Bahan Kompre PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL-SOAL UASDH KISI-KISI UJIAN / PENILAIAN         



Peraturan Perundang-undangan (Keswan, Karantina, Jasa Keswan) Kasus Lapangan Kasus PHMS dan Pemberantasannya Kesmavet dan Pelayanan Konsumen Zoonosis Pengetahuaan Umum (Hewan besar, unggas, satwa harapan) Pengetahuan umum satwa liar dan satwa aquatik Penampilan Tingkah laku (attitude)



SELF MIRROR 1. Dimanakah anda ingin bekerja? Saya ingin menjadi dokter hewan satwa liar dan bekerja di konservasi eksitu satwa liar. Sebagai contoh: kebun binatang, taman safari, pusat penyelamatan satwa 2. Mengapa anda ingin bekerja disana? Karena saya tertarik dengan satwa liar Satwa liar merupakan hewan dilindungi dan merupakan milik negara yang harus dijaga. Salah satu cara menjaga dan berkontribusi terhadap pelestariannya adalah menjadi dokter hewan yang mampu memeriksa, mendiagnosis, dan mengobati hewan tersebut terhadap suatu penyakit serta melakukan tindakan medis untuk menjaga kesehatan satwa tersebut. 3. Apakah tugas dokter hewan di bidang satwa liar? Melaksanakan tindakan medis yang berkaitan dengan status kesehatan satwa liar, monitoring kondisi satwa, monitoring status reproduksi satwa.



PENGETAHUAN KEDOKTERAN HEWAN 1. Jelaskan menegnai PDHI! Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) adalah Organisasi Profesi yang bersifat independen. Didirikan pada tanggal 9 Januari 1953 di Lembang, Jawa Barat dan dikukuhkan dengan Akte Notaris No.41 tanggal 30 Juni 1999 oleh Notaris NY. Toety Juniarto, SH yang diperbaharui setiap selesai Kongres. PDHI adalah organisasi Non Profit yang berarti tidak mencari keuntungan usaha sebagai tujuan utama akan tetapi mencari dana untuk menjaga kelangsungan hidup dan fungsi organisasinya. PDHI terdiri dari Pengurus Besar, PDHI Cabang dan Organisasi Non Teritorial. Saat ini PDHI cabang berjumlah 41 Cabang yang kepengurusannya dipilih dalam Rapat Anggota Cabang dan bekerja berdasarkan wilayah yang ditentukan. Kepengurusan PDHI Cabang Jawa Barat II Periode 2010-2014 disahkan melalui surat keputusan PB PDHI. Visi: Mewujudkan citra profesi dokter hewan Indonesia yang profesional, mandiri, tangguh, berwawasan kebangsaan yang luas dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Motto: “ Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang berarti “Mengabdi Kemanusian Melalui Dunia Hewan” Misi  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (dokter hewan) sebagai individu maupun sebagai bagian dari organisasi perhimpunan dan masyarakat.  Meningkatkan kualitas pelayanan jasa veteriner menuju standar pelayanan jasa yang memberikan kepuasan kepada pemakai jasa (client) dan kesejahteraan hewan (patient)  Meningkatkan kualitas organisasi perhimpunan menuju organisasi yang profesional, mandiri dan progresif yang mampu berperan dalam pengembangan profesi dan pembinaan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat pada umumnya.  Meningkatkan kualitas komunikasi antar anggota dan profesi dengan masyarakat  Meningkatkan lingkaran pengarus dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat veteriner, kesehatan lingkungan dan kesejahteraan hewan. Proker PDHI JABAR II Bidang PengembanganOrganisasi



Program Kerja    



Dana Usaha danKesejahteraan



 



Menyelenggarakan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat Mengadakan berbagai fasilitas komunikasi dan media baik yang bersifat ilmiah maupun social networking bagi anggota Mengupayakan peningkatan/perekrutan anggota baru Membantu secara proaktif pemerintah dan masyarakat berupa sumbangan pemikiran dalam bidang kesehatan hewan, kesejahteraan hewan dan peternakan. Mengusahakan peningkatan kesejahteraan para anggota dan organisasi Mengupayakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan keuangan organisasi



Pengembangan Profesi dan Pendidikan  Berkelanjutan



Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilananggota







Mensosilisasikan peran profesi dokter hewan dan manfaat hewan bagi kesejahteraan manusia kepada masyarakat Menjalin kemitraan dengan instansi pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan pers



Hubungan Masyarakat







Bidang



Advokasi dan Hukum



Program Kerja 



Memberikan pendapat-pendapat ilmiah terkait permasalahan di bidang kedokteran hewan yang terjadi kepada masyarakat







Melaksanakan advokasi keorganisasian agar sesuai dengan AD/ART PDHI dan peraturan perundang-undangan Mediasi secara proaktif anggota dalam bidang yang terkait hukum Monitoring pelaksanaan praktek dokter hewan di RSH, Klinik dan praktek mandiri



 



Koordinator Lokasi/Wilayah



 







Ketua Umum: drh Heru Setijanto.



Membantu organisasi dalam distribusi/diseminasi informasi ke anggota Memberikan informasi secara proaktif tentangkegiatan-kegiatan terkait profesi dokter hewan yang dilaksanakan di lembaga masing-masing kepada organisasi Menkoordinasikan pendataan keanggotaan di lokasi/wilayah masing-masing



