21 0 204 KB
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ENDOKRIN THYROID STORM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat II Yang dibina oleh: Ns. Achmad Dafir Firdaus,. M. Kep
Dibuat oleh: Annisa Fitri
(1814314201005)
Devi Safitri
(1814314201006)
Nunik Rofifatul H
(1814314201019)
Rizqi Maulana H
(1814314201026)
Vega Luyuni Dwiyanti (1814314201033) Elvina Nadya F
(1814314201038)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ENDOKRIN THYROID STORM” tanpa halangan apa pun. Selama proses penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Pihak - pihak tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bapak dan Ibu dosen STIKes Maharani Malang yang telah memberikan berbagai ilmu dan keterampilan kepada kami sebagai bekal masa depan. 2. Orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung. 3. Teman - teman STIKes Maharani Malang yang senantiasa mendukung dalam penyusunan makalah. Makalah ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gadar selain itu, makalah ini disusun untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan mahasiswa terutama dalam bidang kebahasaan sehingga diharapkan mampu memberikan motivasi bagi mahasiswa. Kami menyadari bahwa tiada hal yang sempurna didunia ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah ini.
Malang, 09 September 2021 Penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis tiroid atau thyroid storm merupakan komplikasi hypertiroidisme yang jarang terjadi tetapi berpotensi fatal.Krisis tiroid harus dikenali dan ditangani berdasarkan manifestasi klinis karena konfirmasi laboratoris sering kali tidak dapat dilakukan dalam rentang waktu yang cukup cepat. Pasien biasanya memperlihatkan keadaan hypermetabolik yang ditandai oleh demam tinggi, tachycardi, mual, muntah, agitasi, dan psikosis. Pada fase lanjut, pasien dapat jatuh dalam keadaan stupor atau komatus yang disertai dengan hypotensi. Krisis tiroid adalah penyakit yang jarang terjadi, yaitu hanya terjadi sekitar 1-2% pasien hypertiroidisme. Sedangkan insidensi keseluruhan hipertiroidisme sendiri hanya berkisar antara 0,05-1,3% dimana kebanyakannya bersifat subklinis. Namun, krisis tiroid yang tidak dikenali dan tidak ditangani dapat berakibat sangat fatal.Angka kematian orang dewasa pada krisis tiroid mencapai 10-20%.Bahkan beberapa laporan penelitian menyebutkan hingga setinggi 75% dari populasi pasien yang dirawat inap.Dengan tirotoksikosis yang terkendali dan penanganan dini krisis tiroid, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 20%. Karena penyakit Graves merupakan penyebab hipertiroidisme terbanyak dan merupakan penyakit autoimun yang juga mempengaruhi sistem organ lain, melakukan anamnesis yang tepat sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Hal ini penting karena diagnosis krisis tiroid didasarkan pada gambaran klinis bukan pada gambaran laboratoris. Hal lain yang penting diketahui adalah bahwa krisis tiroid merupakan krisis fulminan yang memerlukan perawatan intensif dan pengawasan terus-menerus. Dengan diagnosis yang dini dan penanganan yang adekuat, prognosis biasanya akan baik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang tepat tentang krisis tiroid, terutama mengenai diagnosis dan penatalaksaannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Thyroid storm? 2. Apa penyebab Thyroid storm? 3. Bagaimana patofisiologi Thyroid storm? 4. Bagaimana manifestasi klinis dari Thyroid storm? 5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada Thyroid Storm?
