Bab 25 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang sudah memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah berjudul “Jasa Assurance Lainnya”. Makalah ini ditulis sebagai bentuk pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Auditing 2. Makalah ini berisi pemaparan mengenai topik utama yakni bagaimana konsep jasa assurance lainnya di dunia auditing. Makalah ini dikutip dari beberapa sumber literatur seperti buku, jurnal, dan lain sebagainya. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupuan pembaca. Penulis sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi memperbaiki konsep untuk kedepannya.



Semarang, 29 Agustus 2018



Penulis



2



DAFTAR ISI HALAMAN ............................................................................................................1 KATA PENGANTAR...............................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................3 BAB I.......................................................................................................................4 1.1 Latar Belakang...............................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4 1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................4 BAB II......................................................................................................................6 2.1 Jasa Review....................................................................................................6 2.2 Bentuk Laporan..............................................................................................8 2.3 Kegagalan Mengikuti Kerangka Kerja Akuntansi yang Berlaku...................8 2.4 Jasa Kompilasi................................................................................................9 2.5 Bentuk Laporan............................................................................................10 2.6 Laporan Tentang Pengendalian di Organisasi Jasa.......................................10 2.7 Laporan Keuangan Prospektif......................................................................12 2.8 Penugasan Prosedur yang Disepakati...........................................................13 2.10 Review Informasi Laporan Keuangan Interim Untuk Perusahaan Publik. 14 2.11 Penugasan Atestasi.....................................................................................14 2.12 Jasa Webtrust Dan Systrust........................................................................15 BAB III..................................................................................................................18 3.1 Kesimpulan...................................................................................................18 3.2 Saran.............................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit merupakan ruang lingkup atau bagian dari jasa assurance. Jasa assurance memiliki pengertian luas. Arrens (2014) menjelaskan di bukunya yang berjudul “Audit dan Jasa Assurance Jilid 1” bahwa yang dimaksud dengan jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa ini bertujuan untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar keputusannya. Jasa assurance mencakup jasa astetasi dan jasa assurance lainnya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut bagaimana teori dan perkembangan jasa assurance lainnya dalam ilmu audit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Apa itu jasa non assurance lainnya? 2. Apa saja yang termasuk dalam jasa assurance lainnya? 3. Bagaimana penerapannya dalam dunia audit? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan sebagai berikut: 1. Menjelaskan apa itu jasa non assurance; 2. Menjelaskan apa saja yang termasuk dalam jasa assurance lainnya; 3. Menjelaskan bagaimana penerapan jasa assurance lain dalam dunia audit. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah: 1. Bagi penulis sebagai media dalam menuliskan apa yang dipahami dari topik yang dibahas serta media penelitian dan kajian lanjut teori audit;



4



2. Bagi pembaca sebagai wawasan keilmuan dan teori audit mengenai topik yang dibahas dalam makalah ini.



5



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Jasa Review Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk mengekspresikan assurance yang terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, termasuk pengungkapan informatif yang tepat atau dasar akuntansi lainnya yang komprehensif (Other comprehensive bases of accounting = OCBOA), seperti dasar akuntansi kas. Akuntan publik harus independen dari klien dalam penugasan jasa review. Prosedur yang disarankan untuk review Bukti untuk penugasan review terutama terdiri dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan prosedur analitis, yang pada intinya memerlukan lebih sdeikit prosedur ketimbang untuk audit. Untuk review, akuntan tidak memahami pengendalian internal, pengujian pengendalian, penilaian risiko pengendalian, atau melakukan pengujian substantif atas transaksi atau pengujian atas rincian saldo, seperti konfirmasi piutang atau pemeriksaan fisik persediaan. SAARS mengharuskan akuntan memperoleh bukti yang terdiri dari berikut ini untuk penugasan review: a. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik industri klien. Akuntan dapat mempelajari pedoman industri AICPA atau sumber lain untuk memperoleh pengetahuan mengenai industri. Tingkat pengetahuan untuk review mungkin lebih sedikit ketimbang untuk audit. b. Memperoleh pengetahuan mengenai klien. Informasi harus menyangkut sifat transaksi bisnis klien, struktur kepemilikannya, personel kunci, catatan akuntansi dan karyawan, prinsip akuntansi dan praktik yang digunakan oleh klien, serta isi laporan keuangan. Tingkat pengetahuan review mungkin lebih sedikit ketimbang untuk audit. c. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Pengajuan pertanyaan merupakan prosedur review yang paling penting. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dengan mengansumsikan bahwa manajemen tidak bermaksud menipu akuntan. Pengajuan pertanyaan



