Bahan Irigasi Saluran Akar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PAPER Bahan Irigasi Perawatan Saluran Akar



DISUSUN OLEH : ISNAINY NURLAILY 2017.07.2.0038 DPJP : Twi Agnita Cevanti, drg, Sp. KG



DEPARTEMEN KONSERVASI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2020



Bahan Irigasi Syarat bahan-bahan irigasi yang ideal : 1. Antimicrobial spectrum luas 2. Membantu membersihkan saluran akar 3. Mempunyai kemampuan untuk melarutkan jaringan nekrotik/debris 4. Tingkat toksisitas yang rendah 5. Bahan lubrikan yang baik 6. Memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga mudah mengalir ke daerah yang tidak terjangkau 7. Efektif untuk mensterilkan saluran akar (sebagai desinfektan) 8. Mencegah pembentukan smear layer selama intrumentasi/melarutkan yang terakhir setelah terbentuk lagi 9. Menginaktivasi endotoksin Bila bahan irigasi kontak dengan jaringan vital, harus non-toksik, non kausatik pada jaringan periodontal dan mempunyai sedikit kemungkinan terjadi reaksi anafilaktik. Fungsi bahan irigasi, antara lain :  Menghilangkan serbuk dentin dengan pembilasan/irigasi saluran akar  Meningkatkan efisiensi dari instrumentasi  Melarutkan jaringan nekrotik  Menghilangkan debris dari kanal lateral dan kanal aksesori  Mempunyai sifat antibakteri  Sebagai bahan bleaching  Lebih efisien bila dikombinasikan antara bahan irigasi dengan agen lubrikan  Membuka tubuli dentin dengan membuang smear layer



Faktor-faktor yang memodifikasi aktivitas dari bahan irigasi adalah :  Jaringan akan larut pada NaOCl dengan konsentrasi yang tinggi (5,2%)  Bahan irigan harus kontak dengan substrat  Jaringan organik harus hilang/kondisi bersih untuk meningkatkan efektifitas bahan irigasi  Kuantitas penggunaan bahan irigasi  Agar berpenetrasi yang baik dalam saluran akar harus menggunakan jarum untuk irigasi (dalam Gauge) dengan ukuran 27/28 Gauge  Tegangan permukaan yang rendah menghasilkan kondisi yang lebih baik  Temperature bahan irigasi : panas dari NaOCl akan meningkatkan kemampuan  Frekuensi penggunaan bahan irigasi : lebih sering digunakan akan menghasilkan hasil yang baik  Level of Observation  Aktivitas irigasi akan lebih baik pada diameter saluran akar yang lebar  Umur bahan irigan : cairan yang baru akan lebih efisien dibanding yang lama Yang biasa digunakan sebagai bahan irigasi : 1. Chemically non-active solutions  air, saline, anastesi lokal 2. Chemically active solutions  a. Alkalis : sodium hipoklorit 0.5 – 5.25% b. Chelating agent : Ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA) c. Oxiding agents : Hydrogen Peroxide, Carbamide Peroxide d. Antibacterial Agents : Chlorhexidine, Bisdequalinium acetate e. Acids : 30% hydrochloric acid f. Enzymes : Streptokinase, papain, trypsin g. Detergens : Sodium lauryl sulfate Macam-macam bahan irigasi : NORMAL SALINE Dapat menghilangkan kotoran dan sebagai lubrikan pada saluran akar. Karena sifatnya sangat rendah, dapat digunakan sebagai tambahan irigasi kimiawi. Konsentrasi normal saline 0.9% w/v biasa digunakan sebagai irigasi dalam bidang endodontik. Dapat digunakan dengan teknik pembilasan. Bahan ini juga bisa digunakan sebagai bilasan terakhir PSA untuk menghilangkan bahan-bahan kimiawi yang tertinggal setelah preparasi. Keuntungan :  Biokompatible  Tidak ada rekasi yang membahayakan karena tekanan osmotik dari bahan ini hampir sama dengan darah Kerugian :  Tidak memiliki sifat desinfektan  Bahan terlalu ringan untuk membersihkan kanal hingga bersih



  



Tidak mampu membersihkan flora microbial dari daerah yang tidak terjangkau Tidak memiliki efek antimikroba Tidak dapat menghilangkan smear layer



SODIUM HYPOCHLORITE Bentuk dari sodium hipoklorit adalah jernih, pucat, cairan hijau-kuning dengan bau yang kuat dari klorin. Bahan ini mudah larut dengan air dan akan terurai oleh sinar. Mekanisme : 



 