Ketua PDHI Jabar II: Prof drh Deni Noviana



2. Lokasi blood sampling di semua jenis hewan ada dimana saja? Unggas Vena axillaris Anjing/KucingVena saphena, vena femoralis BabiVena auricularis, intracardial Sapi vena coccygea, vena jugularis Kuda vena jugularis Domba/Kambing vena jugularis Kelincivena auricularis Tikusvena coccygea/potong ekor primate ? reptilevena coccygea, intracardial Ikan 3. Vaksin yang wajib sebagai dokter hewan? Vaksin tetanus, vaksin rabies, vaksin hepatitis A dan B, vaksin TBC 4. Sebutkan jadwal vaksinasi kucing, anjing, unggas! Vaksinasi anjing: 6-8 minggu Parvo 8-10 minggu Parvo, Distemper, Hepatitis, Parainfluenza 12-14 minggu Parvo, Distemper, Hepatitis, Parainfluenza, Leptospira, Corona 20 minggu Parvo, Distemper, Hepatitis, Parainfluenza, Leptospira, Corona, Rabies 1 tahun booster semua vaksin Vaksinasi kucing: 8-10 minggu Panleukopenia, feline rhinotracheitis, calicivirus, chlamydia 12-14 minggu panleukopenia, feline rhinotracheitis, calicivirus, chlamydia 20 minggu rabies 1 tahun booster semua vaksin



Vaksinasi pembibitan ayam broiler (broiler breeding farm) Umur Vaksin Produk 1 hari MA5+Clone 30 Intervet 2 hari ND+IB killed Intervet 0.1 cc atau ½ dosis 3 hari Debeak 4 hari Coccivac 12 hari Reo (L) Intervet ND LS+IB (M) Merial IBD D78 Intervet 14 hari 21 hari



28 hari 6 minggu



10 minggu 12 minggu



14 minggu 15 minggu



AI (K) IBD 228 E ND (LS)+IB (M) ND+IB (K) F. Pox Coryza (Alumunium) Reo 1133 (L) ND (LS)+IB (M) AI (K) ILT ND+IB (K) AE+F. Pox ND (LS)+IB (M) Coryza (Oil) EDS AI (K) ND+IB+G+Reo (K) ND (LS)+IB (M)



17 minggu 19 minggu 21 minggu (setiap 4 minggu) 35 minggu AI (K)



Aplikasi Spray DOC SC Spray di pakan SC IO(Intra Opthalmic) MD (Mouth Drop)



Medion Intervet Merial Intervet Fortdodge Boehringer



SC PO (Per Oral) IO SC WW (Wing Web) IM



Intervet Merial Medion Intervet Intervet Fortdodge Fortdodge Boehringer Intervet Medion Intervet Merial



SC IO IM IO IM WW IO IM SC IM IM WD(Water Diluted)



Medion



IM



Vaksinasi ayam broiler Umur



Jenis Vaksin



Metode



1 hari Marek's disease (di hatchery)



Subkutan (leher bagian belakang)



3 – 5 hari



Intra ocular (tetes mata) /intra nasal (tetes hidung)



ND-IB (NDB 1)



10 – 11 hari IBD (Gumboro A)



Air minum



17 – 18 hari ND Lasota



Air minum / intra ocular/nasal



14 – 21 hari Laryngotracheitis (endemik di daerah tertentu) Air minum 25 hari



IBD (Gumboro B)



Air minum



5. Sebutkan kompetensi dokter hewan Indonesia! a. Memiliki wawasan di bidang etika veteriner b. Memiliki wawasan di bidang sistem kesehatan hewan nasional c. Memiliki keterampilan melakukan tindakan medis yang legeartis d. Memiliki keterampilan dalam menangani sejumlah penyakit pada hewan besar, hewan kecil, unggas, hewan eksotik, satwa liar, satwa akuatik, dan hewan laboratorium e. Memiliki keterampilan dalam melakukan: diagnosis klinik, laboratorik, patologik dan epidemiologic penyakit hewan; penyusunan nutrisi untuk kesehatan dan gangguan medik; pemeriksaan antemortem dan postmortem; pemeriksaan kebuntingan; penanganan gangguan reproduksi dan aplikasi teknologi reproduksi; pengawasan keamanan dan mutu pangan asal hewan; pengawasan dan pengendalian mutu obat hewan dan bahan-bahan biologis termasuk pemakaian dan peredarannya; pengukuran (assessment) dan penyediaan kesejahteraan hewan; f. Mampu melakukan komunikasi secara professional g. Memiliki keterampilan manajemen pengendalian dan penolakan penyakit strategis dan zoonosis, pengamanan hayati hewan (biosecurity), serta pengendalian lingkungan h. Memiliki keterampilan dalam transaksi terapeutik melakukan anamneses, rekam medik, persetujuan tindakan medik (informed consent), penulisan resep, surat keterangan dokter, dan edukasi klien i. Memiliki keterampilan dalam melakukan analisa ekonomi veteriner dan kewirausahaan (entrepreneurship) 6. Jelaskan sejarah fakultas kedokteran hewan di Indonesia! Sebutkan FKH di Indonesia! Hirarki! FKH di Indonesia: Universitas Syah Kuala, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Airlangga, Udayana, Universitas Nusa Cendana, Universitas Hasanudin, Universitas Nusa Tenggara Barat Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, MSc Dekan Fakultas: drh. Srihadi Agungpriyono, PhD, PA Vet [K] Wakil dekan bagian akademik dan kemahasiswaan: drh Agus Setiyono MS, PhD, ApVet Dr drh Trioso Purnawarman, MSi Direktur Rumah Sakit Hewan Prof. drh. Deni Noviana Ketua PSSP: Joko Pamungkas 1861 Pemerintah Penjajahan Hindia Belanda membuka sekolah dokter hewan di Surabaya dipimpin Dr. J. Van der Weide, ditutup 1875 karena tidak berhasil 1875-1880 Magang pada Dokter hewan pemerintah dibuka 1907 Laboratorium Veteriner didirikan dan memberikan Cursus tot Opleiding van Indlandsche Veearstsen 1910 Kursus diubah menjadi Sekolah dokter hewan bumiputera 1914 diubah lagi menjadi Sekolah dokter hewan/NIVS 1942 Bogor Senmon Zui Gakko 1946 Balai Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan 1948 FKH UI 1949 UGM dan FKH nya dari PTKH 7. Apa bedah DRH dan SKH? SKH  memiliki kompetensi untuk mengenali atau mendiagnosa penyakit, namun tidak memiliki wewenang untuk melakukan pengobatan. DRH  memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan diagnose dan pengobatan (melakukan tindakan medik veteriner)



