B Yanisna Yolanda 20150210104 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PENANAMAN DAN PERAWATAN



Oleh : YANISNA YOLANDA 20150210104



FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016



I.



Pendahuluan



A. Latar Belakang Penanaman adalah kegiatan menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk polam tanam dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik.



Keberhasilan tanam sangat



dipengaruhi faktor manusia. Untuk memperoleh pertanaman yang baik sebelumnya harus dilakukan pengolahan tanah yang sempurna, penentuan jarak tanam yang tepat , penentuan jumlah benih perlubang tanam dan benih yang akan di tanam adalah benih yang bermutu tinggi. Penanaman dilapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian, misalnya benih padi. Untuk penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) memiliki karakteristik tidak memerlukan dilakukan pembibitan pada lahan persemaian khusus karena dapat langsung ditanam dilapangan. Setelah ditanam, tanaman memerlukan pemeliharaan karena selama pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagainya. Gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor penghambat tersebut. Dalam hal ini, pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. B. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui cara dan metode penanaman tanaman pada lahan konvensional dan lahan modern (hidroponik). 2. Mengetahui cara perawatan tanaman secara baik dan benar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.



II.



Tinjauan Pustaka



A Jagung (Zea mays L) Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung termasuk tanaman berakar serabut.Batang jagung tidak bercabang,berbentuk selinder dan terdiri dari berbagai ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung pada umumnya berkisar 60-200cm.Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian. Daun terdiri dari 3 bagian yaitu kelopak daun,lidah daun dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.Bunga jagung juga disebut bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda,bunga jantan terdapat diujung batang. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol,dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji jagung terdiri dari 3 bagian, bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sedangkan bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga (Purwono, 2011). C. Kangkung (Ipomoea sp.) Kangkung merupakan



jenis



tanaman



sayuran daun, termasuk kedalam famili



Convolvulaceae. Kangkung merupakan tanaman semusim. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih. Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007). Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).



D. Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.) Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk kedalam famili Compositae. Tanaman ini berasal dari daerah beriklim sedang di kawasan Asia Barat dan Amerika, sebelum akhirnya meluas ke berbagai Negara, termasuk ke Negara-negara yang beriklim panas. Di Indonesia, selada belum berkembang dengan pesat sebagaimana jenis sayuran lainnya. Untuk membudidayakan selada, dibutuhkan lingkungan atau tempat tumbuh beriklim dingin atau sejuk dengan temperatur antara 15-20 ºC. Tanah yang ideal untuk tanaman ini adalah tanah liat berpasir yang gembur dan subur dengan pH antara 5,0 - 6,8, tidak mudah tergenangi air dan mengandung banyak bahan organik. E. Tanaman Sawi (Brassica juncea) Sawi (Brassica juncea) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Curciferae yang berdaun lonjong, halus dan tidak berbulu. Batang tanaman sawi pendek dan lebih langsing dari tanaman petsai. Tanman ini mempunyai akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bunganya mirip petsai, tetapi rangkaian tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunganya lebih kecil dengan warna kuning pucat spesifik. Bijinya berukuran kecil dan berwarna hitam kecokelatan serta terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang gemuk. F. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam pertanian. Padi diambil dari persemaian untuk ditanam di sawah. Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae ( Sinonim : Graminae atau Glumiflorae ) dan termasuk tanaman semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang, daun sempurna dengan pelepah regak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampIr bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman



1. Faktor Internal Faktor internal merupakan pengaruh yang terjadi dari dalam tanaman. Pengaruh ini dapat berupa genetik maupun fisiologis. Pengaruh oleh gen sudah sangat jelas dalam tanaman. Tanaman akantumbuh sesuai dengan gen yang diturunkan oleh induk tanaman tersebut (faktor hereditas). Berbeda dengan itu, faktor fisiologis meliputi enzim (sebagai biokatalisator untuk mempercepat reaksi metabolisme), vitamin, dan hormon. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu hormon yang memicu pertumbuhan serta yang menghambat pertumbuhan. Hormon pemicu pertumbuhan terdiri dari auksin, giberelin, kalin, dan sitokinin. a. Hormon auksin berperan dalam pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel. Selain itu pada buah tanpa biji (partenokarpi), hormone ini berpengaruh dalam pengguguran daun peran dalam dominansi apical. Proses ini disebut sebagai absisi. b. Hormon giberilin memiliki peran dalam perkecambahan dan perkembangan embrio. Giberilin juga membantu pembentukan biji dan buah. Hal penting lainnya mengenai hormone ini ialah hormone ini bersinergis (bekerja sama) dengan auksin. c. Hormon etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Akan tetapi, jika jumlah etilen melebihi jumlah hormone auksin dan giberilin, penghambatan terhadap pembentukan organ tumbuhan justru terjadi. Hal unik dari etilen adalah, jika hormone ini bekerja sama dengan auksin, dapat mempercepat pembentukan bunga. d. Hormon sitokinin berperan dalam sitokinesis. Beberapa fungsi dari sitokinin adalah merangsang bentuk akar serta cabang dan batang serta cabang-cabangnya,mengatur pertumbuhan daun dan pucuk, berperan dalam perbesaran daun muda, mengatur pembentukan bunga dan buah, penghambat penuaan tanaman yang dilakukan dengan cara merangsang proses transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun. e. Asam Traumalin (Hormon Luka) Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam traumalin). Pada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekat luka.Fungsi Hormon Asam Traumalin Meregenerasi sel jika tumbuhan mengalami kerusakan jaringan f. Gas Etilen Hormon gas etilen adalah hormon yang dihasilkan dari buah yang sudah tua. Tumbuh-tumbuhan menghasilkan etilen dari adanya respon stres (tekanan), yang meliputi



kebanjiran, kekeringan, luka, tekanan kimia dan infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat pemasakan buah atau untuk merespon adanya peningkatan kadar auksin yang tinggi. Gas etilen menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh dan bersama hormon lain akan menimbulkan reaksi dengan karakteristik seperti auksin dengan gas etilen yang dapat memacu perbungaan mangga dan nanas. Dengan giberelin, gas etilen dapat mengatur bunga jantan dan juga bunga betina pada tumbuhan yang berumah satu. g. Asam Absisat Hormon Asam Absisat (Abscisic acid) adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman yang dilakukan dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun pada pembesaran sel, atau dapat kedua-keduanya. h. Hormon Kalin Hormon Kalin adalah hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin dibedakan menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang berbedabeda Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang memiliki fungsi dalam merangsang proses pembentukan batang  Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang berfungsi dalam merangsang pembentukan akar  Filokalin : Filokalin adalah hormon yang berfungsi merangsang dalam pembentukan daun  Antokalin : Antokalin adalah hormon yang merangsang pembentukan bunga 2. Faktor Eksternal Faktor luar dapat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, air, kelembapan, dan cahaya. a) Makanan merupakan sumber energi serta materi untuk menghasilakan berbagai komponen sel. Tanaman membutuhkan sembilan makroelemen (unsur mineral) atau bahan organic, yaitu karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalsium, kalium, dan magnesium. Jika tanaman tidak mendapat unsur-unsur tersebut sesuai keperluan, pertumbuhan tanaman dapat terganggu dan bahkan tanaman dapat mati. b) Air merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan tanaman. Air sering digunakan untuk fotosintesis, menjaga kelembapan, serta mengaktifkan enzim agar terjadi reaksi enzimatik. c) Kelembapan juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanah serta udara yang lembab sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan oleh banyaknya air yang dapat diserap serta pengurangan penguapan.



d) Cahaya dapat menghambat pertumbuhan, tetapi merupakan hal yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Cahaya jika terkena pada batang tumbuhan dapat mengurangi auksin, tetapi cahaya juga merangsang pembungaan pada tanaman tertentu. Salah satu hormone yang dipengaruhi oleh cahaya adalah hormon fitokrom. Hormon fitokrom adalah protein dengan kromatofora yang mirip dengan fikosianin. Tumbuhan dibedakan menjadi 3 jenis menurut fotoperiodismenya:  Tumbuhan hari pendek, contohnya aster, krisan, dan dahlia.  Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang, dan gandum.  Tumbuhan hari netral, contohnya mawar, bunga matahari, dan kapas.