6. Apa komplikasi dari Thyroid Strom? 7. Bagaimana asuhan keperawatan pada Thyroid storm? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi Thyroid storm 2. Untuk mengetahu etiologi Thyroid storm 3. Untuk mengetahui patofisiologi Thyroid storm 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Thyroid storm 5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Thyroid Strom 6. Untuk mengetahui komplikasi Thyroid strom 7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Thyroid storm
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Definisi Thyroid Storm Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus : infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskuler/strok, palpas tiroid terlalu kuat. Tiroid Storm adalah eksasebarsi keadaan hipertioridisme yang mengancam jiwa yang diakibatkan oleh dekompensasi dari satu atau lebih system organ.Kejadian ini jarang dalam kehidupan sehari-hari.Angka kejadiannya sekitar kurang dari 10%, bahkan ada yang menyebutkan 1%.Dalam kasus penyakit ini, sangat berbahaya, meskipun penyakit ini dapat dicegah ataupun ditanganai, namun angka kematian penyakit ini sangat tinggi, antara 20-30%.Ada perbedaan kualitatif dengan hipertiroidisme biasa, karena pada tiroid storm hampir selalu mengalami demam.Sejak dulu, tiroid storm sebagai akibat komplikasi pembedahan.Namun, kini terapi medikamentosa diberikan sampai eutiroid sebelum pembedahan, sehingga tiroid storm yang timbul semakin menurun drastic.Penyakit ini saat ini lebih tampak pada penderita tiroktisitosis yang diakibatkan penyakit Graves, walaupun bisa terjadi pada penderita dengan adenoma toksik dan gondok multicultural toksik. Tidak ada nilai patokan kadar hormone tiroid yang bersikulasi dalam mendefinisikan krisi tiroid, sejak hasil laboratorium menunjukkan, pada kebanyakan kasus, kadar TH serum cenderung sama dibandingkan pada tiroktositosis tanpa komplikasi. Oleh karena krisis tiroid cenderung fatal, penting untuk mendiagnosa cepat krisi tiroid dan pengobatan yang kuat untuk membatasi morbiditas dan mortalitas. Insidensi tiroid storm dikatakan tidak lebih dari 10% pasien yang dirawat dengan tiroktosikosis.Namun, angka kematian oleh krisi tiroid masih tinggi, dengan rentang (2030%).Presentasi klinis termasuk demam, takikardia, hipertensi, abnormalitas neurologi dan gastrointestinal. Gambaran klinis lebih memiliki arti penting dibandingkan dengan kadar hormone tiroid untuk mengasumsikan bahwa seseorang dengan tiroktosikosis akan jatuh ke keadaan krisis tiroid.
Diagnosis utama adalah dengan gambaran klinis, dan tidak ada tes laboratorium spesifik untuk pasien ini.Gambaran klinis yang ditunjukkan merupakan manifestasi dari dekompensasi organ.Pengobatan termasuk pemberian cairan, menghambat sintesis hormone tiroid, pelepasan hormone tiroid di jaringan, dan menurunkan konversi T4 menjadi T3 di jaringan.Hampir semua kasus diawali factor pencetus.Tidak ada indicator biokimiawi pun mampu meramalkan terjadinya krisis tiroid, sehingga tindakan kita didasarkan pada kecurigaan atas tanda-tanda krisis tiroid membakat.Karena mortalitas amat tinggi, kecurigaan krisis saja cukup untuk menjadi dasar mengadakan tindakan agresif. Kelenjar tiroid dapat bervariasi, tergantung dari penyebab tiroktosikosi.Penyakit grave, merupakan penyebab utama yang ditandai dengan pembesaran kelenjar yang difus dan dapat dijumpai penigkatan vaskularitas dan aliran darah.Disfungsi liver merupakan salah satu gejala yang sering dijumpai pada krisi tiroid.Disfungsi liver dapat dikarenakan sekunder oleh karena keadaan gagaal jantung dengan kongesti hati atau hipoperfusi atau efek langsung dari kelebihan hormone tiroid itu sendiri.Hal ini ditandai dengan abnormalitas panel-panel biokimia fungsi liver.Pada beberapa literature mengemukakan bahwa ikterik yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, merupakan petanda prognostic buruk pada krisis tiroid. 