Asphalt Mixing Plant [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Asphalt Mixing Plant



Salah satu komponen penting pada struktur jalan adalah Beton Aspal atau Laston Aspal. Laston Aspal biasa diproduksi di sebuah mesin besar bernama Asphalt Mixing Plant/ AMP. Pengertian Asphalt Mixing Plant adalah suatu tempat yang terdiri dari beberapa alat- alat berat dan mesin yang berfungsi untuk memproduksi Beton Aspal / Hotmix dalam skala besar. Kapasitas produksi dari AMP sangat tergantung dari jenis dan spesifikasi alat. Adapun jenisjenis aspal yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain AC-BC, AC-WC, AcBase dan lain- lain. Selengkapnya baca di Jenis-Jenis Aspal dan fungsinya.  Asphalt Mixing Plant biasa digunakan pada proyek jalan yang mempunyai kebutuhan hotmix sangat besar. Karena untuk membangun Asphalt Mixing Plant diperlukan peralatan dan biaya yang besar. Perlu perhitungan khusus untung dan rugi jika membangun asphalt mixing plant atau AMP. Apabila proyek jalan dengan kebutuhan hotmix sedikit sebaiknya beli jadi aja hotmix ke AMP lain. Adapun pengertian secara mendetail Asphalt Mixing Plant adalah Gabungan dari beberapa alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk mencampur beberapa fraksi agregat dengan aspal drum atau aspal curah sehingga menghasilkan campuran beton aspal yang bisa digunakan untuk struktur jalan atau sesuai kebutuhan. Jenis Asphalt Mixing Plant Terdapat 5 jenis Asphalt Mixing Plant antara lain AMP Batch Plant (Jenis Takaran), AMP Drum Mix (Jenis Drum Pencampur), AMP Continues Plant (Menerus), Aspal Mobile, dan Daur Ulang Aspal. Namun AMP yang banyak digunakan di Indonesia adalah AMP Jenis Takaran dan AMP Jenis Drum Pencampur. Berikut penjelasannya :



1. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Takaran ( Batch Plant) Merupakan jenis AMP Timbangan dimana komposisi bahan dalam campuran beraspal sudah ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan. Proses pencampuran aspal pada AMP jenis Takaran ini dimulai dengan penimbangan aggregat, bahan pengisi (filler) jika diperlukan dan aspal sesuai dengan komposisi yang ditentukan berdasar Job Mix Formula dan dicampur pada pugmill dalam waktu tertentu. Pengaturan bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi fraksi agregat dengan rencana komposisi campuran agar aliran fraksi aggregat dari bin dingin ke bin panas bisa berjalan lancar dan sesuai dengan rencana komposisi campuran. Asphalt mixing plant jenis Takaran mempunyai perbedaan di kelengkapan peralatan dibanding AMP Jenis Drum Pencampur. AMP Jenis Takaran mempunyai saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (Weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer). Sedangkan AMP jenis Drum pencampur tidak memiliki. 2. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Drum Pencampur (Drum Mix) Merupakan jenis AMP dimana komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu. AMP jenis pencampur drum, aggregat panas langsung dicampur dengan aspal panas di dalam drum pemamas atau di dalam silo pencapur di luar drum pemanas. Penggabungan aggregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecapatan pengaliran dari pompa aspal. 3. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Menerus (Continuous) Merupakan jenis AMP yang jarang digunakan pada proyek- proyek jalan karena memiliki beberapa kekurangan antara lain 















Gradasi aggregat kurang terjamin kesesuaiannya dengan rencana pada Job Mix Formula. hal ini dikarenakan pengontrolan hanya bisa dilakukan dari bukaan pintu bin dingin saja. Tidak ada pengontrol kedua seperti pada jenis AMP Takaran. Pengaturan jumlah pasokan aggregat kurang teliti kalau hanya mengandalkan pengaturan bukaan pintu bin dingin saja tanpa ada alat kontrol lain seperti pengontrol kecepatan ban berjalan. Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas sangat tergantung dari viskositas aspal. Jika terjadi penurunan temperatur aspal maka akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal optimum.  Temperatur campuran aspal kadang terjadi penyimpangan. 



