Bab III Buku Putih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES 3.1.



KONDISI UMUM SANITASI KABUPATEN BREBES



3.1.1. Kesehatan Lingkungan Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan kesehatan yang berwawasan kesehatan, artinya setiap upaya program berdampak positif dalam membentuk perilaku sehat dan lingkungan sehat. Proses pembangunan sanitasi yang mencakup 3 sub sektor, yaitu sub sektor ari limbah, sub sektor persampahan, dan sub sektor drainase lingkungan telah dan sedang diupayakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Pada dasarnya, kesehatan lingkungan dapat dilihat dari seberapa besar akses masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Brebes dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan masyarakat, seperti lomba sekolah sehat, lomba kebersihan lingkungan, Adipura, dan sebagainya. Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak sekolah, biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan sehingga isu yang meninjol adalah kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu program kesehatan yang berkaitan langsung dengan anak sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah. Program UKS yang dikenal dengan Trias UKS meliputi Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. Pelayanan kesehatan pada anak sekolah, sebagaimana pada kelompok lainnya, meliputi upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitative. Sedangkan POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-1



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



pembinaan lingkungan sekolah sehat lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan social. Data persekolahan yang ada di Kabupaten Brebes sampai dengan tahun 2009 bisa dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Jumlah Sekolah, Siswa, Guru UKS, Memiliki Air Bersih menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2009 Jumlah Jenjang Pendidikan



Sekolah



Siswa



Sekolah dg Guru Terlatih UKS



1



TK



295



10.627



30



2



RA



106



3.436



35



3



SD



892



197.122



400



238



4



MI



200



40.314



85



24



5



SMP



117



51.465



20



13



6



MTS



82



25.736



15



8



7



SMA



32



16.867



15



10



8



SMK



37



13.240



10



8



9



MA



23



4.395



5



3



No



Yang Memiliki Air Bersih



Ket



110



Sumber : Laporan Tahunan UKS Kab. Brebes Tahun 2009



Adapun program yang dilaksanakan dalam program UKS ini meliputi: 1.



Cetak KMS anak sekolah



2.



Lomba cerdas cermat dokter kecil tingkat kabupaten



3.



Lomba dokter kecil SD/MI dan Lomba Kader Kesehatan Remaja SLTP/MTs dan SMA/SMK/MA tingkat kabupaten



4.



Pembinaan juara dokter kecil dan kader kesehatan remaja



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-2



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



5.



Pengiriman pemenang lomba dokter kecil dan kader kesehatan remaja ke tingkat provinsi



6.



Pengiriman LCC PHBS (bahaya rokok) SMP/MTs dan SMA/SMK/MA ke tingkat provinsi



7.



Lomba sekolah sehat tingkat kabupaten



8.



Pembinaan juara lomba sekolah sehat



9.



Penyuluhan tentang narkoba di sekolah



10. Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah 11. Pelatihan Guru UKS tingkat kabupaten 12. Survey PHBS tatanan institusi pendidikan 13. Monitoring dan evaluasi kegiatan UKS 14. Penjaringan anak sekolah Berdasarkan hasil survey cepat PHBS tatanan institusi pendidikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes tahun 2006 di 6 Puskesmas yang ada di 5 Kecamatan menggambarkan bahwa jamban dan sampah masih menjadi permasalahan yang dihadapi di 60 sekolah tersebut. Namun meskipun menjadi masalah prioritas ke 6, jamban di sekolah-sekolah tersebut belum diketahu kualitas maupun kuantitasnya, apakah menggunakan septitank, perbandingan jumlah murid dengan jumlah jamban apakah 1:40 atau tidak. Warung sekolah yang sehat menjadi masalah prioritas yang harus segera diatasi oleh pihak sekolah maupun pihak lainnya. Data selengkapnya mengenai hasil survey cepat tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-3



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.2. Hasil Survey Cepat PHBS di Institusi Pendidikan Tahun 2006



PROSENTASE



WARUNG SEKOLAH



5 5 5 0 0 6 5



6 5 1 10 10 8 5



7 5 10 10 10 10 0



8 8 0 0 0 6 10



9 10 9 10 10 10 10



10 7 9 5 5 9 10



11 10 4 10 10 10 10



12 1 0 0 0 3 0



54



11



55



58



21



39



45



24



59



45



54



4



90,0 18,3 91,7 96,7 35,0 65,0 75,0 40,0 98,3 75,0 90,0 6,7



PRIORITAS MASALAH 7 2 8 9 3 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun 2007



5



6



4



10



6



7



1



PARIPURNA



SAMPAH



4 10 8 10 10 10 10



UTAMA



JAMBAN



3 10 10 10 10 10 5



MADYA



AIR BERSIH



2 0 7 0 0 4 0



PRATAMA



PSN



1 10 5 10 10 9 10



TOTAL SKOR



DANA SEHAT



JUMLAH



DOKCIL / KKR



10 10 10 10 10 10



UKS & P3K



BUMIAYU LARANGAN KERSANA BULAKAMBA SIWULUH JATIROKEH



PAKAI SEPATU



1 2 3 4 5 6



TIDAK MEROKOK



PUSKESMAS



KUKU



NO



JML SEKOLAH YANG DISURVEY



STRATA



GIGI BERSIH



HASIL SURVEY



81 68 75 75 95 75



1 5 0 0 0 0



5 4 10 10 4 10



4 1 0 0 6 0



0 0 0 0 0 0



6



43



11



0



10,0 71,7 18,3



0,0



WARUNG SEKOLAH



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-4



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



SD Negeri Brebes 02, yang pada tahun 2007 mewakili Kabupaten Brebes pada lomba sekolah sehat, dengan jumlah siswa 322 anak, memiliki MCK anak 2 ruangan, urinoir 8 tempat, tempat cuci tangan 7 kran, dan washtafle di tiap kelas. Sedangkan beberapa program kesehatan lingkungan di sekolah unggulan, seperti di MIN Model Larangan yang menjadi wakil Kabupaten Brebes untuk mengikuti lomba sekolah sehat tingkat provinsi pada tahun 2008, yang berkaitan dengan air bersih dan sanitasi antara lain : 1. Penyediaan air bersih 2. Pemeliharaan dan penampungan air bersih 3. Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah 4. Pengadaan dan pemeliharaan saluran pembuangan air limbah 5. Pemeliharaan WC/kakus/urinoir 6. Pemeliharaan kamar mandi Sedangkan perbandingan jumlah jamban dengan jumlah siswa di sekolah tersebut pada tahun 2008 adalah 1:50. Data sanitasi di fasilitasi umum dapat digambarkan sesuai dengan tabel di bawah ini. Dari hasil survey di 60 masjid yang ada di 6 Puskesmas. Tabel 3.3. Hasil Survey Cepat PHBS di Fasilitasi Umum Tahun 2006



SAMPAH



SPAL



TIDAK MEROKOK



P3K



PENYULUHAN



BUMIAYU 10 LARANGAN 10 KERSANA 10 BULAKAMBA 10 SIWULUH 10 JATIROKEH 10 JUMLAH PROSENTASE PRIORITAS MASALAH



JAMBAN SEHAT



1 2 3 4 5 6



PUSKESMAS



AIR BERSIH



NO



JML TEMPAT IBADAH YANG DISURVEY



BAK AIR BERSIH



HASIL SURVEY



10 6 10 6 10 10 52 86,7 7



10 10 10 10 9 10 59 98,3 8



5 0 3 0 5 10 23 38,3 3



9 4 10 4 8 10 45 75,0 6



10 5 2 5 10 10 42 70,0 5



0 10 0 10 9 0 29 48,3 4



0 2 0 2 2 0 6 10,0 1



6 0 0 0 0 10 16 26,7 2



Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun 2007 POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-5



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Dari tabel di atas diketahui bahwa ketersediaan jamban sehat menjadi masalah prioritas ketiga, dimana baru 38,3% dari sarana ibadah yang disurvey memiliki jamban yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan jamban masih dianggap kurang penting atau tidak tersedianya sumber daya untuk membangun jamban di fasilitasi tersebut. Sedangkan untuk air bersih dan tempat sampah sudah mencapai 75% lebih. 3.1.2. Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Menurut Hendrik L Blum, perilaku merupakan salah satu dari komponen yang mempengaruhi status kesehatan. Perilaku bukan merupakan hasil yang dapat dilihat secara langsung sebagai akibat dari penerapan program / pendidikan kesehatan, tetapi merupakan hasil jangka menengah dari program /pendidikan kesehatan,. Jika perilaku kesehatan masyarakat baik, ada kemungkinan program/pendidikan kesehatan juga berhasil dimana hal tersebut akan berpengaruh kepada meningkatnya indicator kesehatan. Pola Penyakit Kasus rawat jalan di Puskesmas pada semua golongan penyakit yang paling banyak adalah penyakit Isfeksi Saluran pernafasan bagian Atas (ISPA). Kasus Ispa terbanyak adalah pada golongan umur 5-14 tahun yaitu sebanyak 87.393 kasus. Selain ISPA penyakit yang ada pada semua golongan umur adalah Diare dengan jumlah terbanyak ada pada golongan Umur 1-4 tahun ( 12.099 penderita). Hal tersebut mungkin karena pada golongan umur 1-4 tahun merupakan rentang umur paling rawan untuk penyakit diare. Lima Penyakit yang paling banyak ditemukan pada kasus rawat Jalan di Puskesmas dapat dilihat pada tabet Pola penyakit Rawat Jalan di Puskesmas, di bawah ini :



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-6



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.4. Pola Penyakit Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kabupaten Brebes Tahun 2008 Urut an



Kelompok Umur 0 -7 hari ISPA 90 (29,03 %)



8 – 30 hr ISPA 457 (28,23 % )



30 65 Th Artritis 21.208 ( 25,62 % ) ISPA 19.461 (23,51 % )



Diare 9.441 (4,75 %)



Peny kulit &jar bwh kulit 24.552 (8,77 % ) Diare 8.823 (3,15 %)



Peny kulit &jar bwh kulit 12.668 (7,22 % ) Peny. Tekanan Darah tingga 12.609 (7,19 %)



Peny.teka nan darah tinggi 11.586 (9,39 % ) Peny kulit &jar bwh kulit 8.388 (6,80 % )



Peny.teka nan darah tinggi 9.020 (10,90 % ) Peny kulit &jar bwh kulit 5.498 (6,64 % )



Pneumon ia 4.227 (3,07 %)



Kelaianan denti Facial 6.676 (3,36 % )



Pneumon ia 1.822 (2,8 %)



Disentri Basiler 3.856 (2,80 %)



Konjungtivi tas 4.596 (2,31 %)



Peny. Tekanan Darah tingga 8.730 (3,12 %)



Diare 4.838 (2,76 %)



Diare 2.993 (2,43 %)



Asma 2.246 (2,31 %)



Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Brebes, 2008



Tabel 3.5. Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan di Puskesmas Semua Golongan Umur di Kabupaten Brebes Tahun 2008 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



NAMA PENYAKIT Penyakit Saluran Pernafasan bag atas Artritis / Pegal linu Penyakit kulit & Jaringan bawah kulit Diare (termasuk tersangka cholera) Peny tekanan darah tinggi Conjungitivitis Disentri Basiler Asma Penyakit Gusi & Jaringan Periodental Bronchitis



PENDERITA JUMLAH ( %) 369875 34,79 126401 11,89 88852 8’36 46802 4,40 42615 4,01 25352 2,38 20081 1,89 14977 1,41 13656 1,28 13176 1,24



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-7



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



NO. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



NAMA PENYAKIT



Penyakit Kulit lain karena jamur (mikosis) Typus perut Penyakit pada telinga & mastoid Karies gigi Moniliasis, stomatitis, kista dll Kelainan dento facial termasuk Maloklusi Penyakit Pulpa & jaringan periapikal Anemia Scabies Pneumonia Penyakit Lainnya JUMLAH Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Brebes



PENDERITA JUMLAH ( %) 12384 1,16 12013 1,13 12008 1,13 11548 1,09 11342 1,07 9236 0,87 8387 0,79 8280 0,78 8030 0,76 7465 0,70 200635 18,87 1063115 100



Tabel 3.6. Pola Penyakit Penderita Rawat Inap di Puskesmas Semua Golongan Umur di Kabupaten Brebes Tahun 2008 NO.



NAMA PENYAKIT



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



Diare (termasuk tersangka cholera) Typus perut Tukak lambung Infeksi penyakit lain Penyakit Saluran Pernafasan Paratyfus Penyakit tekanan darah tinggi Asma Disentri Basiler Ascariasis Kecelakaan Lalu Lintas D H F (Demam Berdarah) TB Paru Klinis Suspec Bronchitis Penyakit pada Saluran kencing Penyakit Peredaran darah paru TB Paru BTA Positif Diabetes Militis Anemia Keracunan Makanan Penyakit lainnya JUMLAH



PENDERITA JUMLAH ( %) 4985 21,96 3829 16,87 2104 9,27 1748 7,70 1119 4,93 954 4,20 684 3,01 645 2,84 608 2,68 487 2,15 460 2,03 458 2,02 440 1,94 393 1,73 329 1,45 228 1,00 222 0,98 154 0,68 148 0,65 135 0,59 2567 11,31 22697 100



Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Brebes POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-8



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Kejadian Luar Biasa Kasus kejadian Luar Biasa ( KLB ) tahun 2008 terbanyak adalah penyakit AFP yang menyerang 7 kecamatan meliputi 9 desa dengan 14 penderita, tidak ada penderita meninggal karena AFP ( attack rate = 0,01). Sedangkan kasus DBD menyerang 7 Kecamatan 14 desa dengan jumlah penderita 47 penderita dan jumlah penderita meninggal sebanyak 14 orang (Attack rate= 0,05 %, CFR = 29,79 % ), Diare sebanyak 104 kasus terdapat 2 kasus kematian ( attack rate = 0,38 %, CFR = 1,9 % ), Campak terdapat 46 kasus tanpa kasus kematian, tetanus Neonatorium terdapat 7 kasus tanpa kasus kematian, Difteri 2 kasus tanpa kasus kematian.Kasus KLB lain tanpa kematian adalah Keracunan makanan terdapat 67 kasus dan Cikukunya terdapat 64 kasus. Prosentase KLB yang ditangani < 24 jam menurut standart tahun 2008 adalah 96,43 %. Data selengkapnya mengenai kejadian luar biasa ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3.7. Jumlah Penderita dan Kematian, CFR, KLB Kabupaten Brebes Tahun 2008



NO 1 2



JENIS KEJADIAN LUAR BIASA



JUMLAH JUMLAH JUMLAH ATTACK PENDUDUK PENDE KEMATI RATE JUMLAH JUMLAH TERANCA RITA AN (%) KEC DESA M 7 9 14 0 0,01 123.241 2 2 22.818 2 0 0,01 YANG DISERANG



CFR (%)



AFP (< 15 th) 0 Difteri 0 Keracunan 3 3 3 29.346 67 0 0,23 0 Makanan Tetanus 4 6 7 89.933 7 0 0,01 0 Neonatorum 5 Diare 4 5 27.468 104 2 0,38 1,92 6 Chikungunya 2 2 16.740 64 0 0,38 0 7 Campak 7 9 14.968 46 0 0,31 0 8 DBD 7 14 47 14 0,05 29,79 97.966 Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit, Seksi Pencegahan Penyakit & Penanggulangan Kejadian Luar Biasa



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-9



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Persentase Balita dengan Diare ditangani Cakupan penemuan diare di Kabupaten Brebes pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 1.764 kasus bila dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini disebabkan oleh belum maksimal penemuan penderita diare baik oleh kader, Puskesmas , Rumah sakit pemerintah maupun RS Swasta. Jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata diatas 40 %. Ini menunjukkan bahwa kasus diare pada balita masih tetap tinggi dibandingkan dengan golongan umur lainya. Cakupan penanganan balita dengan diare di Kabupaten Brebestahun 2008 sebesar 100 %, berarti sudah mencapai target. Sedangkan jumlah kematian karena penyakit diare sebesar 2 kasus kematian, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 7 kasus kematian. Keadaan Gizi Presentase balita yang naik timbangannya dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang dapat menggambarkan keberhasilan kader posyandu dalam memberikan penyuluhan kesehatan ( gizi ) kepada masyarakat di desanya. Naiknya timbangan dapat menggambarkan tingkat kesehatan balita di wilayah kerja posyandu. Tabel di bawah menunujukkan data status gizi bayi dan balita sesuai hasil penimbangan bulanan di puskesmas (F.lll. Gizi ) selama tahun 2008. Jumlah balita yang ada (S) 132.667 balita, yang ditimbang (D) 115.550 balita, yang naik berat badannnya (N) sebanyak 94.362 balita. Sebanyak 1.064 balita ( 0,92 % ) dikatogorikan BGM yaitu Berat Badan dibawah garis merah pada grafik KMS atau disebut juga gizi buruk. Kondisi ini dapat terjadi karena balita mengalami kurang energi protein (KEP). Target balita BGM pada tahun 2008 adalah 12 %. Sedangkan jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Brebes 193 anak atau 0,77 %. Pada tahun 2008 terdapat 1.064 balita BGM, kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi gizi buruk disebabkan antara lain oleh semakin



