Asuhan Kebidanan Anc Post Date [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 MINGGU HIDUP/TUNGGAL/LET.KEP/INTRA UTERIN/KEADAAN UMUM IBU DAN JANIN BAIK DENGAN POST DATE DI BPM Ny. KUNTUM KHOLIDA, AMd. Keb Dsn. KEMAMBANG, Ds. DIWEK, Kec. DIWEK, Kab. JOMBANG



Oleh : WULAN SUCI WARDANI 130803037



PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG 2016



LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N“ GIIIP20002 UK 42 – 43 MINGGU HIDUP/TUNGGAL/LET.KEP/INTRA UTERIN /KEADAAN UMUM IBU DAN JANIN BAIK DENGAN POST DATE DI BPM Ny. KUNTUM KHOLIDA, AMd. Keb Dsn. KEMAMBANG, Ds. DIWEK, Kec. DIWEK, Kab. JOMBANG



Telah Disetujui Dan Disahkan Pada :



Hari



:



Tanggal



:



Tempat



: BPM Ny. KUNTUM KHOLIDA, Amd. Keb



Mahasiswi



Wulan Suci Wardani



Mengetahui,



Pembimbing Pendidikan



Kolifah, SST., M.Kes



Pembimbing Klinik



Kuntum Kholida, AMd. Keb.



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, di mana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya berlangsung selama 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau post term pregnancy, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari. Beberapa penulis menghitung waktu 42 minggu setelah haid terakhir, ada pula yang mengambil 43 minggu. Post term, pro longed, post dates, dan post mature merupakan istilah yang lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (42 minggu). Menurut



standart



Internasional



dari American



Collage



of



Obstetricians



and Gynocologist (1977), kehamilan jangka panjang atau pro longed pregnancy ialah kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu lengkap 42 minggu (294 hari) atau lebih, yang dihitung dari hari pertama haid terakhir, yang dimaksud lengkap 42 minggu adalah 41 minggu 7 hari, jika 41 minggu 6 hari belum bisa dikatakan lengkap 42 minggu. Kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu lebih dari 40 minggu sampai 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau post date pregnancy. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir ilmiah kedalam proses Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intra Uterin dengan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb. 1.2.2 Tujuan Khusus Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan berdasarkan 7 langkah varney : 1. Melakukan pengkajian data Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intrauteri Dengan Kehamilan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb. 2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intrauteri Dengan Kehamilan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb.



3. Mengidentifikasi masalah



potensial Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“



GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intrauteri Dengan Kehamilan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb. 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intrauteri Dengan Kehamilan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb. 5. Merumuskan suatu tindakan secara komprehensif Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intrauteri Dengan Kehamilan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb. 6. Melakukan suatu tindakan sesuai rencana Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intrauteri Dengan Kehamilan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb. 7. Mengevaluasi pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ny “E“ GIIIP20002 UK 42 – 43 Minggu Hidup/Tunggal/Intrauteri Dengan Kehamilan Post Date di BPM Ny. Kuntum Kholida, Amd. Keb. 1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi Lahan Praktik Sebagai suatu bahan untuk upaya peningkatan mutu dan pelayanan dengan keperluan pemantauan pada pasien Post Date. 1.3.2 Bagi Klien Klien dapat memahami dan mengetahui tentang keberadaannya sehingga klien diharapkan dapat kooperatif dengan tenaag kesehatan. 1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai satu bahan kepustakaan asuhan kebidanan pada ibu hamil post date sehingga dapat menjadi tambahan referensi buku mahasiswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang ibu hamil. 1.3.4 Bagi Mahasiswa Dapat menambah wawasan dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil post date dengan kriteria dan teori yang didapat dan mampu mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan.



1.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1.4.1 Wawancara Adalah pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung dengan pasien, keluarga maupun tim kesehatan yang terkait sehingga mendapatkan data tentang permasalahan yang dialami oleh pasien. 1.4.2 Observasi Yaitu mengumpulkan data dengan tanya jawab secara langsung terhadap kondisi pasien. 1.4.3 Studi Kepustakaan Mempelajari buku dan makalah tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan post date. 1.4.4 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan pada klien yang meliputi : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, dan Perkusi untuk memperoleh data obyektif.