Untuk keperluan produksi hotmix pada proyek jalan, biasanya digunakan AMP jenis Takaran. Oleh karena itu kita akan fokus membahas lebih detail mengenai AMP Jenis Takaran (Batch Plant). 4. Pabrik Aspal Mobile



Juga dinamai tipe portabel, menampilkan desain struktur modular. amp aspal bergerak memiliki kinerja mobilitas yang menonjol dan dapat mencapai relokasi dan pemasangan kembali yang cepat. 5. Pabrik Daur Ulang Aspal Dengan menggunakan teknologi daur ulang panas, aspal mixing plant jenis ini mampu mendaur ulang perkerasan aspal reklamasi (RAP) dan menghasilkan campuran yang baru jadi dengan kualitas yang baik. Ini sebenarnya mode pencampuran yang berbeda yang menentukan jenis peralatan pencampuran yang dikategorikan. Sedangkan keduanya dapat dibedakan secara jelas satu sama lain dengan melihat proses produksinya, atau bahkan tampak dengan mengamati penampakannya. Keduanya dapat memenuhi tujuan memproduksi aspal campuran panas (Disingkat HMA).



Asphalt Mixing Plant rata- rata mempunyai kapasitas produksi maksimum 50 ton/ jam. Khusus untuk jenis AMP Takaran, Semakin besar kapasitas batch maka produktivitas semakin meningkat. Berikut ini bagian- bagian dari Asphalt Mixing Plant yang menjadi satu kesatuan unit produksi hotmix. 1. Tempat Penyimpanan Aspal, berfungsi sebagai penyimpanan aspal. Sering disebut dengan ketel. Aspal drum akan dimasukkan ke dalam ketel kemudian dipanaskan sehingga aspal dalam drum akan mencair.  2. Cold Bin (Bin dingin), berfungsi sebagai penampungan material agregat dari berbagai fraksi. Biasanya terdapat 4 bin atau bak penampungan sesuai dengan jumlah fraksi. Masing- masing bin mempunyai pintu bukaan yang akan mengatur komposisi material.  3. Hot Bin (Bin Panas), berfungsi sebagai penampungan agregat panas yang telah lolos dari saringan panas. Agregat panas yang lolos saringan akan mengisi tempat masing- masing sesuai dengan fraksinya.  4. Hopper (Corong tuang), berfungsi untuk menimbang berat agregat panas dari hot bin. Hopper terletak di bawah hot bin dan di atas pugmill.  5. Cold Elevator (Elevator dingin), berfungsi untuk membawa agregat dingin dari cold bin.  6. Hot Elevator (Elevator panas), berfungsi untuk membawa agregat panas yang keluar dari silinder pengering atau dryer menuju saringan panas (hot screening) untuk dipisah sesuai ukuran agregat masing- masing.  7. Silo, adalah silinder vertikal untuk menyimpan campuran aspal dari mier yang tertutu rapat untuk menghindari terjadinya oksidasi yang dapat mengakibatkan campuran menjadi keras.  8. Feeder (Pemasok), berfungsi untuk memasok agregat dari bin dingin menuju alat pengering (dryer) 9. Filler Storage (Penampungan bahan pengisi), berfungsi untuk menyimpan bahan pengisi (filler) sebelum diolah menjadi aspal hotmix.  10. Belt Conveyor, berfungsi untuk memasok agregat dari cold bin.  11. Pugmill (Pencampur), berfungsi sebagai tempat pencampuran semua material agregat dan aspal dalam keadaan panas. 



