Bab 3 Proses Pembentukan Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

III. PROSES PEMBENTUKAN TANAH



Profil Tanah:



Penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horison. Horison penyusun profil tanah: O; A; B dan C



Solum Tanah terdiri dari



horison A dan B



HORISON TANAH Horison O: horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horison A: horison di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluviasi yaitu horison yang mengalami pencucian (leaching)



 Horison B: horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-



bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik).  Horison C: bahan induk, sedikit mengalami



pelapukan  Horison R: batuan keras yang belum melapuk



PEDON DAN POLIPEDON Umumnya tanah mempunyai perbedaan sifat profil tanah, misal: jenis dan susunan horison, kedalaman solum, kandungan bahan organik dan liat, dsb. Perbedaan tersebut dapat terjadi pada tempat yang berdekatan. Oleh karena itu untuk mempelajari sifat-sifat tanah perlu dibatasi pada satuan yang disebut dengan PEDON Pedon: Satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih dapat disebut tanah. Pedon berukuran antara 1 sampai 10 m2 sehingga cukup luas untuk mempelajari sifat-sifat dan susunan horison tanah yang ada



POLIPEDON: Kumpulan dari pedon yang menunjukkan sifat-sifat yang sama. Polipedon digunakan sebagai dasar dalam pengelompokan tanah dengan sifat-sifat yang sama



PELAPUKAN BATUAN DAN MINERAL 1.



Secara Fisik Penyebab: Naik turunnya suhu dan perbedaan kemampuan mengembang dan mengerut masing-masing mineral.



Pengangkutan batuan dari suatu tempat ke tempat lain oleh air.



2. Secara Biologi-Mekanik Akar tanaman yang masuk ke dalam batuan dapat menghancurkan batuan. 3. Secara Kimia a. Hidrasi dan dehidrasi CaSO4 + 2 H2O  CaSO4.2H2O (hidrasi) CaSO4.2H2O  CaSO4 + 2H2O (dehidrasi)



b. Oksidasi dan Reduksi Fe2+  Fe3+ + e Fe3+ + e  Fe2+ c. Hidrolisis K Al Si3O8 + H+  H Al Si3O8 + K+ (feldspar) d. Pelarutan CaCO3 + 2H+  H2CO3 + Ca2+



PEMBENTUKAN PROFIL TANAH 1. Eluviasi: pemindahan bahan-bahan tanah dari satu horison ke horison lain 2. Iluviasi: penimbunan bahan-bahan tanah dalam suatu horison 3. Leaching: Pencucian basa-basa dari tanah 4. Enrichment: Penambahan basa-basa dari tempat lain 5. Dekalsifikasi: pemindahan CaCO3 dari tanah atau suatu horison tanah 6. Kalsifikasi: penimbunan CaCO3 dalam suatu



7. 8. 9. 10. 11.



12.



Desalinisasi: pemindahan garam-garam mudah larut dari tanah atau suatu horison tanah Salinisasi: Penimbunan garam-garam mudah larut dalam suatu horison tanah Dealkalinisasi: Pencucian ion-ion Na dari tanah atau horison tanah Alkalinisasi: akumulasi ion-ion Na dalam suatu horison tanah Lessivage: pencucian (pemindahan) liat dari suatu horison ke horison lain dalam bentuk suspensi secara mekanik. Terjadi pada tanah Ultisol atau Alfisol Pedoturbasi: pencampuran secara fisik atau biologik beberapa horison tanah, sehingga horison-horison tanah yang telah terbentuk menjadi hilang. Terjadi pada tanah Vertisol



13. Podsolisasi: Pemindahan Al dan Fe dan atau bahan



organik dari suatu horison ke horison lain secara kimia (pada tanah Spodosol). Silika tidak ikut tercuci, sehingga konsentrasi silika pada horison tercuci meningkat secara relatif. 14. Desilikasi: Pemindahan silika secara kimia keluar dari solum tanah, sehingga konsentrasi Fe dan Al meningkat (pada tanah Oxisol) 14. Melanisasi: Pembentukan warna hitam pada tanah karena pencampuran bahan organik dengan bahan mineral (pada tanah Mollisol)



16. Leusinisasi:



Pembentukan horison pucat karena pencucian bahan organik 17. Braunifikasi, rubifikasi dan feruginasi Pelepasan besi dari mineral primer dan dispersi partikel-partikel besi oksida yang makin meningkat. Braunifikasi  tanah berwarna coklat Rubifikasi  tanah berwarna coklat kemerahan Feruginasi  tanah berwarna merah



18. Gleisasi: Reduksi besi karena keadaan anaerob, sehingga terbentuk warna kebiruan atau kelabu kehijauan. 19. Littering: Akumulasi bahan organik setebal < dari 30 cm di permukaan tanah mineral. 19. Humifikasi: Perubahan bahan organik kasar menjadi humus.