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan Kehamilan merupakan mata rantai yang berkseinambungan dan terdiri dari: a. Ovulasi pelepasan ovum b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zygot d. Terjadi nidasi (implantasi pada uterus) e. Pembentukan plasenta f. Tumbuh kembang konsepsi sampai aterm (Manuaba: 2007) Kehamilan adalah pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel sperma (spermatozoa). Masa kehamilan dimulai dari kontraksi sampai melahirkan janin dimasa kehamilan selama 40 minggu (Sarwono, 2007). Jadi, kehamilan adalah pertemuan antara sel telur (ovum) dan sel sperma (spermatozoa) yang kemudian menempel pada endometrium (nidasi) yang nantinya akan semakin tumbuh dan berkembang menjadi janin yang membutuhkan waktu selama 40 minggu. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 2280 hari dengan perhitungan sebagai berikut: a. Kehamilan usia 0 sampai dengan 28 mingggu dengan berat janin 1.000 gram bila berakhir disebut “Abortus”. b. Kehamilan usia 29 minggu sampai dengan 36 minggu bila terjadi persalinan disebut“Premature”. c. Kehamilan usia 37 minggu sampai dengan 42 minggu apabila terjadi persalinan disebut kehamilan lewat waktu atau post date (serotinus). Kehamilan dibagi menjadi triwulan, yaitu: I.



Triwulan pertama



: 0 sampai 14 minggu



II.



Triwulan kedua



: 14 minggu sampai 28 minggu



III.



Triwulan ketiga



: 29 minggu sampai 36 minggu



(Varney, 2007)



2.1.2 Tanda- Tanda Kehamilan Masalah



Penjabaran Konstipasi dan nidasi menyebabkan tidak



Amenorea



terjadi pembentukan folikel de graff dan ovulasi a. Pengatur



ekstrogen



dan



progesterone



terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan. b. Menimbulkan Mual



morning



sicnes



(mual



muntah dipagi hari). c. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini bisa diatasi. d. Mual



muntah



sehingga



menyababkan



nafsu makan berkurang. Wanita hamil sering mengidam makanan Ngidam



tertentu, penyebab dari ngidam sampai saat ini belum diketahui. a. Terjadi



Tanda Dugaan



gangguan



sirkulasi



peredaran



darah ke daerah kepala menyebabkan



Hamil Pingsan



iskemik pada saluran saraf pusat dan menimbulkan pingsan. b. Keadaan



ini



menghilang



saat



usia



kehamilan 16 minggu a. Pengaruh hormon ekstrogen, progesteron dan somatotropin menimbulkan deposiy Payudara tegang



lemak, air, dam garam pada payudara. b. Ujung saraf terteksn menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. Desakan rahim ke depan menyebabkan



Sering miksi



kandung kemih ceoar terasa penuh dan sering miksi. Pengaruh progesteron dapat menghambat



Obstipasi



peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB).



a. Adanya hyperpigmentasi areola mamae Pigmentasi kulit



dan papilla mamae. b. Cloasma gravidarum. c. Dinding perut: striae dan linea.



Epulis



Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil a. Pengaruh



Varises atau penampakan pembuluh darah



phormon



ekstrogen



dan



progesteron terjadi penampakan pembuluh darah venam terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. b. Penampakan ini terlihat disekitar genetalia externa, kaki dan payudara.



Membesarnya perut Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi a. Tanda Hegar (+) daerah ismus uteri sedikit lunak. Jika saat 2 jari ada di fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut, maka ismus tidak teraba, seolah Tanda Tidak



corpus uteri sama sekali terpisah dari



Pasti Hamil



serviks. Tanda yang ditemukan dalam pemeriksaan dalam



b. Tanda Chadwiks (+) warna ungu pada selaput lendir vulva dan vagina. c. Tanda



Piskacek (+) terkadang



teraba



fundus uteri tidak teraba karena uterus lebih cepat tumbuh di daerah implanyasi telur d. Tanda Ballotement (+) pada bulan ke 4 dan ke 5 saat rahim di dorong dengan tibatiba maka akan melenting di dalam rahim. Tanda Pasti



Gerakan janin dalam



Hamil



rahim



a. Didengar dengan stetoskop. Denyut Jantung Janin



b. Dicatat. c. Dicatat dengan foto elektro kardiogram. d. Dilihat pada ultrasonografi.



