Bab 13 - Audit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi bagi pembaca dalam hal mengenai Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan informasi bagi para pembaca tentang mengenai Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih sangatlah kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Bandung, 2 Desember 2013



Penyusun



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1 DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2 BAB I ............................................................................................................................................................ 3 PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3 1.1



Latar Belakang .................................................................................................................................. 3



1.2



Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 3



1.3



Tujuan ............................................................................................................................................... 3



BAB II........................................................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4 2.1



Sampel yang Representatif................................................................................................................ 4



2.2 Pengambilan Sampel Secara Statistik Versus Non-Statistik dan Pemilihan Sampel Probability Atau Non-Probability .................................................................................................................................... 5 2.3



Metode Pemilihan Sampel Non Probabilistik ................................................................................... 6



2.4



Metode Pemilihan Sampel Probabilistik ........................................................................................... 7



2.5



Pengambilan Sampel Untuk Tingkat Pengecualian .......................................................................... 9



2.6



Penerapan Pengambilan Audit Non Statistik .................................................................................. 10



2.7



Pengambilan Sampel Audit Secara Statistik ................................................................................... 16



2.8



Penerapan Pengambilan Sampel Atribut......................................................................................... 18



BAB III ....................................................................................................................................................... 22 PENUTUP .................................................................................................................................................. 22 



KESIMPULAN ................................................................................................................................... 22



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 2



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Materi saat ini, berkaitan dengan perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk menguji siklus penjualan dan penagihan.Sebelum pengujian dapat dilaksanakan, auditor perlu menentukan ukuran sampel dan pos sampel yang dipilih dari populasi untuk setiap prosedur yang dijalankan. Ketika auditor memutuskan untuk memilih kurang dari 100% populasi pengujian untuk membuat kesimpulan mengenai populasi tersebut, hal ini dinamakan pemilihan sampel audit. Evaluasi sampel audit merupakan hal yang penting dan paling menantang dari sebuah pengauditan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud sampel yang representatif? 2. Bagaimana cara pengambilan sampel secara statistik versus non-statistik dan pemilihan sampel probability atau non-probability? 3. Bagaimana cara menentukan metode pemilihan sampel non probabilistik? 4. Bagaimana cara menentukan metode pemilihan sampel probabilistik? 5. Apa yang dimaksud dengan pengambilan sampel untuk tingkat pengecualian? 6. Bagaimana penerapan pengambilan audit non statistik? 7. Bagaimana pengambilan sampel audit secara statistik? 8. Bagaimana penerapan pengambilan sampel atribut? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui yang dimaksud sampel yang representatif. 2. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel secara statistik versus non-statistik dan pemilihan sampel probability atau non-probability. 3. Untuk mengetahui cara menentukan metode pemilihan sampel non probabilistik. 4. Untuk mengetahui cara menentukan metode pemilihan sampel probabilistik. 5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pengambilan sampel untuk tingkat pengecualian. 6. Untuk mengetahui penerapan pengambilan audit non statistik. 7. Untuk mengetahui pengambilan sampel audit secara statistik. 8. Untuk mengetahui penerapan pengambilan sampel atribut.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sampel yang Representatif Ketika memilih sampel dari populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Ini berarti bahwa itemitem yang dijadikan sampel serupa dengan item-item yang tidak dijadikan sampel. Dalam praktik, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan. (Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukan audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan). Akan tetapi, auditor dapa meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampel, dan evaluasi hasil sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif. Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat menguji lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Auditor memiliki dua cara untuk mengendalikan risiko sampling : 1. Menyesuaikan ukuran sampel. 2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi. Meningkatkan ukuran sampel dapat mengurangi risiko sampling, dan sebaliknya.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 4



2.2 Pengambilan Sampel Secara Statistik Versus Non-Statistik dan Pemilihan Sampel Probability Atau Non-Probability Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama : sampling statistik dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut serupa karena keduanya melibatkan tiga tahap : 1. Perencanaan sampel. 2. Pemilihan sampel dan melakukan pengujian 3. Pengevaluasian hasil.



Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana sampel dipilih dari populasi. Auditor baru dapat melaksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih. Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit. Dua jenis sampling : - Sampling statistik (statistical sampling) - Samping nonstatistik (nonstatistical sampling)



Pemilihan sampel probabilistik (probabilistic sample selection), auditor memilih secara acak item-item sehingga setiap item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkna dalam sampel. Pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistic sample selection), auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan profesional dan bukan metode probabilistik. Auditor dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik.



Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikatikan dengan sampling audit nonstatistik. Ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu, ada empat jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikatikan dengan sampling audit statistik, yang semuanya bersifat porbabilistik.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 5







Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini : 1. pemilihan sampe terarah 2. pemilihan sampel blok 3. pemilihan sampel sembarangan







Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini : 1. Pemilihan sampel acak sederhana 2. Pemilihan sampel sistematis 3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran 4. Pemilihan sampel bertahap



2.3 Metode Pemilihan Sampel Non Probabilistik Metode ini merupakan metode yang tidak memenuhi persyaratan teknis untuk pemilihan sampel probabilistik. Karena metode ini tidak berdasarkan pada probabilitas matematis, keterwakilan sampel tersebut mungkin sulit ditentukan. Pemilihan Sampel Terarah (Directed Sample Selection) Dalam pemilihan sampel terarah auditor memilih setiap pos dalam sample berdasarkan pada pertimbangan professional mereka daripada menggunakan pemilihan sampel secara acak. Pendekatan yang umumnya digunakan mencakup hal-hal berikut : 1. Pos-pos yang paling mungkin berisi salah saji. Auditor dapat secara efisien menyelidiki pos-pos sejenis ini dan hasilnya dapat diterapkan pada populasi. Dal mengevaluasi sampel, auditor biasanya beralasan bahwa jika tidak ada pos-pos dari sampel yang dipilih ini yang mengalami salah saji, kecil kemungkinan bahwa populasinya mengalami salah saji material. 2. Pos-pos yang berisi karakteristik populasi yang dipilih. Dengan memilih satu atau lebih pos dengan karakteristik populasi yang berbeda, auditor dapat merancangsampel agar menjadi representative. 3. Cakupan nilai rupiah yang besar.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 6



Auditor terkadang dapat memilih sebuah sampel yang mencakup suatu porsi terbesardari total rupiah populasi, sehingga dapat mengurang risiko pengambilan kesimpulan yang tidak tepatdengan tidak memeriksa pos-pos yang nilai rupiahnya kecil. Hal ini merupakan pendekatan praktis pada banyak pengauditan, khususnya yang kecil, di mana hanya sedikit pos yang membentuk proporsi besar dari total nilai populasi. Pemilihan Sampel Blok (Block Sample Selection) Dalam pemilihan sampel blok, auditor memilih pos di dalam suatu blok terlebih dahulu, kemudian blok sisanya dipilih secara berurutan. Pengambilan sampel blok juga dapat digunakan untuk menambah sampel lainnya ketika terdapat kepentingan salah saji yang besar untuk suatu periode tertentu. Pengambilan Sampel Sembarang (haphazard Sample Selection) Pemilihan sampel sembarang adalah pemilihan pos sampel tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Pada beberapa kasus, auditor memilih pos populasi tanpa mempertimbangkan ukuran, sumber, atau karakteristik khusus lainnya. Kakurangan yang paling utama dari pengambilan sampel sembarang adalah kesulitan dalam menentukan sisa yang pasti tidak bias dalam pemilihan sampel. Meskipun pemilihan sampel acak dan blok nampaknya kurang logis dibandingkan dengan pemilihan sampel terarah, keduanya sering kali digunakan ketika biaya pemilihan sampel yang lebih rumit lebih besar daripada manfaat yang didapatkan dari penggunaan kedua pendekatan ini.



2.4 Metode Pemilihan Sampel Probabilistik Pengambilan sampel statistic mengharuskan sampel probabilistic untuk mengukur risiko sampel. Untuk sampel probabilistic, auditor tidak menggunakan pertimbangan mengenai pos apa yang harus dipilih, kecuali dalam memilih yang mana dari empat metode yang akan digunakan.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 7