8. Mengapa seorang DRH harus disumpah? Karena profesinya menyangkut kesehatan dan keselamatan nyawa, baik hewan maupun manusia, dan memiliki pengetahuan yang jika disalahgunakan dapat membahayakan keselamatan manusia 9. Sebutkan berbagai asosiasi yang berada dibawah PDHI? (1) Ikatan Dokter Hewan Karantina Indonesia (IDHKI), (2) Ikatan Dokter Hewan Sapi Perah Indonesia (IDHSPI), (3) Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Indonesia (ASKESMAVETI), (4) Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik dan Hewan Eksotik Indonesia (ASLIQEWAN), (5) Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI), (6) Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI), (7) Asosiasi Pathologi Veteriner Indonesia (APVI), (8) Asosiasi Epidemiologi Veteriner Indonesia (AEPVI). (9) Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Laboratorium Indonesia (ADHPHLI), (10) Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia (AFFAVETI), (11) Asosiasi Medik Reproduksi Veteriner Indonesia (AMERVI), (12) Asosiasi Dokter Bedah Veteriner Indonesia (ADBVI), dan (13) Asosiasi Dokter Hewan Akupunkturis Indonesia (ADHAI). 10. Apa beda PDHI sebagai perhimpunan dengan berbagai asosiasi dibawahnya? PDHI Asosiasi Harus diikuti oleh seluruh dokter hewan Diikuti oleh dokter hewan yang memiliki rumpun ilmu atau keahlian yang sama 11. Mengapa seorang DRH harus menjadi anggota PDHI? Untuk menjalin networking, mendapatkan continuing education



KEDINASAN 1. Sebutkan penyakit yang tidak ada di Indonesia! Nama penyakit Agen Rute Hewan rentan causa transmisi BSE/Bovine Prion Meat bone Sapi, domba, spongioform PrPSc, meal, kambing encephalopathy PrPd nekropsi (scrappie), or hewan manusia PrPres mati PMK Hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, kambing domba, babi, gajah, jerapah, menjangan.



GK



Terapi



Diagnosa



Ataksia, hiperaktivitas



Belum ada vaksin



ELISA, Western immunoblotting, immunohistokimia



GK: demam 41 C, nafsu makan menurun, pincang, lepuh vesikel pada mulut, lidah, bibir dalam, gusi, palatum, interdigit, ambing.



Rift valley fever



2. Hirarki dari Direktorat jenderal peternakan dan kesehatan hewan! Dirjen: Drh. I Ketut Diarmitha, MAppSc Direktorat dibawahnya adalah direktorat perbibitan ternak, pakan ternak, budidaya ternak, kesehatan hewan, kesmavet dan pasca panen Visi: ”Menjadi Direktorat Jenderal yang profesional dalam mewujudkan peternakan dan kesehatan hewan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mewujudkan penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak”. Misi: 1. Merumuskan dan menyelenggarakan kebijakan di bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam rangka meningkatkan daya saing produksi dan produk peternakan dengan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan. 2. Menyelenggarakan dan menggerakan pengembangan : perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, serta kesehatan masyarakat veteriner dan pascapanen dalam mencapai penyediaan dan keamanan pangan hewani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan peternak. 3. Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan administrasi publik. 3. Sebutkan ternak endemic Indonesia dan daerah nya? Ayam 1 Ayam Ayunai Merauke 2 Ayam Kukuak Balenggek Sumatera Barat 3 Ayam Bali Bali



Kepala bagian atas hingga tembolok gundul Suara kokok merdu dan bertingkat Besar, padat berdiri tegak cocok untuk ayam petarung, botak mirip ayam ayunai



4 5 6



Ayam Bangkalan Ayam Banten Ayam bekisar Silangan ayam Kampung (Gallus gallus domesticus) betina dan Ayam hutan hijau (Gallus varius) jantan.



Madura Banten Madura



7



8 9



Ayam Brugo Silangan ayam kampong betina dan ayam hutan merah jantan Ayam cemani Ayam ciparage



Jabar, lampung, Sumsel Kedu Karawang



10



Ayam Delona



Klaten



Sapi 1 Sapi Bali



Bali



2



Sapi Madura Hasil persilangan Bos Indicus (Zebu) dengan Bos Sondaicus (Banteng)



madura



3



Sapi Ongole PO: persilangan sapi jawa dengan ongole Sapi Brahman



Sumba, Jawa



4



Domba 1 Domba Garut domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil 2 Dombos Texel Wonosobo



Tegap tubuhnya cocok sebagai ayam petarung Ukuran lebih kecil dibandingkan ukuran ayam kampung jantan, tetapi lebih besar daripada induk jantannya. Warna bulunya hitam kehijauan dan mengkilap, memiliki suara yang halus dan khas: tersusun dari dua nada, bentuk ujung bulu lehernya yang membulat , bentuk gelambir yang besar dan pial yang besar dengan tepi membulat. Mirip ayam bekisar tapi lebih gempal, kokok lebih merdu Warna tubuh hitam termasuk daging Ayam petarung terbaik, mirip ayam Bangkok dan bulu ekor subur Mirip ayam leghorn warna putih, ayam petelur



Terdapat warna putih pada bagian-bagian tertentu, misalnya pada keempat kakinya, mulai dari sendi tarsus dan carpus kebawah sampai kuku, pada bagian pelvis dengan batas yang nampak jelas karena dibatasi oleh pertemuan bulu yang mengarah ke dalam dan ke luar, pada bibir bawah, tepi daun telinga dan bagian dalam daun telinga. Sapi jantan memiliki tubuh bagian depan lebih teguh daripada tubuh bagian belakang, sedikit berpunuk yang betina tidak berpunuki. Warna baik jantan maupun yang betina adalah merah bata. Tanduk melengkung setengah bulan dengan ujungnya menuju ke arah depan. Sapi ongole memiliki punuk besar dan berglambir (lipatan-lipatan kulit yang terdapat dibagian bawah leher dan perut). karakteristik ponok besar dan kulit yang longgar dengan lipatan kulit dibawah leher dan perut yang lebar, telinga menggantung



Garut, Priangan



Tanduk melingkar



Wonosobo



Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian



3



Domas domba Ekor Tipis (Gembel), domba Suffolk dan domba Texel.