Pada suhu tubuh, klorin reaktif dalam larutan air ada dua bentuk, yaitu hypochlorite (OCl-) dan asam hypoclorite (HOCl). pH larutan juga tergantung dari ketersediaan klorin tersebut. Adanya konsentrasi 5% dari klorin bebas dalam sodium hypoclorite bertanggung jawab untuk memecah protein sampai menjadi grup amino. pH sodium hypochlorite yang biasa digunakan adalah 12, di mana akan terbentuk OCl. Hypochlorite akan melarutkan jaringan nekrotik karena sifat alkali yang tinggi (pH 12). Untuk meningkatkan kinerja NaOCl, 1% sodium bikarbonat ditambahkan sebagai buffering. Buffering membuat larutan menjadi tidak stabil sehingga menurunkan shelf life hingga kurang dari satu minggu. Larutan buffer dan sodium hypochlorite disimpan dalam tempat yang gelap dan sejuk.



Keuntungan : 1. Pelarut jaringan 2. Sebagai bahan antibakteri dan bleaching 3. Sebagai lubrikan saluran akar 4. Ekonomis 5. Penggunaan lebih mudah Kerugian :



1. Karena tegangan permukaan yang tinggi, kemampuan untuk membasahi dentin kurang 2. Mudah mengiritasi jaringan bila sampai lapisan dalam sehingga terjadi kerusakan sel yang parah 3. Jika terjadi kontak dengan gingiva, maka akan terjadi inflamasi karena sifat kaustiknya 4. Dapat memutihkan pakaian bila tumpah 5. Memiliki bau dan rasa yang tidak sedap 6. Uap dari sodium hipoklorit dapat mengiritasi mata 7. Mampu mengkorosi instrument



UREA Cairan ini berwarna putih, crystalline powder, dan tidak berbau. Sebagai agen terapeutik untuk berbagai macam infeksi. Larutan urea dengan 40% beratnya merukan pelarut jaringan nekrotik dan pus yang ringan serta memiliki sifat antiseptik. Konsentrasi urea 30% dapat digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar dengan pulpa vital/nekrotik. Mekanisme :  Terjadi denaturasi protein yang di mana bahan ini merusak struktur sekunder mengakibatkan hilangnya aktivitas fungsional protein. Tindakan ini sebagai bahan antiseptiknya.  Membersihkan secara kimiawi dengan cara pelunakkan. Penggunaan :  Sangat bagus untuk antimicrobial seperti sulfonamide  Toksisitas rendah dan dapat digunakan pada pasien dengan pulpa vital yang tidak terinfeksi  Dapat digunakan pada pasien dengan apeks terbuka atau area yang resorbsi HIDROGEN PEROKSIDA Bahan yang jernih dan tidak berbau. Dengan konsentrasi 3% dapat digunakan sebagai bahan irigasi. Mekanisme :  Bahan ini sifatnya sangat tidak stabil dan mudah terurai karena panas dan cahaya menjadi H2O + (O) (air dan oksigen baru). Jika kontak dengan enzim katalase dan peroksidase,



(O) akan menghasilkan efek bakteridal terapeutik yang bersifat sementara dan dapat mengurangi debris-debris organic.  Oksidasi dari sulfhydryl bakteri dari enzim  Pelepasan (O) oksigen yang cepat dan kontak dengan jaringan organic Penggunaan : Bisa digunakan sendiri atau dikombinasi dengan sodium hipoklorit. Keuntungan (3% H2O2 dan 5.2% NaOCl) : 1. Larutan H2O2 akan mendorong debris keluar dari saluran akar 2. Terjadi reaksi pelarut antara sodium hipoklorit pada debris organic 3. Dapat digunakan sebagai desinfektan dan bleaching Bila dikombinasi dengan sodium hipoklorit, selalu gunakan sodium hipoklorit pada akhir proses karena H2O2 dapat bereaksi dengan debris pada pulpa dan darah untuk memproduksi gas (oksigen baru) yang dapat meningkatkan tekanan pada gigi sehingga dapat memperparah nyeri. UREA PEROKSIDA Bubuk kristal berwarna putih, bau menyengat, dan dapat larut dalam air, alcohol, dan gliserin. Mekanisme :  Membentuk secara cepat ketika terekspos panas, cahaya, tekanan, dan terurai menjadi urea dan hidrogen peroksida Urea peroksida  urea + H2O2  Anhydrous glycerol dapat meningkatkan stabilitas urea peroksida Penggunaan 10% urea peroksida pada basis anhydrous glycerol biasanya bahan yang digunakan adalah glyoxide. Keuntungan penambahan bahan gliserol :  Meningkatkan stabilitas dari pelarut dan lebih tahan lama  Sebagai lubrikan yang baik, memfasilitasi nogosiasi dan instrumentasi tipis, saluran akar yang bengkok  Glyoxide dapat digunakan dengan EDTA untuk membersihkan dinding-dindign saluran akar Kerugian : Berkaitan dengan kinerja dari urea peroksida lebih lama dibandingkan dengan hidrogen peroksida (H2O2). Lebih efektif bila dikombinasikan dengan sodium hipoklorit. CHLORHEXIDINE  Bahan yang sangat kuat dan lebih stabil karena terbentuk dari garam (Chlorhexidine Gluconate)  Antiseptik yang lebih potensial yang penggunaannya lebih luar untuk mengkontrol plak secara kimiawai dengan konsentrasi 0.2%  Antimikroba yang optimal dengan pH diantara 5.5-7  Kalau untuk bahan irigasi dapat digunakan konsentrasi 2%