III.



HASIL DAN PEMBAHASAN



Waktu Dan Tempat Praktikum 1. Waktu Praktikum dilakukan hari kamis tanggal 10 Maret 2016. 2. Tempat Lahan Pertanian Fakultas Pertanian UMY dan Green House Fakultas Pertanian UMY. Bahan Dan Alat



1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah :  Bibit/benih jagung  Bibit/benih kangkung  Bibit/benih padi  Pupuk Urea SP36 KCl 2. Alat Alat-alat yang digunakan selama praktikum dilahan adalah :  Tugal  Bambu yang sudah berisi ukuran jarak tanam



A Teknis Budidaya 1. Pembukaan dan pengolahan Lahan Pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan areal tanam dari tumbuhan pengganggu atau gulma.



Pembukaan lahan dilakukan dengan cara membabat dan



menebang tanaman yang dianggap mengganggu pertumbuhan tanaman yang akan dibududayakan. Selain itu juga pembukaan lahan berfungsi agar memudahkan pada saat pengolahan tanh. Pengolahan tanah adalah mengolah areal tanam sehingga siap untuk ditanami, Pengolahan tanah sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan di dapatkan, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara dicangkul ataupun dibajak. Namun pada praktikum ini tidak dilakukan kegiatan pembukaan dan pengolahan tanah karena tanah dalam kondisi sudah diolah dan siap untuk ditanami. 2. Pola tanam Pola tanam adalah bagaimana cara menanam tanaman itu baik dengan pola monokultur maupun tumpang sari. Pola tanam yang dilakukan pada praktikum penanaman jagung dan kangkung adalah dengan pola tanam tumpang sari yaitu jagung sebagai tanaman utama dan kangkung sebagai tanaman sela. Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman



campuran (polyculture)



berupa



pelibatan



dua



jenis



atau



lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama. Cara bercocok tanam semacam ini memberikan beberapa keuntungan antara lain lahan yang ada bisa dimanfaat dengan sebaik baiknya. Manfaat lainnya adalah dalam satu musim kadang



hama menyerang pada salah satu tanaman, namun tidak menyerang jenis tanaman lainnya sehingga jika satu jenis tanaman terserang penyakit maka jenis tanaman lainnya masih bisa selamat. pada tanaman padi pola tanam dilakukan secara monokultur yaitu hanya diatanam padi pada lahan tersebut.Adapun jarak tanam jagung antar jagung yang digunakan adalah ( 60 cm x 20 cm ). Sedangkan disela-sela barisan tanaman jagung ditanami kangkung. Pada tanaman padi jarak tanam yang digunakan yaitu 20 x 20 cm. 3. Penanaman Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam dengan ditugal sedalam 3-5 cm, setiap lubang diisi 2 benih jagung. Setelah benih dimasukan kemudian ditutup kembali dengan tanah sampai benih tidak terlihat agar menghindari dimakan burung ataupun hewan lain. Sedangkan penanaman kangkung dilakukan dengan cara membuat galur ditengah sela-sela tanaman jagung dengan kedalaman ± 2 cm. Adapun jarak tanam jagung antar jagung yang digunakan adalah ( 60 cm x 20 cm ) dan disela-sela barisan tanaman jagung ditanami kangkung. Pada tanaman padi jarak tanam yang digunakan yaitu 20 x 20 cm.