12. Burner (pengapian), berfungsi untuk memanaskan dan mengeringkan agregat pada pengering maupun membakar aspal dalam tangki penyimpanan.  13. Air Lock Damper  (Pengatur udara), berfungsi untuk mengatur udara saat dilakukan pengapian (burner) 14. Timer (Pengatur waktu), berfungsi untuk mengatur lama pencampuran kering dan basah campuran beraspal di dalam alat pencampur.  15. Drum Dryer (pengering), berfungsi sebagai pemanas dan pengering agregat. Suhu agregat dapat mempengaruhi suhu campuran. Alat ini bergerak berputar dan pada bagian dalamnya terdapat aliran gas yang berfungsi untuk mengeringkan agregat. Drum diletakkan miring dengan bagian ujung bawah terdapat pembakaran (burner) drum untuk pengering agregat.  16. Vibrator (penggetar), berfungsi sebagai alat penggetar yang diletakkan pada pintu bukaan bin dingin dan saringan panas.  17. Dust Collector ( Pengumpul debu), tempat pengumpulan debu yang dihasilkan dari proses pengeringan agregat.  18. Cold Bin Gate (Pintu bukaan bin dingin), berfungsi untuk mengeluarkan agregat dari bin dingin.  19. Screen (saringan), berfungsi untuk mengelompokkan butiran agregat sesuai dengan kelompok ukura (fraksi) 20. Hot Screen (Saringan Panas), berfungsi pada saat proses unit saringan agregat panas.  21. Weight Bin (Bin penimbang), berfungsi sebagai tempat menampung sekaligus menimbang agregat dari setiap fraksi agregat yang dibutuhkan untuk tiap kali pencampuran atau batch sebelum dioperasikan bin penimbang harus dipemeriksaan kelayakan oleh jawatan meteorologi yang dibuktikan dengan sertifikat pemeriksaan kelayakan. Di bagian bawah bin terdapat pintu pengeluaran yang bisa dibuka dan ditutup secara manual atau secara otomatis. 22. Thermostat, berfungsi untuk mengatur temperature suhu yang tidak menggunakan air raksa. 23. Timbangan, berfungsi untuk menimbang agregat panas, aspal panas, dan filler.  24. Asphalt Control Unit, berfungsi untuk mengontrol pemasokan aspal menuju alat pencampur (pugmill). AMP merupakan salah satu peralatan yang komponen-komponen utamanya perlu diperiksa, disetel atau dikalibrasi, karena harus mendapatkan hasil campuran yang komposisi dan ukuran bahannya sudah ditetapkan melalui suatu pengujian laboratorium. Komponen utama yang perlu diperiksa dan dikalibrasi adalah sebagai berikut : - Bukaan pintu bin dingin (cold bin gates) - Ban berjalan (conveyor) - Drum pengering (dryer) - Ayakan panas (hot screen) - Bin panas (hot bin) - Bak timbangan (weigh bin) - Pengaduk (mixer atau pugmil) - Alat-alat ukur lainnya



Untuk dapat melakukan pemeriksaan atau kalibrasi AMP perlu terlebih dahulu mengetahui kapasitas AMP nya, serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk setiap takaran pencampuran. Misalkan : kapasitas AMP tipe takaran = 30 ton/jam - Waktu untuk memasukkan bahan ke mixer = 25 detik - Waktu untuk mencampur dalam mixer = 45 detik - Waktu untuk mengeluarkan campuran = 20 detik - Waktu diperlukan untuk satu kali takaran = 90 det = 1,5 min Dengan waktu satu takaran tersebut, maka dalam satu jam terjadi 40 kali pencampuran material, setiap kali dengan berat 750 kg. Apabila campuran tersebut terdiri atas empat fraksi agregat dengan komposisi masing-masing 10%, 25%, 30%, dan 35%, maka berat tiap agregat menjadi sepeti ditunjukkan dalam Tabel 1. Komposisi Agregat Dalam Bin Dingin Ukuran butir Komposis Material agregat (mm) i (%) Agregat-1 12,5 – 19 10 Agregat-2 9,5 – 12,5 25 Agregat-3 2,36 – 9,5 30 Agregat-4 ≤ 2,36 35 Jumlah 100