2.2 Etiologi Thyroid Storm Krisis tiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus, peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Krisis tiroid akibat malfungsi hipofisi memberikan gambaran kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Krisis tiroid akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. 1. Penyebab utama a. Penyakit Grave b. Toxic multinodular c. “Solitary toxic adenoma” 2. Penyebab lain a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormon tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan e. Kanker pituitari f. Obat-obatan seperti Amiodaron Penyebab paling sering tiroktosikosis pada tiroid storm ini adalah penyakit grave. Penyakit grave dimediasi oleh antibody reseptor tirotropin yang menstimulasi sintesis hormone tiroid menjadi berlebihan dan tidak terkendali. Kebanyakan kejadian ini dijumpai pada wanita muda, namun dapat juga muncul pada semua jeniskelamin dan umur.Krisis tiroid juga dapat muncul pada adenoma soliter toksik.Penyebab jarang krisi tiroid termasuk hipersekresi karsinoma tiroid, thyrothropin-secreting pituitary adenoma, teratoma, HCG-secreting hydatiform mole. Penyebab lain antara laininterferon alfa dan interleukin 2, terpapar iodine, dan pemberian amiodaron. Pemberian interferon alfa dan interleukin 2 dapat mengganggu ikatan tiroksin dengan globulin sehingga meningktakan kadar tiroksin bebas. Meskipun tidak biasa terjadi, krisis tiroid juga dapat merupakan komplikasi dari operasi tiroid. Kondisi ini diakibatkan
oleh
manipulasi
kelenjar
tiroid
selama
operasi
pada
pasien
hipertiroidisme. Krisis tiroid dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah operasi. Operasi umumnya hanya direkomendasikan ketika pasien mengalami penyakit Graves dan strategi terapi lain telah gagal atau ketika dicurigai adanya kanker tiroid. Krisis tiroid berpotensi pada kasus-kasus seperti ini dapat menyebabkan kematian. Factor-faktor presipitasi
biasanya merupakan
penyebab
transisi
dari
tiroktosikosi menjadi tiroid storm. Tritoid storm dapat diopresipitasi oleh pembedahan, trauma, infark miokard, emboli paru, gangguan serebrovaskular, DKA, toksemia gravidarum dan infeksi yang berat. Krisis triroid juga dapat disebabkan oleh penghentian obat antitiroid atau dosis obat yang inadekuat (biasanya diakrenakan kepatuhan pasien yang buruk).Kelebihan pemberian iodine intravena eksogen dan palpasi kelenjar tiroid yang terlalu kuat. Penggunaan salisilat juga meningkatkan kadar tiroid bebas. Pada beberapa decade lalu, operasi tiroid pada pasien dengan hipertiroidism yang tidak terkontrol, merupakan penyebab utama krisis tiroid.Namun pengobatan dan persiapan yang tepat sebelum operasi tiroid dapat menurunkan namun tidak menghilangkan kejadian krisis tiroid. Penyebab lain yang sering dijumpai adalah hiperaktivitas kelenjar tiroid. Salah satu yang dapat menyebabkan kejadian krisis ini adalah peninngkatan kadar hormone hormone tiroid yang bebas. Peningkatan kadar hormone ini disertai dengan penekanan
