Audit Proses Pembelian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Audit Proses Pembelian I. PENGAKUAN DAN PROSES PEMBELIAN Pada bab ini akan membahas audit proses pembelian untuk audit atas laporan keuangan, konsep yang dicakup dengan review konsep pengakuan beban dan kewajiban dengan penekanan khusus pada kategori beban. Fokus utama dari bab ini adalah audit proses pembelian untuk audit atas laporan keuangan Pengakuan Beban dan Kewajiban Beban adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan dating yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban saat ini dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan menstransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lalu. Topik-topik berikut yang terkait dengan proses pembelian : • Jenis-jenis transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh • Jenis-jenis dokumen dan catatan • Fungsi-fungsi utama • Pemisahan tugas fungsi Jenis-jenis Transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh Tiga jenis transaksi yang khususnya terdapat dalam proses pendapatan adalah : • Pembelian barang dan jasa secara tunai atau kredit • Pembayaran kewajiban yang timbul dari transkasi pembelian • Retur barang kepada pemasok secara tunai atau kredit Jenis-jenis dokumen dan catatan Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses pendapatan : 1. Permintaan Pembelian (Purchase Requisition) Merupakan dokumen permintaan barang atau jasa dari individual atau departemen yang berwenang dalam perusahaan. 2. Pesanan Pembelian (Purchase Order) Dokumen ini mencantumkan deskripsi, kualitas, dan kuantitas, atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak dibeli. 3. Laporan Penerimaan (receiving report) Dokumen ini mencatat penerimaan barang. 4. Faktur Vendor (Vendor Invoice) Dokumen ini merupakan tagihan dari vendor. 5. Voucher Dokumen ini seringkali digunakan perusahaan untuk mengawasi pembayaran atas perolehan barang dan jasa. 6. Register Voucher/Jurnal pembelian ( voucher register/purchases journal) Register voucher digunakan untuk mencatat voucher barang dan jasa. 7. Buku besar pembantu utang usaha (Accounts payable subsidiary ledger) Jika jurnal pembelian digunakan, buku besar pembantu mencatat transaksi dan saldo utang ke vendor. 8. Laporan vendor (vendor statement) 9. Cek (check) Dokumen ini, yang ditandatangani oleh pegawai yang berwenang merupakan alat pembayaran barang atas jasa. 10. Jurnal Pengeluaran kas/register cek ( cash disbursements journal/check register) Jurnal ini mencatat pengeluaran yang dilakukan dengan cek.



Fungsi – fungsi utama Tujuan pokok proses pembelian adalah memperoleh barang dan jasa pada harga yang terendah, dengan kualitas dan jasa yang sesuai dengan persyaratan dan menggunakan sumber dana kas untuk membayar barang dan jasa tersebut secara efektif. 1. Permintaan (Requisitioning) Fungsi pertama pada proses pembelian adalah permintaan barang atau jasa oleh pegawai yang memilikiwewenang dari berbagai departemen atau area fungsional dalam entitas. 2. Pembelian (Purchasing) Fungsi pembelian melaksanakan pesanan pembelian yang sudah diotorisasi. 3. Penerimaan (Receiving) Fungsi penerimaan bertanggung jawab atas penerimaan, perhitungan, dan pemeriksaan barang yang diterima dari vendor. 4. Pemrosesan Faktur (Invoice Prosessing) Departemen utang usaha memproses faktur untuk memastikan barang dan jasa yang diterima di catat sebagai aktiva atau beban bersamaan dengan pengakuan kewajiban yang timbul. 5. Pengeluaran (Disbursement) Fungsi pengeluaran bertanggungjawab untuk menyiapkan dan menandatangani cek yang akan di bayarkan ke vendor. 6. Utang usaha ( Account Payable) Departemen utang usaha bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh faktur vendor, pengeluaran kas, dan penyesuaian telah di catat dalam catatan utang usaha. 7. Buku Besar (General Ledger) Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pembelian adalah untuk memastikan bahwa seluruh pembelian, pengeluaran kas dan utang telah diakumulasikan, diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat. Pemisahan Tugas Kunci Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi –fungsi permintaan, pembelian dan penerimaan harus terpisah dari fungsi-fungsi pemrosesan faktur, utang usaha, dan buku besar. II. PENENTUAN RISIKO BAWAAN Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait. Risiko salah saji demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain. Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana. Uang tunai lebih mudah dicuri daripada persediaan batu bara. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal dart estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data berupa fakta. Faktor ekstern juga mempengaruhi risiko bawaan. Sebagai contoh, perkembangan teknologi mungkin menyebabkan produk tertentu menjadi usang, sehingga mengakibatkan sediaan cenderung dilaporkan lebih besar. Di samping itu, terhadap faktor-faktor tersebut yang khusus menyangkut saldo akun atau golongan transaksi tertentu, faktor-faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi mungkin mempengaruhi risiko bawaan yang berhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Faktor yang terakhir ini mencakup, misalnya kekurangan modal kerja untuk melanjutkan usaha atau penurunan aktivitas industri yang ditandai oleh banyaknya kegagalan usaha. III. PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN



Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern. IV. PROSEDUR PENGENDALAIAN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN TRANSAKSI PEMBELIAN DAN TRANSAKSI TERKAIT Apabila auditor memahami aktivitas-aktivitas investasi dan sifat bisnis klien, maka aktivitasaktivitas pembelian klien dapat diperkirakan. Tabel 4.1 menunjukan beberapa contoh prosedur analitis beserta penjelasan tentang problem yang dapat diidentifikasi oleh masing-masing prosedur. Rasio atau Rumus Manfaat dalam Audit Informasi Keuangan Lain Aliran kas bebas Aliran kas dari Aliran kas bebas negatif menunjukan operasi dikurangi kebutuhan akan dan taksiran jumlah pengeluaran modal pembelian yang diperlukan untuk penurunan kas dan investasi. Utang berbunga Utang berbunga: Total Menunjukan kewajaran proporsi utang terhadap total aktiva perusahaan yang bisa dibandingkan dengan aktiva pengalaman tahun lalu atau data industri. Ekuitas pemegang Ekuitas pemegang Menunjukan kewajaran proporsi ekuitas saham terhadap saham: Total aktiva perusahaan yang bisa dibandingkan dengan total aktiva pengalaman tahun lalu atau data industri. Pembanding antara Apakah ROA > Apabila perusahaan mampu untuk persentase laba tambahan cost utang? menghasilkan persentase tingkat laba bersih terhadap aktiva yang lebih tinggi daripada kenaikan cost (ROA : return of pinjaman, maka hal ini merupakan petunjuk asset) dengan ROA = [laba bersih + bahwa perusahaan bisa menggunakan kenaikan cost utang {bunga x (1 - tarif pembelanjaan utang untuk menambah pajak)}] / rata-rata aktiva dan laba perusahaan. total aktiva. Laba bersih (laba bersih - dividen Menguji kewajaran ekuitas pemegang terhadap ekuitas preferen): rata-rata saham pada tingkat laba dan struktur saham biasa ekuitas saham biasa. keuangan saat ini. Aliran kas dari Aliran kas dari Merupakan pengujian tentang kemampuan operasi terhadap operasi: (bagian utang perusahaan untuk memenuhi kewajiban bagian utang jangka jangka panjang yang keuangannya. Rasio lebih kecil dari 1 panjang yang jatuh harus dilunasi dalam memberi petunjuk adanya masalah tempo dalam waktu waktu yang tidak likuiditas. tidak lebih dari satu lebih dari satu tahun + tahun dividen) Perbandingan laba Laba sebelum bunga Merupakan pengujian tentang kemampuan terhadap bunga dan pajak: (biaya perusahaan untuk menghasilkan laba guna bunga + bunga menutup cost pinjaman. Rasio lebih kecil dikapitalisasi) dari 1 memberi petunjuk bahwa laba perusahaan tidak cukup untuk menutup biaya keuangan. Biaya bungan (biaya bunga + bunga merupakan pengujian kewajaran tentang



terhadap bunga



utang dikapitalisasi): rata- biaya bungan menurut pembukuan yang rata utang berbungan. seharusnya tidak lebih besar dari rata-rata cost modal pinjaman.



Tabel 4.1: Prosedur analitis yang biasa digunakan dalam siklus pembelian Prosedur analitis dapat memberi indikasi tentang kebutuhan pembelanjaan perusahaan klien, kemampuan untuk melunasi utang-utangnya serta kewajaran biaya bunga (baik bunga yang diperlakukan sebagai biaya maupun yang dikapitalisasi). Fungsi-fungsi pembelian dan aktivitas pengendalian yang bersangkutan dengan siklus pembelian adalah sebagai berikut: ? Pemberian otorisasi atas obligasi dan modal saham. Dewan komisaris biasanya memberi otorisasi berdasarkan atas perencanaan stratejik dan aktivitas investasi perusahaan. ? Penerbitan obligasi dan modal saham. Penerbitan dilakukan sesuai dengan otorisasi yang diberikan dewan komisaris dan peraturan hokum yang berlaku dan hasil penerbitan disetorkan ke bank secara utuh; sertifikat obligasi dan saham harus diamankan secra khusus. ? Pembayaran bunga obligasi dan dividen tunai. Pembayaran dilakukan terhadap penerima yang berhak sesuai dengan otorisasi dewan komisaris dan manajemen. ? Pelunasan dan pembelian kembali obligasi dan modal saham. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan sesuai dengan otorisasi dewan komisaris; saham yang dibeli kembali harus diamankan secara fisik. ? Pencatatan transaksi pembelanjaan. Transaksi-transaksi dicatat dengan benar, beik mengenai jumlah, penggolongannya maupun periode akuntansinya sesuai dengan otorisasi dan dokumen pendukung. Apabila auditor akan menerapkan strategi audit dengan penetapan tingkat risiko pengendalian pada tingkat maksimum atau tinggi maka auditor harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai sistem pengendalian untuk merencanakan audit dengan strategi tersebut. Oleh karena itu, auditor harus mendapatkan dan mendokumentasikan pemahamannya tentang setiap komponen pengendalian yang akan berpengaruh terhadap siklus pembelian seperti uraian di atas. Dengan pengetahuan itu, auditor harus bisa mengidentifikasi salah saji potensial atas asersi-asersi siklus pembelian, menentukan tingkat risiko deteksi bisa diterima dan merancang pengujian substantif.



