BAB I - THe Way of Thinking [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PARADIGMA PENELITIAN



1.1 Pendahuluan Penelitian dilakukan dalam sebagian besar disiplin ilmu maupun profesi. Lebih dari seperangkat keterampilan, penelitian adalah cara berpikir: memeriksa secara kritis berbagai aspek pekerjaan profesional Anda sehari-hari; pengertian dan merumuskan prinsip-prinsip panduan yang mengatur prosedur tertentu; dan mengembangkan dan menguji teori-teori baru yang berkontribusi pada kemajuan praktik dan profesi Anda. Membiasakan untuk menciptakan suatu pertanyaan atas fenomena yang anda lihat, temukan dan rasakan dan selanjutnya melakukan pengamatan klinis yang sistematis untuk menjelaskan dan menemukan jawaban untuk pertanyaan yang telah ciptakan dengan tujuan untuk melembagakan perubahan yang tepat untuk layanan profesional yang lebih efektif. Sebagai contoh dalam profesi guru Bimbingan dan Konseling. Beberapa Pertanyaanpertanyaan yang dapat diciptakan adalah: 



Ada berapa siswa yang bermasalah hari ini?







Prilaku bermasalah seperti apa yang paling banyak dilakukan siswa hari ini?







Apa yang menjadi penyebab kondisi tersebut?







Mengapa mereka bisa melakukan hal yang negatif sementara yang lain tidak?







Layanan seperti apa yang mereka butuhkan?







Bagaimana saya harusnya melakukan layanan untuk mereka?







Apa pendapat siswa terhadap layanan yang saya berikan?







Seberapa puaskah para siswa terhadap layanan yang saya berikan?







Seberapa efektifkah layanan yang telah saya berikan bagi siswa?







Bagaimanakah saya dapat meningkatkan kinerja saya dalam melayani peserta didik?



Anda dapat menambahkan banyak pertanyaan lain ke daftar ini. Pertanyaanpertanyaan tersebut akan dapat membantu anda dalam memaksimalkan tugas dan



1



2



tanggungjawab profesi anda. Penelitian adalah salah satunya cara untuk membantu Anda menjawab pertanyaan seperti itu secara objektif.



1.2 Penelitian: Pentingkah? Sekurang-kurangnya ada empat alasan yang melatar belakangi mengapa penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran akan terbatasnya pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang dimiliki (2) Pemenuhan rasa ingin tahu (Curriosity) ; (3) Pemecahan masalah (problem solving) ; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri (Self Development). Pertama, penelitian didasarkan atas kesadaran terbatasnya pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang dimiliki. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan yang sangat luas tersebut banyak hal yang kita tidak ketahui, tidak jelas, tidak paham sehingga menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Bahkan ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan terhadap sesuatu dalam kehidupannya, seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan rasa terancam. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. Kedua, penelitian dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu di luar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya, manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orangorang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.



3



Ketiga, penelitian dilakukan untuk pemecahan masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, antara lain: 1. Pemecahan masalah dilakukan secara tradisional atau mengikuti kebiasaan. Cara dan alat kerja tradisional yang merupakan kebiasaan, misalnya, cara masyarakat yang menggunakan daun singkong yang secara turun temurun dijadikan sebagai obat untuk menghentikan pendarahan aakibat luka. 2. Pemecahan masalah secara dogmatis, baik menggunakan dogma agama, masyarakat, hukum, dan lain lain. Seperti hukum cambuk yang sampai saat ini masih berlaku di daerah provinsi Aceh. 3. Pemecahan masalah secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati, misalnya seorang ibu yang tiba-tiba merasakan kawathir dengan keselamatan anaknya, lalu si ibu tersebut menghubungi anaknya untuk memastikan keadaan dan keberadaan anaknya. 4. Pemecahan masalah secara emosional. Keadaan ketika dalam suatu musibah kebakaran, seseorang yang terjebak didalam gedung melompat dari atas gedung untuk menyelamatkan dirinya tanpa memikirkan efek negatif dari apa yang dilakukannya. 5. Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial and error, keadaan dimana saat seseorang mencoba untuk membuat atau menciptakan sesuatu bukan dengan kajian ilmiah tanpa mampu memprediksi hasil maupun hambatan yang akan dialaminya dalam proses pembuatan maupun penciptaan. 6. Pemecahan masalah melalui penelitian. Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara objektif, sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidahkaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.



4



Keempat, pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan komplek melalui penelitian. Dengan demikian pencapaian yang diinginkan manusia melalui penelitian sangat tergantung ruang lingkup penelitian yang dirancang, baik yang dirancang dan dilaksanakan sendiri, maupun melibatkan banyak orang.