kadar tirotropin, sehingga serum tirotropin umumnya tidak terdeteksi, terkecuali pada pituitary thyrotropin-secreting adenoma. 2.3 Patofisiologi Thyroid Strom Peningkatan densitas pada reseptor beta adrenergic sel target sehingga meningkatkan ekspresi adrenoreseptor selular atau modifikasi jalur signal post-reseptor yang menyebabkan hipersensitivas jaringan. Selain itu juga pelepasan hormone tiroid secra berlebihan ke dalam aliran darah menyebabkan terjadinya tiroid storm.Hal ini dapat dipicu oleh stress, pembedahan, infeksi, tetapi penyebab utamanya yakni pembedahan. Gejala-gejala yang dapat timbul 6 sampai 18 jam pascaoperatif (Martinelli & Fontana, 1990 ). Kadang-kadang krisis tiroid muncul selama periode intraoperative.Gejala yang harus diperhatikan yaitu takikardia, hiperpireksia, diaphoresis, syok, muntah, diare serta perburukan status mental yang muncul secara mendadak.Krisis tiroid timbul saat terjadi dekompensasi sel-sel tubuh dalam merespon hormon tiroid yang menyebabkan hipermetabolisme berat yang melibatkan banyak sistem organ dan merupakan bentuk paling berat dari tirotoksikosis. Gambaran klinis berkaitan dengan pengaruh hormon tiroid yang semakin menguat seiring meningkatnya pelepasan hormon tiroid (dengan/tanpa peningkatan sintesisnya) atau meningkatnya intake hormon tiroid oleh selsel tubuh. Pada derajat tertentu, respon sel terhadap hormon ini sudah terlalu tinggi untuk bertahannya nyawa pasien dan menyebabkan kematian.Diduga bahwa hormon tiroid dapat meningkatkan kepadatan reseptor beta, cyclic adenosine monophosphate, dan penurunan kepadatan reseptor alfa. Kadar plasma dan kecepatan ekskresi urin epinefrin maupun norepinefrin normal pada pasien tirotoksikosis.Pasien dengan krisis tiroid dilaporkan memiliki kadar hormon tiroid yang lebih tinggi daripada pasien dengan tirotoksikosis tanpa komplikasi meskipun kadar hormon tiroid total tidak meningkat. pengaktifan reseptor adrenergik adalah hipotesis lain yang muncul. Saraf simpatik menginervasi kelenjar tiroid dan katekolamin merangsang sintesis hormon tiroid. Berikutnya, peningkatan hormon tiroid meningkatkan kepadatan reseptor beta-adrenergik sehingga menamnah efek katekolamin. Respon dramatis krisis tiroid terhadap betablockers dan munculnya krisis tiroid setelah tertelan obat adrenergik, seperti pseudoefedrin, mendukung teori ini. Teori ini juga menjelaskan rendah atau normalnya kadar plasma dan kecepatan ekskresi urin katekolamin. Namun, teori ini tidak menjelaskan mengapa beta-blockers¬ gagal menurunkan kadar hormon tiroid pada tirotoksikosis.Dapat disimpulkan bahwa patofisiologi krisis tiroid yakni : 1. Tidak ada bukti bahwa peningkatan T3 dan T4 dapat menyebabkan krisis tiroid
2. Peningkatan sensitivas terhadap katekolamin memainkan peranan penting 3. Penurunan ikatan dengan TBG (Thyroid Binding Globulin) sehingga meningkatkan kadar T3 dan T4 bebas. Pasien yang rentang terhadap keadaan krisis tiroid ini, kemungkinan memiliki peningkatan sensitivas terhadap katekolamin, sehingga setiap keadaan stress dapat menyebabkan peningkatan kadar katekolamin, krisis tiroid muncul. 2.4 Manifestasi Klinis Thyroid Strom 1. Gambaran klinis a. Demam b. Sinus takikardia c. Gagal jantung kongestif d. Gejala gastrointestinal (muntah, diare) secara terus menerus 2. Gejala Konstitusional a. Kehilangan berat badan walaupun asupan kalori cukup b. Keadaan hipermetabolisme menyebabkan peningkatan panas/ keringat berlebihan c. Kelelahan d. Kelemahan otot e. Dehidrasi 3. Neuropsikiatri a. Ketidakstabilan emosi b. Kegelisahan c. Kecemasan d. Kebingungan e. Bahkan koma 4. Gastrointestinal a. Peningkatan frekuensi usus b. Pembuangan isi usus lebih cepat 5. Gejala reproduksi a. Perubahan siklus menstruasi pada wanita b. Penurunan libido dan ginekomastia pada lelaki 6. Respirasi dan kardiologi a. Palpitasi b. Sesak nafas saat beraktifitas c. Nyeri pada dada