Asersi Keterjadian



Kemungkinan Salah Saji Pembelian dicata diterimat, barang atau jasa belum dipesan atau diterima.



Prosedur Pengendalian Pemisahan tugas



Pengujian Pengendalian Amati dan evaluasi pemisahan tugas yang memadai.



Pembelian tidak dicatat tanpa pesanan pembelian dan laboran Uji penerimaan yang disetujui. dsmpel voucheruntuk keberadaan pesanan pembelian dan Memperhitungkan urutan dokumen penerimaan nomor laboran penerimaan yang diotorisasi; jira dan voucher. aplikasi TI, periksa pengendlaian aplikasi. Review dan Uji prosedur klien atas Pembatalan dokumen perhitungan urutan



nomor laboran penerimaan danvoucher; jika aplikasi TI, periksa pengendalian aplikasi Periksa voucheryang telah dibayar dan dokumen pendukungnya atas indikasi pembatalan. Kelengkapan Pembelian Memperhitungkan urutan Review dan uji dilakukan tetapi nomor pesanan pembelian, prosedur klien atas tidak dicatat laporan penerimaan, perhitungan urutan danvoucher. nomor pesanan, pembelian, laporan penrimaan, Laporan penerimaan sesuai danvoucher, jika dengan faktur vendor dan aplikasi TI periksa dicatat dalam jurnal pembelian pengenalian aplikasi Telusuri sampel laporan penerimaan ke faktur, vendor, dan voucher. Otorisasi Pembelian barang Persetujuan atas perolehan Review otorisasi atau jasa tidak sesuai dengan otorisasi batas batas dana klien atas diotorisasi. dana. perolehan. Permintaan pembelian dan pesanan pembelian disetujui.



Pembelian atas Prosedur penawaran kompetitif barang dan jasa dilakukan pada harga atau persyaratan yang tidak diotorisasi.



Periksa permintaan pembelian atau pesanan pembelian atas persetuuan yang pantas; jika aplikasi TI digunakan atas pesanan otomatis, periksa pengendalian aplikasi. Review prosedur penawaran kompetitif lain.



Tabel 4.2: Ringkasan Asersi, Kemungkinan Salah Saji, Prosedur Pengendalian, dan Pengujian Pengendalian untuk Transaksi Pembelian



Asersi Akurasi



Kemungkinan Prosedur Pengendalian Pengujian Pengendalian Salah Saji Gaktur vendor Akurasi matematis atas faktur Hitung kembali akurasi



tidak diberi harga yang tepat atu ada kesalahan perhitungan.



Transaksi pembelian tidak dibukukan ke jurnal pembelian atau catatan pembantu utang usaha Nilai dalam jurnal pembelian tidak dibukukan dengan benar ke buku besar



Pisah Batas Transaksi pembelian dicatat pada periode yang salah



Klasifikasi



Transaksi pembelian tidak dikalsifikasikan dengnan benar



vendor diverifikasi



matematis faktur vendor Cocokkan informsi pada Pesanan pembelian sesuai sampel paketvoucher atas dengan laporan penerimaan produk, kuantitas, dan dan faktur vendor atas harga produk, kuantitas, dan harga Periksa Voucher direkonsiliasi ke rekonsiliasivoucher dengan daftar utang usaha harian laporan utang usaha harian; jika aplikasi TI, periksa pengendlaian aplikasi Periksa rekonsiliasi ayatPembukuan harian ke jurnal ayat dalam jurnal pembelian direkonsiliasi pembelian dengan ayat-ayat dengan pembukuan ke catatan dalam catatn pembantu pembantu utang usaha utang usaha; jika aplikasi TI, periksa pengendalian Register voucher atau catatan aplikasi pembantu utang usaha Review rekonsiliasi catatn direkonsiliasi ke akun pembantu dnegan akun pengendali buku besar pengendali buku besa; jika aplikasi TI, periksa Voucher direkonsiliasi dengan pengendalian aplikasi daftar utang usaha harian Uji sampel rekonsiliasi harian Seluruh dokumen penerimaan Bandingkan tanggal pada dikirm ke departemen utang dokumen penerimaan uaha secara harian dengan tanggal pada voucher-nya. Keberadaan prosedur yang mensyaratkan pencatatan pembelian dengan segera setelah barang atau jasa diterima Bagan akun