Kombinasi 0.2% Chlorhexidine dan 2% sodium hipoklorit Biasanya digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar karena :  Chlorhexidine dapat digunakan sebagai campuran dari garam asam organic (sodium hipoklorit), sebagai agen oksidasi, terjadi oksidasi gluconate yang merupakan bagian dari chlorhexidine gluconate, dan membentuk cairan asam gluconic  Meningkatkan kapasitas ionisasi dari chlorhexidine dengan tujuan untuk membentuk chlorhexidine Cl. (Cl- dapat membantu perlekatan guanidine yang bagian dari chlorhexidine)  Kombinasi chlorhexidine (pH 6.5) dan sodium hipoklorit (pH 9-10) menghasilkan pH lebih basa (pH 10) dan semakin efektif Mekanisme : Chlorhexidine merupakan antimicrobial dengan spectrum sangat luas. Mekanisme antibacterial dari chlorhexidine berkaitan dengan kation bisbiguanide (struktur molekuler). Konsentrasi yang rendah bertindak sebagai bakteriostatik juga pada konsentrasi yang tinggi disebabkan koagulasi dan precipitasi dari sitoplasma dan juga sebagai bakterisidal. Pada kondisi tertentu, chlorhexidine dapat memberikan efek residual. Antara 2% dan 0.2% chlorhexidine dapat menghasilkan efek antimicrobial dengan residual aktif selama 72 jam jika digunakan sebagai bahan irigasi endodontic. Keuntungan dan kegunaan :  Konsentrasi 2% digunakan untuk bahan irigasi saluran akar  Konsentrasi 0.2% dapat digunakan untuk mengkontrol aktivitas plak  Lebih efektif pada bakteri gram positif daripada bakteri gram negative Kerugian :  Tidak digunakan sebagai bahan irigasi utama dalam perawatan endodontic  Tidak dapat melarutkan jaringan nekrotik  Kurang efektif pada bakteri gram negative daripada gram positif



CHELATING AGENTS Setelah perawatan saluran akar, jaringan organik akan menutup tubuli dentin. Smear layer harus dihilangkan karena sebagai tempatnya mikroorganisme dan adaptasi dari bahan endodontic mungkin terjadi setelah smear layer dibersihkan. Meskipun sodium hypochlorite adalah bahan irigasi paling ideal tetapi bahan tersebut tidak memiliki sifat chelating. EDTA dan bahan chelating lainnya seperti asam sitrat dan polyacrylic acids. Chelating agents adalah bahan kimia yang dikombinasi dengan logam untuk membentuk chelate. EDTA adalah bahan yang sering digunakan sebagai chelating agent untuk membersihkan dan membentuk saluran. Bahan tersebut mengandung 4 asam asetat yang melekat dengan ethylenediamine. Sifatnya non toksik dan mudah mengiritasi bila larutan lemah. Efek dari EDTA tergantung dari konsentrasi dan lamanya kontak dengan dentin. EDTA sangat efektif sekali pada pH netral sampai pH 9.



Aktivitas membersihkan dan membentuk saluran dengan EDTA lebih optimal pada pH netral dengan konsentrasi rendah. Fungsi EDTA :  Lubrikasi  Emulsifikasi  Mencegah debris dalam suspensi  Menghilangkan smear layer Mekanisme EDTA :  



Menghambat pertumbuhan bakteri dan menghancurkannya karena EDTA chelates dengan ion-ion logam dalam jalur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme. EDTA mempunyai self limiting action. EDTA akan membentuk ikatan yang stabil dengan kalsium dan dentin yang larut, tapi ketika semua ion chelating bereaksi, akan tercapai suatu keseimbangan.