Pemilihan Sampel Acak Sederhana Dalam pemilihan sampel acak sederhana, setiap kombinasi yang mungkin dari pos populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukan dalam sampel. Auditor menggunakan pengambilan acak sederhana untuk sampel populasi ketika tidak terdapat kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih Janis pos-pos populasi. 1. Table nomor acak. Ketika auditor mendapatkan sampel acak sederhana, mereka harus menggunakan suatu metode yag meyakinkan semua pos populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. 2. Nomor acak yang dihasilkan oleh computer Sebagian besar sampel acak yang digunakan auditor dihasilkan oleh computer dengan menggunakan salah satu dari tiga jenis program, yaitu kertas kerja elektronik, penghasil nomor acak, dan peranti lunak audit umum. Program computer menawarkan beberapa keunggulan. Keunggulan itu antara lain adalah hemat waktu, mengurangi kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh auditor dalam memilih nomor, dan dokumentasi yang otomatis. Pemilihan Sampel Sistematik Dalam pemilihan sampel sistematik (disebut juga dengan pengambilan sampel sistematik), auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih pos-pos untuk sampel tersebut berdasarkan ukuran interval. Intervalnya ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan. Keunggulan



pemilihan



sampel



sistematik



adalah



kemudahan



dalam



penggunaannya. Pada sebagian besar populasi, sampel sistematik dapat diambil dengan cepat dan pendekatan ini akan secara otomatis memasukan nomor secara berurutan, sehingga mudah untuk mengembangkan dokumentasi yang tepat. Masalah yang harus diperhatikan dalam pemilihan sampel sistematik adalah kemungkinan terjadinya bias. Karena cara dilakukannya pengambilan sampel sistematik adalah jika pos pertama dalam sampel sudah dipilih, semua pos lainnya dipilih secara otomatis.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 8



Probabilitas Proporsional terhadap Pemilihan Ukuran dan Stratifikasi Sampel Pada banyak situasi audit, akan sangat bermanfaat untuk memilih sampel yang menekankan pos-pos populasi dengan jumlah tercatat yang lebih besar. Ada 2 cara untuk mendapatkan sampel semacam itu, antara lain: 1. Ambillah suatu sampel di mana probabilitas untuk memilih setiap pos-pos populasi proporsional terhadap jumlah tercatatnya. 2. Bagilah populasi ke dalam sub-sub populasi, biasanya dengan menggunakan ukuran nilai rupiahnya, dan ambillah sampel yang lebih besar dari sub populasi yang berukuran lebih besar.



2.5 Pengambilan Sampel Untuk Tingkat Pengecualian Auditor menggunakan pengambilang sampel untuk menguji pengendalian dan uji substantif transaksi untuk mengestimasi persentase item dalam populasi yang memiliki karakteristik atau atribut bunga. Persetanse ini disebut sebagai angka kejadian atau tingkat pengecualian. Auditor tertarik pada jenis jenis pengecualian berikut dalam populasi data akuntansi: 1. Penyimpangan dari pengendalian klien 2. Salah saji keuangan pada transaksi data 3. Salah saji keuangan pada saldo akun Kepastian tingkat pengecualian sangat membantu untuk dua jenis pertama dari pengecualian diatas yang melibatkan transaksi. Karena itu, auditor menggunakan audit sampling yang luas yang mengukur tingkat pengecualian dalam pelaksanaan uji pengendalian dan uji substantif transaksi. Untuk tipe pengecualian yang ketiga, auditor biasanya perlu mengestimasi total rupiah jumlah pengecualian karena mereka harus memutuskan apakah salah saji tersebut material. Ketika auditor ingin mengetahui jumlah salah saji, mereka menggunakan metode yang dapat mengetahui jumlah rupiah, bukan tingkat pengecualian.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 9



Tingkat pengecualian pada sampel digunakan untuk mengestimasi tingkat pengecualian pada seluruh populasi. Istilah pengecualian harus dapat dimengerti dan merujuk kepada penyimpangan baik dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang tidak benar secara keuangan, yang dapat disebabkan oleh kesalahan prosedur akuntansi yang tidak disengaja atau oleh sebab lain. Istilah penyimpangan merujuk secara spesifik pada pengawasan yang ditentukan. Karena tingkat pengecualian berdasarkan pada sampel, ada kecenderungan signifikan bahwa tingkat pengecualian sampel berbeda dengan tingkat pengecualian populasi. Perbedaan ini disebut dengan sampling error. auditor khawatir baik dengan estimasi kesalahan sampling serta kehandalan estimasi, yang disebut sampling risk. Dalam menggunakan audit sampling sebagai tingkat pengecualian, auditor ingin mengetahui tingkat pengecualian mana yang pantas digunakan. Jadi, auditor berfokus pada batas atas dari estimasi interval yang disebut estimasi atau computed upper exception rate (CUER) dalam melakukan uji pengendalian dan uji substantif transaksi. Penggunaan angka dari contoh terdahulu, auditor dapat memutuskan bahwa CUER untuk kehilangan dokumen pengiriman adalah 4 persen pada 5 persen resiko sampling. Berarti auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian dalam populasi tidak lebih dari 4 persen dengan risiko 5 persen dari tingkat pengecualian melebihi 4 persen.



