Aspek Verbal Dan Non Verbal Dalam Komunikasi Retorika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASPEK VERBAL DAN NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI RETORIKA Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Retorika Ilmu Khitobah Dosen Pengampu : Dr. Nuriyah Thahir, MM



Disusun Oleh : Arya Syahrillah



(11210530000042)



Muhammad Syahid Alfatah



(11210530000068)



Siti Hajar Aulia Jasmine



(11210530000075)



KELAS 4B JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2023



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya, tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita tercinta, yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun rohani, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas terstruktur dari mata kuliah Retorika dan Ilmu Khitobah yang berjudul “Aspek Verbal dan Non Verbal dalam Komunikasi Retorika”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, apabila di dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangannya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang positif dan membangun dari pembaca agar dalam pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.



Tanggerang Selatan, 03 Maret 2023



Kelompok 07



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................ DAFTAR ISI.............................................................................................................................. BAB I......................................................................................................................................... PENDAHULUAN...................................................................................................................... A.



Latar Belakang.............................................................................................................



B.



Rumusan Masalah.......................................................................................................



C.



Tujuan Masalah...........................................................................................................



BAB II........................................................................................................................................ PEMBAHASAN........................................................................................................................ A.



Prinsip-Prinsip Komunikasi Verbal.............................................................................



B.



Prinsip-Prinsip Komunikasi Non Verbal.....................................................................



BAB III....................................................................................................................................... PENUTUP.................................................................................................................................. A.



Kesimpulan..................................................................................................................



B.



Saran............................................................................................................................



Daftar Pustaka............................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Komunikasi adalah salah satu dari kegiatan sehari-hari yang benar-benar terhubung dengan semua kehidupan kemanusiaan, sehingga kadang-kadang kita mengabaikan penyebaran, kepentingan, dan kerumitannya. Komunikasi tidaklah mudah untuk didefinisikan Theodore Clevenger Jr. Mencatat bahwa” masalah yang selalu ada dalam mendefinisikan komunikasi untuk tujuantujuan penelitian atau ilmiah berasal dari fakta bahwa kata kerja ‘berkomunikasi’ memiliki posisi yang kuat dalam kosakata umum dan karenanya tidak mudah didefinisikan untuk tujuan ilmiah. Sebenarnya, kata kerja ini merupakan salah satu istilah dalam bahasa inggris yang terlalu sering digunakan.” Para akademisi telah mencoba segala usaha untuk mendefinisikan komunikasi, tetapi menentukan sebuah definisi tunggal telah terbukti tidak mungkin dilakukan dan tidak akan berhasil. Komunikasi pada dasarnya adalah proses pengoperan lambing-lambang yang mempunyai arti dari seseorang kepada orang lain, baik dengan maksud untuk dimengerti, memberi kesenangan, maupun untuk mengubah pendapat dan tingkah laku komunikan. Di manapun kita tinggal dan apapun pekerjaan kita, kita selalu membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi bukan hanya dosen, politisi, pengecara, penjual atau pendakwah yang harus teraampil berkomunikasi, namun hampir semua jabatan. Banyak orang yang gagal karena mereka tidak terampil berkomunikasi. Pelaksanaan komunikasi tersebut tidaklah selamanya dengan menggunakan kata-kata atau tertulis (verbal), namun bisa juga dengan yang lainnya (nonverbal). Pada kebanyakan peristiwa komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan hampir selalu melibatkan penggunaan lambanglambang verbal dan nonverbal. Nonverbal kadang menjadi pelengkap, pengganti atau pengulangan dari ungkapan-ungkapan verbal. Misalnya, ketika seseorang



1



mengucapkan terima kasih (bahasa verbal) dilengkapi dengan senyuman (bahasa nonverbal).1 B. Rumusan Masalah



Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: a. Apa itu komunikasi verbal? b. Apa saja komunikasi verbal dalam Al-Qur’an? c. Apa itu komunikasi nonverbal? C. Tujuan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah : a. Mengetahui komunikasi verbal. b. Mengetahui komunikasi verbal dalam Al-Qur’an. c. Mengetahui komunikasi nonverbal.