Berat (kg) 75 187,5 225 262,5 750



Agregat sebanyak 750 kg tersebut merupakan agregat yang secara menerus harus siap diproses di AMP setiap 1,5 menit. Dengan demikian maka agregat dengan komposisi tersebut harus dikeluarkan dari bin dingin dan selanjutnya dipasok ke dryer setiap 1,5 menit sebanyak 750 kg, demikian pula pada setiap kompanen berikutnya. Pedoman pemeriksaan AMP dapat diikuti pedoman Bina Marga, No: Pd T-03-2005-B, tentang Pemeriksaan peralatan unit produksi campuran beraspal , UPCA atau AMP (Asphalt Mixing Plant).  Bin dingin Pemeriksaan dan kalibrasi pada bin dingin meliputi pengaturan dan penyetelan pintu (gate) keluar agregat dari setiap bin, agar dalam satuan waktu tertentu dapat mengeluarkan agregat sebanyak yang telah direncanakan. Berdasarkan jumlah masing-masing fraksi agregat seperti tersebut dalam Tabel 1, dapat dihitung berapa jumlah agregat yang harus keluar dari setiap pintu dalam satuan waktu yang ditentukan. Waktu pengukuran dapat ditentukan misalnya : 1½ menit (45 detik), 30 detik, dan 6 detik, yang hasilnya seperti ditunjukkan dalam Tabel 2. Jumlah Keluaran Agregat dari masing-masing Bin Jumlah agregat (kg) per satuan waktu Fraksi 90 detik 30 detik 6 det Agregat-1



(1½ menit) 75



(½ menit) 25



( ¼ menit) 5



Agregat-2 Agregat-3 Agregat-4



187,5 225 262,5



62,5 75 87,5



12,5 15 17,5



Berdasarkan Tabel 2, bila peneraan akan dilakukan dalam tempo ½ menit untuk masingmasing agregat, maka urutannya adalah sebagai berikut: − Pintu-1 untuk agregat-1 dibuka selama ½ menit dan timbang berat agregat yang keluar. − Bila kurang dari 25 kg, maka bukaan pintu ditambah dan dicoba ulangi lagi sampai hasilnya mencapai 25 kg. − Demikian seterusnya dengan pintu-2 untuk agregat-2, pintu-3 untuk agregat-3, dan pintu-4 untuk agregat-4, sampai masing-masing mencapai berat 62,5 kg, 75 kg, dan 87,5 kg, dalam waktu 30 detik (½ menit). Guna aliran agregat keluar dengan lancar, tiap pintu dilengkapi dengan penggetar (vibrating feeder), yang harus selalu dikontrol agar tidak terjadi kemacetan. Kemudian conveyor penampung agregat harus disetel kecepatannya disesuaikan dengan banyaknya agregat yang keluar dari masing-masing pintu. Demikian pula dengan kecepatan conveyor yang membawa agregat ke dryer, harus disesuaikan dengan aliran agregat dari bin tersebut.  Alat pengering dan pemanas (dryer) Penyetelan alat pemanas (drye) dimaksudkan untuk menetapkan berapa kalori diperlukan agar pada saat agregat keluar dari dryer sudah mencapai temperatur yang ditetapkan yaitu (160-175) ºC. Karena itu yang penting diatur alat penyembur api (burner), dengan menyetel kecepatan blower dan volume bahan bakar yang harus disemburkan. Bahan bakar untuk burner biasanya telah mendapatkan pemanasan terlebih dahulu untuk meningkatkan temperatur awalnya. Kebutuhan panas untuk pemanasan agregat dalam dryer dapat dibagi dalam tiga zona sebagai berikut: Pada zona-1 diperlukan panas Q1 kkal untuk menaikkan temperatur material yang masuk ke dalam dryer, dari temperatur awal ke kondisi saat air dalam agregat mulai menguap. Pada zona-2 diperlukan panas Q2 kkal untuk menguapkan semua air yang terkandung dalam agregat. Selama penguapan ini, temperatur material tidak berobah, karena semua panas dipakai untuk menguapkan air. Pada zona-3 diperlukan panas Q3 kkal untuk meningkatkan temperatur agregat sampai pada temperatur yang diinginkan pada saat agregat keluar dari dryer, yaitu (160 – 175) º C. Dengan mengetahui jumlah panas yang diperlukan yaitu Q= Q1+Q2+Q3 kkal, maka jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk pemanas dapat dihitung. Namun demikian, karena perhitungannya agak rumit, maka dalam prakteknya lebih diutamakan dengan melakukan percobaan-percobaan, dengan menitikberatkan pada temperatur agregat yang keluar dari dryer yang harus mencapai temperatur yang disyaratkan.