Banjarnegara



4



Domba Ekor tipis



Jawa tengah dan barat



5



Domba ekor gemuk



Jawa timur, Madura, Sulawesi, NTB



tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk. Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya tebal. Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain. Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak. Ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak. Cadangan lemak di bagian ekor berfungsi sebagai sumber energi pada musim paceklik.



Itik: Itik Mojosari (Itik Jawa), Itik Magelang (Itik Jawa), Itik Tegal (Itik Jawa , Itik Turi (Itik Jawa), Itik Padjadjaran, Itik Ratu, Itik Rambon (Itik Jawa), Itik Benjut, Itik Bali, Itik Alabio, Itik Pitalah, Itik Pegagan, Itik Kerinci, Itik Metaram, Itik Bayang, Itik Damiaking Kuda: kuda Makasar, kuda Gorontalo dan Minahasa, kuda Sumba, kuda Sumbawa, kuda bima, kuda Flores, kuda Sabu, kuda Roti (kuda Kori), kuda Timor, kuda Sumatra, kuda Jawa, kuda Bali dan Lombok, kuda Kuningan. 4. Penyakit apa saja yang tidak boleh ada pada ternak bibit! Setiap ternak bibit yang baru masuk kedalam lingkungan UPT/UPTD harus dilakukan isolasi dikandang isolasi sekurang-kurangnya selama 14 hari sampai dengan 90 hari untuk tindakan pengamatan dan pemeriksaan penyakit. Sapi/kerbau bebas dari: Anthrax, Brucellosis, Bovine Genital Campylobacteriosis (BGC), Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR), Enzootic Bovine Leucosis ( EBL), Trichomonosis, Bovine Viral Diarrhea (BVD), Leptospirosis, Anaplasmosis, Babesiosis, Theilleriosis, Septichaemia Epizotica (SE), Tuberculosis (TBC), Surra, Johne’s disease (Para Tuberculosis), Parasit cacing, Parasit darah Domba/Kambing: Anthrax, Brucellosis (B.militensis dan B.ovis), Bluetongue, Scabies, Orf Unggas: Infectious bursal disease, Mare’ks diseas, Salmonellosis, Infectious bronchitis, Infectious laryngotracheitis, Avian influenza, Newcastle disease, Fowl cholera, Lymphoid leucosis, Myeloid leucosis (ALV-J) Babi: Brucelosis, Antraks, Hog Cholera (Classical swine fever), Coli bacillosis, Erysipelas, Cisticercosis Semen dari bull dan embrio harus bebas dari: Anthrax, Brucellosis, Bovine Genital Campylobacteriosis (BGC), Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR), Enzootic Bovine Leucosis ( EBL), Trichomonosis, Bovine Viral Diarrhea (BVD), Leptospirosis, Anaplasmosis, Babesiosis, Theilleriosis, Septichaemia Epizotica (SE), Tuberculosis (TBC), Surra, Johne’s disease (Para Tuberculosis), Parasit cacing, Orf. Semen dan embrio yang diproduksi harus bebas dari penyakit IBR dan EBL, untuk pemeriksaan semen harus dilakukan setiap batch produksi. Pemeriksaan donor dan bull secara reguler harus dilakukan 2 (dua) kali setahun dan dinyatakan negatif terhadap penyakit di atas. 5. Sebutkan penyakit strategis Indonesia? Menurut kepmentan 4026/kpts/OT.140/3/2013 Antraks, rabies, salmonellosis, bruselosis, HPAI-LPAI, porcine reproductive and respiratory syndrome, helminthiasis, septicemia epizootica, nipah virus encephalitis, infectious bovine rhinotracheitis, bovine tuberculosis, leptospirosis,



Brucellosis b. suis, jembrana, surra, paratuberculosis, toxoplasmosis, classical swine fever, swine influenza, campylobacteriosis, cysticercosis, Q fever Nama penyakit



Agen causa



Rute transmisi



Surra



Trypanosoma Gigitan vector evansi (Tabanus sp, Musca sp)



Johne disease/ paratuberculosi s



Mycobacteri um avium subsp paratubercul osis



Ingesti agen dari lingkungan, vertical ke fetus, semen, susu, feses kontaminan



Hog cholera/classic al swine fever



pestivirus



Vertical ke fetus



Infectious bovine rhinotracheitis/ infectious pustular vulvovaginitis



Bovine herpesvirus 1 Salah satu penyebab shipping fever



Kawin alam/IB



Hewan rentan Kerbau, sapi, unta, kuda



Sapi, domba, kambing, unta, kerbau, rusa, kuda, babi, kelinci, rubah, weasel Babi



Sapi, domba, kambing, kerbau, unta, ungulata liar



GK



Terapi



Pyrexia, anemia,edema, urtikaria,petech ie serous membrane, aborsi Diare, muscle Vaksin live wasting, radang granuloma pada usus, malabsorpsi sehingga BB menurun



Pyrexia, kelemahan, konjungtivitis, konstipasi, konstipasi, diare, konvulsi, ataksia, petechie di telinga abdomen paha PA: button ulcer/nekrosa usus/epiglottis/l arynx, petechie ginjal Mucopurulent nasal discharge, hiperemi moncong, konjuntivitis, demam, depresi, abortus, pustular



Vaksin live



Vaksin live attenuate d (intranasal /IM) dan inactived (IM/SC) Maternal antibodi



Diagnosa Blood smear, card agglutination test, ELISA, latex agglutination test Kultur, PCR, Complement fixation test, ELISA, agar gel immunodiffusio n, CFT, IFN gama release assay, delayed type hypersensitivity (johnin) Immunofluoresc ence/ immunoperoxid ase staining, rt PCR, fluorescent antibody test, ELISA



