Bab 1 Ayat Qauliyah Dan Kauniyah Yang Berhubungan Dengan Evolusi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Tutud
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AYAT QAULIYAH DAN KAUNIYAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN EVOLUSI MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi Yang dibina oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si, M.Si & Bapak Indra Kurniawan, S.Si., M.Si.



Disusun Oleh : Erma Wahyu Safira Nastiti



(170341615078)



Mafazatud Diniyyah



(170341615017)



Nisa Amelia



(170341615040)



Salwa Nabilah Afifah



(170341615067 )



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG JURUSAN BIOLOGI Januari 2020



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang  Evolusi berasal dari bahasa latin yakni ”Evolvo” yang artinya membentang, atau dalam artian lain evolusi merupakan perubahan yang terjadi secara berangsur dan pelan. Ada bermacam-macam evolusi yaitu evolusi geologi, evolusi astronomi, evolusi biologi dan evolusi budaya. Ditinjau dari bagian yang mengalami perubahan, evolusi dapat dibedakan menjadi evolusi kosmik dan evolusi organik. Disamping itu ada istilah lain yang dikenal dengan evolusi geologis. Evolusi kosmik merupakan perubahan yang terus menerus terjadi di alam raya (evolusi universe). Evolusi organik adalah perubahan yang terjadi pada makhluk hidup atau komponen biotik dari generasi ke generasi baik morfologis maupun fisiologis. Hal ini dikenal juga dengan evolusi biologis. Sedangkan evolusi geologis dikenal sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada permukaan bumi karena dari waktu ke waktu terjadi pelapukan. Banyak kajian-kajian yang dilakukan untuk mengkaji konsep evolusi makhluk hidup, baik kajian ilmiah maupun kajian agama. Kajian ilmiah modern tentang alam semesta dan asal-usul kehidupan seringkali mendapatkan kritikan yang muncul dari berbagai kalangan masyarakat. Saat ini yang masih menjadi kontroversi antara kalangan ilmuwan dengan agamawan adalah tentang asal-usul manusia. Kritik-kritik tersebut patut dikaji secara objektif dan serius oleh para pakar masa kini, khususnya ahli biologi (Bakar, 1996). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penuilisan makalah ini adalah : 1. Bagaimana ayat qauliyah yang berhubungan dengan evolusi? 2. Bagaimana ayat kauniyah yang berhubungan dengan evolusi? 1.3 Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk menjelaskan tentang : 1. Ayat qauliyah yang menjelaskan tentang evolusi 2. Ayat kauniyah yang menjelaskan tentang evolusi



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ayat qauliyah dan kauniyah tentang evolusi Darwin (Yahya, 2003:10), mengatakan: “Semua spesies berasal dari satu nenek moyang yang sama melalui proses yang terjadi secara kebetulan. Sebagai contoh, menurut Darwin; ikan paus berevolusi dari beruang yang mencoba berburu di laut”. Sementara dalam buku The Descent of Man terbit tahun 1971, Darwin menyatakan bahwa: “Manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama, sedangkan kerabat terdekat manusia yang belum punah, yakni gorila dan simpanse (Howard, 1990:94-95). Sejak itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk mempertahankan kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah melakukan penelitian, pernyataan “evolusi manusia” belum pernah dilandasi oleh penemuan ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil. Menurut Darwin (Hart, 1987:113): “Aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.” Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya. Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi juga pada seluruh alam. Ayat-ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa alam semesta dan isinya diciptakan dalam enam masa menunjukkan adanya proses kejadian yang tidak sekaligus jadi. Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam AlQur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara mengenal Allah. Sedangkan ayat kauniah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya. Asal-usul Kehidupan Manusia menurut Alquran dan Hadis Al-qur’an menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran: 59) : ُ‫ب ثُ َّم قَا َل لَهُ ُك ْن فَيَ ُكون‬ ٍ ‫إِ َّن َمثَ َل ِعي َس ٰى ِع ْن َد هَّللا ِ َك َمثَ ِل آ َد َم ۖ َخلَقَهُ ِم ْن تُ َرا‬



Artinya: “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.” tanah kering dan lumpur hitam (Surah Alhijr: 28): ٌ ِ‫ال َربُّكَ لِ ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي خَ ال‬ ‫ال ِم ْن َح َمإ ٍ َم ْسنُو ٍن‬ َ ‫ص ْل‬ َ ‫ق بَ َشرًا ِم ْن‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬ ٍ ‫ص‬