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-10



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



memburuknya keadaan ekonomi keluarga yang berdampak terhadap kecukupan pangan ditingkat keluarga. Puskesmas dengan prosentase jumlah balita BGM tertinggi adalah Puskesmas Jatibarang 2,86 %. Sedangkan untuk prosentase jumlah balita gizi buruk adalah puskesmas Tanjung sebesar 2,11 %.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-11



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.8. Jumlah Balita dan Status Gizi Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun 2008 JUMLAH BALITA NO



KECAMATAN



PUSKESMAS



% BALITA



BALITA YANG ADA



GIZI BURUK



DITIMBANG



BB NAIK



BGM



GIZI BURUK



KEC BEBAS RAWAN GIZI



1



Salem



Salem



3.694



0



101,11



82,09



1,07



0



+



2



Bantarkawung



Bantarkawung



6.099



0



90,44



89,72



0,36



0



+



3



Bumiayu



Bumiayu



4.629



7



64,42



68,44



0,34



0,23



+



Kaliwadas



2.651



18



92,76



80,85



0,65



0,73



+



4



Paguyangan



Paguyangan



7.314



4



95,68



77,12



0,97



0,06



+



5



Sirampog



Sirampog



4.156



0



123,94



86,62



0,29



0



+



6



Tonjong



Tonjong



4.356



3



111,91



94,54



0,41



0,06



+



7



Jatibarang



Jatibarang



9.221



5



64,01



81,62



2,86



0,08



+



8



Larangan



Larangan



4.898



12



96,24



83,24



0,53



0,25



+



Sitanggal



4.596



3



84,90



73,24



0,38



0,08



+



9



Ketanggungan



Ketanggungan



9.180



38



109,35



89,85



0,30



0,38



+



10



Banjarharjo



Banjarharjo



6.747



5



79,83



80,99



1,97



0,09



+



Cikakak



2.477



3



91,72



86,40



2,20



0,13



+



Losari



4.140



4



89,47



76,32



1,35



0,11



+



Bojongsari



2.986



14



83,79



81,53



0,96



0,56



+



Kecipir



1.941



6



109,84



81,19



0,47



0,28



+



Tanjung



3.489



56



76,21



82,70



0,83



2,11



+



Kemurang Wetan



1.835



1



118,37



90,10



2,39



0,05



+



Luwunggede



2.148



0



96,93



86,26



0,48



0



+



11



12



Losari



Tanjung



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-12



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



NO 14



15



KECAMATAN Bulakamba



Wanasari



PUSKESMAS Bulakamba



% BALITA DITIMBANG



BB NAIK



BGM



76,91



84,00



0,51



GIZI BURUK 0



KEC BEBAS RAWAN GIZI +



Siwuluh



2.742



0



84,14



73,56



3,12



0



+



Kluwut



3.313



1



92,85



89,92



1,20



0,03



+



Wanasari



5.637



1



69,61



73,09



0,94



0,03



+



Jagalempeni



2.450



0



105,84



90,51



0,73



0



+



Sidamulya



2.658



0



85,48



87,10



2,11



0



+



12.093



10



92,70



74,55



0,45



0,09



7.328



2



59,09



77,92



0,46



0,05



+ +



193



87,10



81,66



0,92



0,17



16



Brebes



Brebes



17



Songgom



Jatirokeh



JUMLAH



JUMLAH BALITA BALITA GIZI YANG ADA BURUK 3.599 0



132.667



Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-13



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Berdasarkan hasil jumlah rumah tangga yang dipantau dalam rangka survey PHBS menurut laporan dari puskesmas pada taun 2008 sebanyak 171.381 rumah tangga. Dari jumlah tersebut yang telah mencapai Strata Utama adalah 54.484 rumah tangga (31,79% ), Strata Paripurna 2.895 rumah tangga ( 1,69% ), Rumah tangga sehat berdasarkan definisi operasional dari SPM adalah rumah tangga yang telah melaksanakan paling sedikit 7 dari 10 indikator PHBS yaitu dapat dikonversikan sebagai rumah tangga yang mempunyai strata utama dan paripurna. Dari 397.231 rumah tangga yang dipantau 46,43 % termasuk rumah tangga sehat. Data secara lengkap ada pada table 45. ( isian master profil dkk ). Berdasarkan data hasil Pelaksanaan Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Brebes Tahun 2009 di 28 Pukesmas 28 desa, kemudian dianalisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.



Sebagian besar responden yang berperilaku merokok di dalam rumah sebesar 10.116 KK 27,33 % dan menenpati urutan masalah yang ke 1



2.



Sebagian besar responden telah melakukan pemberian ASI eksklusif sebanyak 14.585 KK 39,40 dan menempati urutan masalah ke 2



3.



Responden yang telah memanfaatkan jamban sehat mencapai 16.906 kk 45,67 % dan menempati urutan masalah yang ke 3



4.



Sebagian besar responden yang menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 17.872 KK 48,28 % dan menempati urutan masalah ke 4.



5.



Sebagian besar responden yang melakukan aktivitas fisik atau olahraga minimal 1 jam selama 3-5 kali seminggu sebanyak 20.427 KK 55,18 % dan menempati urutan masalah ke 5



6.



Sebagian besar responden yang melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di kabupaten Brebes sebanyak 21.043 KK 56,85 % dan menempati urutan masalah ke 6



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-14



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



7.



Sebagian besar responden telah melakukan persalinan ditenaga kesehatan sebanyak 23.821 KK 64,35 % dan menempati urutan masalah ke 7



8.



Sebagian besar responden telah melakukan penimbangan balita sebanyak 24.056 KK 64,99 % dan menempati urutan masalah ke 8



9.



Sebagian responden yang berperilaku membuang sampah pada tempatnya sebanyak 24.694 KK 66,71 %.dan menempati urutan masalah ke 9



10. Sebagian besar responden telah menempati rumah berplester (kedap air) sebanyak 24.752 KK 66,87% dan menempati urutan masalah ke 10. 11. Sebagian besar responden memenuhi standart kepadatan penghuni di rumah tangga sebanyak 27.727 KK 74,90 % dan menempati urutan masalah ke 11 12. Sebagian besar responden yang berperilaku mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar sebanyak 31.489 KK 85,07 % dan menempati urutan masalah ke 12 13. Sebagian besar responden dengan anggota keluarga berkecukupan gizi sebanyak 31.804 KK 85,92 % dan menempati urutan masalah ke 13 14. Sebagian besar responden yang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggosok gigi minimal 2 kali sehari sebanyak 32,696 KK 88,33 % dan menempati urutan masalah ke 14 15. Sebagian besar responden menggunakan air bersih untuk kegiatan mandi, cuci dan kakus sebanyak 33.777 KK 91,25



% dan menempati urutan



masalah ke 15 16. Sebagian besar responden yang berperilaku mengkonsumsi minuman keras dan narkoba sebanyak 34.125 KK 92,19 % dan menempati urutan masalah ke 16 17. Sebagian besar responden telah mencapai sehat utama di Kabupaten Brebes sebesar 50,30



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-15



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Berdasarkan hasil pelaksanaan Inspeksi Sanitasi petugas penyehatan lingkungan Puskesmas terhadap rumah sehat yang diperiksa dapat dilihat jumlah rumah sehat pada tahun 2008 sebesar 43.774 ( 46,43 % ) dari rumah yang diperiksa sebanyak 94.286 rumah , sedangkan pada tahun 2009 rumah sehat sebanyak 43.383 ( 45,51% ) dari rumah yang diperiksa sebesar 95.322 unit. sedangkan sarana kesehatan lingkungan yang dimiliki oleh rumah tangga adalah Jumlah keluarga yang telah memiliki persediaan air bersih sejumlah 111.371 KK dari 112.986 KK yang diperiksa, jumlah kepala keluarga yang mempunyai jamban 58.963 KK (53,01%) dari 111.231 KK yang diperiksa. Jumlah KK yang telah memiliki sitem pengelolaan air limbah (SPAL) sebanyak 66.173 KK dari 111.232 KK yang diperiksa (59,49%).



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-16



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.9. Hasil Survey Cepat Rumah Tangga Sehat Tahun 2008



899



209



100



23,248



899



2



Bantarkawung



27.967



3.625



2.490



1.570



68,69



63,052



3.625



3



Bumiayu



17.854



2.643



2.327



1.808



88,04



77,697



2.643



4



Kaliwadas



9.909



1.820



1.112



1.102



61,10



99,101



1.820



5



Paguyangan



35.642



5.694



5.694



5.694



100



100



5.694



6



Sirampog



15.494



360



352



344



97,78



97,727



360



7



Tonjong



18.319



4.484



2.875



1.660



64,12



57,739



4.484



8



Jatibarang



24.692



873



100



70,561



873



343



9



Larangan



23.115



1.223



760



340



62,14



44,737



1.223



10



Sitanggal



17.522



760



760



450



100



59,211



11



Ketanggungan



39.237



525



428



192



81,52



12



Banjarharjo



25.120



18.595



16.455



8.852



873



616



% Sehat



Jml KK Memiliki 204



% Sehat



899



% KK Memiliki



13.419



Jml KK Diperiksa



Salem



% KK Memiliki



1



Jml KK Diperiksa



Jml Sehat



PUSKESMAS



Jml KK Memiliki



NO



JAMBAN



Jml Sehat



PERSEDIAAN AIR BERSIH JUMLAH KK



204



22,69



100



1.498



739



41,32



49,332



1.327



659



50,21



49,661



461



48,63



52,09



41,29



79,583



94,72



99,413



58,56



60,815



343



39,29



100



760



340



62,14



44,737



760



411



251



54,08



61,071



44,86



525



271



192



51,62



70,849



88,49



53,795



18.595



58,46



61,555



885 2.351



1.871



341 2.626



339 1.597



10.870



6.691



13



Cikakak



11.890



456



456



174



100



38,158



456



161



110



35,31



68,323



14



Losari



15.442



453



158



158



34,88



100



453



283



204



62,47



72,085



15



Bojongsari



14.859



450



450



166



100



36,889



450



245



174



54,44



71,02



16



Kecipir



0



0



0



0



0



0



17



Tanjung



43,44



98,534



3.455



40,26



97,052



18



Kemurang Wetan



76,31



0



1.072



33,02



100



9.021



0



0



11.150



3.455



1.501



6.452



1.072



818



0 1.479 -



0 1.391



354



1.350 354



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-17



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



8.877



2.102



1.260



1.160



59,94



92,063



2.102



20



Kersana



17.023



500



500



500



100



100



21



Bulakamba



13.891



653



529



473



81,01



22



Siwuluh



17.171



15.914



15.914



11.267



% Sehat



Luwunggede



% KK Memiliki



Jml KK Diperiksa



19



Jml Sehat



JUMLAH KK



Jml KK Memiliki



PUSKESMAS



Jml KK Memiliki



NO



% Sehat



% KK Memiliki



JAMBAN



Jml KK Diperiksa



Jml Sehat



PERSEDIAAN AIR BERSIH



1.271



1.179



60,47



92,762



500



345



345



69,00



100



89,414



653



475



438



72,74



92,211



100



70,799



15.914



2.997



2.997



18,83



100



23



Kluwut



13.446



9.387



6.570



2.365



69,99



35,997



9.387



7.790



4.025



82,99



51,669



24



Wanasari



14.789



3.100



1.486



1.312



47,94



88,291



3.100



895



895



28,87



100



25



Jagalempeni



11.701



1.212



1.212



791



100



65,264



1.212



637



529



52,56



83,046



26



Sidamulya



10.457



425



425



100



100



23,529



425



209



203



49,18



97,129



27



Brebes



44.140



29.202



23.114



21.251



79,15



91,94



29.202



19.477



10.191



66,70



52,323



28



Jatirokeh



20.693



1.350



1.278



894



94,67



69,953



1.350



546



371



40,44



67,949



509.292



111.232



90.696



64.927



81,54



71,588



111.232



58.963



37.052



53,01



62,84



Jumlah



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-18



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Lanjutan Tabel 3.9 Hasil Survey Cepat Rumah Tangga Sehat Tahun 2008



1



Salem



13.419



2



Bantarkawung



27.967



3



Bumiayu



17.854



4



Kaliwadas



5



Paguyangan



35.642



6



Sirampog



15.494



7



Tonjong



18.319



8



Jatibarang



24.692



9



Larangan



23.115



10



Sitanggal



17.522



11



Ketanggungan



39.237



12



Banjarharjo



25.120



13



Cikakak



11.890



9.909



899



899 3.625 2.643 1.820 5.694 360



873



899



899



209



% Sehat



% KK Memiliki



Jml Sehat



Jml KK Memiliki



Jml KK Diperiksa



% Sehat 15



100,00



23



2.559



83,72



84,32



3.625



2.490



1.570



68,69



63,05



2.121



1.457



80,25



68,69



2.643



1.876



1.275



70,98



67,96



1.315



947



72,25



72,02



1.820



1.112



61,10



81



2.926



2.532



51,39



86,53



5.694



1.783



1.484



31,31



83,23



248



95,28



72,30



360



252



249



70,00



98,81



903



2.001



753



44,63



37,63



4.484



2182



1096



48,66



50,23



525



314



60,14



59,81



873



343



221



39,29



64,43



760



340



62,14



44,74



1.223



760



340



62,14



44,74



200



150



26,32



75,00



760



241



175



31,71



72,61



293



227



55,81



77,47



525



295



56,19



66,10



17.231



13.205



92,66



76,64



18.595



11.753



63,21



49,66



300



240



65,79



80,00



456



0



0



0



1.223 760 525 18.595



100



3.035



343



4.484



139



PENGELOLAAN AIR LIMBAH



% KK Memiliki



JUMLAH KK



Jml Sehat



PUSKESMAS



Jml KK Memiliki



NO



Jml KK Diperiksa



TEMPAT SAMPAH



456



195 5.837 0



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-19



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Jml Sehat



% KK Memiliki



% Sehat



15.442



453



249



155



54,97



62,25



453



266



125



58,72



46,99



15



Bojongsari



14.859



450



215



134



47,78



62,33



450



207



119



46,00



57,49



16



Kecipir



0



0



0



0



17



Tanjung



50,85



87,59



3.455



1.933



1.350



55,95



69,84



18



Kemurang Wetan



6.452



1.072



41



34



3,82



82,93



1.072



1.072



354



100



33,02



19



Luwunggede



8.877



2.102



1.401



1.268



66,65



90,51



2.102



1.401



1.263



67



90



20



Kersana



17.023



500



345



345



69



100



500



345



345



69



100



21



Bulakamba



13.891



653



548



485



83,92



88,50



653



487



431



75



88,50



22



Siwuluh



17.171



5.914



6.681



6.441



41,98



96,41



15.914



6.133



4.905



39



80



23



Kluwut



13.446



9.387



6.144



6.100



65,45



99,28



9.387



7.903



1.309



84,19



16,56



24



Wanasari



14.789



3.100



1.358



43,81



73,56



3.100



1.136



895



36,65



79



25



Jagalempeni



11.701



1.212



884



748



72,94



84,62



1.212



619



511



51,07



83



9.021



0



0



11.150



3.455



1.757



26



Sidamulya



10.457



425



27



Brebes



44.140



9.202



28



Jatirokeh



20.693



1.350



509.292



111.232



Jumlah



0 1.539



999



-



Jml KK Memiliki



Losari



Jml KK Diperiksa



% Sehat



14



JUMLAH KK



Jml KK Memiliki



PUSKESMAS



Jml KK Diperiksa



NO



% KK Memiliki



PENGELOLAAN AIR LIMBAH



Jml Sehat



TEMPAT SAMPAH



0



0



277



203



65,18



73,29



425



306



203



72,00



66,34



29.202



20.654



100



70,73



29.202



19.029



12.910



65,16



68



1350



894



100



66,22



1.350



1350



100



67



82.401



63.110



74,08



76,59



111.232



66.173



59,49



59,21



904 39.178



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-20



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Table 3.10 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Brebes Tahun 2009 RUMAH NO



