9 0 188 KB
BAB II AIR UMPAN BOILER 2.1 Latar Belakang Dalam suatu proses produksi dalam industri, air merupakan zat yang sangat dibutuhkan termasuk pemanfaatanya untuk kebutuhan energi dan pemanasan. Kebutuhan energi dan panas di industri sebagian memanfaatkan steam (uap panas) yang dihasilkan oleh boiler. Air alam mengandung senyawa-senyawa kimia seperti garam-garam yang sifatnya dapat merusak bahan-bahan logam. Seperti kita ketahui bahwa air alam sangat jarang yang murni karena air dalam siklusnya telah terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang ada di permukaan bumi yang sifatnya sebagai polutan, baik itu sebagai polutan yang ada di tanah maupun diudara atau mungkin di kandung oleh air sendiri, sehingga sifat kimia air dapat berubah. Air yang digunakan untuk air umpan boiler dapat diperoleh dari air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya, yang mana kualitas air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, ini karena dipengaruhi oleh kandungan asam mata air tersebut. Namun air dari sumber-sumber tersebut harus diolah terlebih dahulu, karena air umpan boiler yang digunakan untuk menghasilkan steam ini harus tidak mengandung mineral-mineral atau garam-garam (biasanya berupa garam bikarbonat, klorida, sulfat, nitrat, kalsium sulfat, karbonat, dan silikat) yang bisa menyebabkan pengendapan, korosi, carry over, dan terbentuknya kerak di dalam boiler. Pengendapan material dapat mengakibatkan
menurunnya
efektifitas
perpindahan
panas
sehingga
menyebabkan
penggunaan bahan bakar menjadi boros, metal bersuhu tinggi bahkan bisa mengakibatkan kerusakan. Pengendapan juga merupakan masalah yang paling serius pada Boiler, bisa juga menyebabkan masalah-masalah pada sistem sebelum dan sesudah Boiler. Untuk mengurangi masalah-masalah pada sistem boiler yang dapat disebabkan oleh air umpan boiler, maka air untuk umpan boiler harus dilakukan pengolahan “ water treatment” sesuai dengan spesifikasi atau standar air umpan boiler. 2.2. Rumusan Masalah 1. Apa itu air umpan boiler? 2. Apa persyaratan air umpan boiler? 3. Apa akibat jika air umpan boiler tidak memenuhi standa air umpan boiler? 4. Bagaimana pengolahan air umpan boiler? Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini agar mhasiswa : Dapat mengerti tentang air umpan boiler Dapat mengetahui persyaratan air umpan boiler Dapat memahami proses pengolahan air untuk umpan boiler 2.3 Pengertian Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam. Sedangkan sistem air umpan adalah sistem penyediaan air secara otomatis untuk boiler sesuai dengan kebutuhan steam. Ada dua sumber air umpan, yaitu: Kondensat : steam yang telah berubah fasa menjadi air (mengembun) Air make up : air baku yang sudah diolah Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam system) dan sistem bahan bakar (fuel system). 1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. 2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. 3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi. 2.4 Persyaratan Air Umpan Boiler Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi
terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, karena harus memenuhi persyaratan tertentu seperti yang diuraikan dalam Tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler Parameter Satuan
Pengendalian Batas
Ph
Unit
10.5– 11.5
Conductivity
µmhos/cm
5000,max
TDS
Ppm
3500,max
P– Alkalinity
Ppm
-
M– Alkalinity
Ppm
800,max
O– Alkalinity
Ppm
2.5xSiO2,min
T.Hardness
Ppm
-
Silica
Ppm
150,max
Besi
Ppm
2,max
Phosphat residual
Ppm
20– 50
Sulfite residual
Ppm
20– 50
pHcondensate
Unit
8.0– 9.0
Reff : PT.Nalco Indonesia
Persyaratan kualitasair boiler menurut American Boiler Manufacturer’s Assosiation (ABMA) dan ASME Amirican Sosiaty Mecanical Engginer pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Persyaratan Kualitas Air Boiler (ABMA)
Tekanan (psig)
Total Solids (ppm)
Total alkalinitas (ppm)
Suspended solid (ppm)
Silica (ppm)
Konduktivitas Micro.ohm/cm
0– 300
3.500
700
300
150
7.000
301– 450
3.000
600
250
90
6.000
451– 600
2.500
500
150
40
5.000
601– 750
2.000
400
100
30
4.000
751– 900
1.500
300
60
20
3.000