Ayakan panas (hot screen)



Pemeriksaan ayakan panas pada dasarnya adalah pemilihan ukuran saringan yang dipakai disesuaikan dengan ukuran fraksi-fraksi agregat yang diperlukan. Saringan disusun dalam posisi saringan ukuran terbesar berada paling atas untuk menyaring agregat yang ukurannya lebih besar. Ukuran agregat yang lebih besar dibuang melalui saluran pembuang. Sebagai contoh apabila fraksi-fraksi agregat yang dipakai berukuran: (19-25) mm, (12,5-19) mm, (9,5-12,5) mm, dan (2,36-9,5) mm, dengan agregat ukuran maksimum 19 mm, maka ayakan yang dipakai adalah ayakan dengan ukuran 25 mm, 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm, dan 2,36 mm. Ayakan harus sering diperiksa jangan sampai ada anyamannya yang bocor atau lubang kawatnya mampet akibat sumbatan. 



Bin panas (hot bin)



Bin panas merupakan alat penampung fraksi-fraksi agregat yang telah disaring dalam ayakan panas. Karena itu perlu diperiksa bahwa tidak terdapat bagian-bagian yang perlu diperbaiki, kecuali pemeriksaan agar setiap pintu keluar agregat, dapat berfungsi dengan baik, dan menjaga agar ruang-ruang dalam hot bin terisi agregat yang jumlahnya tidak kurang dari takaran yang diperlukan. 



Timbangan agregat panas (weight bin)



Setiap alat takaran dan timbangan dipersyaratkan harus diperiksa untuk dikalibrasi oleh institusi yang berwenang melakukan peneraan, yaitu instansi di bawah Dinas Metrologi. Namun demikian untuk kontrol pada saat akan melaksanakan operasi AMP dapat dilakukan dengan cara praktis di lapangan, yaitu antara lain dengan mengambil bahan/benda yang beratnya telah diketahui, kemudian ditaruh dalam timbangan dan dicocokan dengan angka penunjukan jarum pada piringan timbangan, atau angka yang terlihat dalam layar bila menggunakan sistem digital. Bila angka yang ditunjukkan sesuai dengan berat yang telah diketahui tadi, berarti timbangannya masih baik dan benar, dan bila sebaliknya harus dicatat selisihnya untuk bahan koreksi penimbangan. Periksa kelancaran buka-tutup pintu keluar agregat dari ruang timbangan, jangan sampai tersendat karena pintu (gate) ini sangat menentukan waktu yang diperlukan dalam siklus pencampuran. 



Pencampur (mixer atau pugmill)



Mencampur bahan yang terdiri atas agregat, bahan pengisi (filler), dan aspal panas merupakan proses terakhir AMP, semua bahan yang dicampur telah melalui penimbangan terlebih dahulu. Karena itu alat pencampur lebih terfokus pada pemeriksaan kondisi dan setelan komponen-komponennya, yaitu: − − − −



lengan pengaduk dan tipnya harus baik, jarak antara tips dengan plat dinding mixer disesuaikan dengan ukuran agregat terbesar, bagian dalam mixer dibersihkan dari sisa-sisa campuran yang menempel, dan alat pengatur pintu keluar campuran berfungsi dengan baik.