Pemeriksaan rongen terhadap kerangka janin



2.1.3 Pemeriksaan Kehamilan A. Jadwal pemeriksaan ANC paling sedikit 4 kali kunjungan, yaitu: i. Trimester I



: 1 kali (sebelum minggu ke-14).



ii. Trimester II



: 1 kali (sebelum minggu ke-28).



iii. Trimester III



: 2 kali (sebelum minggu ke-28 dan setelah minggu ke-



36) B. Standart minimal ANC : 7 T 1) Timbang berat badan 2) Tekanan darah 3) Tinggi fundus uteri 4) Suntik TT 5) Tablet tambah darah (Fe) 6) Tes PMS 7) Temu wicara dalam rangka persiapan persalinan C. Pemeriksaan umum meliputi: 1. Inspeksi 2. Palpasi 3. Auskultasi D. Pemeriksaan penunjang: 1. Laboratorium : urine dan darah 2. USG



2.2 Konsep Dasar Teori Kehamilan (Post Date) 2.2.1 Pengertian Kehamilan post date adalah kehamilan yang berlangsung dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terkahir (HPHT) di mana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (lebih dari 294 hari). Kehamilan post date adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu (lebih dari 294 hari) berdasarkan rumus neagle dengan siklus rata-rata 28 hari (Mochtar, 1998). Kehamilan post date adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 minggu) dengan segala kemungkinan komplikasinya (Manuaba, 2001). 2.2.2



Patofisiologi 1. Usia kehamilah lebih dari 42 minggu 2. Kadar progesteron tidak cepat turun, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang Akibatnya : a. Kontraksi uterus berkurang b. Persalinan tertunda c. Penuaan plasenta sehingga tidak terjadi infusiensi (gangguan fungsi plasenta) d. Numtional Infusiensi mengakibatkan IUGR e. Respirasi Infusiensi mengakibatkan hipoksia



2.2.3 Diagnosa Diagnosa kehamilan post date biasanya dari perhitungan rumus Neagle setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter (cm) akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosa kehamilan lewat waktu, antara lain: 1. HPHT jelas 2. Dirasakan gerakan janin pada usia kehamilan 16 minggu sampai 18 minggu 3. Terdengar denyut janting janin (normal pada usia kehamilan 10 minggu sampai 12 minggu dengan Doppler, dan usia kehamilan 19 minggu sampai 20 minngu dengan fetoskop)



4. Usia kehamilan yang sudah ditetapkan denagn USG pada usia kehamilan kurang dari atau sama dengan 20 minggu 5. Tes kehamilan (urine) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid. Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama, maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya, pemeriksaan kehamilan yang sesaat setelah timester ke tiga sukar untuk memastikan usia kehamilan. Diagnosa juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada trimester satu kehamilan dengan USG. Penyimpangannya pada tes biometrik ini hanya lebih atau kurang satu minggu. Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik lebih dari 20%) mempunyai sensitifitas 75% dan tes tanpa tekanan dengan KTG mempunyai spesifitas 100% dalam menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau post term. Kematangan serviks tidak bisa dipakai untuk menentukan usia kehamilan. Tanda kehamilan post date yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga stadium 1: A. Stadium I



: kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi



berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas B. Stadium II



: gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan)



pada kulit C. Stadium III : terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. Yang paling penting dalam menangani kehamilan post date ialah menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko keterlambatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan. a. Tes tanpa tekanan (Non Stress Test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan test tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas reaktif rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan prematur. b. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal ratarata 7 kali/ 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/ 20 menit) dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal lebih dari 1 cm/ bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan post date.



c. Amnioskopi. Bila detemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia. 2.2.4 Pengaruh terhadap Ibu dan Janin 1. Terhadap ibu Persalinan post date dapat menyebabkan distonsia bahu, karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar dan moulding (melage) kepala ruang. Maka akan dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distonsia bahu, dan perdarahan post partum. 2. Terhadap janin Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan post date (lebih dari 42 minggu) 3 kali lebih besar daripada kehamilan 40 minggu, karena post matur akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh post matur pada janin bervariasi. 2.2.5 Penatalaksanaan Prinsip



dari



tata



laksana



kehamilan post



date ialah



merencanakan



pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (Selvic Score = PS). Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain: a. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter foley b. Induksi dengan oksitosin c. Bedah seksio cesaria Dalam pengakhiran kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm (cukup bulan), ada kemungkinan his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalo pelvic, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya. a) Bila PS > 5, dapat dilakukan drip okstosin b) Bila PS < 5, dapat dilakukan pemotongan serviks terlebih dahulu kemudian lakukan PS lagi c) Bila nilai pelvis > 8, maka induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil Tatalaksana yang biasa dilakukan ialah induksi dengan oksitosin 5 IU. Sebelum induksi, pasien dinilai terlebih dahulu kesejahteraan janinnya dengan alat