6



harus dilakukan kepada personil klien yang sesuai dan umumnya melibatkan diskusi seperti pengajuan pertanyaan ilustratif berikut: 1. Menguraikan kerangka kerja standar akuntansi yang digunakan untuk mengembangkan laporan keuangan, termasuk prosedur anda untuk pencatatan,



pengklasifikasian



dan



pengikhtisaran



transaksi



serta



pengungkapan informasi dalam laporan 2. Apakah transaksi tidak bisa atau signifikan yang terjadi, termasuk tindakan paling penting yang diambil dalam rapat pemegang saham dan dewan direksi tahun ini? 3. Apakah setiap akun dalam laporan keuangan disiapkan sesuai dengan standar akuntansi dan diterapkan secara konsisten? 4. Apakah anda mempunyai pengetahuan tentang kecurangan aktual atau yang diduga, komunikasi dari agen regulatori, peristiwa kemudian, atau tindakan yang diambil oleh mereka yang menagani tata kelola yang mungkin secara material mempengaruhi laporan keuangan. d. Melakukan prosedur analitis. Berdasarkan pemahaman akuntan atas industri dan pengetahuan klien, akuntan merancang serta melaksanakan prosedur analitis. e. Membaca laporan keuangan. Akuntan harus membaca laporan keuangan untuk menentukan apakah sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan, seperti GAAP, IFRS, atau OCBOA> f. Memperoleh surat representasi. Akuntan diharuskan untuk memperoleh surat representasi dari anggota manajemen yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan keuangan. g. Menyiapkan dokumentasi. Akuntan harus menyiapkan dokumentasi yang cukup terinci demi menyediakan pemahaman yang jelas tentang pekerjaan yang dilakukan, review bukti yang diperoleh beserta sumbernya dan kesimpulan yang dicapai.



7



2.2 Bentuk Laporan Menyediakan contoh laporan review ketika akuntan telah menyelesaikan penugasan review dan memutuskan bahwa tidak terdapat perubahan yang material yang diperlukan terhadap laporan keuangan. Selain judul laporan yang diperlukan, laporan review standar juga meliputi empat paragraf yaitu: a. Paragraf pertama menyatakan secara eksplisit bahwa akuntan telah melaksanakan review dan mengidentifikasi entitas serta periode laporan keuangan yang direview. Paragraf pertama juga meliputi pertanyaan bahwa review terutama terdiri dari prosedur analitis dan pengajuan pertanyaan serta lingkupnya kurang begitu penting dibanding audit. b. Paragraf kedua menjabarkan bahwa manajemen bertanggung jawab atas penyiapan



dan



kewajaran



laporan



keuangan



serta



merancang



mengimplementasikan dan memelihara pengendalian internal yang relevan terhadap pelaporan keuangan. c. Paragraf ketiga menyatakan bahwa tanggung jawab akuntan adalah melakukan review atas laporan keuangan manajemen sesuai dengan SSARS dan standar yang mengharuskan akuntan melaksanakan prosedur demi memperoleh assurance yang terbatas bahwa ada modifikasi yang tidak material yang harus dibuat dalam laporan keuangan. d. Paragraf keempat mengekspresikan assurance yang terbatas dalam bentuk assurance negatif bahwa “kami tidak menyadari modifikasi material apa pun yang harus dibuat atas laporan keuangan terlampir” agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. 2.3 Kegagalan Mengikuti Kerangka Kerja Akuntansi yang Berlaku Jika klien gagal mengikuti standar akuntansi yang berlaku dalam penugasan review, laporan tersebut harus dimodifikasi. Laporan tersebut harus mengungkapkan dampak dari prnyimpangan seperti yang ditentukan oleh manajemen atau prosedur review akuntan. Meskipun dampak belum ditentukan, pengungkapan harus disajikan dalam laporan pada paragraf terpisah. Paragraf berikut menyediakan contoh penggunaan kata-kata yang disarankan:



8



2.4 Jasa Kompilasi Sebuah penugasan untuk jasa kompilasi didefinisikan dalam PSAR sebagai salah satu hal yang dipersiapkan akuntan saat membuat dan menyajikan laporan keuangan kepada klien atau pihak ketiga tanpa memberikan assurance dari akuntan publik tentang laporan tersebut. Laporan ini biasanya digunakan oleh manajemen untuk urusan internal, meskipun dapat juga diberikan kepada pengguna eksternal. Akuntan publik tidak perlu menjadi independen dalam melakukan kompilasi dan laporan keuangan tersebut dapat ditebitkan tanpa adanya penjelasan tambahan. Persyaratan Kompilasi Kompilasi tidak menghindarkan akuntan dari tanggung jawab, karena mereka pasti bertanggung jawb untuk selalu cermat dalam melaksanakan semua penugasan. Dalam penugasan akuntan harus memenuhi hal-hal berikut: a. Menetapkan Pemahaman dengan klien dalam surat penugasan tertulis mengenai tujuan penugasan, jenis dan balasan jasa yang akan disediakan termasuk pengetahuan bahwa akuntan tidak memperoleh setiap assurance tentang laporan keuangan dan deskripsi laporan, jika laporan akan diterbitkan. b. Memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri klien. c. Mengetahui klien, mencakup pemahaman umum atas industri klien, sifat transaksi bisnisnya, prinsip akuntansi serta praktik yang digunakan klien, dan isi laporan keuangan (pengetahuan mungkin lebih sedikit dari review) d. Mengajukan



pertanyaan



untuk



menentukan



apakah



informasi



klien



memuaskan. e. Membaca laporan keuangan yang dikompilasi dan waspada akan adanya penghilangan yang nyata atau kesalahan aritmatika dan aplikasi standar akuntansi. f. Menyiapkan dokumentasi yang cukup terperinci demi menyediakan pemahaman yang jelas tentang pekerjaan yang dilakukan dan setiap penemuan atau isu yang signifikan, mencakup setiap komunikasi dengan manajemen terkait kecurangan atau tindakan ilegal yang menarik diri dari perhatian akuntan.



9



2.5 Bentuk Laporan SSARS mengidentifikasi tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan dari masing-masing jenis bergantung pada apakah manajemen memilih untuk memasukkan semua pengungkapan yang diharuskan dalam laporan keuangan dan apakah akuntan independen. a. Kompilasi dengan pengungkapan penuh. Kompilasi jenis ini memerlukan pengungkapan yang sesuai dengan standar akuntansi, sama seperti untuk laporan keuangan yang diaudit atau review. b. Kompilasi yang menghilangkan hampir semua pengungkapan. Hal ini menunjukkan kata-kata yang tepat ketika akuntan mengompilasi laporan tanpa pengungkapan. Contohnya, manajemen juga memilih untuk tidak menyajikan laporan aliran kas. Jenis kompilasi akan diterima jika laporan menunjukkan kurangnya pengungkapan dan tidak adanya pengungkapan tersebut, menurut akuntan publik, tidak dilakukan dengan maksud menyesatkan pengguna. Laporan ini digunakan untuk manajemen. c. Kompilasi tanpa independensi. Kantor akuntan publik dapat menerbitkan laporan kompilasi dengan pengungkapan penuh atau pengungkapan yang dihilangkan meskipun akuntan tidak independen dari klien. Untuk ketiga jenis laporan kompilasi, unsur-unsur berikut juga diperlukan: 1. Judul laporan yang menyatakan “Laporan Kompilasi Akuntan” 2. Tanggal laporan akuntan adalah tanggal penyelesaian kompilasi 3. Setiap halaman dari laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan sebaiknya menyatakan “Lihat laporan kompilasi akuntan” 4. Jika klien gagal mengikuti standar akuntansi, auditor harus memasukkan modifikasi yang sama dalam laporan kompilasi yang digunakan pada laporan review. 2.6 Laporan Tentang Pengendalian di Organisasi Jasa Standar atestasi menyediakan pedoman bagi auditor jasa yang ditugaskan oleh auditor jasa untuk mengeluarkan salah satu dari dua jenis laporan tentang



