Bab III Gatot [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III METODE PENELITIAN



A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yaitu berupa percobaan penelitian dengan menggunakan beberapa perlakuan terhadap tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan dua faktor utama yaitu jarak tanam dan pemberian pupuk organic cair Symbios.



B. Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan dilaksanakan selama 2,5 – 3 bulan mulai bulan September November terhitung sejak pengambilan bahan, pengolahan lahan hingga panen. Lokasi percobaan dilaksanakan di Desa Giri Rejo Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara.



C. Variable dan definisi oprasional 1. Variable Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetepkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Variabel dalam penelitian ini adalah :



a. Variable bebas Variable bebas dalam penelitian ini adalah jarak tanam dan dosis pupuk organic cair Symbios. b. Variabel terikat Variable terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman meliputi, 



Tinggi tanaman (cm)







Berat segar per tanaman (g)



Produktivitas tanaman meliputi, 



Jumlah daun (helai)







Jumlah bunga per tanaman







Jumlah buah per tanaman







Hasil segar tanaman per petak (kg)



c. Variabel control 



Cahaya







Air







kelembaban



2. Definisi oprasional Definisi oprasional adalah suatau definisi yang diberikan kepada suatu variable dengan cara memberikan suatu arti atau mendefinisikan yang diperlukan untuk mengukur variable tersebut. Batasan dari variabel yang dibahas dalam penulisan ini telah dikemukakan secara teoritis dan untuk mempermudah serta memperjelas pengertian dari batasan



tersebut, maka diperlukan penjabaran dalam bentuk oprasional. Definisi oprasional berdasarkan kajian teori dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : a.



Pengaruh adalah penelitian mengenai ada dan tidaknya perubahan signifikan terhadap penggunaan jarak tanam dan pemberian pupuk organik cair Symbios terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.).



b.



Jarak tanam dan pupuk cair Symbios adalah dua factor utama yang digunakan dalam menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman buncis, dimana dalam pelaksanaannya jarak tanam dibedakan menjadi dua jarak yang sudah ditentukan.



c.



Pertumbuhan dan hasil adalah hasil usaha yang telah dicapai dalam penggunaan dua factor utama dalam penanaman tanam buncis (Phaseolus vulgaris L.).



D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) yang digunakan pada penelitian. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel berfungsi sebagai sumber data, berupa individu atau kelompok yang bertindak sebagai sumber informasi. Dengan kata lain, sampel adalah sumber tempat data empiris



yang diperoleh. Sampel pada penelitian ini adalah varietas tanaman buncis (phaseolus vulgaris L.)



E. Bahan dan Alat penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih buncis varietas lebat-3 , pupuk cair Symbios, pupuk kandang, nematisida (Furadan 3G), insektisida (Curacron 500 EC), fungisida (Danconil 75 WP), dan bakterisida (Agrept 25 WP). Alat yang digunakan antara lain cangkul, parang, gunting, alat tugal, turus, tali rafia, meteran, kamera, dan alat tulis.



F. Rancangan Percobaan Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan percobaan factorial (2x4) yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun dalam contoh tabel berikut : 1. j2S3 J2S1 jiS0 2. jiS1 J2S3 jiS2 3. j2S0 jiS3 J2S2 4. jiS2 J2S2 J2S0 5. J2S1 jiS0 J2S3 6. J2S3 jiS1 J2S1 7. jiS0 j2S0 jiS3 8. J2S2 jiS2 jiS1 Sebagai factor pertama adalah jarak tanam (j) yang terdiri dari 2 taraf yaitu : j1 : 20 cm x 50 cm j2 : 30 cm x 50 cm Sedangkan factor kedua adalah dosis pupuk Symbios (S) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :



So : 0,0 mL S1 : 2 mL S2 : 3 mL S3 : 4 mL Dengan demikian diperoleh 8 perlakuan, dengan susunan seperti pada tabel 1. Setiap percobaan diulang 3 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan, dan jumlah rumpun dalan setiap satuan percobaan tergantung dari jarak tanamnya (perlakuan). Tabel 1. Susunan Perlakuan Pengaturan Jarak Tanam dan Pemberian Pupuk Organik Cair Symbios No.