1.3 Hakikat Penelitian Ketika Anda mengatakan bahwa Anda sedang melakukan studi penelitian untuk menemukan jawaban atas sebuah pertanyaan, Anda menyiratkan bahwa proses yang diterapkan adalah: 1. sedang dilakukan dalam seperangkat kerangka filosofi; 2. menggunakan prosedur, metode, dan teknik yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya; 3. dirancang agar tidak bias dan objektif. Orientasi filosofis Anda dapat berasal dari salah satu dari beberapa paradigma dan pendekatan di penelitian - positivis, interpretatif, fenomenologi, aksi atau partisipatif, feminis, kualitatif, kuantitatif - dan disiplin akademis di mana Anda telah dilatih.



Konsep 'validitas' dapat diterapkan pada segala aspek proses penelitian. Ini memastikan bahwa dalam studi penelitian prosedur yang benar telah diterapkan untuk menemukan jawaban atas suatu pertanyaan. 'Keandalan' mengacu pada kualitas pengukuran prosedur yang memberikan pengulangan dan akurasi. “Tidak sesuai dan obyektif’ berarti Anda telah mengambil setiap langkah dengan cara yang tidak bias dan menarik setiap kesimpulan dengan kemampuan terbaik Anda



5



dan tanpa itu memperkenalkan minat pribadi anda. Penulis membuat perbedaan antara bias dan subjektivitas. Subjektivitas adalah bagian integral dari cara berpikir Anda yang 'dikondisikan' oleh latar belakang pendidikan anda, disiplin, filosofi, pengalaman dan keterampilan. Sebagai contoh, seorang konselor dapat melihat sutu informasi tidak tampak dari cara di mana seorang konseli berbicara. Bias, di sisi lain, adalah upaya yang disengaja untuk menyembunyikan atau menyoroti sesuatu. Ketaatan pada tiga kriteria yang disebutkan di atas memungkinkan proses disebut 'penelitian' Karena itu, ketika Anda mengatakan anda sedang melakukan penelitian untuk menemukan jawaban atas sebuah pertanyaan, ini menyiratkan bahwa metode yang anda adopsi diharapkan dapat memenuhi ekspektasi anda. Namun, derajat dari kriteria yang diharapkan terpenuhi sangatlah bervariasi hal itu didasari oleh disiplin ilmu peneliti dan dengan demikian makna 'penelitian' berbeda dari satu disiplin ilmu ke disiplin ilmu lainnya. Sebagai contoh, harapan dari proses penelitian sangat berbeda antara ilmu fisika dan ilmu Sosial. Dalam ilmu fisika usaha penelitian diharapkan akan dikontrol secara ketat setiap langkah, sedangkan dalam ilmu sosial tidak dikontrol dengan sangat ketat dan kadang-kadang bahkan tidak terdapat kontrol yang ditetapkan. Tingkat kontrol yang diperlukan dalam penelitian ilmu sosial juga sangat bervariasi dari satu disiplin ilmu ke disiplin ilmu lainnya , karena para ilmuwan sosial berbeda tentang perlunya proses penelitian untuk memenuhi suatu harapan yang telah ditetapkan. Terlepas dari perbedaan antar disiplin ilmu ini, pendekatan mereka yang luas terhadap inkuiri adalah sama. Sebagai peneliti pemula, anda harus memahami bahwa penelitian tidak semuanya teknis, rumit dan



statistik. Penelitian bisa menjadi kegiatan yang



sangat sederhana yang dirancang untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang



sangat



sederhana



berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Di sisi lain, prosedur penelitian juga dapat diterapkan melalui perumusan teori atau hukum yang rumit yang mengatur kehidupan kita. Perbedaan antara aktivitas penelitian dan non-penelitian, sebagaimana disebutkan, dalam cara kita menemukan jawaban untuk pertanyaan-