2.6 Penerapan Pengambilan Audit Non Statistik Merencanakan Sampel : 1. Menetapkan tujuan dari pengujian audit 2. Menentukan apakah pengambilan sampel audit akan diterapkan 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian 4. Mendefinisikan populasi 5. Mendefinisikan pos sampel 6. Menentukan tingkat pengecualian yang dapat diterima 7. Menentukan risiko yang dapat diterima akibat risiko pengendalian yang dinilai terlalu rendah 8. Mengestimasikan tigkat pengecualian populasi Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 10



9. Menentukan ukuran sampel awal Memilih Sampel dan Menjalankan Prosedur Audit : 10. Memilih sampel 11. Menjlankan prosedur audit Evaluasi Hasil : 12. Menggeneralisasikan sampel ke populasi 13. Menganalisis pengecualian-pengecualian 14. Menentukan akseptabilitas populasi Menetapkan Tujuan Pengujian Audit Tujuan dari pengjian harus ditetapkn dalam pengertian siklus transksi apa yang akan diuji. Biasanya, auditor mengidentifikasi tujuan dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk: 



Menguji efektivitas pelaksanaan pengendalian internal







Menentukan apakah terdapat salah saji moneter dalam transaksi-transaksi



Istilah-istilah dalam Pengambilan Sampel Audit ISTILAH



DEFINISI



–istilah



Istilah



yang



Terkait



dengan



Perencanaan Karakteristik (characteristics) atau (attribute)



Karakteristik yang sedang diuji dalam penerapannya



Risiko



yang



pengendalian



dapat



diterima



yang



dinilai



untuk terlalu



risiko Risiko dimana auditor bersedia untuk rendah menerima bahwa pengendalian internalnya



(acceptable risk of assessing control risk- efektif atau tingkat salah saji moneternya ARACR)



dapat diterima, ketika tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya lebih besar daripada tingkat pengecualian yang dapat



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 11



diterima Tingkat pengecualian



yang dapat diterima Tingkat pengecualian yang diizinkan oleh



(tolerable exeption rate-TER)



auditor dalam populasi dan masih bersedia untuk menyimpulkan bahwa pengendalian berjalan efektif dan/atau jumlah salah saji moneter dalam transaksi-transaksi yang dilakukan



selama



perencanaan



dapat



diterima Estimasi



tingkat



pengecualian



populasi Tingkat



(estimated population exception rate-EPER)



pengecualian



dimana



auditor



diperkirakan dalam menemukannya dalam populasi



sebelum



pengujian



mulai



dilakukan Istilah-istilah yang Terkait dengan Evaluasi Hasil Pengecualian (exception)



Pengecualian dari atribut di suatu pos sampel



Tingkat pengecualian sampel (sample exception Jumlah pengecualian dalam sampel dibagi rate-SER)



dengan ukuran sampel



Batas atas tingkat pengecualian yang dihitung Tingkat (computed upper exception rete-CUER)



pengecualian



tertinggi



yng



diestimasikan dalam populasi pada tingkat ARACR tertentu



Menentukan Apakah Pengambilan Sampel Audit Akan Diterapkan Pengambilan sampel audit diterapkan bilamana auditor merencanakan untuk menarik kesimpulan mengenai suatu populasi berdasarkan pada suatu sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan memilih prosedur-prosedur audit dimana pengambilan sampel audit diterapkan. Untuk menggambarkannya, asumsikan sebagian program audit sebagai berikut.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 12



