Aspek Manajemen Ritel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BELAJAR ILMU RITEL MODERN Kupersembahkan blog ini bagi para penggiat usaha bisnis eceran (waserda/minimarket/supermarket) yang ingin berbagi ilmu ritelnya dengan orang lain.



Maret 23, 2011



ASPEK MANAJEMEN RITEL MODERN Sekarang ini bisnis ritel khususnya minimarket menjadi bisnis yang menjadi "primadona" di negeri ini. Khususnya di pulau jawa kita dapat menjumpai banyak minimarket berbentuk jaringan yang terus membuka outlet-outletnya baik dengan sistem franchise ataupun modal sendiri. Minimarket jaringan ini berdiri tidak hanya di perkotaan namun sudah masuk ke kabupaten dan kecamatan. Begitu ketatnya bisnis ini, membuat para pengusaha minimarket/per tokoan non jaringan dan waserda (warung serba ada kepunyaan koperasi) menjadi ketar-ketir.



Konsumen atau anggota koperasi sudah "terlalu nyaman", dimanjakan dengan sistem ritel modern yang nyaman, cepat, dan akurat. Sehingga dari waktu ke waktu omset yang diperoleh oleh pengusaha minimarket non jaringan dan waserda akan turun terus menerus. Oleh sebab itu untuk meningkatkan performa toko/minimarket non jaringan diperlukan suatu strategi yang tepat sehingga mempunyai daya saing dimata konsumennya. Ada beberapa aspek toko yang penting untuk diperhatikan oleh para pengusaha minimarket non jaringa dan waserda, antara lain: 1) Aspek Sumber daya Manusia (SDM): aspek ini merupakan salah satu yang terpenting karena SDM ritel inilah yang akan menjadikan bisnis ritel ini sukses atau tidak. Maka dibutuhkan strategi SDM, dari mulai perekrutan, pelatihan dan evaluasi secara periodik setelah masuk ke dalam toko. Pada aspek ini pula masing-masing jabatan di dalam suatu toko akan diterangkan dalam suatu uraian tugas,membuat setiap orang di dalam toko akan bekerja efektif dan efisien.



2) Aspek Barang Dagangan : aspek ini terdiri dari dari strategi memilih barang dagangan yang tepat, strategi menetapkan harga sehingga mempunyai citra "kompetitive" dan strategi menempatkan barang (Planogram) yang dapat memaksimalkan keuntungan toko.



3) Aspek Teknologi Informasi Ritel: Dibutuhkan suatu kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan dalam pengelolaan bisnis ritel modern. Setiap saat kita dihadapkan pada kebutuhan data seperti: berapa banyak barang yang harus diorder, berapa keuntungan kotor toko, berapa banyak barang yang tidak laku, berapa banyak barang yang hilang, dst. Semakin kita mudah dalam mendapatkan data tersebut maka para pengambil keputusan akan mudah membuat suatu keputusan dengan akurasi yang tinggi. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu aspek teknologi informasi ritel yang handal. Pada aspek ini akan kami jelaskan apa saja fitur minimal yang dibutuhkan untuk pengelolaan suatu toko.



4)Aspek Promosi: Agar dapat bersaing dalam bisnis ini maka dibutuhkan suatu strategi promosi "agresif" yang dapat membuat orang semakin banyak yang masuk ke dalam toko (leads), orang semakin banyak membelli barangnya (basket size), orang semakin sering berbelanja ke toko kita (frekuensi), dan semakin besar prosentasi orang yang berbelanja dibandingkan dengan jumlah orang yang masuk ke toko (convertion rate). Pada aspek ini juga kita akan mempelajari bagaimana membuat perencanaan promosi dan evaluasi promosi.



5)Aspek eksterior dan interior: Aspek ini fokus pada bagaimana toko kita akan lebih "eye cathing" sehingga orang akan penasaran untuk masuk ke dalam toko kita. Selain itu dibutuhkan strategi penempatan rak (gondola) di dalam toko termasuk menentukan kelompok barang mana yang akan dipajang di posisi-posisi "strategis"



6) Standard Operasional Prosedur (SOP): Untuk menjamin kegiatan operasional toko lebih teratur maka dibutuhkan suatu standar operasional prosedur dari setiap kegiatan operasional toko. SOP ini mengatur antara lain: prosedur buka tutup toko, prosedur ijin, prosedur kas kecil, prosedur uang kecil, dst.