Kegunaan EDTA :  Bahan pelarut dentin  Membantu dalam saluran akar yang sempit  Membantu memudahkan untuk manipulasi dari instrument  Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk debridement Perbedaan bentukan dari EDTA :  R-EDTA : EDTA dikombinasi dengan cetrimide (cetyllrimethy 1 ammonium bromide). Bahan yang sangat baik digunakan untuk membantu membersihkan saluran akar.  EDTAT : (EDTA + Texapon) EDTA dikombinasikan dengan sodium lauryl sulfate yang akan menurunkan tegangan permukaan.  EDTA-C : tersedia dalam konsentrasi 15% dan pH 7.3 di bawah EDTAC karena mengandung cetavelon, quaternary ammonium compound yang ditambahkan sebagai desinfektan. Chelating agent di aplikasikan dalam bentuk liquid atau pasta. Tipe pasta yang digunakan pertama kali adalah kombinasi dari urea peroksida dengan glycerol. Kemudian dimodifikasi dengan kombinasi EDTA, urea peroksida dan carbowax yang larut dalam air (polyethylene glycol). Bahan tersebut sangat efektif sekali sebagai lubrikan dan agen pembersih.



ASAM SITRAT Digunakan untuk menghilangkan smear layer sebagai bahan irigasi. Dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan bahan irigan lainnya tetapi EDTA atau asam sitrat jangan pernah dicampur dengan sodium hipoklorit karena EDTA dan asam sitrat akan berinteraksi kuat dengan sodium hypochlorite. Hal ini akan segera mengurangi aktivitas klorin dan menginefektifkan bakteri. ASAM POLYACRYLIC Juga digunakan sebagai bahan irigasi HYDROXYETHYLIDENE BISPHOSPHONATE (HEBP) Biasa dikenal sebagai Etidronate dan sebagai bahan irigasi. Keuntungan dari bahan ini sebagai bahan chelating agent adalah terjadi gangguan jangka pendek dengan sodium hipoklorit. SALVIZOL Mempunyai sifat antibacterial dan lebih efektif pada gram positif, gram negative serta jamur. IRIGASI ULTRASONIC Membersihkan saluran akar atau dinding dinding saluran akar yang lebih baik daripada metode konvensional. Penggunaan ultrasonic untuk mencegah akumulasi debris pada saluran dan terjadi aliran yg terus menerus dari bahan irigasi. Mekanisme dari irigasi ultrasonic adalah ketika file terkecil berada pada saluran akar. Sifat mekanik dari ultrasonic itu akan menghasilkan energi panas dari larutan irigasi (sodium hipoklorit) dan mengeluarkan debris dari saluran akar. Keuntungan : 1. Membersihkan dinding saluran akar lebih bersih dari pada konvensional 2. Membersihkan smear layer secara efisien 3. Mengeluarkan debris Kerugian : 1. Preparasi ultrasonik dari saluran akar menghasilkan hasil yg tidak dapat di prediksi langsung.



2. Dapat merusak dinding saluran akar dan terjadi kerusakan saat selesai preparasi.



LARUTAN IRIGASI TEBARU Larutan elektrokimia yang teraktivasi yang terbuat dari air dan larutan garam dengan konsentrasi rendah. Ada dua tipe larutan yaitu anolit (anoda) dan katolit (katoda). Larutan anolit disebut sebagi air superoksida atau air yg mempunyai potensial oksidatif. Tetapi saat ini yang banyak digunakan adalah larutan berbahan netral dan alkaline. Keuntungan : 1. Non toksik terhadap jaringan biologi 2. Antimikroba dengan spectrum luas yang efektif OZONATED WATER IRIGATION Mempunyai sifat anti mikroba yang efektif pada bakteri, jamur, protozoa dan virus. Air ozon ini sangat berguna untuk mengkontrol infeksi oral. Keuntungannya meliputi : 1. Bahan yang sangat potensial 2. Mudah digunakan 3. Mempunyai efek antimicrobial yg cepat LARUTAN RUDDLE’S Komposisinya 70% EDTA, 5% NaOCL, hypaque  adalah larutan aqueus dari garam iodine, diterizoat dan sodium iodine. Mekanisme: 1. Sebagai pelarut dari sodium hipoklorit yang membantu penetrasinya EDTA dan radiopasitas karna hypaque membantu untuk memvisualisai dari bentuk dan mikro anatomi dari saluran dan ketebalan dentin selama terapi endodontic 2. Pelarut sodium hipoklorit dapat membersihkan komponen dari saluran akar. Jadi larutan ruddle’s dapat membantu menegakan diganosa yg akurat, treatment planning dan managemen dari presedural accident. PHOTO ACTIVATED DESINFECTION (PAD) Merupakan terobosan baru dalam menghilangkan bakteri pathogen secara cepat, efektif dan sistem desinfeksi invasif yang dianggap dapat membunuh lebih dari 99% dari bakteri dalam