Dari beberapa proses di atas, dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu: 1. Penambahan bahan-bahan dari tempat lain ke tanah 2. Kehilangan bahan-bahan yang ada di tanah 3. Perubahan bentuk (transformation), misal: perubahan bahan organik  humus penghancuran pasir  debu 4. Pemindahan dalam solum, misal: pemindahan liat, bahan organik, Fe dan Al dari lapisan atas ke lapisan bawah.



FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH 5 faktor pembentuk tanah: 1. Bahan induk 2. Organisme 3. Waktu 4. Iklim 5. Topografi (relief) Tanah = f (b, o, w, i, t)



BAHAN INDUK 1. Batuan beku a. Batuan beku atas (batuan volkanik) b. Batuan beku gang (magma membeku di antara sarang magma dan permukaan bumi) c. Batuan beku dalam Magma membeku di dalam bumi



2.



Batuan Sedimen a. Batuan endapan tua berupa endapan laut, contoh: - batu gamping (CaCO3; CaMg(CO3)2 - batu pasir (SiO2) - batu liat b. Bahan endapan baru belum menjadi batu - diendapkan oleh air, dataran banjir - diendapkan oleh angin, misal: pasir pantai



3.



Batuan Metamorfik Berasal dari batuan beku dan sedimen akibat tekanan dan suhu yang relatif tinggi. batu kapur karbonat  marmer batu pasir  kuarsit



4.



Bahan induk organik Terdapat di rawa-rawa yang selalu tergenang air.



ORGANISME 1.



Kegiatan organisme tanah berpengaruh terhadap: akumulasi bahan organik, siklus unsur hara, pembentukan struktur tanah yang stabil



2.



Unsur N dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh bakteri penambat N, baik yang simbiosis maupun yang non simbiosis



3.



Vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut dapat digunakan sebagai pencegah erosi tanah



Tanaman berdaun sedikit, misal cemara, pinus menyebabkan tanah bereaksi masam, sebaliknya tanaman berdaun lebat seperti jati menyebabkan tanah bereaksi basa, karena seresah tanaman jati banyak mengandung basa-basa. Tanah di bawah pohon pinus biasanya lebih masam daripada tanah di bawah pohon jati. Pencucian basa-basa lebih intensif pada tanah di bawah pohon pinus.



WAKTU Waktu berpengaruh dalam pembentukan tanah, sehingga terbentuk: 1. Tanah muda Sifat tanah masih didominasi oleh sifat bahan induknya. Terbentuk horison A dan horison C. Contoh: Entisol 2. Tanah dewasa Dicirikan oleh terbentuknya horison B.



Termasuk tanah dewasa: Inceptisol, Vertisol dan Mollisol. 3.



Tanah Tua Terjadi perubahan yang lebih nyata pada horison A dan B, sehingga terbentuk horison-horison: A1, A2, A3, B1, B2, B3. Pencucian basa-basa makin meningkat, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk dalam tanah. Tanah menjadi masam, misalnya: Ultisol, Oxisol.



IKLIM 1. 2.



3.



Merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia dan fisika di dalam tanah. Setiap suhu naik 10oC maka laju reaksi menjadi 2 kali lipat. Suhu dan curah hujan yang tinggi menyebabkan pelapukan dan pencucian berjalan cepat, shg terbentuk tanah masam (misal: Ultisol)



TOPOGRAFI (RELIEF) 1. 2. 3.



4.



Topografi berpengaruh terhadap pembentukan tanah melalui cara: Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan massa tanah. Mempengaruhi dalamnya air tanah Mempengaruhi besarnya erosi Mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut di dalamnya.