Kombinasi



Pengaturan jarak



Konsentrasi/dosis



perlakuan



tanam (cm)



pupuk organic



20 x 50 20 x 50 20 x 50 20 x 50 30 x 50 30 x 50 30 x 50 30 x 50



cair Symbios (mL) 0 mL 2 mL 3 mL 4 mL 0 mL 2 mL 3 mL 4 mL



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



jiS0 jiS1 jiS2 jiS3 J2S0 J2S1 J2S2 J2S3



Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan model matematika (Kemas, 2010) yaitu sebagai berikut : Y = µ + β + J + K + JK + ε Dimana : Y



= Nilai-nilai hasil Pengamatan



µ



= Nilai tengah umum



β



= nilain pengamatan pengaruh kelompok ke-k



Ji



= Pengaruh pengaturan jarak tanam pada tarf ke-i



Sj



= Pengaruh pemberian pupuk organic cair Symbios pada taraf ke-j



JSij



= Pengaruh interaksi antara pengaturan jarak tanam dan pemberian pupuk organic cair Symbios



ε



= Pengaruh galat



D. Pelaksanaan Penelitian



1.



Persiapan lahan Lahan yang digunakan untuk percobaan dibersihkan dari gulma, kemudian



dicangkul agar tanah menjadi gembur. Lahan dibiarkan ± 7 (tujuh) hari. Selanjutnya dibuat bedengan sebanyak 24 petak dengan ukuran petak 150 cm x 150 cm, tinggi bedengan 30 cm, dengan jarak antar petak 40 cm, dan jarak antar kelompok tanaman 100 cm. selanjutnya masing-masing petak diberi pupuk dasar berupa pupuk kotoran kambing 1,5 kg per petak dan plang kode perlakuan. Pemupukan ini dilakukan satu minggu sebelum tanam. 2.



Penanaman Pada setiap lubang tanam diisi tiga butir benih dengan kedalaman 4 cm



kemudian ditutupi tanah dan disiram air secukupnya. 3.



Pemupukan



Pemupukan dengan Symbios deberikan pada tanaman masing-masing sesuai perlakuan dengan menggunakan handsprayer. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-10.00 sewaktu lubang stomata membuka, atau sore hari pukul 15.00-18.00. penyemprotan dilakukan pada seluruh bagian tanaman, terutama pada bagian bawah permukaan daun dan diusahakan merata hingga seluruhnya menjadi basah. 4.



Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari atau disesuaikan dengan keadaan tanah dan cuaca. b. Penyulaman Penyulaman



dilakukan



seminggu



setelah



tanam.



Penyulaman



dilakukan terhadap tanaman yang pertumbuhannya abnormal dan mati dengan bibit cadangan yang ditanam pada petak lain di luar percobaan. Hal ini agar memudahkan dalam pemeliharaan dan pertumbuhan tanaman seragam. c. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada umur 21 dan 36 hari setelah tanam atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) atau memotong gulma yang tumbuh disekitar bedengan dengan alat bantu tangan, gunting atau parang. d. Pemasangan ajir/lanjaran Ajir atau lanjaran dibuat dari pilah bambu setinggi 2 meter, lebar ± 5 cm. ajir dipasang pada saat seminggu setelah tanam.



e. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara sanitasi atau membersihkan lingkungan dan pestisida. Pemberian furadan 3 G dengan dosis 2 gr per tanaman dilakukan untuk mengendalikan nematode. Untuk hama kutu daun (Aphis gossypi) dan lalat kacang (Agromyca phaseoli) dilakukan penyemprotan insektisida Curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 mL. f.