10



pengendalian di organisasi jasa yang relevan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan entitas pemakai: 1. Laporan tentang deskripsi manajemen atas sistem organisasi jasa dan kelayakan perancangan pengendalian ( yang dikenal sebagai laporan jenis 1) 2. Laporan tentang deskripsi manajemen atas sistem organisasi jasa serta kelayakan perancangan dan efektivitas operasi pengendalian (yang dikenal sebagai laporan jenis 2) Dalam laporan jenis 1, auditor jasa menyatakan pendapat tentang kewajaran deskripsi sistem organisasi jasa dan pendapat tentang kelayakan perancangan pengendalian dalam sistem tersebut. Auditor jasa memperoleh dan membaca deskripsi sistem yang disiapkan oleh manajemen organisasi dan menilai apakah deskripsi itu disajikan dengan wajar. Dalam melakukan penelitian, auditor jasa mengevaluasi apakah manajemen menggunakan kriteria yang pantas dalam menyiapkan dan menyajikan deskripsi sistem organisasi jasa. Sebagai contoh, auditor jasa akan mengevaluasi apakah deskripsi organisasi meliputi informasi tentang prosedur dimana transaksi dimulai, diotorisasi, dicatat, diproses, dikoreksi dan dilaporkan untuk entitas pemakai serta catatan akuntansi yang terkait yang disiapkan untuk mendukung proses tersebut. Dalam penugasan jenis 1, auditor jasa juga melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti yang cukup untuk memperoleh assurance yang memadai tentang kelayakan perancangan pengendalian. Ketika melakukan penentuan, auditor jasa mengevaluasi apakah pengendalian telah dirancang untuk menangani risiko



yang



menghambat



pencapaian



tujuan



pengendalian



dan



apakah



pengendalian itu, jika beroperasi sesuai rencana, menyediakan assurance yang memadai bahwa risiko tersebut tidak akan mencegah pencapaian tujuan pengendalian. Dalam penugasan jenis 2, auditor jasa melaksanakan pengujian atas efektivitas operasi pengendalian di organisasi jasa, selain atas prosedur yang dilakukan dalam penugasan jenis 1. Laporan auditor jenis 2 berisi dua pendapat tentang deskripsi dan kelayakan perancangan pengendalian yang disajikan dalam laporan jenis 1, plus pendapat tambahan efektivitas operasi pengendalian selama periode bersangkutan.



11



2.7 Laporan Keuangan Prospektif Laporan keuangan prospektif (prospective financial statements) mengacu pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan selama beberapa periode di masa depan (laporan laba rugi) atau pada suatu tanggal di masa depan (neraca). Contohnya adalah prediksi manajemen atas laporan laba rugi dan neraca satu tahun di masa depan. Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif: a. Peramalan (forecasts) adalah laporan keuangan prospektif posisi keuangan entitas yang diharapkan, hasil operasi, dan arus kas, berdasarkan pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggungjawab. Bank biasanya mensyaratkan informasi ini sebagai bagian dari permohonan pinjaman. b. Proyeksi (projections) adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas, berdasarkan pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggungjawab, berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotetis. Sebagai contoh laporan keuangan proyeksi mungkin mengasumsikan bahwa perusahaan mampu menaikkan harga produk utamanya sebesar 10 persen tanpa mengurangi unit yang terjual. Laporan keuangan prospektif disajikan bagi salah satu dari dua audiens berikut: a. Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga manapun, seperti penyertaan peramalan keuangan dalam suatu prospektus untuk penjualan obligasi rumah sakit. b. Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa pihak yang bertanggungjawab berhadapan secara langsung, seperti penyertaan proyeksi keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank. AICPA menciptakan



standar



atestasi



yang



lebih



spesifik



yang



menggambarkan jenis penugasan berikut untuk laporan keuangan prospektif:



12



a. Penugasan pemeriksaan dimana akuntan publik memperoleh kepuasan mengenai kelengkapan maupun kewajaran secara asumsi b. Penugasan kompilasi dimana akuntan publik terutama terlibat dengan keakuratan perhitungan laporan dan bukan kewajaran asumsi c. Penugasan prosedur yang disepakati dimana akuntan publik dan semua pemakai laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas dan spesifik. 2.8 Penugasan Prosedur yang Disepakati Dalam penugasan prosedur yang disepakati, manajemen atau pemakai pihak ketiga merinci prosedur yang ingin mereka lakukan dan kemudian akunatan publik mengeluarkan laporan yang menguraikan prosedur yang disepakati serta temuan yang dihasilkan oleh prosedur tersebut. 2.9 Audit Atau Penugasan Assurance Terbatas Lainnya Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain GAAP atau IFRS. Standar auditing menerapkan penugasan audit tersebut, tetapi persyaratan pelaporannya berbeda. Dasar-dasar selain GAAP atau IFRS yang mengatur penerbitan laporan antara lain: a. Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas, hanya penerimaan atau pengeluaran kas yang dicatat. Berdasarkan akuntansi dasar kas yang dimodifikasi, dasar kas diikuti kecuali untuk item-item tertentu , seperti aset tetap dan penyusutan. Dokter dan pengacara biasanya memilih metode ini. b. Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan. Contoh yang umum mencakup sistem akun yang



