8 0 1 MB
BAB II DATA UTAMA KAPAL Ukuran Utama Kapal Type
: General Cargo
Lwl
: 102 m
Lpp
: 98 m
B
: 17 m
H
: 10 m
T
: 5 m
Cb
: 0,72
Vs
: 12
Radius pelayaran
: ± 703,33 miles ( Surabaya-Kendari )
Knots
2.1. Menghitung Volume
= L x B x T x Cb = 98 x 17 x 5 x 0,72 = 5997,6 m3 2.2 Menghitung displasement
=x
dimana = masa jenis air laut ( 1.025 )
= 5997,6 x 1,025 = 6147,54 tons 2.3 Menghitung jarak gading a = (L/500) + 0,48 = (98/500) + 0,48 = 0,676 m
≈ 0,6 m
2.4 Menghitung double bottom HDB = 350 + (45 x B) = 350 + (45 x 17) = 1115 mm
≈ 1000 mm
BAB III PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA Metode yang digunakan adalah metode watson. 1. Panjang kapal => L = 98 m. 2. Kecepatan kapal (V) => V = 12 knots V = 6,168 m/s 3. Coefisien prismatic (Cp) =>
φ = 0,74
4.
n = 2,50 kisaran/s
5.
= L x B x T x Cb x C = 98 x 17 x 5 x 0,72 x 1.025 = 6147,54 m 2
6. EHP
= 5. 2/3 Vs3(33-0,017L) 15000-110×n×√L = 5 x (6147,54) 2/3 (6,168)3(33-(0,017x98)) 15000-110x2,50x√98 = 1004,858687 Kw
EHP
= 1004,858687/0,746 = 1346,99556 Hp
7.
SHP
= EHP/Cp = 1346,99556 /0,74 = 1820,26427 Hp
8.
DHP
= SHP + (1-2 % SHP) = 1820,26427 + (2% x 1820,26427) = 1856,669555 Hp
9.
BHP
= DHP + (2-3 % SHP) = 1856,669555 + (3% x 1820,26472) = 1911,277483 Hp = 0,746 x 1911,277483 = 1425,81 Kw
Maka mesin induk (main engine) yg dipilih adalah => Engine type
= Man B&W Four-Stroke
=> Bore
= 280 mm
=> Stroke
= 320 mm
=> Layout point
= 20
=> Engine speed
= 775 rpm
=> Mean effective pressure => SFOC
= 19,3 bar
= 137 g/BHPh
BAB IV Perhitungan Konstruksi 4.1. Perhitungan Dasar Ganda ( Double Bottom ) Menurut BKI 1996 Volume II: h = 350 + 45 B ( mm ) Menurut General Arrangement Plan: h = 350 + 45 B(mm)
dimana B = 17 m
= 350 + 45 (17) = 1115 mm (di ambil 1000 mm)
4.2. Jarak Gading ( Frame Spacing ) Pada BKI 1996 volume II, jarak gading normal / main frame ( ao ) untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk L < 100 m adalah: ao = L / 500 + 0,48 ( m )
dimana L = 98 m
= 98 / 500 + 0,48 ao = 0,67 m a pada ruang muat= 0,6 m
a pada kamar mesin
= 0,6 m
4.3. Perencanaan Letak Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead ) Dan Sekat Ceruk Buritan a. Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead ) Syarat minimum letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m adalah 0,05 – 0,08 L Syarat maximum letak sekat tubrukan di belakang FP adalah 0.08 L 0,08 L
= 0,08 (98 m) = 7,8 m
0,05 L
= 0,05 (98m) = 4,9 m
Terletak pada frame no. 135.
b. Sekat Ceruk Buritan
dimana L = 98 m
Syarat minimum adalah 3 kali jarak gading diukur dari ujung boss. Pada kapal ini diambil pada frame no. 11.
4.4. Perencanaan Panjang Ruang Mesin Disesuaikan dengan letak mesin yang direncanakan ( sesuai dimensi mesin ). Serta dari buku General Arrangement letak sekat depan kamar mesin 20 s/d 22 % L. a. Sekat Kamar Mesin Jarak sekat kamar mesin diletakkan dengan mempertimbangkan banyak hal antara lain :
Panjang mesin
Poros
Jarak untuk peletakan peralatan di depan mesin induk
Dalam hal ini panjang kamar mesin diusahakan seminimal mungkin sesuai dimensi permesinan yang ada agar ruang muat menjadi maksimal. Pada perencanaan ini panjang kamar mesin diambil sebesar kurang lebih 12.06 m atau gading no.11 sampai 29. Dan sekat kamar mesin terletak pada gading no. 29.