KECAMATAN



PUSKESMAS Jumlah Total



Jumlah Diperiksa



% Diperiksa



Jumlah Sehat



% Sehat



1



Salem



Salem



13.419



899



6,70



209



23,25



2



Bantarkawung



Bantarkawung



21.791



3.625



16,64



1.636



45,1



3



Bumiayu



Bumiayu



12.230



2.643



21,61



1.343



50,8



Kaliwadas



8.379



1.820



21,72



461



25,3



4



Paguyangan



Paguyangan



23.633



3.166



13,40



2.081



65,73



5



Sirampog



Sirampog



14.507



334



2,30



248



74,25



6



Tonjong



Tonjong



14.950



4.482



29,98



3.105



69,28



7



Jatibarang



Jatibarang



16.708



873



5,23



343



39,29



8



Larangan



Larangan



21.247



1.223



5,76



575



47,02



Sitanggal



14.067



760



5,40



411



54,08



9



Ketanggungan



Ketanggungan



33.359



525



1,57



271



51,62



10



Banjarharjo



Banjarharjo



20.953



18.595



88,75



6.691



35,98



Cikakak



10.089



456



4,52



161



35,31



Losari



10.082



448



4,44



204



45,54



Bojongsari



10.185



450



4,42



174



38,67



Kecipir



5.525



266



4,81



169



63,53



Tanjung



9.079



3.455



38,05



1.350



39,07



Kemurang Wetan



5.242



1.072



20,45



706



65,86



Luwunggede



6.740



2.102



31,19



1.164



55,38



11



12



Losari



Tanjung



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-21



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



NO 14



15



KECAMATAN Bulakamba



Wanasari



PUSKESMAS



RUMAH Jumlah Total



Jumlah Diperiksa



% Diperiksa



Jumlah Sehat



% Sehat



Bulakamba



10.635



653



6,14



407



62,33



Siwuluh



10.729



10.400



96,93



2.997



28,82



Kluwut



9.278



6.168



66,48



4.247



68,86



Wanasari



10.048



2.100



20,90



895



42,62



Jagalempeni



8.765



1.212



13,83



511



42,16



Sidamulya



7.932



425



5,36



203



47,76



16



Brebes



Brebes



34.227



21.254



62,10



9.657



45,44



17



Songgom



Jatirokeh



20.121



4.380



21,77



3.210



73,29



397.231



94.286



23,74



43.774



46,43



JUMLAH



Sumber : Laporan Dinkes Kabupaten Brebes



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-22



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Table 3.11 Persentase Keluarga memiliki Akses Air Bersih Kabupaten Brebes Tahun 2008



JUMLAH



LAINNYA



KEMASAN



PAH



SGL



Jumlah Keluarga



% AKSES AIR BERSIH



SPT



PUSKESMAS



% Kelua rga Diperi ksa



LEDENG



NO



Jml keluarga Diiperiks a



1



Salem



13.419



899



6,7



92,1



0



7,9



0



0,00



0



100



2



Bantarkawung



27.967



3.625



12,9



10



1



42,1



0



0



47



100



3



Bumiayu



17.854



2.643



14,8



20



0



40,8



0



0



38,8



100



4



Kaliwadas



9.909



1.820



18,4



0



0



100



0



0



0



100



5



Paguyangan



35.642



5.694



15,9



11,9



3



46,1



0



0



39



100



6



Sirampog



15.494



2.007



12,9



6,1



0



82,8



0



0



0



88,8



7



Tonjong



18.319



6.329



34,6



7,6



0



69,6



0



0



23



100



8



Jatibarang



24.692



873



3,5



6,5



6



78,6



0



0



0



90,9



9



Larangan



23.115



1.223



5,3



2,4



26



60,0



0,08



0,32



4



93,6



10



Sitanggal



17.522



760



4,3



0



14



74,3



0



0



0



88,8



11



Ketanggungan



39.237



525



1,3



0



2



73,1



1,52



0



3



79,2



12



Banjarharjo



25.120



16.857



67,1



2,8



25



43,3



0



0,23



26



97,6



13



Cikakak



11.890



456



3,8



32,0



68



0



0



0



0



100



14



Losari



15.442



453



2,9



0



44



55,6



0



0



0



100



15



Bojongsari



14.859



450



3,0



0



65



35,3



0



0



0



100



16



Kecipir



9.021



-



-



-



-



-



-



-



-



-



17



Tanjung



11.150



3.455



31



0



51



26,3



0



0



22



100



18



Kemurang Wetan



6.452



1.072



16,6



0



15



60,4



0



0



1



76,3



19



Luwunggede



8.877



2.102



23,7



0



10



19,6



0



0



71



100



20



Kersana



17.023



500



2,9



8,8



27



63,8



0



0



0



100



21



Bulakamba



13.891



653



4,7



0



46



53,8



0



0



0



100



22



Siwuluh



17.171



15.914



92,7



0



53



47,2



0



0



0



100



23



Kluwut



13.446



9.387



69,8



22



52



26



0



0



0



100



24



Wanasari



14.789



3.100



20,9



0



11,3



88,7



0



0



0



100



25



Jagalempeni



11.701



1.212



10,4



0



29,0



70,9



0



0



0



100



26



Sidamulya



10.457



498



4,8



0



15,0



84,9



0



0



0



100



27



Brebes



44.140



29.202



66,2



35,3



4,9



38,8



1,42



0,58



18,8



99,9



28



Jatirokeh



20.693



1.350



6,5



0



57,9



0



0



0



0



57,9



509.292



113.059



22,2



14,3



21,7



45,3



0,37



0,19



16,5



98,4



JUMLAH



Sumber : Dinas Kesehatan, 2008



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-23



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3.1.3. Kuantitas dan Kualitas Air 1. Sumber Air Baku Sumber air Baku yang dimanfaatkan di Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut : a. Mata Air Tabel 3.12 Sumber Mata Air No. Nama Nama Sumber SumberLokasi



Kapasitas Lokasi



1. M.A Kaligiri 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Ds. Kaligiri Kec. Sirampog M.A Kaligiri Ds. Kaligiri Kec. Sirampog M.A Kalimanggis Ds. Wanatirta Kec.Paguyangan M.A Tuk Sirah Ds. Windu Aji Kec. Paguyangan M.A Cihirup Ds. Jipang Kec. Bantar Kwng M.A Bulakan Ds. Adisana Kec. Bumiayu M.A Tuk Podol Ds. Adisana Kec. Bumiayu Total Kapasitas



Kap dbt



Kualitas



lt / dt 57,5



Baik



30



Baik



30



Baik



1996



Baik



25



Baik



2001



Baik



5



Baik



1990



Baik



50



Baik



1995



Baik



25



Baik



2002



Baik



Th.Pemb



Kondisi



Keterangan



1987



Baik



Dikelola PDAB Jateng



1994/1995 Baik



222,5



Sumber : PDAM



b. Instalasi Pengolahan Air Tabel 3.13 Instalasi Pengolahan Air PDAM No.



1.



Lokasi



Ds. Kedung Tukang



Kap.Dbt lt / dt 30



Kualitas Th. Pemb.



Cukup



2001



Kondisi



Baik



Sumber: PDAM POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-24



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



c. Reservoir Tabel 3.14 Lokasi Reservoir NO 1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8.



LOKASI Brebes IPA Kd.Tukang Jatibarang Paguyangan 1 P aguyangan 2 Paguyangan Tuk sirah Bumiayu Wanasari



VOLUME TAHUN KONDISI M3 PEMBANGUNAN 34,35 750 1987 baik 200 1999 baik 28,8 300 1987 baik 120 1996 baik 80 1996 baik 100 2003 baik 50 1995 baik 150 2002 baik



ELEVASI



Sumber: PDAM



d. Sumur Dalam Selain mengandalkan sumber air baku dari mata air dan IPA, PDAM juga menggunakan sumur dalam untuk melayani kebutuhan masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi dan kondisi dari sumur dalam yang digunakan oleh PDAM dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-25



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.15 Sumur Dalam yang Dikelola Secara Komunal oleh Masyarakat No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. 11. 12. 13. 14 15 16 17 18 19



Lokasi Ds.Kaligangsa Kec.Brebes Ds. Cigedog Kec.Kersana Ds.Penjalin Banyu Kec. Larangan Ds. Jagapura Kec. Kersana Ds. Jatibarang Kdl Kec. Jatibarang Ds Rengas Pendawa Kec.Larangan Ds. Jatibarang Kdl II Kec. Jatibarang Ds. Jagalempeni Kec. Wanasari Ds.Klampis Kec.Jatibarang Ds. Tonjong Kec.Tonjong Ds Kedung Tukang Kec Brebes Ds Dukuh Turi Kec Ketanggungan Ds Banjarharjo Kec Banjarharjo Ds Kobokan Kec.Banjarharjo Ds larangan Kec. Larangan Ds. Jatimakmur Kec.Songgom Ds. Tanjung Kec. Tanjung Ds.Jatimakmur II Kec. Songgom Ds.Pemaron Kec. Brebes Total Kapasitas



Kap.Dbt lt / dt 10



Kualitas Th.Pemb



Kondisi



Cukup



1983



Baik



10



Cukup



1987



Baik



10



Cukup



1989



Baik



10



Cukup



1990



Baik



10



Cukup



1995



Baik



10



Cukup



1996



Baik



7



Cukup



2005



Baik



10



Cukup



2005



Baik



15



Baik



2006



Baik



10



Cukup



2006



Baik



7



Cukup



2007



Baik



7



Cukup



2007



Baik



10



Cukup



2007



Baik



10



Cukup



2008



Baik



5



Cukup



2008



Baik



8



Cukup



2008



Baik



5



Cukup



2008



Baik



8



Cukup



2009



Baik



8



Cukup



2009



Baik



Keterangan



Untk Kebutuhan IKK Wanasari



blm dmanfaatkan



belum dimanfaatkan



belum dimanfaatkan



150



Sumber: PDAM



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-26



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



2. Kuatitas Air Sungai Meningkatnya



kegiatan



manusia,



akan



berdampak



pada



pencemaran lingkungan (polusi) yang berasal baik dari buangan rurnah tangga maupun limbah industri. Khususnya limbah cair, maka lingkungan utama yang paling terpengaruh oleh kondisi ini adalah lingkungan sungai. Hal ini disebabkan, karena setiap buangan akan mengalir ke sebuah DAS (Daerah Aliran Sungai). Dengan demikian kualitas air akan semakin menurun sejalan dengan topografinya. Ini berarti daerah-daerah yang dekat dengan wilayah laut (hilir), kualitas airnya lebih buruk dari pada daerah hulu. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air beberapa anak sungai yang lokasinya rata-rata dekat jalan pantura Kabupaten Brebes menunjukkan kualitas yang rendah dan bahkan ada yang tidak memenuhi persyaratan baku mutu. Kecerahan air sungai yang disampling, saat kemarau rata -rata rendah. Kecerahan tertinggi hanya 36 cm (Sungai Kluwut) dan terendah 15 cm (Sungai Cisanggarung). Ini menunjukkan bahwa sungai-sungai di Kabupaten Brebes rata-rata keruh (warna air umumnya coklat hingga kehitaman). Kaligangsa dengan lokasi di bagian timur Kabupaten Brebes dan berbatasan dengan Kota Tegal, mempunyai kondisi fisik kecerahan rendah (30 cm), warna air coklat dan sedikit bersampah, dipengaruhi oleh perairan laut (salinitas cukup tinggi - 27'Yoo). Namur masih sesuai dengan baku mutu kualitas air kelas III yang diijinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Sungai Pemali dengan lokasi di bagian pusat kota kabupaten, mempunyai kondisi fisik kecerahan rendah (30 cm) , warna air hijau dan sedikit bersampah, sedikit dipengaruhi oleh perairan laut (salinitas agak rendah 10%0). Namun masih sesuai dengan baku mutu kualitas air kelas III yang diijinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-27



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Sungai Kluwut dengan lokasi sekitar 12 km barat Brebes, mempunyai kondisi fisik kecerahan rendah (36 cm), warna air coklat tua dan sedikit bersampah, dipengaruhi oleh perairan laut (salinitas tinggi - 32%0). Namun masih sesuai dengan baku mutu kualitas air kelas III yang diijinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Sungai Tanjung Kulon yang terletak sekitar 20 km barat Brebes, mempunyai kondisi fisik kecerahan rendah (20,5 cm), warna air coklat kehitaman dan banyak sampahnya, dipengaruhi oleh perairan laut (salinitas tinggi - 35%o). Kondisi sungai tidak memenuhi standar (baku) mutu kualitas air kelas III yang diijinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Sungai di Pengaradan mempunyai kondisi fisik kecerahan rendah (24 cm), wama air hijau kecoklatan dan sedikit bersampah. dipengaruhi oleh perairan laut (salinitas tinggi - 35%o). Kondisi sungai tidak memenuhi standar (baku) mutu kualitas air keias III yang diijinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Sungai di Prapag mempunyai kondisi fisik kecerahan rendah (23,5 cm), warns air hijau dan sedikit bersampah, dipengaruhi oleh perairan laut (salinitas tinggi -35%o). Kondisi sungai masih memenuhi standar (baku) mutu kualitas air kelas III yang diijinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Sungai di Pengaradan mempunyai kondisi fisik kecerahan rendah (15 cm), warna air coklat dan sampah cukup banyak, sedikit dipengaruhi oleh perairan laut (salinitas rendah - 8%o). Kondisi sungai masih memenuhi standar (bake) mutu kualitas air kelas III yang diijinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi air sungai di Kabupaten Brebes di daerah pantura mengalami penurunan kualitas, sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Pengendalian harus dilakukan dari hulu terutama masyarakat yang berdekatan dengan sungai. Hasil pengamatan air di POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-28



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



bak IPAL Buaran disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.16 Hasil Pengamatan Air Bak IPAL Buaran No



Parameter



HASIL,



Lokas' : Bak IPAL Buaran Bulan : Januari 2009 FISIKA 1. Warna 4 2. Rasa Tak berasa 3. Bau Tidak berbau 4. Suhu 27,8 5. Kekeruhan 0,016 6. Zat padat terlarut 250 KIMIA 1. Arsen (As) 0,00



BAKU MUTU PERMENKES



SATUAN



50 Tidak berasa Tidak berbau Suhu ± 3°C 25 1500



Skala TCU Kalorimetri Organoleptik Organoleptik °C Thermometer Skala NTU Turbidimetri mg/It Potensiometri



0,05



mg/It



2. Besi (Fe) 3. Fluorida (F 4. Kadnium (Cd)



0,00 0,00 0,00



1,0 1,5 0,005



mg/It mg/It mg/It



5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.



105 29,26 0,00 2,00 0,00 8,13 0,00 0,00 132,63 0,06 0,00 2,73 0,00



500 600 0,5 10 1,0 6,5 - 9,0 15 0,1 400 0,5 0,005 10 0,05



mg/It mg/It mg/It mg/It mg/It



Kesadahan jumlah Klorida (CI) Mangan (Mn) Nitrat ANO3) Nitrit (NO2) pH Seng (Zn) Sianida (CN) Sulfat (SO4) Detergen (MBAS) Timbal (Pb) Zat organic Kromium, val 6



METODE ANALISIS



mg/It mg/It mg/It mg/It mg/It mg/It mg/It



Perak dietil dityocarbamat Fenantrolin Alizarin AAS Kompleksometri Argentometri Persulat Brucin sulfat Diazotasi Potensiometri AAS Spektrofotometri Turbidimetri Blue methilene AAS Titrimetri Diphenilcarbasid



Sumber : Status Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes Tahun 2009



Sedangkan hasil pengamatan air di bak reservoir Buaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-29



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.17 Hasil Pengamatan Air Bak Reservoir Buaran No



Parameter



HASIL BAKU MUTU SATUAN METODE PERMENKES ANALISIS Lokasi : Bak Reservoir Buaran Bulan : Januari 2009 FISIKA I Wama 14 50 Skala TCU Kalorimetri 2. Rasa Tak berasa Tidak berasa Organoleptik 3. Bau Tidak berbau Tidak berbau Organoleptik 4. Suhu 27,8 Suhu ±30C °C Thermometer 5. Kekeruhan 0,060 25 Skala NTU Turbidimetri 6. Zat padat terlarut 1730 1500 mg/It Potensiometri KIMIA I - Arsen (As) 0,00 0,05 Mg/lt Perak dietil 2. Besi (Fe) 3. Fluorida (F 4. Kadnium (Cd) 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.