KTG, serta diukur skor pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan skor pelvis > 5, maka induksi persalinan dapat dilakukan dengan pemberian oksitosin 5 IU dalam infus dextrose 5%. Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/ menit, kemudian dinaikaan tiap 15 menit sekali sebanyak 4 tetesan/ menit hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus, kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his ang adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika infus pertama habis dan his belum adekuat, maka dapat diberikan infus drip oksitosin 5 IU ulang. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio cesaria. 2.2.6 Pengelolaan Intra Partum 1. Pasien tidur miring kiri 2. Penggunaan elektrosik pemantauan denyut jantung janin 3. Berikan oksigen bila ditemukan keadaan denyut jantung janin yang abnormal 4. Perhatikan jalannya persalinan 2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Post Date I. PENGKAJIAN DATA Tanggal



: ....................



Tempat



: ....................



Jam



: .......... WIB



A. Data Subyektif 1. Biodata Nama ibu



: untuk



memudahkan



memanggil/



menghindari



kekeliruan. Umur



: untuk mengetahui apakah ibu resiko tinggi/ tidak.



Pekerjaan



: untuk mengetahui taraf kehidupan.



Pendidikan



: untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikan.



Riwayat perkawinan



: berapa kali, lama kawin, usia kawin.



Alamat



: untuk memudahkan waktu kunjungan rumah.



Nama Suami



: untuk



memudahkan



memanggil/



menghindari



kekeliruan. Umur



: untuk.



Pekerjaan



: untuk mengetahui taraf kehidupan dalam rumah tangga.



Pendidikan



: untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikan.



Riwayat perkawinan



: berapa kali, lama kawin, usia kawin.



Alamat



: untuk memudahkan waktu kunjungan rumah.



2. Keluhan Utama Ibu mengatakan hamil ... bulan, belum ada tanda-tanda persalinan. 3. Riwayat Kebidanan Ibu mengatakan terlambat haid sejak tanggal ..., bulan ..., tahun ... 4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu Kehamilan N



Sua



o



mi



UK



Persalinan



Nifas



KB Menet Meto



Peny



Jen



Penol



Se



BB/



H/



Um



Peny



ulit



is



ong



x



PB



M



ur



ulit



eki



Ke 1.



5. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Menceritakan kronologis mengenai riwayat keluhan yang dirasakan sebelum ke BPM. b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita sakit yang dapat mempengaruhi kehamilan. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Apakah dalam keluarganya ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun serta adakah keturunan kembar baik dari pihak ibu maupun suami. 6. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Pola Nutrisi Di rumah : -



Porsi makan berapa piring, frekuensi dan nafsu makan. Minum berapa kali.



b. Pola Eliminasi Di rumah : -



BAK : berapa kali /hari, ada gangguan/ tidak, warnanya. BAB : berapa kali /hari, konsistensi BAB, ada gangguan/ tidak.



de



c. Pola Aktivitas Di rumah : Kegiatan apa saja yang dilakukan dan ada tidaknya gangguan



yang



dirasakan



ibu



sehubungan



dengan



aktivitasnya. d. Pola Istirahat Di rumah : Bagaimana pola istirahat ibu, ada gangguan / tidak. B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Fisik Umum KU



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



TTV



: TD



: Sistole 130 – 110 mmHg. Diastole 90 – 70 mmHg.



Nadi



: 60 – 100 x/menit



Pernafasan



: 16-24 x/menit



Suhu



: 36,5 – 37,5 oC



2. Pemeriksaan Fisik Khusus a. Inspeksi Kepala



: warna rambut, lurus/ tidak, rontok/ tidak.



Wajah



: pucat/ tidak, oedema/ tidak



Mata



: konjungtiva pucat/ tidak, sklera kuning/ tidak, simetris/ tidak.



Hidung



: adakah pengeluaran sekret/ tidak, adakah polip, bersih/ tidak.



Telinga



: simetris/ tidak, bersih/ tidak, adakah pengeluaran serumen.



Mulut



: bersih/ tidak, bibir pucat/ tidak, adakah stomatitis dan caries gigi.



Dada dan Payudara : simetris/ tidak, putting susu mendatar/ masuk/ menonjol, ada hipervaskularisasi/ tidak. Ketiak



: adakah pembesaran kelenjar limfe.