Swab vagina/nasald ikultur di sel ginjal/paru PCR, ELISA



Swine influenza



Cysticercosis



Rabies



Babi, manusia, kalkun, bebek



Larva taenidae T. saginata (bovine cysticercosis) T. solium (porcine cysticercosis dan NCC) T. asiatica (cysticercosis di hati babi) T. ovis di domba T. multiceps (otak ruminant jarang di manusia) T. hydatigena (peritoneum dan hati ruminant dan babi) Lyssavirus/ rhabdovirida e



Segmen di fesesshedding telur terbawa lalat/mencemari pakan, air; fecal oral Teluronkosfer embrio hexacant



Babi, sapi, domba kista dan manusia (dewasa)



Saliva pada gigitan, aerosol



Anjing, sapi, kera, karnivora, kelelawar



vulvovaginitis, balanopostitis PA: rhinitis, laryngitis, tracheitis Batuk, demam, bersin, discharge nasal, konjungtivitis, abortus, bronchopneum onia



Hipersalivasi, gagging Furious: cemas, agresif, kehilangan rasa takut, inkoordinasi, seizure Dumb rabies:depresi,



hingga 3 minggu



Vaksin masih dikemban gkan



PCR dan antigen captured ELISA



Vaksin



Direct immunfluoresce nt antibody testing



Toxoplasmosis



Toxoplasma gondii



Ookista di feces kucing yang mencemari sporozoit takhizoit(rupture sel dan beredar di aliran darah) bradizoit (multiplikasi lambat karena ada sistem imun tubuh)kista di otot/nervus



Fase aseksual di hewan berdarah panas Fase seksual di kucing



Bovine tuberculosis



Mycobacteri um bovis



Kontak/inhalasi droplet dari batuk, minum susu mentah



Leptospirosis



Leptospira Sbsp Hardjo



Kontak dari luka



Sapi, kerbau, domba, kambing, anjing, kucing, gajah, badak, tikus, tupai, linsang, singa, harimau Hampir semua hewan, reservoir tikus



Nipah virus



Paramyxoviri



Saliva/urine



Babi,



paralisis (n. facialis), drooling, tidak mampu menelan. Manusia: tidak biasa, depresi, demam, sakit kepala Lymphadenopat Vaksin live hy, untuk hepatomegaly, domba SC interstitial pneumonia dan tanda gangguan nervus, infertility, stillbirth, abortus, plasenta focal putih 2-3mm



Lemah, kehilangan nafsu makan, penurunan BB, demam, batuk intermittent, diare, lymphadenome gally



Vaksin untuk manusia Obat: rifampicin, ethambut ol, isoniazid



Agalactia, jaundice,ARF/C RF, meningitis, abortus, stillbirth, chronic active hepatitis, ophtalmia Manusia: sakit



Vaksin inaktif



Vaksin



Dye test menggunakan tachyzoites virulent Toxo dan test serum. Indirect fluorescent antibody (membedakan Ig M dan Ig G), direct aaglutination test dan latex agglutination test, ELISA, PCR Tuberculin test



Immunohistoki mia, PCR, microscopic agglutination test, ELISA



dae Henipavirus



kelelawar buah dan babifomite manusia



anjing, kucing, kambing, kuda, domba



Porcine reproductive and respiratory syndrome



PRRS virus Nidovirales, arteriviridae, arterivirus Target sel: alveolar makrofag babi



Feces, urine, semen, fomite, aerosol



Babi



Avian influenza



Orthomyxovi ridae, influenzaviru sA HPAI? LPAI? Bacillus anthracis



Aerosol



Burung, ayam, kalkun



Spora yang mencemari lingkungan, wool, tertelan/terinhal asi, melalui kontak pada luka kulit, memakan daging yang terkena anthrax, lalat/serangga membawa spora dari perdarahan pada hewan Meminum susu,



Ruminan, kuda, burung unta, manusia



Sapi,



Antraks



Brucellosis



B. abortus



kepala, disorientasi, ngantuk, koma, kebingungan. Babi : batuk, susah napas, encephalitis, gemetar, spasmus, kelemahan otot, konvulsi (Porcine respiratory encephalitic syndrome/barki ng pig syndrome) Infertilitas, mumifikasi, abortus, stillbirth, anak babi mati setelah dilahirkan, dyspnea, demam,



sedang dikemban gkan



Vaksin live attenuate d, killed



Immunohistoki mia, rt PCR



Vaksin inaktif



Agar gel immunodiffusio n, rt PCR, ELISA



Akut demam, tremor, dyspnea mati mendadak, perdarahan lubang kumlah Saluran cernakolik, demam, pembengkakan



Vaksin live 34F2



Pewarnaan gram, PCR



Demam



Vaksin



MRT cincin



Salmonellosis



B. canis B. suis B. melitensis B. neotomae



venereal, cairan abortus dan fetus, luka/membrane mukosa



babi, bison, domba, kambing, unta, anjing, marine mammal, manusia



S. enterica dan bongori Antigen: somatic (O), flagellar (H), dan virulence (Vi) untuk identifikasi sera



Kontaminasi makanan (daging/telur/ susu/sayur/ buah) terkena feses



Manusia, babi, unggas



Pasteurella multocida



Musim penghujan meningkatkan jumlah mikroba, ditambah stress, serta penurunan sistem imun



Sapi, kerbau, domba, kambing



undulant, sakit kepala, kelemahan, berkeringat, menggigil, orchitis, splenitis, hepatitis, arthritis. Abortus pada hewan trimester 3 5-7 bulan, plasenta terdapat foci kuning? Diare, abortus, artritis. Babi dan unggas tidak terlihat GK



