10 0 757 KB
5
PENENTUAN BIAYA PROSES: PERSEDIAAN UNIT DALAM PROSES AWAL
Dalam Bab 4 telah dibahas dasar-dasar penentuan biaya proses. Bab ini melanjutkan pembahasan yang telah diberikan Bab 4. Pembahasan bab ini meliputi penentuan biaya proses dalam hal terdapat persediaan unit dalam proses awal.
PERSEDIAAN UNIT DALAM PROSES AWAL Dalam pembahasan bab sebelumnya diasumsikan perusahaan tidak mempunyai persediaan unit dalam proses pada awal periode. Kondisi seperti itu hanya terjadi apabila perusahaan baru mulai beroperasi atau unit yang diproses periode sebelumnya semua sudah selesai. Karena proses produksi di perusahaan yang menerapkan penentuan biaya proses dilaksanakan secara terus-menerus dan perhitungan biaya produksi dilakukan secara periodik, pada akhir periode umumnya ada sejumlah unit yang masih dalam proses. Unit dalam proses adalah unit yang sudah diproses oleh pabrik tetapi sampai akhir periode belum selesai. Persediaan unit dalam proses pada akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal pada periode berikutnya. Dalam suatu periode, di samping melanjutkan pemrosesan terhadap persediaan unit dalam proses awal, suatu departemen juga memproses unit yang dimasukkan ke dalam proses pada periode tersebut. Setelah unit-unit diproses oleh suatu departemen, sejumlah unit selesai diproses dan ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi dan sejumlah unit masih dalam proses pada akhir periode. Biaya produksi yang harus dipertanggungjawabkan di suatu departemen dalam suatu periode apabila departemen tersebut mempunyai persediaan unit dalam proses awal terdiri atas
dua unsur, yaitu (1) biaya yang terjadi pada periode sebelumnya yang sudah dibebankan ke persediaan unit dalam proses awal dan (2) biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Untuk menghitung biaya produk, kedua unsur biaya tersebut dibebankan ke unit produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut, yaitu unit produk selesai dan unit produk dalam proses pada akhir periode. Tingkat efisiensi dan harga sumber daya produksi dapat berbeda setiap periode sehingga untuk menentukan jumlah biaya yang dibebankan ke unit produk selesai dan dalam proses perlu asumsi aliran biaya. Asumsi aliran biaya diperlukan untuk menentukan urutan biaya yang ditransfer dari suatu departemen ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi. Ada dua asumsi aliran biaya yang dapat digunakan, yaitu (1) metode rata-rata dan (2) metode mask pertama keluar pertama (MPKP).
Metode Rata-Rata Dalam metode rata-rata, unit dalam proses awal diperlakukan seolah-olah dimasukkan ke dalam proses pada periode bersangkutan dan bercampur dengan unit masuk proses pada periode tersebut. Setelah unit-unit diproses, sejumlah unit selesai dan sejumlah unit masih dalam proses pada akhir periode. Dalam metode rata-rata, unit yang selesai tidak dibedakan menurut asalnya. Unit tersebut dapat berasal dari persediaan unit dalam proses awal dan dari unit masuk proses pada periode bersangkutan. Dalam metode rata-rata, biaya tidak dibedakan menurut waktu terjadinya. Biaya persediaan unit dalam proses awal yang terjadi pada periode sebelumnya diperlakukan seolaholah biaya tersebut terjadi pada periode bersangkutan. Oleh karena itu, biaya persediaan unit dalam proses awal dapat dijumlahkan dengan biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Biaya persediaan unit dalam proses awal kehilangan identitas karena penjumlahan tersebut. Untuk mengalokasikan biaya produksi yang diakumulasi dalam suatu departemen ke unit selesai dan unit dalam proses, perlu informasi biaya per unit. Untuk menghitung biaya per unit, harus terlebih dahulu dihitung jumlah unit ekuivalen. Perhitungan unit ekuivalen dalam metode rata-rata dilakukan terhadap seluruh biaya, yaitu biaya persediaan uni tdalam proses awal dan biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Unit ekuivalen dalm metode rata-rata merupakan jumlah unit setara produk selesai yang dihasilkan oleh biaya unit dalam proses awal dan biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Rumus perhitungan biaya per unit dalam metode rata-rata adalah sebagai berikut.
Biaya pesediaan unit dalam proses awal Biaya per unit =
+
Biaya ditambahkan selama satu periode yang bersangkutan
Unit ekuivalen
Biaya per unit hasil perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk mengalokasi biaya yang diakumulasi dalam suatu departemen ke unit selesai dan unit dalam proses akhir.
Metode MPKP Dalam metode MPKP (masuk pertama keluar pertama), persediaan unit dalam proses awal diperlakukan terpisah dengan unit masuk proses dalam periode bersangkutan. Unit dalam proses awal diasumsikan selesai diproses terlebih dahulu sebelum unit masuk proses dalam periode tersebut. Dengan metode MPKP, unit selesai dalam suatu produk dibedakan menjadi dua: (1) unit selesai yang berasal dari unit dalam proses awal dan (2) unit selesai yang berasal dari unit masuk proses pada periode bersangkutan. Biaya unit dalam proses awal dipisahkan dengan biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Biaya yang terjadi dalam suatu periode diasumsikan pertama kali digunakan untuk menyelesaikan unit dalam proses awal. Setelah unit dalam proses awal selesai, biaya yang terjadi dalam periode tersebut kemudian digunakan untuk mengolah unit masuk proses dalam periode bersangkutan. Dengan demikian, dalam metode MPKP terdapat dua unsur biaya produk selesai yang harus dipisahkan, yaitu (1) biaya total dan per unit produk selesai yang berasal dari unit dalam proses awal dan (2) biaya total dan per unit produk selesai yang berasal dari unit masuk proses periode bersangkutan. Manajemen dapat menilai efisiensi dengan cara membandingkan kedua biaya per unit tersebut. Apabila biaya per unit produk selesai yang berasal dari unit masuk proses periode yang bersangkutan lebih rendah dibandingkan biaya per unit produk selesai yang berasal dari unit dalam proses awal, perusahaan dapat dinilai berhasil meningkatkan efisiensi dalam periode tersebut. Sama dengan metode rata-rata, dalam metode MPKP, untuk mengalokasi biaya total diakumulasi dalam suatu departemen selama satu periode ke unit selesai dan unit dalam proses akhir, perlu dihitung biaya per unit. Untuk menghitung biaya per unit , terlebih dahulu harus dihitung jumlah unit ekuivalen. Unit ekuivalen dalam metode MPKP adalah jumlah setara unit selesai yang dihasilkan oleh biaya yang ditambahkan selama satu periode. Oleh karena itu, perhitungan biaya per unit dalam aliran MPKP hanya dilakukan terhadap jumlah biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan. Rumus perhitungan biaya per unit dalam metode MPKP adalah sebagai berikut.
Biaya ditambahkan selama satu periode yang bersangkutan Biaya per unit =
Unit ekuivalen
Biaya per unit hasil perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk mengalokasi biaya yang ditambahkan pada periode tersebut ke unit selesai dari persediaan awal, unit selesai dari unit masuk proses periode tersebut, dan unit dalam proses akhir.
Perbandingan Metode Rata-Rata dan MPKP Dalam metode MPKP terdapat dua biaya per unit. Pertama, biaya per unit untuk unit selesai yang berasal dari persediaan barang dalam proses awal. Kedua, biaya per unit untuk unit selesai yang berasal dari unit masuk proses periode yang bersangkutan. Manajemen dapat menilai efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan kedua biaya per unit tersebut. Sebaliknya, metode rata-rata hanya hanya mempunyai satu biaya per unit karena metode ini tidak membedakan antara unit selesai yang berasal dari persediaan barang dalam proses awal dan unit selesai yang berasal dari unit masuk proses periode yang bersangkutan. Dalam metode MPKP di departemen terakhir, kedua biaya per unit ditrasnfer ke persediaan barang jadi sesuai dengan urutan MPKP. Unit selesai yang berasal dari persediaan barang dalam proses awal adalah yang pertama ditransfer dan akan lebih dulu dibebankan sebagai harga pokok penjualan sebelum sebagai unit selesai dari unit masuk proses periode yang bersangkutan. Metode MPKP murni hanya dimungkinkan ketika unit ditransfer ke persediaan barang jadi. Ketika unit-unit ditransfer dari satu departemen ke departemen lainnya, unit selesai dari persediaan barang dalam proses awal dan unit selesai dari unit masuk proses pada periode yang bersangkutan dirata-ratakan sehingga masingmasing kehilangan identitas. Hal tersebut menimbulkan situasi yang serupa dengan metode rata-rata. Oleh karena itu, para pendukung metode rata-rata menyatakan bahwa karena metode MPKP murni dimungkinkan, metode rata-rata lebih baik dibandingkan metode MPKP. Namun demikian, metode rata-rata juga memiliki kelemahan, yaitu memperhitungkan dua kali (doubel couting) persediaan barang dalam proses awal ketika memperhitungkan unit ekuivalen produksi. Karena tidak ada metode yang sempurna, saat ini kedua asumsi tersebut diterima. Perbandingan metode rata-rata dari MPKP disajikan dalam Peraga 5.1.
PERAGA 5.1 Perbandingan Metode Rata-Rata dan MPKP Metode Deskripsi
Rata-rata
MPKP
Tidak membedakan antara unit
Unit dan biaya persediaan barang
selesai dari persediaan barang
dalam proses awal dilaporkan
dalam proses awal dan unit
terpisah dari unit dan biaya
selesai dari unit masuk proses
periode yang bersangkutan.
pada periode yang bersangkutan
Laporan biaya produksi : 1. Data kuantitas 2. Unit produksi ekuivalen
Prosedurnya sama dalam kedua metode. Semua unit selesai selam satu
Persediaan barang dalam proses
periode dimasukan ke dalam
awal dimasukkan unit ekuivalen
unit ekuivalen sebesar 100%
sebesar yang diperlukan untuk
selesai, berapa pun tingkat
menyelesaikan unit tersebut
penyelesaian yang sudah dicapai
pada periode yang bersangkutan.
oleh persediaan barang salam proses awal. 3. Biaya yang harus
Biaya persediaan barang dalam
Biaya persediaan barang dalam
dipertanggungjawabkan
proses awal dijumlahkan dengan
proses awal disendiriksn dan
biaya yang ditambahkan selama
tidak dimasukkan dalam
periose yang bersangkutkan
perhitungan biaya per unit
untuk memporoleh “biaya yang
ekuivalen.
harus dipertanggungjawabkan”. 4. Pertanggungjawaban biaya Biaya yang ditransfer keluar
Biaya ditransfer keluar
dihitung dengan mengalihkan
diasumsikan pertama-tama
unit ditransfer dengan biaya per
berasal dari persediaan barang
unit ekuivalen (hanya ada satu
dalam proses awal dan
jumlah biaya per unit
kemudian dari unit masuk proses
ekuivalen).
periode yang bersangkutan (terdapat dua jumlah per unit ekuivalen-unit selesai dari persediaan barang dalam proses awal dan unit selesai dari unit masuk proses periose yang bersangkutan).
Keterangan
MPKP memberikan informasi biaya produk “lebih baik” dibandingkan rata-rata karena lebih mendekato aliran fisik.
Berikut ini diberikan beberapa contoh perbuatan laporan biaya produksi dalam kasus perusahaan mempunyai persediaan unit dalam proses pada awal proses pada awal periode, baik dengan metode rata-rata maupun MPKP. Contoh pembuatan laporan biaya produksi dimulai
dengan kasus perusahaan hanya mempunyai satu departemen produksi dan dilanjutkan dengan kasus perusahaan mempunyai dua departemen produksi.
LAPORAN BIAYA PRODUKSI: SATU DEPARTEMEN Contoh pembuatan laporan biaya produksi yang diberikan pada bagian ini adalah untuk kasus perusahaan hanya mempunyai satu departemen produksi. Aliran fisik produk perusahaan yang hanya mempunyai satu departemen produksi dapat digambarkan sebagai berikut. Bahan
Barang Jadi
Pabrik
Contoh pembuatan laporan biaya produksi dalam kasus perusahaan hanya mempunyai satu departemen produksi dengan metode rata-rata dan MPKP didasarkan pada data perusahaan dalam Contoh 5-1.
Contoh 5-1: Satu Departemen; Ada Persediaan Unit dalam Proses Awal dan Akhir PT Mutia mempunyai sebuah pabrik yang menghasilkan satu jenis produk. Produk tersebut diproduksi secara terus-menerus. Pabrik perusahaan tersebut hanya mempunyai satu departemen produksi. Data produksi PT Mutiara bulan Mei 2010 adalah sebagai berikut.
Unit dalam proses, persediaan awal (bahan 100% selesai, tenaga kerja dan overhead pabrik 60% selesai)
10.000 unit
Unit masuk proses bulan ini
80.000 unit
Unit selesai diproses dan ditransfer ke persediaan barang jadi
75.000 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir (bahan 100% selesai, tenaga kerja 80% selesai, dan overhead pabrik 40% selesai)
Data biaya produksi perusahaan bulan Maret 2010 adalah sebagai berikut Biaya unit dalam proses, persediaan awal: Bahan
Rp25.000
Tenaga kerja
Rp40.000
Overhead pabrik
Rp12.000
Bahan ditambahkan selama bulan Maret:
5.000 unit
Bahan
Rp200.000
Tenaga Kerja
Rp281.880
Overhead pabrik
Rp150.000
Metode Rata-Rata Jika PT Mutiara dalam Contoh 5-1 menggunakan metode rata-rata, biaya persediaan unit dalam proses awal tidak dibedakan dengan biaya yang ditambahka pada bulan Maret. Kedua unsur biaya tersebut secara bersama-sama dibebankan ke unit produk selesai dan unit dalam proses. Laporan biaya produksi PT Mutiara bulan Maret 2010 dengan metode rata-rata disajikan den Peraga 5.2.
Data Kuantitas. Data kuantitas dalam laporan tersebut mengalami sedikit perubahan dibandingkan contoh-contoh yang diberikan dalam bab sebelumnya. Unit yang diproses pada bulan Maret berasal dari dua sumber, yaitu 10.000 unit dalam proses awal bulan Maret dan 80.000 unit yang dimasukkan ke dalam proses selama bulan Maret. Setelah unit-unit tersebut diproses, 75.000 unit di antaranya selesai dan ditransfer ke persediaan barang jadi dan 15.000 untuk sisanya masih dalam proses pada akhir bulan. Data kuantitas produksi pada bulan Maret dapat dirumuskan sebagai berikut.
Masukan
Unit dalam proses awal
Keluaran
Rp10.000
+ Unit masuk proses bulan ini
Unit selesai dan ditransfer =
Rp80.000 Rp90.000
Rp75.000
+ Unit dalam proses akhir
Rp15.000 Rp90.000
Unit Ekuivalen. Langkah awal untuk membebankan biaya produksi total ke unit selesai dan unit dalam proses adalah menghitung unit ekuivalen setiap elemen biaya. Jumlah unit ekuivelen dalam metode rata-rata adalah jumlah setara unit selesai yang dihasilkan oleh biaya persediaan unit dalam proses awal dan biaya ditambahkan selama bulan Maret. Dalam metode rata-rata, unit dalam proses pada awal periode diperlakukan seolah-olah unit teersebut masuk proses pada bulan Maret. Semua unit selesai diperhitungkan dalam unit ekuivalen 100% selesai, tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian yang sudah dicapai oleh unit tersebut pada bulan
sebelumnya. Perhatikan unit ekuivalen PT Mutiara bulan Maret dengan metode rata-rata adalah sebagai berikut. Bahan Unit ditransfer ke persediaan barang jadi
Tenaga kerja
75.000 unit 75.000 unit
Overhead 75.000 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir: Bahan
(15.000 unit x 100%) 15.000 unit
Tenaga Kerja
(15.000 unit x 80%)
Overhead pabrik
(15.000 unit x 40%)
12.000 unit 6.000 unit 90.000 unit
Biaya
yang
Harus
Dipertanggungjawabkan.
87.000 unit
Biaya
81.000 unit
produksi
yang
harus
dipertanggungjawabkan di pabrik selama satu bulan sebesar Rp708.900, terdiri atas dua unsur: (1) biaya persediaan unit dalam proses awal sebesar Rp77.020 dan (2) biaya yang ditambahkan selama bulan Maret sebesar Rp631.880. dalam metode rata-rata, data kedua unsur biaya tersebut harus dirinci menurut elemennya, yaitu biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Untuk menghitung biaya per unit rata-rata, kedua unsur setiap elemen biaya tersebut dijumlahkan dan hasilnya dibagi dengan jumlah unit ekuivalen.
PERAGA 5.2 Satu Departemen;Ada Unit dalam Proses Awal dan Akhir; Metode Rata-rata PT Mutiara Laporan Biaya Produksi Bulan Maret 2010 Data Kuantitas Bahan
Unit dalam proses, persediaan awal
100%
Tenaga Kerja
Overhead
60%
60%
Unit masuk proses bulan ini
Kuantitas
10.000 unit 80.000 unit 90.000 unit
Unit ditransfer ke persediaan barang jadi
75.000 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir 100%
80%
40%
15.000 unit
90.000 unit Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan Jumlah
: Jumlah Unit
= Biaya Per
Biaya
Ekuivalen (a)
Unit
Biaya unit dalam proses, persediaan awal: Bahan
Rp25.000
Tenaga kerja
Rp40.020
Overhead pabrik
Rp12.000
Jumlah biaya persediaan awal
Rp77.020
Biaya ditambahkan selam bulan ini: Bahan
Rp200.000 90.000 unit
Rp2,50 (b)
Tenaga kerja
Rp281.880 87.000 unit
Rp3,70 (c)
Overhead pabrik
Rp150.000 81.000 unit
Rp2,00 (d)
Jumlah biaya ditambahkan
Rp631.880
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp708.900
Rp8,20
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi (75.000 unit x Rp8,20)
Rp615.000
Biaya unit dalam proses, persediaan akhir Bahan
(15.000 unit x 100% x Rp2,50) Rp37.500
Tenaga kerja
(15.000 unit x 80% x Rp3,70) Rp44.400
Overhead pabrik
(15.000 unit x 40% x Rp2,00) Rp12.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
Rp93.900 Rp708.900
Keterangan Peraga 5.2: (a)
Perhitungan unit ekuivalen:
Unit ditransfer ke persediaan barang jadi
Bahan
75.000 unit
Tenaga
Overhead
Kerja
Pabrik
75.000 unit
75.000 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir: Bahan
(15.000 unit x 100%)
Tenaga kerja
(15.000 unit x 80%)
Overhead pabrik
(15.000 unit x 40%)
Jumlah unit ekuivalen produksi
15.000 unit 12.000 unit 6.000 unit
90.000 unit
87.000 unit
81.000 unit
(b)
Biaya bahan per unit
(c)
Biaya tenaga kerja per unit = Rp40.000 + Rp281.880 = Rp321.900 : 87.000 unit = Rp3,70
(d)
Biaya overhead pabrik per unit = Rp12.000 + Rp150.000 = Rp162.000 : 81.000 unit =
= Rp25.000 + Rp200.000= Rp225.000 : 90.000 unit = Rp2,50
Rp2,00 Perhitungan biaya bahan per bulan Maret dengan metode rata-rata dapat digambarkan sebagai berikut.
Deskripsi Perhitungan Biaya Per Unit
Februai
Rp25.000
Maret
April
Rp200.000
75.000unit 100% 100 % 15.000unit 15.000 unit 100% 100 %
Keterangan: (1) Daerah dalam kotak yang diarsir menunjukkan unit yang diselesaikan.
Biaya bahan Rp225.000 (Rp25.000 + Rp200.000) terjadi dari kegiatan untuk menghasilkan 75.000 unit selesai dan 15.000 unit dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%. Karena biaya bahan dengan jumlah tersebut terjadi dari kegiatan untuk menghasilkan
90.000 unit ekuivalen {(75.000 unit + (15.000 unit x 100%)} maka biaya bahan per unit ekuivalen adalah sebesar Rp2,50 (Rp225.000/90.000 unit). Perhitungan biaya tenaga kerja per unit bulan Maret dengan metode rata rata dapat digambarkan sebagai berikut.
Deskripsi Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Per Unit
Februai
Rp40.02 0
Maret
April
Rp281.880
75.000 unit 100% 100 % 15.000 unit 15.000 unit 100 %
Keterangan: (1)
Daerah dalam kotak yang diarsir menunjukkan unit yang diselesaikan.
(2)
Daerah dalam kotak yang tidak diarsir menunjukkan unit yang belum diselesaikan.
Biaya tenaga kerja Rp321.900 (Rp40.020 + Rp281.880) terjadi untuk menghasilkan 75.000 unit selesai dan 15 000 unit dalam proses yang sudah mencapai tingkat penyelesaian 80% untuk biaya tenaga kerja. Karena biaya dengan jumlah tersebut terjadi ekuivalen untuk menghasilkan 87.000 unit selesai, biaya tenaga kerja per unit ekuivalen adalah sebesar Rp3,70 (Rp321.900/87 87.000 unit). Perhitungan biaya overhead pabrik per unit bulan Maret dengan metode rata-rata dapar digambarkan sebagat berikut.
Deskripsi Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Per Unit
Februai
Rp12.000
Maret
April
Rp150.000
75.000 unit 100 % 100% 15.000 unit 15.000 unit 40%
Keterangan: (1) Daerah dalam kotak yang diarsir menunjukkan unit yang diselesaikan. (2) Daerah dalam kotak yang tidak diarsir menunjukkan unit yang belum diselesaikan.
Biaya overhead pabrik berjumlah Rp162.000 (Rp12 000 + Rp150.000) terjadi untuk menghasilkan 75.000 unit selesai dan 15.000 unit dalam proses. Unit dalam proses pada akhir bulan baru mencapai tingkat penyelesaran 40% untuk biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik per unit ekuivalen dihitung dengan cara membagi jumlah biaya (Rp162.000) dengan jumlah unit ekuivalen (81.000 unit), sehingga diperoleh jumlah Rp2,00. Perhitungan biaya per unit ekuivalen rata-rata PT Mutiara bulan Maret secara lengkap adalah sebagai berikut. Bahan Biaya unit dalam proses, persediaan awal Biaya ditambahkan bulan ini
Rp25.000
Tenaga Kerja Rp40.020
Overhead Rp 12.000
Rp200.000
Rp281.880
Rp225.000
Rp321.900
Rp90.000
Rp87.000
Rp150.000 Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp162.000 Dibagi: Unit ekuivalen Rp81.000 Jumlah biaya per unit ekuivalen
Rp2,50
Rp3,70
Rp2,00
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah biaya produksi per unit ekurvalen rata rata adalah sebesar Rp8,20 (Rp2,50 + Rp3,70 + Rp2,00). Karena unit ekuivalen adalah penyetaraan semua unit ke dalam unit selesa, biaya per unit tersebut adalah jumlah biaya produksi untuk satu urut selesai.
Pertanggungjawaban Biaya. Setelah biaya per unit ekuivalen untuk setiap jenis biaya dihitung, informasi tersebut kemudian digunakan untuk mengalokasi biaya produksi total Rp708.900 ke unit selesai dan unit dalam proses akhir. Karena 75.000 unit yang ditransfer ke persediaan barang jadi telah sepenuhnya selesai dan biaya per unit selesai sebesar Rp8,20, jumlah biaya yang dibebankan ke unit tersebut dihutung dengan cara mengalikan jumlah unit (75.000 unit) dengan biaya per unit (Rp8,20) sehingga diperoleh jumlah Rp615.000.
Perhitungan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses akhir tidak dapat dilakukan seperti halnya biaya yang dibebankan ke unit selesai. Karena tingkat penyelesaian yang dicapai oleh unit dalam proses akhir berbeda untuk setiap elemen biaya, perhitungan jumlah biaya yang dibebankan ke unit tersebut harus dirinci untuk setiap elemen biaya. Biaya yang dibebankan ke unit dalam proses dihitung sebagai berikut. Jenis Biaya
Jumlah Unit ×
Persentasi Penyelesaian
×
Biaya per
=
Unit
Jumlah Biaya dibbebankan
Bahan
15.000 unit
100%
Rp2,50
Rp37.500
Tenaga Kerja
15.000 unit
80%
Rp3,70
Rp44.400
Overhead pabrik 15.000 unit
40%
Rp2,00
Rp12.000
Jumlah biaya unit dalam proses akhir
Rp93.900
Jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai Rp615.000 dan unit dalam proses Rp93.900 harus sama dengan jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp708.900. Penjurnalan. Jurnal untuk mencatat biaya produksi bulan Maret adalah sebagai berikut. (a)
Biaya bahan yang dipakai untuk produksi: Barang Dalam Proses
Rp200.000
Bahan (b)
Rp200.000
Distribusi Biaya tenaga kerja produksi: Barang Dalam Proses Gaji dan Upah
Rp281.880 Rp281.880
(c)
Biaya Overhead pabrik dibebankan: Barang Dalam Proses
Rp150.000
Biaya Overhead Pabrik Diebabankan (d)
Rp150.000
Biaya unit selesai dan ditransfer ke persediaan barang jadi: Barang Jadi
Rp615.000
Barang Dalam Proses
Rp615.000
Aliran Biaya. Setelah jurnal jurnal tersebut dibukukan, aliran biaya produksi perusahaan dalam akun buku besar disajikan dalam Peraga 5.3. Saldo awal akun Barang Dalam Proses merupakan jumlah biaya persediaan unit dalam proses awal. Saldo akhir akun Barang Dalam Proses merupakan jumlah biaya yang dibebankan ke persediaan unit dalam proses akhir.
PERAGA 5.3 Aliran Biaya Produksi -- Metode Rata-rata Bahan Rp200.000 (a)
Barang Dalam Prosses Rp77.020 Rp200.000
Rp615.000 (d )
Barang jadi Rp615.000
Rp281.880
Rp150.000
Gaji dan Upah Rp281.880 (b)
Rp93.900 Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp150.000 (c)
Keterangan: Angka dicetak miring merupakan saldo akun.
Metode MPKP Dalam metode MPKP, biaya ditransfer menurut urutan waktu terjadinya. Biaya yang lebih dahulu terjadi adalah yang lebih dahulu ditransfer. Jika PT Mutiara dalam Contoh 5-1
menggunakan metode MPRP, biaya persediaan unit dalam proses awal harus dibedakan dengan biaya yang ditambahkan pada bulan Maret. Biaya yang pertama kali ditransfer ke persediaan barang jadi adalah biaya yang terjadi pada bulan Februari yang melekat pada unit dalam proses awal, kemudian disusul dengan biaya yang ditambahkan pada bulan Maret. Biaya produksi yang terjadi dalam bulan Maret pertama kali digunakan untuk menyelesaikan unit dalam proses awal periode. Setelah persediaan awal selesai, biaya tersebut kemudian digunakan untuk mengolah unit yang dimasukkan ke dalam proses pada bulan Maret. Unit produk yang dimasukkan ke dalam proses pada bulan Maret setelah diproses, sejumlah unit selesai diproses dan ditransfer ke persediaan barang jadi dan sejumlah unit masih dalam proses pada akhir bulan Maret. Karena unit produh selesai sebagian berasal dari unit persediaan awal dan sebagian berasal dari unit masuk proses bulan Maret, biaya unit produk yang ditransfer terdiri atas biaya persediaan awal dan sebagian biaya yang ditambahkan pada bulan Maret, sedangkan biaya unit dalam proses persediaan akhir hanya terdiri atas biaya yang ditambahkan pada bulan Maret saja. Laporan biaya produksi PT Mutiara pada bulan Maret dengan metode MPKP disajikan dalam Peraga 5.4.
Data Kuantitas. Data kuantitas dalam metode MPKP sama dengan metode rata-rata. Jumlah unit yang diproses berasal dari dua sumber, yaitu unit dalam proses awal sebanyak 10.000 unit dan unit masuk proses bulan Maret sebanyak 80.000 unit. Setelah unit-unit tersebut diproses, 75.000 unit selesai dan ditransfer ke persediaan barang jadi dan 15.000 unit masih dalam proses pada akhir bulan Maret. Dalam metode MPKP, 75.000 unit selesai tersebut diasumsikan 10.000 unit di antaranya berasal dari unit dalam proses awal dan 65.000 unit sisanya berasal dari unit masuk proses bulan Maret.
Unit Ekuivalen. Seperti dalam metode rata-rata, langkah pertama untuk membebankan biaya produksi ke unit selesai dan unit dalam proses adalah menghitung jumlah unit ekuivalen setiap elemen biaya. Dalam metode MPKP, unit ekuivalen hanya dihitung untuk jumlah biaya yang ditambahkan pada bulan Maret saja. Unit ekuivalen dalam metode MPKP adalah jumlah unit setara produk selesai yang dihasilkan oleh jumlah biaya yang ditambahkan selama bulan Maret. Jumlah unit ekuivalen dalam metode MPKP: 1.
jumlah unit ekuivalen biaya bulan Maret yang digunakan untuk menyelesaikan persediaan unit dalam proses awal,
3.
jumlah unit ekuivalen biaya bulan Maret yang digunakan untuk mengolah unit masuk proses bulan Maret hingga selesai, dan
5.
jumlah unit ekuivalen biaya bulan Marct yang digunakan oleh unit dalam proses akhir hingga mencapai tingkat penyelesaiannya. Untuk menghitung unit ekuivalen biaya bulan Maret yang digunakan untuk
menyelesaikan unit dalam proses awal diperlukan data mengenai tingkat penyelesaian yang sudah dicapai oleh unit tersebut pada bulan sebelumnya. Unit dalam proses awal pada akhir bulan Februari sudah mencapai tingkat penyelesaian bahan 100%, tenaga kerja 60%, dan overhead pabrik 60%. Untuk menyelesaikan unit tersebut, dalam bulan Maret masih diperlukan biaya bahan 0% (100%-100%), biaya tenaga kerja 40% (100%-60%), dan biaya overhend pabrik 40% (100%-60%). Perhitungan jumlah unit ekuivalen PT Mutiara bulan Maret dengan metode MPKP adalah sebagai berikut. Bahan
Tenaga Kerja
Overhead
Penyelesaian unit dalam proses, persediaan awal: Bahan
(10.000 unit x 0%)
Tenaga Kerja
(10.000 unit x 40%)
Overhead pabrik
(10.000 unit x 40 %)
0 unit
Masuk proses bulan ini dan selesai (75.000 – 10.000) unit Unit dalam proses, persediaan akhir:
40 unit 65.000 unit
Bahan
(15.000 unit x 100%)
15.000 unit
Tenaga kerja
(15.000 unit x 80%)
12.000 unit 65.000 unit
Overhead
(15.000 unit x 40%)
6.000 unit
Jumlah unit ekuivalen
80.000 unit
65.000 unit
81.000 unit 75.000 unit
PERAGA 5.4 Satu Departemen;Ada Unit dalam Proses Awal dan Akhir; Metode MPKP PT Mutiara Laporan Biaya Produksi Bulan Maret 2010 Data Kuantitas Bahan Unit dalam proses, persediaan awal 100% Unit masuk proses bulan ini
Tenaga Kerja 60%
4.000 unit
Overhead Kuantitas 60% 10.000 unit 80.000 unit 90.000 unit
Unit transfer ke persediaan barang
75.000 unit
jadi Unit dalam proses, persediaan akhir 100%
80%
40% 15.000 unit 90.000 unit
Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan
JumlahBiaya ÷ Jumlah Unit = BiayaPer Ekuivalen(a)
Unit
Biaya unit dalam proses, persediaan awal: Bahan
Rp25.000
Tenaga kerja
Rp40.020
Overhead pabrik
Rp12.000
Jumlah biaya persediaan awal
Rp77.020
Biaya ditambahkan selama bulan ini: Bahan
Rp200.000
80.000 unit
Rp2,50 (b)
Tenaga kerja
Rp281.880
81.000 unit
Rp3,48 (c)
Overhead pabrik
Rp150.000
75.000 unit
Rp2,00 (d)
Jumlah biaya persediaan awal Jumlah biaya yang harus
Rp631.880 Rp708.900
Rp7,98
Dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya
Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi Dari persediaan unit dalam proses awal
Rp70.000
Biaya Penyelesaian: Bahan
(10.000 unit x 0% x Rp2,50)
Rp0
Tenaga Kerja
(10.000 unit x 40% x Rp3,48)
Rp13.920
Overhead pabrik
(10.000 unit x 40% x Rp2,00)
Rp8.000
Jumlah biaya unit selesai dari persediaan awal (10.000 unit x Rp9,894) (e)
Rp98.940
Dari unit masuk proses bulan ini dan selesai (65.000 unit x Rp7,98)
Rp518.700
Jumlah unit ditransfer ke persediaan barang jadi
Rp617.640
Biaya unit dalam proses, persediaan akhir Bahan
(15.000 unit x 100% x Rp2,50)
Rp37.500
Tenaga kerja
(15.000 unit x 80% x Rp3,48)
Rp41.760
Overhead pabrik
(15.000 unit x 40% x Rp2,00)
Rp12.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
Rp91.260 Rp708.900
Keterangan Peraga 5.4 (a)Perhitungan unit ekuivalen: Bahan
Tenaga Kerja
Overhead Pabrik
Penyelesaian unit dalam proses, persediaan awal Bahan
(10.000 unit x 0%)
Tenaga kerja
(10.000 unit x 40%)
Overhead pabrik
(10.000 unit x 40%)
Unit masuk proses bulan ini dan selesai
0 unit 4.000 unit 4.000 unit 65.000 unit 65.000 unit 65.000 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir Bahan
(15.000 unit x 100%)
Tenaga kerja
(15.000 unit x 80%)
Overhead pabrik
(15.000 unit x 40%)
15.000 unit 12.000 unit 6.000 unit 80.000 unit
81.000 unit 75.000 unit
(b) Biaya bahan per unit
=Rp200.000÷80.000unit =Rp2,50.
(c) Biaya tenaga kerja per unit
=Rp281.880÷81.000unit =Rp3,48.
(d) Biaya overhead pabrik per unit
=Rp150.000÷75.000unit =Rp2,00.
(e) Biaya unit selesai dari persediaan unit dalam proses awal=Rp 98.940÷10.000 unit =Rp9,894
Unit ekuivalen dengan metode MPKP juga dapat dihitung berdasarkan unit ekuivalen metode rata-rata. Unit ekuivalen metode MPKP sama dengan unit ekuivalen metode rata-rata dikurangi dengan unit ekuivalen biaya periode sebelumnya yang sudah diserap oleh persediaan unit dalam proses awal. Perhitungannya adalah sebagai berikut.
Bahan Unit selesai yang ditransfer
75.000 unit
Tenaga Kerja
Overhead
75.000 unit 75.000 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir: Bahan
(15.000 unit x 100%) 15.000 unit
Tenaga kerja
(15.000 unit x 80%)
Overhead pabrik
(15.000 unit x 40%)
Unit ekuivalen metode rata-rata
12.000 unit 6.000 unit 90.000 unit
87.000 unit
81.000 unit
Minus:Unit ekuivalen persediaan awal: Bahan
(10.000 unit x 100%) (10.000) unit
Tenaga kerja
(10.000 unit x 60%)
Overhead pabrik
(10.000 unit x 60%)
Jumlah unit ekuivalen metode MPKP
Biaya
yang
Harus
(6.000) unit (6.000) unit 80.000 unit
Dipertanggungjawabkan.
Jumlah
81.000 unit
biaya
yang
75.000 unit
harus
di
pertanggungjawabkan di pabrik pada bulan Maret 2010 adalah sebesar Rp 708.900, terdiri atas biaya persediaan barang dalam proses awal Rp77.020 dan biaya ditambahkan bulan Maret Rp631.880. Jumlah biaya tersebut dipertanggungjawabkan dengan cara dibebankan ke unitunit produk yang dihasilkan. Untuk tujuan itu perlu dihitung biaya per unit berdasarkan unit ekuivalen hasil perhitungan sebelumnya. Dalam metode MPKP, perhitungan biaya per unit hanya dilakukan terhadap biaya yang ditambahkan pada bulan Maret.
Perhitungan biaya bahan per unit dengan metode MPKP dapat digambarkan sebagai berikut. Deskripsi Perhitungan Biaya Bahan Per Unit
Februari
Maret
Rp25.000
Rp200.000
April
10.000 unit 100% 65.000 unit 100% 15.000 unit 100% Keterangan: (1) Daerah dalam kotak yang diarsir terang menunjukkan unit yang diselesaikan bulan Februari. (2) Daerah dalam kotak yang diarsir gelap menunjukkan unit yang diselesaikan bulan Maret.
Jumlah biaya bahan yang terjadi pada bulan Maret sebesar Rp200.000 digunakan untuk mengolah 65.000 unit (75.00 unit – 10.000 unit) masuk proses bulan Maret dan selesai, dan 15.000 unit dalam proses akhir hingga mencapai tingkat penyelesaian 100%. Unit dalam proses awal sudah tidak membutuhkan tambahan bahan pada bulan Maret karena unit tersebut pada bulan Februari telah 100% selesai untuk biaya bahan. Karena biaya bahan yang ditambahkan selama bulan Maret ekuivalen dengan menghasilkan 80.000 unit selesai, jumlah biaya bahan per unit ekuivalen adalah Rp2,25 (Rp200.000/80.000 unit). Perhitungan biaya tenaga kerja per unit dengan metode MPKP dapat digambarkan sebagai berikut.
Deskripsi Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Per Unit
Februari
Maret
Rp40.000
Rp281.000
April
10.000 unit 60%
40% 65.000 unit 100% 15.000 unit 80%
Keterangan: (1) Daerah dalam kotak yang diarsir terang menunjukkan unit yang diselesaikan bulan Februari. (2) Daerah dalam kotak yang diarsir gelap menunjukkan unit yang diselesaikan bulan Maret. (3) Daerah dalam kotak yang tidak diarsir menunjukkan unit yang belum diselesaikan.
Biaya tenaga kerja bulan Maret Rp 281.880 digunakan untuk menyelesaikan 10.000 unit dalam proses awal yang pada bulan sebelumnya telah 60% selesai sehingga bulan ini tinggal membutuhkan bahan 40%, 65.000 unit masuk proses bulan Maret dan selesai (100%), dan 15.000 unit dalam proses akhir hingga mencapai tingkat penyelesaian 80%. Karena biaya tenaga kerja yang ditambahkan selama bulan Maret ekuivalen dengan menghasilkan 81.000 unit selesai, biaya tenaga kerja per unit menjadi sebesar Rp 3,48 (Rp 281.880/81.000 unit). Perhitungan biaya overhead pabrik per unit dalam metode MPKP dapat digambarkan sebagai berikut.
Deskripsi Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Per Unit
Februari
Maret
Rp12.000
Rp150.000
April
10.000 unit 60%
40% 65.000 unit 100% 10.000 unit 40%
Keterangan: (1) Daerah dalam kotak yang diarsir terang menunjukkan unit yang diselesaikan bulan Februari. (2) Daerah dalam kotak yang diarsir gelap menunjukkan unit yang diselesaikan bulan Maret. (3) Daerah dalam kotak yang tidak diarsir menunjukkan unit yang belum diselesaikan.
Biaya overhead pabrik bulan Maret sebesar Rp150.000 pertama kali digunakan untuk menyelesaikan 10.000 unit dalam proses awal (40%), kemudian untuk menyelesaikan 65.000 unit produk masuk proses bulan Maret (100%), dan untuk mengerjakan 15.000 unit dalam proses akhir hingga mencapai tingkat penyelesaian 40%. Dengan demikian, biaya overhead pabrik per unit adalah Rp2,00 (Rp150.000/75.000). Perhitungan biaya per unit PT Mutiara bulan Maret dengan metode MPKP secara lengkap adalah sebagai berikut.
Bahan Biaya ditambahkan bulan ini Dibagi: Unit ekuivalen Jumlah biaya per unit ekuivalen
Tenaga Kerja
Overhead
Rp200.000
Rp281.880
Rp 150.000
Rp80.000
Rp81.000
Rp75.000
Rp.250
Rp3,48
Rp2,00
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah biaya produksi per unit ekuivalen adalah sebesar Rp7,98 (Rp2,50 + Rp3,48 + Rp2,00). Karena unit ekuivalen merupakan penyetaraan semua unit yang dihasilkan ke dalam unit selesai, biaya unit tersebut adalah jumlah biaya produksi satu unit selesai yang dihasilkan oleh biaya yang ditambahkan pada bulan Maret. Pertanggungjawaban Biaya. Setelah jumlah biaya per unit untuk setiap jenis biaya dihitung, jumlah tersebut kemudian digunakan untuk mengalokasi biaya total Rp708.900 ke unit produk selesai dan unit produk dalam proses akhir. Dalam aliran MPKP, ada dua perhitungan biaya yang dibebankan ke unit produk selesai yaitu (1) biaya unit selesai yang berasal dari unit dalam proses awal dan (2) biaya unit selesai yang berasal dari unit masuk proses bulan Maret. Biaya unit selesai yang berasal dari unit dalam proses awal meliputi biaya persediaan unit dalam proses awal ditambah dengan biaya penyelesaian. Perhitungannya adalah sebagai berikut.
Biaya unit dalam proses, persediaan awal
Rp77.020
Biaya penyelesaian: Bahan
(10.000 unit x 0% x Rp 2,00)
Rp 0
Tenaga kerja
(10.000 unit x 40% x Rp3,48)
Rp13.920
Overhead pabrik
(10.000 unit x 40% x Rp2,00)
Rp8.000
Rp21.920
( 10.000 unit x Rp9.894 )
Rp98.940
Jumlah biaya unit selesai dari unit dalam proses awal
Persentase yang digunakan dalam perhitungan tersebut adalah persentase penyelesaian yang masih diperlukan oleh unit dalam proses awal untuk menjadi unit selesai. Karena unit dalam proses awal pada bulan sebelumnya sudah mencapai tingkat penyelesaian bahan 100%, tenaga kerja 60%, dan overhead pabrik 60%, untuk menjadi unit selesai, produk tersebut pada
bulan Maret sudah tidak memerlukan bahan (100%-100%) dan masih memerlukan biaya tenaga kerja dan overhead pabrik 40% (100%-60%). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya total 10.000 unit selesai yang berasal dari persediaan unit dalam proses awal adalah Rp98.940. Biaya per unit produk tersebut dapat dihitung dengan cara membagi biaya total Rp98.940 dengan jumlah sebanyak 10.000 unit sehingga diperoleh jumlah sebesar Rp 9,894. Biaya unit selesai dari unit masuk proses bulan Maret dihitung dengan cara mengalikan 65.000 unit dengan biaya per unit ekuivalen Rp7,98 sehingga diperoleh Rp518.700. Biaya unit selesai yang berasal dari persediaan awal sebagian biayanya merupakan biaya bulan Februari yang sudah dibebankan kepada unit tersebut, sedangkan biaya unit selesai yang berasal dari unit masuk masuk proses bulan Maret sepenuhnya berasal dari biaya yang terjadi pada bulan yang bersangkutan. Berdasarkan perbandingan biaya per unit selesai dari kedua sumber tersebut, manajemen dapat menilai efisiensi. Biaya per unit produk selesai yang berasal dari unit masuk proses bulan Maret sebesar Rp7,98, sedangkan biaya per unit produk selesai yang berasal dari persediaan unit dalam proses awal sebesar Rp9,894. Berdasarkan informasi tersebut, manajemen dapat berkesimpulan operasi pabrik bulan Maret lebih efisien disbanding bulan Februari. Biaya yang dibebankan ke unit dalam proses dalam metode MPKP perhitungannya sama dengan rata-rata. Karena tingkat penyelesaian yang dicapai oleh unit tersebut berbeda untuk setiap elemen biaya, perhitungannya harus dirinci menurut elemen biaya. Perhitungan biaya yang dibebankan ke unit dalam proses akhir adalah sebagai berikut. Jenis Biaya
Jumlah Unit
x
Presentase x Penyelesaian
Biaya Per Unit
=
Jumlah Biaya Dibebankan
Bahan Tenaga Kerja
400 unit 400 unit
100% 80%
Rp2.50 Rp3.48
Rp 37.500 Rp 41.760
Overhead Pabrik
400 unit
40%
Rp 200
Rp 12.000
Jumlah biaya dibebankan ke unit dalam proses akhir
Rp 91.260
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah biaya produksi yang dilokasi ke unit dalam proses akhir berjumlah Rp91.260. Jumlah tersebut akan menjadi biaya unit dalam proses pada awal bulan April. Penjurnalan. Jurnal yang diperlukan untuk mencatat biaya produksi bulan maret dalam metode MPKP sama dengan metode rata-rata. Perbedaan dari keduanya hanya terjadi pada
jumlah biaya yang ditransfer ke persediaan barang jadi, Jurnal biaya produksi bulan Maret dengan metode MPKP adalah sebagai berikut. (a) Biaya bahan yang dipakai untuk produksi. Barang Dalam Proses Bahan
Rp200.000
(b) Distribusi biaya tenaga kerja produksi: Barang Dalam Proses Gaji dan upah
Rp281.880
(c) Biaya overhead pabrik dibebankan: Barang Dalam Proses Biayan Overhead Pabrik Dibebankan
Rp150.000
Rp200.000
Rp281.880
Rp150.000
(d) Biaya unit selesai dan ditransfer ke persediaan barang jadi: Barang Jadi Rp617.640 Barang Dalam Proses
Rp617.640
Aliran Biaya. Aliran Biaya Produksi dalam akun buku besar juga sama dengan metode ratarata. Namun, jumlah biaya ditransfer antara kedua aliran biaya tersebut berbeda sehingga saldo akun Barang Dalam Proses pada akhir periode jumlahnya juga berbeda. Aliran biaya produksi perusahaan dengan metode MPKP dalam akun buku besar disajikan dalam Peraga 5.5.
PERAGA 5.5 Aliran Biaya Produksi dengan Metode MPKP Bahan Rp200.000 (a)
Gaji dan Upah Rp281.880
Barang Dalam Proses Rp77.020 Rp617.640 Rp200.000 Rp281.880 Rp150.000
(d)
(b)
Rp91.260 Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp150.000 (c)
Keterangan: Angka dicetak miring merupakan saldo akun.
Barang Jadi Rp617.640
LAPORAN BIAYA PRODUKSI: DUA DEPARTEMEN
Contoh pembuatan laporan biaya produksi yang diberikan dalam bagian ini adalahuntuk kasus perusahaan yang mempunyai dua dapartemen produksi. Aliran fisik produk perusahaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Pabrik
Bahan
Departemen Dapartemen Pertama Pertama
Departemen Dapartemen Lanjutan Lanjutan
Barang jadi
Contoh pembuatan laporan biaya produksi dalam kasus perusahaan yang mempunyai dua dapartemen produksi dengan metode rata-rata dan MPKP didasarkan pada data perusahaan dalam Contoh5-2.
Contoh 5-2: Dua Dapartemen; Ada Persediaan Unit dalam Proses Awal dan Akhir PT Madan9i hanya memproduksi satu jenis produk melalui dua tahap pemerosesan, yaitu oleh Departemen Pengelolahan dan Dapartemen Penyelesaian. Data produksi perusahaan tersebut bulan Oktober 2010 adalah sebagai berikut. Dapartemen Pengelolahan Penyelesaian Unit dalam proses persediaan awal: Bahan 80% selesai, tenaga kerja 40% selesai, dan overhead pabrik 60% selesai Bahan 40% selesai, tenaga kerja 20% selesai, dan overhead pabrik 20% selesai Unit masuk proses di Dapartemen Pengelolahan Unit ditransfer ke Dapartemen Penyelesaian Unit diterima dari Dapartemen Pengelolahan Unit ditransfer ke persediaan barang jadi Unit dalam proses, persediaan akhir: Bahan 60% selesai, tenaga kerja 20% selesai, dan overhead pabrik 40% selesai Bahan 100% selesai, tenaga kerja 70% selesai, dan overhead pabrik 70% selesai
200 unit 360 unit 1.200 unit 1.000 unit 1.000 unit 1.160 unit 400 unit 200 unit
Data biaya produksi masing-masing dapartemen bulan Oktober 2010 adalah sebagai berikut.
Dapartemen Pengelolahan Penyelesaian Biaya unit dalam proses, persediaan awal: Dari dapartemen Pengolahan
Rp 249.600
Bahan
Rp 24.900
Tenaga Kerja
Rp56.760
Rp14.250
Overhead pabrik
Rp23.880
Rp15.540
Bahan
Rp408.240
Rp218.880
Tenaga kerja
Rp150.000
Rp276.300
Overhead pabrik
Rp237.120
Rp331.560
Biaya ditambahkan ke dalam proses bulan Oktober:
Metode Rata-Rata: Dapartemen Pertama Laporan biaya produksi Dapartemen Pengelolahan bulan Oktober dengan metode rata-rata disajikan dalam Peraga 5.6. Dengan metode rata-rata, biaya persediaan unit dalam proses awal digabungkan dengan biaya yang ditambahkan selama bulan Oktober untuk menghitung biaya per unit rata-rata.
PERAGA 5.6 Dapartemen Pertama; Ada Unit dalam Proses Awal dan Akhir; Metode Rata-Rata
PT Mutiara Laporan Biaya Produksi Dapartemen Pengolahan Bulan Oktober 2010 Data Kuantitas Bahan 80%
Tenaga Kerja 40%
Unit ditransfer ke Dapartemen Penyelesaian Unit dalam proses, persediaan akhir 60%
20%
Unit dalam proses, persediaan awal Unit masuk proses bulan ini
Overhead 60%
Biaya yang Harus Dipertanggung jawabkan
40%
Kuantitas 200 unit 1.200 unit 1.400 unit 1.000 unit 400 unit 1.400 unit
Jumlah Jumlah Unit Biaya Per (a) Biaya + Ekuivalen = Unit Biaya unit dalam proses, dalam persediaan awal: Bahan Tenaga kerja Overhead parbrik Jumlah biaya persediaan awal Biaya ditambahkan selama bulan ini: Bahan Tenaga kerja Overhead pabrik Jumlah biaya ditambahkan Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Rp56.760 Rp12.000 Rp23.880 Rp92.640 Rp408.240 Rp150.000 Rp237.120 Rp795.360 Rp888.000
1.240 unit 1.080 unit 1.160 unit
Rp375,00 (b) Rp150,00 (c) Rp225,00 (d) Rp750,00
Pertanggungjawabkan Biaya Biaya ditransfer ke Dapartemen Penyelesaian (1.000 unit x Rp750) Biaya unit dalam proses, persediaan akhir Bahan (400 unit x 60% x Rp375) Rp90.000 Tenaga kerja (400 unit x 20% x Rp150) Rp12.000 Overhead pabrik (400 unit x 40% x Rp225) Rp36.000 Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Rp750.000
Rp138.000 Rp888.000
Keterangan Peraga 5.6: (a) Perhitungan unit ekuivalen: Bahan
Unit ditransfer ke Dapartemen Penyelesaian
1.000 unit
Tenaga
Overhead
Kerja
Pabrik
1.000 unit
1.000 unit
Unit dalam Proses, persediaan akhir. Bahan
(400 unit x 60%)
Tenaga Kerja
(400 unit x 40%)
Overhead pabrik
(400 unit x 40%)
240 unit 80 unit 160 unit
Jumlah unit ekuivalen 1.240 unit
1.080 unit
1.160 unit
= Rp56.760+Rp408.240 = Rp465.000 1.240 unit = Rp 375.
(b) Biaya bahan per unit
=Rp12.000+Rp150.000 = Rp162.0001.080unit = Rp150.
(c) Biaya tenaga kerja per unit
(d) Biaya overhead pabrik per unit =Rp23.880+Rp237.120 = Rp261.0001.160 unit = Rp225.
Data Kuantitas. Jumlah unit yang diproses oleh Departemen Pengolahan pada bulan Oktober sebanyak 1.400, yaitu berasal dari persediaan unit dalam proses awal sebanyak 200 unit dan dari unit masuk proses bulan Oktober sebanyak 1.200 unit. Setelah uni-unit tersebut diproses 1.000 unit di antaranya selesai diproses kemudian ditransfer ke Dapartemen Penyelesaian dan 400 unit sisanya masih dalam proses pada akhir bulan Oktober. Data kuantitas Dapartemen Pengolahan bulan Oktober dapat dirumuskan sebagai berikut.
Masukan Unit dalam
Keluaran 200 unit
Unit selesi dan
Proses awal
1.000 unit
ditransfer keluar +
Unit masuk
= 1.200 unit
Proses bulan in
+ Unit dalam
400 unit
Prose akhir 1.400 unit
1.400 unit
Unit Ekuivalen. Untuk membebankan biaya ke produk, terlebih dahulu harus dihitung biaya per unit. Biaya per unit dihitung dengan cara membagi jumlah biaya dengan jumlah unit. Karena unit selesai dan unit dalam proses mengomsusmsi sumber daya dalam jumlah yang berbeda, terlebih dahulu perlu dihitung jumlah unit ekuivalen yang dihitung biaya. Apabila PT Madani menggunakan metode rata-rata. Unit ekuivalen yang dihitung adalah untuk biaya total, yaitu hasil penjumlahan biaya persediaan awal dan biaya yang ditambahkan selama bulan Oktober. Unit yang ditransfer dari dapartemen Pengolahan ke Dapartemen Penyelesaian sudah 100% selesai untuk semua jenis biaya. Jika unit tersebut belum 100% selesai untuk semua jenis biaya, unit-unit tersebut tidak akan ditransfer. Biaya yang dikomsumsi oleh unit ditransfer tersebut sama dengan untuk menghasilkan 1.000 unit ekuivalen (1.000 unit x 100%) untuk semua jenis biaya. Unit dalam proses akhir di Dapartemen Pengolahan sudah 60% selesai untuk bahan, 20% selesai untuk tenaga kerja, dan 40% selesai untuk overhead pabrik. Oleh karena itu, biaya yang dikomsumsi oleh unit tersebut sama dengan menghasilkan 240 unit ekuivalen
untuk bahan (400 unit x 60%); 80 unit ekuivalen untuk tenaga kerja (400 unit x 20%); dan 160 unit ekuivalen untuk overhead pabrik (400 unit x 40%). Jumlah unit ekuivalen setiap jenis biaya di Departemen Pengolahan dihitung dengan cara menambahkan unit ekuivalen produk yang ditransfer dengan unit ekuivalen produk dalam proses akhir seperti berikut ini.
Unit ditransfer ke Departemen Penyelesaian Unit dalam proses, persediaan akhir: Bahan (400 unit x 60%) Tenaga kerja (400 unit x 20%) Overhead pabrik (400 unit x 40%) Jumlah unit ekuivalen
Bahan 1.000 unit
Tenaga Kerja 1.000 unit
Overhead 1.000 unit
240 unit 80 unit 1.240 unit
1.080 unit
160 unit 1.160 unit
Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan di Departemen Pengolahan pada bulan Oktober 2010 sebesar Rp888.000, yaitu terdiri atas biaya persediaan awal Rp92.640 dan biaya yang ditambahkan selama bulan Oktober Rp795.360. Biaya sejumlah itu akan dibebankan ke unit-unit yang dihasilkan oleh departemen tersebut. Untuk membebankan biaya suatu departemen ke unit produk, terlebih dahulu perlu biaya biaya per unit. Biaya per unit rata-rata untuk setiap jenis biaya dihitung dengan cara membagi biaya total setiap jenis biaya biaya persediaan unit dalam proses awal ditambah biaya ditambahkan bulan Oktober- dengan jumlah unit ekuivalen. Biaya per unit ekuivalen rata-rata Departemen Pengolahan dihitung sebagai berikut. Bahan
Tenaga Kerja Overhead
Biaya persediaan barang dalam proses awal
Rp56.760
Biaya ditambahkan bulan Oktober
Rp408.240
Rp150.000
Rp237.120
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Rp465.000
Rp162.000
Rp261.000
Dibagi: Jumlah unit ekuivalen
1.240 unit
1.080 unit
Rp375
Rp150
Jumlah biaya per unit ekuivalen
Rp12.000
Rp23.880
1.160 unit Rp225
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, setiap unit yang telah selesai diproses oleh Departemen Pengolahan memerlukan biaya produksi Rp750 yang terdiri atas biaya bahan Rp375, biaya tenaga kerja Rp150, dan biaya overhead Rp225. Informasi mengenai biaya
per unit tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengalokasi biaya total Departemen Pengolahan ke unitselesai yang ditransfer ke Departemen Penyelesaian dan unit dalam proses akhir. Pertanggungjawaban Biaya. Biaya total yang diakumulasi di Departemen Pengolahan pada bulan Oktober berjumlah Rp888.000. Karena biaya tersebut terjadi untuk menghasilkan unit selesai dan unit dalam proses, jumlah biaya tersebut harus dialokasikan ke unit selesai dan unit dalam proses. Jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai yang ditransfer ke Departemen Penyelesaian dihitung dengan cara mengalikan jumlah unit selesai (1.000 unit) dengan biaya per unit (Rp750) sehingga diperoleh jumlah Rp750.000. Perhitungan biaya yang dibebankan ke unit dalam proses harus dirinci untuk setiap jenis biaya seperti berikut ini. Jenis Biaya
Jumlah × Unit
Persentase × Penyelesaian
Bahan
400 unit
60%
Rp375
Rp90.000
Tenaga kerja
400 unit
20%
Rp150
Rp12.000
40%
Rp225
Rp36.000 Rp138.000
Overhead pabrik 400 unit Jumlah biaya unit dalam proses akhir
Biaya Per = Unit
Jumlah Biaya Dibebankan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah biaya Departemen Pengolahan yang dibebankan ke persediaan unit dalam proses akhir adalah sebesar Rp138.000. Apabila jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai (Rp750.000) ditambahkan dengan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses akhir (Rp138.000), hasilnya harus sama dengan
biaya
yang
harus
dipertanggungjawabkan
di
Departemen
Pengolahan
(Rp888.000).
Metode Rata-Rata: Departemen Lanjutan Setelah laporan biaya produksi Departemen Pengolahan selesai dibuat, dapat disusun laporan biaya produksi Departemen Penyelesaian. Laporan biaya produksi Departemen Penyelesaian PT Madani bulan Oktober disajikan dalam Peraga 5.7.
Data Kuantitas. Jumlah unit yang diproses oleh Departemen Penyelesaian pada bulan Oktober sebanyak 1.360 unit, yaitu berasal dari persediaan unit dalam proses awal 360
dan unit yang ditransfer dari Departemen Pengolahan selama bulan Oktober 1.000. Setelah unit-unit tersebut diproses, 1.160 unit di antaranya selesai diproses ditransfer ke persediaan barang jadi dan 200 unit sisanya masih dalam proses hingga akhir bulan Oktober. Data kuantitas Departemen Penyelesaian bulan Oktober dapat dirumuskan sebagai berikut. Masukan Unit dalam proses awal + Unit ditransfer masuk
Keluaran Unit selesai dan ditransfer keluar
360 Unit = 1.000 unit 1.360 unit
+ Unit dalam proses akhir
1.160 Unit 200 Unit 1.360 Unit
Unit Ekuivalen. Perhitungan unit ekuivalen di Departemen Penyelesaian agak berbeda dengan Departemen Pengolahan. Karena biaya di Departemen Penyelesaian terdiri atas empat jenis-biaya dari Departemen Pengolahan, bahan, tenga kerja, dan overhead pabrikperhitungan unit ekuivalennya juga dilakukan terhadap keempat jenis biaya tersebut. Perhitungan unit ekuivalen Departemen Pengolahan hanya dilakukan terhadap tiga jenis biaya, yaitu biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik.
PERAGA 5.7 Departemen Lanjutan;Ada Unit Dalam Proses Awal dan Akhir;Metode Rata-Rata PT Madani Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian Bulan Oktober 2010 Data Kuantitas Biaya Dept. Bahan Pengolahan Unit dalam proses, persediaan awal 100% 40% Unit masuk proses bulan ini
Tenaga Kerja
Overhead
Kuantitas
20%
360 unit 1.000 unit
20%
1 .360 unit Unit ditransfer ke persediaan barang jadi 1.160 unit Unit dalam proses, persediaan akhir 100% 100%
70%
70%
200 unit 1.360 unit
Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan Jumlah Biaya
÷
Biaya unit dalam proses, persediaan awal: Dari Departemen Pengolahan Rp249.600 Bahan Rp24.900 Tenaga kerja Rp14.250 Overhead pabrik Rp15.540 Jumlah biaya persediaan awal Rp304.290 Biaya ditambahkan bulan ini: Dari Departemen Pengolahan Rp750.000 (b) Bahan Rp218.880 Tenaga kerja Rp276.300 Overhead pabrik Rp331.560 Jumlah biaya ditambahkan Rp1.576.740 Jumlah biaya yang yang harus dipertanggungjawabkan Rp1.881.030
Jumlah Unit Ekuivalen(a)
1.360 unit 1.360 unit 1.300 unit 1.300 unit
=
Biaya Per Unit
Rp735,00 (c) Rp179,25 (d) Rp223,50 (e) Rp267,00 (f)
Rp1.404,75 Pertanggungjawaban Biaya Biaya unit ditransfer ke persediaan barang jadi (1.160 unit × Rp1.404,75) Rp1.629.510 Biaya unit dalam proses, persediaan akhir: Dari Dept. Pengolahan (200 unit × 100% × Rp735,00) Rp147.000 Bahan (200 unit × 100% × Rp179,25) Rp35.850
Tenaga kerja Overhead pabrik Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
(200 unit× 70% × Rp223,50) Rp31.290 (200 unit × 70% ×Rp267,00) Rp37.380 Rp251.520 Rp1.881.030
Keterangan Peraga 5.7: (a) Perhitungan unit ekuivalen: Departemen
Bahan
Unit ditransfer ke persediaan barang jadi unit Unit dalam proses, perpersediaan akhir: Dari Dept. (200 unit × 100) unit Pengolahan Bahan (200 unit × 100%) Tenaga kerja (200 unit × 70%) Overhead (200 unit × 70%) pabrik Jumlah unit ekuivalen produksi
Tenaga Kerja
Overhead Pabrik
Pengolahan 1.160 1.160 unit 1.160 unit 1.160unit
200
200 unit 140 unit 140 unit 1.360 unit 1.360 unit 1.300 unit 1.300 unit
b) Diperoleh dari laporan Biaya produksi Departemen Pengolahan. (c) Biaya dari Departemen = Rp249.600 + Rp750.000 = Rp999.600 ÷ 1.360 unit = Rp735,00 Pengolahan per unit (d) Biaya bahan per unit
= Rp24.900 + Rp218.880 = Rp243.780 ÷ 1.360 unit = Rp179,25
(e) Biaya tenaga kerja per unit = Rp14.250+ Rp276.300 = Rp290.550 ÷ 1.360 unit = Rp223,50 (f) Biaya overhead pabrik per unit = Rp15.540+Rp331.560=Rp347.100÷1.360 unit = Rp267,00 Unit ditransfer dari Departemen Penyelesaian ke persediaan barang jadi telah 100% selesai untuk semua elemen biaya sehingga sama dengan 1.160 unit ekuivalen (1.160 unit x 100%), baik untuk biaya dari departemen sebelumnya, bahan, tenaga kerja, maupun overhead pabrik. Unit dalam proses akhir telah sepenuhnya selesai untuk biaya dari departemen sebelumnya dan bahan sehingga sama dengan 200 unit ekuivalen (200 unit x 100%) tetapi baru 70% selesai untuk biaya konversi sehingga sama dengan 140 unit ekuivalen (200 unit 70%) untuk tenaga kerja dan overhead pabrik. Unit ekuivalen setiap jenis biaya di Departemen Penyelesaian dihitung dengan menambahkan jumlah unit ekuivalen produk yang ditransfer dengan unit ekuivalen produk dalam proses akhir.
Unit ditransfer ke persediaan barang jadi Unit dalam proses, persediaan akhir:
Dari Dept. Bahan Pengolahan 1.160 unit 1.160 unit
Tenaga Overhead Kerja 1.160 unit 1.160 unit
Dari Departemen Pengolahan Bahan Tenaga kerja Overhead pabrik Jumlah unit ekuivalen
(200 unit × 100%) 200 unit (200 unit × 100%) (200 unit × 70%) (200 unit × 70%) 1. 360 unit 1.360 unit
200 unit 140 unit 1.300 unit
140 unit 1.300 unit
Biaya yang HarusDipertanggungjawaban. Biaya total yang harus dipertanggungjawabkan Departemen Penyelesaian pada bulan Oktober 2010 berjumlah Rp1.881.030, yaitu terdiri atas biaya persediaan awal Rp304.290 dan biaya yang ditambahkan selama bulan Oktober Rp1.576.740. Seperti halnya Departemen Pengolahan, untuk membebankan biaya tersebut ke unit produk yang dihasilkan, perlu dihitung biaya per unit. Biaya per unit rata-rata Departemen Penyelesaian dihitung untuk setiap jenis biaya dengan cara membagi biaya total setiap jenis biaya-jumlah biaya persediaan unit dalam proses awal dan jumlah biaya ditambahkan bulan Oktober-dengan jumlah unit ekuivalen. Biaya per unit ekuivalen ratarata Departemen Penyelesaian dihitung sebagai berikut.
Dari Dept. Pengolahan
Bahan
Overhead Tenaga Kerja Rp14.250 Rp15.540
Biaya persediaan barang dalam proses awal Biaya ditambahkan bulan Oktober
Rp249.600
Rp24.900
Rp750.000
218.880
276.300
331.560
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Rp999.600
Rp243.780
Rp290.550
Rp347.100
1.360 unit Rp735,00
1.360 unit Rp179,25
1.300 unit
1.300 unit Rp267,00
Dibagi: Jumlah unit ekuivalen Jumlah biaya per unit ekuivalen
Rp223,50
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, setiap unit yang telah selesai diproses oleh Departemen Penyelesaian memerlukan biaya produksi Rp1.404,75, yang terdiri atas biaya dari Departemen Pengolahan Rp735, bahan Rp179,25, tenaga kerja Rp223,5, dan overhead pabrik Rp267. Pertanggungjawaban Biaya. Informasi mengenai biaya per unit di atas kemudian
digunakan sebagai dasar untuk mengalokasi biaya total Departemen Penyelesalan ke unit selesai yang ditransfer ke persediaan barang jadi dan unit dalam proses akhir. Biaya total yang diakumulasi dari Deparlemen Penyelesaian pada bulan Oktober 2010 senilai Rp1.881.030. Biaya tersebut akan dibebankan ke unit selesai dan unit dalam proses. Jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai yang ditransfer ke persediaan barang jadi dihitung dengan cara mengalikan jumlah unit selesai (1.160 unit) dengan biaya per unit (Rp1.404,75) sehingga diperoleh jumlah Rp1.629.510. Perhitungan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses harus dirinci untuk setiap jenis biaya seperti ini.
Jenis Biaya
Jumlah Persentase x x Unit Penyelesaian
Dari Departemen 200 unit 100% Pengolahan Bahan 200 unit 100% Tenaga Kerja 200 unit 70% Overhead Pabrik 200 unit 70% Jumlah biaya unit dalam proses akhir
Biaya Per Unit Rp735.000
=
Jumlah Biaya Dibebankan Rp147.000
Rp179,25 Rp223,50 Rp267,00
Rp35.850 Rp31.290 Rp37.380 Rp251.520
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah biaya Departemen Penyelesaian yang dibebankan ke persediaan unit dalam proses akhir adalah sebesar Rp251.520. Apabila jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai (Rp1.629.510) ditambahkan dengan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses akhir (Rp251.500), hasilnya harus sama dengan jumlah biaya yang daru di pertanggungjawabkan di Departemen Penyelesaian (Rp1.881.030).
Metode Rata-Rata: Penjurnalan Jurnal untuk mencatat biaya produksi yang terjadi di kedua departemen pada bulan Oktober 2010 adalah sebagai berikut. (a) Biaya bahan yang dipakai oleh Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian Barang Dalam Proses Departemen Pengolahan
Rp408.240
Barang Dalam Proses Departemen Penyelesaian
Rp218.880
Bahan
Rp627.120
(b) Biaya tenaga kerja produksi yang didistribusikan ke Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian Barang Dalam Proses Departemen Pengolahan
Rp150.000
Barang Dalam Proses Departemen Penyelesaian
Rp276.300
Gaji dan Upah
Rp426.300
(c) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian. Barang Dalam Proses Departemen Pengolahan
Rp237.120
Barang Dalam Proses Departemen Penyelesaian
Rp331.560
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan
Rp568.680
(d) Biaya yang ditransfer yang ke Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian. Barang Dalam Proses Departemen Penyelesaian
Rp750.000
Barang Dalam Proses Departemen Pengolahan
Rp750.000
(Data jumlah biaya ditransfer diperoleh dari laporan biaya produksi Departemen Pengolahan) (e) Biaya yang ditransfer dari Departemen Penyelesaian ke persediaan barang jadi. Barang Jadi Barang Dalam Proses Departemen Penyelesaian
Rp1.629.510 Rp1.629.510
(Data jumlah biaya ditransfer diperoleh dari laporan biaya Produksi Departemen Penyelesaian).
Metode Rata-Rata: Aliran Biaya Aliran biaya produksi bulan Oktober 2010 dalam akun buku besar PT Madani disajikan dalam Peraga 5.8. saldo akun Dalam Proses menunjukkan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses awal dan akhir seperti yang tercantum dalam laporan biaya produksi masing-masing departemen.
PERAGA 5.8 Aliran Biaya Produksi dengan Metode Rata-Rata.
Bahan
Rp627.120
Barang Dalam Proses Rp92.640 (d) Rp408.240 Rp750.000 Rp150.000 Rp237.120
(a)
Gaji dan Upah Rp426.300
(b)
Barang Dalam Proses Dept. Penyelesaian Rp304.290 Rp750.000 Rp218.880 Rp276.300 Rp331.560 Rp251.520
Barang Jadi (e)
Rp1.629.510
Rp1.629.510
` Rp138.000
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan (c)
Rp568.680
Keterangan: Angka dicetak huruf miring merupakan saldo akun.
Metode MPKP: Departemen Pertama Laporan biaya biaya produksi Departemen Pengolahan bulan Oktober dengan metode MPKP disajikan dalam Peraga 5.9. Dengan metode MPKP, biaya persediaan unit dalam proses awal dipisahkan dengan biaya yang ditambahkan selama bulan Oktober. Biaya produksi ditransfer menurut urutan waktu terjadinya, biaya yang lebih dahulu terjadi adalah biaya yang lebih dahulu ditransfer.
Data Kuantitas. Data kuantitas Departemen Pengolahan dengan metode MPKP sama dengan metode rata-rata. Jumlah unit yang diproses dalam Departemen Pengolahan pada bulan Oktober sebanyak 1400 unit, berasal dari persediaan unit dalam proses awal sebanyak 200 unit dan unit termasuk proses bulan Oktober sebanyak 1200 unit. Setelah unit-unit tersebut diproses, 1.000 unit diantaranya selesai diproses kemudian ditransfer ke Departemen Penyelesaian dan 400 unit sisanya masih dalam proses akhir bulan Oktober. Dalam metode MPKP, 1.000 unit selesai ditransfer ke Departemen Penyelesaian diasumsikan sebanyak 200 unit di antaranya berasal dari persediaan unit dalam proses awal dan 800 unit selebihnya berasal dari unit masuk proses bulan
Oktober. Unit Ekuivalen. Dalam metode MPKP, unit ekuivalen hanya dihitung terhadap biaya yang ditambahkan pada bulan Oktober saja. yang ditransfer dari Departemen Pengolahan ke Departemen Penyelesaian setelah 100% selesai untuk semua elemen biayanya. Dari 1.000 unit yang ditransfer tersebut, 200 unit berasal dari persediaan unit dalam proses awal dan 800 unit dari unit masuk proses dan selesai pada bulan Oktober. Karena persediaan unit dalam proses awal pada bulan sebelumnya sudah 80% selesai untuk bahan, 40% selesai untuk tenaga kerja, dan 60% selesai untuk overhead pabrik sehingga untuk menyelesaikan tersebut pada bulan Oktober hanya memerlukan tambahan biaya bahan sebesar 20%, tenaga kerja 60%, dan overhead pabrik 40%. Biaya ditambahkan dalam bulan Oktober yang digunakan untuk menyelesaikan persediaan unit dalam proses awal sama dengan 40 unit ekuivalen untuk biaya bahan (200 unit x 20%), 120 unit ekuivalen untuk biaya tenaga kerja (200 unit x 60%), dan 80 unit ekuivalen untuk biaya overhead pabrik (200 unit x 40%). Unit ditransfer ke Departemen Penyelessian selain yang berasal dari persediaan unit dalam proses awal hanya terdiri atas biaya ditambahkan dalam bulan Oktober. Karena unit tersebut sudah 100% selesai untuk semua elemen biaya, biaya ditambahkan dalam periode ini yang digunakan untuk menyelesaikan unit tersebut sama dengan 800 unit ekuivalen (800 unit x 100%) untuk semua elemen biaya. Persediaan unit dalam proses pada akhir Oktober telah 60% selesai untuk bahan, 20% selesai untuk tenaga kerja, dan 40% selesai untuk overhead pabrik. Biaya ditambahkan pada bulan Oktober yang dikonsumsikan oleh unit tersebut sama dengan 240 unit ekuivalen untuk bahan (400 unit x 60%), 80 unit ekuivalen untuk tenaga kerja (400 unit x 20%), dan 160 unit ekuivalen untuk overhead (400 unit x 40%). Unit ekuivalen setiap elemen biaya ditambahkan pada Oktober di Departemen Penyelesaian dihitung sebagai berikut.
Bahan Penyelesaian unit dalam proses awal: Bahan (200 unit × 20%) Tenaga kerja (200 unit × 60%) Overhead pabrik (200 unit × 40%) Unit masuk proses bulan ini dan selesai Unit dalam proses akhir: Bahan Tenaga kerja Overhead pabrik
Tenaga Kerja
Overhead
400 unit 120 unit 800 unit
(400 unit × 60%) (400 unit × 20%) (400 unit × 40%)
80 unit 800 unit
800 unit
240 unit 80 unit 1.080 unit
160 unit 1.040 unit
1.000 unit
Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan. Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan di Departemen Pengolahan pada bilan Oktober 2010 berjumlah Rp888.000, yaitu biaya persediaan awal Rp92.640 dan biaya yang telah ditambahkan selama bulan Oktober yaitu Rp795.360. biaya tersebut akan dibebankan ke unit produk yang dihasilkan oleh Departemen Pengolahan. Untuk membebankan biaya departemen ke produk, perlu dihitung biaya per unit. Biaya per unit dengan metode MPKP untuk setiap jenis biaya dihitung dengan cara membagi jumlah biaya ynag ditambahkan pada bulan Oktober dengna jumlah unit ekuivalen seperti berikut : Bahan
Tenaga Kerja
Overhead
Biaya ditambahkan bulan Oktober Dibagi: Jumlah unit ekuivalen Jumlah Biaya per unit ekuivalen
Rp408.240 1.080 unit
Rp150.000 1.000 unit
Rp237.120 1.040 unit
Rp378
Rp150
Rp228
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, biaya per unit yang ditambahkan oleh Departemen Pengolahan pada bulan Oktober adalah sebesar Rp765, yang terdiri atas biaya bahan sebesar Rp378, biaya tenaga kerja sebesar Rp150, dan biaya overhead pabrik sebesar Rp228.
PERAGA 5.9 Departemen Pertama: Ada Unit dalam Proses Awal dan Akhir; Metode MPKP PT Mutiara Laporan Biaya Produksi Bulan Maret 2010
Data Kuantitas
Bahan Unit dalam proses, persediaan awal 80%
Tenaga Kerja
Overhead
40%
Kuantitas
60%
200unit
Unit masuk proses bulan ini
1.200 unit 1.400unit
Unit transfer ke Departemen Penyelesaian Unit dalam proses, persediaan akhir
60%
1.000 unit 20%
40%
400 unit 1.400 unit
Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan Jumlah Biaya ÷ Jumlah Unit = Ekuivalen(a)
Biaya Per Unit
Biaya unit dalam proses, persediaan awal: Bahan
Rp56.760
Tenaga kerja
Rp12.000
Overhead pabrik
Rp23.880
Jumlah biaya persediaan awal
Rp92.640
Biaya ditambahkan selama bulan ini: Bahan
Rp408.240
1.080 unit
Rp378,00 (b)
Tenaga kerja
Rp150.000
1.000 unit
Rp150,00(c)
Overhead pabrik
Rp237.120
1.040 unit
Rp228,00 (d)
Jumlah biaya persediaan awal Jumlah biaya harus dipertanggungjawabkan
Rp795.360 Rp888.000
Rp756,00
Biaya ditransfer ke Departemen Penyelesaian: Dari persediaan unit dalam proses awal: Biaya persediaan unit dalam proses awal
Rp 92.640
Biaya penyelesaian: Bahan
(200 unit × 20% × Rp387,00)
Rp15.120
Tenaga kerja
(200 unit × 60% × Rp150,00)
Rp18.000
Overhead pabrik
(200 unit × 40% × Rp228,00)
Rp18.240
Jumlah biaya unit selesai dari
(200 unit × Rp720)
(e)
Rp114.000
persediaan awal Dari unit masuk proses bulan ini dan selesai
(800 unit × Rp756)
Jumlah biaya unit ditransfer ke persediaan barang jadi
Rp604.800 Rp748.800
Biaya unit dalam proses, persediaan akhir: Bahan
(400 unit × 60% × Rp378,00)
Rp90.720
Tenaga kerja
(400 unit × 20% × Rp150,00)
Rp12.000
Overhead pabrik
(400 unit × 40% × Rp228,00)
Rp36.480
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
Rp139.200 Rp888.000
Keterangan Peraga 5.9 (a)
Perhitungan unit ekuivalen Bahan
Tenaga
Overhead
Kerja
Pabrik
Penyelesaian unit dalam proses, persediaan awal: Bahan
(200 unit × 20%)
Tenaga kerja
(200 unit × 60%)
Overhead pabrik
(200 unit × 40%)
Unit masuk proses bulan ini dan selesai
40 unit 120 unit 80 unit 800 unit
800 unit
800 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir Bahan
(400 unit × 60%) 240 unit
Tenaga kerja
(400 unit × 20%)
Overhead pabrik
(400 unit × 40%)
Jumlah unit ekuivalen (b) Biaya bahan per unit (c Biaya tenaga kerja per unit ) (d) (e)
Biaya overhead pabrik per unit Biaya per unit ditransfer dari persediaan awal
80 unit 160 unit
1.080 unit ÷ 1.000 unit = Rp408.240 ÷ 1.080 unit = Rp150.000 ÷ 1.000 unit
1.040 unit = Rp387 =
Rp150
= =
= =
Rp228 Rp720
Rp237.120 ÷ Rp144.000 ÷
1.040 unit 200 unit
Pertanggungjawaban Biaya. Biaya total yang diakumulasikan di Departemen Pengolahan pada bulan Oktober berjumlah Rp888.000, untuk menghitung biaya produk, biaya tersebut akan dibebankan ke unit selesai dan unit dalam proses akhir. Karena dalam metode MPKP unit ditransfer ke unit dalam oroses masuk dalam bulan Oktober, perhitungan jumlah biaya yang dibebankan ke unit-unit tersebut juga dibedakan. Perhitungan jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai dengan metode MPKP adalah sebagai berikut. Biaya unit selesai dari persediaan awal
Jumlah biaya unit dalam proses, persediaan awal
Rp92.640
Biaya penyelesaian: Bahan
(200 unit × 20% × Rp387)
Rp15.129
Tenaga kerja
(200 unit × 60% × Rp150)
Rp18.000
Overhead pabrik
(200 unit × 20% × Rp228)
Jumlah biaya unit selesai dari persediaan awal
Rp18.240 Rp51.360
(200 unit × Rp720)
Rp144.000
Biaya unit selesai dari unit masuk proses bulan ini (800 unit × Rp756) Jumlah biaya unit selesai yang di transfer ke Departemen Penyelesaian
Rp604.800 Rp748.800
Perhitungan biaya yang dibebankan ke unit dalam proses harus dirinci untuk setiap jenis biaya seperti berikut ini. Jenis Biaya
Jumlah Unit 400 unit Bahan Tenaga Kerja 400 unit Overhead pabrik 400 unit Jumlah biaya unit dalam proses akhir
Persentase Penyelesaian 60% 20% 40%
Biaya Per Unit Rp378 Rp150 Rp228
Jumlah Biaya Dibebankan Rp90.720 Rp12.000 Rp36.480 Rp139.200
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah biaya Departemen Pengolahan yang dibbankan ke persediaan unit dalam proses akhir adalah sebesar Rp 139.200. apabila jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai (Rp748.800) ditambahkan dengan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses akhir (Rp139.200), hasilnya harus sama dengan biaya yang harus dipertanggungjawabkan di Departemen Pengolahan (Rp888.000).
Metode MPKP: Departemen Lanjutan Setelah biaya yang ditransfer dari Departemen Pengolahan ke Departemen Penyelesaian dihitung, dapat dibuat laporan biaya produksi Departemen Penyelesaian. Laaporan biayan produksi Departemen Penyelesaian bulan Oktober dengan metode MPKP disajikan dalam Peraga 5.10.
Data Kuantitas. Data kuantitas Departemen Penyelesaian dengan metode MPKP sama dengan metode rata-rata. Jumlah unit yang diproses Departemen Penyelesaian pada bulan Oktober sebanyak 1.360 unit, yaitu berasal dari persediaan unit dalam proses awal 360 dan unit yang ditransfer dari Departemen Pengolahan selama bulan Oktober 1.000. Setelah unit-unit tersebut diproses, 1.160 unit di antaranya selesai diproses kemudian ditransfer ke persediaan barang jadi dan 200 unit sisanya masih dalam proses pada akhir bulan Oktober.
Unit Ekuivalen. Dari 1.160 unit yang ditransfer oleh Departemen Penyelesaian ke gudang barang jadi selama bulan Oktober, sebanyak 360 unit di antaranya berasal dari persediaan unit dalam proses awal. Persediaan unit dalam proses awal pada bulan sebelumnya sudah selesai untuk biaya dari departemen sebelumnya, tetapi 40% selesai untuk bahan dan 20% selesai untuk biaya tenaga kerja dan overhead pabrik. Untuk menyelesaikan unit tersebut, pada bulan Oktober masih memerlukan tambahan bahan 60%, tenaga kerja 80%, dan Overhead pabrik 80%. Oleh karena itu, biaya ditambahkan pada bulan Oktober yang digunakan untuk menyelesaikan unit tersebut sama dengan 800 unit ekuivalen (800 unit x 100%) untuk semua elemen biaya (biaya dari departemen sebelumnya, bahan, tenaga kerja, dan overhead). Persediaan unit dalam proses pada akhir Oktber sudah selesai untuk biaya dari departemen sebelumnya dan bahan, dan baru 70% selesai unuk tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya yang ditambahkan dalam bulan Oktober yang digunakan persediaan unit dalam proses akhir mencapai tingkat penyelesaian tersebut sama dengan 200 unit ekuivalen (200 unit x 100%) untuk biaya dari departemen sebelumnya dan bahan, dan (140 unit x 70%) untuk tenaga kerja dan overhead pabrik.
PERAGA 5.10 Departemen Lanjutan; Unit dalam Proses Awal dan Akhir Dengan Metode MPKP PT MADANI Laporan Biaya Produksi Departemen Penyelesaian Bulan Oktober 2010
Unit dalam proses, persediaan awal Unit dtransfer bulan ini Unit ditransfer ke persediaan barang jadi Unit dalam proses, Persediaan akhir
Biaya Dept. Pengolahan 100%
100%
Biaya unit dalam proses, Persediaan Awal Biaya dari Departemen Pengolahan Bahan Tenaga Kerja Overhead Pabrik Jumlah Biaya Persediaan Awal Biaya ditambahkan bulan ini: Biaya dari Departemen Pengolahan Bahan Tenaga Kerja Overhead Pabrik Jumlah Biaya Persediaan Awal Jumlah Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan
Data Kuantitas Bahan Tenaga Kerja
Overhead
40%
20%
20%
100%
70%
70%
Jumlah Biaya
Jumlah Unit Ekuivalen
Rp Rp Rp Rp Rp
249.600 24.900 14.250 15.540 304.290
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
748.800 218.880 276.300 331.560 1.575.540 1.879.830
1.000 unit 1.216 unit 1.228 unit 1.228 unit
Kuantitas 360 unit 1.000 unit 1.360 unit 1.160 unit 200 unit 1.360 unit
= Biaya Per Unit
Rp Rp Rp Rp
748,80 180,00 225,00 270,00
Pertanggungjawaban Biaya Biaya Unit ditransfer ke persediaan barang jadi Dari persediaan awal Biaya Persediaan Awal Biaya Penyelesaian : Bahan Tenaga Kerja Overhead Pabrik Jumlah biaya unit ditransfer dari persediaan awal Dari unit ditransfer masuk bulan ini dan selesai Jumlah biaya ditranfer ke persediaan barang jadi Biaya unit dalam proses, persediaan akhir Biaya dari Departemen Pengolahan Bahan Tenaga Kerja Overhead Pabrik
Rp 304.290 (360 unit x 60% x Rp180,00) (360 unit x 80% x Rp225,00) (360 unit x 80% x Rp270,00) (360 unit x Rp1.349,25) (800 unit x Rp1.423,80)
(200 unit x 100% x Rp780,80) (200 unit x 100% x Rp180) (200 unit x 70% x Rp225) (200 unit x 70% x Rp270)
Rp Rp Rp
38.880 64.800 77.760 Rp 485.730 Rp 1.139.040 Rp 1.624.770
Rp 149.760 Rp 36.000 Rp 31.500 Rp 37.800
Rp 255.060 Rp 1.879.830
Keterangan Peraga 5.10 Perhitungan unit akuivalen
Biaya Dept. Pengolahan
Penyelesaian unit dalam proses, persediaan awal: Dept. Pengolahan (360 unit x 0%) 0 unit Bahan (360 unit x 60%) Tenaga Kerja (360 unit x 80%) Overhead Pabrik (360 unit x 80%) Unit ditansfer masuk bulan ini (1.160 unit - 360 unit) 800 unit dan selesai Unit dalam proses, persediaan akhir : Dept. Pengolahan (200 unit x 100%) 200 unit (200 unit x 100%) Bahan Tenaga Kerja (200 unit x 70%) Overhead Pabrik (200 unit x 70%) Jumlah unit ekuivalen 1.000 unit Diperoleh dari laporan biaya produksi departemen pengolahan Biaya dari Departemen Pengolahan Per unit Biaya bahan per unit Biaya tenaga kerja per unit Biaya overhead pabrik per unit
Tenaga Kerja
Bahan
Overhead Pabrik
216 unit 288 unit 800 unit
288 unit 800 unit
800 unit
200 unit 200 unit
= = = =
1.216 unit
1.228 unit
Rp 748.800 Rp 218.880 Rp 276.300 Rp 331.560
1.000 unit 1.216 unit 1.228 unit 1.228 unit
200 unit 1.228 unit = = = =
Rp 748,8 Rp 180,0 Rp 225,0 Rp 270,0
Unit ekuivalen biaya yang ditambahkan bulan Oktober di Departemen Penyelesaian dihitung sebagai berikut. Biaya Dept. Pengolahan Penyelesaian unit dalam proses, persediaan awal: Dept. Pengolahan (360 unit x 0%) Bahan (360 unit x 60%) Tenaga Kerja (360 unit x 80%) Overhead Pabrik (360 unit x 80%) Unit ditansfer masuk bulan ini dan selesai Unit dalam proses akhir : Dept. Pengolahan (200 unit x 100%) (200 unit x 100%) Bahan Tenaga Kerja (200 unit x 70%) Overhead Pabrik (200 unit x 70%)
yang
Harus
Tenaga Kerja
Overhead Pabrik
0 unit 216 unit 288 unit 800 unit
800 unit
800 unit
288 unit 800 unit
200 unit 200 unit 200 unit 1.000 unit
Biaya
Bahan
Dipertanggungjawabkan.
1.216 unit
Jumlah
biaya
1228 unit
yang
200 unit 1.228 unit
harus
dipertanggungjawabkan di Departemen Penyelesaian pada bulan Oktober 2010 sebesar
Rp1.879.830, yaitu terdiri atas biaya persediaan barang dalam proses awal Rp304.290 dan biaya tambahan selama bulan Oktober Rp1.575.540. Untuk menghitung biaya produk, biaya tersebut akan dibebankan ke unit yang dihasilkan oleh Departemen Penyelesaian. Untuk membebankan biaya Departemen Penyelesaian ke Produk, perlu dihitung biaya per unit terlebih dulu. Perhitungan biaya per unit Departemen Penyelesaian dengan metode MPKP hanga dilakukan terhadap jumlah biaya yang ditambahkan bulan Oktober saja. Perhitungan tersebut dilakukan untuk empat jenis biaya yang terjadi di Departemen Penyelesaian. Biaya per unit ekuivaken ditambahkan di Departemen Penyelesaian bulan Oktober dengan metode MPKP dihitung sebagai berikut
Biaya ditambahkan bulan Oktober Dibagi: Jumlah unit ekuivalen Jumlah biaya per unit ekuivalen
Dari Dept. Pengolahan Rp 748.800 1.000 unit Rp 748,80
Rp 218.880
Tenaga Kerja Rp 276.300
Rp 331.560
1.216 unit Rp 180,00
1.228 unit Rp 225,00
1.228 unit Rp 270,00
Bahan
Overhead
Pertanggungjawaban Biaya. Biaya total yang diakumulasikan di Departemen Penyelesaian pada bulan Oktober berjumlah Rp1.879.830. untuk menghitung biaya produk, biaya tersebut di bebankan ke unit selesai dan unit dalam proses akhir. Karena dalam metode MPKP unit dtransfer dibedakan menjadi unit selesai dari unit dalam proses awal dan unit selesai dari unit ditransfer masuk bulan Oktober, perhitungan jumlah biaya yang dibebankan ke unit-unit tersebut juga dibedakan. Perhitungan jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai dengan metode MPKP adalah sebagai berikut.
Biaya unit selesai dari persediaan awal Biaya Persediaan Awal Biaya Penyelesaian : Dari Departemen Pengolahan Bahan Tenaga Kerja Overhead Pabrik Jumlah biaya unit ditransfer dari persediaan awal Biaya unit selesai dari unit ditransfer masuk Jumlah biaya ditranfer ke persediaan barang jadi
Rp 304.290 (360 unit x 0% x Rp748,80) (360 unit x 60% x Rp180,00) (360 unit x 80% x Rp225,00) (360 unit x 80% x Rp270,00) (360 unit x Rp1.349,25) (800 unit x Rp1.423,80)
Rp Rp 38.880 Rp 64.800 Rp 77.760 Rp 485.730 Rp 1.139.040 Rp 1.624.770
Perhitungan biaya yang dibebankan ke unit dalam proses harus dirinci untuk setiap jenis biaya seperti berikut ini. Jenis Biaya
Jumlah Unit x
Dari Dept. Pengolahan Bahan Tenaga Kerja Overhead Pabrik
200 Unit 201 Unit 202 Unit 203 Unit
Presentasi Biaya Per Jumlah Biaya x = Penyelesaian Unit Dibebankan 100% Rp 748,80 Rp 149.760 100% Rp 180,00 Rp 36.000 70% Rp 225,00 Rp 31.500 70% Rp 270,00 Rp 37.800 Rp 255.060
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah biaya Departemen Penyelesaian yang dibebankan ke persediaan unit dalam proses akhir adalah sebesar Rp255.060. apabila jumlah biaya yang dibebankan ke unit selesai (Rp1.624.770) ditambahkan dengan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses akhir (Rp255.060), hasilnya harus sama dengan biaya total Departemen Penyelesaian (Rp1.879.830).
Metode MPKP: Penjurnalan Jurnal untuk mencatat biaya produksi dalam aliran MPKP sama dengan rata-rata. Perbedaan hanya terjadi dalam jumlah biaya yang ditransfer dari Departemen Pengolahan ke Departemen Penyelesaian dan dari Departemen Penyelesaian ke persediaan barang jadi. Jurnal untuk mencatat biaya produksi yang terjadi di kedua departemen pada bulan Oktober 2010 dengan metode MPKP adalah sebagai berikut:
(a) Biaya bahan yang dipakai oleh Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian Barang dalam proses Departemen Pengolahan Barang dalam proses Departemen Penyelesaian Bahan (b) Biaya tenaga kerja produksi yang didistribusikan ke Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian Barang dalam proses Departemen Pengolahan Barang dalam proses Departemen Penyelesaian Gaji dan Upah (c) Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian Barang dalam proses Departemen Pengolahan Barang dalam proses Departemen Penyelesaian Biaya overhead pabrik dibebankan (d) Biaya yang ditransfer dari Departemen Pengolahan dan Departemen Penyelesaian Barang dalam proses Departemen Penyelesaian Barang dalam proses Departemen Pengolahan (Data jumlah biaya ditransfer diperoleh dari laporan biaya produksi Departemen Pengolahan ) (e) Biaya yang ditransfer dari Departemen Penyelesaian ke persediaan barang jadi Barang jadi Barang dalam proses Departemen Penyelesaian (Data jumlah biaya ditransfer diperoleh dari laporan biaya produksi Departemen Penyelesaian )
Rp 408.240 Rp 218.880 Rp 627.120
Rp 150.000 Rp 276.300 Rp 426.300
Rp 237.120 Rp 331.560 Rp 568.680
Rp 748.800 Rp 748.800
Rp 1.624.770 Rp 1.624.770
Metode MPKP: Aliran Biaya Aliran biaya produksi dalam akun buku besar dalam metode MPKP juga sama dengan metode rata-rata. Meskipun demikian, karena jumlah biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya dan ke persediaan barang jadi antara kedua metode tersebut berbedaa, saldo akun Barang Dalam Proses dalan kedua metode juga berbeda. Aliran biaya produksi bulan oktober 2010 dalam akun buku besar PT Madani dengan metode MPKP disajikan dalam Peraga 5.11 . Saldo akun Barang Dalam Proses menunjukan jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam proses
awal dan akhir seperti yang tercantum dalam laporan biaya produksi masing-masing departemen. PERAGA 5.1 Aliran Biaya Produksi - Metode MPKP Barang Dalam Proses Bahan Dept. Pengolahan Rp92.640 Rp627.120 (a) Rp748.800 Rp408.240 (d) Rp150.000 Rp237.000 Gaji dan Upah
Barang Dalam Proses Dept. Penyelesaian Rp304.290 Rp748.800 Rp1.624.770 (e) Rp218.880 Rp276.300
Barang Jadi Rp1.624.77 0
RP331.560
Rp426.300 (b) Rp139.200
Rp255.060
Baiya Overhead Pabrik Dibebankan Rp56.860 (c)
Keterangan : angka ditulis dengan huruf miring merupakan angka saldo
D 1.
aftar Istilah
Asumsi aliran biaya adalah asumsi yang di perlukan untuk menemukan urutan biaya yang ditransfer dari suatu departemen ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi
2.
Biaya penyelesaian adalah jumlah biaya yang ditambahkan periode ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit dalam proses awal dalam metode MPKP.
3.
Metode MPKP ( masuk pertama keluar pertama) adalah asumsi aliran biaya yang membedakan biaya menurut urutan waktu terjadinya dan mengasumsikan biaya yang terjadi lebih dahulu adalah biaya yang lebih dulu ditransfer.
4.
Metode rata-rata adalah asumsi aliran biaya yang tidak membedakan biaya menurut waktu terjadinya sehinggan biaya persediaan unit dalam proses awal yang terjadi pada periode sebelumnnya dan biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dapat di jumlahkan
5.
Unit ekuivalen metode MPKP adalah jumlah unit setara produk selesai yang dihasilkan oleh jumlah biaya yang ditambahkan selama periode yang bersangkutan.
6.
Unit ekuivalen metode rata-rata adalah setara unit selesai yang dihasilkan oleh biaya persedian unit dalam proses awal dan biaya yang ditambah selama periode yang besangkutan.
s 1.
oal
Jelaskan dua metode yang dapat digunakan untuk meperlakukan persediaan barang dalam proses awal.
2.
Jelaskan mengapa diperlukan asumsi aliran biaya (rata-rata tertimbang atau MPKP) apabila terdapat persediaan barang dalam proses awal.
3.
Bagaimanakah biaya persediaan barang dalam proses awal akan diperlakukan dalam penetuan biaya rat-rata tertimbang?
4.
Bagaimanakah biaya persediaan barang dalam proses awal akan diperlakukan dalam penentuan biaya MPKP?
5.
Dalam perhitungan ekuivalen produksi,jelaskan perbedaan perlakuan pesedian barang dalam proses awal dalam metode penentuan biaya rata-rata tertimbang dam MPKP.
6.
Jelaskan mengpa terdapat dua biaya perunit selesai dalam metode penentuan biaya MPKP dan manfaatnya bagi manajemen.
7.
Metode penentuan biaya MPKP lebih di pilih dibandingkan rata-rata tertimbang oleh perusahaan yanng ingin menggunakan biaya per unit untuk tujuan penilaian efiensi. Jelaskan alasan yang menjadi dasar penelitian metode MPKP.
8.
Jelaskan mengapa kalau perusahaan memiliki lebih dari satu departemen produksi, metode MPKP tidak bisa diterpkan secara murni.
p 1.
ilhan Ganda
Informasi berikut ini diperlukan untuk menemukan bersarnya unit produksi ekuivalen yang diolah dalam departemen produksi pada periode tertentu,kecuali... a.
Jumlah produksi selesai.
b.
Jumlah produk cacat dalam proses awal.
c.
Jumlah produk cacat dalam proses produksi.
d.
Jumlah bahan ditambahkan.
2.
Metode MPKP dalam kalkulasi biaya proses berbeda denga metode rata-rata tertimbang dalam hal metode MPKP... a.
Menyaratkan bahwa persediaan akhir barang dalam proses dinyatakan dalam satuan produksi setara(unit Produksi ekuivalen)
b.
Dapat juga digunakan dalam kalkulasi biaya pesanan.
c.
Menganggap bahwa persediaan barang dalam proses tidak ada.
d.
Memperhatikan tingkah penyelesaian persediaan barang dalam proses awal ketika menghitung santuan produksi setara.
3.
Persamaan data kuantitas produksi = unit dalam proses awal + unit mulai di proses atau diterima dari departemen lain =..... a.
Unit dalam proses akhir + unit selesai yang belum ditransfer + unit yang ditransfer keluar.
b.
Unit ditransfer keluar + unit ditambahkan ke produksi + unit selesai yang belum ditransfer.
c.
Unit ditambahkan ke produksi + unit selesai belum ditransfer + unit ditransfer keluarunit dalam proses akhir.
d. 4.
Unit ditransfer keluar – unit dalam proses akhir.
Proses produksi PT Siratex dimulai di Departemen Pencampuran . Berikut ini informasi yang tersedia untuk bulan April 2010. Jumlah unit Persediaan barang dalam proses, 1 April(50% selesai) Masuk proses bulan April Persediaan barang dalam proses, 30 April(60% selesai)
40.000 unit 240.000 unit 25.000 unit
Bahan yang digunakan di awal proses Departemen Pencampuran . Dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Berapakah unit produksi ekuivalen bula April 2010? Bahan
Biaya Konversi
a.
240.000 unit
250.000 unit
b.
265.000 unit
255.000 unit
c.
270.000 unit
280.000 unit
d.
5.
280.000 unit
270.000 unit
Departemen Pemotongan adalah tahap pertama dari siklus produksi PT Marak. Biaya konversi departemen tersebut sudah 80% selesai untuk persediaan barang dalam proses akhir. Informasi mengenai biaya konversi di Departemen Pemotongan bulan Januari 2010 adalah sebagai berikut. Jumlah Unit Persediaan barang dalam proses pada 1 Januari 2010
25.000 unit
Unit masuk proses dan biaya yang terjadi selama Januari 135.000 unit Unit selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya
Biaya Konversi Rp44.000.000 Rp286.000.000
100.000 unit
selama januari Dengan metode MPKP, berpakah jumlah baiay konversi persediaan barang dalam proses di Departemen Potongan pada 31 Januari 2010?
6.
a.
Rp66.000.000
b.
Rp.76.000.000
c.
Rp.78.000.000
d.
Rp.90.000.000
PT Hikayat memproduksi produk x memlalui proses produksi dua tahap di Depatemen A dan B. Bahan ditambahkan diawal proses di Departemen B. Perusahaan mengunakan metode rata-rata tertimbang. Biaya konversi Departemen B sudah 50% selesai untuk 6.00 unit persediaan barang proses awal 75% selesai untuk 8.000 unit persediaan barang proses akhir. Sebesar 12.00 unit selelsai dan di transfer keluar dari departemen B selama Februari 2010. Ananlisis terhadap biaya yang berhubungan dengan pesediaan barang dalam proses (BDP) dan aktivitas produksi di Departemen B bulan Februari 2010 adalah sebagai berikut.
Biaya Ditransfer
Bahan Baku
Konversi
Rp2.500.000
Rp1.000.000
Masuk BPD, 1 Januari: Baiaya yang sudah
Rp12.000.000
Dibebankan aktivitas Februari:
Rp29.000.000
Rp5.500.000
Rp5.000.000
Biaya ditambahkan Jumlah biaya per unit ekuivalen yang ditransfer keluar bulan Februari 2010 untuk produksi X, dibulatkan dalam rupiah terdekat adalah....
7.
a.
Rp.2.751.
b.
Rp2.783.
c.
Rp2.824.
d.
Rp2.856.
PT Katon memliki 8.00 unit persedian barang dalam proses di departemen A pada 1 Oktober 2010. Unit tersebut sidah 60% selesai untuk biaya konversi. Bahan digunakan di awla proses. Selama bulan Oktober, 34.000 unit masuk proses dan 36.000 unit selesai. PT katon memiliki 6.000 unit persediaan brang dalam proses pada 31 Oktober 2010. Unit-unit tersebut sudah 80% selelsai untuk baiaya konveri. Berapa banyak kelebihan unit ekuivalen bulan oktober dengan metode rata-rata tertimbang di atas unit ekuivalen metode MPKP?
Bahan
Biaya Konversi
a.
0 unit
3.200 unit
b.
0 unit
4.800 unit
c.
8.000 unit
3.200 unit
d.
8.000 unit
4.800 unit
Data untuk No. 8 dan 9. PT X manggunakan sistem biaya proses dalam pengumpulan biaya produksinya. Produsiknya diolah secara berurutan melalui dua departemen produksi, yaitu Departemen 1 dan Departemen 2. Data produksi bulan Juni 2011 adalah sebagai berikut. Produk dalam proses awal Diterima dari departemen sebelumnya Produk dalam proses akhir
7.000 unit 150.000 unit 2.000 unit
Tingkat penyelesaian produk dalam proses awal : biaya bahan 100% biaya konversi 75%. Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir : biaya bahan 100%; biaya konversi 30%. 8.
Jika perusahaan menggunakan aliran biaya rata-rat tertimbang, unit ekuivalen biaya bahan dan biaya konversi bulan Juni 2019 adalah....
9.
Bahan
Biaya Konversi
a.
50.000 unit
65.000 unit
b.
55.600 unit
50.350 unit
c.
57.000 unit
55.600 unit
d.
50.350 unit
50.000 unit
Jika perusahaan menggunakan aliran biaya MPKP, unit ekuivalen biaya bahan dan biaya konversi bulan juni 2011 adalah...... Bahan
Biaya Konversi
a.
50.000 unit
50.350 unit
b.
55.600 unit
50.350 unit
c.
57.000 unit
55.600 unit
d.
50.350 unit
50.000 unit
10. Selama tahun 2014, PT XYZ menghasilkan 60.000 satuan. Dari produk tersebut 15.000
satuan di antaranya berasal dari produk dalam proses awak. Pada akhir tahun, masih ada produk dalam proses sebanyak 12.000 satuan. Tingkat penyelesaian produk dalam proses adalah sebagai berikut. a) Awal periode : 100% biaya bahan;60% biaya konversi. b) Akhir periode : 100% biaya bahan; 80% biaya konversi. Apabila perusahaan memakai aliran rata-rata tertimbang, unit ekuivalen biaya konversi adalah... a.
55.200 satuan
b.
60.000 satuan
c.
57.000 satuan
d.
63.600 satuan
11. PT.Merdeka menghitung arus fisik barang yang selesai di Departemen A untuk bulan
September 2010 sebagai berikut. Dari barang dalam proses 1 Sepetember 2010
10.000 unit
Dari produksi bulan September 2010
30.000 unit 40.000 unit
Bahan ditambahkan pada awal proses. Barang dalam proses pada 30 September 2010 adalah 8.000 unit. Barang dalam proses pada 1 September mempunyai tingkat penyelesaian 80% untuk biay konversi, sedangkan barang dalam proses pada 30 September mempunyai tingkat penyelesaian 60% untuk biaya konversi. Berpakah unit produksi ekuivalen untuk bulan Sepetember 2010 berdasarkan metode MPKP? Bahan
Biaya Konversi
a.
38.000 unit
36.800 unit
b.
38.000 unit
38.000 unit
c.
48.000 unit
44.800 unit
d.
48.000 unit
48.000 unit
Data untuk no. 12-14 Dari sebuah laporan biaya produksi diketahui produk dalam proses awal periode berjumlah 10.000 buah, dengan tingkat penyelesaian bahan 100% dan konversi 80%. Produk dlam proses akhir periode sebanyak 15.000 buah, dengan tingkat penyelesaian bahan 100% dan biaya konversi 50%. Unit produksi ekuivalen untuk biaya bahan dengan metode rata-rata adalah 100.000
12. Banyanya produk selesai adalah....
a. 88.000 buah. b. 100.000 buah. c. 90.000 buah. d. 85.000 buah.
13. Jika dengan metode MPKP, banyaknya unit produksi ekuivalen biaya konversi adalah....
a. 87.500 buah. b. 95.500 buah. c. 92.500 buah d. 87.500 buah.
14. Banyaknya unit produksi ekuivalen biaya konversi dengan metode rata-rata adalah...
a. 88.000 buah. b. 100.000 buah. c. 95.500 buah. d. 93.000 buah.
Data untuk No. 15 dan 16. Dari sebuah perusahaan diperoleh informasi mengenai produk dalam proses sebagai berikut.
Jumlah produk dalam proses
Awal Periode
Akhir Periode
10.000 satuan
15.000 satuan
Tingkat penyelesaian : Bahan
100%
60%
Biaya konversi
60%
50%
Unit produksi ekuivalen untuk biaya bahan dengan metode rata-rata tertimbang adalah 100.00 satuan. 15. Unit produksi ekuivalen biaya bahan pada metode MPKP adalah...
a.
100.000 satuan.
b.
88.000 satuan.
c.
90.000 satuan.
d.
110.000 satuan.
16. Jumal unit produk selesai adalah sebanyak....
a.
88.000 satuan.
b.
100.000 satuan.
c.
91.000 satuan.
d.
85.000 satuan.
17. Informasi bulan Mei Departemen A, tahap pertama siklus produksi PT Waskita, adalah
sebagai berikut. Bahan Baku
Biaya Konversi
Persediaan barang dalam proses awal
Rp4.000.000
Rp3.000.000
Biaya periode ini
20.000.000
16.000.000
Biaya total
24.000.000
19.000.000
100.000
95.000
Rp240,00
Rp200,00
Unit ekuivalen berdasarkan rat-rata tertimbang Biaya per unit rata-rata Biaya selesai
90.000 unit
Persediaan barang dalam proses akhir
100.000 unit
Bahan digunakan diawal proses. Persediaan barang dalam proses akhir 50% selesai untuk biaya konversi. Bagaimakah total biaya di distribusikan apabila digunakana metode ratarata tertimbang? Barang Jadi
Persediaan Barang
Dalam Proses Akhir a. Rp39.600.000
Rp3.400.000
b. Rp39.600.000
Rp4.400.000
c. Rp43.000.000
Rp0
d. Rp44.000.000
Rp.3.400.000
18. Departemen W adalah tahap kedua siklus produksi PT Flamboyan. Pada 1 Mei persediaan
barang dalam proses berjumlah 25.000 unit yang sudah 60% selesai untu biaya konversi. Selama Mei, 100.000 unit ditransfer masuk dari tahap pertama siklus produksi perusahaan. Pada 31 Mei, persediaan barang dalam proses berjumlah 20.000 unit yang sudah 80% selesai untuk biaya konversi. Bahan ditambahkan pada akhir proses. Dengan metode rata rata tertimbang, jumlah unit ekuivalen adalah...
Biaya Ditransfer Masuk
Bahan
Biaya Konversi
a. Rp100.000
Rp125.000
Rp100.000
b. Rp125.000
Rp105.000
Rp105.000
c. Rp125.000
Rp105.000
Rp121.000
d. Rp125.000
Rp125.000
Rp121.000
19. Informasi bulan Januari 2010 mengenai Departemen A, tahap pertama siklus produksi PT
Oligarki, adalah sebagai berikut. Bahan Baku
Biaya Konversi
Persediaan barang dalam proses awal
Rp8.000.000
Rp6.000.000
Biaya periode ini
Rp40.000.000
Rp32.000.000
Biaya total Rp48.000.000 Unit ekuivalen dengan metode rata rata tertimbang Rp100.000
Rp38.600.000 Rp95.000
Biaya per unit rata rata
Rp480
Barang jadi
90.000 unit
Persediaan barang dalam proses akhir
10.000 unit
Rp400
Bahan digunakan pada awal proses. Persediaan barang dalam proses sudah 50% selesai untuk biaya konversi. Bagaimanakah total biaya yang harus dipertanggungjawabkan didistribusikan apabila digunakan metode rata rata tertimbang? Barang Jadi
Persediaan Barang dalam Proses Akhir
a. Rp.79.200.000
Rp6.800.000
b. Rp49.000.000
Rp8.800.000
c. Rp86.000.000
Rp0
d. Rp88.000.000
Rp6.800.000
20. PT Srikaya menghitung aliran fisik unit selesai Departemen M bulan Maret 2010 sebagai
berikut. Dari persediaan barang dalam proses 1 Maret 2010
15.000 unit
Dari produksi bulan Maret
45.000 unit
60.000 unit Bahan digunakan di awal proses. Sebanyak 12.000 unit persediaan barang dalam proses pada 31 Maret 2010 sudah 80% selesai untuk biaya konversi. Persediaan barang dalam proses 1 Maret 2010 sudah 60% selesai untuk biaya konversi. Dengan metode MPKP, unit ekuivalen biaya konversi bulan Maret adalah... a. 55.200 unit. b. 57.000 unit. c. 60.600 unit. d. 63.600 unit. 21. Departemen 3 PT RR mempunyai informasi berikut ini yang dimasukkan ke dalam laporan
biaya produksi.
Kuantitas Unit ditransfer masuk dari Departemen 2
54.000 unit
Unit ditambahkan ke produksi
24.330 unit
Unit selesai ditransfer keluar
58.330 unit
Unit dalam proses akhir
78.330 unit
? unit
78.330 unit
Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan
Biaya Unit
Jumlah Biaya
Produksi Ekuivalen Biaya dari departemen sebelumnya: 54.000 unit Rp39.150.000 54.000 unit Biaya ditambahkan oleh departemen: Bahan Tenaga kerja Overhead pabrik
Rp7.833.000 Rp6.059.700 Rp9.089.550
Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke persediaan barang jadi
Rp48.111.080
78.330 unit 67.330 unit 67.330 unit
Per Unit Ekuivalen Rp725,00
Rp100,00 Rp90,00 Rp135,00
Unit dalam proses akhir periode di Departemen 3 sudah 100% selesai untuk bahan dan 45%
selesai
untuk
dipertanggungjawabkan? a.
Rp39.150.000.
b.
Rp22.987.250.
c.
Rp62.132.250.
biaya
konversi.
Berapakah
jumlah
biaya
total
yang
d.
Rp48.11.080.
22. Manakah pernyataan berikut ini yang paling benar? a.
Dalam penentuan biaya metode rata-rata tertimbang, penyesuaian harus dilakukan pada data kuantitas yang tidak akan terjadi jika digunakan metode MPKP.
b.
Dalam penentuan biaya metode MPKP, barang dalam proses awal dimasukkan dalam unit produksi ekuivalen hanya sebanyak pengerjaan yang sudah dilakukan sebelum periode sekarang.
c.
Dengan menggunakan metode penentuan biaya MPKP akan mengakibatkan, perhitungan dua junilah biaya per unit ekuivalen untuk unit yang ditransfer ke departemen berikutnya.
d.
Dalam industri, metode penentuan biaya rata-rata tertimbang lebih banya digunakan dibanding MPKP karena metode rata rata tertimbang menghindari perhitungan dua kali (double counting) antarperiode terhadap persediaan barang dalam proses dalam unit produksi ekuivalen.
Data untuk No. 23 dan 24. PT Teniskan adalah produsen bola tenis yang menerapkan sistem biaya proses metode MPKP, Bagian dari perhitungan biaya yang harus dipertanggungjawabkan departemen terakhir perusahaan tersebut adalah sebagai berikut,
Ditransfer ke persediaan barang jadi: Dari persediaan awal: Biaya persediaan barang dalam proses awal
Rp10.120.000
Tenaga kerja (9.200 unit x Rp420 x 85%)
Rp3.284.400
Overhead pabrik (9.200 unit x Rp260 x 85%)
Rp2.033.200
Rp15.437.600
Dari produksi sekarang: Unit masuk proses dan selesai (22.000 unit x Rp1.630)
Rp35.860.000
Biaya total yang ditransfer
Rp51.297.600
23. Apabila PT Teniskan menerima order pembelian sebanyak 15.000 buah bola tenis dengan
harga Rp1.950 per unit, berapakah jumlah keuntungan yang akan diperoleh dari order tersebut? a.
Rp4.358.400.
b.
Rp4.587.690.
c.
Rp4.800.000.
d.
Rp4.925.700.
24. Manakah pernyataan mengenai PT Teniskan yang paling benar? a.
PT Teniskan menjadi lebih efisien pada periode ini.
b.
Biaya konversi atas persediaan awal sudah 80% selesai sebelum periode ini.
c.
Biaya persediaan PT Teniskan terdiri atas biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead Pabrik sesungguhnya yang terjadi di departemen sebelumnya.
d.
Biaya persediaan PT Teniskan terdiri atas biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead Pabrik dibebankan yang terjadi di departemen sebelumnya.
e.
L
Dua dari jawaban di atas benar.
atihan
Latihan 5.1. Data yang diambil dari sebuah perusahaan manufaktur untuk periode dua bulan adalah sebagai berikut. Departemen A Departemen B Mei: Unit masuk proses
120.000 unit
Unit diterirna dari departemen sebelumnya Unit ditransfer ke departemen berikutnya
86.000 unit 86.000 unit
53.000 unit
Unit dalam proses akhir periode Juni:
34.000 unit (bahan 100% biaya konversi 20%)
33.000 unit (bahan 100% biaya konversi 80%)
Unit masuk proses Unit diterima dari departemen sebelumnya
117.000 unit 132.500 unit
Unit ditransfer ke departemen berikutnya Unit dalam proses akhir periode
132.500 unit
131.200 unit
? unit (bahan 100% biaya konversi 45%) Setelah selesai diproduksi, semua unit ditransfer keluar.
? unit (bahan 100%) biaya konversi 75%)
Diminta: a.
Hitunglah jumlah unit yang masih dalam proses pada akhir bulan Juni di kedua departemen.
b.
Hitunglah unit produksi ekuivalen untuk bahan dan biaya overhead untuk kedua departemen bulan Juni dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan MPKP.
Latihan 5.2. Sebuah perusahaan pensil menggunakan penentuan biaya rata-rata tertimbang dalam ketiga departemen produksinya. Bahan ditambahkan di Departemen 1 dan 2. Bahan di Departemen 2 berupa penghapus yang ditambahkan segera ke setiap batang pensil pada saat ditransfer masuk. Berikut ini sebagian dari laporan biaya produksi bulan Oktober untuk Departemen 2. Persediaan barang dalam proses akhir: Biaya dari departemen sebelumnya (8.900 unit x Rp230)
Rp2.047.000
Bahan (8.900 unit x 10074 x Rp30)
Rp267.000
Tenaga kerja (8.900 unit x 6096 x Rp280)
Rp1.495.200
Overhead pabrik (8.900 unit x 6096 x Rp100)
Rp534.000 Rp.4.343.200
Selama November, aktivitas berikut ini terjadi di Departemen 2.
Unit ditransfer masuk Biaya ditransfer masuk Biaya yang terjadi:
31.100 unit Rp8.483.000
Bahan
Rp1.683.000
Tenaga kerja
Rp7.994.800
Overhead pabrik
Rp2.021.000
Unit ditransfer keluar
29.000 unit
Persedian barang dalam proses akhir
75% selesai
Diminta: Hitunglah biaya per unit berikut ini untuk bulan November a. Biaya ditransfer masuk per unit. b. Biaya bahan per unit. c. Biaya tenaga kerja per unit. d. Biaya overhead pabrik per unit. e. Biaya per unit total.
Latihan 5.3. PT XYZ menerapkan sistem biaya proses. Sejak mulai beroperasi, perusahaan menerapkan metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang untuk memperlakukan persediaan Dalam proses awal periode. Berikut disajikan laporan biaya produksi bulan Maret Departemen 182. Manajemen sedang mempertimbangkan untuk beralih ke metode penentuan biaya MPKP.
Diminta: Buatlah laporan biaya produksi bulan Maret Departemen 182 dengan menggunakan metode MPKB. PT XYZ Laporan Biaya Produksi Departemen 182 Bulan Maret Kuantitas Unit yang dipertanggungjawabkan: Unit dalam proses,persediaan awal (70% selesai untuk biaya konversi) 4.300 unit Unit diterima dari departemen sebelumnya Unit ditambahkan ke produksi
21.700 unit 4.000 unit
30.000 unit
Unit yang dipertanggujawabkan: Unit ditransfer ke persediaan barang jadi
23.600 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir (50% selesai untuk biaya konversi) 6.400 unit Ekuivalen Produksi
30.000 unit
Bahan Baku Ditransfer ke persediaan barang jadi Unit dalam proses, persediaan akhir
Biaya Konversi
23.600 unit 0 unit €
23.600 unit 3.200 unit £
23.600 unit
26.800 unit
€ Bahan ditambahkan di akhir proses. £ 6.400 unit × 50%. Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan Ekuivalen Jumlah Biaya + Produksi
=
Biaya per Unit Ekuivalen
Biaya dari departemen sebelumnya: Persediaan barang dalam proses awal Biaya dan unit ditransfer masuk selama satu periode
Rp21.740.000 Rp60.760.000
Unit ditambahkan ke produksi Unit dan biaya per unit disesuaikan
4.300 unit 21.700 unit 4.000 unit
Rp82.500.000
30.000 unit
Rp2.750
23.600 unit
Rp1.000
26.800 unit
Rp900
26.800 unit
Rp750
Biaya ditambahkan oleh departemen: Bahan Barang dalam proses-awal periode Ditambahkan selama periode ini Total
Rp0 Rp23.600.000 Rp23.600.000
Tenaga Kerja Barang dalam proses awal periode Ditambahkan selama periode ini Total
Rp2.150.000 Rp21.970.000 Rp24.120.000
Overhead Pabrik Barang dalam proses-awal periode Ditambahkan selama periode ini Total Biaya total yang harus dipertanggungjawabkan
Rp1.200.000 Rp18.900.000 Rp20.100.000 Rp150.320.000
Rp5.400
Pertanggungjawaban Biaya Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi (23.600 unit x Rp5.400) Biaya persediaan barang dalam proses akhir: Dari departemen sebelumnya (6.400 unit x Rp2.750) Bahan
Rp17.600.000 Rp0
Tenaga Kerja (6.400 unit x Rp900 x 50%)
Rp2.880.000
Overhead pabrik (6.400 unit x Rp750 x 50%)
Rp2.400.000
Biaya total yang dipertanggungjawabkan
Rp22.880.000 Rp150.320.000
Latihan 5.4. Berikut ini data unit dan biaya sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan metode MPKP. Departemen 2 Unit dalam proses awal (bahan 55% biaya konversi 15%)
135.000 unit
Biaya persediaan barang dalam proses awal
Rp47.250.000
Unit ditransfer masuk selama satu periode
420.000 unit
Biaya ditransfer masuk periode ini
Rp58.800.000
Biaya ditambahkan periode ini: Bahan
Rp81.270.000
Tenaga kerja
Rp67.626.000
Overhead pabrik (dibebankan)
Rp48.730.500
Unit ditransfer keluar ke persediaan barang jadi
430.000 unit
Unit dalam proses akhir (bahan 25% biaya konversi 70%)
125.000 unit
Diminta: a. Hitunglah unit ekuivalen bahan dan biaya konversi. b. Buatlah bagian Pertanggungjawaban Biaya Laporan biaya produksi Departemen 2.
Latihan 5.5. PT Multilever memproduksi sampo rambut. Bahan ditambahkan ke produksi pada tahap penyelesaian 50% di Departemen A. Tenaga kerja dan overhead pabrik terjadi secara merata sepanjang proses. Karena proses kimia tertentu, setiap unit sering memiliki tingkat penyelesaian yang berbeda. Manajemen menggunakan metode penentuan biaya MPKP untuk menganalisis biaya. Unit dalam proses awal di Departemen A bulan Mei sudah mencapai tingkat penyelesaian berikut ini. a. 40% unit sudah 10% selesai. b. 15% unit sudah 40% selesai. c. 20% unit sudah 55% selesai. d. 25% unit sudah 70% selesai. Unit dalam proses awal berjumlah 26.000 unit, dengan biaya total sebesar Rp37.700.000. Selama bulan Mei, 68.000 unit masuk proses. Biaya yang terjadi selama Mei, yaitu: bahan Rp47.092.000; tenaga kerja Rp34.658.000; dan overhead pabrik Rp51.987.000. Unit dalam
proses akhir bulan Mei berjumlah 6.000 unit. Unit-unit tersebut memiliki tingkat penyelesaian sebagai berikut. a. 35% unit sudah 25% selesai. b. 50% unit sudah 45% selesai. c. 40% unit sudah 70% selesai. d. 5% unit sudah 95% selesai.
Diminta: Buatlah laporan biaya produksi Departemen A bulan Mei.
Latihan 5.6. Berikut ini laporan biaya produksi Departemen 1 PT Katone yang sebagian sudah diselesaikan. Semua bahan ditambahkan di awal proses. Biaya konversi sudah 60% selesai untuk persediaan barang dalam proses akhir dan 50% selesai untuk persediaan barang dalam proses awal.
Diminta: Hitunglah informasi yang dihilangkan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang.
PT Katone Laporan Biaya Produksi Departemen 1 Kuantitas Unit yang akan dipertanggungjawabkan: Unit dalam proses awal Unit masuk proses Unit yang dipertanggungjawabkan: Unit ditransfer ke departemen berikutnya Unit dalam proses akhir
8.000 unit 60.000 unit
68.000 unit
A unit 5.000 unit
B unit
Ekuivalen Produksi Bahan Baku Unit selesai dan ditransfer ke Departemen 2 C unit + Unit dalam proses akhir 5.000 unit F unit Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan Ekuivalen Jumlah Biaya + Produksi = Biaya ditambahkan oleh departemen: Bahan Persediaan barang dalam proses-awal Rp 5.000.000 Ditambahkan periode ini Rp 40.016.000 Total Rp 45.016.000 H unit Tenaga kerja Persediaan barang dalam proses-awal Rp 10.000.000 Ditambahkan periode ini Rp 60.026.000 Total Rp 70.026.000 J unit Overhead Pabrik Persediaan barang dalam proses-awal Rp 12.000.000 Ditambahkan periode ini Rp 53.010.000 Total Rp 65.010.000 L unit Biaya total yang harus dipertanggungjawabkan Rp 180.052.000 Pertanggung Jawaban Biaya Biaya ditransfer ke Departemen 2 [O x P] Biaya persediaan barang dalam proses akhir: Bahan [5.000 unit x 100% x RpR] Tenaga Kerja [5.000 unit x T% x RpU] Overhead pabrik [5.000 unit x W% x RpX] Biaya total yang dipertanggungjawabkan
RpS RpV RpY
Biaya Konversi D unit E unit G unit
Biaya Per Unit
RpI
RpK
RpM RpN
Rp 9.448.000 RpZ
Latihan 5.7 Berikut ini laporan biaya produksi Departemen 101 (departemen pertama) PT Laksana yang sebagian sudah diselesaikan. Perusahaan menerapkan metode MPKP. Persediaan barang dalam proses mencapai tingkat penyelesaian sebagai berikut. •
Bahan – 100% selesai untuk persediaan awal dan akhir.
•
Biaya konversi-70% selesai untuk persediaan awal dan 45% selesai untuk persediaan akhir
DIMINTA : Hitunglah jumlah yang dihilangkan. PT Laksana Laporan Biaya Produksi Departemen 101 Kuantitas Unit yang akan dipertanggungjawabkan Unit dalam proses awal
14.000 Unit
Unit masuk proses
A Unit
75.000 Unit
Unit yang akan dipertanggungjawabkan Unit ditransfer ke departemen berikutnya
65.000 Unit
Unit dalam proses akhir
B Unit
C Unit
Bahan
Biaya
Ekuivalen Produksi
Konversi Unit selesai dan ditransfer ke Departemen 201
65.000 Unit
65.000 Unit
-
Unit dalam proses awal
(14.000) Unit
(14.000) Unit
=
Unit masuk dan selesai
51.000 Unit
51.000 Unit
+
Jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan persediaan
0 Unit
D Unit
E Unit
F Unit
G Unit
H Unit
barang dalam proses awal +
Unit dalam proses akhir
Jumlah unit ekuivalen Biaya yang Harus Dipertanggungjawabkan Biaya Total +
Ekuivalen = Produksi
Biaya Per Unit
Persediaan barang dalam proses awal
Rp116.000.000
Biaya ditambahkan selama satu periode Bahan
Rp99.979.000
I Unit
RpJ
Tenaga Kerja
Rp85.012.800
K Unit
RpK
Overhead pabrik
Rp74.028.000
M Unit
RpN
Biaya total yang harus dipertanggungjawabkan
Rp375.019.800
Rp0
Pertanggungjawaban Biaya Biaya ditransfer ke departemen berikutnya Dari persediaan awal: Biaya persediaan awal
RpP
Tenaga kerja ditambahkan [14.000 unit x Q% x RpR]
RpS
Overhead pabrik ditambahkan [14.000 unit x T% x RpU]
RpV Rp127.188.800
Dari produksi sekarang: Unit masuk dan selesai (51.000 unit x RpW)
RpX
Total ditransfer
RpY
Persediaan barand dalam proses akhir: Bahan [Z unit x 100% x RpAA]
RpBB
Tenaga kerja [CC unit x DD% x RpEE]
RpFF
Overhead pabrik [GG unit x HH% x RpII]
RpJJ Rp28.378.000
Biaya total yang dipertanggungjawabkan RpKK
Latihan 5.8 PT Empat Mata memproduksi bingkai kaca mata. Di Departemen 3, departemen pengolahan yang terakhir, ornament ditambahkan ke bingkai pada awal proses. Tenaga kerja dan overhead pabrik terjadi secara merata selama proses. Departemen tersebut menggunakan metode penentuan biaya rata-rata tertimbang. Pemeriksaan terhadap catatan Departemen 3 memperoleh informasi untuk periode dua bulan sebagai berikut.
April
Mei
Unit: Unit dalam proses awal (bahan 100%, konversi 45%) Unit diterima dari departemen sebelumnya Unit ditransfer ke persediaan barang jadi
89.000 unit 274.000 unit 300.000 unit
252.000 unit 295.000 unit
Unit dalam proses akhir Bahan 100%, konversi 25%
63.000 unit
Bahan 100%, konversi 50%
20.000 unit
Biaya: Persediaan barang dalam proses awal Dari departemen sebelumnya
Rp142.750.000
Bahan
Rp1.238.000
Tenaga Kerja
Rp6.520.000
Overhead pabrik (dibebankan)
Rp.1.902.500
Biaya ditransfer masuk selama periode ini
Rp556.025.00
Rp478.800.000
Biaya ditambahkan selama periode ini Bahan
Rp8.926.000
Rp7.686.000
Tenaga kerja
Rp20.003.000
Rp24.907.000
Overhead pabrik (dibebankan)
Rp54.932.500
Rp.52.980.000
Diminta: Buatlah laporan biaya produksi Departemen 3 untuk bulan April dan Mei.
Latihan 5.9. Pada awal bulan Februari, Departemen 1 PT ABC memiliki persediaan barang dalam proses awal sebesar Rp26.400.000 (bahan Rp10.200.000; tenaga kerja Rp8.200.000; dan overhead pabrik Rp8.000.00). Persediaan tersebut terdiri atas 15.500 unit yang sudah menyerap bahan 100% dan tenaga kerja dan overhead pabrik 65%. Selama bulan Februari, 36.000 unit dimasukkan ke dalam proses di Departemen 1. Biaya yang terjadi selama bulan tersebut, yaitu: bahan Rp20.292.000, tenaga kerja Rp27.266.250, dan overhead pabrik Rp26.274.750. saat 48.000 unit selesai, unit tersebut segera ditrasnfer ke Departemen 2. Pada akhir Februari, 3.500 unit masih dalam proses di
Departemen 1. Unit tersebut sudah menyerap biaya bahan 100% dan tenaga kerja dan overhead pabrik 45%. Tidak ada unit yang catat selama Februari.
Diminta: 1.
Buatlah laporan biaya produksi bulan Februari dengan menggunakan metode penentuan biaya rata-rata tertimbang.
2.
Buatlah laporan biaya produksi bulan Februari dengan menggunakan metode penentuan biaya MPKP.
Latihan 5.10. PT Lembah Hijau adalah sebuah perusahaan manufaktur yang menerapkan biaya proses metode rata-rata tertimbang untuk perhitungan biaya produksi. Perusahaan memproduksi satu jenis produk yang diolah melalui tiga departemen; Pembentukan, Perakitan, dan Pengemasan. Berikut ini informasi yang diperoleh dari Departemen Perakitan bulan Juni 2010. Persediaan barang dalam proses pada 1 Juni sebanyak 2.000 unit dengan biaya sebagai berikut.
Jumlah Ditransfer masuk dari Departemen Pembentukan Biaya ditambahan oleh Departemen Perakitan: Bahan Tenaga kerja Overhead pabrik .
Persediaan barang dalam proses, 1 Juni
Rp32.000.000 Rp20.000.000 Rp7.200.000 Rp5.500.000 Rp32.700.000 Rp64.700.000
Tingkat Penyelesaian 100% 100% 60% 50%
Selama bulan Juni, 10.000 unit ditransfer dari Departemen Pembentukan dengan biaya Rp160.000.000. Biaya yang ditambahkan oleh Departemen Perakitan selama bulan Juni adalah sebagai berikut. Bahan
Rp96.000.000
Tenaga Kerja
Rp36.000.000
Overhead Pabrik
Rp18.000.000 Rp150.000.000
Sebanyak 8.000 unit selesai dan ditransfer ke Departemen Pengemasan. Pada 30 Juni, 4.00 unit masih berupa persediaan barang dalam proses. Tingkat penyelesaian persediaan barang dalam proses pada 30 Juni adalah sebagai berikut. Bahan
90%
Tenaga Kerja
70%
Overhead Pabrik
35%
Diminta: Buatlah laporan biaya produksi departemen Perakitan bulan Juni. Sertakan perhitungan yang mendukung laporan harus mencangkup hal-hal berikut ini. a.
Unit produksi ekuivalen.
b.
Biaya produksi total.
c.
Biaya produksi per unit ekuivalen.
d.
Jumlah rupiah biaya persediaan barang dalam proses akhir.
e.
Jumlah rupiah biaya yang ditransfer keluar.