1



Stephen W Littlejohn, Teori Komunikasi, (Jakarta; Salemba Humanika,2009),p.3



2



BAB II PEMBAHASAN A. Prinsip-Prinsip Komunikasi Verbal Komunikasi verbal, yaitu komunikasi dengan menggunakan lambang bahasa, ini mencakup komunikasi dengan bahasa. Menurut Paulette J. Thomas “verbal communication my be oral or written and involver the ability to encode and decode”2 Jadi, bisa dipahami bahwa komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Komunikasi verbal dapat dilangsungkan dengan kata-kata, seperti ceramah, berbicara, diskusi, dan lain-lain. Bisa juga dilangsungkan dengan menggunakan tulisan surat, buku, majalah, koran, dan lain-lain. Bahasa lisan dan tulisan adalah lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi. Sebabnya ialah karena bahasa selain dapat mewakili kenyataan yang kongkret dan objektif dalam dunia sekeliling kita. Juga dapat mewakili hal yang abstrak sekalipun, yakni bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Sebagai contoh: rasa sayang dan rasa cinta seseorang, demikian juga rasa benci seseorang adalah hal yang susah untuk dilihat dan diraba. Hanya dapat diperlihatkan dengan tindakan atau dengan isyarat-isyarat, namun kadang-kadang seseorang susah untuk menangkap apa yang dilihat dengan isyarat tersebut. Kadang-kadang akan salah menafsirkan, yang akibatnya membuat malu orang yang menerkanya jika tidak tepat. Maka hal tersebut akan mudah dipahami jika dinyatakan dengan kata-kata bahwa dia sayang kepada temannya tersebut. Dalam komunikasi, bahasa lisan, tulisan memegang peranan yang sangat penting, terutama setelah ditemukannya media massa surat kabar, majalah, radio



Pualatte J Thomas, Speech and Launguage Detecting and Correcting Special Needs. (Boston: Allyn and bacon 1990), hlm.12. 2



3



dan televisi yang menghendaki penggunaan bahasa dengan cara dan gaya yang berlainan.3 Istilah komunikasi verbal dalam Al-Qur’an salah satunya ialah qaul. Dalam Al-Qur'an ditemukan cukup banyak ayat yang menggunakan istilah qaul. Secara umum, qaul yang terdapat dalam Al-Qur'an bermakna kalimat dan digandeng dengan sifat tertentu. Berikut ini beberapa qaul yang disebutkan dalam Al-Qur'an: a. Qaulan Ma'rufa Qaulan Ma’rufa menurut istilah ialah perkatan atau ungkapan yang baik dan pantas. Dalam Al-Qur’an ungkapan qaulan ma’rufa disebutkan didalam empat ayat, al-Baqarah ayat 235 dan 236; al-Ahzab ayat 32; anNisa ayat 5 dan 8. Dalam ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa qaulan ma’rufa adalah lafdz atau ungkapan yang baik, ramah, tidak kasar, tidak menyinggung perasaan orang, tidak kotor, dan tidak mengundang nafsu orrang yang mendengarkan untuk berbuat jahat. b. Qaulan Karima Qaulan karima secara bahasa berarti perkataan yang mulia dan berharga. Lawan dari mulia dan berharga adalah murahan atau tidak punya nilai. Qaulan karima disebutkan didalam QS. al-Israa ayat 23. Qaulan karima di ayat tersebut adalah ungkapan yang indah dan penuh dengan adab sehingga orang yang diajak bicara merasa Bahagia, dihormati, dan dimuliakan. Dengan qaulan karima orang yang berbicara juga menjadi mulia dan berharga, tidak hina dan murahan. Dari sinilah pepatah kita yang mengatakan “bahasa menunjukkan bangsa” menjadi mudah dipahamii. c. Qaulan Maysura Menurut bahasa qaulan maysura artinya adalah perkataan yang mudah. Ungkapan maysura terdapat dalam surah al-Isra ayat 28. Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jika kita tidak mampu memberikan sesuatu 3



Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., Ilmu KomunikasiI. (Depok: Rajawali Pers, 2019) hlm. 120-121



4



kepada kaum kerabat, maka ucapkan perkataan yang mudah. Mujahid, Ikrimah, dan beberapa ulama tafsir lainnya mengatakan bahwa qaulan maysurra artinya menjanjikan bantukan kepada mereka4. d. Qaulann Baligha Ungkapan qaulan baligha secara bahasa berarti perkataan yang sampai kepada maksud, berpengaruh dan berbekas kepada jiwa. Ungkapan ini terdapat dalam Al-Qur’an surah an-Nisa ayat 63. Ayat ini mengajarkan kepada pembacanya bahwa qaulan balighan lebih efektif kalau disampaikan dengan cara ‘wa qul lakum fi anfusihim’ (katakanlah pada diri mereka). Artinya, jangan menyampaikan pesan yang terkait dengan pribadi seseorang di depan khalayak, tapi berbicara dua mata dan hanya dengan orang yang dimaksud. Jika kata-kata yang dipilih merasuk ke dalam sanubari mereka ditambah dengan cara yang lemah lembut dan tidak menegur mereka di depan public.5 e. Qaulan Layyina Ungkapan qaulan layyina secara bahasa berarti uungkapan yang lemah lembut. Ungkapan ini terdapat dalam Al-Qur’an surah Thaha ayat 44. Ayat ini mengajarkan upaya untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang lunak, tidak memvonis, mengingatkan tentang sesuatu yang disepakati seperti kematian dan memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai. Qaulan layyina akan membuat hati yang keras bisa tadzakkur “merenungkan Kembali akan hakikat dirinya” serta ‘yakhsya’ menjadi takut akan Allah dan berbakti kepada-Nya. f. Qaulan Sadida Ungkapan qaulan sadida menurut bahasa berarti perkataan yang benar. Ungkapan ini terdapat di dua Surah an-Nisa ayat 9 dan surah al-Ahzab ayat 70. Dalam kedua ayat ini menjelaskan bahwa qaulan sadida secara umum bermakna perkataan yang tepat dengan kondisi yang ada, seperti Abu al-Fida’ Ismail bin Katsirr, Tafsir Al-Qur’an al-Adzim (Al-Madinah al-Munawwarah: Maktabah al-Ulum wa al-Hikam, 1413-1993), juz 3, h.36 5 Sayyid al-Alusi al-Baghdad, Ruh al-Ma’ani fi Tafsir Al-Qur’an al-Adzim wa al-Sab’u alMatsani, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1415-1994), juz 3, h.67, cet.1 4