RB50



presipitasi ungu RBTaglutinasi warna merah CFT



Vaksin live/inaktif komersil



Tube agglutination test, ELISA



Demam, oedema submandibular yang dapat menyebar ke daerah dada, dan gejala pernafasan dengan suara ngorok atau keluarnya ingus



Vaksin inaktif SC Vaksin live aerosol



ELISA, latex agglutination, PCR



Campylobacteri osis



Jembrana/Ram adewa



Septicemia epizootica



dari hidung 6. Jelaskan prosedur karantina pada hewan RABIES! Tindakan Karantina adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia Tindakan Karantina adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Negara/Daerah yang dinyatakan bebas rabies adalah negara/daerah yang belum pernah tertular rabies; negara/daerah yang tertular rabies dan dalam 12 bulan terakhir tidak ada kasus rabies dan tidak melakukan vaksinasi; atau negara/daerah yang tertular rabies tetapi melaksanakan vaksinasi dan dalam 12 bulan berikutnya tanpa vaksinasi tidak terjadi kasus rabies; Negara/Daerah yang dinyatakan tertular (endemic / enzootic) rabies adalah negara/daerah dimana masih terjadi kasus rabies; dan dalam 30 hari sejak kasus rabies terakhir tidak ada lagi kasus serta belum dinyatakan bebas rabies; Negara/Daerah yang dinyatakan wabah rabies adalah negara/daerah yang semula berstatus bebas rabies kemudian terjadi kasus rabies; atau negara/daerah yang semula berstatus tertular rabies kemudian terjadi letupan (outbreak) rabies yang meluas secara cepat; Dokumen Persyaratan Karantina Hewan adalah sertifikat kesehatan dari negara/area asal (health certificate), surat keterangan asal (certificate of origin), Pasport hewan dan surat keterangan mutasi/transit;Surat Persetujuan Pemasukan/ Surat Rekomendasi Pemasukan. Surat Persetujuan Pemasukan yang selanjutnya disebut SPP adalah Keputusan Pemberian Persetujuan Pemasukan (izin) yang diberikan kepada peorangan atau badan hukum oleh Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk; Surat Rekomendasi Pemasukan adalah surat rekomendasi pemasukan dari Dinas Peternakan Propinsi/Kabupaten/Kota atau Dinas yang membidangi Peternakan atau Kesehatan Hewan/ Kesehatan Masyarakat Veteriner di daerah tujuan. Untuk negara asal yang melakukan vaksinasi dengan vaksin inaktif, titer antibodi minimal 0,5 IU/ml (≥ 0,5 IU/ml). Bila kurang dari 0,5 IU/ml dilakukan vaksinasi ulang bagi hewan yang akan masuk ke wilayah bebas dengan vaksinasi (pulau Jawa) atau wilayah endemis. Untuk negara yang tidak melaksanakan vaksinasi, bila hewan akan masuk ke wilayah bebas tanpa kegiatan vaksinasi, maka tidak perlu divaksin (titer antibodi nol (0)). Untuk negara yang tidak melaksanakan vaksinasi, bila hewan akan masuk ke wilayah bebas dengan vaksinasi atau wilayah endemis maka wajib dilakukan vaksinasi. Dengan uji Serum Netralisasi (SN Test) memiliki titer antibodi rabies kurang dari 0,1 IU /ml (< 0,1 IU/ml ) dari wilayah/daerah asal bebas rabies tidak ada kegiatan vaksinasi ; dan lebih besar atau sama dengan 0,5 IU/ml ( ≥ 0,5 IU/ml ) dari wilayah/daerah asal bebas rabies ada kegiatan vaksinasi; oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Kepala Badan Karantina Pertanian; Pengambilan otak anjing ditujukan untuk mendapatkan bagian dari otak (dasar cerebellum, hippocampus, cortex dan medulla oblongata) sebagai bahan uji untuk pemeriksaan adanya virus rabies pada hewan tersangka. Otak anjing diambil dengan cara sebagai berikut: kepala anjing yang telah mati dipotong dengan menggunakan pisau tajam pada bagian lehernya (antara tulang leher pertama dengan tulang kepala) sehingga terlihat foramen occipitale. Dengan menggunakan sedotan limun (straw) berdiameter 5 mm, sedotan limun tadi ditusukkan (sambil diputar-putar) ke kepala melalui foramen occipitale tadi dengan arah ke bagian mata. Selanjutnya sedotan limun ditarik kembali keluar secara perlahan. Pada ujung sedotan limun tadi akan diperoleh bagian jaringan jaringan otak (dasar cerebellum, hippocampus, cortex dan medulla oblongata). Bagian sedotan limun yang mengandung jaringan otak kemudian dipotong dan dimasukkan ke dalam tabung gelas/plastik yang berisi bahan pengawet (formalin atau 50% gliserin dalam PBS). Tabung tersebut kemudian diberi tanda (nomor spesimen, jenis spesimen, spesies, bahan pengawet, lokasi dan tanggal pengambilan, pemilik anjing dll). Tabung tadi kemudian disimpan dalam boks/kotak dengan suhu dingin (berisi batu es), atau di freezer pada suhu -20 oC sampai dilakukan pengujian. Untuk tabung sampel yang berisi bahan pengawet formalin, boks/kotak penyimpanan tidak perlu dingin/berisi batu es. Sampel otak yang digunakan adalah bagian batang otak-cerebellum-hippocampus Bagian hemisphere cerebri harus disayat di bagian tengah hingga terlihat penonjolan dari hippocampus