Temperatur campuran waktu keluar dari mixer dan ditampung di atas dump truck dicatat dalam form yang disediakan, dan temperaturnya masih harus berada pada (150-165) ºC. 



Timbangan aspal dan bahan pengisi (filler)



Pemasukan aspal ke dalam mixer untuk setiap takaran campuran harus ditimbang dulu dengan timbangan tersendiri, karena masuknya aspal ke ruang mixer harus dengan disemprotkan melalui nozzle dengan bantuan pompa yang bertekanan cukup tinggi. Temperatur aspal yang disemprotkan sedikit dibawah temperatur agregat yaitu (120-150) ºC, karena itu proses pemanasan aspal, baik di tangki aspal (boiler) maupun di tanki kerja (service tank) perlu diawasi dengan teliti, terutama alat pemanasnya. Penimbangan bahan pengisi, pada umumnya dilakukan bersama dengan penimbangan agregat, tetapi ada juga yang mengunakan timbangan sendiri. Kalibrasi timbangan-timbangan tersebut prosesnya sama dengan kalibrasi timbangan dan takaran pada umumnya. Di lapangan, kalibrasi dapat dilakukan menggunakan beban yang sudah terukur beratnya, sedangkan untuk akurasi dan aspek legalitasnya, timbangan tersebut harus ditera oleh institusi berwenang. Alat penghampar campuran beraspal (Asphalt Finisher) Penghampar campuran beraspal (finisher) harus diperiksa karena merupakan peralatan utama untuk membuat bentuk akhir konstruksi jalan dengan campuran beraspal panas. Ketebalan lapisan, kemiringan, kerataan dan kelandaian jalan, dicapai melalui penyetelan komponenkomponen peralatan penghampar. Karena itu beberapa komponen peralatan penghampar (Asphalt Finisher), perlu diperiksa dan disetel agar mencapai produk yang sesuai dengan persyaratan. Komponen utama yang memerlukan penyetelan adalah sepatu perata (screed), karena screed merupakan alat yang menentukan bentuk jalan agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Sepatu perata selain menentukan lebar hamparan yang rapi dan rata, juga mengatur ketebalan, kemiringan dan kelandaian hamparan. Karena itu perlu penyetelan terhadap alat-alat kontrol berikut : Alat kontrol ketebalan hamparan Alat kontrol kemiringan hamparan Alat kontrol kelandaian hamparan Alat pemanas sepatu perata (screed) Komponen lainnya tidak perlu tetapi perlu diamati secara visual dan diadakan penyetelan atau perbaikan, bila ternyata ada komponen yang tidak berfungsi dengan sempurna, atau hasilnya tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan. Mengatur ketebalan, kemiringan, dan kelandaian hamparan, dilakukan dengan penyetelan sepatu perata (screed), baik secara manual melalui alat kontrol/kendali, maupun secara otomatis. Kalibrasi komponen peralatan tersebut dimaksudkan untuk menguji kebenaran pembacaan skala pada alat kendalinya dibandingkan dengan kenyataan posisi objek yang dikendalikannya.



Memeriksa ketebalan hamparan dapat dilakukan menggunakan alat pencolok ketebalan, dan hasilnya dibandingkan dengan pembacaan skala yang terdapat pada pengatur naik turunnya sepatu perata. Bila pengaturan ketebalan atau grade control dilakukan secara otomatis, maka sepanjang tepi hamparan dipasang bentangan kawat baja dengan ketinggian terhadap permukaan asal sesuai dengan tebal hamparan yang direncanakan. Sistem pengontrol akan secara otomatis mengatur ketinggian sepatu perata mengikuti ketinggian kawat tadi. Cara otomatis yang lain adalah dengan meletakkan sepatu sensor di atas permukaan jalan hasil penghamparan sebelumnya, yang berada di sisi sebelahnya. Asphalt finisher dengan alat kontrol otomatis biasanya meliputi pula alat kontrol kemiringan jalan (automatic slope controller). 