endodontik biofilm. Mekanisme PAD adalah sinar laser bertenaga rendah disalurkan melalui ujung serat optik sekali pakai untuk mengaktifkan PAD larutan antibakteri. Keuntungan : 1. Antimicrobial paling efektif, mampu membunuh gram negative, gram positif, areob, anaerob. Dengan kata lain mampu efektif ke semua bakteri 2. Mampu mengatasi masalah antimikroba yang resistan 3. Bisa membunuh bakteri pada biofilm kompleks seperti subgingiva plak yang biasanya tahan terhadap aksi agen antimikroba



MTAD (MIXTURE OF A TETRASIKLIN ISOMER, AN ACID AND DETERGENT) MTAD telah diperkenalkan ditahun 2000 sebagai bilasan akhir untuk desinfeksi sistem saluran akar, mampu menghilangkan lapisan smear dan efektif terhadap Enterococcus faecali yaitu mikroorganisme yg resisten terhadap obat antimikroba. Tujuan pemakaian MTAD adalah : 1. Desinfeksi dentin. 2. Menghilangkan smear layer 3. Membuka tubulus dentin agar antimicrobial agent dapat masuk ke saluran akar. Komposisi : 1. Tertrasiklin 2. Citric acid 3. Detergent. Keuntungan : 1. Larutan yang efektif untuk menghilangkan smear layer 2. Biokompatibilitas 3. Membunuh E.Facalis bakteri yang paling signifikan yang mana resiten terhadap pengobatan antimicrobial dan larutan irigasi 4. Memiliki efek minimal terhadap sifat gigi 5. MTAD memiliki efek pelarut serupa dengan EDTA di pulpa dan dentin METODE IRIGASI Meksipun teknik irigasisederhana, masih dibutuhkan kehati-hatian saat mengirigasi dengan system dan jarum yang berbeda. Yang perlu diperhatikan saat mengirigasi kanal adalah: 1. Cairan harus dapat diterima secara perlahan dan pasif oleh saluran akar. 2. Jarum tidak boleh menekan saluran dan harus dapat mengalirkan cairan dengan baik. 3. Diameter jarum 25 dan 27 yang direkomendasikan. 4. Pada saluran akar yang kecil, letakan cairan pada ruang pulpa. Lalu file akan membawa cairan ke saluran. Kapiler dari saluran naroow akan member warna pada cairan tersebut. Untuk menghilangkan cairan, jarum aspirasi atau 2x2 inci diameter jarum diletakan pada



chamber. Untuk mengkeringkan saluran selanjutnya, hilangkan cairan dengan paper point. 5. Ukuran dan bentuk kanal menentukan irigasi kanal. Untuk pembersihan yang efektif pada area apical, saluran harus lebih besar atau sama dengan 30. 6. Pada system delivery, irigasi tidak boleh ditekan pada jaringan apical melainkan diletakan secara halus pada kanal. 7. Untuk pembersihan yang efektif, jarum harus dapat membawa cairan dekat dengan bagian yang ingin dibersihkan. 8. Pada kasus dengan kanal yang besar, ujung jarum harus dapat dimasukan hingga terasa ada hambatan, lalu tarik 2-3 mm dari titik tersebut, kemudian dilakukan irigasi pada bagian kanal. Untuk menghilangkan cairan, gunakan paper point. 9. Untuk pembersihan secara efektif pada kanal gigi bagian anterior dan posterior, bengkokan jarum sebanyak 30 derajat sehingga jarum dapat mencapai panjang yang optimal. 10. Banyaknya volume cairan yang diirigasi lebih penting dibandingkan konsentrasi irigasi.



MACAM SISTEM IRIGASI 1. Stropko irrigator 2. Diameter jarum 27 dengan ujung notched 3. Jarum berbentuk bevel 4. Monojet jarum endodontic a. 23 gauge b. 27 gauge 5. ProRonse – 25, 28, 30 gauge probes 6. Ultrasonic handpiece CIRI-CIRI JARUM YANG IDEAL 1. Jarum harus tumpul 2. Harus dapat mengalir dengan baik 3. Harus fleksibel 4. Lebih panjang panjangnya 5. Mudah didapatkan 6. Harga terjangkau