# (Aura Fariha) Tugas Akhir Reduplikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Reduplikasi dalam Kumpulan Puisi duka-Mu abadi Tahun 1967 Karya Sapardi Djoko Damono Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Morfologi Bahasa Indonesia Dosen Pengampuh : Dra. Rr. Sulistyawati, M. Hum.



Oleh : AURA FARIHA



NIM 1801045074



Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2019



KATA PENGANTAR



Bismillahirahmanirahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas berkah, nikmat, dan hidayahnya yang telah diberikannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Reduplikasi dalam Kumpulan Puisi duka-Mu abadi Tahun 1967 Karya Sapardi Djoko Damono. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh dosen mata kuliah Morfologi Bahasa Indonesia sebagai bentuk realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban penulis selama mengikuti mata kuliah ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini di harapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca sebagai materi dalam belajar, tentang Reduplikasi dalam Kumpulan Puisi duka-Mu abadi Tahun 1967 Karya Sapardi Djoko Damono atau sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan yang telah ada. Penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu selaku penulis makalah ini mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca. Wabilahittaufiq Walhidayah, Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Jakarta, 29 Desember 2019



Penulis



DAFTAR ISI COVER……………………………………………………………………………………….1 KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2 DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3 BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………....4 1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………4 1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………4 1.3 TUJUAN……………………………………………………………………………..4 BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………… 5 2.1 PENGERTIAN REDUPLIKASI…………………………………… ……………….5 2.2 JENIS-JENIS REDUPLIKASI……………………………………………………….5 2.3 REDUPLIKASI DALAM KUMPULAN PUISI DUKA-MU ABADI TAHUN 1967 KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO…………………………………………...5 BAB III PENUTUP………………………………………………..........................................13 3.1 KESIMPULAN……………………………………………………….……………13 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….………….14



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial) maupun dengan perubahan bunyi. Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa didunia ini. Dalam Bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Dalam Linguistik Indonesia sudah lazim digunakan sejumlah istilah sehubungan dengan reduplikasi dalam bahasa jawa dan bahasa sunda. Istilah-istilah itu adalah (a) dwilingga (Pengulangan utuh) yaitu pengulangan morfem dasar, (b) dwilingga salin suara, yakni pengulangan morfem dasar dengan perubahan vokal dan fonem lainnya, (c) dwipurwa (Pengulangan sebagian) , yakni pengulangan silabel pertama, (d) dwiwasana ( Pengulangan dengan bersufiks ), yakni pengulangan pada akhir kata, (e) trilingga, yakni pengulangan morfem dasar sampai dua kali. Dalam makalah ini akan dijelaskan macammacam reduplikasi dalam Bahasa Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah A. Apa yang dimaksud reduplikasi ? B. Apa saja jenis-jenis reduplikasi ? C. Ada berapa macam reduplikasi dalam kumpulan puisi duka-Mu abadi ? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini supaya para pembaca menegatahui arti reduplikasi (pengulangan) bentuk satuan kebahasaan, mengetahui jenis-jenis reduplikasi dalam satuan kebahasaan Indonesia, serta mampu menambah wawasan kosa kata kebahasaan Indonesia.



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Reduplikasi Reduplikasi adalah Pengulangan kata dasar (morfem bebas) dan kata yang berafiks (morfem terikat ) yang menjadi bentuk satuan kebahasaan. Menurut Ramlan (2009:63) reduplikasi atau pengulangan kata adalah proses reduplikasi morfologis yang mengubah sebuah leksem menjadi kata setelah mengalami proses reduplikasi morfologis, entah pengulangan utuh, entah pengulangan sebagian, entah pengulangan dengan perubahan fonem dan pengulangan bersufiks. Proses pengulangan pada reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak (Muslich, 2008: 48). Dalam Bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi ( Chaer, 2008:178). 2.2 Jenis – jenis Reduplikasi 1. Reduplikasi dwilingga atau reduplikasi pengulangan utuh, yaitu pengulangan morfem dasar (kata dasar). Reduplikasi fonologi berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar. Reduplikasi fonologis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal (KBBI). Contoh : meja- meja, aki-aki, dan tiba-tiba dsb 2. Reduplikasi dwilingga salin suara, yakni pengulangan morfem dasar dengan perubahan vokal dan fonem lainnya. Contoh : bolak-balik, mondar-mandir, dan sayur-mayur dsb 3. Reduplikasi dwipurwa (Pengulangan sebagian) , yakni pengulangan silabel pertama. Contoh : lelaki, pepatah, dan peparu dsb 4. Reduplikasi dwiwasana ( Pengulangan dengan bersufiks ), yakni pengulangan pada akhir kata. Contoh : pertama-tama, perlahan-lahan, dan sekali-kali dsb 5. Reduplikasi trilingga, yakni pengulangan morfem dasar sampai dua kali. Contoh : dag-dig-dug, cas-cis-cus, dan dar-der-dor dsb