Penggetar sepatu perata (screed vibrator)



Sepatu perata dilengkapi dengan alat penggetar sebagai pemadat awal. Alat penggetar tersebut dihasilkan dari putaran poros eksentrik, yang terpasang pada sepatu bagian kanan dan kiri, digerakkan oleh mesin melalui transmisi V-belt. Kekencangan kedua V-belt tersebut perlu diperhatikan agar diperoleh putaran poros eksentrik kanan dan kiri yang sama. Apabila terdapat perbedaan putaran, maka V-belt yang menghasilkan putaran rendah, harus disetel atau dikencangkan sampai diperoleh putaran poros yang sama dengan putaran poros lainnya, atau bila yang putaran rendah ternyata tidak dapat dinaikkan putarannya, maka Vbelt dengan putaran lebih tinggi diturunkan sampai sama dengan yang putarannya rendah. Perbedaan putaran poros eksentrik akan mengakibatkan frekuensi getaran sepatu perata bagian kanan dan kiri menjadi tidak sinkron, sehingga mengakibatkan frekuensi getaran menjadi tidak konstan. Hal tersebut akan menghasilkan hamparan material yang tidak mendapatkan pemadatan awal yang sama, sehingga pada saat dipadatkan menggunakan mesin gilas, hasilnya akan bergelombang yang panjangnya sesuai dengan naik turunnya frekuensi penggetar tadi. 



Sepatu perata (screed)



Sepatu perata perlu disetel, apabila ternyata hasil hamparannya terus menerus meninggalkan bekas yang tidak mulus (terus menerus ada cacatnya). Hal tersebut kemungkinan terjadi akibat bagian sisi luar sepatu tidak menyentuh dan menekan hamparan dengan tekanan beratnya. Karena itu posisi sepatu perlu disetel pada saat operasi agar efeknya langsung terlihat, yaitu dengan menurunkan sisi luar sepatu sampai menyentuh hamparan dengan baik. 



Pemanasan sepatu perata



Pemeriksaan alat pemanas pada sepatu perata bertjuan untuk membebaskan sepatu dari bahan-bahan yang bisa menempel, agar diperoleh hasil perataan yang tidak cacat. Pemanasan umumnya menggunakan burner dengan bahan bakar elpiji atau minyak bakar. Proses pemanasan sepatu perata tidak bersifat menerus, tetapi dapat dimatikan bila temperatur sepatu telah mencapai batas tertentu (sama dengan temperatur campuran beraspal). Karena itu perlu perhatian terhadap ketepatan alat pengukur panas, di samping mengatur suplai bahan bakarnya agar tidak overheating yang bisa menggosongkan aspal dan



batang sepatu perata jadi melengkung. Katup pengatur bahan bakar dan udara perlu diperiksa secara rutin, agar berfungsi dengan baik. 



Alat penumbuk (vibrating tamper)



Guna meningkatkan homogenitas dan kepadatan campuran aspal panas yang akan melewati sepatu perata, beberapa tipe asphalt finisher dilengkapi dengan alat penumbuk (vibrating tamper) yang ditempatkan di depan sepatu perata. Posisi alat penumbuk ini perlu disetel dengan baik agar pada saat menumbuk, ujung bawahnya tidak terlalu rendah dari sepatu atau sebaliknya berada di atas ujung bawah sepatu. Komposisi AMP Aspal Mixing Plant 1. Sistem penyediaan agregat Ini terdiri dari hopper, pengumpan sabuk, dan konveyor sabuk agregat. Fungsi utamanya adalah untuk mengirimkan agregat dingin melalui pengumpan sabuk ke konveyor sabuk agregat sesuai dengan proporsi tertentu. 2. Sistem pengeringan Fungsinya untuk memanaskan agregat dingin. Sambil terus berputar, drum pengering mengeringkan agregat dingin di bawah pengaruh nyala api dari burner di outlet drum pengering. 3. Sistem pengangkatan agregat Fungsi utama sistem pengangkatan agregat panas adalah untuk mengangkat agregat panas dari drum pengering ke layar getar. 4. Sistem penyaringan Fungsi dari sistem penyaringan adalah untuk memisahkan agregat menurut ukuran partikel yang berbeda. 5. Sistem penimbangan Mengadopsi komponen timbangan merek terkenal dunia (TOLEDO), untuk memastikan bahwa kesalahan pengukuran agregat di bawah 0,5%, dan kesalahan pengukuran bitumen dan pengisi di bawah 0,25%. 6. Sistem pencampuran Fungsinya untuk mencampurkan agregat, serbuk, dan bitumen secara merata dan mengintegrasikannya menjadi aspal hotmix. 7. Sistem penyimpanan hotmix aspal Tempat penyimpanan aspal hotmix terbagi menjadi dua tipe, tipe samping, dan tipe bawah. Ini bertujuan untuk menyimpan campuran aspal akhir melalui beberapa tindakan isolasi suhu. 8. Sistem pengumpulan debu