4.5. Perencanaan Sekat Ruang Muat Ruang muat dibagi menjadi 3 bagian dengan 1 sekat melintang. Panjang tiap ruang muat adalah 0,2 L (BKI vol II. Sec 24 tabel 24.1). Frame pada ruang muat mempunyai jarak 600 mm. Peletakan sekat melintang ruang muat :
Ruang muat I terletak pada frame no. 29 sampai dengan 64, dengan panjang ruang muat 23.45 m.
Ruang muat II terletak pada frame no.64 sampai dengan 100, dengan panjang 24.12 m.
Ruang muat III terletak pada frame no. 100 sampai dengan 135, dengan panjang 23.45 m
BAB V SUSUNAN ABK
Penentuan Jumlah Abk dan Tugasnya Jumlah ABK merupakan fungsi terkait dari pelayanan terhadap system – system yang berada di dalam kapal. Penentuan jumlah ditentukan oleh pemilik kapal dan badan – badan terkait dengan pembuatan kapal. Tingkat otomatisasi sebuah kapal juga akan sangat berpengaruh pada jumlah ABKnya. Perencanaan jumlah ABK dan pembagian menurut fungsinya: Rumus Perhitungan menentukan ABK : Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ] = 1,33 [14,5 ( 16.66 / 1000 )1/6 + 10 (1425,81 / 1000 )1/3 + 2 ] = 23,00135395
Ket
: Cst
= 1,33
(1,2-1,33)
Cdk
= 14,5 (11,5-14,5)
Ceng
= 10
BHP
= 2243.73 ( Kw )
(8,5-11)
Cadets = 2 CN
= ( L.B.H ) / 1000 = ( 98 x 17 x 10)/1000 = 16,66
Jumlah ABK yang direncanakan harus Kurang Dari atau sama dengan hasil persamaan Diatas :
Contoh susunan ABK, sebagai berikut
:
Master : Captain
( Nahkoda )
: 1 orang
( Mualim I )
: 1 orang
Deck Departement Perwira : 1. Chief Officer
2. Second Officer
( Mualim II )
: 1 orang
3. Third Officer
( Mualim III )
: 1 orang
1. Quarter Master
( Juru Mudi )
: 1 orang
2. Boatswain
( Kepala Kelasi)
: 1 orang
3. Cadet
( Tamu / siswa)
: 2 orang
Bintara :
Kelasi : 1. Seaman
: 2 orang
Engine Departement Perwira : 1. Chief Engineer
( Kepala Kamar Mesin)
: 1 orang.
