Audit II (Bab 11) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN II EKA 446 A3 BAB 11



Oleh: KELOMPOK 3 NYOMAN SUTA ARTAMA



(1406305019)



I WAYAN BUDI



(1406305042)



I WAYAN ANDIKA



(1406305054)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2016



PEMBAHASAN



A.



AKUN-AKUN DAN GOLONGAN-GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keungan. Gambar dibawah menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang. gambar tersebut menunjukkan bahwa lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang antara lain : 1.



Penjualan (tunai dan kredit )



2.



Penerimaan kas



3.



Retur dan potongan penjualan



4.



Penghapusan piutang tak tertagih



5.



Penaksiran kerugian piutang



Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau cadangan kerugian piutang. Demi penyederhanaan, kita berasumsi bahwa terdapat pengendalian internal yang baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit.



1



B.



FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN TERKAIT Siklus Penjualan dan Pengumpulan piutang menyangkut keputusan dan proses yang diperlukan untuk mentransfer kepemilikan barang dan jasa kepada konsumen setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Siklus ini dimulai dengan adanya permintaan oleh konsumen dan diakhiri dengan perubahan bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas. Pada kolom dibawah sebelum menetapkan risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi, auditor harus memahami fungsi-fungsi bisnis dan dokumen-dokumen serta catatan yang digunakan dalam bisnis yang bersangkutan. Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi-fungsi Bisnis, serta Dokumen dan Catatan untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang. Golongan Transaksi Penjualan



Akun-Akun Penjualan



Fungsi Bisnis Pengolahan



Dokumen & Catatan Pesanan dari konsumen



Piutang usaha



permintaan dari



Order penjualan



konsumen



Pesanan dari konsumen atau order penjualan



Persetujuan kredit



Dokumen pengiriman Faktur penjualan



Pengiriman barang



File transaksi penjualan Jurnal penjualan



Penerimaan Kas



Pengiriman faktur



Master file piutang usaha



dan pencatatan



Daftar piutang usaha



Kas di bank



penjualan Pengolahan dan



Laporan bulanan Pengantar pembayaran



Piutang usaha



pencatatan



Daftar penerimaan kas



penerimaan kas



File transaksi penerimaan kas



Retur Penjualan



Retur penjualan



Pengolahan dan



Jurnal penerimaan kas Memo kredit



Pitang usaha



pencatatan retur



Jurnal retur penjualan



penjualan 2



Penghapusan



Piutang Usaha



Penghapusan



Formulir otorisasi



Piutang



Cadangan kerugian



piutang tak tertagih



penghapusan piutang



Beban Kerugian



piutang Beban kerugian



Penetapan kerugian



Jurnal umum



Piutang



piutang



piutang



Cadangan kerugian piutang



1. PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI  Pesanan dari pembeli yaitu suatu permintaan untuk membeli barang atau jasa yang dibuat oleh pembeli. Pesanan ini bisa diterima melalui telepon, surat, formulir cetakan yang sebelumnya dikirim kepada calon pembeli atau pelanggan, melalui pegawai penjualan, order pembelian yang diterima melalui internet, atau jaringan lain yang ada antara pemasok dan pembeli  Order penjualan yaitu dokumen untuk mmenerangkan deskripsi, kuantitas, dan informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen.



2. PERSETUJUAN KREDIT Sebelum barang dikirimkan, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit. Lemahnya praktik pemberian persetujuan kredit sering mengakibatkan kerugian di kemudian hari akibat tidak tertagihnya piutang usaha. 3. PENGIRIMAN BARANG Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus di mana perusahaan melepas asetnya.  Dokumen



pengiriman



dibuat



untuk



mengawali



pengiriman



barang,



yang



menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data lain yang relevan. Salah satu jenis dokumen pengiriman barang adalah Bill of lading yaitu 3



perjanjian tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading sering dikirimkan secara elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan secara otomatis menerbitkan faktur penjualan yang bersangkutan dan sekaligus juga ayat jurnal dalam jurnal penjualan. 4. PENAGIHAN KEPADA PEMBELI DAN PENCATATAN PENJUALAN Aspek-aspek paling penting dalam penagihan adalah :  Semua pengiriman telah dibuat penagihannya ( kelengkapan )  Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali ( keterjadian )  Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang benar ( ketelitian)  Faktur penjualan adalah suatu dokumen atau catatan elektronik yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga jual, biaya pengangkutan, asuransi, syarat penjualan, dan data relevan lainnya.  File transaksi penjualan adalah file yang dihasilkan computer yang mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu, atau sebulan.  Jurnal penjualan atau daftar penjualan adalah laporan yang dihasilkan dari file transaksi penjualan yang biasanya mencantumkan nama pembeli, tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi atau jenis produk.  Master file piutang usaha adalah file computer yang digunakan untuk mencatat penjualan , penerimaan kas , serta retur dan pengurangan harga bagi setiap pembeli dan untuk memutakhirkan saldo piutang kepada pelanggan yang bersangkutan.  Daftar Saldo Piutang Usaha adalah daftar atau laporan yang menunjukkan jumlah saldo piutang kepada setiap pelanggan pada suatu saat tertentu.  Laporan piutang bulanan adalah suatu dokumen yang dikirimkan melalui pos atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang



4



kepada pelanggan yang bersangkutan jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran tunai yang diterima, memo kredit yang diterbitkan dan saldo akhir piutang. 5. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENERIMAAN KAS 



Surat pengantar pembayaran (Remmitance advice) yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas







Daftar penerimaan kas (Prelisting) yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.







