23 0 144 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KESEHATAN SEKOLAH Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah keperawatan komunitas II
Disusun oleh : Bahrul Aziz Sanarulya Darussalam At Taufiq Refi Sanjaya Putra
PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES KARSA HUSADA GARUT 2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di masyarakat, keluarga adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak. Masa anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas. Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat utama yang digunakan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah merupakan tempat anak-anak belajar, berkreasi, bersosialisasi dan bermain. Sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar waktu mereka dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu, konsep pemberian kesehatan di sekolah akan lebih efektif terutama pada sasaran target anak sekolah. Jika ditilik selama ini, peran perawat di sekolah masih sangat minimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah kebijakan pemerintah terhadap pengembangan peran perawat di sekolah juga masih belum ada. Sehingga yang sering berhubungan dengan perawatan kesehatan sekolah adalah petugas dari puskesmas. Lingkungan sekolah yang sehat akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan anak. Sekolah seharusnya memiliki kepedulian terhadap kesehatan anak didiknya, termasuk memberikan pengertian mengenai kesehatan itu sendiri, sehingga siswa dapat membiasakan dirinya untuk hidup sehat. Mengingat begitu pentingnya arti kesehatan dalam kehidupan serta begitu eratnya lingkungan sekolah dengan kehidupan anak yang sedang berada dalam masa pertumbuhan, maka perlu digalakkan upaya perawatan kesehatan sekolah dengan memaksimalkan peran perawat baik di puskesmas maupun perawat yang terlibat langsung di sekolah tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
1. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH
a. Pengertian Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku, dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008) Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P. Ananto, 2006) b. Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS) Menurut Suliha dkk (2002: 36) Tujuan UKS secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia yang berkualitas. Menurut Suliha dkk (2002: 57-58) Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan 12 prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah social lainnya. Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan, melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi), memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik dan sebagainya. c. Sasaran usaha kesehatan sekolah (UKS) Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya (Depkes, 2008).
2. ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH
A. KASUS Ners B dari puskesmas Tanjung Sari melakukan pembinaan pada SDN Jaya Sari. Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %) berusia 10-13 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami menstruasi adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah mengalami mimpi basah. Hasil wawancara dengan guru : belum ada pendidikan khusus tentang pendidikan kesehatan reproduksi di SDN Jaya Sari. Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik mengalami gigi caries. Dari hasil yang diperoleh dari angket 74,30 % peserta gigi menggosok gigi 2x sehari yaitu pada saat mandi, 12,01 % masih adanya peserta didik yang mencuci rambut seminggu sekali, 90,85 % peserta didik mencuci tangan
sebelum makan namun dari hasil wawancara kepada peserta didik (98 %) mengatakan tidak mencuci tangan sebelum makan makanan jajanan, 32,75 % kuku peserta didik dalam keadaan kotor. Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah, WC kotor dan berbau, kantin sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, runag kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk mencuci tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang diganti sehingga ditemukan jentik dalam air. Dari hasil wawancara menurut guru yang memegang bidang UKS, di SDN Jaya Sari UKS sudah 5 tahun ini belum dilakukan pembinaan dan pelatihan tentang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan perawat kecil. Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap UKS kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
B. PENGKAJIAN a. Dimensi fisik 1. Usia Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %) berusia 10-13 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami menstruasi adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah mengalami mimpi basah. 2. Genetic -
SDN Jaya Sari terdapat di wilayah Tanjung Sari Sumedang, sehingga suku yang dominan dalam populasi tersebut adalah suku Sunda dan etniknya adalah priangan.
-
Kaji kembali bagaimana proporasi siswa laki-laki dan perempuan. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah terdapat presdiposisi factor genetic, jika ada jenis apa penyakitnya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
3. Fungsi fisiologis -
Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik mengalami gigi caries.
-
Kaji kembali apakah terdapat insiden penyakit menular di SDN Jaya Sari dan apakah ada siswa yang mengalami penyakit tersebut. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana cakupan imunisasi di SDN Jaya Sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
b. Dimensi psikologis -
Di SDN Jaya Sari belum terdapat promosi kesehatan, kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
-
Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan antar siswa. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apa tipe disiplin di sekolah, apakah tipe ini tepat, dan bagaimana aplikasinya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah ada tekanan pada siswa untuk penampilan. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan orangtua dan pihak sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
c. Dimensi fisik sekolah -
SDN Jaya Sari terdapat di daerah Kecamatan Tanjung sari, terdapatnya hazard di daerah sekolah belum teridentifikasi.
-
Kondisi lingkungan sekolah, sebagai berikut : WC kotor dan berbau, kantin sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, runag kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk mencuci tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang diganti sehingga ditemukan jentik dalam air.
