Asuhan Kebidanan Neonatus (Soal Kasus) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Soal objektif kasus : Neontatus dengan Jejas Persalinan



1. Seorang Bidan menolong persalinan secara spontan, bayi menangis kuat, kulit kemerahan, pergerakan aktif. Hasil pemeriksaan pada bayi: BB 3600 gram, PB 49 cm, terdapat pembengkakan pada kepala, teraba lunak, batas tidak jelas, melewati sutura, dan berisi cairan limfe.Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut? A. Cephal hematoma B. Caput succedanium C. Perdarahan intracranial D. Perdarahan subaponeuroti E. Penumpukan cairan cerebrospinal Alasan : Kasus tersebut merupakan jenis trauma persalinan pada bayi baru lahir yang mengarah kepada Caput succedaneum karena ditandai dengan pembengkakan pada kepala, teraba lunak, batas tidak jelas, melewati sutura, dan berisi cairan limfe, sedangkan chepal haematom teraba subperiostial tulang tengkorak, berbatas tegas, dan tidak melampaui sutura sekitarnya. Sedangkan perdarahan intrakranial ditandai dengan masa padat berfluktuasi, untuk perdarahan subaponeurotik ditandai dengan adanya pembengkakan kulit kepala, mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher. Adapun penumpukan cairan cerebrospinal tandanya mirip hidrocephalus. 2. Seorang perempuan, umur 25 tahun, P3A0 nifas 8 jam di Puskesmas, riwayat HPP 400 cc. Hasil anamnesis: pusing dan lemas. Hasil pemeriksaan: TD 110/80 mmHg, N 88 x/menit, P20 x/menit, S 36,90 C, TFU 2 jari bawah pusat, uterus teraba lembek, kandung kemih kosong, jumlah darah satu pembalut penuh.Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut? A. Beri analgetika. B. Observasi tanda vital C. Observasi perdarahan D. Penuhi kebutuhan nutrisi E. Observasi keadaan umum Alasan : Asuhan ibu selama masa nifas antara lain: periksa TD, Perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus dan temperatur secara rutin. Karena kasus diatas menunjukkan pasien dengan riwayat HPP, sehingga yang paling penting observasi perdarahan untuk mencegah terjadinya komplikasi. 3. Seorang perempuan, umur 22 tahun, P1A0, nifas 4 hari, datang ke BPM mengeluh nyeri puting susu saat menyusui. Hasil anamnesis: ASI cukup. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit,P 22 x/menit, S 36,50 C, kedua payudara keras dan puting susu lecet, TFU 1/2 pusat simfisis, kontraksi uterus baik, lochea rubra. Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut? A. Menganjurkan sementara tidak menyusui B. Mengajarkan posisi menyusui



C. Menganjurkan memerah ASI D. Memberi salep antibiotika E. Memberi obat anti nyeri Alasan : Posisi yang tepat adalah elemen kunci dalam kesuksesan proses menyusui. Proses menyusui dapat ditingkatkan dengan menempelkan payudara ke tengah-tengah bibir bayi. Hal ini akan menstimulasi bayi untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Saat hal ini muncul, dorong bayi lurus ke depan menuju putting susu dan areola. Saat posisi sudah tepat, putting susu dan sebagian besar dari areola akan masuk di dalam mulut bayi.bibir bayi dan gusinya harus berada di sekeliling areola payudara, tidak hanya pada putting susu saja. 4. Seorang perempuan umur 30 tahun, G1P0A0, aterm, Kala II di BPM dipimpin meneran. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, P 20x/menit, TFU 34 cm, DJJ 144x/menit, kontraksi 4x/10’/45’’. Saat ini kepala janin telah selesai putaran paksi luar.Langkah selanjutnya apakah yang paling tepat pada kasus tersebut? A. Lahirkan badan dan tungkai B. Lanjutkan meneran saat kontraksi C. Memegang kepala secara biparietal D. Periksa apakah terdapat lilitan tali pusat E. Gerakkan kepala dengan lembut kearah bawah Alasan : Langkah persalinan normal setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.Anjurkan ibu meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kea rah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis. Gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.Selanjutnya membantu lahirnya badan dan tungkai dan diikuti langkah sesuai asuhan persalinan normal.