6



pertanyaan kita. Dalam suatu penelitian, penting untuk memenuhi persyaratan dan memiliki karakteristik tertentu. Untuk mengidentifikasi persyaratan dan karakteristik tersebut, kita terlebih dahulu memahami beberapa definisi penelitian. Penelitian atau dalam bahasa Inggris adalah research berasal dari re, yang berarti berulang, dan search yang berarti mencari. Dengan demikian arti research atau riset adalah mencari kembali. Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; atau suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Hillway (1956) mengemukakan bahwa penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap permasalahan tersebut. Menurut John (1949), penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antarfakta dan menghasilkan dalil atau hukum. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan baru. Metode yang digunakan secara ilmiah, pandangan selalu kritis terhadap permasalahan, fakta dan data objektif, membutuhkan tenaga, biaya, dan waktu yang cukup, dan semua dilakukan secara terorganisir, penuh kehati-hatian. Grinnell berpendapat (1993) bahwa kegiatan penelitian merupakan suatu aktifitas yang dilakukan bersama-sama untuk membentuk kata benda yang menggambarkan



hati-hati,



sistematis, studi dan investigasi dalam beberapa bidang pengetahuan, dilakukan untuk membangun fakta atau prinsip. Lebih lanjut Grinnell (1993) menambahkan ‘penelitian adalah penyelidikan terstruktur yang menggunakan metodologi ilmiah yang dapat diterima untuk memecahkan masalah dan menciptakan pengetahuan baru yang berlaku secara umum. Disisi lain Lundberg (1942) berpendapat Metode ilmiah terdiri dari observasi sistematis, klasifikasi



dan interpretasi data.



Perbedaan utama antara generalisasi kita sehari-hari dan kesimpulan biasanya diakui sebagai metode ilmiah terletak pada tingkat formalitas, ketelitian, verifikasi dan validitas.



7



1.4 Karakteristik Penelitian Penelitian adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menjawab pertanyaan. Tetapi untuk memenuhi syarat sebagai penelitian, proses harus memiliki karakteristik tertentu: Sebuah keharusan, sedalam mungkin, sistematis, terkontrol, ketat, valid dan dapat diverifikasi, empiris dan kritis. Sistematis menyiratkan bahwa prosedur yang diadopsi untuk melakukan penyelidikan mengikuti urutan logis tertentu. Langkah-langkah yang berbeda tidak dapat diambil dengan cara yang serampangan. Satu prosedur harus mengikuti prosedur yang lainnya. Kontrol menyiratkan bahwa, dalam mengeksplorasi kausalitas dalam kaitannya dengan dua variabel (faktor), kami membuat penelitian kami dengan cara yang meminimalkan efek dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan. Hal ini dapat dicapai sebagian besar dalam ilmu fisika, kimia, dan ilmu eksakta karena sebagian besar penelitian dilakukan di laboratorium. Namun, dalam ilmu sosial (Psikologi, Bimbingan dan Konseling, Pariwisata) sangat sulit karena penelitian dilakukan pada masalah yang berkaitan dengan manusia yang hidup dalam masyarakat, di mana kontrol seperti itu tidak dimungkinkan. Karena akan sulit untuk mengendalikan faktor eksternal dan mengukur dampaknya. Penelitian Hurlock yang menghipotesiskan bahwa imbalan positif (reward) dapat meningkatkan prestasi belajar dibandingkan dengan hukuman. Hubungan yang ada adalah antara imbalan, hukuman, dan belajar. Sebagian para pendidik tahun 1900-an memiliki pengetahuan bahwa hukuman lebih efektif dalam pembelajaran sedangkan para pendidik masa sekarang berpandangan bahwa imbalan lebih efektif untuk pembelajaran. Para pendidik pada dua era tersebut bisa saja mengatakan bahwa pandangan mereka hanyalah pemikiran awam karena keduanya dapat mengatakan bahwa jika anak mendapatkan imbalan atau hukuman maka ia akan belajar. Di sisi lain ilmuwan akan berusaha untuk melakukan pengujian yang sistematis dan terkontrol tentang hubungan ketiga variabel tersebut. Hurlock kemudian menemukan bahwa insentif secara signifikan berkaitan dengan prestasi aritmetik. Ini menunjukkan bahwa kelompok yang



8



menerima penghargaan memiliki skor aritmatik yang lebih tinggi dibandingan dengan kelompok yang mendapat teguran atau kelompok yang tidak mendapat imbalan maupun hukuman. Ketat menyiratkan bahwa anda harus cermat dalam memastikan bahwa prosedur diikuti relevan, sesuai dan dibenarkan dengan jawaban pertanyaan yang diharapkan. Sekali lagi, tingkat kekakuan sangat bervariasi antara ilmu fisika dan sosial dan antar ilmu sosial. Valid dan dapat diverifikasi - konsep ini menyiratkan bahwa apa pun yang pembaca simpulkan berdasarkan temuan peneliti adalah benar dan dapat diverifikasi oleh pembaca. Empiris - ini berarti bahwa setiap kesimpulan yang diambil didasarkan pada bukti keras yang dikumpulkan dari informasi yang dikumpulkan dari pengalaman atau pengamatan kehidupan nyata. Kritis - Pengawasan kritis terhadap prosedur dan metode yang digunakan sangat penting dalam proses penelitian. Proses investigasi harus aman dan bebas dari kekurangan. Proses yang diadopsi dan prosedur yang digunakan harus mampu menahan pengawasan kritis.