G. PemeliharaanTanaman 1. Penyulaman Proses penyulaman dilakukan segera manakala ada tanaman yang rusak, mati atau tanaman yang tumbuh tidak normal. Pelaksanaan penyulaman tidak boleh terlampau lama dari waktu awal penanaman. Untuk penyulaman jagung dan kangkung, waktunya lebih cepat lebih baik yaitu setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam. Sedangkan pada tanaman padi kegiatan penyulaman dilakukan pada minggu kedua setelah penanaman. 2. Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan banyaknya curah hujan yang turun. Perlu dijaga tanaman jangan sampai layu karena kekurangan air, karena hal ini akan berakibat fatal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Karena air merupakan salah unsure essensial yang sangat dibutuhkan tanaman terutama untuk proses fotosintesis. Penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim



kemarau penyiraman dilakukan setiap hari dengan intensitas penyiraman 2 x sehari pada pagi dan sore hari. Pada tanaman jagung dan kangkung, berhubung pada saat penanaman telah memasuki musim hujan, maka penyiraman yang dilakukan hanya setiap 2 hari sekali dan penyiraman dilakukan pada sore hari. Karena kondisi lahan masih dalam keadaan lembab karena curah hujan yang masih tinggi. Sedangkan untuk tanaman padi yang perlu diperhatikan adalah intensitas penggenangan air. Tanaman padi tidak boleh tergenang seluruhnya. Penggenangan dilakukan dengan kedalam ± 5-10 cm. 3. Penyiangan dan pembumbunan Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma). Penyiangan tanaman jagung, padi dan kangkung dilakukan 14 hari setelah tanam. Sedangkan Penyiangan kedua dilakukan yaitu pada umur 24 HST (Hari setelah tanam). Pada Saat penyiangan kedua pada tanaman jagung dan kangkung, tanah digemburkan dan ditimbun dekat pangkal batang. Pembubunan adalah peninggian tanah di sekitar tanaman yang barangkali luruh kena air hujan atau penyiraman. Biasanya pelaksanaan penyiangan dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman. 4. Pemupukan Pemupukan merupakankegiatan yang dilakukan untuk menambah kebutuhan unsure hara dalam tanah dengan cara pemberian senyawa kimia (pupuk)



sehingga dapat memenuhi



kebutuhan unsure hara bagi tanaman dan meningkatkan produksi tanaman tersebut. Pemupukan didasarkan atas kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk tunggal yaitu Urea sebagai pupuk N, SP-36 sebagai pupuk P dan KCl sebagai pupuk K.Pada praktikum ini dosis pupuk Yang digunakan untuk tanaman kangkung dan jagung sebanyak : Urea 120 g, SP-36 175 g dan kcl 100 g Untuk lahan seluas 7x3 m. sedangkan untuk tanaman padi dosis pemupukan sebanyak. Urea 140 g, SP-36 180g dan kcl 125 g Untuk lahan seluas 7x3 m Pemupukan pada praktikum ini dilakukan dua kali yaitu pada saat awal penanaman dan pada waktu umur tanaman 2 minggu setelah tanam. Parameter Pengamatan 1)



Tinggi Tanaman (cm)



Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman paada permukaan yang sudah ditandai dengan patok standart dengan ukuran 2cm sampai pada ujung daun tertinggi pada tanaman kangkung dan selada sedangkan untuk tanaman jagung pengamatan tinggi tanamn dilakukan sampai dengan titik tumbuh tanaman, ini dilakukakan setelah pembubunan. jika belum tidak perlu dari patok langsung dari perukaan tanah.pengukuran dimulai setelah satu minggu setelah tanam .dengan interval waktu pengukuran satu minggu sekli. 2)



Jumlah daun (helai) Pengamatan atau perhitungan jumlah daun diakukan pada daun yang sudah membuka



sempurna,pengamatan dilakukan saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam.dengan jarak waktu pengamatan satu minggu sekali.