Bintara : 1. Second Engineer
: 1 orang
2. Third Engineer
: 1 orang
3. Oiler
: 1 orang
4. Fireman
: 1 orang
Catering Departement Perwira : 1. Chief cook
: 1 orang
Bintara : 1. Assistant cook
: 1 orang
2. Steward
: 1 orang
3. Boys
: 2 orang Total : 20 orang
BAB VI PERHITUNGAN TANKI –TANKI DAN RUANG MUAT
6.1 Perhitungan Consumable Weight / DWT a.
Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo) Wfo = BHP me x Cfo x S/Vs.10 6 x C (ton) Dimana :
BHP
= BHP mesin induk (catalog mesin )
Cfo
= spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk
S
= jarak pelayaran (mil)
Vs
= kecepatan dinas (knot)
C
= koreksi cadangan (1,3~1,5)
BHP
= 1425,81 Kw
Cfo
= 187 gr/kwh
S
= 703,33 mill
Vs
= 12 Knot
C
= 1,5
Berati :
Wfo = BHP me x Cfo x S/Vs.10 6 x C (ton) = 1425,81 x 187 x 703,33/12.5x10 6 x 1,5 = 22,75 ton Menentukan volume bahan bakar mesin induk Vfo = Wfo/ (m 3 )
dimana = 0,95 ton/ m 3
= 22,75 / 0,95 = 23.75 m 3 Volune bahan bakar mesin induk ada penambahan karena : double bottom ( 2% ) ekspansi karena panas ( 2% ) Maka => Volume bahan bakar mesin induk = 23,75 m 3
Cfo ( Berat bahan bakar )
= 187 gr/kwh
Cmp ( Berat minyak pelumas )
= 1.2 gr/kwh
( 1.2 – 1.6 )
Cpm ( Berat pendingin mesin )
= 2 gr/kwh
(2–5)
Cmd ( Berat air mandi )
= 150 kg/0rng.hr
( 80 – 200 )
Ccc ( Berat air cuci )
= 90 kg/orng.hr
( 80 – 200 )
Cmn ( Berat minuman )
= 10 kg/orng.hr
( 10 – 20 )
Cmk ( Berat makanan )
= 5 kg/orng.hr
Ccr ( Berat crew kapal )
= 100 kg/orng
b. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb) Wfb = (0,1- 0,2)Wfo (ton) = 0,2 x 22,56 = 4,51 ton Menentukan bahan bakar mesin Bantu (Vfb) Vfb = Wfb/ diesel (m 3 )
dimana = 0,95 ton/ m 3
= 4,51 / 0,95 = 4,75 m 3 Volume tangki bahan bakar mesin Bantu ada penambahan sebesar 4% Vfb. Maka => Volume bahan bakar mesin bantu = 4,75 m 3
c.
Berat Minyak Pelumas (Wlo) Wlo = BHPme x Clo x S/Vs.10 6 x (1,2 - 1,5) (ton) Dimana : Clo = 1.2 ( 1.2 – 1.6 )
Wlo
= 0,9 ton/ m 3
= BHPme x Clo x S/Vs.10 6 x (1,2 - 1,5) (ton) = 1425,81 x 1,2 x 703,33/12x10 6 x 1,2 = 0.15 ton
Menentukan volume minyak pelumas (Lubricating oil) Vlo = Wlo/ (m 3 )
= 0,15 /0,9 = 0,16 m 3 Volume tangki ada penambahan sebesar 4% Vlo Maka => Volume minyak pelumas = 0,1664 m 3
d.
Berat Air Tawar (Wfw) Pemakaian fresh water : Untuk minum :
= (10 s/d 20 ) Kg/orang hari = Cmn x jumlah ABK x S 24 x 1000 xVs = 10 x 20 x 703,33 24 x 1000 x12 = 0,48 ton
Untuk cuci
= (80 s/d 200 ) Kg/orang hari = Ccc x jumlah ABK x S 24 x 1000 xVs = 90 x 20 x 703,33 = 24 x 1000 x12 = 4,39 ton
Untuk Mandi
= (80 s/d 200 ) Kg/orang hari = Cmd x jumlah ABK x S 24 x 1000 xVs = 150 x 21 x 703,33 = 24 x 1000 x 12 = 7,32 ton
Untuk pedingin mesin = ( 2 s/d 5 ) Kg x BHP = 2 x 1425,81 / 1000 = 2,85 ton
Wfw = 0,48 + 4,39 + 7,32 + 2,85 = 15,06 ton
e.
Berat Bahan Makanan / Provision (Wprov) Kebutuhan
= Cmk x jumlah ABK x S 24 x 1000 xVs = 5 x 20 x 703,33 24 x 1000 x 12 = 0,244 ton
f. Berat ABK dan Barang Bawaan (Wabk) Berat ABK dan barang bawaan = 100 Kg Wabk
= Ccr x Zc / 1000 = 100 x 20 / 1000 = 2 ton
g.
Berat Cadangan ( Wr) Terdiri dari peralatan di gudang : Cat Peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran Wr = ( 0,5 – 1,5 ) % x Displ (ton) = 0,5 % x 6147,54 = 30,74 ton/m
h.