0,00 0,00 0,00



1,0 1,5 0,005



Kesadahan jumlah 632 500 Klorida (CI) 961 600 Mangan (Mn) 0,00 0,5 Nitrat (NO3) 1,69 10 Nitrit (NO2) 0,72 1,0 pH 7,78 6,5-9,0 Seng (Zn) 0,033 15 Sianida (CN) 0,00 O'l Sulfat (SO4) 42,79 400 Detergen (MBAS) 0,15 0,5 Timbal (Pb) 0,00 0,005 Zat organic 0,48 10 Krorniurn, val 6 0,00 0,05 Sumber : PDAM Kabupaten Brebes, 2009



mg/It Mg/lt mg/It



dityocarbamat Alizarin Fenantrolin AAS



mg/It mg/It mg/It mg/It mg/It



Kompleksometri



mg/It Mg/lt mg/It mg/It mg/It mg/It mg/It



Argentometri Brucin sulfat Persulat Diazotasi Potensiometri AAS Spektrofotometri Turbidimetri Blue methilene AAS Tiftimetri Diphenilcarbasid



3.1.4. Limbah Cair Rumah Tangga Permasalahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga, di beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata atau dikelola dengan benar.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-30



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



2. Masih banyak masyarakat yang membuang air limbah rumah tangga ke saluran irigasi atau sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu : Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system) dan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system). Sistem pengolahan air limbah setempat (onsite system) adalah sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual/komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti : cubluk, tangki septik (septic tank) dan paket pengolahan skala kecil. Sedangkan sistem pengolahan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem ini adalah yang terbaik untuk memecahkan masalah sanitasi di daerah padat penduduk dalam jangka waktu lama, tetapi mebutuhkan biaya investasi yang tinggi. Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Brebes masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan dibeberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke saluran atau sungai. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Pembuatan IPAL domestik skala komunal yang melayani 5 kk lebih dibuat di wilayah Puskesmas Klikiran mengatasi permasalahan limbah domestic yang kekurangan lahan tanah. Pengelolaan limbah rumah tangga di Kabupaten Brebes dilakukan secara individual pada masing-masing rumah tangga serta belum terdapat penanganan air limbah dengan system rioolering atau system lainnya. Pengelolaan air bekas rumah tangga dilakukan secara individual dengan memanfaatkan saluran drainase dan sebagian menggunakan SPAL.



3.1.5. Limbah Padat (Sampah) POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-31



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Permasalahan persampahan di tingkat masyarakat: 1. Sampah rumah tangga/dapur dan lain-lain. 2. Sampah Rumah Sakit, merupakan sampah yang berasal dari aktifitas rumah sakit baik termasuk sampah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Biasanya sampah yang dibuang di TPA adalah sampah jenis non B3. 3.1.6. Drainase Lingkungan Permasalahan Drainase di Kabupaten Brebes saat ini sangat mendesak untuk ditangani, ada tiga bagian wilayah yang harus ditangani yaitu wilayah utara/pesisir, wilayah tengah dan selatan. Sarana drainase yang telah dibangun di ketiga wilayah tersebut masih fokus di IKK Kecamatan dan kecuali di Kota Brebes yang mengacu pada Master Plan Drainase Kota Brebes, Adapun permasalahan yang ada sebagai berikut : 1.



Hampir seluruh penduduk Kabupaten Brebes sudah dilayani oleh sarana drainase tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum berfungsi secara optimal.



2.



Terjadinya genangan pada saat musim penghujan potensi di seluruh IKK di Kab. Brebes, Kota Brebes menempati posisi tertinggi dalam luas genangan mulai dari Kaligangsa hingga Alun-alun Brebes, tinggi genangan berkisar antara 30-50 cm



3.



Sebagian besar saluran drainase di Kabupaten Brebes terjadi sedimentasi oleh lumpur.



4.



Dibeberapa saluran (drainase) di Kabupaten Brebes difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah sehingga akan menghambat laju aliran air (debit air)



5.



Pemeliharaan saluran/drainase yang terbatas



6.



Beberapa bangunan sipil talud saluran (drainase) di Kabupaten Brebes mengalami kerusakan.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-32



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



7.



Dimensi saluran/drainase yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan, sebagian besar terlalu sempit. Pengelolaan Drainase Kabupaten Brebes berada di bawah Dinas



Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Brebes. Perkembangan kawasan dibeberapa wilayah Kabupaten Brebes beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Perkembangan kawasan ini berdampak langsung pada kebutuhan infrastruktur pendukungnya. Dampak yang sangat jelas yaitu adanya genangan air di beberapa lokasi khususnya di Kecamatan Bumiayu, Salem, Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Brebes. Hal ini salah satunya akibat adanya perubahan peruntukan lahan yang tidak lagi menyediakan areal yang cukup untuk penyerapan air permukaan terutama yang berasal dari air hujan.



3.1.7. Pencemaran Udara Data mengenai kualitas udara ambient Kabupaten Brebes dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.18 Kualitas Udara Ambien Kabupaten Brebes Tahun 2005 Parameter Sulfur dioksida (S02) Floading (PM10) Nitrogen dioksida (NO2) Karbon monooksida (CO) Ozon (03)



Satuan mg/m3 mg/m, mg/m, mg/m3 mg/m3



Nilai 16,76 120,632,99 2,02 21,76



Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes, 2005



Sedangkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor Kabupaten Brebes dapat dilihat pada tabel berikut.



Tabel 3.19 POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-33



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Kabupaten Brebes Tahun 2005 No.



1.



2.



3.



4.



Jenis Kendaraan



Parameter



a. Hidrokarbon b. Karbon Monoksida (CO) c. Sulfur Dioksida (S02) d. Nitrogen Dioksida (NOD a, Hidrokarbon Sepeda motor 2 b. Karbon Monoksida (CO) langkah berbahan bakar bensin/ premium c. Sulfur Dioksida (S02) oktan > 88 d. Nitrogen Dioksida (NO2) a. Hidrokarbon Kendaraan bermotor b. Karbon Monoksida (CO) selain sepeda motor berbahan bakar bensin/ c. Sulfur Dioksida (S02) premium oktan > 88 d. Nitrogen Dioksida (NO2) e. Timah Hitam (Pb) Sepeda motor 2 langkah berbahan bakar bensin/ premium oktan > 88



Kendaraan bermotor selain sepeda motor berbahan bakar bensin/premium oktan > 45



a. Hidrokarbon b. Karbon Monoksida (CO) c. Sulfur Dioksida (S02) d. Nitrogen Dioksida (NO2) e. Timah Hitam (Pb)



Satuan ppm % Mg/m3 Mg/M 3 ppm % Mg/M3 Mg/M' ppm % Mg/m3 Mg/Mj Mg/m3 Ppm % Mg/m'— Mg/M' Mg/M3



Batas Maksimum 2.600 4,0 120 30 1.500 3,6 32 130 815 4,2 200 100 1,24 20 47 0,05 20 150



Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes, 2005



3.1.8. Limbah Industri Permasalahan air limbah industri di Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut : 1. Beberapa home industri belum dapat mengelola limbah cairnya dengan benar seperti pada industri limbah tahu, limbah fillet. 2. Buangan limbah cair home industri tersebut langsung dibuang ke riol atau drainase kota. Keberadaan pabrik/industri baik besar, menengah, maupun kecil dalam jumlah yang besar dengan kapasitas produksi relatif besar sangat memungkinkan menimbulkan pencemaran lingkungan baik berupa bahan organik, anorganik, domestik, pabrik, termasuk B3. Untuk itu sangat diperlukan pencegahan dan POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-34



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



penanggulangan



pencemaran



yang



didukung



oleh



perangkat



hukum,



kelengkapan kelembagaan maupun peralatan/teknologi maupun SDM-nya. Tabel 3.20 Jumlah Industri/Kegiatan Usaha Skala Kecil-Menengah di Kabupaten Brebes yang Berpotensi Mencemari Sumber Air Tahun 2008 No



Kapasitas Produksi Terpasang Senyatanya 1 Moro Seneng, dkk Giling daging 35 ton 35 ton 2 Usaha Jaya, dkk 38 ton Pindang bandeng 3 Kartika, dkk Limun 1.122.753 liter 4 Gama, dkk 4.600.000 liter Air Minum Isi Ulang 5 Putra. Mandiri, dkk Mie basah 199 ton 6 AS, dkk Soun 335 ton 7 Bakery Roti, dkk Roti 59 ton 8 Hokaido Kukis, dkk Kue kering 449,5 ton 9 Rosyid, dkk Telor asin 2.502.075 butir 10 Menara, dkk Bawang goreng 332 ton 11 Lestai, dkk Selai pisang 18 ton 12 Wan mas, dkk Kecap 121.700 lite 13 Sumber lezat, dkk Sambal sans 105 ton 14 Idaman, dkk Krupuk aci 322 ton 15 Muncul Jaya, dkk Krupuk udang 450 ton 16 Sai asa, dkk Krupuk jamur & tabu 138 ton 17 Dua belas, dkk Kacang asin, dll 336 ton 18 Qurotul a'yun, dkk Penyedap masakan 63 ton 19 Putri Jaya, dkk Servis mesin perahu 80 unit 20 Perri rahayu, dkk Pakaian, dll 19.420 potong 21 UD.Sinar mulia, dkk Barang cetakan 56.996 rim 22 Thoifah, dkk Foto copy 850 rim 23 Indo ban, dkk Vulkanisir ban 5.340 buah 24 Jitu, dkk Teralis besi 251 ton 25 Sarkam, dkk Mebeler 895 set 26 Java pesisir,dkk Meja kursi 3.155 set 27 Carida meubel,dkk Dipan 568 set 28 Sanggul indah Sanggul 16.200 buah 29 Kerang mandiri dkk Mainan, 360 unit 30 BRU,dkk Las-cat 415 unit 31 Kristiningrum,dkk Servis motor 40.750 unit 32 UD Sakina WR,dkk Ikan olahan 618 ton 33 Gypo DP, dkk Gypsum 33.000 potong 34 Barokah Jaya, dkk Plimbah plastik 350 ton Ras POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010 Nama Industri



Jenis Industri



III-35



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



No



Nama Industri



Jenis Industri



35 Aneka. Rasa,dkk Giling tepung 36 UD Lancar,dkk Balok kayu, Glugu 37 Abadi,dkk Kusen pintu/jendela 38 Sarif Hidayat,dkk Moding, semen 39 Rekat abadi,dkk Lem,rokok 40 Dua Bersaudara dk Saka beton 41 Kembar Jaya, dkk Kapal, olahan Laut 42 Mitra Usaha Pakan ikan 43 Hidayah Teknik Kompor briket 44 Argomuda Mndr,dk Pupuk 45 PD.Buterflly Barang plastik 46 Fadil,dkk Pwrhiasan, dll 47 Terbang Jaya,dkk Rebana 48 Daya. Bakti,dkk Minyak atsiri 49 Tela makmur Tepung ubi 50 Putri Tunggal The 51 Mien Rawanah Batik 52 Cipta. Karya Mn, Sabun cuci 53 Darto, dkk Servis mobil Sumber: Kantor Lingkungan Hidup, 2008



Kapasitas Produksi Terpasang Senyatanya 9 ton 35 ton 427 m3 1748 m3 5550 buah 2.203 buah 3.300 buah 745 ton 48 ton 24.000 unit 30.000 buah 112 ton 257,5 ton/unit 15.450 set 4.000 liter 850 ton 36 ton 1.075 potong 1,5 ton 13.868 unit



3.1.9. Limbah Medis Limbah medis di Kabupaten Brebes bersumber dari kegiatan rumah sakit, puskesmas serta layanan kesehatan lainnya. Limbah Medis ini terbagi atas limbah infeksius dan limbah non infeksius. Limbah infeksius berasal dari pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik seperti : laboratorium, instalasi farmasi, instalasi gizi, rehabilitasi medik, radiologi, instalasi pencuci hama, instalasi pemeliharaan sarana, instalasi pemulangan jenazah dan pelayanan terpadu, sedangkan limbah non medis bersumber dari pelayanan administrasi dan dapur. Dalam kegiatan Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Brebes,dan RS Swasta yang ada telah menghasilkan limbah berupa limbah cair, limbah padat dan gas. Jenis-jenis sampah medis antara lain : POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-36



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



1. Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit Umum Brebes berupa : 



Sampah infeksius Seperti jarum suntik, botol infus, kapas, verban, jaringan tubuh pasien dan lain-lain sebanyak 6 Kg/hr



yang penanganannya dibakar menggunakan



incinerator yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah. Namun Incinerator yang dimiliki hanya digunakan untuk mengolah limbah infeksius yang berasal dari RSU Brebes namun kondisinya sudah rusak dan tidak berfungsi, sehingga dalam penanganan jarum suntik dilakukan dengan cara dikubur di bawah tanah. 



Sampah non infeksius, Sampah/limbah non infeksius yang terdiri dari sisa makanan, kertas, sampah dapur, plastik, daun, sampah pengunjung dan lainlain. Penanganan limbah ini dikumpulkan di TPS yang dimiliki oleh RSUD Brebes dan diambil setiap hari oleh DPU sebanyak ±



218 kg/hari. Dan



sebagian dimanfaatkan / dijual. 



Operasional incinerator, Incinerator yang digunakan adalah sistem Hoval Incinerator Plant dengan 2 burner dan 2 blower, dilengkapi dengan spray tower sebagai alat pengontrol polusi udara. Beroperasi pada suhu 800 0C selama 1 jam. Namun incinerator yang ada sudah rusak.



2. Limbah Gas Limbah gas dihasilkan dari kegiatan RSUD Brebes berasal dari kegiatan generator set (genset) jika dioperasikan, dapur dan gas yang dihasilkan incinerator. 3. Limbah Radioaktif Pada saat ini RSUD Brebes tidak menghasilkan limbah radioaktif karena sudah tidak mengoperasikan unit radioterapi. Limbah cair hasil cucian pross POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-37



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



hidrologi (rontgen) diolah dalam IPAL rumah sakit dan peraknya (Ag) diambil oleh pihak lain (pengepul). 4. Limbah cair Limbah cair di RSUD berasal dari kegiatan dapur, septic tank dan lain-lain sebanyak 548 m3/hr. Tabel 3.21 Limbah Cair Rumah Sakit



NO



SARANA KESEHATAN



JUMLAH SARANA



MEMPUNYAI KEMAMPUAN GADAR JUMLAH



%



1 RUMAH SAKIT UMUM



6



6



100



2 RUMAH SAKIT JIWA



0



0



0



3 RUMAH SAKIT KHUSUS



1



1



100



4 PUSKESMAS



28



16



57,14



5 RUMAH BERSALIN



9



9



0



44



32



72,73



JUMLAH



Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun 2008



3.2.



PENGELOLAAN LIMBAH CAIR



3.2.1. Landasan Hukum Undang-Undang Republik Indonesia 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-38



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Keputusan Menteri Republik Indonesia 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan. 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik. 3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan. 4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus. 5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK 3.2.2. Cakupan Layanan Cakupan



pengelolaan limbah cair



di Kabupaten



Brebes



dapat



digambarkan sebagai berikut : sampai dengan Tahun 2008 di Kabupaten Brebes dari jumlah rumah yang ada 397.231 buah telah ada sebanyak 184.266 unit jamban keluarga ( cakupan jamban 46,38 % ), di wilayah Kabupaten Brebes sudah terdapat 192.135 unit SPAL ( cakupan SPAL 48,36 % ) yang dibangun oleh masyarakat sendiri ataupun dari bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-39



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes yang berupa bantuan stimulan bahan –bahan material dan closet. Untuk meningkatkan cakupan layanan jamban maka Dinas Kesehatan sejak tahun 2004



Kabupaten Brebes telah mencanangkan



kegiatan Pengembangan Kabupaten Brebes sehat yang salah satu kegiatannya adalah bantuan stimulant jamban keluarga sampai dengan tahun 2009 sebanyak 330 unit jamban keluarga dan stimulant perbaikan sarana air bersih 90 buah SGL tersebar dalam 18 desa pengembangan desa sehat. dan tahun 2009 lewat kegiatan APBD I Propinsi ada kegiatan Bantuan Sosial yang berupa bantuan stimulant



bahan-bahan material dan closet sebanyak 347 Tersebar di 5



Kecamatan(Banjarharjo, Brebes, Jatibarang, Bulakamba, Wanasari) 11 Puskesmas dan 30 desa. Pembangunan Sarana MCK Umum pada tahun 2008 di 9 desa tersebar pada : a. Wilayah Puskesmas Larangan b. Wilayah Puskesmas Kersana Tidak ada informasi terkait jumlah pengguna sarana, kondisi sarana dan pengelola sarana MCK umum tersebut. Hanya diinformasikan bahwa sarana MCK ada yang sudah dikelola oleh masyarakat dan pengguna sarana membayar tiap kali pakai. Cakupan layanan pengelolaan limbah cair domestik di daerah perkotaan dan perdesaan masih sederhana dengan mengandalkan septictank dengan peresapan atau septictank tanpa peresapan atau dengan cubluk sederhana, tanpa ada pengelolaan limbah padat maupun cair dalam sistem tersebut. Mulai tahun 2007 Kabupaten Brebes mengikuti Program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) di Desa Kaligangsa Kulon dengan membangun MCK++, sistem ini menggabungkan fungsi MCK dan pengolahan limbah domestik melalui IPAL sederhana dengan kolam anaerobik dan digester untuk pengolahan limbah padat yang menghasilkan biogas. Pada Tahun 2008 dilaksanakan di 2 lokasi yaitu di POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-40