5



menembakkan anak panah ke sasaran yang dituju. Tidak semua perkataan yang benar menajadi tepat kalau ditempatkan pada posisi yang tidak benar. Menceritakan atau mengabarkan penyakit yang diderita oleh seseorang pasien di rumah sakit, bahkan menceritakan kepada tentang penyakit yang dia derita, meskipun pernyataan itu benar tetapi dalam kondisi seperti itu tiak sadidan (tidak tepat). g. Qaulan Tsaqila Ungkapan qaulan tsaqila secara bahasa berarti perkataan yang berat. Ungkapan ini disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Muzzammil ayat 5. Qaulan tsaqila dalam konteks komunikasi adalah kata-kata yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang mendalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama. Karena Allah menyifati Al-Qur’an sebagai perkataan yang berat, maka menggunakan Al-Qur’an dalam berkomunikasi akan membuat komunikasi itu berbobot. h. Qaulan Adzima Secara bahasa qaulan adzima artinya perkataan yang besar. Ungkapan ini disebutkan oleh Allah SWT pada surah al-isra ayat 40. Dalam komunikasi, mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar dan membuat rusak keyakinan seseorang atau bahkan masyarakat adalah termasuk perkataan yang besar. Qaulan adzma menimbulkan dampak kerrusakan yang besar buat orang yang mengucapkannya dan mengonsumsinya. i. Ahsanu Qaulan Ungkapan ahsanuu qaulan secara bahasa berrarti perkataan yang paling baik. Ungkapan ini terdapat dalam surah fushshilat ayat 33. Dalam ayat ini Allah menyebutkan tentang perkataan paling baik yang diucapkan oleh manusia. Perkataan itu adalah seruan untuk beriman kepada Allah, beramal saleh, dan menyatakan diri sebagai seorang yang tunduk dengan aturan Allah SWT.6 B. Prinsip-Prinsip Komunikasi Non Verbal 6



Dr. Harjani Hefni, Komunikasi Islam, (Jakarta: Kencana, 2015) h.82-99



6



Komunikasi nonverbal, yaitu "Non" berarti "tidak", "Verba bermakna "kata-kata"



(Words)



sehingga



komunikasi



nonverbal



dimaknai



sebagai



komunikasi tanpa kata-kata. Dapat juga diartikan komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan gejala yang menyangkut gerak-gerik (gestures), sikap (postures), ekspresi wajah yang (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik, isyarat, dan lain gejala yang sama yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Pelaksanaan komunikasi dengan nonverbal ini pun tidak kalah pentingnya, namun dalam kenyataannya jika seseorang belum mengetahui lambang-lambang yang ada, maka akan salah arti dan akibatnya akan fatal. Dalam praktiknya, yang lebih efektif itu adalah komunikasi verbal dan nonverbal saling mengisi. Seperti halnya jika ada gambar di surat kabar, maka akan lebih jelas jika ada keterangannya dengan verbal. Karena jika tidak ada keterangan, mungkin akan salah arti. Oleh karena itu, mempelajari komunikasi nonverbal merupakan usaha untuk memahami apa-apa yang dirasakan secara nyata oleh orang lain. Sedangkan untuk memahami perasaan orang lain adalah sulit. Pepatah mengatakan bahwa "sedalam-dalamnya lautan, masih bisa untuk dikur sedangkan dalamnya hati seseorang siapa yang tahu". Adapun batasan-batasan komunikasi nonverbal, antara lain sebagai berikut. 1. Komunikasi nonverbal berada dalam konteks. Maksudnya adalah pelaksanaan komunikasi nonverbal itu sesuai dengan konteksnya karena gerakan/perilaku nonverbal itu bisa saja mempunyai arti yang berbeda. Contoh: kedipan mata seseorang bisa berarti suatu ajakan untuk bergabung dengannya. Tetapi pada konteks lain, kedipan mata itu bisa jadi bermakna sebagai sikap berbohong, cinta, dan lain-lain. 2. Perilaku nonverbal adalah gerak otot, menunjuk, mengangguk dan lain-lain. Itu hal yang perilaku yang normal. Maksudnya, perilaku nonverbal seperti gerak mimik wajah, normal terjadi pada seseorang yang kadang-kadang