Pemanenan Pemanenan tanaman buncis dilakukan seminggu setelah bunga terbentuk atau 45 hari setelah tanam. Buncis yang dipanen adalah yang bernampilan baik, mulus, dan lurus. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau tangan secara hati-hati, agar polong muda tidak rusak. Pemanenan dilakukan dengan interval 2 hari sekali. E. Pengambilan data Data yang diamati dalam penelitian dilakukan terhadap 6 tanaman sampel



dan 4 tanaman sampel, yang terdiri dari : 1. Tinggi tanaman (cm) Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 25, 35, 45 hari setelah tanam dan pada saat panen. Cara pengambilan data dengan mengukur dari pangkal batang yang telah diberi tanda dengan spidol sampai titik tumbuh tertinggi pada tanaman sampel. 2. Jumlah Daun (helai)



Penghitungan jumlah daun dilakukan saat tanaman berumur 25, 35, dan 45 hari setelah tanam dan pada saat panen. 3. Umur tanaman pada saat berbunga 80% (hari) Dihitung sejak pemanenan sampai saat munculnya bunga 80% dari tanaman dalam petak hasil pada bagian dalam percobaan. 4. Umur tanaman pada saat panen pertama (hari) Dihitung sejak penanaman hingga panen pertama. Umur tanaman pada saat panen pertama (80%) polong buncis telah terbentuk dalam tanaman petak hasil. 5. Panjang polong (rata-rata) pertanaman (cm) Dihitung dari panjang polong yang telah dipanen pada setiap tanaman sampel kemudian dirata-ratakan pada setiap tanaman. 6. Berat segar polong per petak (g) Dihitung dengan cara menimbang berat segar polong per tanaman dari tanaman dalam petak hasil. 7. Hasil segar tanaman per petak (kg) Menimbang berat segar tanaman pada saat panen dari semua tanaman pada petak hasil.



F. Analisis Data Setelah nilai-nilai atau data dari hasil pengamatan diperoleh maka dilanjutkan dengan menganalisis data dengan menggunakan perhitungan analisis sidik ragam dengan langkah langkah sebagai berikut : Langkah pertama setelah data diperoleh yaitu menghitung faktor koreksi dengan rumus :



FK =



Langkah kedua ialah menghitung Kuadrat Total dengan rumus :



JKT =



– FK



Langkah ketiga ialah menghitung Jmlah Kuadrat Kelompok dengan rumus :



JKK =



- FK



Langkah keempat menghitung JUmlah Kuadrat Perlakuan dengan rumus :



JKP =



- FK



Langkah kelima ialah menghitung jumlah kuadrat galat dengan rumus : JKG = JKT – JKK – JKP Tabel. Analisis Varian (ANAVA) Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian Dosis Pupuk Organik Cair Symbios terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.). Sumber



Jumlah



Derajat Bebas



Kuadrat



Keragaman



Kuadrat (JK)



(db)



Tengah (KT)



r-1



JKK



KTK



F-Hitung



(SK) Ulangan



KTK/KTG



Perlakuan



t-1



JKP



KTP



Galat



(r-1) (t-1)



JKG



KTG



Total



tr-1



JKT



KTP/KTG



Langkah ketujuh dengan menghitung Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus : KK =



x 100%



Analisa tersebut maka hipotesis akan diuji dengan kriteria sebagai berikut : Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, Ha ditolak Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, Ha diterima 1. Bila Ho diterima tidak terdapat pengaruh jarak tanam dan pemberian pupuk organic cair Symbios terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncins (Phaseolus vulgaris L.). 2. Bila Ha diterima berarti terdapat pengaruh jarak tanam dan pemberian dosis pupuk organic cair Symbios terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.). Analisis lanjutan Data



dianalisis



dengan



menggunakan



sidik



ragam,



jika



analisis



menunjukan perbedaan nyata maka dilanjutkan, untuk membandingkan antara dua rata-rata perlakuan digunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.



BNT =



(V)



Keterangan : Ta : BNT 5% KTg : Nilai Tengah (mean square)



V r



: Derajat Bebas (db) : Jumlah Perlakuan