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Desa Kedunguter Kec. Brebes dan Ponpes Darunnajat Desa Pruwatan Kec. Bumiayu. Tahun 2009 Program Sanimas dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi yaitu di Kelurahan Gandasuli, Desa Pemaron Kec. Brebes dan Ponpes Alhikmah 2 Desa Benda Kec. Sirampog. Tahun 2010 ini rencana akan dibangun di 4 (empat) lokasi di Kabupaten Brebes yaitu di Desa Terlangu, Kelurahan Limbangan Kulon Kec. Brebes, Desa Pamulihan Kec. Larangan dan Desa Sengon Kec. Tanjung. Selain melalui Program Sanimas Pemerintah Kab. Brebes juga telah membangun sistem MCK++ yang merupakan replikasi program Sanimas dengan lokasi di Desa Padasugih, Desa Wangandalem, Kelurahan Pasarbatang Kec. Brebes dan Desa Pamulihan Kec. Larangan. Cakupan layanan MCK++ tersebut hanya untuk skala kampung/perdukuhan belum mencakup skala desa yang lebih luas, daya tampung kapasitas IPAL yang ada juga hanya sekitar ± 300 orang, kecuali untuk di Ponpes Darunnajat dengan tampungan ± 500-750 orang dan IPAL di Ponpes Alhikmah 2 dengan kemampuan tampungan untuk 1000 orang. 3.2.3. Aspek Teknis Sistem pembuangan air limbah harus dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, tapi masih sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang kedalam sistem pembuangan air hujan yang dapat mengakibatkan polusi/pemcemaran lingkungan. Untuk prasarana pembuangan air limbah yang ada di Kabupaten Brebes : 1. Jamban Keluarga Pengadaan prasarana jamban keluarga masih diupayakan oleh masyarakat itu sendiri, hanya sebagian kecil yang merupakan sumbangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes yang berbentuk sumbangan stimulan pembangunan jamban keluarga (jaga) sedangkan untuk pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab penduduk yang memakainya dan sebagian desa sudah terbentuk POKJA Desa sehat namun belum optimal dalam melaksanakan kegiatannya.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-41



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



2. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan suatu sistem untuk menampung dan menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau septictank yang berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai tabung pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. 3.2.4. Peran Serta masyarakat dan Gender dalam Pengelolaan Limbah Cair Pengelolaan limbah cair domestik saat ini dikelola oleh masyarakat secara pribadi, peran pemerintah daerah dalam pengelolaan limbah cair belum maksimal, masih terbatas pada sosialisasi program Sanimas kepada calon pengguna, secara umum masih dibutuhkan peran pemerintah dalam penguatan kelembagaan baik internal maupun di tingkat masyarakat. Untuk pengelolaan program Sanimas yang berjalan sejak Tahun 2007-2009 sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat pengguna yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), jumlah KSM yang ada saat ini sebanyak 6 (enam) KSM yang tersebar di beberapa desa/kecamatan. Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Brebes dalam pengolahan air limbah dapat dikategorikan sebagai berikut : a.



Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa.



b. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Secara keseluruhan Peran serta serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Brebes dalam pengolahan air limbah POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-42



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



belum maksimal, masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari Pemerintah Kabupaten Brebes, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya. 3.2.6. Permasalahan Limbah Cair Permasalahan yang dihadapi adalah : a.



Persepsi dari sebagian masyarakat bahwa sarana sanitasi air limbah belum menjadi kebutuhan yang mendesak. Sebagian masyarakat Kabupaten Brebes lebih mudah membuang limbahnya ke saluran/sungai atau karena keterbatasan ekonominya belum mampu menyediakan sarana sanitasi sendiri.



b. Kawasan pemukiman di Kabupaten Brebes yang padat, terutama di perkotaan sulit untuk menempatkan saluran pembuangan air limbah dan saptiktank yang sesuai dengan persyaratan kesehatan.



3.3.



PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (LIMBAH PADAT)



3.3.1. Landasan Hukum 1.



Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah



2.



Undang – Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup



3.



Peraturan Daerah Kabupaten Brebes No. 20 Tahun 2000, tentang Pengelelolaan dan Retsribusi Sampah



3.3.2. Aspek Institusional Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang merupakan suatu dinas yang menangani pelayanan publik di bidang jalan dan jembatan, drainase, bangunan gedung, pertamanan, pembuangan dan pengelolaan sampah serta penerangan jalan umum. Terdapat 4 bidang dan 3 seksi dalam masing-masing bidang dengan tugas dan fungsi masing-masing sesuai dengan bidang pengelolaannya. Seksi POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-43



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Kebersihan dan Pengelolaan Sampah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Kebersihan dan Pertamanan di bidang kebersihan dan pengelolaan sampah. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Brebes No. 6 Tahun 2008 mengenai SOTK, DPUTR sebagai dinas yang menangani pengelolaan sampah dibantu oleh UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) yang juga menangani pengelolaan sampah di tiap-tiap kecamatan. UPTD bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. 3.3.3. Cakupan Layanan Wilayah kerja Seksi Kebersihan dan Pengelolaan Sampah adalah seKabupaten Brebes. Cakupan daerah yang sudah terlayani sekitar 30 %. jenis pelayanan yang mencakup : 1. Melaksanakan pembersihan sampah. 2. Melaksanakan ketertiban pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir. 3. Melaksanakan pembuatan dan pembangunan Transfer Depo, TPS dan TPA 4. Melakukan upaya pengurangan sampah di TPA melalui komposting dan daur ulang. 5. Melaksanakan pengangkutan sampah dari TPS / Transfer Depo ke TPA. Dalam rangka mendukung pelaksanaan pemberian pelayanan tersebut, sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Brebes dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.22 Sarana dan Prasarana Persampahan di Kabupaten Brebes No. 1. 2. 3. 4. 5.



Uraian TPA Sampah Depo TPS Kontainer Alat Berat



Jumlah



Keterangan



2 Unit 1 Unit 26 Unit 10 Unit 2 Unit



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-44



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



No.



Uraian



6. Dump Truck Sampah 7. Truk Arm Roll 8. Becak Sampah 9. Gerobak Sampah 10. Crusher 11. Mesin Pres Sampah Hidrolis Sumber : DPUTR Tahun 2009



Jumlah



Keterangan



9 Unit 2 Unit 30 Unit 90 Unit 2 Unit 1 Unit



3.3.4. Aspek Teknis Operasional Pengelolaan persampahan di Kabupaten Brebes menggunakan dua sistem, yaitu sistem onsite dan sistem offsite. Pada sistem onsite, pengelolaan sampah dilakukan di lokasi sumber sampah dengan cara tradisional yaitu ditimbun dan dibakar. Sedangkan pada sistem offsite, pengelolaan sampah dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Berdasarkan sumbernya, sampah yang dihasilkan di Kabupaten Brebes terdiri dari : a. Perumahan Sampah ini berasal dari kegiatan rumah tangga dengan komposisi sampah sebagian besar sampah basah/ organik. b. Non Perumahan Sampah ini berasal dari perkantoran, pendidikan, pertokoan, pasar, kesehatan, penginapan, tempat rekreasi maupun penyapuan jalan. Tabel 3.23 Jumlah Timbulan Sampah di Kabupaten Brebes Tahun 2009 No.



Sumber Produksi Sampah



1. Timbulan Sampah Rumah Tangga 2. Timbulan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga 3. Timbulan Sampah Spesifik 4. Timbulan Sampah Medis 5. Timbulan Sampah Organik



Jumlah



Keterangan



5.402,5 m³/ hari 30 m³/ hari 10 m³/ hari 110 m³/ hari 2.161 m³/ hari



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-45



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



No.



Sumber Produksi Sampah



6. Timbulan Sampah Non-organik



Jumlah



Keterangan



3.241,5 m³/ hari



Sumber : Data timbulan sampah DPUTR, 2009 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data bahwa jumlah timbulan sampah per hari di Kabupaten Brebes sebesar 5.402,5 m³. sedangkan volume timbulan sampah per tahunnya dalam 3 tahun terakhir secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.24 Jumlah Timbulan Sampah per Tahun Kabupaten Brebes No.



Tahun



1



2007



2



2008



3



2009



Jumlah Timbulan Sampah



5.402,5



Sumber : Data timbulan sampah DPUTR, 2009 Pewadahan atau penampungan sampah dilakukan dengan pola individual, yaitu dengan mengumpulkan sendiri sampah ke dalam tempat sampah. Pada kawasan pemukiman, tempat sampah umumnya ditempatkan di depan rumah sedangkan pada daerah pertokoan dan perkantoran ditempatkan di pinggir jalan atau trotoar. Jenis tempat sampah tersebut bervariasi antara lain terbuat dari ban bekas, anyaman bambu, kayu, plastik dan pasangan bata. Sedangkan pengumpulan sampah dilakukan dengan pola individual tidak langsung. Sampah dari masing-masing rumah tangga dikumpulkan oleh petugas dengan menggunakan becak/ gerobak sampah kemudian diangkut ke TPS terdekat.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-46



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.25 Pengumpulan Setempat No



Jenis



Jumlah



1 Gerobak/ Becak Sampah



Keterangan



120 Unit



2. Sepeda Motor Roda 3 (Tossa)



6 Unit



Sumber: DPUTR Tahun 2009



Selain dibuang ke TPA pengelolaan sampah pada Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Brebes telah terdapat kegiatan pembuatan kompos dari jenis sampah organik yang dilakukan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dengan lokasi berada di Kelurahan Gandasuli Kecamatan Brebes. a.



Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kabupaten Brebes memiliki dua jenis TPS yaitu bak terbuka pasangan



bata dan kontainer. Dari TPS maupun kontainer, sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan menggunakan dump truck dan arm roll. Tabel 3.26 Tempat Pembuangan Sampah Sementara/ Pemindahan No.



Jenis Sarana



Jumlah



Keterangan



1. TPS



26 Unit



18 m³/ unit



2. Kontainer



10 Unit



6 m³/ unit



3. Transfer Depo



1 Unit



Sumber: DPUTR Tahun 2009



Untuk lokasi TPS maupun kontainer di Kabupaten Brebes dapat dilihat pada tabel berikut ini.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-47



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.27 Lokasi TPS dan Kontainer Kabupaten Brebes No. Jenis 1. TPS



2.



Kontainer



3.



Tranfer Depo



Lokasi Ds. Kaligangsa Kidul Brebes Ds. Kaligangsa Lor Brebes Ds. Kelapa Sawit Brebes Ds. Kedunguter Brebes Ds. Tengki Brebes Ds. Pesantunan Brebes Ds. Kecipir Tanjung Ds. Losari Ds. Janegara Jatibarang Ds. Manaran Jatibarang Ds. Jatirokeh Songgom Ds. Songgom kidul Songgom Ds. Ketanggungan Ds. Banjarharjo Ds. Larangan Ds. Kersana Ds. Karangsawah Tonjong Ds. Tonjong Ds. Kretek Paguyangan Ds. Benda Srirampog Ds. Bantarkawung Ds. Salem RSUD Kab. Brebes RSU Bhakti Asih Ds. Randusanga Kulon Brebes Ds. Klampok Wanasari Pasar Bawang Klampok Pasar Bulakamba Ds. Bulakamba Pasar Tanjung Ds. Banjaratma (PG) Pasar Banjaratma Kel. Limbangan Wetan Brebes



Keterangan



2 Unit



2 Unit



Sumber: DPUTR



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-48



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



b. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang diangkut oleh alat angkut dibuang ke TPA Kaliwlingi dan TPA Kalijurang. Kedua TPA tersebut merupakan TPA yang bersifat Open Dumping dengan luas 4 (empat) Hektar untuk TPA Kaliwlingi dan 2 (dua) Hektar untuk TPA Kalijurang. Alat berat yang terdapat di TPA Kaliwlingi adalah Bulldozer dan Excavator. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.28 Kondisi Eksisting Tempat Pembuangan Akhir (TPA) No.



Uraian



1. Lokasi



Penjelasan - Ds. Kaliwlingi Kec. Brebes - Ds. Kalijurang Kec. Tonjong



2. Sistem yang digunakan



Open Dumping



3. Kapasitas dan Luas



- TPA Kaliwlingi : 4 Hektar - TPA Kalijurang : 2 Hektar



4. Volume sampah yang masuk



406,5 m³/ hari



5. Komposisi sampah yang masuk



55% Organik dan 45% Non-organik



6. Jumlah Pemulung



Kurang lebih 3 – 5 orang



7. Jumlah dan Jenis hewan ternak



13 ekor sapi



8. Jumlah dan Jenis Alat Berat



- 1 unit Buldozer - 1 unit Excavator



9. Instalasi Pengolahan Air Lindi 10. Sumur Pantau



Belum tersedia Belum tersedia



Sumber : DPUTR



Proses pengelolaan sampah di Kabupaten Brebes hampir sama dengan wilayah lainnya. Pengumpulan dan pengangkutan sampah yang bersumber dari rumah dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, sedangkan pengangkutan POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-49



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



sampah dari TPS sampai ke TPA merupakan tanggung jawab DPUTR. Selain itu pengumpulan dan pengangkutan sampah dari kawasan umum/ fasilitas umum juga diakukan oleh pihak DPUTR. Skema pengumpulan dan pengangkutan sampah dan lokasi fasilitas pengelolaan sampah di Kabupaten Brebes masingmasing dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 3.1 Skema pengumpulan dan pengangkutan sampah dan lokasi fasilitas pengelolaan sampah di Kabupaten Brebes



Untuk lebih jelasnya mengenai Lokasi (titik-titik) Fasilitas Pengelolaan Sampah di Kabupaten Brebes dapat dilihat pada peta berikut.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-50



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Peta 3.1. Peta Lokasi (titik-titik) Fasilitas Pengelolaan Sampah di Kabupaten Brebes



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-51



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengelolaan sampah di Kabupaten Brebes, DPUTR sedang menggalakkan program Reduce, Reuse, dan Recycle (3R), yaitu dengan memanfaatkan sampah organik sebagai bahan baku pupuk kompos. Hingga tahun 2009, telah beroperasi 1 unit yang dikelola sepenuhnya oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.



A. Unit Komposter di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Kelurahan Gandasuli Unit Pengomposan di Tempat pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Kelurahan Gandasuli dibangun pada tahun 2006 dan mulai beroperasi sejak tahun 2007 sampai dengan sekarang. Pengomposan sampah di TPST menggunakan alat Mobile Crusher (alat pencacah sampah mekanik) berbahan bakar solar dengan kapasitas 2 ton/ jam. Jumlah personil yang aktif terlibat dalam pengomposan berjumlah 10 orang yang merupakan staf Seksi Kebersihan dan Pengelolaan Sampah DPUTR Kabupaten Brebes. Sampah yang diolah menjadi kompos sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga disekitar Kelurahan Gandasuli maupun diluar Kelurahan Gandasuli. Sampah yang masuk TPST setiap harinya kurang lebih 30 m³ - 50 m³. Sampah yang akan dicacah terlebih dahulu dilakukan pemilahan untuk memisahkan antara sampah non organik dan sampah organik. Sampah non organik hasil pemilahan dapat dimanfaatkan ataupun dijual lagi kepada pengepul rongsok/ barang bekas. Selain alat pencacah di TPST juga terdapat alat pengayakan/ saringan yang digunakan untuk menyamakan ukuran kompos dan memisahkan sampah non organik yang masih terdapat pada kompos tersebut. Hasil akhir kompos untuk saat ini belum dipasarkan maupun diperjualbelikan. Kompos yang ada bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar yang dapat mereka peroleh secara gratis.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-52



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3.3.5. Peran Serta Masyarakat dan Gender Dalam Pengelolaan Sampah Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berupa penanganan sampah di rumah masing-masing, tetapi belum dilakukan pemilahan di tingkat rumah tangga. Keterlibatan perempuan dalam penanganan sampah adalah dalam mengumpulkan sampah rumah tangga untuk kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik dan menyimpanya di halaman rumah untuk diambil petugas. Sedangkan di pedesaan perempuan yang sebagian besar membuang sampah ke dalam lubang tempat sampah. Sedangkan di daerah perkotaan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah belum terlihat secara nyata. Hal ini terlihat pada masih banyaknya tempat-tempat pembuangan sampah yang liar dan disekitar daerah irigasi masih banyak warga masyarakat yang membuang sampah pada saluran tersebut. Namun sudah ada beberapa RW yang dengan keswadayaan masyarakatnya membayar petugas kebersihan untuk menganggkut dari pemukiman sampai TPS. Keterlibatan perempuan dalam pengelolaan sampah dapat terlihat terutama dalam penanganan sampah rumah tangga mereka masing-masing. Banyak kegiatan yang berhubungan dengan sampah dilakukan oleh kaum perempuan dalam hal ini ibu rumah tangga, mulai dari membersihkan rumah, memasak, dan lain-lain yang kesemuanya ini berpotensi menghasilkan limbah sampah rumah tangga. Peran mereka tidak berhenti sampai disini, mereka juga harus mengumpulkan sampah rumah tangga tersebut untuk selanjutnya dibuang di tempat sampah pribadi maupun di tempat pembuangan sementara. 3.3.6. Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah Analisis permasalahan dan penanganan persampahan di Kabupaten Brebes antara lain : 1. Masih adanya persepsi di masyarakat bahwa pengelolaan persampahan adalah tanggung jawab pemerintah daerah. POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-53



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



2. Kesadaran masyarakat dalam memelihara kebersihan lingkungan khususnya dalam hal kebiasaan membuang sampah pada tempatnya masih kurang 3. Kurangnya partisipasi warga masyarakat dalam pengelolaan persampahan, misalnya untuk melakukan 3R. 4. Keterbatasan lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan tanah untuk teknis pengolahan misalnya untuk penutup lahan TPA. 5. Kurangnya jumlah armada atau prasarana pengangkutan mengakibatkan sampah yang terlambat diangkut, sehingga menimbulkan bau dan lindi di TPS dan transfer depo. 6.