Bandingkan tangal pada voucher dengan tanggal pencatatan transaksi tersebut di jurnal pembelian. Review jurnal pembelian dan buku besar atas kebenarannya



Persetujuan independen Periksa sampel voucher danreview akun yang untuk ketepatan klasifikasi. dibebani oleh perusahaan Tabel 4.3: Ringkasan Asersi, Kemungkinan Salah Saji, Prosedur Pengendalian, dan Pengujian Pengendalian untuk Transaksi Pembelian (Terakhir).



Asersi Keterjadian



Kemungkinan Prosedur Pengendalian Salah Saji Pengungkapan kas Pemisahan tugas



Pengujian Pengendalian Amati



dan



evaluasi



dicatat tetapi tidak dilakukan



kememadaian pemisahan tugas Laporan vendor di- Review prosedur klien review secara independen dan atas rekonsiliasi laporan direkonsiliasi ke catatan investor utang rekonsiliasi.



Rekonsiliasi bank dibuat Review klien untuk di-review setiap bulan rekonsiliasi bank bulan untuk indikasi penelaahan independen Kelengkapan Pengeluaran kas Sama dengan di atas Sama dengan di atas dilakukan tetapi Memperhitungkan urutan Review dan uji tidak dicatat nomor cek prosedur klien atas urutan nomor cek; jika aplikasi TI, uji pengendalian aplikasi Pengeluaran kas harian direkonsiliasi dengan Review prosedur pembukuan di catatan rekonsiliasi harian pembantu utang usaha pengeluaran kas dengna pembukuan di catatan pembantu utang usaha; jika aplikasi TI, uji pengendalian aplikasi Otorisasi Pengeluaran kas Pemisahan tugas Evaluasi pemisahan tidak diotorisasi tugas Cek disiapkan hanya setelah Periksa indikasi seluruh dokumen sumber persetujuan dalma telah disetujui secara paket voucher independen



1. B.



TRANSAKSI YANG TERJADI



2. Pembelian Tunai 3. Pembelian Kredit 4. Pembayaran Uang Muka Pembelian 5. Potongan Pembelian 6. Retur Pembelian 7. Pelunasan Utang



4.1SIFAT SIKLUS PENGELUARAN Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah 1). Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian. 2) melakukan pembayaran – transaksi pengeluaran kas.



JURNAL Debet Kredit



Kredit



Persediaan barang dagangan Persediaan bahan baku



Debet



Hutang Usaha



Kas Diskon



pembelian Pembelian pembelian Biaya dibayar dimuka



Aktiva Tetap Aktiva Lainnya



Retur



Pembelian



Pembayaran Kas



4.2TUJUAN AUDIT SIKLUS PENGELUARAN Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit. Gambar 4.1 Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus Pengeluaran



Kategori Asersi Eksistensi atau Kejadian



Kelompok Transaksi Atau Saldo Transaksi



Saldo



Tujuan Audit Spesifik



Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama periode berjalan (EO1). Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama periode berjalan kepada pemasok dan kreditor (E02). Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca (E03).



Kelengkapan



Transaksi



Saldo



Hak dan Kewajiban



Transaksi



Semua pembelian (Cl) dan pengeluaran kas (C2) yang dilakukan selama periode beijalan telah dicatat.



Hutang usaha meliputi semua jumlah yang temtang kepada pemasok barang dan jasa per tanggal neraca (C3). Perusahaan bertanggung jawab atas hutang yang berasal dan pencatatan transaksi pembelian (Ri). Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan per



Saldo Penilaian atau Alokasi



Transaksi



tanggal neraca (R2). Semua transaksi pembelian (VAI) dan pengeluaran kas (VA2) telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan



dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar. Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan telah sesuai dengan GAAP (VA4). Saldo Penyajian dan Pengungkap an



Transaksi



Saldo



Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2) mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk kiasifikasi dan pengungkapannya yang berkaitan. Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah diidentifikasi dan dikiasifikasikan dengan benar dalam laporan keuangan. Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat berkaitan dengan komitmen, kewajiban kontinjen, dan penjaminan serta hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PD5).



4.3 PEMAHAMAN BISNIS KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Akan Membantu Auditor Dalam Memahami Risiko Bisnis Klien Pemahaman tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang : 1.



Materialitas



Materialitassiklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan. Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti persediaan, properti, pabrik dan peralatan, serta jenis beban utama yang secara individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi ini, auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang material dalam laporan keuangan. 2.