Demikianlah beberapa aspek yang "lazim" diperhatikan dalam sebuah ritel modern. Dilain waktu kami akan bahas satu persatu mengenai aspek-aspek tadi. InsyaAllah....................... Bravo Ritel Indonesia...............................



Berbagi



KOMENTAR



1.



BALAS



http://belajarilmuritel.blogspot.com/2011/03/aspek-manajemen-ritelmodern.html?m=1



RITEL PEMASARAN This WordPress.com site is the bee's knees



Menu Lanjut ke konten



Macam – macam manajemen ritel A. Manajemen ritel Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, peritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman peritel tehadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya peritel menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa, menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun menambah nilai produk. Secara keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional. Pemahaman keseluruhan atas isi buku ini membutuhkan telaah menyeluruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam



manajemen ritel yang diperjelas yaitu lingkup bisnis, mengembangkan strategi ritel, manajemen barang dagangan, dan manajemen toko. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,pengorganisasian,penggerakkan dan pengendalian atas atas sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian Ritel Ritel adalah suatu kegiatan yang terdiri dari aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri,keluarga ataupun rumah tangga. Pengertian Manajemen Ritel Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen. Klasifikasi Ritel 1. Klasifikasi deskriptif Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe yaitu berdasarkan : a. tipe kepemilikan (type of ownership) b. tipe keragaman barang yang dijual(type of merchandise carried) 2. Klasifikasi strategic Pasar retel dibedakan berdasarkan strategi yang digunakan,yaitu : a. margin/turnover strategy b.retail price and service strategy c. strategic group classification d. gross margin – merchandise type classification 3. Klasifikasi tingkat pelayanan Dibagi menajadi : a. penjualan eceran swalayan b. penjualan eceran dengan memilih dendiri Contoh : toko baju dipasar c. penjualan eceran dengan penjualan terbatas Contoh : toko elektronik d. penjualan eceran dengan pelayanan penuh Contoh : toko perhiasan,butik Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu Place,Price,Produck dan Promotion Oleh karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian. B. MENGAPA HARUS MEMPELAJARI MANAJEMEN RITEL Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Sering kali orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya menjual produk-produk di toko. Tetapi retail (ritel) juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar (delivery services) ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar. Beberapa faktor yang mendorong globalisasi yang dilakukan para peritel internasional: a. Pasar Domestik yang semakin Jenuh Di Amerika Serikat, banyak peritel gagal karena banyaknya para pelaku pasar yang memiliki kesamaan produk yang dijual. Hal ini mendorong peritel tersebut melakukan ekspansi ke luar negeri. b. Sistem dan Keahlian Saat ini peritel memiliki kemampuan mengatur toko-toko yang ada di luar negeri dengan lebih baik karena



kemampuan mereka dalam mengelola sistem informasi dan distribusi yang lebih mudah ditransfer dari negara asalnya. c. Hilangnya batasan perdagangan Kebijakan perdagangan internasional yang menghapus berbagai hambatan dalam perdagangan seperti WTO atau NAFTA. STRATEGI MANAJEMEN RITEL (RETAIL)? Strategi retail (ritel) menekankan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Strategi ritel (retail) meliputi penentuan target pasar, sifat barang dan jasa yang ditawarkan,dan bagaimana ritel memperoleh keuntungan jangkan panjang dari para pesaingnya. Bagian kebutuhan strategi dalam strategi retail (ritel) antara lain strategi pasar, strategi keuangan, strategi lokasi, struktur organisasi dan sumber daya manusia. Aspek pemasaran dalam ritel meliputi: 1. Definisi strategi pemasaran retail (ritel) 2. Pemahaman terhadap target pasar bila dikaitkan dengan pilihan terhadap format retail (ritel) 3. Bagaimana retail (ritel) dapat membangun strategi keunggulan bersaing yang berkelanjutan 4. Tahapan dalam mengembangkan strategi pemasaran retail (ritel) Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia dalam retail (ritel) meliputi: 1. Alasan mengapa manajemen SDM mempunyai peranan penting membentuk sebuah bisnis atau organisasi retail (ritel) 2. Bagaimana retail (ritel) membuat keuntungan yang kompetitif dan mendukung, dengan cara mengembangkan dan mengelola SDM 3. Bagaimana ritel mengkoordinasi aktivitas para karyawan dan memotivasi mereka mencapai tujuan 4. Program-program manajemen SDM untuk membangun komitmen kerja 5. Bagaimana dan mengapa ritel mangatur perbedaan antarkaryawan Aspek Keuangan dalam retail (ritel) meliputi: 1. Bagaimana strategi retail (ritel) direfleksikan dalam tujuan keuangan 2. Bagaimana ritel menggunakan alat-alat dan metode untuk mengevaluasi kinerjanya 3. Bagaimana model strategis keuntungan dapat digunakan Aspek pemilihan lokasi dalam area perdagangan retail (ritel) meliputi: 1. Tipe Lokasi yang memungkinkan oleh retail 2. Mengevaluasi keunggulan relatif dari setiap area perdagangan yang dipilih. 3. Tipe lokasi perdagangan yang memungkinkan untuk tumbuh 4. Jenis lokasi yang ada 5. Alasan mengapa suatu ritel tetap berlokasi disuatu tempat tertentu meskipun ada retail (ritel) lain berlokasi ditempat berbeda 6. Keuntungan relatif yang didapat dari sebuah tipe lokasi 7. Tipe lokasi yang cocok bagi retail (ritel) 8. Tipe lokasi yang kurang diminati 9. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh peritel dalam memilih lokasi Aspek Sistem Informasi dan Manajemen meliputi: 1. Keunggulan strategis yang diperoleh melalui manajemen rantai pemasok 2. Bagaimana barang daganan dan informasi mengalir dari vendor ke retail (ritel) ke pelanggan dan kembali 3. Perkembangan informasi dan teknologi yang bisa memudahkan komunikasi antara vendor dengan ritel(retail) 4. Sistem pengiriman respons cepat



