BAB 12 Balut Bidai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 12 BALUT BIDAI



BALUT BIDAI Pengertian Balutan adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Tujuan 1) Menahan sesuatu sebagai penutup luka, pita tali, kulit , bidai, bagian tubuh yang cedera, dan rambut. 2) Memberi tekanan 3) Melindungi bagian tubuh yang cedera 4) Memberikan penyokong terhadap bagian tubuh yang cedera 5) Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya 6) Mencegah terjadinya pembengkakan 7) Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah bagian itu tidak bergeser 8) Mencegah terjadinya kontaminasi Prinsip 1. 2. 3. 4.



Rapat dan rapi Jangan terlalu longgar Ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui fungsi sirkulasi Bila ada keluhan terlalu erat , longgarkan



Persyaratan Pembalutan 1. Tipis , kuat dan biasanya berwarna putih 2. Ukuran disesuaikan kebutuhan, biasanya dibentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90 – 100 cm Persiapan alat dan bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mitela



Mitela adalah pembalutan berbentuk segitiga Dasi adalah mitela yang terlipat – lipat sehingga berbentuk dasi Pita adalah pembalut gulung Plester adalah pembalut berperekat Pembalutan yang spesifik Kasa steril Sarung tangan steril bila perlu



1. Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50 -100 cm 2. Pembalutan ini dipergunakan pada bagian kaki yang berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota tubuh yang cedera 3. Pembalutan ini bisa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada,siku, telapak tangan, dan kaki, pinggul, serta untuk menggantungkan lengan Dasi 1. Pembalutan ini adalah mitela yang dilipat – lipat dari satu sisi segitiga agar menjadi beberapa lapis dan bentuk seperti pita dengan kedua ujung – ujungnya lancip dan lebar antara 5 – 10 cm 2. Pembalutan ini bisa di pakai pada saat membalut mata, dahi, rahang, ketiak, lengan, siku, paha, serta lutut, betis, dan kaki yang terkilir. Pita gulungan 1. Pembalutan ini dibuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastik. Bahan yang paling sering adalah dari kasa karena mudah menyerap air , darah, dan tidak mudah bergeser. 2. Macam – macam pembalut yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Lebar 2,5 cm : untuk jari – jari b. Lebar 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan c. Lebar 7,5 cm : untuk kepala , lengan atas dan bawah, betis, dan kaki d. Lebar 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul e. Lebar 25 cm : untuk dada, perut, dan punggung Plester 1. Pembalutan ini berfungsi untuk merekatkan penutup luka, fiksasi pada sendi yang terkilir, dan melekatkan pada kelainan patah tulang 2. Khususnya untuk penutup luka biasa dilengkapi dengan obat antiseptik Pembalutan spesifik 1. Sneverband adalah pembalutan pita yang sudah ditambah dengan kasa penutup luka dan steril , baru dibuka pada saat dipergunakan. Sering dipakai pada luka lebar yang terdapat pada tubuh. 2. Sufratulle adalah kasa steril yang direndam dengan obat pembunuh kuman . biasa digunakan pada luka – luka kecil. 3. Dariantul adalah kasa steril yang telah ditaburi / deberi dengan obat dalam bentuk salep, baru dibuka pada saat dipergunakan. Kemasan kecil dan sederhana biasa dipergunakan untuk luka lecet atau luka bedah kecil. Setelah tertutup baru kasa ini dibalut atau dibiarkan terbuka sesuai keadaan luka. Kasa steril



