Bab 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ISU ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Tahun 2015 Makalah ini Disusun untuk memenuhi tugas Analisis Laporan Keuangan Dosen pembimbing: Diah Ayu Susanti SE, AK, M.ACC,



Disusun oleh kelompok 4 : Nama : 1. Evi Octaviani Sari



201412135



2.Vivi Fadhilatul hekmah



201512202



2. Nur Azizah



201512203



3. Hariyanti



201512207 Kelas : 4E



UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia, Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya kami masih diberi kesempatan untuk mengabdi dan menyumbangkan pikiran untuk Nusa, Bangsa dan Negara khususnya melalui bidang Pendidikan.Terwujudnya makalah Tentang Isu Analisis Perbandingan Laporan Keuangan dari berbagai tinjauan ini merupakan kerja keras yang baik antara kelompok penyusun. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugasAnalisis Laporan Keuangan dengan judul“Isu Analisis Perbandingan Laporan Keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Tahun 2015". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami mohon maaf atas kesalahan dalam makalah ini. Kami mengharap saran dan kritikan yang bersifat membangun kami untuk sempurnanya makalah ini. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada penyusun khususnya dan kepada pembaca umumnya dalam keikutsertaan mewujudkan pemuda-pemudi yang mandiri.



Kudus,



Maret 2017



Penyusun



2



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tujuan dari analisa Laporan Keuangan suatu perusahaan adalah untuk membuat estimasi/penelitian tentang laba, hasil penjaualan perusahaan di masa mendatang dan lain-lain aspek finansial perusahaan atau secara umum dapat dikatakan sebagai usaha untuk memproyeksikan ratio-ratio finansilanya. Analisis berdasarkan laporan keuangan akan melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periodeperiode sebelumnya. Perbedaan-perbedaan yang muncul membuat perbandingan menjadi tidak konsisten, harus diidentifikasikan. Bab ini akan membicarakan beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk



3



dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal. 



Tujuan Pendirian Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung



adalah (1) memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan. 



Visi “Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.







Misi “Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri makanan”.







Perkembangan Perusahaan Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma



berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971. PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pesebaran distribusi produk yang



4



dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36 pabrik, lebih dari 10 merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet. PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu bagian darinoodle division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m². Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi, Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur, Indramayu, dan Sumedang. PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang bergerak dibidang mie instan merupakan pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat ini perusahaan menjadi perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market leader pada masing-masing brand yang dimilikinya. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen. Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu : 1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan 2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan. Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.



5



1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah Laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ada yang disesuaikan? 2. Apakah ada Perbedaan klasifikasi rekening Indofood Sukses Makmur Tbk? 3. Apakah ada Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi PT Indofood Sukses Makmur Tbk? 4. Perbedaan penanggalan laporan keuangan, dan 5. Perbandingan dengan data historis dan perusahaan lain



6



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 LAPORAN KEUANGAN YANG DISESUAIKAN KEMBALI Ada beberapa situasi di mana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu: 1. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan diklasifikasikan dalam item “Operasi yang dihentikan” (Discontinued Operations) dalam laporan laba rugi. Neraca juga akan memisahkan aset lini bisnis yang akan dihentikan tersebut. Pendapatan dan biaya dari lini bisnis tersebut, yang pada tahun lalu masuk dalam item pendapatan operasional, sekarang harus diklasifikasikan lagi dan masuk ke dalam item operasi yang dihentikan dalam analisis perbandingan laporan keuangan dengan periode-periode sebelumnya. 2. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada kategori pooling of interests, maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan tersebut bergabung sejak dulu. 3. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal , perubahan dari LIFO menjadi FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut. Masalah muncul, apakah analisis akan menggunakan data yang semula seperti yang tercantum untuk masing-masing tahun, ataukah akan menggunakan data yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Misalkan menggunakan data yang semula, maka analis bisa membagi analisis ke dalam dua periode yaitu periode sebelum perubahan terjadi dan periode sesudah perubahan. Analisis bisa dimulai dari tahapan baru yaitu dengan menggunakan data sesudah perubahan



7



terjadi. Tetapi masalah yang terjadi adalah sedikitnya data untuk analisis perbandingan dan proyeksi masa mendatang. Masalah lain yang timbul adalah dalam penghitungan bebrapa rasio. Beberapa rasio nisa langsung dihitung dengan menggunakan data-data neraca atau laporan laba rugi pada periode yang bersangkutan, misalkan rasio lancar (Aktiva lancar/ Hutang lancar) atau rasio leverage (Hutang/Modal sendiri). Tetapi bebrapa rasio lain, seperti perhitungan tingkat keuntungan, memerlukan perhitungan gabungan neraca periode sekarang dengan neraca periode sebelumnya. 2.2 PERBEDAAN KLASIFIKASI REKENING (AKUN) Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening dalam laporan keuangan berbeda satu sama lain.sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan akan melaporkan biaya depresiasi dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan. Rasio yang dihitung dengan menggunakan item tersebut tentunya tidak bisa langsung diperbandingkan. Penyesuaian harus dilakukan, baik dengan mengalokasikan biaya depresiasi dan amortisasi ke harga pokok penjualan pada perusahaan pertaman, atau mengeluarkan biaya depresiasi dari harga pokok penjualan pada perusahaan yang kedua. Penyesuaian tersebut membuat perbandingan menjadi lebih konsisten. Jika ada informasi yang cukup, penyesuaian bisa dilakukan agar perbandingan lebih konsisten. Tetapi jika tidak ada informasi yang cukup, barangkali tidak perlu dilakukan penyesuaian. Pada situasi ini, analis harus memberi catatan mengenai perbedaan klasifikasi rekening tersebut agar interpretasi lebih lanjut bisa mengacu pada catatan tersebut.



8



2.3 PERBEDAAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI Sumber lain yang menyebabkan data bisa berbeda satu sama lain adalah penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda.dalambatasan yang telah ditentukan



prinsip



akuntansi,



perusahaan



masih



mempunyai



beberapa



alternatif penggunaan metode atau prinsip akuntansi yang di pakai uuntuk pelaporan keuangan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah analis akan melakukan penyesuaian dalam perbandingan data, ataukah tidak ada penyesuaian dan perbedaan tadi akan dibahas dalam tahap interpretasi data. Apabila ada informasi yang cukup, sehingga penyesuaian bisa dilakukan tanpa membuat asumsi yang tidak realistis, maka penyesuaian bisa dilakukan. Tetapi apabila tidak ada informasi yang cukup, barangkali tidak perlu dilakukan penyesuaian dan perbedaan tadi akan dibicarakan dalam tahap interpretasi.



2.4 PERBEDAAN PENANGGALAN LAPORAN KEUANGAN Meskipun kebanyakan laporan keuanganmenggunakan Desesmber sebagai akhir periode, tetapi ada pula perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain.pilihan ini semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis. Siklus musiman biasanya tidak harus sesuai dengan penanggalan akhir Desember. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana perlakuan terhadapa perbedaan penanggalan tersebut? Jawabannya tergantung pada dua hal: (1) Lamanya perbedaan waktu, (2) Muncul tidaknya kejadian pada periode perbedaan waktu tersebut yang bisa membuat perbandingan dua perusahaan tersebut tidak konsisten. Biasanya apabila selisih penanggalan akhir sama atau kurang dari tiga bulan, penyesuaian tidak perlu dilakukan. Dua perusahaan dengan penanggalan akhir 31 Desember dan 31 Maret barang kali tidak memerlukan penyesuaian.



9



2.5



PERBANDINGAN



DENGAN



DATA



HISTORIS



DAN



PERBANDINGAN DENGAN PERUSAHAAN LAIN Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keungan



perusahaan



lain



agar



diperolehinterpretasi



yang



lebih



baik.



Perbandingan-perbandingan tersebut akan dibicarakan pada bab-bab berikutnya. Di sini akan dibicarakan secara singkat isu-isu yang berkaitan dengan perbandingan tersebut. Apabila analis melakukan perbandingan data keuangan dengan data-data masa lalu maka ia akan melakukan analisis time series. Semakin banyak observasi yang ia punyai analisis akan semakin baik. Dengan analisis time series ia bisa melihat pengaruh variabel-variabel seperti variabel makro ekonomi, variabel industri, dan variabel mikro perusahaan terhadap data-data keuangan, dan sekaligus melihat pola-pola tertentu dari data keuangan yang dipunyai. Dalam analisis semacam itu analis harus memperhatikan faktor-faktor yang akan berpengaruh besar terhadap perilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan perusahaan. Contoh faktor-faktor tersebut adalah: 1) Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan



anak



perusahaan.



Kejadian



mempengaruhi trendata keuangan



dan



semacam



akan



ini



tentu



mempengaruhi



akan



analisis



perbandingan dengan data masa lalu. 2) Perubahan



prinsip



dan



metode



mempengaruhi data time series.



10



akuntansi.



Perubahan



ini



akan



Beberapa isu dalam pemakaian rata-rata industri antara lain: 1) Definisi industri Definisi industri tidak mudah dilakukan. Di samping itu banyak perusahaan yang



mempunyai divisi yang bergerak pada beberapa industri



yang berbeda satu sama lain. Pada situasi ini hanya divisi yang bergerak pada industri yang relevan yang bisa



digunakan sebagai perbandingan. Jika divisi



lain perusahaan tersebut tidak signifikan



dibandingkan



barangkali data gabungan perusahaan bisa digunakan



usaha



pokoknya,



untuk perbandingan.



2) Perhitungan Rata-Rata industri Bagaimana rata-rata industri dihitung, apakah rata-rata biasa, ataukah ratarata tertimbang,



ataukah menggunakan median. Jika rata-rata tertimbang



digunakan, apa yang dipakai sebagai pembobot, penjualan, nilai pasar, nilai buku aset, atau faktor lain? 3) Distribusi atas nilai rata-rata Interpretasi terhadap penyimpangan rasio keuangan suatu perusahaan terhadap rata-rata



industri akan berlainan apabila kita juga mempunyai



informasi standar deviasinya. 4) Definisi rasio keuangan Definisi tersebut bisa berbeda dari satu publikasi ke publikasi lain. Karena itu seorang analis harus mencermati definisi rasio-rasio keuangan ini. Dengan memahami beberapa keterbatasan tersebut analis keuangan bisa lebih berhati-hati dalam melakukan analisis.



11



BAB III PEMBAHASAN



3.1 LAPORAN KEUANGAN YANG DISESUAIKAN KEMBALI Laporan posisi keuangan tahun 2015 yang disesuaikan kembali dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. dapat sebagai berikut :



12



a. Penyesuaian Kembali Kas dan Setara Kas, terdiri dari :



13



Rekening di bank memiliki tingkat suku bungamengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing-masing bank. Kisaran tingkat suku bunga tahunan dari deposito berjangka adalah sebagai berikut:



Pada tanggal-tanggal pelaporan tidak terdapatsaldo kas dan setara kas dengan pihak berelasi. b. Investasi Jangka Pendek Investasi jangka pendek merupakan investasi dalam bentuk saham dan surat berharga baik yang tercatat maupun tidak tercatat pada bursa efek.



c. Piutang Usaha Piutang usaha terdiri dari:



Analisis mutasi saldo penyisihan atas kerugian penurunan nilai piutang usaha secara individual adalah sebagai berikut :



14



Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas kerugian penurunan nilai piutang usaha tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang.Tidak ada piutang usaha yang dijaminkan pada tanggal-tanggal pelaporan. d. Piutang, terdiri dari :



Berdasarkan hasil penelaahan terhadap harga pasar dan kondisi fisik dari persediaan pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari penurunan nilai pasar persediaan. Pemulihan penyisihan atas penurunan nilai pasar persediaan tersebut di atas, jika ada, diakui jika persediaan terkait terjual kepada pihak ketiga.Pada tanggal 30 Juni 2015, persediaan dilindungi dengan asuransi terhadap risiko



15



kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp2.681.459 (31 Desember 2014: Rp2.431.746), yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan (Catatan 33). Tidak ada persediaan yang dijaminkan pada tanggal-tanggal pelaporan.



e. Uang Muka dan Jaminan Uang muka dan jaminan terutama merupakan uang muka pemasok dan jaminan atas pembelian bahan baku impor. f. Penyertaan Jangka Panjang Berikut ini adalah rincian penyertaan jangkapanjang:



Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi:



16



g. Aset Tetap Aset tetap terdiri dari:



17



Analisis laba atas penjualan aset tetap adalahsebagai berikut:



Aset tetap dalam pembangunan terdiri dari:



18



19



3.2 PERBEDAAN KLASIFIKASI REKENING (AKUN) 1. Perbedaan Klasikasi Rekening (Akun)  Utang Bank Jangka Pendek dan cerukan Utang bank dan cerukan terdiri dari :



20



Rincian tanggal jatuh tempo dan jaminan sehubungan dengan fasilitas utan g bank jangka pendek dan cerukan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut.



Kisaran tingkat suku bunga tahunan pada utang bank jangka pendek dan cerukan adalah sebagai berikut.



Metode pembayarn utang bank jangka pendek adalah pelunasan pada saat jatuh tempo dan dapat diperpanjang dengan persetujuan bank.  Utang Usaha Utang usaha terdiri dari :



21



Analisis umur Utang Usaha sebagai berikut :



Utang usaha tidak dijamin, dikarenakan bunga dan umumnya mempunyai syarat pembayaran antara 7 hari sampai dengan 60 hari.  Beban Akrual dan Liabilitas Imbalan Jangka Pendek  Beban Akrual Beban akrual terdiri dari :



22







Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek



Akun ini terutama terdiri dari beban gaji, tunjangan dan bonus untuk direksi dan karyawan.



3.3 PERBEDAAN PRINSIP AKUNTANSI Beberapa SAK yang telah diubah dan diterapkan secara efektif sejak tanggal 1 januari 2015 adalah sebagai berikut: 1. PSAK No.1, “Penyajian Laporan Keuangan” 2. PSAK No.24, “Imbalan Kerja” 3. PSAK No.46, “Pajak Penghasilan” 4. PSAK No.65, “ Laporan Keuangan Konsolidasian” dan PSAK No.4, “Laporan Keuangan Tersendiri” 5. PSAK No.66, “Pengaturan Bersama” dan PSAK No.15, “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama” 6. PSAK No.67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain” 7. PSAK No.68, “Pengukuran Nilai Wajar.” Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti atau tidak memberikan pengaruh terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dari Perseroan, kecuali untuk PSAK No.24 yang memberikan pengaruh atas pengungkapan Perseroan. Informasi secara detil mengenai penerapan PSAK yang direvisi tersebut di atas dan pengaruhnya, telah disajikan dalam Laporan Keuangan Audit Perseroan catatan No.2 yang ada di bagian akhir dari Laporan Tahunan ini.



23



Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Nomor VIII.G.7 Pedoman Penyajian serta Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)) untuk perusahaan publik. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang



penyajian



yang



digunakan



dalam



penyusunan



laporan



keuangan



konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan seluruh Entitas Anak di Indonesia. Tiap entitas dalam Kelompok Usaha menentukan mata uang fungsionalnya masingmasing dan mengukur transaksinya dalam mata uang fungsional tersebut. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah terdekat, kecuali dinyatakan lain. Perubahan kebijakan akuntansi Changes of accounting principles Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Kelompok Usaha adalah selaras bagi periode yang dicakup oleh laporan keuangan konsolidasian. Kelompok



24



Usaha telah menerapkan seluruh standar akuntansi baru dan yang direvisi yang efektif tanggal 1 Januari 2015, termasuk standar akuntansi berikut yang dipertimbangkan relevan bagi Kelompok Usaha sehingga mempengaruhi posisi dan/atau kinerja keuangan Kelompok Usaha dan/atau pengungkapan terkait dalam kebijakan akuntansi maupun Catatan atas laporan keuangan konsolidasian: o PSAK No. 1: Penyajian Laporan Keuangan Revisi terhadap PSAK No. 1 memperkenalkan pengelompokan pos-pos yang disajikan pada penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi (“didaur-ulang”) ke laba rugi pada periode mendatang, seperti laba atau rugi atas aset keuangan tersedia untuk dijual, harus disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi, seperti revaluasi aset tetap. Revisi tersebut hanya mempengaruhi penyajian namun tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. o PSAK No. 24: Imbalan Kerja Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 secara retrospektif dengan beberapa ketentuan transisi yang ditetapkan dalam standar yang direvisi. Laporan posisi keuangan konsolidasian awal dari periode komparatif terdahulu (1 Januari 2014) dan jumlah komparatif telah disajikan kembali. PSAK No. 24 revisi merubah, antara lain, akuntansi untuk program imbalan pasti. Untuk program imbalan pasti, penundaan pengakuan keuntungan dan kerugian actuarial (yaitu “Pendekatan Koridor”) tidak diperbolehkan, dan biaya jasa lalu harus diakui sebagai beban pada saat yang lebih awal antara: (i) ketika program diamandemen atau kurtailmen terjadi; dan (ii) ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi atau imbalan terminasi terkait. o PSAK No. 24: Imbalan Kerja (lanjutan) Sebagaimana disajikan kembali sesuai revisi PSAK No. 24, jumlah yang dicatat pada laba rugi hanya mencakup biaya jasa kini dan biaya jasa lalu, keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan penghasilan/(beban) bunga neto. Perubahan lainnya dalam liabilitas imbalan kerja neto, termasuk keuntungan dan



25



kerugian aktuarial, diakui sebagai penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya . Pengembalian yang diharapkan digantikan dengan mencatat penghasilan bunga dalam laba rugi, yang dihitung menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung liabilitas imbalan kerja. Dampak dari penyajian kembali sesuai revisi PSAK No. 24 diungkapkan pada Catatan 4. Revisi PSAK No. 24 juga mengharuskan pengungkapan lebih luas, seperti telah diungkapkan pada Catatan 19. o PSAK No. 46: Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46, “Pajak Penghasilan”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. o PSAK No. 65: Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK No. 4: Laporan Keuangan Tersendiri PSAK No. 65 menggantikan bagian dari PSAK No. 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri yang mengatur akuntansi bagi laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 65 menetapkan model kendali tunggal bagi semua entitastermasuk entitas terstruktur. Perubahan yang diperkenalkan oleh PSAK No. 65 mengharuskan manajemen untuk melakukan pertimbangan signifikan dalam menentukan entitas yang dikendalikan dan karenanya harus dikonsolidasikan oleh entitas induk, dibandingkan dengan persyaratan yang sebelumnya ditetapkan dalam PSAK No. 4. Tidak ada pengaruh terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 65 dan PSAK No. 4 tersebut, kecuali bagi pengungkapan kebijakan akuntansi terkait.



26



o PSAK No. 66: Pengaturan Bersama dan PSAK No. 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK No. 66 menggantikan PSAK No. 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama, dan memberikan definisi dari pengendalian bersama dan perubahan bagi akuntansi untuk pengaturan bersama dengan memindahkan dari tiga kategori dalam PSAK No. 12 menjadi dua kategori berikut: (A) operasi bersama, yang operator bersamanya harus mengakui seluruh aset, liabilitas, pendapatan dan biaya, termasuk bagian relatif atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dikendalikan bersama, dan (B) ventura bersama, yang dicatat menggunakan metode ekuitas. Revisi tersebut tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. o PSAK No. 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK No. 67 menetapkan persyaratan bagi pengungkapan atas kepentingan suatu entitas dalam entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi dan entitas terstruktur. Persyaratan dalam PSAK No. 67 jauh lebih luas daripada persyaratan pengungkapan atas entitas anak yang sebelumnya ditetapkan, seperti ketika entitas anak dikendalikan tanpa mayoritas hak suara. Tidak ada pengaruh terhadap pengungkapan posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 67 tersebut. o PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar PSAK No. 68 tidak merubah ketentuan saat suatu entitas diminta untuk menggunakan nilai wajar, namun memberikan panduan bagaimana mengukur nilai wajar pada saat nilai wajar disyaratkan atau diijinkan. PSAK No. 68 juga mensyaratkan pengungkapan yang lebih luas atas nilai wajar. Dengan demikian, sesuai panduan dalam PSAK No. 68, Kelompok Usaha melakukan evaluasi ulang atas kebijakannya dalam mengukur aset dan liabilitas yang diharuskan untuk dicatat pada nilai wajar. Tidak ada pengaruh terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok



27



Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 68 tersebut.



Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1 yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. Laporan keuangan (konsolidasian) Entitas Anak dibuat untuk tahun pelaporan yang sama dengan Perusahaan, menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi signifikan yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Kelompok Usaha memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Seluruh laba rugi komprehensif Entitas Anak diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha: • menghentikan pengakuan nilai tercatat setiap KNP; • menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; • mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; • mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi; dan • mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai penghasilan komprehensif lain ke komponen laba rugi dalam laporan laba



28



rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba rugi dan asset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat didistribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Entitas Induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat didistribusikan kepada pemilik Entitas Induk.



29



3.4 PERBEDAAN PENANGGALAN LAPORAN KEUANGAN Dalam



perbedaan



penanggalan



pada



laporan



keuangan



ini,



membandingkan dua perusahaan yaitu dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Yang akan dibandingkan dalam penanggalan kali ini yaitu mengenai penjualan dari kedua perusahann. Dari perbandingan kedua perusahaan maka didapatkan perbandingan perbedaan penanggalan pada laporan keuangan dapat dilihat dibawah ini : Nama



Kuartal I



Kuartal II



Kuartal III



Kuartal IV



25.094.681,00



30.022.463,00



31.741.094,00



32.634.705,00



47.564.001,00



64.061.947,00



Perusahaan PT. Indofood CBP



Sukses 21.574.792,00



Makmur Tbk. PT. Indofood Sukses



15.021.122,00



Makmur Tbk.



30



3.5 PERBANDINGAN DENGAN DATA HISTORIS DAN PERBANDINGAN DENGAN PERUSAHAAN LAIN 



Analisis Time Series







PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR ROA = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aktiva







2011



2.744.910/15.222.857



18,03%



2012



3.034.394/17.819.884



17,03%



2013



2.966.990/21.267.470



13,95%



2014



3.445.380/25.029.488



13,76%



2015



4.009.634/26.560.624



15,09%



INDOFOOD SUKSES MAKMUR ROA PT Indofood Sukses Makmur Tbk



2011



6.347.274 / 53.715.950



11,81%



2012



6.316.960 / 59.389.405



10,63%



2013



4.666.958 / 78.092.789



5,97%



2014



6.340.185 / 86.077.251



7,37%



2015



4.962.084 / 91.831.526



5,40%



31







GRAFIK PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR



20.00% 18.00% 16.00% 14.00% 12.00% ICBP



10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00%







2011 2012 2013 MAKMUR 2014 GRAFIK PT INDOFOOD SUKSES



16.00% 14.00%



2015



15.07%



14.47%



13.76%



12.00% 10.00% 8.00%



Series1



6.00% 4.48%



4.00%



4.86%



2.00%



0.00% 2011



2012



2013



2014



32



2015



BAB IV PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dalam analisis perbandingan laporan keuangan, ada beberapa isu yang harus diperhatikan agar perbandingan bisa lebih konsisten. Laporan keuangan yang disesuaikan, perbedaan klasifikasi rekening, Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi, Perbedaan penanggalan laporan keuangan, dan, Perbandingan dengna data historis dan perusahaan lain. Tujuan penyesuaian ini dilakukan agar perbandingan menjadi lebih konsisten. Apabila tidak ada informasi yang cukup sehingga penyesuaian hanya bisa dilakukan dengan membuat asumsi yang tidak realistis, maka penyesuaian barangkali tidak perlu dilakukan. 1. Laporan Keuangan Yang Disesuaikan Kembali Beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu: 



Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu.







Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain.







Perubahan-perubahan prinsip akuntansi.



2. Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun) Jika ada informasi yang cukup, penyesuaian bisa dilakukan agar perbandingan lebih konsisten. Tetapi jika tidak ada informasi yang cukup, barangkali tidak perlu dilakukan penyesuaian. Pada situasi ini, analisis harus memberi catatan mengenai perbedaan klasifikasi rekening tersebut agar interpretasi lebih lanjut bisa mengacu pada catatan tersebut.



33



3. Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi Apabila ada informasi yang cukup, sehingga penyesuaian bisa dilakukan tanpa membuat asumsi yang tidak realistis, maka penyesuaian bisa dilakukan. Tetapi apabila tidak ada informasi yang cukup, barangkali tidak perlu dilakukan penyesuaian dan perbedaan tadi akan dibicarakan dalam tahap interpretasi. 4. Perbedaan Penanggalan Laporan Keuanga Meskipun kebanyakan laporan keuangan menggunakan Desember sebagai akhir periode, tetapi ada beberapa perusahaan menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain. Pilihan semacam ini semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis. Siklus musiman biasanya tidk harus sesuai dengan penanggalan akhir Desember. 5. Perbandingan



Dengan



Data



Historis



Dan



Perbandingan



Dengan



Perusahaan Lain Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keuangan perusahaan lain agar diperoleh interpretasi yang lebih baik. Apabila analis melakukan perbandingan data keuangan dengan data-data masa lalu maka ia akan melakukan analisis time-series. Dengan analisis timeseries ia bisa melihat pengaruh variabel-variabel seperti varibel makro ekonomi (resesi, inflasi), variabel industri (perubahan teknologi, peraturan), dan variabel mikro perusahaan (perubahan strategi, manajemen baru) terhadap data-data keuangan, dan sekaligus melihat pola-pola tertentu dari data keuangan yang dipunyai. .



34



DAFTAR PUSTAKA Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga.Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. http://www.indofoodcbp.com/uploads/annual/ICBP_AR%202015_web%20update .pdf



35