Artinya:



“Dan



(ingatlah),



ketika



Tuhanmu



berfirman



kepada



para



malaikat:



"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” tanah liat (Surah Ashshafat: 11): ‫ب‬ ٍ ‫فَا ْستَ ْفتِ ِه ْم أَهُ ْم أَ َش ُّد َخ ْلقًا أَ ْم َم ْن خَ لَ ْقنَا ۚ إِنَّا َخلَ ْقنَاهُ ْم ِم ْن ِطي ٍن اَل ِز‬ Artinya: “Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” sari pati tanah (Surah Al-shad: 71): ٌ ِ‫ك لِ ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي خَال‬ ‫ق بَ َشرًا ِم ْن ِطي ٍن‬ َ ُّ‫إِ ْذ قَا َل َرب‬ Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Semasa penciptaan Adam, Allah telah berfirman bahawa “Jadilah, maka jadilah ia” (Surah Ali Imran: 59). Oleh itu, proses kejadian manusia menurut Al-Quran adalah lebih sahih dan relevan karena mempunyai bukti yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la: 1-3): ‫ك اأْل َ ْعلَى‬ َ ِّ‫ِّح ا ْس َم َرب‬ ِ ‫َسب‬ “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi” (2). ‫ق فَ َسوَّى‬ َ َ‫الَّ ِذي خَ ل‬ “Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya).” (3). ‫َوالَّ ِذي قَ َّد َر فَهَد َٰى‬ “Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,”



Penciptaan atau kejadian manusia terbagi menjadi tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia. Bagi banyak orang, pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi; kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak memunculkan kehidupan. Selain menggugurkan teori evolusi, hukum “kehidupan muncul dari kehidupan sebelumnya” juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama muncul di bumi dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia diciptakan oleh Allah. Allah, Dia-lah satu-satunya pencipta yang dapat menghidupkan benda mati. Dalam Q.S. Ar-Ruum {30):19, disebutkan: َ‫ك تُ ْخ َرجُون‬ َ ِ‫ض بَ ْع َد َموْ تِهَا ۚ َو َك ٰ َذل‬ َ ْ‫ت َوي ُْخ ِر ُج ْال َميِّتَ ِمنَ ْال َح ِّي َويُحْ يِي اأْل َر‬ ِ ِّ‫ي ِمنَ ْال َمي‬ َّ ‫ي ُْخ ِر ُج ْال َح‬ Artinya: “Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang asal-usul kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384322M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini di ragui oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu, pada tahun 1860, telah muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo). Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada hakikatnya merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex vivo”. Menurut Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882 bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi, yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang



akhirnya berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia. Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam. Dalam teori evolusi Darwin, setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang spesies yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies lain, dan semua spesies muncul dengan cara ini. Perubahan spesies ini berlangsung secara bertahap sedikit demi sedikit dalam jangka waktu jutaan tahun. Al-Quran dengan ayat-ayat yang relevan sangat mengesankan sekali tentang tahap-tahap penciptaan makhluk hidup dapat dilihat dalam: Q.S.Al-Anbiyaa (21):30 َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما ۖ َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي ۖ أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫أَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَ َّن ال َّس َما َوا‬ Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” Q.S. An-Nur (24):45 ْ َ‫ق ُك َّل دَابَّ ٍة ِم ْن َما ٍء ۖ فَ ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ْم ِشي َعلَ ٰى ب‬ ُ ُ‫طنِ ِه َو ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ْم ِشي َعلَ ٰى ِرجْ لَ ْي ِن َو ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ْم ِشي َعلَ ٰى أَرْ بَ ٍع ۚ يَ ْخل‬ ‫ق‬ َ َ‫َوهَّللا ُ خَ ل‬ ‫هَّللا ُ َما يَ َشا ُء ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬ Artinya: “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Q.S.Thaha (20):53 ‫ت َشتَّ ٰى‬ َ َ‫ض َم ْهدًا َو َسل‬ ٍ ‫ك لَ ُك ْم فِيهَا ُسبُاًل َوأَ ْنزَ َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِ ِه أَ ْز َواجًا ِم ْن نَبَا‬ َ ْ‫الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم اأْل َر‬



