubungan antar dua hal. Dalam keputusan terdapat unsur seperti subyek, predikat, dan kata penghubung. Selain itu, macam-macam keputusan dibedakan berdasarkan sifat pengakuan dan pemungkiran, materi, bentuk, luas, serta bentuk dan luasnya (Keputusan A, E, I, O) B. Saran Kami menyadari bahwa sebagian dari makalah ini bersumber dari artikel di internet, yang bisa saja artikel di internet terdapat sumber yang subjektif atau merupakan opini dari pembuat artikel. Hal itu dapat mengubah konteks dari analogi serta keputusan yang dijadikan pembahasan pada makalah mata kuliah Logika ini. Maka dari itu, kami menerima kritik atau saran dari pembaca supaya makalah ini dapat disempurnakan sehingga bisa dijadikan referensi bagi pembaca dalam memahami aspek logika berupa analogi dan keputusan.



(7)



DAFTAR PUSTAKA Mundiri, (2012), Logika, Jakarta: PT Raja Grafindo. https://communicationista.wordpress.com/2009/12/16/keputusan-pembalikan-sertaperlawanan/



(8)