Dasar Hukum Perda Penetapan Institusi Pengelolaan Persampahan belum ada



7.



Perda Ketentuan Penanganan Persampahan belum ada



8.



Keahlian Teknis Persampahan petugas masih kurang



9.



Gerobak sampah, Becak sampah, Belum bisa melayani semua wilayah. Jumlah belum mencukupi (baru 33 buah).



3.4.



PENGELOLAAN DRAINASE



3.4.1



Landasan hukum Landasan hukum pengelolaan drainase adalah :



1.



Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 239/KPTS/1987 tentang fungsi utama saluran drainase sebagai drainase wilayah dan sebagai pengendalian banjir.



2.



Kepmen Kimpraswil No. 534/2001 tentang Standart Pelayanan Minimal Drainase.



3.



Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah (KSNP-SPP).



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-54



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



4.



Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP).



3.4.2 Aspek Institusional Instansi Pemerintah Kabupaten Brebes yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase antara lain : Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Brebes (Bidang Cipta Karya), Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes. 3.4.3 Cakupan Layanan Perkembangan kawasan dibeberapa wilayah Kabupaten Brebes beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Perkembangan kawasan ini berdampak langsung pada kebutuhan infrastruktur pendukungnya. Dampak yang sangat jelas yaitu adanya genangan air di beberapa lokasi khususnya di Kecamatan Bumiayu, Salem, Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Brebes. Hal ini salah satunya akibat adanya perubahan peruntukan lahan yang tidak lagi menyediakan areal yang cukup untuk penyerapan air permukaan terutama yang berasal dari air hujan. Pengelolaan drainase di Kabupaten Brebes yang menjadi tanggung jawab DPUTR sudah meliputi seluruh wilayah Kabupaten Brebes dengan cakupan pelayanan meliputi : tidak ada luas genangan yang lebih dari 10 hektar, lama waktu genangan tidak lebih dari 2 jam dan tinggi genangan tidak lebih dari 30 cm. Pembangunan



saluran



drainase



lingkungan



(saluran



tersier)



menjadi



tanggungjawab masyarakat. Layanan yang diberikan DPUTR pada aspek pemeliharaan meliputi; melakukan pengedukan lumpur/waled/sedimen pada saluran drainase, memelihara ketertiban penggunaan saluran drainase serta melakukan pemusnahan dan pemanfaatan hasil pembersihan saluran drainase,



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-55



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



air kotor supaya berdaya guna dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan/banjir. Pelayanan Sistem Drainase Kota saat ini adalah Ibukota Kecamatan (IKK) yang ada di Kabupaten Brebes kecuali Kec. Sirampog yang belum mempunyai layanan drainase. Sistem drainase di IKK saat ini masih kurang optimal menampung jumlah debit yang ada khususnya saat musim hujan. Di beberapa IKK masih terdapat genangan/banjir seperti di IKK Bumiayu, Bantarkawung, Banjarharjo yang daerahnya tinggi, ini disebabkan karena saluran drainase tersumbat oleh sampah atau dimensi saluran yang kecil sehingga tidak dapat menampung aliran air hujan. Untuk layanan IKK Brebes masih terdapat genangan yang cukup merata dari timur hingga barat kota, sebagian besar saluran tersumbat karena sampah dan sedimentasi yang sangat cepat. 3.4.4. Aspek Teknis dan Operasional Kondisi Saluran drainase Kabupaten Brebes merupakan saluran yang berfungsi ganda yaitu sebagai saluran irigasi dan saluran drainase. Untuk saluran drainase sendiri dibedakan menjadi saluran sekunder, saluran tersier, saluran kuartener dan saluran lingkungan. Saluran sekunder adalah saluran yang menampung buangan air dari saluran tersier. Saluran tersier adalah saluran yang penampung limpahan air hujan dan saluran kuartener. Saluran Iingkungan yaitu saluran yang langsung menenima air buangan dari permukiman. Di Kabupaten Brebes masyarakat belum bisa membedakan jenis dan fungsi dari masingmasing saluran yang ada sehingga saluran belum bisa berfungsi dengan optimal. Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air atau ke bangunan resapan buatan. Ditinjau dari fungsi pelayanan, drainase terdiri atas : 1. Drainase utama (makro) 2. Drainase lokal (mikro) POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-56



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Drainase utama (makro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas. Di Kabupaten Brebes yang termasuk dalam drainase utama (makro) adalah sungai Pemali. Drainase lokal (mikro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan yang sebagian besar berada di dalam wilayah kota. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala lebih kecil dari drainase utama (makro). Di Kabupaten Brebes yang termasuk dalam drainase lokal (mikro) adalah saluran di sepanjang sisi jalan protokol (saluran drainase sekunder) dan saluran di lingkungan pemukiman (saluran drainase tersier/drainase lingkungan). Karakteristik sistem saluran di wilayah perkotaan sudah permanen, pada umumnya tertutup dan dimensi sekitar 0,5 – 1 m. Pada umumnya saluran drainase mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem blok pelayan. Kondisi Saluran drainase Kabupaten Brebes merupakan saluran yang berfungsi ganda yaitu sebagai saluran irigasi dan saluran drainase. Untuk saluran drainase sendiri dibedakan menjadi saluran sekunder, saluran tersier, saluran kuartener dan saluran lingkungan. Saluran sekunder adalah saluran yang menampung buangan air dari saluran tersier. Saluran tersier adalah saluran yang penampung limpahan air hujan dan saluran kuartener. Saluran Iingkungan yaitu saluran yang langsung menenima air buangan dari permukiman. Di Kabupaten Brebes masyarakat belum bisa membedakan jenis dan fungsi dari masingmasing saluran yang ada sehingga saluran belum bisa berfungsi dengan optimal.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-57



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Peta 3.2. Peta Banjir dan Genangan Kawasan Perkotaan Brebes



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-58



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Peta 3.3. Peta Jaringan Primer Drainase dan Irigasi Perkotaan Brebes



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-59



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3.4.5. Peran Serta masyarakat dan Gender dalam Pengelolaan Drainase Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Brebes secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan tetapi sudah ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembersihan saluran drainase lingkungan yang sudah dikelola oleh masyarakat (RT & RW). Peran serta masyarakat diperlukan dalam pengelolaan drainase lingkungan antara lain: 1. Pembersihan saluran dengan cara kerja bakti di setiap lingkungan yang dilakukan secara rutin maupun spontanitas. 2. Membuat saluran pembuangan air limbah rumah tangga ke belakang rumah 3.4.6. Permasalahan Drainase Permasalahan yang dihadapi adalah adanya genangan yang terjadi saat musim penghujan yang cukup merata di semua IKK di Kabupaten Brebes. Hal ini memerlukan penanganan yang cukup serius dari Pemerintah Kabupaten Brebes. Permasalahan Drainase di Kabupaten Brebes saat ini sangat mendesak untuk ditangani, ada tiga bagian wilayah yang harus ditangani yaitu wilayah utara/pesisir, wilayah tengah dan selatan. Sarana drainase yang telah dibangun di ketiga wilayah tersebut masih fokus di IKK Kecamatan dan kecuali di Kota Brebes yang mengacu pada Master Plan Drainase Kota Brebes, Adapun permasalahan yang ada sebagai berikut : 1. Hampir seluruh penduduk Kabupaten Brebes sudah dilayani oleh sarana drainase tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum berfungsi secara optimal. 2. Terjadinya genangan pada saat musim penghujan potensi di seluruh IKK di Kab. Brebes, Kota Brebes menempati posisi tertinggi dalam luas genangan mulai dari Kaligangsa hingga Alun-alun Brebes, tinggi genangan berkisar antara 30-50 cm POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-60



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3. Sebagian besar saluran drainase di Kabupaten Brebes terjadi sedimentasi oleh lumpur. 4. Dibeberapa saluran (drainase) di Kabupaten Brebes difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah sehingga akan menghambat laju aliran air (debit air) 5. Pemeliharaan saluran/drainase yang terbatas 6. Beberapa bangunan sipil talud saluran (drainase) di Kabupaten Brebes mengalami kerusakan. 7. Dimensi saluran/drainase yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan, sebagian besar terlalu sempit. Beberapa hal masih terlihat perlaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut : 1. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jaringan pembuangan limbah home industri tanpa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu. 2. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai TPS (tempat pembuangan sampah) yang praktis. 3. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jamban untuk BAB. 4. Di atas drainase lingkungan masyarakat sering mendirikan bangunan untuk kegiatan bisnis. 3.5.



PENYEDIAAN AIR BERSIH



3.5.1 Landasan Hukum Undang-Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-61



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1.



Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.



2.



Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.



Keputusan Presiden Republik Indonesia Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Keputusan Menteri Republik Indonesia Keputusan



Menteri



Kesehatan



Republik



Indonesia



Nomor



1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Petunjuk Teknis 1.



Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.



2.



Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.



Peraturan daerah Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 7 tahun 1992 tentang Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum Surat Keputusan Bupati Brebes 1.



Surat Keputusan Bupati Brebes Nomor.690/ 071 tentang tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Tahap II Mulai 2007



2.



Surat Keputusan Bupati Brebes Nomor : 690 / 729 Tahun 2009 tentang Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Wilayah Utara dan Selatan



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-62



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3.5.2 Aspek Institusional Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Brebes dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Sistem Air Bersih Perkotaan dan Sistem Air Bersih Perdesaan. Untuk Perkotaan sebagai tanggung jawab PDAM Kab. Brebes yang mengelola jaringan air bersih perkotaan, di perdesaan sebagai tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Brebes dalam hal penyediaan prasarana dan sarananya, adapun pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat. 3.5.3 Cakupan Layanan Cakupan layanan air bersih perkotaan saat ini hampir merata di seluruh IKK di Kabupaten Brebes kecuali Kecamatan Songgom, Larangan, Tanjung dan Losari. Untuk air bersih perdesaan cakupannya adalah daerah yang tidak mendapatkan layanan air bersih perkotaan. Hampir semua desa di Kabupaten Brebes telah terpenuhi air bersihnya baik dengan sistem mata air permukaan, sumur dangkal maupun sumur dalam. Untuk di daerah tengah dan utara Kab. Brebes saat ini cakupannya masih sangat kecil di beberapa desa masih mengandalkan saluran irigasi untuk kegiatan mck, saat musim kemarau tidak ada air baku untuk air bersih sehingga harus didrop oleh tangki PDAM untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. Untuk desa-desa yang mempunyai sumber air tetapi masih ada pedukuhan di desa yang belum terlayani kebutuhan air bersihnya sejak tahun 2008 dipenuhi melalui Program PAMSIMAS, hingga saat ini sudah 24 (dua puluh empat) desa yang terlayani. Sedangkan cakupan wilayah untuk PDAM antara lain : A . Wilayah 1, terdiri dari : Kecamatan Brebes , Kecamatan Jatibarang , Kecamatan Wanasari . B . Wilayah 2, berada di Kabupaten Brebes Bagian selatan seperti Kecamatan Paguyangan , Kecamatan Bantarkawung , Kecamatan Bumiayu , Kecamatan Sirampog , Kecamatan Tonjong dan Kecamatan Salem



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-63



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



C . Wilayah 3, berada di Kabupaten Brebes bagian barat seperti Kecamatan Banjarharjo , Kecamatan Kersana



, Kecamatan Larangan dan Kecamatan



Songgom. C . Wilayah 4, berada di Kabupaten Brebes bagian Tengah seperti Kecamatan Ketanggungan , Kecamatan Tanjung , Kecamatan Bulakamba dan Losari.



Hingga akhir tahun 2009 diidentifikasi bahwa cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Brebes sebesar 16.187 sambungan rumah, Hydran Umum 87 unit, TA 103 unit. Jadi baru 7,19% penduduk yang terlayani. sedangkan pada tahun 2006 jumlah sambungan rumah (SR) mencapai 14.824 pelanggan. Cakupan pelayanan sampai tahun 2009 selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.29 Cakupan Pelayanan Sampai dengan tahun 2009 No. Kecamatan



Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Desa Desa Blm Penduduk Desa Terlayani Terlayani



WILAYAH 1 Kota Brebes 156.062 Jatibarang 79.535 Wanasari 138.259 2. WILAYAH 2. Paguyangan 92.754 Bantarkawung 91.171 Bumiayu 102.584 Tonjong 69.671 Sirampog 60.073 Salem 56750 3. WILAYAH 3. Banjarharjo 116.064 Kersana 63.072 Larangan 140.557 Songgom 73.440 4 WILAYAH Ketanggungan 131.668 Tanjung 96.552 Bulakamba 158.581 Losari 124.227



Jumlah Pelanggan SR



HU



TA



Jumlah



Penduduk Terlayani %



1.



Jumlah



1.751.020



23 22 20



17 17 17



6 5 3



6.838 1.861 493



6 4



2



12 18 15 14 13 21



5 3 5 4 7 1



7 15 10 10 6 20



853 697 2.515 868



11 6 5 51



25 13 11 10



1 4 2



24 9 9



259 1.138 459



21 18 19 22



2 4 19 5



19 14



175



297



113



174



24



31



26,42 14,79 4,16



864 703 2.520 919



6,70 5,25 15,20 14,80



31 5 4



7 8 52 5



17 16.187



6.840 1.867 521



87



103



264 1.142 459



182 8 52 5 16.377



Sumber : PDAM Tahun 2009 POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-64



0,33 1,77 11,46 1,96



0,53 0,83 3,28 0,40 7,19



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3.5.4. Aspek Teknis dan Operasional Kondisi pelayanan air bersih saat ini di Kabupaten Brebes masih ada beberapa desa dan IKK yang belum terpenuhi air bersihnya, secara garis besar ada beberapa sistem yang dipakai dalam pengelolaan air bersih antara lain dengan sistem perpipaan tertutup yang dilakukan oleh PDAM Kab. Brebes, di perdesaan ada yang menggunakan sistem perpipaan tertutup hingga hidran umum, bahkan sampai dengan sambungan rumah (Program PAMSIMAS), adapula dengan pengambilan terbuka pada mata air (mata air tidak dilindungi atau ditangkap) ini biasanya di desa untuk keperluan perseorangan untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. 3.5.5. Peran Serta Masyarakat dan Gender dalam Pengelolaan Air Bersih Peran serta masyarakat dan jender sangat dibutuhkan dalam pengelolaan air bersih, ini dikarenakan kebutuhan air bersih tiap tahun meningkat sementara jumlah debit air yang ada tiap tahun berkurang. Saat ini bagi masyarakat yang kebutuhan air bersihnya tercukupi masih belum ada kesadaran untuk berbagi air bersih dengan masyarakat yang lain, mereka lebih senang bila air di rumahnya terbuang percuma, ini terjadi di desa-desa yang sumber airnya berlimpah. Untuk di daerah perkotaan masih terlihat adanya pemborosan dalam penggunaan air yang melalui meter PDAM belum adanya kesadaran hemat air dalam rumah tangga. 3.5.6. Permasalahan Air Bersih Penganan air bersih saat ini yang menjadi masalah adalah keterbatasan debit air yang ada dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Brebes, di daerah pantura saat musim kemarau datang air menjadi sangat sulit sehingga perlu droping tangki air PDAM, masyarakat hanya mengandalkan sumur dangkal yang saat itu akan kering. Sementara di daerah selatan yang menjadi permasalahan adalah pengelolaan air bersih perdesaan yang belum kuat secara POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-65



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



kelembagaan, administrasi dan teknis, masyarakat hanya mengandalkan aliran air di jaringan yang ada belum berfikir untuk pengelolaan secara baik. 3.6.



