Asuhan Kefarmasian-Pneumonia Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN (PAKf) PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG RELATED PROBLEM) PADA PNEUMONIA KOMUNITAS 1. Pengertian ( Definisi) Pneomonia merupakan infeksi di ujung bronkioli dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Pneumenia komunitas yang didapat diluar rumah sakit. 2. Asesment Kefarmasian 1. Obat tidak tepat, pasien menerima obat yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien 2. Adanya obat tanpa indikasi, pasien menerima obat tidak sesuai indikasi 3. Interaksi obat 4. Dosis kurang dan dosis lebih 3. Identifikasi DRP (Drug Related Problem)



1. Pemilihan terapi obat mukolitik (Bromhexin 3 x 1 tablet atau ambroxol 3 x 1 tablet) dan ekspektoran 2. Pemilihan terapi antipiretik 3. Pemilihan terapi infus rehidrasi nutrisi dan elektrolit (ringer laktat, NACL 0,9%, ringer asetat) 4. Cara pemberian obat 5. Dosis obat 6. Kegagalan terapi obat 7. Potensi interaksi obat Potensi efek samping obat



4. Intervensi Farmasi



1. Rekomendasi pemilihan obat 2. Pemantauan terapi obat 3. Monitoring efek samping obat 4. Memberikan rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat



5. Monitoring & Evaluasi



1. Suhu badan 2. Asupan nutrisi 3. Cairan tubuh dan elektrolit (hiponatremi/ hipernatremi) 4. Jumlah kalori (parenteral/melalui pipa lambung)



6. Edukasi & Informasi



1. Istirahat yang cukup 2. Minum yang cukup untuk mencegah dehidrasi



7. Penelaah Kritis 8. Indikator 9. Kepustakaan



Apoteker Klinis Tidak terjadi peningkatan frekuensi batuk berlebih Putu Maharani A.A. dkk., IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) PADA PASIEN PEDIATRI PNEUMONIA KOMUNITAS DI INSTALASI RAWAT INAP



RSD MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH, GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3 (1) : 57-63 March 2017 DIREKTORAT BINFAR, PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN, 2005



10 DAFTAR PUSTAKA1. Fishman, PULMONARY DISEASE AND DISORDERS, FOURTH EDITION, VOLUME TWO, UnitedStates, 119:2097-2114, 2008



1. Hypertensi (Primer)



PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN (PAKf) PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG RELATED PROBLEM) PADA HYPERTENSI PRIMER Kondisi yang terjadi ketika sejumlah darah dipompakan oleh jantung melebihi 1. Pengertian ( Definisi) 2. Identifikasi DRP (Drug Related Problem)



3. Monitoring



4. Intervensi Farmasi



kemampuan yang dapat ditampung dinding arteri. 1. Adanya obat-obat tanpa indikasi 2. Adanya kondisi medis tetapi tidak ada obat yang diresepkan 3. Pilihan obat tidak cocok untuk kondisi medis tertentu. Pilihan obat antihipertensi harus disesuaikan apakah hipertensi tanpa komplikasi atau ada indikasi khusus 4. Dosis, bentuk sediaan, jadwal minum obat, rute pemberian atau metoda pemberian kurang cocok. Diuretik 1x/hari harus diminum pagi hari. Obat antihipertensi dan jadwal minum obat harus mempertimbangkan sirkadian ritme 5. Duplikasi terapeutik dan polifarmasi. 6. Pasien alergi dengan obat yang diresepkan 7. Adanya interaksi: obat-obat, obat-penyakit, obat-nutrien, obat-tes laboratorium yang potensial dan aktual dan bermakna secara klinis. 8. Pasien kurang mengerti terapi obat 9. Pasien gagal mematuhi regimen obat 1. LAB: urinalysis, kadar gula darah dan hematokrit; kalium, kreatinin, dan kalsium serum; profil lemak (setelah puasa 9 – 12 jam) termasuk HDL, LDL, dan trigliserida, serta elektrokardiogram 2. Tekanan darah 3. kerusakan target organ: jantung, ginjal, mata, otak 4. interaksi obat dan efek samping 5. kepatuhan pasien (adherence) 6. monitoring tambahan terkait penggunaan obat: Fungsi ginjal (BUN, serum kreatinin), serum elektrolit (kalium, magnesium, natrium), kadar gula, asam urat (utk tiazid) 1. Sarankan terapi antihipertensi untuk pasien-pasien pada klasifikasi tahap 1 hipertensi (TDS 140-159 mmHg) dan tahap 2 hipertensi (TDS ≥ 160 mmHg) 2. Sangat disarankan terapi antihipertensi pada pasien-pasien dengan kerusakan target organ atau dengan faktor resiko kardiovaskular lainnya bila TDS > 140 mmHg atau TDD ≥ 90 mmHg. 3. Bila appropriate, sarankan pilihan awal untuk terapi antihipertensi. Pilihan awal untuk dewasa tanpa indikasi khusus: a. Diuretik golongan tiazid (untuk kebanyakan pasien) b. Penghambat beta c. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), d. Antagonis kalsium (long-acting) e. Penyekat reseptor angiotensin f. Rekomendasikan terapi kombinasi apabila cuma ada respon parsial dengan standar dosis monoterapi. Kombinasi yang efektif melibatkan diuretik tiazid atau antagonis kalsium dengan ACEI, ARB atau penyekat beta. g. Untuk isolated systolic hypertension pada pasien-pasien dengan TDS>160 mmHg terapi awal dengan diuretik tiazid 4. Sarankan terapi dislipidemi dengan statin untuk semua pasien dengan hipertensi dan 3 atau lebih faktor resiko kardiovaskular, atau pada pasien dengan penyakit aterosklerosis atau penyakit arteri perifer 5. Skrining semua pasien hipertensi untuk interaksi obat yang bermakna (dengan obat, nutrien, dll)



5. Edukasi 6. Penelaah Kritis 7. Indikator 8. Kepustakaan



1. 2.



modifikasi gaya hidup Motivasi untuk mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) Apoteker 1. 2. 1.



2. 3.



Tercapainya target tekanan darah < 140/90 mmHg, dan pada pasien diabetes dan pasien dengan gagal ginjal kronik < 130/80 mmHg Chobaniam AV et al. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA 2003;289:2560-2572 DIREKTORAT BINFAR, PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI, 2016 Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015