901– 1.000
1.250
250
40
8
2.000
1.000 200 Sumber:PullmanKellogs(1980)
21
2
150
1.001–1.500
Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk menghemat pemakaian air, tetapi kualitas air kondensat tersebut harus memenuhi persyaratan seperti Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Persyaratan Air Kondensat No. Parameter 1 Konduktivitas
Satuan mg/l
Nilai 10
2
Total Dissolved Solid
mg/l
5
3
Total solid Suspended solid
mg/l
0.5
4
Total Silika
mg/l
0.05
5
Total Besi
mg/l
0.1
6
Total Copper
mg/l
0.02
7
C02
mg/l
1
8
Chloride
mg/l
0.01
9
Organic
mg/l
0.01
Sumber : PullmanKellogs(1980)
Tabel 2.4 Konsentrasi Air Boiler Konsentrasi Air Boiler Maksimum yang direkomendasikan oleh Gabungan Produsen Boiler Amerika
Tekanan Steam pada Boiler (atm)
Konsentrasi Air Boiler Maksimum (ppm)
0-20
3500
20-30
3000
30-40
2500
40-50
2000
50-60
1500
60-70
1250
70-100
1000
2.4.1 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang tidak diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedur pengoperasian boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitas terhadap kotoran. Tabel 2.5 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982) REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982) Hingga 20 kg/cm2
21-39 kg/cm2
40-59 kg/cm2
Total besi (maks.) ppm Total tembaga (maks.) ppm
0,05
0,02
0,01
0,01
0,01
0,01
Total silika (maks.) ppm
1
0,3
0,1
Oksigen (maks.) ppm
0,02
0,02
0,01
Residu hidrasin ppm
-
-
-0,06
pH pada 250C
8,8-9,2
8,8-9,2
8,2-9,2
Kesadahan, ppm
1
0,5
-
Faktor
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982) Faktor
Hingga 20 kg/cm2
21-39 kg/cm2
40-59 kg/cm2
TDS, ppm
3000-3500
1500-2500
500-1500
Total padatan besi terlarut ppm Konduktivitas listrik spesifik
500
200
150
pada 250C (mho)
1000
400
300
Residu fosfat ppm
20-40
20-40
15-25
pH pada 250C
10-10,5
10-10,5
9,8-10,2
Silika (maks.) ppm
25
15
10
2.5 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, seperti: korosi, pembentukan kerak dan endapan. 2.5.1 Korosi Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa sifat kimia, seperti: – Oksigen Terlarut – Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi ) – Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat ) – Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak ) Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor. 2.5 2 Kerak Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh : – Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya – Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah. – Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4 2.5.3 Endapan Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari : – Oksida besi sebagai produk korosi – Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan. – Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir ) Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi. 2.6 Pengolahan Air Umpan Boiler
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan (contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah terlebih dahulu, pengolahan air ini meliputi: pengolahan eksternal dan internal 2.6.1
Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan terlarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida). Proses perlakuan eksternal yang ada adalah: Pertukaran ion De-aerasi (mekanis dan kimia) Osmosis balik Penghilangan mineral atau demineralisasi Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan berikutnya. Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai. Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah. Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi. Proses pengolahan eksternal dijelaskan dibawah ini. a.
Proses Pertukaran Ion (Plant Pelunakan) Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan melewatkan air pada bed
zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah pertukaran basa dimana ion kalsium dan magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah larut, tidak membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya menggantikan kalsium dan magnesium dengan sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya blowdown. Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya.