d. Peningkatan tekanan darah e. Takiaritmia 2.5 Pemeriksaan Diagnostik Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini : Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. 1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone) 2. Bebas T4 (tiroksin) 3. Bebas T3 (triiodotironin) 4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid 5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid 6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum 7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia 2.6 Komplikasi Komplikasi Krisis tiroid yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm).Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106°F), dan, apabila tidak diobati, kematian. Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid : mortalitas
2.7 Pathway Pelepasan hormon tiroid secara berlebihan ke dalam aliran darah
KRISIS TIROID Hiperaktivitas
Peningkatan T3 dan T4
Andregenik
Peraangsangan Jantung
Metabolisme energi meningkat
Penggunaan O2 meningkat
Hiperventilasi
Metabolisme Panas Meningkat
Peningkatan Suhu Tubuh
Perubahan Neurologi
Takikardia Amplitude
Tekanan Darah Meningkat Berkeringat Berlebih
Sesak Gelisah Hipertermi Pola Nafas Tidak Efektif
Resiko Kekurangan Cairan Tubuh / Dehidrasi
Penurunan Curah Jantung
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Studi Kasus Tn. X ( 38th ) datang ke RS Sejahtera dibawa oleh istrinya dengan keluhan sesak nafas, demam selama 3 hari, gelisah, mudah emosi dan keringat berlebihan sehingga ingin minum terus. Tn. X juga mengatakan nyeri perut, nafsu makan ada namun merasa BB nya menurun. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan nyeri : skala 3, RR : 28x/m, T: 38,8oc, TD : 130/90 mmhg, HR : 101x/m BB sebelum sakit 62 Kg, saat sakit 60 kg dalam 1bln. Mual (-) muntah (-) Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan T3 dan T4 meningkat. 3.2 Pengkajian 1. Biodata Pasien Nama/umur
: Tn.X (38 tahun)
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Indonesia
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Nelayan
Status Pernikahan
: Menikah
Penanggungjawab Nama/umur
: Ny.C (36 tahun)
Jenis kelamin
: Perempuan
Hubungan dengan pasien
: Istri
Alamat
: Jl. Yos Sudarso
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan a. Keluhan Utama Keluhan sesak nafas demam selama 3 hari, gelisah, mudah emosi dan keringat berlebih sehingga ingin minum terus, nyeri perut skala 3,RR : 28x/m, T: 38,8oC, TD : 130/90 mmhg, HR : 101x/m BB sebelum sakit 62 Kg, saat sakit 60 kg dalam 1bln. Mual (-) muntah (-)
b. Riwayat Penyakit Sekarang Sesak nafas, keringat berlebih, demam T : 38,8oc, cemas, RR : 28x/m, TD : 130/90 mmhg, HR : 101x/m c. Riwayat Penyakit Dahulu Klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang sama seperti saat ini. d. Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien. 3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : Kesadaran : Compos Mentis TTV : TD :130/90 mmHg
RR : 28x/m HR : 101x/m
Suhu : 38,8°C
b. Kepala -
Kulit
: Tampak bersih
-
Rambut
: persebaran merata, warna hitam, tidak lembab dan sedikit
berminyak -
Muka : tidak terdapat lesi dan edema, bersih, dan simetris
-
Mata : a. Konjungtiva : anemis (-)
pucat (+)
b. Sclera
: edema (-)
kuning (-)
c. Pupil
: isokor
d. Palpebra
:-
e. Lensa
: bening (+)
f. Visus
: tidak ada gangguan
keruh (-)
g. Buta warna : klien tidak buta warna -
Hidung
: bersih, tidak ada polip dan tidak ada secret
-
Mulut
: a. Gigi
: bersih, caries (-) tidak menggunakan gigi palsu
b. Bibir
: stomatitis (-) mukosa lembab (-)
kering (+)
-
Telinga
: bersih, tidak ada secret
-
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugulari
-
Tenggorokan : Tidak ada nyeri telan dan pembesaran tonsil
c. Abdomen 1. Inspeksi :
-
Bentuk
-
Tepi perut
-
Bendungan
: Tidak terdapat bendungan vena
-
Asites
: Tidak terdapat asites
2. Perkusi
: Bundar : normal
:
-
kuadran kanan tidak terdengar pekak pada hepar
-
Kuadran kiri atas terdengar timpani pada gaster
3. Palpasi
:
-
Nyeri : ada, skala 3
-
Massa/benjolan
: Tidak terdapat massa kuadran
d. Musculoskeletal 1.
Ektremitas superior
:
a. Kekuatan otot kaki
: 5/5
b. ROM kaki
: penuh
c. Capillary refile
: < 2 detik
d. Pitting edema
: < 4 detik
e. Akral
: hangat
2. Ektremitas inferior
:
a. Kekuatan otot kaki
: 5/5
b. ROM kaki
: penuh
c. Capillary refile
: < 2 detik
d. Pitting edema
: < 4 detik
e. Akral
: hangat
3.3 Analisis Data Diagnosa DS:
Etiologi Hiperaktivitas Adrenegik
Klien Mengatakan sesak nafas DO:
Problem Ketidakefektifan Pola Napas
Metabolise energi meningkat
RR : 28x/m Penggunaan O2 meningkat
Hiperventilasi Sesak
DS:
Ketidakefektifan Pola Napas Hiperaktivitas Adrenegik
Hipertemi
Klien mengatakan demam DO:
Metabolise energi meningkat
T : 38,8oC Metabolisme panas meningkat
Peningkatan suhu tubuh
DS:
Hipertemi Hiperaktivitas Adrenegik
Klien mengatakan keringat berlebih, dan rasa ingin
Volume Cairan Metabolise energi meningkat
minum terus DO:
Perubahan neurologik
Klien tampak pucat
Risiko Defisien
Berkeringat berlebih
Risiko Defisien Volume Cairan pelepasan seketika hormon tiroid
DS: Klien mengatakan
dalam jumlah yang besar
Penurunan Jantung
gelisah DO:
Peningkatan T3 dan T4
Klien tampak gelisah, pucat,
Perangsangan jantung
TD : 130/90
Takikardia
mmhg, HR : 101x/m
Amplitude tekanan darah meningkat Gelisah Penurunan Curah Jantung
3.4 Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan Pola Napas b.d hiperventilasi 2. Hipertermi b.d hipermetabolisme 3. Risiko Defisien Volume Cairan b.d kehilangan volume cairan akibat hipermetabolisme 4. Risiko Penurunan Curah Jantung b.d
Curah
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan No 1.
Diagnosis Keperawatan Ketidakefektifan
NOC
NIC
Status Pernapasan (0415)
Monitor Pernapasan (3350)
Pola Napas Domain 4.
Dipertahankan Ditingkatkan
Kelas 4.
Indicator 041501
Kode 00032
Frekuensi
Monitor
kecepatan,
irama,
kedalaman,
dan
kesulitan bernapas 2
4
pernapasa n 041402
2
Memposisikan klien dengan nyaman / semi fowler
Catat perubahan saturasi O2
Monitor keluhan sesak napas, termasuk kegiatan yang meningkatka atau memperburuk sesak napas
4
kepatenan
Memberikan bantuan terapi napas jika diperlukan (misalnya, nebulizer)
jalan napas 041405 1
4
Saturasi oksigen 2. 3.
Hipertermi Risiko Defisien
Keseimbangan Cairan (0601)
Volume Cairan
Dipertahanka
Ditingkatkan
n 2
4
Domain 2. Kelas 5.