1. Me-review tranaksi penjualan yang memiliki jumlah yang besar dan tidak biasa (prosedur analitis) 2. Mengamati apakah tugas yang dijalankan oleh petugas piutang dagang terpisah dari tugas penerimaan kas (pengujian pengendalian) 3. Memeriksa suatu sampel salinan faktur penjualan berikut. a. Persetujuan kredit oleh manajer kredit (pengujian pengendalian) b. Keberadaan lampiran dokumen pengirimannya (pengujian pengendalian) c. Dimasukkannya nomor bagan akun (pengujian pengendalian) 4. Memilih suatu sampel dokumen pengiriman barang dan telusuri masing-masing pada salinan faktur penjualan yang terkait (pengujian pengendalian) 5. Membandingkan kuantitas pada setiap salinan faktur penjualan dengan kuantitas pada dokumen pengiriman yang terkait (pengujin substantive transaksi) Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian Ketika penambilan sampel audit digunakan, auditor harus sangat berhati-hati dalam mendefinisikan karakteristik (atribut) yang akan diuji dan kondisi pengeualiannya. Kecuali auditor telah mendefinisikan masing-masing atribut dengan berhati-hati sebelumnya, personel staf yang melakukan prosedur audit tidak akan memiliki panduan untuk mengidentifikasi pengecualian-pengecualian. Mendefinisikan populasi Populasi adalah item – item yang ingin digeneralisasikan oleh auditor. Auditor dapat mendefinisikan populasi untuk memasukkan setiap item yang mereka inginkan, tetapi ketika memilih sampel, sampel tersebut harus dipilih dari seluruh populasi seperti yang telah didefinisikan. Auditor harus menguji populasi menyangkut kelengkapan dan rinciannya sebelum suatu sampel dipilih untuk memastikan bahwa semua item populasi merupakan subjek pemilihan sampel.



Mendefinisikan pos sampel Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian audit. Unit sampling adalah unit fisik yang berhubungan dengan angka acak yang Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 13



dihasilkan auditor. Jadi sangatlah bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk melakukan pengujan audit. Untuk siklus penjualan dan penagihan, unit sampling biasanya berupa faktur penjualan atau dokumen pengiriman. Menentukan tingkat pengecualian yang dapat diterima Penetapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER) untuk setiap atribut memerlukan pertimbangan profesioanal auditor. TER merupakan tingkat pengecualian tertinggi yang akan diizinkan auditor dalam pengendalian yang sedang diuji dan masih bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif(dan/atau tingkat salah saji moneter dalam transaksi masih dapat diterima). Menentukan risiko yang dapat diterima akibat risiko pengendalian yang dinilai terlalu rendah Resiko yang dapat diterima atas penilaian resiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing control risk (ARACR) too low) mengukur resiko yang bersedia ditanggung auditor untuk menerima suatu pengendalian sebagai efektif (atau tingkat salah saji sebagai dapat ditoleransi) apabila tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER). ARACR merupakan ukuran resiko sampling auditor. Dalam memilih ARACR yang tepat untuk setiap atribut, auditor harus menggunakan pertimbangan terbaiknya. Pertimbangan utamanya adalah sejauhmana mereka berencana mengurangi penilaian resiko pengendalian sebagai dasar bagi luas pengujian atas rincian saldo.



Mengestimasikan tingkat pengecualian populasi Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (EPER) rendah, ukuran sampel yang relative kecil akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER) auditor karena hanya diperlukan lebih sedikit estimasi yang tepat. Auditor seringkali menggunakan hasl audit tahun sebelumnya untuk mengestimasi EPER. Jika hasil audit tahun sebelumnya tidak tersedia, atau jika dianggap tidak dapat diandalkan, auditor dapat menambil sampel pendahuluan yang kecil dari populasi tahun berjalan untuk tujuan ini.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 14



Menentukan ukuran sampel awal Empat faktor dalam menentukan ukuran sampel awal untuk pengmbilan sampel udit adalah ukura populasi, TER, ARACR, dan EPER. Memilih sampel Setelah auditor menenukan ukuran sampel awal untuk penerapan pengambilan sampel auit, mereka harus memilih pos-pos alam populasi utuk dimasukkan kedalam sampel. Auditor dapat memilih sampel dengan menggunakan metode probailistik atau nonprobabilistik. Melaksanakan prosedur audit Auditor melakukan prosedur audit dengan memeriksa setiap pos dalam sampeluntuk menentukan apakah pos-pos sampel konsisten dengan definisi atribut dan dengan membuat catatan atas semua pengecualian yang ditemukan Menggeneralisasikan sampel ke populasi Tingkat pengecualian sampel (sampel exception rate-SER) dapat dengan mudah dihitung dari hasil sampel aktual. SER sam dengan banyaknya pngecualian aktual dibagi dengan ukuran sampel aktual. Menganalisis pengecualian Selai menentukan SER untuk setiap atribut dan mengevaluasi apkah tingkat pengecualian yang sebenarnya (namun tidak diketahui) kemungkinan lebih besar dari tingkat pengecualian yang dapat diterima, auditor harus menganalisis masing-masing pengecualian untuk menentukan kelemahan dalam pengendalian internal yang menyebabkan terjadinya pengecualian tersebut. Menentukan akseptabilitas populasi -