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh garam. Hal ini dicapai dengan menggunakan resin kation, yang menukar kation dalam air baku dengan air hidrogen menghasilkan asam hidroklorida, asam sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat dihilangkan dalam menara degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam. Berikutnya, air melewati resin anion, yang menukar anion dengan asam mineral (misalnya asam sulfat) dan membentuk air. Regenerasi kation dan anion perlu dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan menggunakan asam mineral dan soda kaustik, supaya kemampuan pertukaran ion pulih kembali. Sebelum penggunaan kembali resin yang telah jenuh, perlu dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air lunak untuk menghilangkan kelebihan NaCl yang tersisa diunggun resin. Air regenerasi biasanya memerlukan 80 – 160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin dengan larutan garam 5 – 20%. Laju air garam yang digunakan berkisar 40 l/menit.m2. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai dengan pemilihan resin anion yang benar. Proses pertukaran ion, jika diperlukan dapat digunakan untuk demineralisasi yang hampir total, seperti untuk boiler pembangkit tenaga listrik. Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan praktis dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapan kimia karena tidak menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan. b.
De-aerasi Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan
pemanasan air umpan sbelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistem boiler, karbon dioksida (CO 2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air
(H2O) membentuk asam karbonat
(HNa2CO3). Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan umur pemipaan dan peralatan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami pengendapan dan menyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas. De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis, de-aerasi kimiawi, atau duaduanya. De-aerasi mekanis untuk penghilangan gas terlarut digunakan sebelum penambahan
bahan kimia untuk oksigen. De-aerasi mekanis didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry. Secara ringkas hukum tersebut menyatakan bahwa penghilangan oksigen dan karbon dioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan air umpan boiler, yang akan menurunkan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di sekitar atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis dapat menjadi yang paling ekonomis, beropasi pada titik didih air pada tekanan dalam deaerator. De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan. De-aerator berjenis vakum beroperasi dibawah tekanan atmosfer, pada suhu sekitar 70 0C, dan dapat menurunkan kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam ejector diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan beroperasi dengan membiarkan steam menuju air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk mencapai tekanan operasi yang dikehendaki, dan dengan suhu minimum 130 0C. Steam menaikkan suhu air menyebabkan pelepasan gas CO2 dan O2 yang dikeluarkan dari sistem. Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter. Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat dipilih untuk menggunakan steam ini sehingga akan meningkatkan ekonomi bahan bakar. Dalam sistem boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi sebab: steam pada dasarnya bebas dari CO2 dan O2 steam tersedian dengan mudah steam menambah panas yang diperlukan untuk melengkapi reaksi Sementara de-aerator mekanis yang paling efisien menurunkan oksigen hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen yang sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan bahaya korosi terhadap sistem. Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang baik memerlukan penghilangan oksigen yang sangat sedikit tersebut dengan bahan kimia pereaksi oksigen seperti sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS dalam air boiler dan meningkatkan blowdown dan kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi dengan oksigen membentuk nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam boiler tekanan tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah, karena senyawa tersebut tidak meningkatkan TDS air boiler. c.