1.5 Klasifikasi Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Klasifikasi tersebut dapat dilakukan berdasarkan beberapa tinjauan yaitu : bidang ilmu, pendekatan, tempat pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum, taraf, metoda, dan ada tidaknya intervensi terhadap variabel. 1. Klasifikasi Penelitian berdasarkan Bidang Ilmu Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk bidang ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai dengan bidang ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-bidang ilmu yang ada penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu: a. Penelitian pendidikan, b. Penelitian Psikologi



9



c. Penelitian kedokteran, d. Penelitian Teknik, e. Penelitian kebidanan, f. Penelitian ekonomi, g. Penelitian pertanian, h. Penelitian biologi, i. Penelitian sejarah, dst



2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki paradigma, asumsi, karakteristik sendirisendiri. Kedua pendekatan penelitian tersebut dapat dilakukan dengan cara simultan dan saling mengisi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat diwujudkan proses penelitian yang komprehensif. Berdasarkan pendekatan analisisnya, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis juga yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif yaitu:



a. Penelitian Kuantitatif Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Biasanya penelitian kuantitatif menggunakan sampel dalam jumlah besar.



b. Penelitian Kualitatif Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis



10



terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Ini tidak berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif, namun penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berpikir formal dan argumentatif. Penelitian kualitatif juga dapat disimpulkan sebagai cara untuk mendalami masalah-masalah untuk selanjutnya dibuat suatu kesimpulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atas suatu fenomena.



3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya Penelitian dapat dilakukan diberbagai tempat, yaitu di perpustakaan, lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas dasar tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi : a. penelitian perpustakaan (library research), b. penelitian laborartorium (laboratory research), dan c. Penelitian lapangan (field research).



4. Klasfikasi Penelitian Ditinjau berdasarkan Pemakaiannya Hasil



penelitian



dapat



dipakai



untuk



mengembangkan



dan



memverifikasi terori serta memecahkan masalah. Atas dasar tinjauan ini penelitian dapat dibedakan menjadi : a. Penelitian penelitian murni (pure research atau basic research) b. Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan dengan maksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi teori-teori ilmiah. c. Penelitian terapan (applied research) adalah ragam penelitian dimana hasilnya diterapkan berkenaan dengan upaya pemecahan masalah.



11



5. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Umumnya Berdasarkan tujuan umumnya, penelitian dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: a. Penelitian eksploratif, adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi fenomena yang menjadi sasaran penelitian. b. Penelitian pengembangan (developmental research), adalah penelitian yang dilakukan untuk mengembangan suatu konsep atau prosedur tertentu. c. Penelitian verifikatif, merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat tertentu.



6.



Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tarafnya Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pada taraf mendiskripsikan variable yang diteliti tanpa dilakukan analisis dalam keterkaitannya dengan variable lainnya. Sedangkan jika penelitian dilakukan bukan sekadar mendiskripsikan variable penelitian tetapi dilakukan analisis dalam hubungannya dengan variable-variabel lainnya disebut penelitian analitik.



7. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Intervensi Variabel Penelitian dapat dilakukan di mana peneliti melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variable tertentu. Jika tindakan tersebut dilakukan maka penelitian semacam itu tergolong penelitian eksperimen. Sebaliknya jika tidak dilakukan intervensi terhadap variabel maka penelitian tersebut tergolong penelitian non eksperimen.



1.6 Unsur-unsur Penelitian Penelitian merupakan sistem berpikir dan bertindak, artinya ada berbagai faktor dan tindakan yang harus dipikirkan dan dilakukan sehingga tujuan bisa



12



tercapai. Sebagai suatu sistem, penelitian terdiri dari berbagai unsur yang saling berhubungan secara fungsional. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki unsurunsur sebagai berikut : a. Permasalahan b. Teori dan konsep-konsep ilmiah c. Variabel d. Hipotesis (fakultatif) e. Populasi, sampel, dan teknik sampling f. Data g. Instrumen pengumpul data h. Teknik analisis data.



Latihan: 1. Apakah tujuan dilakukannya penelitian? 2. Jelaskan dengan kata-kata anda sendiri, mengapa suatu penelitian harus dilakukan? 3. Jika anda melihat siswa yang tidak tertib saat jam belajar mengajar namun siswa tersebut selalu memperoleh nilai yang memuaskan, apakah yang muncul dipikiran saudara?