Artinya: “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” Q.S. Nuh (71):14. ْ َ‫َوقَ ْد َخلَقَ ُك ْم أ‬ ‫ط َوارًا‬ Artinya: “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.” Q.S Al mu’minum 12-14 ْ ُّ‫ار َم ِكي ٍن ثُ َّم خَ لَ ْقنَا الن‬ ْ ُ‫ين ثُ َّم َج َع ْلنَاهُ ن‬ ‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَخَ لَ ْقنَا‬ ٍ ‫َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإْل ِ ْن َسانَ ِم ْن ُساَل لَ ٍة ِم ْن ِط‬ ٍ ‫طفَةً فِي قَ َر‬ َ‫ك هَّللا ُ أَحْ َس ُن ْال َخالِقِين‬ َ ‫ْال ُمضْ َغةَ ِعظَا ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِعظَا َم لَحْ ًما ثُ َّم أَ ْن َشأْنَاهُ َخ ْلقًا آخَ َر ۚ فَتَبَا َر‬ Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” Apa yang disebut Darwin sebagai seleksi alam, memanglah seleksi alami dalam pengertian Allah SWT., yang mengatur seleksi itu sebagai bagian dari proses penyempurnaan, proses penyelarasan terhadap keadaan lingkungan dan proses perakitan dalam bentuk yang diberikan-Nya kepada manusia untuk menjadi khalifahNya di bumi. Al-Quran tidak menguraikan secara rinci proses kejadian Adam, namun mayoritas ulama dinamai manusia pertama. Yang disampaikannya dalam konteks ini hanyalah: a. Bahan awal manusia dari tanah. b. Bahan tersebut disempurnakan. c. Setelah proses penyempurnaan selesai, ditiupkan kepadanya ruh Ilahi (Q.S. Al-Hijr {15}:28-29) ٌ ِ‫ال َربُّكَ لِ ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي خَ ال‬ ‫ال ِم ْن َح َمإ ٍ َم ْسنُو ٍن‬ َ ‫ص ْل‬ َ ‫ق بَ َشرًا ِم ْن‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬ ٍ ‫ص‬



Artinya:



“Dan



(ingatlah),



ketika



Tuhanmu



berfirman



kepada



para



malaikat:



"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Dalam hadis Rasulullah SAW, disebutkan bahwa: “Setiap orang diantaramu diciptakan dalam rahim ibunya dari setetes “nuthfah” selama empat puluh hari, lalu dia menjadi “alaqah” selama kurun waktu yang sama, kemudian menjadi “mudghah”(seperti makanan yang dikunyah) selama kurun waktu yang sama juga. Kemudian Allah mengutus Malaikat datang kepadanya dengan membawa empat perintah. Sang malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan rezeki, usia, amal-perbuatan dan akhir nasibnya bahagia atau sengsara, lantas meniupkan ruh kepadanya. (HR Bukhari, 1971:152). Hadis lain disebutkan: Ketika “nuthfah” telah berusia empat puluh hari, Allah mengutus malaikat yang membentuknya, menciptakan pendengaran, pengelihatan, kulit, daging dan tulangnya, lalu bertanya, Tuhanku, apakah dia laki-laki atau perempuan.(HR Muslim, 1993:45). Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke-19. Paham materialisme berusaha menjelaskan alam semata melalui faktor-faktor materi dan mengingkari penciptaan Filsafat materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia ini, memunculkan “teori evolusi” di pertengahan abad ke19. Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan ilmu pengetahuan justru mementahkan teori evolusi. Teori Darwin semakin tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan modern menyuguhkan informasi bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk pada makhluk hidup, dirancang dan dibangun dalam sebuah sistem yang sangat rumit namun mekanisme yang bekerja di dalamnya sangat teratur dan sempurna. Tentu ada “invisible hand” di balik semua rancangan cerdas ini. Kenyataan ini telah membukakan mata para ilmuan, sehingga mereka yang sebelumnya menjadi pendukung teori evolusi menjadi berbalik menolak teori tersebut. Maka semakin hari semakin banyak buku-buku yang dihasilkan para ilmuan untuk membuktikan kekeliruan teori Darwin. Dampaknya,