C. Sejarah Manajemen Ritel Untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya, retailer akan beroperasi dengan bentuk organisasi yang lebih ramping dan effisien. Pada masa datang retailer akan beroperasi dengan gross margin yang lebih rendah, biaya operasional yang lebih kecil, lebih sedikit inventori dengan perputaran barang yang lebih cepat. Trend konsumen masa depan adalah Pay Less, Expect More, Get More. Konsumen masa depan adalah konsumen yang memiliki ekpektasi yang lebih tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas yang lebih tinggi dan konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih nyaman dan pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko lebih rendah. Dapat diperkirakan, kompetisi selanjutnya, tidak hanya pada harga, namun menyangkut variable lain yang berkaitan dengan value atas pengalaman berbelanja pelanggan. Dalam millenium baru ini beberapa trend yang sudah dan akan terjadi di Indonesia dan memberikan dampak bagi industri retail diantaranya : Gelombang masuknya retailer asing. – Evolusi ke Format Retail Baru – Meningkatnya keluarga dengan double income (suami-istri bekerja). – Pertumbuhan kota-kota satelit disekeliling kota besar. – Mobilitas yang semakin tinggi dan waktu luang yang semakin sedikit. – Pembantu rumah tangga menjadi semakin mahal. – Perkembangan pemakaian PC rumah tangga dan internet yang semakin tinggi. – Perkembangan teknologi dan pemakaian Handphone-PDA. Evolusi perkembangan format retail di Indonesia dapat di bagi atas beberapa tahapan: 1. Sebelum 1960-an : Era perkembangan retail tradisional berupa retailer atau pedagang pedagang independen. 2. Tahun 1960-an : Era perkenalan retail modern dengan format Department Store (Mass Merchandiser), ditandai dengan dibukanya gerai retail pertama SARINAH di Jl. MH Thamrin. 3. Tahun 1970-1980-an: Era perkembangan retail modern dengan format Supermarket dan Department Store, ditandai dengan berkembangnya retailer modern (Mass Merchandiser dan Grocery) seperti Matahari, Hero, Golden Truly, Pasar Raya dan Ramayana. Pada masa ini juga berkembang format Drug Store, yang lebih dikenal dengan nama apotik. 4. Tahun 1990-an : Era perkembangan Convenience Store (C-Store), High Class Departmet Store, Branded Boutique (High Fashion) dan Cash and Carry. Perkembangan C-store ditandai dengan maraknya pertumbuhan Indomaret dan AMPM. Perkembangan High Class department Store dan High Fashion Outlet, ditandai dengan masuknya SOGO, Metro, Seibu,Yaohan, Mark & Spencer dan berbagai outlet high fashion lainnya. Pekembangan format Cash and Carry ditandai dengan berdirinya Makro, diikuti oleh retailer lokal dengan format serupa misalnya GORO, Indogrosir dan Alfa. 5. Tahun 2000 – 2010 : Era perkembangan Hypermarket, Factory Outlet, Category Killer dan perkenalan dengan e-retailing. Era Hypermarket ditandai dengan berdirinya Continent Hypermarket dan Paserba Carrefour di tahun 1998. Pada tahun 2002 akan dibuka Hypermarket GIANT, dan beberapa gerai hypermarket lainnya. Adanya kebutuhan akan barang bagus/bermerek dengan harga miring akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan mendorong perkembangan Category Killer dan Factory Oulet. Di beberapa tahun ke depan, akan bermunculan category killer di berbagai kategori produk seperti Family Apparel, Consumer Electronic, Auto Aftermarket, Home/Bed/Bath, Home Improvement, Pet Supply, Craft/Hobby, Computer, Sporting Goods, melengkapi category killer yang telah berkembang saat ini seperti Department Store, Book Stores, Electronic, Office Supply dan Toy Stores. Berbagai factory outlet kini mulai menjamur di kota Bandung dan Jakarta, misalnya Millenia dan Metro Factory Outlet. Multipolar Group dengan LIPPOSHOP-nya berjasa dalam