2.3 Reduplikasi dalam Kumpulan Puisi duka-Mu abadi Tahun 1967 Karya Sapardi Djoko Damono. Dalam buku kumpulan puisi duka-Mu abadi tahun 1967 terdapat reduplikasi dalam bahasa Indonesia yang telah di analisis dari 14 puisi, terdapat tiga bentuk reduplikasi yang terdiri dari 16 reduplikasi dwilingga (pengulangan utuh), 9 reduplikasi dwiwasana ( Pengulangan dengan bersufiks ), 1 reduplikasi dwilingga salin suara. Berikut penjelasannya reduplikasi dari kumpulan puisi duka-Mu abadi tahun 1967 karya Sapardi Djoko Damono : 1. Reduplikasi dwilingga. 1) “ di rongga-rongga yang mengecil ini “ Di dalam puisi Prologue tersebut pada bait ke dua baris ke empat, halaman 3. “rongga-rongga” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 2) “ sewaktu bayang-bayang kita memanjang “ Di dalam puisi Sajak Putih tersebut pada bait ke dua baris ke tiga, halaman 5. “bayang-bayang” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 3) “ mengapa musim tiba-tiba reda “ Di dalam puisi Saat Sebelum Berangkat tersebut pada bait ke dua baris ke dua, halaman 7. “tiba-tiba” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 4) “ di bawah bunga-bunga menua, matahari yang senja “ Di dalam puisi Sehabis Mengantar Jenazah tersebut pada bait pertama baris ke empat, halaman 11. “bunga-bunga” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 5) “ anak-anak kembali bermain di jalanan basah “ Di dalam puisi Sehabis Mengantar Jenazah tersebut pada bait ke dua baris ke dua, halaman 11. “anak-anak” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 6) “ seperti dalam mimpi kuda-kuda meringkik di bukit-bukit jauh “ Di dalam puisi Sehabis Mengantar Jenazah tersebut pada bait ke dua baris ke tiga, halaman 11. “kuda-kuda dan bukit-bukit” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 7) “ sepasang burung, jalur-jalur kawar, langit semakin tua “



Di dalam puisi Lanskap tersebut pada bait pertama baris pertama, halaman 13. “jalur-jalur” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 8) “ kita pandang: pohon-pohon di luar sana basah kembali “ Di dalam puisi Hujan Turun Sepanjang Jalan tersebut pada bait pertama baris ke empat, halaman 15. “pohon-pohon” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 9) “ kita saksikan burung-burung lintas di udara “ Di dalam puisi Kita Saksikan



tersebut pada bait pertama baris pertama,



halaman 17. “burung-burung” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 10) “ kita saksikan awan-awan kecil di langit udara “ Di dalam puisi Kita Saksikan



tersebut pada bait pertama baris ke dua,



halaman 17. “awan-awan” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 11) “ pilar-pilar besi kekal menanti “ Di dalam puisi Di Stasiun



tersebut pada bait pertama baris ke pertama,



halaman 19. “pilar-pilar” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 12) “ terpantul di dinding-dinding gua “ Di dalam puisi Kepada Istriku tersebut pada bait pertama baris ke empat, halaman 21. “dinding-dinding” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 13) “ Bayangkan: akar-akar yang sabar menyusup dan menjalar “ Di dalam puisi Sonet: Hei! Jangan Kaupatahkan tersebut pada bait ke dua baris pertama, halaman 29. “akar-akar” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 14) “ bagaimana matahari memulasnya warna-warni, sambil diam-diam “ Di dalam puisi Sonet: Hei! Jangan Kaupatahkan tersebut pada bait ke tiga baris ke dua, halaman 29. “diam-diam” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh. 15) “ membunuhnya dengan hati-hati sekali “



Di dalam puisi Sonet: Hei! Jangan Kaupatahkan tersebut pada bait ke tiga baris ke tiga, halaman 29. “hati-hati” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga yang merupakan pengulangan kata secara utuh.