File transaksi penerimaan kas yaitu file yang dihasilkan oleh computer yang berisi semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode waktu tertentu, bisa per hari, per minggu atau per bulan.







Jurnal penerimaan kas atau daftar yaitu daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi penerimaan kas dan meliputi semua transaksi untuk suatu periode waktu tertentu.



6. PENGOLAHAN



DAN



PENCATATAN



RETUR



DAN



PENGURANGAN



HARGA PENJUALAN 



Memo kredit yaitu menunjukkan pengurangan terhadap jumlah yang akan diterima dari pembeli karena adanya retur atau pengurangan harga.







Jurnal retur dan pengurangan harga yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan harga.



7. PENGHAPUSAN PIUTANG 



Formulir otorisasi penghapusan piutang yaitu dokumen yang digunakan secara internal untuk menyatakan perintah untuk menghapus piutang yang sudah tidak dapat ditagih.



5



8. PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG Karena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk bisa menagih seluruh piutangnya 100%, prinsip akuntansi mewajibkan untuk mencatat beban kerugian piutang sejumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.



C.



METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF TRANSAKSI PENJUALAN Pemahaman Pengendalian Internal – Penjualan Penetapan Risiko Pengendalian Direncanakan– Penjualan 6



Penentuan Luas Pengujian Pengendalian Prosedur Audit



Perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memenuhi tujuan audit transaksi



Ukuran Sampel Unsur-unsur yang dipilih Saat



PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL - PENJUALAN Auditor mempelajari bagan alir yang telah dibuat klien, mengajukan pertanyaan kepada klien dengan menggunakan daftar pertanyaan pengendalian internal, melakukan transaction walkthrough untuk penjualan. PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DIRENCANAKAN - PENJUALAN Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal untuk menetapkan resiko pengendalian. Terdapat empat tahapan penting dalam penetapan risiko ini, yaitu : 1) Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menetapkan resiko pengendalian. 2) Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi yang ada pada penjualan. 3) Setelah mengidentifikasi pengendalian beserta defisiensinya, auditor menghubungkan ha tersebut dengan tujuan. 4) Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan defisiensinya untuk setiap tujuan. Pemisahan Tugas yang Memadai Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses ke 7



kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam komputer. Pengotorisasian yang Tepat Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengotorisasian transaksi penjualan, yaitu: 1. Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan terjadi. 2. Barang bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan. 3. Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan, dan potongan harus diotorisasi. Dokumen dan Catatan yang Memadai Karena setiap perusahaan memiliki sistem yang berbeda dengan perusahaan lainnya dalam melaksanakan, mengolah, dan mencatat transaksi, auditor sering menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi apakah setiap prosedur klien dirancang untuk mencapai pengendalian maksimum. Meskipun demikian, prosedur pencatatan yang memadai harus ada sebelum tujuan audit transaksi bisa dipenuhi. Dokumen Bernomor – Urut Tercetak (Prenumbered) Dimaksudkan untuk mencegah kesalahan dalam pembuatan faktur atau pencatatan penjualan dan terjadinya penagihan atau pencatatan ganda. Pemberian nomor urut tercetak ini harus dibarengi dengan pertanggungjawaban pemakaian dokumen secara periodik. Petugas pembuatan faktur harus menyimpan tembusan satu lembar dokumen pengiriman barang secara urut nomor setelah suatu pengiriman barang dibuat fakturnya dan ada petugas lain yang secara periodik memeriksa pertanggungjawaban semua nomor dokumen dan melakukan penyelidikan apabila ada nomor yang hilang.



Laporan Piutang Bulanan



8



Berguna untuk pengawasan karena mendorong konsumen untuk memberi komentar apabila saldo yang tercantum dalam laporan tidak sesuai dengan saldo menurut pembukuan konsumen. Prosedur Verifikasi Internal Program komputer atau personil yang independen harus memeriksa bahwa pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi keenam tujuan audit transaksi. PENENTUAN LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN Luas pengujian pengendlian tergantung pada efektifitas pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi resiko pengendalian. PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN UNTUK PENJUALAN Untuk setiap pengendalian kunci, harus dirancang satu atau lebih pengujian pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Pada kebanyakan audit, penentua sifat pengujian pengendalian biasanya mudah. Pengujian pengendalian yang tepat untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada observasi atas aktivitas yang dilakukan oleh auditor atau dengan melalui pengajuan pertanyaan kepada personil klien. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF UNTUK PENJUALAN Dalam memutuskan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan sejumlah prosedur yang berlaku untuk setiap audit tanpa memperhatikan keadaan tertentu, sedangkan prosedur yang lain akan diterapkan tergantung pada baik buruknya pengendalian dan hasil dari pengujian pengendalian. Penjualan yang Tercantum dalam Pembukuan Sungguh-sungguh Terjadi Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi : a. Penjualan yang tercatat dalam tidak ada pengiriman barangnya. b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali c. Pengiriman dilakukan kepada konsumen fiktif dan dicatat sebagai penjualan.