Pembahasan Data Hasil pengamatan A. Data Kelompok 1



Tanaman Jagunng Nam a Tana man Jagu ng



Ulan gan



Tinggi Tajuk



Jumlah Daun



1



17/0 3/16 4



24/0 3/16 6



31/0 3/16 7



07/0 4/16 8



14/0 4/16 8



17/0 3/16 2



24/0 3/16 6,3



31/0 3/16 12



07/0 4/16 14



14/0 4/16 16,5



2



4



5



7



8



8



2



6,5



12



16



18 15



3



4



5



7



8



9



1,5



5,4



13,5



4



5,33



7



8



8,33



1,83



6,06



12,5 12,1 6



Rata-Rata



14,5



16,5



Tanaman jagung yang telah diamati memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun sebagai berikut : a) Pada sampel satu tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 3.3 cm dan bertambah 2 helai daun setiap setiap 7 hari sekali.



b) Pada sampel dua tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 3.6 cm dan bertambah 1 helai daun setiap 7 hari sekali. c) Pada sampel tiga tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 3 cm dan bertambah satu helai daun setiap 7 hari sekali 3. Kangkung Nam a Tana man Kang kung



Ulan gan



Tinggi Tanaman Jumlah Daun 24/0 31/0 07/0 3/16 3/16 4/16 7 8 10



1



17/0 3/16 7



24/0 3/16 14,2



31/0 3/16 20,5



07/0 4/16 27,2



14/0 4/16 34



17/0 3/16 4



2 3



7,3 6,5



13,9 15,6 14,5 6



19,4 21,7 20,5 3



27 28,4 27,5 3



32 34 33,3 3



4 5



8 8



9 9



4,33



7,66



8,33



Rata-Rata



6.93



10 11 10,3 3



14/0 4/16 13 12 12 12,3 3



Tanaman kangkung yang diamati memiliki pertambahan tinggi dan jumlah daun sebagai berikut : a) Pada sampel satu tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 5.9 cm dan bertambah 2 helai daun setiap 7 hari sekali. b) Pada sampel dua tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 6.25 cm dan bertambah 3 helai daun setiap 7 hari sekali. c) Pada sampel tiga tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 6.78 cm dan bertambah 2 helai daun setiap 7 hari sekali. 4. Padi Nam a Tana man Padi



Ulan gan



1 2 3



Rata-Rata



17/0 3/16 23,5 24,5 23 23,6 6



Tinggi Tanaman 24/0 31/0 07/0 3/16 3/16 4/16 37 40 60,5 34 39,5 46 31,5 36 44 34,1 50,1 6 38,5 6



14/0 4/16 66 58 54,3 59,4 3



17/0 3/16 11 11 10 10,6 6



Jumlah Daun 24/0 31/0 07/0 3/16 3/16 4/16 16 39 45 17 28 38 14 24 36 15,6 30,3 39,6 6 3 6



14/0 4/16 62 54 47 54,3 3



Tanaman padi yang diamati mengalami rata-rata pertambahan tinggi dan jumlah daun sebagai berikut : a) Pada sampel satu, tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 8.6 cm dan bertambah 12 helai daun setiap 7 hari sekali. b) Pada sampel dua tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 11.9 cm dan bertambah 10.8 helai daun setiap 7 hari sekali. c) Pada sampel dua tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 11.26 cm dan bertambah 9 daun setiap 7 hari sekali.



5. Hidroponik Sawi Hijau Nama Tanama n



Ulang an



1 Sawi Hijau



2 3



Rata-Rata



Tinggi Tanaman M 2 M3 M4 10, 7 9,4 5 8, 15, 9 12 2 8, 13, 6 4 10 1 5, 8, 10, 12, 9 1 5 9 M 1 5, 5 6, 3



M 1



Jumlah Daun M M 2 3 M4



M 5



3



4



4



6



7



2



3



4



6



6



15



2



2



4



16



2



3



4



5 5,6 6



6 6, 3



M5 11, 5 21, 4



Tanaman sawi yang ditanam secara hidroponik mengalami rata-rata pertambahan tinggi dan jumlah daun sebagai berikut : a) Pada sampel satu, tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 2.38 cm dan bertambah 1 helai daun setiap 7 hari sekali. b) Pada sampel dua tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 4.2 cm dan bertambah 1helai daun setiap 7 hari sekali.



c) Pada sampel tiga tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 2.8 cm dan bertambah 1 daun setiap 7 hari sekali. Selada