memperkenalkan e-retailing di Indonesia, contoh retailer yang berbasis internet misalnya sanur, click and drag dan gramedia on-line. 6. Tahun 2010-2020 : Era perkembangan Hard Discounter Store dan Catalog Services. Persaingan harga yang semakin sengit akan mengarahkan retailer mencari alternatif format retail yang lebih effisien. Sehingga pada masa ini akan menjamur format Hard Discounter menggantikan format Hypermarket. Format hardiscounter menawarkan produk sejenis dengan harga 15-30% lebih murah dibandingkan format retail lainnya. Pada masa ini private label akan semakin populer. Selain itu untuk barang-barang tahan lama misalnya pakaian, appliances dan elektonik, akan berkembang melalui format Catalog Services. Format ini memungkinkan retailer untuk menjual dengan harga lebih murah karena tidak mengeluarkan biaya investasi dan operasional toko secara fisik. Semakin memasyarakatnya kepemilikan PC dan akses internet akan mendorong pertumbuhan format catalog melalui e-retailing. 7. Setelah tahun 2020 : Era perkembangan e-retailing dan Toko Spesialisasi. Tingkat kepemilikan PC dan akses internet akan semakin merata di Indonesia, sehingga mendorong ke arah perkembangan e-retailing yang sesungguhnya. Pemesanan dan pembayaran produk dilakukan melalui internet, bahkan pada masa tersebut kita dapat menggunakan handphone-PDA atau handheld terminal yang disediakan retailer untuk melakukan pembelian produk saat berkunjung ke supermarket. Cukup scan barang yang akan kita beli dengan HandphonePDA atau handheld, selanjutnya kita boleh langsung membayar dengan credit card secara on-line lewat peralatan tersebut atau dengan cash di cashier. Kecenderungan berikutnya yang mungkin terjadi adalah toko spesialisasi akan menjamur, sehingga untuk membeli rokok misalnya, orang lebih senang pergi ke toko khusus yang menjual berbagai jenis rokok (Ciggarette Outlet), dengan harga yang tentu saja lebih bersaing. D. MACAM – MACAM MANAJEMEN RITEL Berikut ini adalah pembagian industri ritel berdasarkan pengelompokan pada ciri-ciri tertentu disertai pengertian atau definsi : 1. Discount Stores / Toko Diskon Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum. Contohnya adalah Makro dan Alfa 2. Specialty Stores / Toko Produk Spesifik Specialty store adalah merupakan toko eceran yang menjual barang-barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh specialty stores yaitu toko buku gramedia, toko musik disctarra, toko obat guardian, dan banyak lagi contoh lainnya. 3. Department Stores Department store adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya seperti ramayana, robinson, rimo, dan sebagainya 4. Convenience Stores Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh minimarket alfa dan indomaret. 5. Catalog Stores Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial. Toko katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak. 6. Chain Stores Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama. 7. Supermarket Super market adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri / Swalayan. Contoh yaitu Hero. 8. Hypermarkets / Hipermarket Hipermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari



50.000 item dan melingkupi banyak jenis produk. Hipermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket. Contohnya antara lain hipermarket giant, hipermarket hypermart dan hypermarket carrefour SUMBER : http://jeanetvinaclaudia-myblog.blogspot.com/2012/03/tugas-pertama-manajemen-ritel.html Iklan REPORT THIS AD



REPORT THIS AD



Share this:



  



Twitter Facebook



Tinggalkan Balasan



Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai * Komentar Nama * Surel * Situs Web Beri tahu saya komentar baru melalui email.



Get a Glitter Calendar Click Here



Iklan



REPORT THIS AD