KOMPONEN SANITASI LAINNYA



3.6.1. Penanganan Limbah Industri Penanganan limbah industri baik berupa limbah gas, cair dan padat dilakukan oleh setiap pelaku industri dan pengawasannya dilakukan oleh instansi Pemerintah Kabupaten Brebes yang berwenang seperti Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Brebes. 3.6.2. Penanganan Limbah Medis Penanganan limbah medis yang ada di Kabupaten Brebes dilakukan melalui incenerator, akan tetapi pada beberapa kasus penanganan limbah medis dari beberapa kegiatan pelayanan kesehatan seperti RSUD dan Puskesmas masih tercampur oleh penanganan limbah non medis dari pemukiman, artinya limbah medis dari kegiatan rumah sakit dan puskesmas tersebut ikut terbuang ke TPS dan TPA, walaupun ada sebagian Puskesmas telah memiliki incinerator namun belum dioperasionalkan dengan optimal dikarenakan factor SDM pengelola incinerator dan biaya yang ditimbulkan lebih besar dan rusaknya incinerator di RSUD Brebes. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena sangat berbahaya dan bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. Tabel 3.30 Rata-rata Timbulan Sampah Medis Perhari di RSUD Kabupaten Brebes No.



Sumber sampah Medis



Volume timbulan (kg/hari)



1.



R . ICU



2



2.



R. Anak



2



3.



R. Pathologi



1,5



4.



R. Baby



1,5



5.



R. Penyakit Dalam



3



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-66



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



6.



Bangsal Utama I



2



7.



Bangsal Utama II



3



8.



B. THT



2



9.



R. Bedah



3,5



10.



R. Operasi



6



11.



R. Laboratorium



3



12.



R. IGD



4



13.



R. Poliklinik



1



14.



R. Bersalin



2



Total timbulan sampah medis



36,5



Sumber : RSUD Kabupaten Brebes Sedangkan timbulan sampah di salah satu Rumah Sakit Swasta (RS. Dedy Jaya) setiap harinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3.31 Rata-rata Timbulan Sampah Medis Perhari di RS Dedy Jaya Kabupaten Brebes No. Sumber sampah Medis Volume timbulan (kg/hari) 1.



R . ICU



0,25



2.



R. VIP Cendrawasih



0,25



3.



R. Merak



0,5



4.



R. Operasi



0,25



5.



R. Laboratorium



0,25



6.



R. IGD



0,5



7.



R. Bersalin



0,25



Total timbulan sampah medis



2,5



Sumber : RS Dedy Jaya Kabupaten Brebes



3.6.3. Kampanye PHBS Kampanye PHBS dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, baik secara langsung maupun berkoordinasi dengan organisasi lain, melalui SKPD. POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-67



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Pelaksanaan Kampanye PHBS dilaksanakan secara integral dengan programprogram lain dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes yang lain. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan berkaitan dengan Kampanye PHBS Tabel 3.32 Tabel Pelaksanaan Kegiatan Kampanye PHBS Tahun 2006



Kegiatan 1. Desinfo PHBS 2. Advokasi PHBS pada stake holder 3. Desindo PHBS Institusi Pendidikan bagi Guru/ Siswa SLTP/ SLTA 4. Refreshing kader PHBS 5. Sosialisai JKPM 6. Seminar PHBS rumah tangga 7. Siaran radio 8. Radio spot 9. Pawai kendaraan (penanggulangan hiv) 10. Sosialisasi dan Survei Rokok di 4 siswa SLTP tahun 2007



2007



1. Pembuatan banner (bahaya rokok/ psn/ kel. Siaga) 2. Pawai kendaraan (penanggulangan hiv) – maket puskesmas margadana 3. Rubrik kesehatan (harian “radar”) 4. Penyuluhan Kelompok ke NASIATUL ASYIAH 5. Sosialisasi PHBS Rumah Tangga bagi LPMK 6. Sosialisasi phbs tatanan tempat ibadah 7. Pelatihan kader phbs 8. Spot radio (14 materi) 9. Dialog interaktif melalui radio 10. Pemasangan spanduk (Tema Hari Tanpa Tembakau, HIV/



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-68



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tahun



Kegiatan AIDS) 11. Penyebarluasan leaflet (Bahaya Rokok, Tembakau) 12. Pembuatan/ Pemasangan Baliho HIV, AIDS 13. Pembuatan Neon Box (Bahaya Rokok/ PSN/ Flu Burung) 14. Leaflet Puskesmas gratis 15. Baliho pesan PHBS



2008



1. Sosialisasi bahaya rokok bagi siswa SD/ SLTP/ SLTA/ Pemuda/ Guru/ Toma, Linsek 2. Dialog interaktif melalui radio 3. Penyebarluasan leaflet bahaya rokok dan narkoba 4. Pemetaan PHBS Tatanan Rumah Tangga 5. Radio Spot (ASI Eksklusif) 6. Pawai Kendaraan “Tema Rumah Sehat” 7. Kemitraan PHBS dan PSN dengan TP-PKK



2009 Sumber : Dinas Kesehatan



3.7.



PEMBIAYAAN SANITASI KABUPATEN



3.7.1. Kelembagaan Pengelola Keuangan Sanitasi Kabupaten Dalam menjalankan kewenangan dan fungsinya untuk melaksanakan pembangunan pada sektor sanitasi, Pemerintah Kabupaten Brebes memiliki beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai kelembagaan pengelola keuangan sanitasi. Adapun beberapa SKPD yang termasuk dalam kelembagaan pengelola keuangan sanitasi antara lain:



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-69



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



1.



Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) sebagai instansi yang



bertanggung jawab terhadap urusan perencanaan pembangunan, dalam hal ini bertindak sebagai koordinator lintas sektoral, tugas ini lebih menitikberatkan pada upaya sinkronisasi program/kegiatan antara satu SKPD dengan SKPD lain supaya lebih efektif dan tidak saling tumpang tindih. Pada kondisi saat ini program/kegiatan Bappeda yang berhubungan dengan penanganan/pembangunan sanitasi berupa rapa-rapat koordinasi dan sinkronisasi serta fasilitasi terkait dengan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang di dalamnya terdapat sanitasi. 2.



Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan (BPMDK) secara



khusus belum menyentuh secara langsung dan memberikan partisipasinya dalam program pembangunan sanitasi, program pendanaan pada BPMDK lebih banyak diarahkan kepada kegaiatan-kegiatan pemberdayaan peran-peran sosial-politikkeamaman-ekonomi mikro, dan belum mengarah kepada peningkatan peran dalam program infrastruktur sanitasi. Namun demikian dalam beberapa tahun ke belakang telah nampak indikasi pelaksanaan program yang mengarah kepada dukungannya dalam pembangunan sanitasi atau setidaknya terdapat upaya-upaya pemberdayaan masyarakat khususnya pada penyuluhan 10 program pokok PKK yang terkait dengan usahausaha keluarga untuk mencegah penyebaran penyakit dengan membiasakan hidup bersih dan sehat. 3.



Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Urusan pekerjaan umum menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum



dan Tata Ruang (DPUTR). Adapun yang dimaksud urusan ke-PU-an yang menjadi tanggung jawab DPUTR adalah jalan, jembatan, permukiman, drainase, saluran pembuangan, persampahan, pertamanan dan penataan ruang. POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-70



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Terkait dengan pembangunan sanitasi, DPUTR lebih banyak menangani pendanaan drainase dan persampahan, sedangkan yang menyangkut air limbah rumah tangga, khususnya pengangkutan limbah tinja untuk saat ini masih belum tersentuh. 4.



Dinas Kesehatan Secara spesifik Dinas Kesehatan tidak secara langsung fokus ke program



sanitasi. Namun demikian Dinas Kesehatan telah mengupayakan terjadinya perubahan pola pikir masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Hal ini tentu saja dapat mendorong percepatan pembangunan sanitasi. Adapun program/kegiatan pada instansi Dinas Kesehatan yang terkait dengan sanitasi antara lain program Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat, Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat, Pengkajian pengembangan lingkungan sehat, Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat, Peningkatan Sarana Penunjang Kesehatan Lingkungan serta Pemeliharaan Rutin / Berkala Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Sakit. 5.



Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)



secara langsung tidak bersentuhan dengan urusan sanitasi, namun demikian DPPKAD merupakan SKPD sebagai tempat pengalokasian bantuan sosial yang di dalamnya termasuk bantuan sosial untuk masyarakat pada daerah kumuh atau bersanitasi jelek. 6.



Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup (KLH) merupakan SKPD yang bertanggug jawab



terhadap kelestarian lingkungan, oleh karena itu peran KLH dalam percepatan pembangunan sanitasi masih bersifat umum, namun demikian instansi ini sangat intens terhadap permasalahan sampah dan kebersihan, sehingga ke depan



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-71



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



diharapkan KLH dapat meningkatkan perannya lebih jauh lagi terhadap pembangunan sanitasi. 3.7.2. 1.



Realisasi APBD Kabupaten Brebes



Pendapatan Pendapatan keuangan daerah Kabupaten Brebes dalam APBD berasal dari



tiga sumber, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana ditunjukkan dalam tabel ringkasan pendapatan sebagai berikut: Tabel 3.33 Ringkasan Anggaran Pendapatan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2006 s/d 2010 TAHUN ANGGARAN URAIAN 2006



2007



2008



2009



2010



(000)



(000)



(000)



(000)



(000)



PENDAPATAN DAERAH



729.581.410



800.620.438



911.845.604



983.945.741



1.109.086.692



Pendapatan Asli Daerah



43.268.202



43.618.082



68.494.810



74.085.685



70.466.896



686.313.208



706.002.441



774.057.469



805.428.227



854.690.935



-



50.999.915



69.293.325



104.431.829



183.928.861



Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah



Sumber: APBD Kabupaten Brebes tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-72



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Gambar 3.2. Rasio Ketergantungan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes terhadap Keuangan Pemerintah Pusat 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00%



2006



2007



2008



2009



2010



Pemkab



5,93%



5,45%



7,51%



7,53%



6,35%



Pusat



94,07%



94,55%



92,49%



92,47%



93,65%



Dari hasil pengamatan dan analisis diperoleh kesimpulan bahwa keuangan daerah Kabupaten Brebes masih sangat bergantung kepada penerimaan yang berasal dari dana perimbangan. Kemampuan Pemerintah Daerah dalam menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat kecil. Hal ini dapat dilihat dari grafik rasio penerimaan PAD terhadap total pendapatan daerah dibawah, dimana Rasio PAD terhadap total pendapatan pada periode tahun 2006 – 2010 berturut-turut sebesar 5,93 persen; 5,45 persen; 7,51 persen; 7,53 persen dan 6,35 persen. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan keuangan daerah terhadap keuangan pemerintah pusat sangat tinggi yaitu lebih dari 90 persen setiap tahunnya sebagaimana ditunjukkan pada Grafik rasio penerimaan PAD terhadap total pendapatan daerah di atas. Selama ini sumber dana daerah memang sangat tergantung dari DAU yang diberikan Pemerintah Pusat yang setiap tahun besarnya selalu meningkat. Tabel Pembiayaan APBD Kabupaten Brebes dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-73



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.34 Ringkasan Pembiayaan Keuangan Daerah Kabupaten Brebes Tahun Anggaran 2006 – 2010 TAHUN ANGGARAN URAIAN 2006 (000)



2007 (000)



2008 (000)



2009 (000)



2010 (000)



PEMBIAYAAN NETTO



34.663.354



192.933.565



157.754.235



91.140.775



112.079.955



Penerimaan



45.155.815



203.878.220



174.293.238



128.897.827



141.867.496



Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Sebelumnya



45.155.815



199.472.220



170.943.238



114.917.498



109.867.496



Pencairan Dana Cadangan



-



-



-



-



27.800.000



Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan



-



-



-



-



-



Penerimaan Pinjaman Daerah



-



4.406.000



1.500.000



11.424.329



2.000.000



Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman



-



-



1.850.000



2.556.000



2.200.000



-



-



10.492.461



10.944.655



16.539.003



37.757.052



29.787.541



-



-



-



22.800.000



17.000.000



Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah



8.489.372



8.936.000



7.799.000



3.563.000



2.200.000



Pembayaran Pokok Utang



2.003.089



2.008.655



8.740.003



11.394.052



10.587.541



-



-



-



Penerimaan Piutang Daerah Pengeluaran Pembentukan Dana Cadangan



Pemberian Pinjaman Daerah



-



-



Sumber: APBD Kabupaten Brebes tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-74



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



2.



Belanja Ringkasan belanja daerah Kabupaten Brebes dapat dilihat pada tabel



berikut ini: Tabel 3.35 Ringkasan Anggaran Belanja Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2006 s/d 2010 TAHUN ANGGARAN URAIAN 2006(000)



2007(000)



2008(000)



2009(000)



2010(000)



BELANJA



764.244.764



993.554.003



1.069.599.838



1.075.086.516



1.221.166.647



Belanja Tidak Langsung



214.495.045



568.350.151



639.346.752



737.854.620



862.619.615



Belanja Pegawai



163.324.227



445.857.162



533.818.064



636.755.246



726.427.965



Belanja Bunga



-



568.714



568.714



568.714



-



Belanja Subsidi



-



-



80.000



250.000



250.000



TAHUN ANGGARAN URAIAN 2006(000)



2007(000)



2008(000)



2009(000)



2010(000)



Belanja Hibah



-



-



2.029.441



1.860.000



52.672.650



Belanja Bantuan Sosial



-



65.864.115



64.267.650



73.826.660



53.047.000



Belanja Bagi Hasil



-



105.985



100.000



95.000



95.000



Belanja Bantuan Keuangan



40.010.112



46.873.435



30.416.000



20.499.000



25.127.000



Belanja Tidak Terduga



11.160.706



9.080.740



8.066.883



4.000.000



5.000.000



Belanja Langsung



549.749.719



425.203.852



430.253.086



337.231.896



358.547.032



Belanja Pegawai



343.404.092



58.967.706



47.833.367



30.904.145



27.991.084



54.302.933



142.084.631



163.400.399



150.495.099



167.111.045



152.042.694



224.151.515



219.019.320



155.832.652



163.444.903



Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal



Sumber: APBD Kabupaten Brebes tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-75



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3.



Realisasi belanja masing-masing kelembagaan Realisasi belanja sanitasi per SKPD secara rata-rata kabupaten sebesar



85 %. Untuk mengetahui sejauh mana realisasi belanja masing-masing kelembagaan pengelolaan keuangan sanitasi, dapa dilihat pada tabel berikut



Tabel 3.36 REALISASI BELANJA SEKTOR SANITASI TAHUN 2006 DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE TAHUN ANGGARAN 2006 ANGGARAN NO



REALISASI



NAMA SKPD sampah



limbah



drainase



jumlah



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



1



Dinas PU dan TR



936.665



-



3.275.900



2



Dinas Kesehatan



-



-



-



3



Kantor LH



80.923



-



-



4



BPMDK



-



-



-



-



5



Bappeda



-



-



-



6



DPPKAD



-



-



-



TOTAL BELANJA SANITASI



1.017.588



-



3.275.900



4.212.565



796.165



-



2.784.515



3.580.680



-



-



-



-



-



-



68.785



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



2.784.515



3.649.465



-



68.785



80.923



4.293.488



864.950



-



Sumber: APBD Kabupaten Brebes tahun 2006



Gambar 3.3. Grafik realisasi Belanja 3 Subsektor Sanitasi Tahun 2006



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-76



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.37 REALISASI BELANJA SEKTOR SANITASI TAHUN 2007 DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE TAHUN ANGGARAN 2007 ANGGARAN NO



REALISASI



NAMA SKPD



1



Dinas PU dan TR



2



Dinas Kesehatan



3



Kantor LH



4



BPMDK



5



Bappeda



6



DPPKAD TOTAL BELANJA SANITASI



sampah



limbah



drainase



jumlah



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



4.405.710



151.359



4.004.300



8.561.369



3.744.854



128.655



3.403.655



7.277.164



-



387.500



-



387.500



-



329.375



-



329.375



302.500



120.000



-



422.500



257.125



102.000



-



359.125



-



285.000



-



285.000



-



242.250



-



242.250



-



-



-



-



-



-



-



-



9.000



-



892.500



901.500



7.650



-



758.625



766.275



4.896.800



10.557.869



4.009.629



4.162.280



8.974.189



4.717.210



943.859



802.280



Sumber: APBD Kabupaten Brebes tahun 2007



Gambar 3.4. Grafik realisasi Belanja 3 Subsektor Sanitasi Tahun 2007



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-77



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.38 REALISASI BELANJA SEKTOR SANITASI TAHUN 2008 DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE MENURUT TAHUN ANGGARAN 2008 ANGGARAN NO