Kasa steril adalah kasa yang dipotong – potong dengan berbagai ukuran untuk menutupi luka kecil yang sudah diberi obat – obatan ( antibiotok, antiplagestik ). Setelah tertutup , baru kasa itu dibalut. Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur kepada klien dan menanyakan keluhan yang dirasakan. 2. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan steril bila perlu 3. Menjaga privasi klien dengan membuka bagian yang akan dilakukan tindakan atau pasang tirai 4. Melihat bagian tubuh yang akan di balut 5. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian yang akan dilakukan tindakan 6. Lepaskan pakaian yang menutupi tempat untuk mengambil tindakan 7. Perhatikan tempat yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan berikut a. Bagian dari tubuh mana b. Apakah ada luka terbuka atau tidak c. Bagaimana luas luka tersebut d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak 8. Pilih jenis balutan yang akan digunakan atau dikombinasikan 9. Sebelum dibalut , jika luka terbuka , perlu diberi disinektan atau balut dengan pembalut yang mengandung obat disenfiktan atau diisolasi/direrposisi 10. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan hal berikut : a. Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh lainnya b. Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lainnya c. Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita d. Tidak mengganggu peredaran darah misalnya pada saat membalut berlapis lapis e. Tidak mudah kendor atau lepas Cara membuat dengan mitela.  Salah satu sisi mitela dilipat 3 – 4 cm sebanyak 1 – 3 kali  Pertahankan sisi yang telah terlipat terletak dibagian luar yang akan dibalut , lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi diikat.  Salah satu ujung bebas lainnya ditaruk dan dapat diikat pada ikatan , diikat pada tempat lain atau dapat dibiarkan bebas. Hal ini tergantung pada tempat dan kepentingan Cara membuat dengan dasi    



Pembalut mitela dilipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita masing – masing ujung lancip Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai pada kedua ujungnya dapat diikat Diusahakan agar balutan tidak mudah kendur dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik Kedua ujungnya diikatkan secukupnya



Cara membalut dengan pita



 







Berdasarkan besar bagian tubuh yang akan dibalut , maka dipilih pembalut pita dengan ukuran lebar sesuai Balutan pita biasanya terdiri atas beberapa lapis , dimulai dari salah satu ujungnya yang diletakan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut , kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara beban yang satu dengan beban berikutnya. Kemudian ujung yang dalam ditarik dan diikat denan ujung yang lain



Cara membuat dengan plester 







Jika ada luka terbuka a. Luka diberi obat antiseptik b. Tutup luka dengan kasa c. Lalu letakan pembalut plester Jika untuk fiksasi ( misalnya tulang patah/terkilir ). Balutan plester dibuat stapping dengan membebat berlapis – lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan tertentu masing – masing ujungnya perlu difiksasi dengan plester



Cara membuat dengan kasa steril Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat pemakain. 11. Rapikan alat – alat yang tidak dipergunakan 12. Buka sarung tangan jika dipakai dan dicuci 13. Evaluasi dan dokumentasikan tindakan



PEMBIDAIN Pengertian Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang / organ yang patah tidak bergerak ( imobilisasi ) sehingga memberika istirahat dan mengurangi rasa sakit. Prinsip Pemberian Bidai 1. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cedera 2. Lakukan pembidaian pada dugaan terjadinya patah tulang jadi tidak perlu dipastikan terlebih dahulu ada tidaknya patah tulang. 3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan 4. Untuk pemasangan spalk pada saat pemasangan infus pada bayi dan anak – anak yang hiperaktivitas bertujuan agar tidak bergeser Syarat – syarat pembidain



1. Siapkan alat – alat selengkapnya 2. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang , ukurlah terlebih dahulu anggota badan yang akan dibidai 3. Ikatan jangan terlalu besar dan terlalu kendur 4. Bidai dibalut dahulu sebelum digunakan 5. Usahakan bidai dengan lapisan empuk 6. Tidak terlalu ketat dan kencang 7. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah 8. Apabila memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai atau dibalut 9. Septu, gelang, jam tangan, dan perhiasan lainnya harus dilepaskan Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur pada klien dan menanyakan keluhan yang dirasakan. 2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril bila perlu 3. Jaga privasi klien dengan hanya membuka bagian yang akan dilakukan tindakan atau menutup tirai 4. Lihat bagian tubuh mana yang akan dibidai 5. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian yang akan dilakukan tindakan 6. Lepaskan pakaian klien atau perhiasan yang menutupi tempat untuk mengambil tindakan 7. Perhatikan tempat yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan berikut : a. Bagian dari tubuh yang mana b. Apakah ada luka terbuka atau tidak c. Bagaimana luas tersebut d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak 8. Lakukan pembidaian dengan melewati dua sendi 9. Hasil pembidaian ; a. Harus cukup jumlahnya, dimulai dari bagian bawah tempat yang patah b. Tidak kendor dan keras 10. Rapikan alat – alat yang tidak dipergunakan 11. Buka sarung tangan jika dipakai dan cuci tangan 12. Evaluasi dan dokumentasi tindakan