Berat Muatan Bersih (Wpc) Diket :
Dimana :
Vrm Sf
Berat Container 20 fit = 20.32 ton Ruang Muat 1 = 90 Container Ruang Muat 2 = 80 Container Ruang Muat 3 = 62 Container Ruang Muat 4 = 8 Container TOTAL = 240 Container : Container (teu) : stowage factor (teu/ton)
: 20 (Container)
Wpc
= Container x Sf = 240 x 20 Ton = 4876.8 ton
DWT = Wfo + Wfb + Wlo + Wfw + Wprov + Wabk + Wr + Wpc = 24,37 + 2,44 + 0,19 + 21,94 + 0,24 + 4,2 + 69,864 + 4876.8 = 5000,05 ton
Sehingga: LWT
= Displ – DWT = 6986.4 – 5000,05 = 1986,35 ton
6.2 Perhitungan Tangki – Tangki a. Tangki-Tangki Consumable
Misalnya: tangki bahan bakar ( fuel oil tank ), tangki minyak pelumas ( lubricating oil tank ), tangki air tawar ( fresh water tank ). Khusus untuk tangki air tawar biasanya terletak pada tangki ceruk buritan (after peak tank ). Perhitungan volume tangki-tangki di atas disesuaikan dengan letak tangki –tangki yang telah direncanakan ( terletak pada frame berapa sampai berapa ). Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan metode Simpson .
b. Tangki-Tangki Ballast
Tangki-tangki ballast biasanya terletak di bawah ruang muat ( pada double bottom ). Misalnya: tangki ballast I, II, III, dst. Perhitungan volume tangki-tangki ballast disesuaikan dengan letak tangki –tangki yang telah direncanakan ( terletak pada frame berapa sampai berapa ). Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan metode Simpson .
c. Tangki Ceruk Haluan ( Fore Peak Tank )
Perhitungan volume tangki-ceruk haluan disesuaikan dengan letak tangki yang telah direncanakan ( terletak pada frame berapa sampai berapa ). Volume total dari tangki ceruk haluan sama dengan volume tangki ceruk haluan dikurangi volume dari kotak rantai jangkar ( chain locker ). Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan metode Simpson.
d. Tangki Slop ( Slop Tank ) Kapal oil tanker dengan BRT lebih besar dari 1500 BRT harus mempunyai slop tank dengan kapasitas 3 % dari kapasitas ruang muatnya.
Perhitungan volume ruangan ada penambahan sebesar kurang lebih 2 % karena adanya internal struktur. 1. - Tangki Ballast 1 Tangki Ballast I GD
Luasan
Σfs × luasan
Fs
29
8,4272
1
8,4272
46,5
12,3074
4
49,2296
64
15,4568
1 Σ1
15,4568 73,1136
= h= Volume = =
11,72
m
(1/3×h×Σ1) 285,6305 m³
- Tangki Ballast 2 Tangki Ballast II GD
Luasan
Σfs × luasan
Fs
64
15,4568
1
15,4568
82
15,4568
4
61,8272
100
15,4568
1
15,4568 Σ1
=
92,7408 h=
12,06
m
(1/3×h×Σ1)
Volume = =
372,818
m³
- Tangki Ballast 3 Tangki Ballast III GD
Luasan
Σfs × luasan
Fs
100
15,4568
1
15,4568
117,5
13,5732
4
54,2928
135
5,1486
1 Σ1 =
5,1486 74,8982
h=
10,77
(1/3×h×Σ1)
Volume = =
268,8845
m³
m
2. Tangki Air Tawar ( Fresh Water Tank )
Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank) No 42
Luasan 13,1024
Fs 1
Fs x Luasan 13,1024
44 47
13,5796 14,0898
4 1
54,3184 92.772
∑
92.839 1,68
h Jadi Fresh Water Tank
1/3 * h * ∑
51.990 m3
3. Tangki Minyak Pelumas ( Lubricating Oil Tank )
Tangki Minyak Pelumas (Lubricating Oil Tank) No
Luasan
Fs
Fs x Luasan
29 30 31
8,4272 9,0284 9,4364
1 4 1
8,4272 36,1136 9,4364
∑
53,9772 0,3
h Jadi Lubrication Oil Tank
1/3 * h * ∑ 5,39772
4. Tangki Bahan Bakar Mesin Bantu & Utama ( Main Diesel Oil Tank )
Tangki Bahan Bakar Mesin Bantu & Utama (Main Diesel Oil Tank) No 31 35 40
Luasan 4,2212 5,2113 6,1221
Fs 1 4 1
Fs x Luasan 4,2212 20,8452 6,122
∑
31,1885 2,68
h Jadi Diesel Oil Tank
1/3 * h * ∑
27,8617
After Peak Tank
After Peak Tank No Gading
Luasan
Fs
Fs x Luasan
-3 -2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.3258 0.7104 1.305 2.2094 3.5052 5.1768 7.1822 9.476 12.0102 14.7342 17.5946 20.6436 23.3334
1 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2
0.3258 2.8416 2.61 8.8376 7.0104 20.7072 14.3644 37.904 24.0204 58.9368 35.1892 82.5744 46.6668
10 11
26.1276 29.4066
4 1
104.5104 29.4066
∑
475.9056
h
0.6
-1
Jadi After Peak tank
1/3 * h * ∑
Fore Peak Tank Fore Peak Tank No Gading
Luasan
Fs
Fs x Luasan
154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166
50.1564 45.5022 40.7666 35.9712 31.1386 26.297 21.5434 17.0124 12.8286 9.1034 9.1034 3.4026 1.5772
1 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1
50.1564 182.0088 81.5332 143.8848 62.2772 105.188 43.0868 68.0496 25.6572 36.4136 18.2068 13.6104 1.5772
∑
831.65
h
0.6
Jadi After Peak tank
1/3 * h * ∑ 166.33
Jadi - Vol chain Locker
155.939573
5.3.