Abdomen



: adakah bekas luka operasi, adakah striae gravidarium, membesar (hamil).



Genetalia



: genetalia bersih/ tidak, adakah kelainan pada vulva.



Anus



: adakah hemoroid/ tidak.



Ekstremitas : adakah oedema/ tidak pada ekstreimitas atas dan bawah, adakah varises/ tidak. b. Palpasi Leher



: adakah



pembesaran



kelenjar



tyroid/



tidak,



adakah



bendungan vena jugularis/ tidak. Dada dan Payudara : konsistensi payudara, adakah benjolan abnormal, kolostrum +/-. Abdomen



:



Leopold I



: TFU .... (... cm).



Leopold II



: Menentukan punggung dan bagian terkecil janin.



Leopold III : Bagian terendah kepala/ bokong/ bagian yang lain. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP/ belum. c. Auskultasi DJJ



: normalnya 120-160 x/menit, teratur/ tidak.



Dada



: adakah ronkhi dan wheezing.



d. Perkusi Reflek patella : +/+. 3. Pemeriksaan Penunjang 1. USG untuk menilai kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta. 2. NST untuk menilai ada tidaknya gawat janin. II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH Dx



: G...P.... UK... minggu, tunggal, hidup, intrauterin, KU ibu dan janin



baik, hidup, kesan jalan lahir normal dengan post date. Ds



: - Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu N o



Kehamilan Sua UK Peny mi ulit Ke



Jen is



Penol ong



Persalinan Se BB/ x PB



H/ M



Um ur



Nifas KB Peny Menet Meto ulit eki de



1.



- Ibu mengatakan hamil anak keberapa, Uk ... bulan. Ds



: - TTV dalam batas normal. - Pemeriksaan fisik Payudara



: putting susu menonjol/ tidak, simetris/ tidak, adakah hiperpigmentasi areola mammae.



Abdomen



: Leopold I : TFU .... (... cm). Leopold II



: Menentukan punggung dan bagian kecil janin.



Leopold III : Bagian terendah kepala/ bokong/ bagian yang lain. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP/ belum.



III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH a. Untuk ibu 1. Infeksi. 2. Ruptur uteri. b. Untuk janin 1. Gawat janin. 2. IUFD. 3. Makrosomia. 4. Oligohidramnion. 5. Asfiksia. 6. Mekonium. 7. Serotinus. 8. Dismaturitas bayi. IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Kolaborasi dengan dokter SpOg untuk berkonsultasi dan mengadakan rujukan. V. INTERVENSI Dx



: G ... P ... Uk ... minggu, tunggal/ hidup/ intrauterin dengan post date.



Tujuan



: Setelah dilakukan asuhan kebidanan dengan baik diharapkan ibu mengerti kondisinya dan ibu bisa melahirkan dengan selamat.



Kriteia hasil : -



KU ibu dan janin baik.



-



TTV dalam batas normal.



-



DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).



Intervensi 1. Timbang berat badan ibu. R/ Mengetahui terjadinya peningkatan / penurunan BB. 2. Lakukan pemeriksaan TTV. R/ Parameter untuk mendeteksi adanya komplikasi.



3. Lakukan pemeriksaan kehamilan. R/ Dapat segera mendeteksi adanya kelainan dalam kehamilan. 4. Beritahu pasien tentang hasil pemeriksaan. R/ Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan keadaan kehamilannya. 5. Berikan KIE sehubungan dengan kehamilannya. R/ Ibu lebih mengetahui dan mengerti apa yang terjadi pada kehamilannya. 6. Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk dilakukan rujukan ke RS untuk tindakan selanjutnya. R/ Agar ibu dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat. VI. IMPLEMENTASI Pada langkah ini berisi langkah di intervensi yang telah disebutkan pada langkah sebelumnya secara efisien dan aman, maka bidan tetap bertanggungjawab terhadap pelaksanaan rencana asuhan yang menyeluruh.



VII. EVALUASI Seperangkat tindakan yang paling berhubungan untuk menilai pelaksanaan asuhan kebidanan serta didasarkan tujuan dan kriteria. S



: Data yang din peroleh dari anamneses pasien.



O



: Data yang di peroleh dari hasil observasi dan pemeriksaan yang teratur pada keluhan pasien.



A



: Pernyataan yang terdiri atas data subjektif dan objektif/ Diagnosa.



P



: Rencana yang di tentukan sesuai dengan keadaan pasien.