Perhatian 1. Pemasangan hati – hati 2. Ingat nyeri dan kemungkinan banyak



FORMAT PENILAIAN OSPE ( OBJECTIVE STRUCTURE PRATICAL EXAMINATION ) No



Aspek yang Dinilai



1.



Tahap PRE- INTERAKSI a. Menyiapkan alat – alat dan dekatkan pada klien b. Mencuci tangan c. Memakai sarung tangan jika perlu Tahap Orientasi a. Memberi salam dan senyum kepada klien ( BHSP )



2



Tindakan Ya Tidak



3.



b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan dilakukan c. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan d. Menjelaskan kerahasiaan bila perlu pasang tirai e. Mengatur posisi klien Tahap Kerja 1. Melihat bagian tubuh yang akan di balut 2. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian yang akan dilakukan tindakan 3. Lepaskan pakaian yang menutupi tempat untuk mengambil tindakan 4. Perhatikan tempat yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan berikut a.Bagian dari tubuh mana b.Apakah ada luka terbuka atau tidak c.Bagaimana luas luka tersebut d.Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak 5. Pilih jenis balutan yang akan digunakan atau dikombinasikan 6. Sebelum dibalut , jika luka terbuka , perlu diberi disinektan atau balut dengan pembalut yang mengandung obat disenfiktan atau diisolasi/direrposisi 7. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan hal berikut : a.Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh lainnya b.Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lainnya c.Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita d.Tidak mengganggu peredaran darah misalnya pada saat membalut berlapis lapis e.Tidak mudah kendor atau lepas Cara membuat dengan mitela. •Salah satu sisi mitela dilipat 3 – 4 cm sebanyak 1 – 3 kali •Pertahankan sisi yang telah terlipat terletak dibagian luar yang akan dibalut , lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi diikat. •Salah satu ujung bebas lainnya ditaruk dan dapat diikat pada ikatan , diikat pada tempat lain atau dapat dibiarkan bebas. Hal ini tergantung pada tempat dan kepentingan Cara membuat dengan dasi



•Pembalut mitela dilipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita masing – masing ujung lancip •Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai pada kedua ujungnya dapat diikat •Diusahakan agar balutan tidak mudah kendur dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik •Kedua ujungnya diikatkan secukupnya Cara membalut dengan pita •Berdasarkan besar bagian tubuh yang akan dibalut , maka dipilih pembalut pita dengan ukuran lebar sesuai •Balutan pita biasanya terdiri atas beberapa lapis , dimulai dari salah satu ujungnya yang diletakan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut , kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara beban yang satu dengan beban berikutnya. •Kemudian ujung yang dalam ditarik dan diikat denan ujung yang lain Cara membuat dengan plester •Jika ada luka terbuka a.Luka diberi obat antiseptik b.Tutup luka dengan kasa c.Lalu letakan pembalut plester •Jika untuk fiksasi ( misalnya tulang patah/terkilir ). Balutan plester dibuat stapping dengan membebat berlapis – lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan tertentu masing – masing ujungnya perlu difiksasi dengan plester



4.