Perencanaan Ruang Muat
Untuk merencanakan panjang ruang muat, hendaknya diperiksa dahulu volume ruang muatnya sudah cukup atau belum bila jumlah muatan yang dimuat akan dimasukkan ke ruang muat. Caranya dengan mengurangi DWT dengan komponen-
komponen lainnya selain muatan bersih, sehingga didapatkan berat muatan bersih, selanjutnya sesuai dengan cara pembungkusan muatan akan didapatkan volume ruang muat yang dibutuhkan, selanjutnya dari sekat tubrukan sampai dengan sekat ruang mesin dengan diagram Bonjean dihitung besarnya volume ruang muatnya. Direncanakan panjang ruang muat maksimum = lebar kapal ( kalau bisa disesuaikan dengan diagram kebocoran ( floodable length ).
Perencanaan lubang palkah Panjang lubang palkah adalah sesuai dengan letak container. Pada kapal ini direncanakan sesuai dengan ukuran container sbb : Ruang muat I terletak antara frame 33 – 70 =>
Panjang ruang muat
= 22,2 m
=>
Panjang lubang palkah
= 20 m
=>
Lebar lubang palkah
= 12,8 m
=>
Menggunakan container ukuran 20’
Ruang muat II terletak antara frame 70 - 105 =>
Panjang ruang muat
= 21 m
=>
Panjang lubang palkah
= 20 m
=>
Lebar lubang palkah
= 12,8 m
=>
Menggunakan container ukuran 20’
Ruang muat II terletak antara frame 105 - 140 =>
Panjang ruang muat
= 21 m
=>
Panjang lubang palkah
= 20 m
=>
Lebar lubang palkah
= 12,8 m
=>
Menggunakan container ukuran 20’
Ruang muat II terletak antara frame 105 - 154 =>
Panjang ruang muat
= 8,4 m
=>
Panjang lubang palkah
= 20 m
=>
Lebar lubang palkah
= 5,38 m
=>
Menggunakan container ukuran 20’
BAB VII PERENCANAAN RUANGAN-RUANGAN AKOMODASI
7.1. Perencanaan Akomodasi Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980, hal. 113 – 1260 diperoleh beberapa persyaratan untuk crew accomodation. BRT
= 0,6 DWT
1. Ruang Tidur ( Sleeping Room ) Ruang tidur harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang kapal. Direncakan ruang tidur : -
Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.
-
Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio Operator.
-
Boat deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer dan Doctor.
-
Poop deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan Quarter Master.
-
Main deck terdapat ruang tidur Assistant Cook, Electrician, Oiler, Fireman, Boatswain, Seaman, Steward, Boys da Cadet.
Tidak boleh ada hubungan langsung ( opening ) di dalam ruang tidur dari ruang muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint room dan dry room ( ruang pengering ). Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal di atas 3000 BRT. Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m. Perabot dalam ruang tidur: a. Ruang tidur kapten: Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, TV, komputer, kamar mandi, bathtub, shower, wash basin dan WC. b. Ruang tidur perwira: Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, TV, kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
c. Ruang tidur Bintara: Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar. Ukuran perabot a. Tempat tidur Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm. Syarat untuk tempat tidur bersusun: -
Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
-
Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
-
Jarak antara tempat tidur dan langi-langit 60 cm.