9



Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan. Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar karena akan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba. Transaksi Penjualan yang Terjadi Telah Dicatat Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya, auditor bisa menelusur suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian pengiriman ke duplikat faktur penjualan yang bersangkutan dan ke jurnal penjualan. Penjualan Dicatat Dalam Pembukuan Tanpa Pengiriman Barang Auditor dapat memilih suatu sampel ayat jurnal dalam jurnal penjualan dan mencocokkannya ke dokumen pengiriman barang serta dokumen pendukung lainnya untuk memastikan bahwa penjualan sungguh-sungguh terjadi. Penjualan Dicatat Lebih Dari Sekali Pencatatan double penjualan dapat ditemukan dengan mereview daftar penjualan yang telah dicatat dengan memperhatikan nomor dokumennya untuk memastikan tidak ada nomor yang mucul dua kali. Pengiriman Dilakukan Pada Konsumen Fiktif Kecurangan semacam ini biasanya terjadi hanya apabila personil pencatat penjualan juga berwenang melakukan pengiriman barang.



Dedisiensi pada pengendalian internal



menyebabkan sulit untuk mendeteksi pengiriman fiktif. Transaksi Penjualan Yang Telah Dicatat Pada kebanyakan audit, pengujian substantive transaksi sering tidak dilakukan untuk tujuan kelengkapan. Hal ini disebabkan karena karena lebih saji asset dan laba dari transaksi lebih besar kemungkinan terjadinya dibandingkan dengan kurang saji, dan lebih saji juga merupakan sumber risiko yang lebih besar. Arah Pengujian Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua adalah untuk transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ). Penjualan Telah Dicatat dengan Teliti



10



Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal – hal berikut : a. Jumlah barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlah barang yang dipesan. b. Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang dikirimkan. c. Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi. Transaksi Penjualan Telah Dimasukkan Ke Dalam Master File Dan Diikhtisarkan Denga Benar Dimasukkannya semua transaksi penjualan ke dalam master file piutang usaha merupakan hala yang sangat penting karena ketelitian catatan ini mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih semua piutang yang belum diterima pembayarannya. Penjualan Dikelompokkan Dengan Benar Auditor biasanya menguji kebenaran pengelompokan penjualan sebagai bagian dari pengujian ketelitian. Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk memastikan ketelitian pengelompokan dari suatu transaksi dan membandingkan sengan akun yang sesungguhnya digunakan dalam pencatatan. Penjualan Dicatat Dalam Tanggal Yang Benar Penjualan harus ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah pengiriman barang dilakukan, untuk mencegah terjadinya kekeliruan tak sengaja, misalnya lupa dibubuhkan.



D.



RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJULAN Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif. Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir



11



tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika yang sma untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substansif atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya. E.



METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN Untuk penerimaan kas,



auditor



menggunakan metodologi



perancangan pengujian



pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.



Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini : a. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit b. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk mendukung pengurangan resiko pengendalian c. Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi setiap tujuan. MENENTUKAN APAKAH PENERIMAAN KAS TELAH DICATAT Penggelapan kas akan sulit untuk dideteksi auditor apabila ha tersebut terjadi sebelum kas dicatat dalam jurna penerimaan kas atau daftar kas lainnya, terutama apabila penjualan dan penerimaan kas dicatat secara bersamaan. Untuk mencegah terjadinya hal semacam ini, maka banyak perusahaan menerapkan pengendalian internal melalui penelusuran pengantar pembayaran bernomor urut tercetak atau daftar penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku pembantu piutang usaha sebagai pengujian substantif. PENGUJIAN PENERIMAAN KAS



12



Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah pengujian penerimaan kas ( proof of cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan dan pos – pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan.



PENGUJIAN UNTUK MENEMUKAN LAPPING PIUTANG USAHA Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang menangani penerimaan kas dan kemudian memasukkannya kedalam system computer. Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan penerimaan kas kedalam system. Penggelapan ini dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggalyang ditunjukkan pada remmitance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.



F.



PENGAUDITAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih adalah kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi kejadian ). Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alas an pelanggan tidak mampu membayar. TAMBAHAN PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO AKUN SERTA PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN



13



Pengendalian internal yang berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian serta pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transaksi. Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak serta kewajiban dan empat tujuan penyajiannya serta pengungkapan. PENGARUH



HASIL



PENGUJIAN



PENGENDALIAN



DAN



PENGUJIAN



SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substansif atas rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih. REFERENSI Jusup, Haryono. 2014. Auditing. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.



14