REALISASI



NAMA SKPD



1



Dinas PU dan TR



2



Dinas Kesehatan



3



Kantor Lingkungan Hidup



4



BPMDK



5



Bappeda



6



DPPKAD TOTAL BELANJA SANITASI



sampah



limbah



drainase



jumlah



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



3.438.297



-



3.200.000



6.638.297



2.922.552



-



2.720.000



5.642.552



-



691.268



-



691.268



-



587.578



-



587.578



610.500



172.000



-



782.500



518.925



146.200



-



665.125



-



431.000



-



431.000



-



366.350



-



366.350



20.000



15.000



15.000



50.000



17.000



12.750



12.750



42.500



-



-



-



-



-



-



-



-



4.068.797



1.309.268



3.215.000



8.593.065



3.458.477



1.112.878



2.732.750



7.304.105



Sumber: APBD Kabupaten Brebes tahun 2008



Gambar 3.5. Grafik realisasi Belanja 3 Subsektor Sanitasi Tahun 2008



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-78



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.39 REALISASI BELANJA SEKTOR SANITASI TAHUN 2009 DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN NO



REALISASI



NAMA SKPD



1



Dinas PU dan TR



2



Dinas Kesehatan



3



Kantor Lingkungan Hidup



4



BPMDK



5



Bappeda



6



DPPKAD TOTAL BELANJA SANITASI



sampah



limbah



drainase



jumlah



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



2.960.742



-



2.879.000



5.839.742



2.516.631



-



2.447.150



4.963.781



-



247.880



-



247.880



-



210.698



-



210.698



543.700



130.150



-



673.850



462.145



110.628



-



572.773



-



375.000



-



375.000



-



318.750



-



318.750



20.000



15.000



15.000



50.000



17.000



12.750



12.750



42.500



-



-



-



-



-



-



-



-



3.524.442



768.030



2.894.000



7.186.472



2.995.776



652.826



2.459.900



6.108.501



Sumber: APBD Kabupaten Brebes tahun 2009



3.7.3. Besaran Pendanaan Sanitasi Per Tahun Belanja langsung sanitasi merupakan rekapitulasi dari pemerintah daerah yang berasal dari pelaksanaan program kegiatan SKPD yang mengelola sub sektor persampahan, air limbah, dan drainase. Belanja langsung adalah jenis belanja yang secara langsung berkaitan dan digunakan untuk melaksanakan pelayanan publik atas pengoperasian, pemeliharaan, pembinaan dan investasi sub sektor yang bersangkutan.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-79



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.40 PROPORSI BELANJA SEKTOR SANITASI 2006 TERHADAP TOTAL BELANJA APBD KABUPATEN BREBES DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE TAHUN ANGGARAN NO



2006



NAMA SKPD



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



1



Dinas PU dan TR



936.665



2



Dinas Kesehatan



-



3



Kantor Lingkungan Hidup



80.923



4



BPMDK



-



5



Bappeda



-



6



DPPKAD



-



TOTAL BELANJA SANITASI



1.017.588



-



3.275.900



-



80.923



-



-



-



98,12 -



-



-



-



-



3.275.900



1,88



-



TOTAL BELANJA DAERAH



% BELANJA SANITASI TERHADAP TOTAL BELANJA DAERAH



4.212.565



-



-



(%)



4.293.488



100



764.244.764



0,56



Gambar 3.6. Proporsi Belanja Sektor Sanitasi Tahun 2006 Terhadap Total Belanja APBD



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-80



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.41 PROPORSI BELANJA SEKTOR SANITASI 2007 TERHADAP TOTAL BELANJA APBD KABUPATEN BREBES DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE TAHUN ANGGARAN NO



2007



NAMA SKPD



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



1



Dinas PU dan TR



4.405.710



151.359



4.004.300



2



Dinas Kesehatan



-



387.500



-



387.500



3



Kantor Lingkungan Hidup



302.500



120.000



-



422.500



4



BPMDK



-



-



285.000



5



Bappeda



-



6



DPPKAD



9.000



TOTAL BELANJA SANITASI



4.717.210



285.000 -



943.859



TOTAL BELANJA DAERAH



% BELANJA SANITASI TERHADAP TOTAL BELANJA DAERAH



-



8.561.369



-



892.500



4.896.800



(%)



81,09 3,67 4,00 2,70 -



901.500



10.557.869



993.554.003



1,06



Gambar 3.7. Proporsi Belanja Sektor Sanitasi Tahun 2007 Terhadap Total Belanja APBD



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-81



8,54 100



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.42. PROPORSI BELANJA SEKTOR SANITASI 2008 TERHADAP TOTAL BELANJA APBD KABUPATEN BREBES DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE TAHUN ANGGARAN NO



2008



NAMA SKPD



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



1



Dinas PU dan TR



3.438.297



-



3.200.000



2



Dinas Kesehatan



-



691.268



-



691.268



3



Kantor Lingkungan Hidup



610.500



172.000



-



782.500



4



BPMDK



-



431.000



-



431.000



5



Bappeda



20.000



15.000



15.000



6



DPPKAD



-



-



-



TOTAL BELANJA SANITASI



4.068.797



1.309.268



TOTAL BELANJA DAERAH



% BELANJA SANITASI TERHADAP TOTAL BELANJA DAERAH



(%)



6.638.297



77,25 8,04 9,11 5,02



50.000 -



3.215.000



8.593.065



1.038.721.675



0,83



Gambar 3.8. Proporsi Belanja Sektor Sanitasi Tahun 2008 Terhadap Total Belanja APBD



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-82



0,58 100



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.43. PROPORSI BELANJA SEKTOR SANITASI 2009 TERHADAP TOTAL BELANJA APBD KABUPATEN BREBES DIRINCI BERDASARKAN SUBSEKTOR PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH DAN DRAINASE



TAHUN ANGGARAN NO



2009



NAMA SKPD



sampah



limbah



drainase



jumlah



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



(Rp) 000



1



Dinas PU dan TR



2.960.742



2



Dinas Kesehatan



-



247.880



-



247.880



3



Kantor Lingkungan Hidup



543.700



130.150



-



673.850



4



BPMDK



-



375.000



-



375.000



5



Bappeda



20.000



15.000



15.000



6



DPPKAD



-



TOTAL BELANJA SANITASI



3.524.442



-



-



768.030



TOTAL BELANJA DAERAH



% BELANJA SANITASI TERHADAP TOTAL BELANJA DAERAH



5.839.742



2.879.000



-



50.000 -



2.894.000



(%)



81,26 3,45 9,38 5,22 0,70 -



7.186.472



1.075.086.516



0,67



Gambar 3.9. Proporsi Belanja Sektor Sanitasi Tahun 2009 Terhadap Total Belanja APBD



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-83



100



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



3.7.4. Perkembangan Belanja Sanitasi Kabupaten Brebes Besarnya nilai belanja sanitasi Kabupaten Brebes dalam kurun lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 3.10. Perkembangan Belanja Sanitasi Kabupaten Brebes 14,000,000 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 (000)



2006 4,293,488



2007 10,557,869



2008 8,593,065



2009 7,186,472



2010 11,621,737



Berdasarkan grafik di atas nilai nominal investasi sanitasi tertinggi berada pada tahun 2010, yaitu Rp. 11,621,737,000,- disusul berturut-turut tahun 2007, 2008, 2009 dan 2006. Namun demikian tingginya nilai nominal investasi tahun 2010 tidak serta merta menunjukkan pula tingkat prioritas pada tahun bersangkutan. Hal ini tampak pada table proporsi belanja sanitasi terhadap total belanja APBD sebagaimana digambarkan pada grafik di bawah ini: Gambar 3.11. Perkembangan Proporsi Belanja Sanitasi terhadap Total Belanja APBD Kabupaten Brebes 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 %



2006 0.56



2007 1.06



2008 0.83



2009 0.67



2010 0.95



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-84



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2007 proporsi belanja sanitasi terhadap total belanja APBD Kabupaten menunjukkan prosentase yang lebih tinggi dari pada tahun-tahun yang lain yaitu 1,06 %, di susul dengan tahun 2010, 2008, 2009 dan 2006. Hal ini bisa dikatakan bahwa pada tahun 2007 pembangunan sanitasi di Kabupaten Brebes relative lebih menjadi prioritas dibandingkan pada tahun-tahun yang lain. Namun demikian, dengan prosentase yang ada baik pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, Kabupaten Brebes belum bisa memenuhi standar penganggaran sanitasi sebesar 2 % dari total belanja APBD tahun bersangkutan.



Hal ini tentu menjadi



“Pekerjaan Rumah” bersama khususnya Pemerintah Kabupaten Brebes untuk memikirkan



bagaimana



caranya



dapat



meningkatkan



penganggaran



pembangunan sanitasi sebesar minimal 2 % dari total belanja APBD. Jika dilihat besarnya nilai belanja sektor sanitasi untuk masing-masing sub sektor persampahan, air limbah dan drainase, maka perkembangan belanja sanitasi Kabupaten Brebes dalam kurun lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 3.12.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-85



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Garfik di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2006 alokasi anggaran sub sektor drainase menduduki peringkat pertama dengan alokasi anggaran senilai Rp. 1,017,588,000,- disusul dengan persampahan dan air limbah. Pada tahun 2007, peringkat pertama masih diduduki oleh pembangunan sub sektor drainase dengan nilai pengalokasian anggaran tidak jauh berbeda dengan sub sektor di bawahnya, yaitu sebesar Rp. 4,896,800,000,- sementara untuk pengalokasian sub sektor persampahan dialokasikan anggaran sebesar Rp. 4,717,210,000,- sedangkan untuk sub sektor air limbah masih berada jauh di bawah sub sektor drainase dan persampahan. Tahun 2008 dan 2009 berturut-turut baik sub sektor drainase maupun persampahan mengalami penurunan anggaran dari tahun 2007. Pada tahun 2008 dan 2009 juga nampak terjadi pergantian peringkat, dimana pada tahun 2006 dan 2007 peringkat pertama diduduki oleh sub sektor drainase, namun pada tahun 2008 dan 2009 peringkat pertama justru diduduki oleh sub sektor persampahan, kemudian baru disusul sub sektor drainase dan air limbah. Pada tahun 2010 nampaknya terjadi lonjakan yang sangat drastis pada sub sektor drainase, dimana pada tahun ini untuk sub sektor drainase dialokasikan anggaran sebesar Rp. 6,453,112,000,- atau sekitar dua kali lipat anggaran yang dialokasikan pada tahun sebelumnya, dan angka ini merupakan angka tertinggi yang pernah dialokasikan Pemerintah Kabupaten Brebes untuk sub sektor drainase dalam kurun waktu lima tahun terakhir . Dari grafik Perkembangan Belanja Sanitasi Sub sektor Persampahan, Air Limbah dan Drainase di atas, tampak bahwa antara sub sektor persampahan dan drainase silih berganti menduduki peringkat pertama dan kedua, namun untuk sub sektor air limbah dalam kurun waktu lima tahun terakhir selalu berada pada urutan terbawah. Untuk



mengetahui



tingkat



prioritas



masing-masing



sub



sektor



persampahan, air limbah dan drainase dalam kurun waktu lima tahun terakhir



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-86



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



dapat dilihat pada grafik Perkembangan Proporsionalitas Belanja Sub Sektor Persampahan, Air Limbah dan Drainase di bawah ini: Gambar 3.13.



Berdasarkan grafik di atas, pada tahun 2006 menunjukkan bahwa prioritas pembangunan sanitasi dititikberatkan pada sub sektor drainase, sedangkan pada tahun 2007 sub sektor drainse dan persampahan menjadi du prioritas utama. Pada tahun 2008 dan 2009, sub sektor persampahan menjadi prioritas utama pembangunan sanitasi, sedangkan pada tahun 2010 ini sub sektor drainase menjadi prioritas utamanya. 3.7.5. Besaran Realisasi dan Potensi Pendapatan (Retribusi) Layanan Sanitasi Retribusi dan pendapatan dari persampahan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-87



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Gambar 3.14. Grafik Retribusi dan Realisasi Penerimaan dari sektor Persampahan Kabupaten Brebes Tahun 2007 – 2009 450,000,000 400,000,000 350,000,000 300,000,000 Retribusi



250,000,000



Realisasi



200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 2007



2008



2009



Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa realisasi penerimaan retribusi dari sektor persampahan masih di bawah target. Bahkan penerimaan pada tahun 2009 di bawah penerimaan pada 2 tahun sebelumnya. 3.7.6.



Besaran pendanaan sanitasi per kapita Untuk mengetahui apakah belanja APBD Kabupaten Brebes yang



dialokasikan pada pembangunan sanitasi sudah melayani seluruh masyarakatnya, maka terlebih dahulu dihitung besarnya biaya pembangunan sanitasi perkapita. Perhitungannya adalah besarnya realisasi biaya pembangunan sanitasi dibagi dengan jumlah penduduk. Selanjutnya perlu diketahui pula bahwa besarnya belanja sanitasi ideal secara standar nasional adalah 2 % dari total belanja, dengan besaran pendanaan sanitasi per kapita sebesar Rp. 47.000,-/kapita. Tabel di bawah ini menunjukkan besaran pendanaan sanitasi per kapita real dan standar Kabupaten Brebes dalam kurun waktu 5 tahun terakhir: POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-88



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Tabel 3.44 BESARAN PENDANAAN SANITASI PER KAPITA REAL DAN STANDAR KABUPATEN BREBES JUMLAH PENDUDUK TAHUN ANGGARAN URAIAN



Total Belanja Sanitasi Real Besaran Pendanaan Sanitasi Per Kapita Real (R) Total Belanja Daerah Standar Belanja Sanitasi Besaran Pendanaan Sanitasi Per Kapita Sesuai Standar (S) % (R') TERHADAP (S')



2006



2007



1.736.401



1.743.195



1.747.430



1.754.070



1.760.735



10.557.869.000



8.593.065.000



7.186.472.000



11.621.737.000



4.293.488.000



2008



2009(*)



2010(*)



2.473



6.057



4.918



4.097



6.601



764.244.764.000



993.554.003.000



1.038.721.675.000



1.075.086.516.000



1.221.166.647.000



15.284.895.280



19.871.080.060



20.774.433.500



21.501.730.320



24.423.332.940



8.803



11.399



11.889



12.258



13.871



28,09%



53,13%



41,36%



33,42%



47,58%



Catatan: Tanda (*) masih asumsi dihitung berdasarkan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun Sumber: - APBD Kabupaten Brebes tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 - Kabupaten Brebes dalam Angka tahun 2008



Berdasarkan tabel 3.44 di atas terlihat bahwa besaran pendanaan sanitasi oleh Kabupaten Brebes masih di bawah standar, hal tersebut dapat dilihat dari % nilai (R’) terhadap (S’) secara rata-rata masih di bawah 50 %.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-89



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Gambar 3.15. Besaran Pendanaan Sanitasi Per Kapita Kabupaten Brebes 22,500 20,000 17,500 BESARAN PENDANAAN SANITASI PER KAPITA SESUAI STANDAR (S)



15,000 12,500



10,000



BESARAN PENDANAAN SANITASI PER KAPITA REAL (R)



7,500 5,000 2,500 2006



2007



2008 2009(*) 2010(*)



TAHUN ANGGARAN



3.7.7.



Permasalahan Pendanaan Sanitasi Kabupaten Brebes Belum optimalnya pendanaan pengelolaan sanitasi disebabkan beberapa



kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, mekanisme penganggaran dan terbatasnya informasi mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh. Aspek Kelembagaan Pendanaan sanitasi Kabupaten Brebes sebagian besar berasal dari SKPD antara lain : Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, dan Dinas Kesehatan. Pendanaan antar SKPD terkait selama ini belum begitu sinergis, namun proses kea rah it uterus diupayakan oleh masing-masing stakeholder. Sedangkan program non fisik masih relative lebih rendah dibandingkan dengan pembiayaan untuk program fisik.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-90



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BREBES PROFIL SANITASI KABUPATEN BREBES



Aspek Mekanisme Penganggaran Mekanisme penganggaran yang ada selama ini tetap mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Sedangkan anggaran yang disetujui oleh panitia anggaran masih di bawah usulan. Hal ini dikarenakan belum adanya kesepahaman yang sama antara SKPD dengan panitia anggaran. Aspek Informasi Mengenai Sanitasi Pembangunan sanitasi yang selama ini selalu didengungkan sebagai urusan wajib daerah, namun selama ini masih kalah popular dan urgensinya masih relatif di bawah sektor-sektor lainnya. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan fisik sanitasi karena jika tidak dilakukan, aparat pemda yang tidak memahami rencana pembangunan suatu sarana sanitasi maka akan berpengaruh kepada masyarakat pengguna, terutama yang belum memahami penggunanaan sarana sanitasi yang baru dibangun tersebut. Jika hal ini terjadi maka tujuan dari pembangunan sanitasi tidak optimal. Oleh karena itu maka transfer informasi dari pemerintah pusat maupun provinsi sangat penting sebagai kegiatan non fisik yang akan menunjang pembangunan fisik sanitasi. Proses transfer informasi ini tidak saja ditujukan bagi perangkat SKPD dan masyarakat calon pengguna, namun juga harus dilakukan advokasi kepada legislatif dan kepala daerah.



POKJA AMPL KABUPATEN BREBES TAHUN 2010



III-91