Osmosis Balik Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan konsentrasi yang
berbeda-beda dipisahkan dengan sebuah membran semi-permeable, air dari larutan yang berkonsentrasi lebih kecil akan melewati membran untuk mengencerkan cairan yang berkonsentrasi tinggi. Jika cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan,
prosesnya akan dibalik dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir kelarutan yang lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik. Kualitas air yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi larutan pada sisi tekanan tinggi dan perbedaan tekanan yang melintasi membran. 2.6.2
Pengolahan Internal Pengoahan Internal (Internal Treatment) adalah pengkondisian Air boiler
dengan bahan kimia treatment & pengaturan lainnya dengan tujuan agar Korosi, Pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terjaga baik. Pengolahan ini dengan cara pemberian bahan kimia langsung kedalam boiler bersama-sama dengan air pengisi boiler. Reaksi yang terjadi menyebabkan naiknya kandungan zat padat / endapan yang dapat menyebabkan pembusaan / primming dan carry over. Jumlah zat padat dapat ditekan dengan pengaturan blowdown, sehingga permasalahn yang terjadi dapat diatasi. Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-zat padat, alkalinitas,kelebihan fosfat, gas-gas korosif, menghindarkan timbulnya endapanendapan yang dapat melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler dan membuat lapisan boiler lebih tahan terhadap korosi. Beberapa mekanisme yang terjadi dalam Internal Treatment, antara lain: 1. Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak calcium carbonate yang keras berubah menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa dibuang melalui blowdown. 2. Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk menghindarkan pengerakan silica. 3. Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan yang akan mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan kemurnian uap. Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam Internal treatment adalah sbb: - Fosfat
(jenis
menetralisir
ortho
ataupun
polyfosfat):
bereaksi
kesadahan
calcium
untuk
kesadahan air dengan membentuk hydrat tricalcium fosfat yang
berbentuk lumpur dan dapat dibuang melalui blow down secara terus-menerus atau secara berkala melalui bawah ketel. - Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif air boiler, beberapa contoh polymeric dispersant adalah: - polimer Alam : lignosulphonates, tannin - Polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate copolymer, maleat styrene
copolymer,dsb. - Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic (phosphonates), Polymaleic acid (PMA), Sulfonated co-polymer, dsb. - Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen):seperti natrium sulfit, tannis, hidrazin, hidroquinon/progallol berbasis derivatif, hydroxylamine
derivatif, asam askorbat
derivatif, dll. Oxygen Scavengers ini, dikatalisasi ataupun tidak, akan mengurangi kadar oksigen terlarut dalam feed-water. Beberapa jenis dari oxygen scavenger ini juga berfungsi sebagai passivator untuk mem-passivasi permukaan logam seperti Hydrazine, Hydroxylamine derivate,dll. Pilihan produk dan dosis yang diperlukan akan tergantung pada jenis alat mekanis yang digunakan (Deaeator atau Heating Tank) - Anti-foaming or anti-priming agents : campuran bahan aktif permukaan yang mengubah tegangan permukaan cairan, menghilangkan busa dan mencegah terbawa air halus partikel. 2.7 Kesimpulan 1. Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam. 2. Dua sumber air umpan boiler adalah: - Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses - Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. 3. Ada dua jenis pengolahan air umpan untuk boiler yaitu : - Pengolahan ekstrnal - Pengolahan internal 4. Secara umum persyaratan air umpan boiler adalah : - Air tidak boleh membentuk kerak / endapan yang membahayakan. - Air tidak boleh korosif terhadap dinding atau pipa – pipa boiler - Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya “carry over”
DAFTAR PUSTAKA
Austin, T.George. 1996. ”Industri Proses Kimia”. Edisi kelima, Jilid 1. Penerbit Erlangga.
(http://smk3ea.wordpress.com/2008/07/08/air-danfungsinya-sebagai-umpan-boiler-dan cooling-tower/). tanggal 18-09-2013
http://www.scribd.com/doc/120114745/Pengolahan-Air-Untuk-Boiler. tanggal 18-092013
http://4funjava.blogspot.com/2010/04/proses-pengolahan-air.html. tanggal 18-09-2013
http://www.scribd.com/doc/29738382/31/Persyaratan-Air-Umpan-Ketel. tanggal 18-092013
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf. tanggal 18-09-2013
http://aplikasiteknikkimia.blogspot.com/2009/04/pengolahan-air-umpan-boiler.html
diakses pada tanggal 20-09-2013 http://andikruenk.heck.in/pengertian-cara-kerja-tentang-boiler.xhtml
tanggal 21-09-2013 www.energyefficiencyasia.org diakses pada tanggal 21-09-2013
diakses
pada