2. Reduplikasi Dwiwasana 1) “ sewaktu ia pun memanggil-manggil “ Di dalam puisi Sajak Putih tersebut pada bait ke dua baris ke tiga, halaman 5. “memanggil-manggil” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 2) “ hujan rinai waktu musim berdesik-desik pelan “ Di dalam puisi Hujan turun sepanjang jalan tersebut pada bait pertama baris ke dua, halaman 15. “berdesik-desik” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 3) “ tatkala taka da yang merasa diburu-buru “ Di dalam puisi Hujan turun sepanjang jalan tersebut pada bait ke dua baris ke empat, halaman 15. “diburu-buru” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 4) “ waktu kau bertanya-tanya, bertahan setia “ Di dalam puisi Kepada Istriki tersebut pada bait ke dua baris ke dua, halaman 21. “bertanya-tanya” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 5) “ percakapan merendah, kita kembali menanti-nanti “ Di dalam puisi Dalam Sakit tersebut pada bait pertama baris ke dua, halaman 23. “menanti-nanti” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 6) “ satu-satunya Duka “ Di dalam puisi Tiba-tiba malam pun risik tersebut pada baris ke empat, halaman 25. “satu-satunya” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 7) “ ia sedang mengembang; bergoyang-goyang “ Di dalam puisi Sonet: Hei! Jangan kau patahkan tersebut pada bait pertama baris ke dua, halaman 29. “bergoyang-goyang” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks).



8) “ dahan-dahannya yang tua “ Di dalam puisi Sonet: Hei! Jangan kau patahkan tersebut pada bait pertama baris ke tiga, halaman 29. “dahan-dahannya” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 9) “ lihat: ia pun terkulai pelahan-lahan ” Di dalam puisi Sonet: Hei! Jangan kau patahkan tersebut pada bait ke tiga baris ke lima, halaman 29. “pelahan-lahan” termasuk kedalam reduplikasi dwiwasana yang merupakan pengulangan pada akhir kata (bersufiks). 3. Reduplikasi dwilingga salin suara 1) “ bagaimana Matahari memulasnya warna-warni, sambil diam-diam “ Di dalam puisi Sonet: Hei! Jangan kau patahkan tersebut pada bait ke tiga baris ke dua, halaman 29. “warna-warni” termasuk kedalam reduplikasi dwilingga salin suara yang merupakan pengulangan morfem dasar dengan perubahan vokal dan fonem lainnya.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Reduplikasi adalah pengulangan kata dasar (morfem bebas) atau kata berimbuhan (morfem terikat) yang menjadi satu kesatuan kebahasaan. Reduplikasi sering sekali kita jumpai dalam bahasa sehari-hari, baik dalam komunikasi formal maupun non-formal. Reduplikasi dibagi menjadi 5 jenis diantaranya, reduplikasi dwilingga, reduplikasi dwilingga salin suara, reduplikasi dwiwasana, reduplikasi dwipurwa, dan reduplikasi trilingga. Dalam buku kumpulan puisi duka-Mu abadi terdapat beberapa jenis reduplikasi oleh sebab itu penulis mengambil judul tersebut sedemikian baik, agar memudahkan pembaca dalam mengenal jenis-jenis reduplikasi dalam Bahasa Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA Damono, sapardi djoko. 2017. duka-Mu abadi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Chaer,abdul. 2014.Linguistik Umum. Jakarta : Rineka cipta. Tarigan, henry Guntur. 1985. Pengajaran morfologi. Bandung : Penerbit ANGKASA group Tiana, tini. 2017. Reduplikasi dalam kumpulan cerpen pilihan kompas 2014 Ditubuh Tarra, dalam Rahim pohon. (hlm 3-5). Pontianak. Universitas Tanjungpura Widyaningsih, Yesi. 2013. Analisis penggunaan kata ulang Bahasa Indonesia dalam novel sepatu dahlan karya khrisna pabichara dan kaitannya dengan pembelajaran bahasa di SMA. (hlm 2). Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta