Bab I Kti Led [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok dapat merugikan kesehatan. Bagi beberapa orang merokok itu nikmat, tetapi sebenarnya kenikmatan yang membahayakan. “smoking or Health, The Choice is Yours”. Slogan ini diperingati di seluruh negara anggota WHO (World Health Organization). Akibat buruk merokok, misalnya menimbulkan sakit jantung, sakit lambung, batuk, salesma, dan kanker paru (Irianto, 2007). Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 mengamanatkan pentingnya pengembangan Kawasan Tanpa Rokok ditujuh tatanan yaitu Sasaran Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tempat Proses Belajar Mengajar, Tempat Anak Bermain, Tempat Ibadah, Angkutan Umum, Tempat Kerja, dan Tempat Umum. Indonesia menduduki posisi kelima konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang pada tahun 2007 dan menduduki peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008). Rerata batang rokok yang dihisap setiap hari penduduk umur ≥ 10 tahun di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). Jumlah rerata batang rokok terbanyak yang dihisap ditemukan di Bangka Belitung (18 batang). Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4%, pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perokok perempuan (47,5%1,1%). Berdasarkan jenis pekerjaan, petani/nelayan/buruh adalah perokok aktif setiap hari yang mempunyai proporsi terbesar (44,5%) dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya (Riskesdas, 2013).



1



2



Asap rokok menyebabkan kerusakan endotel dengan memproduksi radikal bebas seperti Nitrat Oksida dan Hidrogen Peroksida, tekanan oksidatif ini akan meningkatkan radang sitokin, C- Reactive Protein, fibrinogen, Blood Count Cell, viskositas darah, dan formasi rouleaux yang mengakibatkan nilai LED yang tinggi (Islam MM, dkk. 2013). Laju Endap Darah (LED) merupakan pemeriksaan yang ditujukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan. LED dilakukan untuk melihat



berapa kecepatan eritrosit bisa mengendap dalam waktu 1 jam.



Pemeriksaan LED akan berguna untuk mendeteksi adanya peradangan dan bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit. LED akan meningkat dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, dan kehamilan.



LED juga akan



meningkat jika mengalami infeksi yang kronis atau kasus-kasus dimana peradangan menjadi kambuh, seperti tuberkulosis, atau rematik. Adanya tumor, keracunan logam, radang ginjal juga dapat memberikan nilai tinggi untuk laju endap darah (Bastiansyah, 2008) Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Oke, dkk di Western Nigeria pada tahun 2012, dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara LED perokok dengan yang bukan perokok. Dalam penelitian ini diambil 90 sampel darah terdiri dari 60 sampel perokok dan 30 sampel bukan perokok, sampel yang diambil yaitu perokok yang merokok tidak kurang dari dua batang rokok setiap hari yang bersedia berpartisipasi.



Dalam penelitian ini, digunakan pemeriksaan



LED dengan metode Westergren. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini khususnya pada parameter LED didapat hasil rata-rata pemeriksaan dari semua



3



sampel, yaitu 36,5 mm/jam pada sampel perokok dan 11,33 mm/jam pada sampel non perokok. Pada penelitian tentang LED pada Perokok Pria Dewasa oleh Islam, dkk (2013) di Bangladesh, dengan jenis penelitian Cross Sectional Comparative yang dilakukan pada 105 Pria dewasa, yang terdiri dari 30 bukan perokok dan 75 perokok yang merokok 1 batang rokok atau lebih setiap hari, rentan usia 20-40 tahun, dengan metode pemeriksaan LED, yaitu Westergren. Ditemukan adannya perbedaan hasil LED yang signifikan antara perokok dan yang bukan perokok. Hasil Pemeriksaan LED yang didapat melalui penelitian sebelumnya oleh Pertiwi, dkk (2014) pada pekerja supir bus terminal Ubung Denpasar Bali, dari 30 sampel yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi terdapat sebesar 28% menunjukkan nilai laju endap darah meningkat dan 72% dalam batas normal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai LED pada pekerja supir bus dapat meningkat karena terpapar oleh logam-logam berbahaya, serta pola hidup sebagai perokok aktif dan lamanya jam kerja sebagai supir bus. Hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 20 – 29 Januari 2016 dengan tujuan untuk memperoleh data jumlah penduduk laki-laki serta perokok aktif, didapat data yaitu penduduk laki-laki di Lingkungan 1 Kelurahan Soataloara II, Sangihe berjumlah 75 Orang, dari 75 Orang tersebut terdapat 43 laki-laki yang merupakan perokok aktif. Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yaitu Gambaran Nilai Laju Endap Darah Pada Perokok Aktif di Lingkungan 1 Kelurahan Soataloara II Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe.



4



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini : “Bagaimanakah Gambaran Nilai Laju Endap Darah pada perokok aktif di Lingkungan 1 Kelurahan Soataloara II, Kecamatan Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran Laju Endap Darah pada perokok aktif di Lingkungan 1 kelurahan Soataloara II, Kecamatan Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui nilai LED pada perokok aktif di Lingkungan 1 kelurahan Soataloara II, Kecamatan Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara. b. Untuk mengetahui karakteristik responden (umur, pekerjaan, pendidikan, riwayat penyakit, lama merokok serta derajat merokok) D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk mendapatkan data



nilai LED



pada Perokok aktif di



Lingkungan 1 Kelurahan Soataloara II, Kecamatan Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara. 2. Manfaat Praktis a. Melatih penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun Karya Tulis Ilmiah b. Dapat digunakan sebagai informasi kepada petugas kesehatan dan masyarakat mengenai peningkatan nilai LED pada perokok aktif