Indicator 060101
Kode 00028
Tekanan
Manajemen Cairan (4120)
Jaga intake yang akurat dan catat output [pasien]
Monitor
status
hidrasi
(misalnya.,
membran
mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
Darah 060122
2
4
denyut nadi radial 060125
Monitor tanda-tanda vital pasien
Monitor makanan/cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori harian
2
4
jumlah
Berikan cairan, dengan tepat
Berikan diuretik yang diresepkantngkatkan asupan oral
frekuensi
pernapsan 060116
2
4
Turgor kulit 060117
2
4
2
4
Monitor reaksi pasien terhadap terapi elektrolit yang diresepkan
Kelembaban membran mukosa 060115 4.
Risiko
Kehausan Penurunan Status Jantung Paru (0414)
Curah Jantung Domain 4.
Dipertahanka
Kelas 4.
Indicator 041401
Kode 00240
Tekanan darah sistol 041402 Tekanan
n 2
Perawatan Jantung : Akut (4044) Ditingkatkan
Evaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi, radiasi, durasi, faktor pemicu)
4
Instruksikan pasien akan pentingnya melaporkan segera jika merasakan ketidaknyamanan di bagian
2
dada
4
Monitor EKG sebagaimana mestinya, apakah
terdapat perubahan segmen ST
darah diastol 041405 Irama jantung
2
4
Monitor irama jantung dan kecepatan denyut jantung
Auskultasi suara jantung
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Krisis tiroid adalah kondisi hipermetabolik yang mengancam jiwa dan ditandai oleh demam tinggi dan disfungsi sistem kardiovaskular, sistem saraf, dan sistem saluran cerna. Etiologi yang paling banyak menyebabkan krisis tiroid adalah penyakit Graves (goiter difus toksik). Krisis tiroid timbul saat terjadi dekompensasi sel-sel tubuh dalam merespon hormon tiroid yang menyebabkan hipermetabolisme berat. Diagnosis krisis tiroid didasarkan pada gambaran klinis bukan pada gambaran laboratoris.Jika gambaran klinis konsisten dengan krisis tiroid, terapi tidak boleh ditunda karena
menunggu
konfirmasi
hasil
pemeriksaan
laboratorium
atas
tirotoksikosis.Penatalaksanaan krisis tiroid harus menghambat sintesis, sekresi, dan aksi perifer hormon tiroid.Penanganan suportif yang agresif dilakukan kemudian untuk menstabilkan homeostasis dan membalikkan dekompensasi multi organ.Angka kematian keseluruhan akibat krisis tiroid diperkirakan berkisar antara 10-75%. Namun, dengan diagnosis yang dini dan penanganan yang adekuat, prognosis biasanya akan baik. Krisis tiroid merupakan suatu kegawatdaruratan endokrin dengan prevalensi yang jarang namun berhubungan dengan mortalitas lebih tinggi.Kejadian seperti infeksi, trauma, infark miokard adalah penting untuk mengetahui gejala klinis dari krisis tiroid karena angka mortalitas yang tinggi. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari makalah ini yaitu : 1. Bagi mahasiswa/i dapat berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai perawatan bagi klien dengan penyakit krisis tiroid 2. Bagi pasien dan keluarga pasien yang ingin mengetahui cara bagaimana perawatan penyakit krisis tiroid 3. Bagi masyarakat umum yang berminat untuk membaca dan ingin mengetahui perawatan penya 4. kit krisis tiroid
DAFTAR PUSTAKA Bakta, I Made &Suastika, I Ketut. (1999). Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam, Jakarta: Penerbit EGC. Gruendemann, Barbara J & Fernsebner, Billie. (1995). Buku AjarKeperawatan Perioperatif, Vol 2 Praktik, Jakarta: EGC Tucker, Susan Martin., Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo & Wells, Majorie Fyfe. (1999). Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, Dan Evaluasi, Edisi V, Jakarta: EGC