Cara membuat dengan kasa steril Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat pemakain. Tahap Terminasi a. Merapikan klien dan alat – alat b. Mencuci tangan c. Memperhatikan keadaan umu klien d. Mendokumentasikan tindakan



Kode unit



INSTRUMENT UJI KOMPETENSI : KDM/Pembalutan



Judul Unit Uraian Unit Deskriptif Subunit



: Pembalutan : Pembalutan : Menahan sesuatu : penutup luka , pita tali kulit, bidai, bagian Tubuh yang cedera, rambut ; memberikan penyokong terhadap Bagian tubuh yang cedera



A. Penilaian Keterampilan Elemen No Kompetensi



Indikator Penilaian



a. Salam terapeutik disampaikan dengan ramah kepada keluarga dan klien. b. Evaluasi klien yang akan Melakukan dilakukan tindakan 1. c. Rencan untuk melakukan Pengkajian pembalutan disampaikan pada klien. d. Tujuan dan lagkah – langkah pembalutan dijelaskan a. Set alat pembalutan dipersiapkan Mempersiapkan alat b. Set alat untuk 2 – alat pembalutan pembalutan dibawa ke dekat klien a. Cuci tangan dilakukan b. Pembalutan dilakukan dengan tepat c. Cuci tangan setelah 3. Pembalutan dilakukan tindakan d. Set alat pembalutan dibersihkan dan kembali di tempatnya a. Hasil tindakan pembalutan dicatat Melakukan sesuai kebutuhan b. Hasil pemeriksaan 4. pencatatan dan dicatat apa bila ada pelaporan penyimpangan dilaporkan. B. PENILAIAN PENGETAHUAN 1. pengetahuan tentang pembalutan 2. pengetahuan tentang alat dan fungsinya C. PENILAIAN SIKAP a. Komunikasi terapeutik b. Mempertahankan prinsip kerja



Ya



Tidak



c. bekerja dengan hati – hati dan cermat d. Bekerja secara sistematis Persyaratan Tindakan No 1. 2. 3. 4.



Persyaratan Tindakan Menguasai kemampuan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan keperawatan Menerapkan prinsip etik dan etika dalam keperawatan Dilakukan pada klien dengan kondisi yang tidak terlalu kompleks Mengetahui dan menguasai tindakan kegawatdaruratan



Kemampuan Kritikal No 1. 2. 3. 4.



Kemampuan Kritikal Cuci tangan Ketepatan dalam pembalutan Ketepatan dalam mengobservasi dan hasil pembalutan Ketepatan mencatat hasil dalam pembalutan



Catatan : Indikator penilaian yang belum dicapai ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... Mahasiswa



Pembimbing/instruktur



(.............................)



(.............................)



Keterangan : 1) Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, kriteria yang digunakan sebagai berikut  100 = Bila semua jawaban benar  80 = Bila 80% jawaban benar  60 = Bila 60 % jawaban benar  Dan seterusnya 2) Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut  4 = selalu  3 = sering  2 = kadang – kadang  1 = jarang  0 = tidak pernah



LEMBAR PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI



INSTITUSI



:



NAMA PESERTA DIDIK



:



NIM/SMESTER



:



TANGGAL UJIAN



:



MATA KULIAH



: Kebutuhan Dasar Manusia I



SUBKOMPETENSI/KETERAMPILAN



: Melakukan pembalutan dalam tindakan kegawatdaruratan



TUJUAN PEMBELAJARAN



: Peserta didik mampu melakukan pembalutan



No



Komponen Penilaian Penilaian Komentar ( Aspek – aspek yang Dinilai I Psikomotor ( bobot 60 % ) Rata – rata skor keterampilan ( I ) II Kognitif ( bobot 20 – 30 % ) Rata – rata skor pengetahuan ( II ) III Afektif ( bobot 10 – 20 % ) Rata – rata sikap ( III ) Rata – rata skor sikap ( III ) Nilai akhir = ( skor I x bobot ) + ( skor II x bobot ) + ( skor III x bobot ) =...................... Keterangan : Pembobotan aspek kogitif dan affektif dapat disesuaikan dengan karakter masing – masing keterampilan



Mahasiswa



(.............................) NIM........................



Pembimbing/Instruktur



(.............................) NIP...........................