seragam yang diperlukan oleh



perusahaan kereta api, utilitas dan beberapa perusahaan asuransi. c. Dasar pajak penghasilan. Aturan pengukuran yang digunakan untuk pengajuan pengenmbalian pajak sering kali digunakan juga untuk penyusunan laporan keuangan, walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan GAAP atau IFRS. Banyak bisnis kecil menggunakan metode ini.



13



d. Serangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya adalah dasar akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi harus diterapkan untuk semua item yang material dalam laporan keuangan.



2.10 Review Informasi Laporan Keuangan Interim Untuk Perusahaan Publik Review interim perusahaan publik memasukkan 5 persyaratan bagi penugasan jasa review yaitu auditor harus: a. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dari industri klien b. Memperoleh pengetahuan mengenai klien c. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen d. Melaksanakan prosedur analitis e. Memperoleh surat representasi Perusahaan publik tidak menyediakan dasar untuk mengekspresikan tingkat assurance pendapat yang positif. Review interim perusahaan publik dilaksanakan mengikuti standar PCAOB dan laporan review bukan merupakan referensi bagi SSARS. Setiap halaman informasi keuangan interim yang menyertai laporan harus dengan jelas diberi tanda “belum diaudit”. 2.11 Penugasan Atestasi Salah satu jasa assurance yang disediakan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi. Dalam penugasan atestasi (attestation engagement), akuntan publik melaporkan reliabilitas informasi atau atestasi yang dibuat oleh pihak lain. Contohnya adalah ketika sebuah bank meminta akuntan publik untuk melaporkan secara tertulis apakah klien audit telah menaati semua persyaratan dalam kesepakatan pinjaman. Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan penugasan atestasi, Auditing Standards Board dari AICPA menerbitkan Statements on



14



Standards for Attestation Engagements (SSAE) yang biasanya disebut standar atestasi. Auditing Standards Board berusaha membedakan antara persoalan yang harus diatasi oleh standar auditing dan yang harus diatasi oleh standar atestasi. Secara umum, standar auditing diterapkan pada atestasi yang berhubungan dengan penyediaan assurance atas laporan keuangan histori. Atestasi tersebut mungkin melibatkan audit laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan standar akuntansi atau beberapa dasar akuntansi komprehensif lainnya, audit hanya terhadap neraca dan audit akun-akun individual. Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi kecuali untuk review laporan keuangan historis entitas nonpublik yang dibahas dalam SSARS. Standar atestasi mendefinisikan 3 tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang berhubungan, yaitu : a. Pemeriksaan (examination) Pemeriksaan



akan



menghasilkan



kesimpulan



yang



positif,



yang



diekspresikan oleh akuntan publik dalam bentuk pendapat. Dalam jenis laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian asersi dilihat secara keseluruhan, sesuai dengan kriteria yang berlaku. Laporan mengenai pemeriksaan tidak terbatas distribusinya oleh klien setelah laporan diterbitkan. Hal ini berarti klien dapat mendistribusikan informasi secara luas. b. Review Dalam suatu review, akuntan publik menyediakan tingkat assurance sedang yan diekspresikan oleh akuntan publik dalam bentuk kesimpulan assurance negatif. Untuk laporan assurance negatif, laporan akuntan publik menyatakan apakah ada informasi yang diperoleh oleh akuntan publik yang mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan dalam semua hal yang material sesuai dengan kriteria yang berlaku. Laporan review juga tidak terbatas distribusinya. c. Prosedur yang disetujui Semua prosedur yang akan dilakuan oleh akuntan publik disepakati oleh akuntan publik, pihak yang bertanggungjawab membuat asersi, dan pemakai laporan akuntan publik. Tingkat assurance yang dimasukkan dalam laporan semacam itu bervariasi menurut prosedur spesifik yang disepakati dan dilaksanakan. Laporan semacam itu dibatasi distribusinya hanya kepada pihak