Nama



Ulang an



Tanaman 1 Selada Merah



2 3



Rata-Rata



M 1 3, 8 4 3, 3 3, 7



Tinggi Tanaman M M2 3 M4 M5 7, 10, 14, 5,4 9 5 9 6



9



12



5 5,4 6



7



9,5 10, 7



8



15 12, 3 14, 1



M 1



Jumlah Daun M 2 M3 M4



M 5



2



2



4



6



8



2



3



4



6



8



2



2 2, 3



3 3,6 6



5 5,6 6



7 7, 7



2



Tanaman sawi yang ditanam secara hidroponik mengalami rata-rata pertambahan tinggi dan jumlah daun sebagai berikut : a) Pada sampel satu, tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 2.88 cm dan bertambah 2 helai daun setiap 7 hari sekali. b) Pada sampel dua tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 3 cm dan bertambah 2 helai daun setiap 7 hari sekali. c) Pada sampel tiga tanaman memiliki rata-rata pertambahan tinggi tanaman yaitu 2.8 cm dan bertambah 1 daun setiap 7 hari sekali. Data Kelas Hidroponik Tanaman Selada Dan Sawi Kelompok / rata2 hasil pengamatan



1* 2



I II III IV I II III IV



Tinggi Tanaman (cm) Selada Sawi Merah Hijau 6,4 7,2 7,6 8 8,7 8,8 9,8 10,1 3,37 6,3 7,6 4,83 8,8 6,35 9,05 9,9



Jumlah Daun Selada Merah 6 7 8 9 2 2,3 3 4



Sawi Hijau 4 6 8 8 2,6 3 3,6 4,6



3



4



5



6



V I II III IV V I II III IV I II III IV V I II III IV



9,4 3,2 3,5 3,7 3,8 4,1 5,9 8,5 11 12,2 3,7 5,64 8 10,7 14,1 3,16 4,7 6,75 9,6



10,7



5,5



5,3



6,6 7,0 7,4 7,8 8,2 3,3 4,9 7,9 8,8 5,9 8,1 10,5 12,9 16 4,5 6,5 8,3 10,7



2,7 3,0 3,7 4,3 4,7 3,8 4,3 6 6 2 2,3 3,6 5,6 7,7 2 2,4 4 5,5



3,3 3,7 4,3 5,0 6,0 2,6 5,3 6,6 7 2 3 4 5,6 6,3 3 3,3 4,3 5,3



Data Kelas Pengamatan Padi, Jagung dan Kangkung Pengamat -an / Sampel 1 2 PI 3 X 1 2 P II 3 X 1 2 P III 3 X P IV 1



Tinggi Tanaman (cm) Kangkun Padi Jagung g 9 22 3,4 7,9 20,3 4,2 6,4 20,1 4,3 7,8 20,8 4,0 14 27 10 14 24 11,4 13 24 12 13,7 25,0 11,1 19 32 14 19,2 29 13 17 30 15 18,4 30,3 14,0 23 37 19



Padi 12 11 11 11,3 30 37 34 33,7 49 60 69 59,3 56



Jumlah Daun Kangkun Jagung g 7 5 4 4 3 4 4,7 4,3 8 9 8 10 8 9 8,0 9,3 12 9 10 9 11 12 11,0 10,0 12 9