-
Kaji kembali apakah terdapat area untuk bermain yang aman dan apakah alat permainannya aman. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah terdapat binatang di lingkungan sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah terdapat tanaman beracun/alergic di lingkungan sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana keadaan di lingkungan sekolah, misalnya suhu ruangan (panas/dingin), penerangan dan ventilasi. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana tingkat kebisingan lingkungan sekolah tersebut. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah terdapat bahaya listrik. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
c. Dimensi sosial -
Sumber daya manusia yang ada adalah guru dan siswa.
-
Kaji kembali bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan di SDN Jaya sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah masyarakat mendukung terhadap program sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana keamanan lingkungan sekolah di SDN Jaya Sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apa latar belakang budaya yang dominan pada siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana tipe lingkungan rumah siswa dan identifikasi apakah terdapat
kemungkinan
terjadinya
kekerasan.
(Dalam
kasus
tidak
teridentifikasi) -
Kaji kembali apa latar belakang pendidikan orang tua siswa di SDN Jaya sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah terdapt siswa yang tuna wisma. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apakah terdapat konflik antargroup di populasi SDN Jaya Sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
d. Dimensi perilaku -
Pola konsumsi
-
Kaji kembali apa kebutuhan nutrisi dan status nutrisi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali apa program peningkatan kualitas nutrisi sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana pengetahuan tentang nutrisi siswa, guru dan keluarga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana kebiasaan merokok siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Latihan dan aktivitas
-
Kaji kembali bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa dan staf di sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana kesempatan dan jenis rekreasi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Kaji kembali bagaimana keamanan alat saat siswa melakukan olah raga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
-
Pengunaan pengobatan
-
Kaji kembali adakah siswa yang melakukan pengobatan rutin dalam populasi tersebut. Dan apa jenis pengobatan yang dilakukan siswa tersebut. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
e. Dimensi system kesehatan -
Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap UKS kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
-
Karena hanya ada penyediaan obat-obat dan P3K, pelayanan UKS di SDN Jaya Sari belum adekuat.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS I.
Analisa dan Sintesa Data
No.
Data
Penyebab
Masalah
1.
Pelayanan
Minimnya
Kurangnya
Data Subjektif :
pengetahuan
Dari
hasil
menurut
dari program
wawancara pengelola UKS. guru
dalam
pelayanan UKS.
yang
bertanggung jawab terhadap UKS
kegiatan
kesehatan
yang
dilakukan
sekolah
hanya penyediaan obat-obat darurat bagi P3K. Data Objektif : Hasil screening didapatkan bahwa
64,08
%
peserta
didik mengalami gigi caries. 2.
Pendidikan
Tidak
Data Subjektif :
program
Menurut
guru
adanya Kebutuhan pembinaan sekolah
dan
perawat kesehatan
SDN Jaya Sari UKS sudah 5 kecil dalam 5 tahun pengelolaan ini
belum
ada terakhir.
dilakukan pembinaan dan pelatihan
tentang
usaha
kesehatan sekolah (UKS) dan perawat kecil. Data Objektif : Hasil screening didapatkan bahwa
64,08
%
peserta
didik mengalami gigi caries. 74,30
%
peserta
didik
menggosok gigi 2x sehari yaitu pada saat mandi
akan
yang dan pelatihan tentang pendidikan
memegang bidang UKS, di UKS
tahun
pihak
dan PHBS.
tentang UKS
12,01
%
masih
adanya
peserta didik yang mencuci rambut seminggu sekali 90,85
%
mencuci
peserta tangan
didik
sebelum
makan namun dari hasil wawancara kepada peserta didik 98% mengatakan tidak mencuci
tangan
sebelum
makan makanan jajanan. 3.
Lingkungan
Rendahnya
Data Subjektif : -
pengawasan
Data Objektif :
pihak puskesmas
Kurangnya dari kesadaran sekolah
pihak terhadap
Kondisi lingkungan sekolah
kesehatan
WC kotor dan berbau.
lingkungan.
kantin sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak ditutup. ruang kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu. Tempat guru
mencuci setelah
tangan menulis
menggunakan kapur jarang diganti sehinggga ditemukan jentik dalam air.
II.
Perumusan Diagnosa Keperawatan
No.
Diagnose Keperawatan (PES)
1.
Kurangnya program dalam pelayanan UKS berhubungan dengan minimnya pengetahuan dari pengelola UKS.
2.
Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan PHBS
berhubungan dengan tidak adanya pelatihan dan pemantauan yang diberikan oleh pihak puskesmas. Kurangnya kesadaran pihak sekolah terhadap kesehatan lingkungan
3.
berhubungan dengan rendahnya pengawasan dari pihak puskesmas.
III.