-
Jarak antar deck diambil 240 cm. Direncanakan ukuran tempat tidur 190 x 80 cm. b. Lemari pakaian Direncanakan ukuran lemari pakaian 80 x 60 x 180 cm c. Meja tulis Direncanakan ukuran meja tulis 80 x 50 x 80 cm
2. Ruang Makan ( Mess Room ) Harus cukup menampung seluruh ABK. Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk perwira dan bintara. Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley ( dapur ). Direncanakan 1 orang 1 kursi.
3. Sanitary Accomodation Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah. Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di tempat itu. Toilet dan shower untuk deck departement, catering departement harus disediakan terpisah.
Fasilitas sanitari minimum: 1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
1 WC untuk 8 orang atau kurang.
1 Wash basin untuk 7 orang atau kurang.
Direncanakan pada Main deck
4 Bath tub atau shower untuk 13 orang.
3 WC untuk 13 orang.
2 Wash basin untuk 13 orang.
Direncanakan pada Poop deck
2 Bath tub atau shower untuk 4 orang.
2 WC untuk 4 orang.
1 Wash basin untuk 4 orang.
Direncanakan pada Boat deck
3 Bath tub atau shower untuk 3 orang.
3 WC untuk 3 orang.
3 Wash basin untuk 3 orang.
Direncanakan pada Bride deck
2 Bath tub atau shower untuk 2 orang.
2 WC untuk 2 orang.
2 Wash basin untuk 2 orang.
Direncanakan pada Navigation deck
1 WC.
1 Wash basin.
4. Mushollah ( Mosque ) Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama islam. Dilengkapi dengan fasilitas wudlu, lemari gantung tempat menyimpan Al-Qur’an dan perlengkapan sholat.
5. Kantor ( Ship Office ) Dilengkapi dengan meja tulis dengan kursi putar ( untuk Kapten, Chief Officer, Chief Engineer ) serta lemari buku
6. Dry Provision And Cold Storage Room a. Dry Provision Room Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry. b. Cold Storage Room Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran. Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan -
Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22o C.
-
Untuk menyimpan ikan suhu maksimum adalah -12o C.
-
Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12o C.
Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah ( 0,8 s/d 1 ) m2. 6. Dapur ( Galley )
Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
Luas lantai 0,5 m2 / ABK.
Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap.
Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan sleeping room.
8. Ruang Navigasi ( Navigation Room ) a. Ruang Kemudi ( Wheel House ) Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping tidak teralang ( visibility 360o ). Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal, untuk mempermudah waktu berlabuh.
Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
b. Ruang Peta ( Cart Room ) Terletak di dalam ruang wheel house. Ukuran ruang peta 2,4 m x 2,4 m. Ukuran meja peta 1,8 m x 1,2 m. Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya. c. Ruang Radio ( Radio Room ) Diletakan setinggi mungkin di ata kapal dan harus terlindungi dari air dan gangguan suara. Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain. Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh dalam waktu 3 menit.
1. Battery Room. Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical Power (ESEP) Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan mengganggu. Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat. Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5o / kapal mengalami trim 10o.
2. Perencanaan Engine Casing Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada cylinder head station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine casing lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m. (GENERAL ARRANGEMENT PLAN) Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut : Lubang pemasukan mesin
Tempat pipa gas buang Lubang sinar matahari masuk Tempat escape ladder Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai berikut: Panjang Panjang minimal sama dengan panjang mesin pada perencanaan ini,panjang mesin adalah 5245 mm maka dipakai 7514 mm atau 7,5 m. Lebar Lebar mesin 1826 mm diambil lebar 3612 mm atau 3,6 m.