PV



2 3 X 1 2 3 X



23,3 24,5 23,6 26 27,4 27,2 26,9



33 35 35,0 44 36 39 39,7



17 19 18,3 23 24,2 23,3 23,5



64 73 64,3 60 70 75 68,3



11 11 11,3 15 12 12 13,0



9 13 10,3 17 16 15 16,0



Pada praktikum yang telah dilakukan rata-rata seluruh tanaman jagung, padi dan kangkung menglami pertambahan tinggi dan jumlah daun sesuai dengan pertambahan umur tanaman. Pada tanaman jagung dan kangkung pertumbuahan tanaman tidak merata. Ada beberapa tanaman jagung dan kangkung yang tumbuh kerdil atau tidak maksimal. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor internal sperti faktor genetik tanaman itu sendiri dan hormone pertumbuhan yang ada pada tanaman tersebut. Sedangkan faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah faktor lingkungan dimana dalam kondisi dilapangan keadaan suhu, intensitas cahaya atau penyinaran matahari dan intensitas curah hujan sangat berpengaruh terhadap pertumbuahan tanaman. Pada waktu budidaya tanaman dilakukan terjadi fluktuasi curah hujan dimana terkadang curah hujan terlalu tinggi yang menyebabkan tanah terlalu lembab sehingga intensitas kandungan air dalam tanah tinggi. Pada beberapa lahan yang tidak datar, curah hujan yang terlalu tinggi ini akan menyebabkan genangan pada lahan tersebut sehingga pertumbuhan tanaman hagung dan kangkung akan terhambat. Pada tanaman padi pertumbuhannya relative merata dimana tidak terjadi perbedaan yang mencolok anatara pertumbuhan tanaman satu dengan yang lainya. Hal ini disebabkan karena perlakuan pada tanaman padi tersebut sudah baik dimana tanaman padi kebutuhan airnya selalu tercukupi dengan lanacarnya aliran darainase maupun irigasi pada sawah tersebut sehingga kebutuhan air tanaman padi tersebut selalu terjaga dalam kondisi yang optimum dan tidak pernah mengalami kekurangan air atau kekeringan selama proses budidaya yang telah dilakukan. Selain itu proses penggenangan air pada tanaman padi pada masa awal pertumbuhan tanaman akan menekan tumbuhnya gulma pada sawah tersebut. Sehingga pada sawah tersebut intensitas jumlah gulmanya sangat sedikit dan tidak terjadi persaingan pengambilan unsure hara antara tanaman padi dengan gulma sehingga tanaman padi tersebut tumbuh dengan baik.



Selain itu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan tersebut adalah



perawatan. Pada tanaman padi, kangkung dan jagung



perawatan hanya dilakukan selama 2 minggu sekali yaitu dilakukan penyiangan, penyulaman dan pembumbunan. Untuk tanaman padi tidak dilakukan pembubunan. Pada dasarnya tanaman jagung dan kangkung perlu perawatan yang lebih intensif sehingga tumbuhan tersebut dapat tumbuh maksimal. Dengan perawatan yang hanya 1 kali setiap 2 minggunya maka menyebabkan tanaman kangkung dan jagung tersebut tidak tumbuh secara maksimal. Banyak tumbuh gulma disekitar tanaman tersebut sehingga terjadi persaingan penyerapan unsure hara yang ada dalam tanah maupun saat proses pemupukan. Untuk proses penyulaman dilakukan segera manakala ada tanaman yang rusak, mati atau tanaman yang tumbuh tidak normal. Pada tanaman padi penyulaman dilakukan dengan memindahkan tanaman padi yang memiliki rumpun terlalu banyak ke tempat atau barisan padi yang kosong karena tanaman padi tersebut mati ataupun tumbuh kerdil. Sedangkan pada tanaman kangkung dan jagung penyulaman dilakukan dengan membuat lubang kembali atau menugal pada tanaman jagung dan kangkung yang tidak tumbuh kemudian diisi benih baru. Penyulaman dilakukan setelah satu minggu setelah tanam agar jarak pertumbuhan tanaman sulaman dengan tanaman utama tidak terlalu jauh. Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma). Penyiangan tanaman jagung, padi dan kangkung



dilakukan dan 14 hari setelah tanam. Sedangkan



Penyiangan kedua



dilakukan yaitu pada umur 24 HST (Hari setelah tanam). Pada Saat penyiangan kedua pada tanaman jagung dan kangkung, tanah digemburkan dan ditimbun dekat pangkal batang. Pembubunan adalah peninggian tanah di sekitar tanaman yang barangkali luruh kena air hujan atau penyiraman. Biasanya pelaksanaan penyiangan dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman. Selain budidaya secara konvensional, pada praktikum ini juga dilkaukan penanaman ataupun budidaya dengan system hidroponik. Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah



dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”. Disini termsauk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih. Praktik hidroponik dilakukan pada tanggal 17 Maret 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dengan bahan tanam sawi dan selada merah. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam yang dimasukkan pada botol plastic bekas yang sudah dipersiapkan sebelumnya sebagai tempat media tanam untuk hidroponik. Nutrisi yang digunakan untuk budidaya hidroponik ini adalah abemix yang merupakan campuran antara nutrisi A dengan nutrisi B yang diberikan 2ml/L pada larutan hidroponik. Bahan tanam yang akan ditanam merupakan hasil persemaian selama 3 minggu. Bahan tanam dipastikan merupakan tanaman pilihan dengan kondisi yang baik dengan ciri-ciri daun yang masih segar dan akar yang masih dalam keadaan baik. Akar tanaman merupakan hal yang paling utama dalam proses perkembangan dan perkembangan tanaman, karena akar merupakan organ yang akan menyerap nutrisi dari media tanam. Tanaman ditanam pada media arang sekam dan bagian akar dibiarkan menggantung dengan tujuan agar akar tanaman direndam gpada larutan hidroponik yang sudah disiapkan. Tanaman dimati selama 4 minggu dengan variable tinggi tanaman dan jumlah daun. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, perlu dilakukan perawatan berupa penggantian media tanam (air) agar nutrisi tanaman tetap terjaga dan akar tidak berlumut. Akar yang berlumut akan menyebabkan tanaman kerdil, layu dan daun berwarna kuning. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa budidaya hidroponik cukup efektif dalam menghasilkan tanaman yang berkualitas baik dengan lahan yang seminimal mungkin. Namun, pada tanaman yang kami amati daun sawi dan selada berwarna kekuningan dan tanaman sawi tumbuh kerdil. Hal ini dikarenakan tanaman hidroponik kami kekurangan suplai cahaya matahari dan terlambatnya penggantian air sehingga tanaman berlumut.



Sehingga



dapat



disimpulkan



bahwa



ketersediaan



cahaya



matahari



dan



pengelolaan/perawatan tanaman secara intensif dan berkala sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kondisi fisik tanaman.



IV.



Kesimpulan



Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penanaman adalah kegiatan



menempatkan



bahan



tanam berupa



benih atau bibit



pada media



tanam baik



media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk polam tanam dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Penanaman dapat dilakukan secara langsung dilapangan ataupun melalui tahapan khusus yaitu penyemaiann benih dilahan semai terlebih dahulu. Pemeliharaan tanaman merupakan semua tindakan atau kegiatan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Tanaman memerlukan pemeliharaan karena selama pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagainya Pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman.



Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor internal berupa faktor genetic dan hormon pertumbuhan yang ada pada tanaman tersebut serta faktor lingkungan yang berupa temperature, intensistas sinar matahari, dan intensitas curah hujan serta kelembaban udara.



Daftar Pustaka



Atinirmala,2006.Budidaya



jagung



dan



kangkung.



http://soearga.wordpress.com/anatomi-



tumbuhan-monokotil-dan-dikotil/ diakses tgl 13 Maret 2016 Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.132 hal. Lisdiana, Fachrudin. 2000. Budi Daya kangkung. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.76 hal. Mashudi. 2001. Bertanam jagung dan Manfaatnya Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.132 hal. Rukmana, Rahmat. 1993. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. 77 hal. Siti, Rochani. 2000. Bercocok Tanam Padi. Azka Press: Surabaya. 59 hal. Soenanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam urat, dan Obesitas. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta. 56 hal.



Lampiran Cara Penanaman Hidroponik



Pupuk AB mix



Pupuk Skam



Cara Pembuatan media untuk hidroponik



Tanaman yang akan digunakan untuk hidroponik Tanaman diberi pupuk dan skam



Tanaman yang telah dimasukkan kedalam media



Pelarutan pupuk untuk penanaman hidroponik



Hidro onik



p yang telah ditanam dimedia



Lampiran Penanaman padi, Jagung dan Kangkung



Perawatan Tanaman Padi



Perawatan Tanaman Jagung dan kangkung