Prioritas Masalah Keperawatan
Prioritas
Diagnosa Keperawatan
Skor
1.
Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan 5 PHBS berhubungan dengan tidak adanya pelatihan dan pemantauan yang diberikan oleh pihak puskesmas.
2.
Kurangnya kesadaran pihak sekolah terhadap kesehatan 3 2/3 lingkungan berhubungan dengan rendahnya pengawasan dari pihak puskesmas.
3.
Kurangnya program dalam pelayanan UKS berhubungan 2 5/6 dengan minimnya pengetahuan dari pengelola UKS.
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN SEKOLAH NO
DIAGNOSA
TUJUAN
.
KEPERAWATAN
SASARAN
RENCANA
HARI
/ TEMPAT
EVALUASI
KEGIATAN
TANGGAL
KRITERIA
1.1.Penyuluhan
Selasa,
UKS
STANDAR
KOMUNITAS 1.
Kebutuhan sekolah pengelolaan dan
pihak Setelah dilakukan Pihak tentang tindakan
sekolah
UKS keperawatan
PHBS selama 1 bulan dari
pelatihan pemantauan
adanya Pengelola dan SDN yang Sari
guru guru dan murid di
dan murid.
SDN Jaya Sari
UKS Sindang
mengetahui
diberikan oleh pihak program puskesmas.
program Maret 2011
yang terdiri UKS dan PHBS bagi
berhubungan dengan diharapkan : tidak
tentang
8 Ruang
SDN a.
Serbaguna
Sindang Sari pemeriksaan
SDN
memiliki
Sindang
program yang b.
Sari
baik
dini kesehatan
pihak
Adanya
dan pemantauan
terencana 1.2.Supervisi
Adanya
lingkungan
oleh
sekolah
puskesmas
oleh
pihak UKS
yang
tentang pelaksanaan
Pihak sekolah
sebaiknya ada di
program UKS dan
(guru
UKS
PHBS
murid)
kebersihan
memiliki
kelas, wc, dan
yang terdiri dari
kesadaran
lingkungan
guru dan murid
untuk
sekolah
mengetahui
berprilaku
b.Memperhati
tentang PHBS
hidup
Pihak
sekolah
dan a.Memelihara
bersih kanpenampila
dan sehat
n diri
2.
Kurangnya kesadaran
Setelah dilakukan Pihak sekolah
sanitasi
yang terdiri lingkungan sekolah,
SDN
penataan
air
Kepala
meliputi :
Tanjungsa
ulang
bersih
sekolah Sekolah,
pemeliharaan sarana
ri
terhadap
cukup
berhubungan dengan (kesek,
guru, guru,
fisik dan lingkungan
lingkungan
Terciptanya
rendahnya
UKS, pengelola
sekolah
sekolah
melakukan
memperbaiki
kesehatan
selama 1 bulan :
lingkungan
Pihak
pengawasan
pengelola
dari dan peserta didik) UKS,
pihak puskesmas.
Maret 2011
Pihak sekolah Memiliki melakukan
terhadap keperawatan
kesehatan
8 Ruang Serbaguna
sekolah
pihak tindakan
Penyuluhan tentang Selasa,
sarana
yang dan
dan pekarangan sekolah yang
mau
murid,
dan pengadaan
memodifikasi
pihak
di sekolah
lingkungan
sekitar
mendukung
Pihak sekolah proses
dengan
lingkungan
terciptanya
dan
pembelajaran
memperbaiki
sekolah.
lingkungan
lingkungan
yang
yang
yang
sarana
dan
yang aman
sudah ada
Terciptanya
dapat
sarana yang ada
bersih dan sehat
sekitar
di sekolah.
menganjurkan pihak
untuk
lingkungan
sekolah
untuk
memelihara
psikososial
melakukan
kerja
kebersihan
yang
sehat seluruh
Pihak sekolah
sekitar mau
mau menciptakan
membantu pihak
sama
dengan
lingkungan
bagi
sekolah
masyarakat
sekitar
sekolah
masyarakat
untuk
memelihara
dan
sekolah
untuk
memperbaiki
melakukan penataan
lingkungan
halaman,
sekolah.
pekarangan, hidup
dan
apotik pasar
sekolah yang aman. Menganjurkan pihak sekolah
untuk
menggerakan pemeliharaan
dan
pengawasan lingkungan sekolah
sekolah.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang paling utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi peran perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah. B. Saran Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah maksimal.diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan proses belajar mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Ananto, p.2006. usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.bandung: yrama widya Departemen kesehatan republik indonesia.2003.pedoman untuk tenaga kesehatan, usaha kesehatan sekolah di tingkat sekolah dasar.jakarta:depkes RI. Tim pembina UKS pusat.1996.pedoman pengembangan pembinaan UKS.jakarta:depkes RI.