Risiko inheren



Risiko inheren dalam siklus pengeluaran. Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitasn dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran.



3.



Resiko Prosedur Analitis



Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis merupakan resiko deteksi bahwa prosedur tersebut akan gagal dalam mendeteksi kekeliruan dan kesalahan pengujian.



Gambar 4-2 Prosedur Analisis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus Pengeluaran Rasio



Rumus



Signifikansi Audit



Jumlah Hari Perputaran Hutang Usaha



Rata-rata Hutang Usaha ÷ Pembelian x 365



Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan.



Harga pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha



Harga Pokok Penjualan ÷ Hutang Usaha



jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah kebijakan pembayarannya



Hutang sebagai porsentase dari Total Akttiva



Hutang Usaha ÷ Total Aktiva



Saldo hutang usaha di luar neraca bermanfaat dalam membandingkannya dengan data industri. Penurunan rasio ini yang signifikan dapat menunjukkan masalah kelengkapan.



Rasio Lancar (Curient Ratio)



Aktiva Lancar



Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.



Rasio Cepat (Quick



Aktiva Moneter Lancar ÷



Ratio)



Kewajiban Moneter Lancar



÷ Kewajiban Lancar



Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah ke1engkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.



Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal a. Lingkungan Pengendalian Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan :



1. Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja peruahaan. 2.



Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview.



3.



Keputusan yang didasarkan atas laporan itu.



4. Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan utama. b. Penilaian Risiko Manajemen Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut : · Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian. ·



Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.



· Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting. ·



Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.



·



Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.



· Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai. c. Informasi dan komunikasi Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi : § Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali. § Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang dikembalikan. § Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian. § Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa. d. Pemantauan Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila berlaku, mencakup : o Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan.



o Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya. o Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran. e. Penilaian awal atas risiko pengendalian Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Dalam kasus ini, auditor dapat memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan. Bukti yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi. 4.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIAN Ada dua jenis pengendalian komputer, yaitu : o Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer. o Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran. Dokumen Dan Catatan Yang Umum Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana tabeltabel tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi: · Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian. · Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut. · Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok. · Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut. · Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah



diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salian permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjual, dan voucher yang sesuai—semua dokumentasi yang mendukung transaksi pembelian. · Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi tentang transaksitransaksi yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer. · Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama hari itu. · Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat persetujuan untuk dibayar. · File induk pernasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan serta melakukan pembayaran kepadanya. · File pesanan penibelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima. · File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan yang diterima dari pemasok. · File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang usaha, persediaan, serta buku besar · File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha. · File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer. Fungsi-Fungsi Pemprosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut: 1. Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi: ·



Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.



·



Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.



·



Pembuatan pesanan pembelian.



2. Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup: ·



Penerimaan barang



·



Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.



·



Pengembalian barang ke pemasok.



3. Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi: ·



Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.



·



Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.



4.5 AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENGELUARAN KAS



Dokumen dan Catatan Yang Umum Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemprosesan transaksi pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut: Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee. Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari bersangkutan. File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk pempostingan ke file induk hutang usaha dan buku besar. Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya Fungsi-fungsi. Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan juga melakukan pencatatan pengeluaran kas. Pembayaran Utang dan Pencatatan Pengeluaran Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk memutuskan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuhnya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Komputer bisa diprogram untuk memilih voucher-voucher yang jatuh tempo pada setiap



hari dari file induk utang dagang dan laporan ini direview untuk menentukan utang nama yang harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi pada kas. Perolehan Pemahaman dan Penilaian Resiko Pengendalian Auditor harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi untuk merencanakan audit, yaitu auditor harus memiliki pemahaman yang cukupa agar mampu mengidentifikasikan jenis-jenis salah saji yang potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, dan merancang pengujian subtantif jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah untuk suatu asersi.



Jika auditor merencanakan menilai resiko pengendalian pada tingkat yang sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian internal



Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka ia biasanya harus (1) menguji keefektifan pengendalian umum, (2) menggunakan teknik audit berbantuan komputer (3) menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram. Pengujian subtantif atas saldo hutang usaha Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan.



SIKLUS PENGELUARAN LANJUTAN 5.1PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN DETAIL Utang dagang dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menyebabkan bertambahnya saldo dan transaksi pengeluaran kas yang menyebabkan berkurangnya saldo tersebut. Sehingga risiko pengujian detil untuk asersi utang dagang dipengaruhi oleh risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang ada pada kelompok transaksi tersebut. Tingkat risiko deteksi diperlukannya bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi-asersi kelengkapan, penyajian dan pengungkapan dibandingkan dengan asersi-asersi lainnya sesuai dengan metologi yang digunakan auditor dalam menetapkan risiko. 5.2PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF



tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit atas pengujian substantif Perancangan pengujian subtantif meliputi : 5.3PROSEDUR AWAL Pengujian audit selalu diawali dengan usaha mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan usaha klien. Pemahaman tentang seberapa signifikan siklus pembelian dalam perusahaan klien. Pemahaman tentang pemicu kemajuan ekonomi, luasnya bisnis pemasok. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas utang dagang adalah melakukan penelusuran saldo awal ke kertas kerja tahun lalu, dan menggunakan perangkat lunak audit digeneralisasi untuk memeriksa selintas rekening utang dagang guna melihat kemungkinan adanya pendebetan atau pengkreditan yang tidak biasa, dan untuk mendapatkan daftar utang dagang per tanggal neraca beserta masing-masing saldonya. 5.4PROSEDUR ANALITIS Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk menaksir saldo utang dagang dan menetapkan hubungan antara utang dagang dengan rekeningrekening kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap akhir bertujuan menjamin bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil adalah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan. 5.5PENGUJIAN DETIL TRANSAKSI Dalam melaksanakan pengujian, auditor menitikberatkan pada usaha medeteksi kurang saji dalam pencatatan utang dan utang yang tidak dicatat. Seberapa luas pengujian tergantung pada tingkat risiko deteksi pada masing-masing asersiasersi bersangkutan. a. Pencocokan Utang dalam Pembukuan ke Dokumen Pendukung Dalam pengujian ini, pengkreditan dalam rekening utang dagang dicocokkan ke dokumen pendukung yang ada pada arsip klien, seperti faktur penjual, laporan penerimaan barang dan order pembelian. Pendebetannya dicocokkan ke dalam dokumen pengeluaran kas, seperti bukti pengeluaran cek, memo dari penjual dan potongan lainnya. Pengujian ini akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan empat dari lima asersi,terkecuali asersi kelengkapan. b. Pengujian Pisah Batas Pembelian Bertujuan untuk memastikan bahwa pembelian yang terjadi di seputar tanggal tutup buku telah dicatat pada periode yang tepat. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk masa lima sampai 10 hari sebelum atau sesudah tanggal tutup buku. Bukti dari pengujian ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau



ketersediaan dan asersi kelengkapan utang dagang. Dalam melaksanakan pengujian ini auditor harus menentukan bahwa pisah batas yang tepat telah dilakukan pada saat klien melakukan perhitungan fisik persediaan maupun dalam pencatatan transaksi pembelian c. Pengujian Pisah Batas Pengeluaran Kas Pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui observasi langsung atau review atas dokumen-dokumen intern. Penelusuran juga dapat dilakukan dengan menelusuri cek-cek dibayar dalam periode waktu beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca ke tanggal pencatatan cek tersebut dalam pembukuan. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini juga berkaitan dengan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi kelengkapan utang dagang. d. Pencarian utang tidak dicatat Terdiri dari prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban per tanggal neraca yang dicatat. e. Pembayaran kemudian. Pemeriksaan atas pembayaran-pembayaran kemudian terdiri dari pemeriksaan atas cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Pengujian ini dilakukan sampai dengan akhir tanggal pekerjaan lapangan untuk memperbesar kemungkinan memperoleh bukti tentang utang secara sengaja atau kurang teliti sehingga tidak dimasukkan kedalam utang pada tanggal laporan keuangan. f.



Prosedur-prosedur lain.



Dokumen-dokumen pendukung utang yang telah dicatat, tetapi masih belum dibayar sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan juga harus diperiksa dengan pengujian. Prosedur-prosedur yang bisa membawa pada pembuktian adanya hutang tidak dicatat, meliputi: menyelidiki order pembelian yang tidak lengkap dokomen pendukung lainnya, mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi dan pembelian tentang utang yang tidak dicatat, mereview anggaran aktiva tetap,perintah kerja dan kontrak pembangunan untuk mencari bukti adanya utang yang tidak dicatat.



5.6PENGUJIAN DETIL SALDO Pengujian ini meliputi dua kategori, yaitu: a. Konfirmasi Utang Dagang Pengiriman konfirmasi dalam audit terhadap utang dagang tidak merupakan prosedur yang harus dilakukan auditor. Prosedur ini bersifat opsional karena 1) konfirmasi tidak dapat menjamin bahwa utang yang tidak dicatat dapat