Merevisi TER atau ARCR Memperluas ukuran sampel Merevisi penilain risiko pengendalian Komunikasi dengan komite audit dan manajemen Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 15



2.7 Pengambilan Sampel Audit Secara Statistik Metode pengambilan sampel statistik yang paling banyak digunakan dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi adalah pengambilan sampel atribut (attributes sampling). (Ketika istilah pengambilan sampel atribut digunakan pada buku teks ini, hal ini mengacu pada pengambilan sampel atribut statistik. Pengambilan sampel non-statistik juga memiliki atribut, yang merupakan karakteristik yang akan diuji dari suatu populasi, namun pengambilan sampel attribute merupakan suatu metode dengan pendekatan statistik). Penerapan pengambilan sampel attribute untuk menguji pengendalian dan pengujian substantive transaksi memiliki banyak kemiripan dengan pengambilan sampel non statistik dibandingkan dengan perbedaannya. 14 langkah yang sama digunakan untuk kedua pendekatan tersebut, dan istilah-istilah yang digunakan juga pada dasaarnya sama saja. Perbedaan utama adalah dalam perhitungan ukuran sampel awal dengan menggunakan table yang dikembangkan dari distribusi probabilitas statistik dan perhitungan estimasi batas tingkat pengecualian dengan menggunakan table yang mirip dengan table yang digunakan untuk menghitung ukuran sampel. DISTRIBUSI PEMILIHAN SAMPEL Auditor mendasari kesimpulan statistiknya pada distribusi sampel. Suatu distribusi sampel merupakan distribusi frekuensi hasil yang mungkin dari semua sampel dengan ukuran tertentu yang didapatkan dari suatu populasi yang memiliki beberapa karakteristik khusus. Distribusi sampel memungkinkan auditor untuk membuat pernyataan probabilitas mengenai



kemungkinan



sifat



representative



dari



setiap



sampel



yang



didistribusikan.Pengambilan sampel atribut berdasarkan distribusi binomial, yang mana setiap sampel yang mungkin dalam populasi memiliki kemungkinan satu atau dua nilai,seperti misalnya ya/tidak,hitam/putih,atau ada deviasi pengendalian/tidak ada deviasi pengendalian. Asumsikan bahwa dalam suatu populasi faktur penjualan, 5 persennya tidak dilengkapi dengan dokumen pengiriman barang sebagaimana diharuskan dalam pengendalian internal klien.Jika auditor mengambil sampel 50 faktur penjualan,berapa banyak yang Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 16



akan ditemukan tidak dilengkapi dengan dokumen pengiriman? Perkalian yang sederhana akan mengestimasikan 2.5 pengecualian (5% dari 50), namun angka tersebut tidak mungkin karena tidak ada pengecualian 2.5%. Dalam kenyataannya sampel tersebut mungkin tidak memiliki pengecualian atau bahkan lebih dari dari 10 pengecualian. Distribusi sampel binomial menyatakan pada kita bahwa probabilitas dari setiap nomer pengecualian yang mungkin terjadi. Tabel 13-7 mengilustrasikan distribusi sampel untuk contoh populasi dengan sampel 50 pos dari setiap populasi yang besar dan dengan tingkat pengecualian 5%. Untuk menghitung probabilitas mendapatkan suatu sampel yang setidaknya



memiliki



satu



pengecualian,



kurangilah



probabilitas



tidak



adanya



pengecualian yang muncul dengan 1(100 persen).Dengan melakukan hal tersebut, kita menemukan kemungkinan untuk mendapatkan suatu sampel dengan setidaknya satu pengecualian adalah 1 – 0,769 atau 92,31 persen. Setiap tingkat pengecualian populasi dan ukuran sampel memiliki distribusi sampel yang unik. Distribusi untuk sampel yang berukuran 100 dari suatu populasi yang memiliki tingkat pengecualian 5% berbeda dengan contoh sebelumnya. Demikian pula dengan distribusi untuk sampel yang berukuran 50 dari suatu populasi yang memiliki tingkat pengecualian 3% Tentu saja Auditor tidak mengambil sampel secara berulang ruling dari suatu populasi yang diketahui.Mereka mengambil satu sampel dari populasi yang tidak diketahui dan mendapatkan jumlah pengecualian tertentu dari sampel tersebut.Namun pengetahuan atas distribusi memungkinkan auditor untuk membuat pernyataan statistic yang valid atas populasi tersebut.jika auditor mengambil sutau sampel yang berisi 50 faktur penjualan untuk diuji, apakah sudah dilampiri dengandokumen pengiriman barnag dan tidak menemukan satu pun pengecualian, auditor dapat memeriksa table probabilitas dan mengetahui bahwa disana terdapat 20,25% probabilitas bahwa sampel tersebut berasal dari populasi yang memiliki tingkat pengecualian 5% dan 79.75% probabilitas (1-0.2025) bahwa sampel tersebut diambil dari suatu populasi yang memiliki beberapa tingkat pengecualian



