Bab 2 Karakteristik Marshall Dengan Penambahan Spent Bleaching Earth [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Campuran aspal Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam campuran beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya. Friksi agregat diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking), dan kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang digunakan. Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari sifat-sifat aspal yang di gunakan. Oleh karena itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat dan aspal serta sifatsifat campuran padat yang sudah terbentuk dari kedua bahan tersebut. Perkerasan beraspal dengan kinerja yang sesuai dengan persyaratan tidak akan dapat diperoleh jika bahan yang digunakan tidak memenuhi syarat, meskipun peralatan dan metode kerja yang digunakan telah sesuai.(Prasarana Wilayah,2006)



2.2 Material Campuran Aspal Campuran aspal merupakan campuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal, pencampuran dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam. Material campuran antara lain: 1. Agregat Kasar Agregat kasar adalah material yang tertahan pada saringan No.8(2,36 mm). Agregat kasar untuk campuran aspal harus terdiri dari batu pecah yang bersih, kuat, kering, bersudut, bebas dari kotoran lempung dan material asing lainnya serta mempunyai tekstur permukaan yang kasar dan tidak bulat agar dapat memberikan sifat interlocking yang baik dengan material lain.



4



Tabel 2.1 Ketentuan Agregat Kasar Pengujian Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat Abrasi dengan mesin los angeles



Standart



Nilai



SNI 3407-2008



Maks. 12%



Campuran AC bergradasi kasar Semua



jenis



campuran



aspal



Maks. 30% SNI 2417-2008



bergradasi lainnya



Maks. 40%



Kelekatan agregat terhadap aspal



SNI 2439-2011



Min 95%



Butiran pecah pada agregat kasar



SNI 7619-2012



95/90



ASTM D4791



Partikel pipih dan lonjong Material lolos ayakan No.200



Perbandingan 1 : 5 SNI ASTM C1172012



Maks. 10% Maks. 1%



(sumber: Spesifikasi Bina Marga 2018)



Agregat sebagai komponen utama atau kerangka dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90% - 95% agregat berdasarkan persentase berat atau 75%-85% agregat berdasarkan persentase volume (Sukirman,2003). 2.



Agregat Halus Agregat halus adalah agregat dengan ukuran terkecil lolos saringan no.8 (2.36 mm) dan tertahan diatas saringan no.200 (0.075 mm). Agregat halus dapat meningkatkan stabilitas campuran dengan penguncian atara butiran. Tabel 2.2 Ketentuan Agregat Halus Jenis Pemeriksaan



Standar



Nilai setara pasir



SNI 03-4428-1997



Syarat Maks/Min MIN 50% untuk SS, HRS, dan AC bergradasi halus Min 70% untuk AC bergradasi kasar



Material lolos ayakan No. 200



SNI ASTM C117-



Kadar lempung Angularitas (kedalaman dari



2012 SNI 03-4141-1996 AASHTO TP.33



permukaan 10cm) (sumber : Spesifikasi Bina Marga 2018)



3.



Min 40



Aspal Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, jika dipanaskan sampai temperatur tertentu aspal dapat menjadi lunak/cair sehingga dapat membungkus partikel agregat yang ada pada waktu pembuatan campuran aspal atau dapat masuk ke dalam pori-pori yang ada, jika temperatur menurun aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya(Termoplastis). Aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara 4-10% berdasarkan berat campuran total atau 10-15% berdasarkan volume campuran total. Fungsi aspal pada perkerasan jalan adalah sebagai bahan pengikat dan sebagai bahan pengisi. Tabel 2.3 Ketentuan-ketentuan untuk aspal keras pen 60/70 No 1 2 3 4 5 6 7 8



4.



Jenis Pengujian Metode Penetrasi pada 25ºC (0,1 mm) SNI 2456-2011 Viskositas 135ºC (еSt) ASTM D2170-10 Titik lembek (ºC) SNI 2434-2011 Daktilitas pada 25ºC (cm) SNI 2432-2011 Titik nyala (ºC) SNI 2433-2011 Kelarutan dlm Toluene(%) AASHTO T44-14 Berat jenis SNI 2441-2011 Berat yang hilang(%) SNI 06-2441-2011 (sumber : Spesifikasi Bina Marga 2018)



Persyaratan 60 – 70 >300 >48 >100 >232 >99 >1,0