semakin banyak pula kalangan pendidik yang menolak teori Darwin dan berpihak pada teori Intelegent Design atau teori Perancangan Cerdas (PC). Dalam Islam misalnya, Agama Islam dengan tegas menolak teori yang diajukan oleh Darwin tersebut dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah: 30 disebutkan: ُ ِ‫ض خَ لِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬ َ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدك‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬ ِ ‫ال َربُّكَ لِ ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي َج‬ ِ ْ‫اع ٌل فِي اأْل َر‬ َ‫ك ۖ قَا َل إِنِّي أَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫َونُقَدِّسُ ل‬ Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah (2): 30). Beberapa cendekiawan Muslim, jauh sebelum Darwin melakukan penelitian dan analisa terhadap spesies, di antaranya Al-Farabi (783-950), Ibnu Miskawaih (w.1030), Muhammad ibn Syakir al-Kurtubi (1287-1363)m dan Ibnu Kaldum (1332-1406), mereka menyimpulkan bahwa manusia diciptakan melalui fase atau evolusi tertentu, dan bahwa ada tingkat-tingkat tertentu menyangkut ciptaan Allah SWT., di jagat raya ini (Shihab, 1997:281). Tokoh-tokoh Islam inilah dapat dikatakan sebagai tokoh evolusi sebelum lahirnya teori evolusi, meskipun mereka tidak sepenuhnya sama dalam rincian teori evolusi yang dikembangkan Darwin. Dalam rentang waktu 10 tahun terakhir ini, semakin banyak ilmuan yang mengaku bahwa teori evolusi Darwin tak memadai untuk menjelaskan sepenuhnya asal-usul kehidupan. Sekarang manusia telah mulai menyaksikan kenyataan bahwa terdapat sesuatu yang luar biasa pada makhluk hidup. Mekanisme Desain Intelektual dapat disaksikan dimana-mana, bahwa setiap bentuk kehidupan diciptakan bersamaan dengan seluruh sifat, ciri dan kelengkapannya dalam suatu waktu. Keberadaan teori evolusi Darwin dapat dibenarkan melalui ilmu pengetahuan, karena teori ini mula-mula mengungkap misteri asal-usul kehidupan manusia secara sistematis dan filosofis dengan argumen-argumen ilmiah, sehingga teori evolusi dianggap benar adanya bagi sebagian ilmuan serta dapat dijadikan mitra bagi para ilmuan Islam dalam mengkaji asal-usul penciptaan manusia yang misterius itu. Namun jika dilihat dari perspektif Islam, teori evolusi tidaklah diterima kebenarannya, mengingat Al-Qur’an dan hadis secara nyata



mengungkapkan penciptaan manusia pertama “Adam A.S”, dan kelanjutan proses penciptaan manusia setelah itu melalui keturunan. Dengan demikian, teori evolusi menurut Islam dapat ditolak keberadaannya, dan hanya dianggap sebagai hipotesis belaka.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam AlQur’an. Sedangkan ayat kauniah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah. Pada ayat qauliyah dan kauniyah berisi tentang asal-usul penciptaan makhluk hidup di bumi. Jika dilihat dari prespektif agama Islam, terdapat banyak pertentangan antara teori evolusi dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi tentang asal-usul penciptaan makhluk hidup di bumi. Mengingat Al-Qur’an dan hadis secara nyata mengungkapkan penciptaan manusia pertama “Adam A.S”, dan kelanjutan proses penciptaan manusia setelah itu melalui keturunan. Dengan demikian, teori evolusi menurut Islam dapat ditolak keberadaannya, dan hanya dianggap sebagai hipotesis belaka. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan kajian ilmiah mengenai teori evolusi. 3.2 Saran Banyaknya perbedaan pendapat antara kalangan ilmuwan dan agamawan mengenai teori evolusi sebaiknya dilakukan pengkajian ilmiah lebih lanjut, sehingga dapat menemukan persamaan pendapat antara keduanya.



DAFTAR PUSTAKA Al-Bukhari, Muhammad ibn Ismail. 1981. Shahih Al-Bukhari, Jilid III. Beirut: Daar Wamathaby. Bakar, Osman (Ed). 1996. Critique of Evolusionary Theory. Penerjemah Eva Y. Nukmah dengan judul; Evolusi Rohani; Kritik Ferenial atas Teori Evolusi Darwin. Bandung: mizan. Syafi’i, Ahmad. 2006. Kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin. Jurnal Hunafa 3(3): 263274. Yahya, Harun. 2001. The Evolution Deceit, Alih Bahasa Catur Sriherwanto, et. al., dengan judul; Keruntuhan Teori Evolusi. Bandung: Dzikra. Yahya, harun. 2003. End of Darwinism. Penerjemah Effendi, et.al., dengan judul: Menyibak Tabir Evolusi. Jakarta: Globalmedia.