Obex merupakan bagian dari batang otak yang berbentuk huruf V untuk pemeriksaan BSE Pengujian Sampel Otak dengan Fluorescent Antibody Technique (FAT) Prinsip dari uji ini adalah terbentuknya ikatan antara antigen (virus rabies) dengan spesifik antibodi virus rabies yang telah dikonjugasi dengan zat fluorescen sehingga tampak agregat yang berpendar hijau (fluorescensi) pada sampel yang diamati dengan menggunakan mikroskop flurorescen 1. Buat sekurang-kurangnya 4 slide preparat; 2 preparat ulas (smear) dan 2 preparat tekan (gerusan) dari sampel otak segar (mengandung dasar cerebellum, hippocampus, cortex dan medulla oblongata) setipis mungkin pada gelas slide. Disamping itu buat slide preparat dari otak yng mengandung virus rabies dan otak yang tidak mengandung virus rabies sebagai pembanding/kontrol positif dan negatif, 2. Bila sampel otak telah diawetkan dalam 50% gliserol – PBS, maka preparat dicuci beberapa kali dengan PBS untuk menghilangkan gliserol yang dapat menutupi fluoresensi, 3. Preparat kemudian dikeringkan dengan cara dihembuskan angina (diangin-angin), lalu dimasukkan ke dalam coplin jar (kontainer) yang mengandung Aseton dingin (preparat terendam) dan simpan di dalam freezer -15 oC samapi -20 oC untuk selama 2 – 4 jam, 4. Preparat kemudian diangkat dari rendaman aseton dingin lalu dikeringkan (diangin-angin), 5. Setelah preparat kering, buat garis demarkasi melingkar pada lokasi lapisan sampel yang tipis sepanjang 2,5 cm dengan menggunakan pensil lilin (wax marking pencil) sebanyak 2 buah lokasi per slide. Demikian juga dengan slide preparat kontrol diperlakukan sama seperti slide preparat sampel, 6. Teteskan konjugat anti rabies FITC sebanyak 2 tetes pada lokasi yang didemarkasi. Usahakan cairan konjugat tersebar secara merata menutupi lokasi demarkasi, 7. Tempatkan slide preparat tadi secara horisontal pada rak yang datar di atas baki yang cukup mengandung air, baki ditutup dan lalu ditempatkan di dalam inkubator dengan suhu 37 oC selama 30 menit, 8. Setelah selesai masa inkubasi, slide preparat kemudian di rendam dalam PBS pH 7,4, kemudian di cuci (rinse) dengan meneteskan cairan PBS sehingga menutupi preparat sebanyak 2 kali masing-masing untuk selama 10 menit, 9. Slide preparat kemudian dipindahkan dan dikeringkan dengan cara menempatkannya secara vertikal, 10. Setelah slide preparat kering, tambahkan 1 tetes 50% gliserol bufer Ph 7,6 di atasnya, tutup dengan coverslips pada lokasi yang akan diamati, lalu amati di bawah mikroskop fluorescen, 11. Slide preparat kontrol positif dan slide preparat sampel yang mengandung virus rabies akan berwarna fluorescen hijau terang (apple green) atau struktur hijau-kekuningan dengan ukuran yang bervariasi mulai dari ukuran kecil ibarat seperti butiran pasir sampai ukuran besar Negri Bodies. Tidak terlihat adanya warna fluorescen hijau terang (apple green) atau struktur hijau-kekuningan pada slide kontrol negatif, 12. Sampel dinyatakan positif rabies jika ditemukan sel yang berpendar hijau (berwarna fluorescen hijau terang (apple green) atau struktur hijaukekuningan), seperti dijumpai pada slide kontrol positif tetapi tidak dijumpai gambaran tadi pada slide kontrol negatif. Uji Netralisasi Virus pada Biakan Sel (Fluorescent Antibody Virus Neutralisasi Test/FAVNT) Prinsip dari uji ini adalah reaksi netralisasi in vitro dengan virus yang titernya konstan. Virus rabies yang digunakan adalah galur CVS yang sudah beradaptasi pada biakan sel BHK 2l Clone 13. Penetapan titer serum adalah enceran tertinggi serum yang menetralkan 100% virus pada 50% dari jumlah ulangan lubang-lubang uji. Titer serum dinyatakan dalam IU/ml (International Unit) dengan cara membandingkannya dengan serum standar pada kondisi uji yang sama pada saat itu. Serum standar (hewan anjing) yaitu dari OIE atau serum standar (orang) dari WHO). FAVNT ini dikerjakan pada lempeng mikro (microplate) yang berisi 96 lubang dengan alas datar dan steril.