terdeteksi 2) bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan dari penjual biasanya telah tersedia untuk sebagian besar utang. Auditor harus mengawasi pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi dan harus menerima jawaban secara langsung dari respoden. Dalam mengkonfirmasi utang dagang, auditor harus menghendaki agar kreditur menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan jumlah menurut klien. Pengujian ini menghasilkan bukti untuk semua asersi utang dagang, namun demikian pembuktian yang dihasilkan dari asersi kelengkapan hanya terbatas karena adanya kemungkinan kesalahan dalam mengidentifikasi pemasok yang dikirimi konfirmasi disebabkan klien tidak mencatat utang tertentu b. Merekonsiliasi Utang yang Tidak Dikonfirmasi ke laporan dari pemasok Pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai dalam arsip klien. Jika demikian, maka jumlah yang terutang kepada pemasok menurut catatan klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini sama dengan yang yang diperoleh melalui prosedur konfirmasi, hanya saja kurang dapat diandalkan karena laporan yang dikirim pemasok kepada klien, tidak langsung kepada auditor. c. Pembandingan Penyajian Utang di Neraca dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum Utang dagang harus diidentifikasi dengan benar dan dikelompokkan sebagai kewajiban lancar. Apabila saldo utang dagang mencankup pembayaran di muka kepada pemasok untuk pesanan barang dan jasa yang baru dikirimkan di kemudian hari dalam jumlah material maka jumlah pembayaran dimuka direklasifikasi. Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan manajemen dalam laporan keuangan harus dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh prinsip akuntansi berlaku umum. PEMBELIAN Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat pembeklian barang dagang. RETUR PEMBELIAN DAN PENGURANGAN HARGA Akun retur pembelian merupakan akun yang digunakan untuk mencatat pngembalian kembali barang dagang yang telah dibeli. Hal ini mungkin disebabkan karena barang tidak sesuai dengan pesanan, barang rusak. Sedangkan akun Pengurangan Harga merupakan akun yang digunakan untuk mencatat pengurangan harga yang diterima dari suplier karena barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan atau ada yang rusak, tanpa adanya pengembalian barang. Kedua akun di atas sering dijadikan satu menjadi "Retur Pembelian dan Pengurangan Harga". POTONGAN PEMBELIAN Yaitu potongan yang diterima dari suplier karena melunasi utang pada masa pemberiaan potonfgan. Misalnya syarat pembelian 2/10, n/30, yang artinya jika perusahaan membayar utang dalam jangka waktu 10 hari atau kurang akan diberikan potongan 2% dari harga faktur dari supplier. ONGKOS ANGKUT PEMBELIAN



Akun yang digunakan untuk mencatat transaksi pembebanan biaya angkutan yang timbul karena pembelian barang dagang.



Berikut pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum menggunakan metode fisik:



2.



Metode



Perpetual



Metode ini biasa digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dagangannya dengan tarif yang relatif mahal. Dalam metode ini akan mendebet akun persediaan barang dagangan (sesuai harga beli / harga perolehan) apabila terjadi transaksi pembelian barang dagangan, dan jika terjadi transaksi penjualan makan akan mencatat akun persediaan barang dagangan di kredit



(sebesar



harga



pokoknya).



Berikut pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum menggunakan metode perpetual:



Dari kedua metode pencatatan di atas, metode yang lebih mudah penyelenggaraannya adalah metode periodik. Namun, metode perpetual memiliki ketepatan dan kecepatan informasi yang lebih baik jika dibandingkan metode periodik. Persediaan akhir setiap saat dapat diketahui. Apapun metode yang digunakan, terapkanlah dengan konsisten.



Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan akun-akun berikut ini, 1.Akun Pembelian Akun pembelian terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan untuk dijual kembali. Pembelian barang dagang ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian sebagian tunai dan sebagian kredit. Untuk pembelian barang yang tidak untuk dijual kembali dicatat dalam akun berbeda. Pembelian selain barang dagang misalnya pembelian peralatan dicatat pada akun peralatan dan jika yang dibeli perlengkapan maka dicatat pada akun perlengkapan. Dokumen sumber yang diperoleh dari kegiatan pembelian tersebut adalah faktur atau kuitansi. 2.Akun Penjualan Akun penjualan terjadi karena perusahaan menjual barang dagang yang diperoleh dari pemasok dan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Penjualan dapat dilakukan dengan tunai, kredit, dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur, dengan diikuti syarat pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya adalah faktur (jika dengan kredit) dan bukti penerimaan kas jika dengan tunai. 3.Akun Potongan Pembelian Akun potongan pembelian ini terjadi karena penjual memberikan potongan kepada pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo atau tepat pada waktu yang telah disepakati. Selama masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi dengan potongan yang diterima. Dasar pencatatannya adalah kuitansi atau faktur yang distempel lunas. 4.Akun Potongan Penjualan Akun potongan penjualan ini merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh penjual dengan harapan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Potongan ini akan mengurangi tagihan yang diterima penjual sehingga jumlah yang diterima oleh penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan potongan yang diberikan. Dasar pencatatannya adalah bukti kas masuk dari pelunasan piutang yang di dalamnya dijelaskan besarnya potongan. 5.Akun Retur Pembelian Akun retur pembelian ini terjadi karena pembeli mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli atau ada sebagian yang rusak dan tidak cocok dengan pesanan. Jika pengembalian barang yang dibeli dilakukan secara tunai, maka penjual akan mengembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Akan tetapi, jika pada waktu membeli barang itu dilakukan secara kredit, maka besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya. Dasar pencatatannya berupa nota debit. 6.Akun Retur Penjualan Akun retur penjualan terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang telah dijual karena mutunya tidak sesuai dengan pesanan. Pengembalian barang ini oleh penjual akan mengurangi tagihannya kepada pembeli. Dasar pencatatannya berupa nota kredit. 7.Akun Biaya Angkut Akun biaya angkut ini terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang dibeli sampai ke gudang pembeli. Dengan demikian harga perolehannya terdiri dari harga beli barang ditambah beban angkutnya. Dasar pencatatannya berupa bukti kas keluar atau kuitansi 8.Akun Biaya Pengiriman Akun biaya pengiriman atau beban ini terjadi karena penjual bersedia mengirim barang dari toko (penjual) sampai di tempat pembeli. Hal ini terjadi karena pada waktu transaksi jual-beli telah dicantumkan dalam syarat penyerahan, bahwa penjual menanggung ongkos kirim. Bukti pencatatannya berupa bukti kas keluar atau kuintansi. 9.Akun Persediaan Akun persediaan ini merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum terjual pada akhir periode akuntansi, yang dicatat dengan nilai realisasi bersih (menurut SAK). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.