7.2. Perlengkapan Navigasi
Tabel lampu navigasi a. Lampu Jangkar ( Anchor Light ) Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light. Warna
: Putih
Jumlah
: 2 buah
Visibilitas
: 3 mil ( minimal )
Sudut sinar
: 360o horisontal
Tinggi
: 12.7 meter dan 3,4 meter
Letak
: Forecastle dan Buritan
b. Lampu Buritan ( Stern Light ) Warna
: Putih
Jumlah
: 1 buah
Visibilitas
: 3 mil ( minimal )
Sudut sinar
: 135o horisontal
Tinggi
: 0,5 meter
Letak
: Buritan
c. Lampu Tiang Agung ( Mast Head Light ) Warna
: Putih
Visibilitas
: 6 mil ( minimal )
Sudut sinar
: 225o horisontal
Tinggi
: 12 meter ( di tiang agung depan ) 6,9 meter ( di tiang di top deck )
d. Lampu Sisi ( Side Light ) Jumlah
:
Starboard Side
: 1 buah
Port Side
: 1 buah
Warna
:
Starboard Side
: Hijau
Port Side
: Merah
Visibilitas
: 2 mil ( minimal )
Sudut sinar
: 112,5o horisontal
Letak
: Navigation deck ( pada fly wheel house )
e. Morse Light Warna
: Putih
Sudut sinar
: 360o horisontal
Letak
: di top deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
f. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manouver di pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bel dan pluit.
g. Pengukur kedalaman ( Depth Sounder Gear ) Setiap kapal dengan BRT di atas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau ruang peta.
h. Compass Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.
i. Radio Direction Finder dan Radar Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.
7.3. Perencanaan Pintu, Jendela, dan Tangga 1. Perencanaan Pintu A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water tight Door )
Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
Tinggi
: 1800 mm
Lebar
: 800 mm
Tinggi ambang
: 300 mm
B. Pintu Dalam
Tinggi
: 1800 mm
Lebar
: 750 mm
Tinggi ambang
: 200 mm
2. Ukuran Jendela
Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut DIN ISO 1751 ), direncanakan menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 400 mm.
Jendela empat persegi panjang, direncanakan: 1. Panjang ( W1 ) = 400 mm Radius ( r1 )
= 50 mm
2. Panjang ( W1 ) = 500 mm Radius ( r1 )
Tinggi ( h1 ) = 560 mm Tinggi ( h1 ) = 800 mm Tinggi ( h1 ) = 800 mm
= 100 mm
Untuk wheel house Berdasarkan simposium on the design of ships budges:
-
Semua jendela bagian depan boleh membentuk 15o.
-
Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter di atas deck.
-
Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm.
2. Tangga / Ladder
A. Accomodation Ladder Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal. Sedangkan untuk menyimpannya diletakkan di poop deck ( diletakkan segaris dengan railing / miring ). Sudut kemiringan diambil 45o. LWT
= Displ – DWT = 6986,4 – 5000,05 = 1986,35 ton
Hasil ini dimasukkan ke dalam grafik hidrostatik Dengan menskala mengambil Grafik dari Disp Inclu dari kapal ini sehingga mendapatkan hasil 1.103 meter Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck: a
= ( H + 2,4 ) - TE = (8,5 + 2,4) – 1,103 = 9,796
Jadi: Panjang tangga akomodasi ( L ) = a / sin 45o = 9,796 / sin 45o = 13,86 m
Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan ) -
Width of ladder = 600 s/d 800 mm
-
Height of handrail
-
The handrail
-
Step space
= 1000 mm
= 1500 mm = 200 s/d 350 mm
B. Steel Deck Ladder Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya., direncanakan menggunakan deck ladder type A -
Nominal size
= 700 mm
-
Lebar
= 700 mm
-
Sudut kemiringan
= 450
-
Interval of treads
= 200 s/d 300 mm
-
Step space
= 400 mm
C. Ship Steel Vertical Ladder Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole dan digunakan untuk tangga menuju ke top deck, direncanakan: -
Lebar tangga
= 400 mm
-
Interval treads
= 300 s/d 340 mm
-
Jarak dari dinding
= 150 mm
BAB VIII PERLENGKAPAN KAPAL
8.1. Perlengkapan Kapal Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran sesuai yang ada.Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi tiga, yaitu: A. Freefall Lifeboat Persyaratan sekoci/freefall penolong: - Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk. - Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan. - Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya. - Stabilitas dan lambung timbul yang baik. - Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15o. - Perbekalan cukup untuk waktu tertentu. - Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio kounikasi. Digunakan model Freefall degan ukuran : - Merek
: FreeFall- Lifeboat, Type GFF 6,5 M
-
Length
:
6283 mm
-
Breadth
:
2910 mm
-
Registered height
:
6335 mm
-
Persons
:
22
-
Weigth without persons
:
4640 kg