INSTRUMENT UJI KOMPETENSI



Kode unit Judul Unit Uraian Unit Deskriptif Subunit



: KDM/Pembidaian : Pembidain : Pembidain : untuk anggota badan mengalami cedera , pembidain pada Dugaan patah tulang, melewatai minimal dua sendi yang Berbatasan, untuk spalk pada saat pemasangan infus pada Bayi dan anak – anak yang hiperaktivitas bertujuan aga tidak Bergeser. A. Penilaian Keterampilan Elemen No Indikator Penilaian Ya Tidak Kompetensi a. Salam terapeutik disampaikan dengan ramah kepada keluarga dan klien. b. Evaluasi klien yang akan Melakukan dilakukan tindakan 1. c. Rencan untuk melakukan Pengkajian pembidain disampaikan pada klien. d. Tujuan dan lagkah – langkah pembidain dijelaskan a. Set alat pembidain Mempersiapkan alat dipersiapkan 2 b. Set alat pembidain – alat pembidaian dibawa ke dekat klien a. Cuci tangan dilakukan b. Pembidaian dilakukan dengan tepat c. Cuci tangan setelah dilakukan tindakan 3. Pembidaian d. Set alat perawatan pembidain dibersihkan dan kembali di tempatnya a. Hasil tindakan pembidaian dicatac Melakukan sesuai kebutuhan b. Hasil pemeriksaan 4. pencatatan dan dicatat apa bila ada pelaporan penyimpangan dilaporkan. B. PENILAIAN PENGETAHUAN 1. pengetahuan tentang pembidaian 2. pengetahuan tentang alat dan fungsinya C. PENILAIAN SIKAP



a. Komunikasi terapeutik b. Mempertahankan prinsip kerjabekerja dengan hati – hati dan cermat c. Bekerja secara sistematis Persyaratan Tindakan No 1. 2. 3. 4.



Persyaratan Tindakan Menguasai kemampuan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan keperawatan Menerapkan prinsip etik dan etika dalam keperawatan Dilakukan pada klien dengan kondisi yang tidak terlalu kompleks Mengetahui dan menguasai prinsip pembidaian



Kemampuan Kritikal No 1. 2. 3. 4.



Kemampuan Kritikal Cuci tangan Ketepatan dalam melakukan pembidaian Ketepatan dalam mengobservasi dan hasil pembidaian Ketepatan mencatat hasil pembidaian



Catatan : Indikator penilaian yang belum dicapai ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... Mahasiswa



Pembimbing/instruktur



(.............................)



(.............................)



Keterangan : 1. Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, kriteria yang digunakan sebagai berikut  100 = Bila semua jawaban benar  80 = Bila 80% jawaban benar  60 = Bila 60 % jawaban benar  Dan seterusnya 2. Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut  4 = selalu  3 = sering  2 = kadang – kadang  1 = jarang  0 = tidak pernah



LEMBAR PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI



INSTITUSI



:



NAMA PESERTA DIDIK



:



NIM/SMESTER



:



TANGGAL UJIAN



:



MATA KULIAH



: Kebutuhan Dasar Manusia I



SUBKOMPETENSI/KETERAMPILAN



: Melakukan Pembidaian



TUJUAN PEMBELAJARAN



: Peserta didik mampu melakukan pembidaian



No



Komponen Penilaian Penilaian Komentar ( Aspek – aspek yang Dinilai I Psikomotor ( bobot 60 % ) Rata – rata skor keterampilan ( I ) II Kognitif ( bobot 20 – 30 % ) Rata – rata skor pengetahuan ( II ) III Afektif ( bobot 10 – 20 % ) Rata – rata sikap ( III ) Rata – rata skor sikap ( III ) Nilai akhir = ( skor I x bobot ) + ( skor II x bobot ) + ( skor III x bobot ) =...................... Keterangan : Pembobotan aspek kogitif dan affektif dapat disesuaikan dengan karakter masing – masing keterampilan



Mahasiswa



(.............................) NIM........................



Pembimbing/Instruktur



(.............................) NIP...........................