lainnya.berdasarkan



kolom



probabilitas



kumulatif



auditor



dapat



mengestimasikan 27,29% probabilitas bahwa sampel tersebut berasal dari populasi yang memiliki tingkat pengecualian 5% atau kurang. Karena memungkinkan juga untuk Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 17



menghitung distribusi probabilitas untuk tingkat pengecualian populasi lainnya,auditor menggunakan hal ini untuk menarik kesimpulan statistic mengenai populasi yang belum diketahui yang akan diambil sampelnya.distribusi sampel ini merupakan dasar bagi penyusunan table yang digunakan oleh auditor dalam pengambilan sampel atribut. TABEL Jumlah Pengecualian 0 1 2 3 4 5 6 7



Probabilitas Setiap Tingkat Pengecualian—tingkat Pengecualian Populasi 5 Persen dan Ukuran Sampel sebesar 50 Persentase Pengecualian Probabilitas Probabilitas Kumulatif 0 2 4 6 8 10 12 14



0,769 0,2025 0,2611 0,2199 0,1360 0,0656 0,0260 0,0120



0,0769 0,2794 0,5405 0,7604 0,8964 0,9620 0,9880 1,0000



2.8 Penerapan Pengambilan Sampel Atribut Terdapat 14 langkah yang dibahas untuk pengambilan sampel non statistik dan dapat diterapkan pada pengambilan sampel atribut, pada bagian ini kita akan berfokus pada perbedaan keduanya. Merencanakan Sampel 1. Menetapkan tujuan pengujian audit. Sama untuk pengambilan sampel atribut maupun pengambilan sampel non statistik. 2. Menentukan apakah pengambilan sampel audit akan diterapkan.



Sama untuk



pengambilan sampel atribut maupun pengambilan sampel non statistik. 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualiannya. Sama untuk pengambilan sampel atribut maupun pengambilan sampel non statistik. 4. Mendefinisikan populasi. Sama untuk pengambilan sampel atribut maupun pengambilan sampel non statistik. 5. Mendefinisikan unit sampel.



Sama untuk pengambilan sampel atribut maupun



pengambilan sampel non statistik.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 18



6. Menentukan tingkat pengecualian yang dapat diterima. Sama untuk pengambilan sampel atribut maupun pengambilan sampel non statistik. 7. Menentukan risiko yang dapat diterima akibat risiko pengendaliana yang dinilai terlalu rendah. Konsep penentuan risiko ini sama baik untuk pengambilan sampel statistik maupun non statistik. 8. Mengestimasikan tingkat pengecualian populasi.



Sama untuk pengambilan sampel



atribut maupun pengambilan sampel non statistik. 9. Menentukan ukuran sampel awal. Empat faktor yang menentukan ukuran sampel awal baik untuk pendekatan statistik maupun non statistik adalah ukuran populasi, TER, ARACR, dan EPER. Dalam pengambilan sampel atribut, auditor menentukan ukuran sampel dengan menggunakan program komputer atau tabel yang dikembangkan dari rumus-rumus statistik. Menggunakan Tabel. Ketika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal, mereka mengikuti empat langkah berikut : i. Memilih tabel untuk suatu tingkat ARACR tertentu. ii. Menempatkan TER pada bagian atas tabel. iii. Menempatkan EPER pada bagian kolom yang paling kiri. iv. Membaca kebawah kolom TER dengan tepat hingga beririsan dengan baris EPER yang tepat. Angka pada irisan baris dan kolom ini merupakan ukuran sampel awalnya. Dampak Ukuran Populasi.