15



yang terlibat, yang mengetahui prosedur yang dilaksanakan oleh akuntan publik dan tingkat assurance yang dihasilkan. 2.12 Jasa Webtrust Dan Systrust WebTrust dan SysTrust adalah contoh jasa atestasi yang dikembangkan demi memenuhi kebutuhan akan assurance tersebut. Para CPA harus memperoleh lisensi khusus untuk melaksanakan jasa ini: a. WebTrust Dalam penugasan atestasi WebTrust, klien menugaskan akuntan publik untuk menyediakan assurance yang memadai bahwa situs Web perusahaan sesuai dengan prinsip Trust Services tertentu dan kriteria untuk satu atau lebih aspek aktivitas e-commerce. Ketika melakukan jasa assurance WebTrust, kantor akuntan publik menilai apakah situs Web perusahaan sesuai dengan 5 prinsip Trust Services, yaitu : 1. Keamanan Entitas telah memastikan bahwa sistem dilindungi dari akses yang tidak memiliki ototrisasi (baik secara fisik maupun logis). 2. Ketersediaan Entitas telah memastikan bahwa sistem tersedia untuk operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau persetujuan 3. Prinsip Integritas Pemrosesan Entitas telah memastikan bahwa pemrosesan sistem lengkap, akurat, tepat waktu, dan diotorisasi. 4. Privasi Entitas telah memastikan bahwa informasi pribadi yang diperoleh sebagai hasil dari e-commerce dikumpulkan, digunakan, diungkapkan, dan disimpan sesuai kesepakatan atau persetujuan. 5. Kerahasiaan Entitas telah memastikkan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai rahasia dilindungi sesuai kesepakatan atau persetujuan. b. Jasa SysTrust



16



Jasa SysTrust menyediakan assurance kepada manajemen, dewan direksi atau pihak ketiga mengenai reliabilitas sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real-time. Dalam penugasan SysTrust, Akuntan publik yang memiliki lisensi SysTrust mengevaluasi sistem komputer perusahaan dengan menggunakan



prinsip



dan



kriteria



SysTrust



serta



menentukan



apakah



pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan.



2.13 Contoh Kasus



Pembekuan Izin KAP Mitra Wirnata oleh Sri Mulyani KAP dibekukan selama dua tahun terhitung sejak 15 Maret 2007. Hal ini dilakukan karena akuntan publik tersebut melanggar ketentuan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) yang berkaitan dengan pengauditan PT Muzatek Jaya yang berakhir dengan tahun buku 31 Desember 2004 oleh Petrus. Selain itu, KAP ini juga melakukan pelanggaran atas pembatasan independensi audit umum. Selama pembekuannya, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi, review, audit kinerja, dan audit khusus. Selain itu, yang bersangkutan juga dilarang memimpin atau menjadi pemimpin di KAP. Namun dia tetap wajib bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan serta wajib untuk memenuhi kewajiban Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL).



17



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Audit merupakan ruang lingkup atau bagian dari jasa assurance. Jasa assurance memiliki pengertian luas. Arrens (2014) menjelaskan di bukunya yang berjudul “Audit dan Jasa Assurance Jilid 1” bahwa yang dimaksud dengan jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa assurance lainnya mencakup berbagai jenis jasa seperti jasa review dan kompilasi, penugasan atestasi, jasa web trust dan sytrust, laporan pengendalian organisasi jasa, laporan keuangan prospektif, penugasan prosedur yang disepakati, dan audit atau penugasan assurance terbatas lainnya. 3.2 Saran Maraknya globalisasi yang mendorong teknologi berkembang pesat membuat semua sistem bertransformasi ke teknologi atau digitalisasi sistem. Melihat situasi dan kondisi tersebut, maka penulis memberikan saran berupa perbaikan lanjut mengenai sistem jasa assurance lainnya yang berhubungan dengan IPTEK.



18



DAFTAR PUSTAKA



Arens, A. Alvin, et al. 2010. Auditing and Assurance Service. Fifteenth Edition. Pearson Education, Inc. USA. Terjemahan Gina Ghania dan Tim Perti. 2014. Auiditing dan Jasa Assurance. Jilid 2. Erlangga: Jakarta. --------. 2010. Auditing and Assurance Service. Fifteenth Edition. Pearson Education, Inc. USA. Terjemahan Gina Ghania dan Tim Perti. 2014. Auiditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Erlangga: Jakarta.



19