Syarat Pembayaran Syarat pembayaran ini berkaitan dengan potongan tunai, jangka waktu pembayaran, dan besarnya potongan yang diberikan. Berikut beberapa syarat pembayaran yang terjadi dalam perjanjian jual beli secara kredit. 1) Syarat n/30, artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadi transaksi jual beli. 2) Syarat 2/10, n/30, artinya jika pembayaran dilakukan sebelum 10 hari setelah terjadi transaksi atau kurang akan mendapat potongan 2%, dan pembayaran faktur paling lambat 30 hari setelah transaksi. 3) Syarat 2/10, 1/15, n/10, artinya jika pembayaran dilakukan 10 hari atau kurang akan mendapatkan potongan 2%. Namun, jika pembayaran dilakukan setelah 10 hari sampai 15 hari, akan mendapatkan potongan 1%. Pembayaran faktur paling lambat 30 hari setelah transaksi. 4) Syarat EOM (end of month), artinya pembayaran dilakukan paling lambat pada akhir bulan berjalan. 5) n/10 EOM, artinya pembayaran harus dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan tanpa potongan. Potongan Rabat Produsen atau grosir akan menerbitkan daftar harga atau katalog yang berisi harga barang yang diproduksinya. Pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar akan mendapatkan potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga. Potongan semacam ini disebut rabat. Rabat adalah potongan harga atau pengurangan harga yang disepakati oleh pembeli dan penjual. Rabat diberikan penjual kepada pembeli dengan tujuan sebagai berikut. a. Untuk menghindarkan biaya pembuatan dan pengedaran katalog karena adanya perubahan harga. Dengan adanya kebijakan rabat, maka perubahan harga dapat dilakukan dengan mengubah kebijakan rabat, tanpa harus membuat dan mengedarkan katalog yang baru. b. Untuk memberikan pengurangan harga bagi konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah besar. c. Untuk memberikan harga yang berbeda bagi golongan konsumen yang berbeda. Misalnya, produse barang bisa memberikan harga yang berbeda untuk pengecer, dealer, dan grosir. Rabat bisa ditetapkan dalam bentuk tarif tunggal atau tarif berganda. Rabat digunakan untuk menetapka harga jual barang yang sebenarnya. Syarat Penyerahan Barang Dagang Syarat penyerahan barang dagang berkaitan dengan pindahnya hak milik atas barang yang diperjualbelikan. Dengan demikian dapat ditentukan siapa yang akan menanggung beban pengangkutan. Jadi, syarat penyerahan barang merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang pemindahan barang yang disertai beban pengiriman barang dari gudang penjual ke gudang pembeli. Beberapa syarat yang digunakan dalam penyerahan barang sebagai berikut.



1) Free on Board Shipping Point atau Franco Gudang Penjual Artinya semua ongkos dan risiko pengiriman barang menjadi tanggung jawab pembeli. Penjual sudah mengakui sebagai transaksi penjualan pada saat barang tersebut keluar dari gudang. 2) FOB Destination Point atau Franco Gudang Pembeli Artinya penjual harus menanggung semua ongkos dan risiko pengiriman barang sampai di gudang pembeli. Penjual baru dapat mengakui penjualan apabila barang tersebut telah sampai ke pihak pembeli. 3) Cost Insurance and Freight Artinya penjual menanggung semua beban pengangkutan dan asuransi barang tersebut selama di perjalanan. Biasanya terjadi dalam transaksi jual beli pada perdagangan ekspor impor.