Teori statistik menunjukkan bahwa dalam populasi dimana



pengambilan sampel atribut ditetapkan, ukuran populasi tidak terlalu dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel. Karena sebagian besar auditor menggunakan pengambilan sampel atribut untuk suatu populasi yang cukup besar, pengurangan ukuran sampel untuk populasi yang lebih kecil diabaikan disini. Pilih Sampel dan Jalankan Prosedur-Prosedur Audit 10. Pilihlah sampel. Satu-satunya perbedaan dalam pemilihan sampel untuk pengambilan samek statistik dan nin statistik adalah persyaratan bahwa metode probabilitas harus digunakan untuk pengambilan sampek statistik. Baik acak sederhana atau pengambilan sampel sistematis, digunakan untuk pengambilan sampel atribut. Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 19



11. Menjalankan prosedur-prosedur audit. Sama untuk pengambilan sampel atribut maupun pengambilan sampel non statistik. Mengevaluasi Hasil 12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Untuk pengambilan sampel atribut, auditor menghitung batas presisi atas (CUER) dan sebuah ARACR spesifik, dan kembali menggunakan program komputer atau tabel yang dikembangkan dari rumus-rumus statistik. Penggunaan Tabel. Penggunaan tabel untuk menghitung CUER melibatkan empat langkah : i.



Pilihlah tabel yang terkait dengan ARACR dari auditor. ARACR ini seharusnya sama dengan ARACR yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal.



ii. Temukan nomor sesungguhnya dari pengecualian yang ditemukan dalam pengujian audit pada bagian atas tabel. iii. Temukan ukuran sampel aktual dibagian kiri jauh kolom. iv. Bacalah kolom jumlah pengecualian aktual yang sesuai sehingga baririsan dengan baris ukuran sampel yang sesuai. Nomor yang beririsan adalah CUER. Tabel-tabel ini mengasumsikan ukuran populasi yang sangat besar (tak terbatas), yang menghasilkan CUER yang lebih konservatif dengan jumlah populasi yang lebih kecil. Sebagaimana dengan ukuran sampel, efek dari sisi populasi terhadap CUER biasanya kecil, sehingga diabaikan. 13. Analisis pengecualian. Sama untuk pengambilan sampel atribut maupun pengambilan sampel non statistik. 14. Memutuskan tingkat penerimaan populasi. Untuk pengambilan sampel atribut, auditor membandingkan CUER denga TER untuk setiap atribut. Sebelum populasi dianggap bisa diterima, CUER ditentukan pada basis hasil sampel aktual harus kurang dari atau sama dengan TER ketika keduanya didasarkan pada ARACR yang sama. Ketika CUER lebih besar dari TER, adalah perlu untuk mengambil tindakan khusus. Empat tindakan yang membahas pengambilan sampel non statistik adalah bisa diterapkan setara untuk pengambilan sampel atribut. Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 20



Kebutuhan Pertimbangan Profesional. Sebuah kritikan terhadap pengambilan sampel statistik terkadang itu mengurangi penggunaan pertimbangan profesional dari auditor. Perbandingan 14 langkah yang dibahas pada bab ini untuk pengambilan sampel non statistik dan atribut menunjukkan bahwa kritikan ini tidak penting. Untuk aplikasi yang benar, pengambilan sampel atribut menuntut auditor memakai penilaian profesional dalam banyak tahapan.



Untuk memilih ukuran sampel awal auditor



bergantung terutama pada TER dan ARACR, yang membutuhkan pertimbangan profesional tingkat tinggi, begitu juga EPER yang membutuhkan taksiran yang hati-hati.



Sama juga,



evaluasi final atas kecukupan seluruh aplikasi pengambilan sampel atribut, termasuk kecukupan ukuran sampel, juga harus didasarkan pada penilaian profesional tingkat tinggi.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 21



BAB III PENUTUP  KESIMPULAN



Alasan auditor untuk melakukan pengujian pengendalian dan pengujian susbtantif atas transaksi yang terjadi adalah : 



Untuk menentukan rendahnya tingkat pengecualian dari populasi.







Untuk mengurangi risiko pengendalian sehingga mengurangi pengujian perincian saldo.







Bagi perusahaan publik, untuk menyimpulkan bahwa pengendalian berlangsung secara efektif terhadap audit pengendalian internal pelaporan keuangan.



Saat melakukan pengujian tersebut, auditor memilih sampel dari populasi dan berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi, ini berarti item yang dijadikan sampel populasi serupa dengan item yang tidak dijadikan sampel. Kemudian, auditor pun menentukan apakan sampel tersebut akan diterapkan dengan melakukan pengambilan secara statistic atau non statistic serta diikuti dengan pemilihan probabilistik dan non-probabilistik.



Pemilihan Sampel Audit Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi| 22