Sistem pengumpulan debu ganda, termasuk pengumpul debu volute primer yang menghilangkan debu ukuran besar dan pengumpul baghouse sekunder yang selanjutnya menyingkirkan sisa debu. 9. Sistem kendali Ruang kontrol dilengkapi dengan AC tipe split, jendela geser paduan aluminium, lantai kayu, dan sebagainya, dengan efek isolasi suara yang bagus, mewah bagi operator. Semua operasi diintegrasikan ke dalam satu ruangan, kontrol otomatis dan semi-otomatis memudahkan pengoperasian mesin pembuat aspal. Cara Kerja Asphalt Mixing Plant Ini digunakan untuk memanaskan, mengeringkan agregat dingin, dan mencampurkannya dengan bitumen, RAP, dan bahan pengikat lainnya sesuai resep beragam untuk menghasilkan campuran akhir yang berbeda untuk pengerasan jalan permukaan jalan. Sekarang ada dua jenis dasar pabrik aspal, dua prinsip kerja berbeda yang ada. Video Simulasi 3D Dari Amp Pabrik Pembuatan Aspal Diagram Struktural Dari Mesin Aspal Jalan Aspal mixing plant intermiten adalah seperangkat peralatan yang menghasilkan campuran akhir batch demi batch dan ditandai dengan jeda intermiten antar batch. Karena sistem penimbangan yang akurat untuk dosis agregat, bitumen, dan campuran lainnya, produknya berkualitas tinggi. Prinsip Kerja Pabrik Aspal 1. Masukkan agregat dingin ke dalam wadah yang berbeda sesuai dengan ukuran partikelnya. 2. Konveyor pengumpul dan sabuk konveyor miring secara berturut-turut mentransfernya ke drum pengering. 3. Setelah kering, bahan panas keluar dan masuk ke lift, yang membawanya ke layar bergetar. 4. Agregat panas dipisahkan oleh layar bergetar berlapis-lapis. 5. Mereka masuk ke tempat penyimpanan sementara, yang jumlahnya sama dengan layar. 6. Mereka dilepaskan ke mixer di bawah ini sesuai dengan bobot dosis yang ditetapkan pada panel kontrol. 7. Secara bersamaan, bitumen dan pengisi mineral opsional juga ditimbang dan dilepaskan ke mixer. 8. Setelah dicampur selama kurang dari 20 detik, campuran akhir dibuang ke truk yang menunggu atau silo penyimpanan khusus.



Diagram Alir Amp Aspal Ngomong-ngomong, satu batch penuh biasanya membutuhkan waktu sekitar 45 detik, dimulai dari penimbangan agregat panas, dan diakhiri dengan tindakan pemakaian selesai. Dalam kebanyakan kasus, pabrik aspal tetap dilengkapi dengan filter debu baghouse. Dan debu yang dihasilkan selama seluruh proses dapat ditangkap. Itu juga dapat diperkenalkan kembali ke lift ember.