7



digunakan untuk melengkapi verbal 3. Tindakan-tindakan nonverbal saling terintegrasi. Maksudnya, seluruh bagian tubuh secara normal bekerja sama mengomunikasikan makna-makna tertentu. Seperti halnya seseorang yang ketakutan maka seluruh anggota tubuhnya akan merasakan rasa takut tersebut. 4. Komunikasi nonverbal sangat menentukan. Maksudnya, tindakan seseorang ditentukan



oleh



keinginan-keinginan



tertentu,



Contohnya



menangis,



tersenyum, marah, menunjukkan jari, dan lain-lain. Hal itu terjadi karena dorongan yang ada di dalam diri seseorang tersebut. 5. Perilaku nonverbal sangat terpercaya. Maksudnya, seseorang yang sedih atau



senang akan terlihat dari raut wajahnya dan ini tidak bisa dibohongi, dan lainlain.7 Adapun fungsi komunikasi nonverbal, yakni sebagai berikut. 1. Repetisi, yaitu untuk pengulangan terhadap pesan komunikasi verbal. Jadi, mulutnya mengatakan "ya" dan kepalanya mengangguk. 2. Substitusi, yaitu untuk menggantikan lambang-lambang verbal Di mana katakata tanpa keluar dari mulutnya, tetapi digantikan dengan anggukan kepala berarti tanda setuju dan dengan gelengan kepala berarti tidak setuju, dan lainlain. 3. Kontradiksi, yaitu untuk menolak/memberi makna yang lain terhadap pesan verbal, yakni mulutnya memuji, tetapi mukanya menunjukkan kebencian. 4. Aksentuasi, yaitu untuk menegaskan terhadap pesan verbal. Contohnya seseorang marah dengan memukul meja dengan sangat keras. 5. Kompleman, yaitu untuk melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal, contohnya air muka yang menunjukkan sangat sedih. Atau sebaliknya seseorang yang sangat senang, ditandai dengan air muka yang berbinar-binar 8



7 8



Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., Ilmu KomunikasiI. (Depok: Rajawali Pers, 2019) hlm. 122-124 Ibid, hlm132-133



8



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Komunikasi nonverbal tidaklah kalah pentingnya dengan komunikasi verbal bahkan dalam praktik untuk mencapai kefektifannya, maka antara komunikasi verba dan nonverbal itu saling mengisi sebagai contoh surat kabar, majalah, dan lain-lain akan efektif apabila didukung oleh gambar dan foto. Film dan televisi tak akan efektif apabila tanpa memadukan antara bahasa dengan gambar. Komunikasi verbal dan non verbal pada intinya adalah proses penyampaian pesan atau pertukaran pikiran dari penyebar pesan ke penerima pesan dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Pesan ini dikemas menggunakan kata-kata (verbal) dan tanpa kata-kata (non-verbal), hal ini disesuaikan dengan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan tersebut Komunikasi secara verbal bisa dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan, sementara komunikasi non-verbal pada umumnya menggunakan bahasa tubuh seperti gerakan tangan, raut wajah, geleng kepala, tanda, tindakan dan lain sebagainya. Perbedaan kedua bentuk cara berkomunikasi ini bisa dilihat dari struktur, bentuk linguistik, cara mempelajari hingga prosesnya di otak. B. Saran Kami menyadari bahwa makalah kami bukanlah makalah yang sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritik serta saran yang bermanfaat serta membangun agar kelak dikemudian hari kami dapat membuat makalah yang lebih baik.



9



Daftar Pustaka



al-Baghdad, S. a.-A. (1415-1994). Ruh al-Ma'ani fi Tafsir Al-Qur'an al-Adzim wa al-Sab'u al-Matsani. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah. Hefni, D. H. (2015). Komunikasi Islam. Jakarta: Kencana. Katsir, A. a.-F. (1413-1993). Tafsir Al-Qur'an al-Adzim. Al-Madinah AlMunawwarah: Maktabah al-Ulum wa al-Hikam. Raudhonah, D. H. (2019). Ilmu Komunikasi. Depok: Rajawali. Thomas, P. J. (1990). Speech and Language Detecting and Correcting Special Needs. Boston: Allyn and Bacon.



(Thomas, 1990) (Raudhonah, 2019) (Katsir, 1413-1993) (al-Baghdad, 1415-1994) (Hefni, 2015)



10