1. Sediakan sedikitnya 2 lempeng mikro (microplate), masing-masing lempeng mikro dibuat pola sedemikian rupa sehingga lempeng mikro 1 berperan sebagai sebagai kontrol dan lempeng mikro 2 atau selebihnya berperang sebagai tempat sera uji, 2. Media (DMEM + 10% FCS) ditambahkan pada setiap lubang, lempeng mikro kontrol (1) : lubang pada baris 1 sampai 4 dan sel A9 sampai A12 sebanyak 150 ul; lempeng mikro uji (2, 3 dst) : lubang baris 6 dan 12 ditambahkan 200 ul; lubang yang lainnya sebanyak 100 ul, 3. Serum ditambahkan mengikuti pola yang telah ditetapkan pada lempeng mikro, yaitu sebanyak 50 ul, d. Kemudian serum diencerkan sebagai berikut: dengan menggunakan pipet mikro multi campuran media dan serum (enceran pertama) dihomogenkan dengan cara mengocoknya minimal 8 kali (sucking in and out), kemudian pindahkan sebanyak 50 ul ke lubang berikutnya, begitu selanjutnya sampai pada tabung terakhir. Pada tabung terakhir sebanyak 50 ul enceran media dan serum dibuang, 4. Kemudian tambahkan pada setiap lubang pada plat uji sera (plat 2, 3 dst) dengan 50 ul virus yang telah diukur mengandung 100TCID50/ml, 5. Lempeng mikro kemudian ditempatkan (inkubasi) pada inkubator suhu 37 oC dengan kandungan 5% CO2 selama 1 jam, 6. Kemudian tambahkan pada setiap lubang dengan suspensi sel (BHK21 berumur 3 hari) sebanyak 50 ul yang mengandung 4X105 sel/ml, 7. Lempeng mikro kemudian ditempatkan (inkubasi) pada inkubator suhu 37 oC dengan kandungan 5% CO2 selama 48 jam, 8. Setelah inkubasi selama 48 jam, cairan medium dalam setiap lubang dibuang, lubang pada lempeng mikro dicuci (rinsed) 1 kali dengan PBS pH 7,2, dan kemudian dicuci satu kali dengan 80% aseton. 9. Kemudian lubang pada lempeng mikro difiksasi dengan 80% aseton pada suhu kamar untuk selama 30 menit, dan akhirnya dikeringkan pada suhu kamar sekurang-kurangnya selama 1 jam. 10. Setiap lubang pada plat mikro kemudian ditambahkan 50 ul FITC anti rabies konjugat (enceran optimal memberikan reaksi terbaik), digoyang secara perlahan dan diinkubasikan pada suhu 37 oC selama 30 menit. Setelah itu kelebihan cairan FITC dibuang dan dicuci (rinsed) sebanyak 2 kali dengan cairan PBS. Kelebihan cairan PBS kemudian dibuang dengan cara membalikkan lempeng mikro pada kertas saring yang diletakkan di atas meja (bench), 11. Hasil uji diperiksa di bawah Mikroskop Fluorescen, 12. Jika D50 dari serum yang diuji lebih kecil dari D50 serum standar positif yang mengandung 0,50 IU/ml, maka titer serum uji kurang dari 0,5 IU/ml; sebaliknya jika D50 dari serum yang diuji lebih besar dari D50 serum standar positif yang mengandung 0,50 IU/ml, maka titer serum uji lebih besar atau sama dengan 0,5 IU/ml dengan FAVNT, titer serum dinyatakan protektif jika mencapai ≥ 0,5 IU/ml. 7. Sebutkan pemeriksaan standar pada prosedur karantina pada satwa liar? Primata: Ternak/ungulate a. Pemeriksaan natif dan apung a. Pemeriksaan natif dan flotasi feses feses b. Jika mungkin tes TB b. Negative tuberculin test c. CBC c. CBC d. Serologi: leptospirosis, brucelosis, d. Kultur MCF, IBR, IBD salmonella/shigella/campyloba e. Urinalisis cter f. Johne disease jika ada sejarah e. Old world monkeyserologi sebelumnya herpes B/herpesvirus simiae g. Coggins test untuk equids f. Radiografi h. Vaksinasi



Karnivora a. Pemeriksaan natif dan flotasi feses b. Vaksinasi c. CBC d. Urinalisis e. Serologi: FIP, FeLV, FIV f. Test heartworm



g. SIV, retrovirus tipe D h. Urinalisis Burung a. Pemeriksaan natif dan flotasi feses b. Ektoparasit c. Serologi psittacosis d. CBC e. Kultur salmonella f. Pewarnaan Gram feses



Reptil dan amfibi a. Pemeriksaan natif dan flotasi feces b. Ektoparasit c. Pemeriksaan dengan dokter hewan d. CBC e. Paramyxovirus di viper f. Nekropsi dan HP pada satwa mati



8. Jelaskan prosedur karantina pada hewan terkena rabies? a. Anjing/kucing yang menggigit orang:minimal 10 hari karantina dan vaksin tidak boleh dibooster selama karantina b. Kuda/ruminant : 30 hari karantina dan tidak boleh di booster selama karantina c. Anjing/kucing/kuda/ruminant dengan vaksin rabies up to date yang digigit oleh satwa liar harus di revaksinasi dan di karantina 30 hari d. Anjing/kucing/kuda/ruminant tidak divaksinasi/tidak up to date vaksin yang digigit oleh satwa liar dieutanasia atau divaksin dan karantina 180 hari 9. Daerah bebas rabies? Kapan rabies ada di Indonesia? Rabies mulai ada di Indonesia pada tahun 1884. Provinsi yang dinyatakan sebagai daerah bebas rabies adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua dan Papua Barat. 10. Kapan Indonesia bebas PMK? Dan jelaskan mengenai PMK di Indonesia! PMK ditemukan tahun 1887 di Malang. Upaya pemberantasan dilakukan dari 1974-1986. Indonesia diakui bebas PMK pada tahun 1990 oleh OIE. PMK menyerang Virus penyebab? 11. Jelaskan mengenai peran dari BBPMSOH! BBPMSOH (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan) Tugas:  Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan  Pelaksanaan pengujian mutu obat hewan  Pelaksanaan sertifikasi obat hewan.  Pelaksanaan pengkajian obat hewan.  Pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar.  Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian mutu obat hewan.  Pembuatan dan penyusunan formulasi pakan hewan percobaan.  Pengelolaan hewan percobaan.  Pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan.  Pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan.  Pelaksanaan bimbingan teknis pengujian mutu dan sediaan obat hewan.  Pengkajian dan pengujian keamanan hayati produk bioteknologi.  Pengujian potensi dan keamanan obat hewan yang terkandung dalam pakan



        



Pelaksanaan pengujian dan monitoring residu obat hewan. Pelaksanaan monitoring efek samping obat hewan. Pengkajian batas maksimum residu obat hewan. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi obat hewan. Pelaksanaan pelayanan laboraorium rujukan dan acuan pengujian obat hewan. Pemberian pelayanan teknis pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan. Pengelolaan hewan percobaan dan pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan Pemberian pelaksanaan sertifikasi, pemantauan dan pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BBPMSOH.



12. Jelaskan mengenai NKV! Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner yang selanjutnya disebut Nomor Kontrol Veteriner adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan Higiene dan Sanitasi sebagai jaminan keamanan produk Hewan pada Unit usaha produk Hewan. Usaha yang wajib punya NKV adalah RPH/RPU/RPB, budidaya unggas dan petelur, impor dan ekspor, distribusi dan ritel gudang dan took daging, unit pendingin susu dan gudangnya, pengemas dan pelabel telur, usaha pengolahan pangan asal hewan. Dikeluarkan oleh pemerintah provinsi atas rekomendasi dari Kabupaten Kota. 13. Apakah yang dimaksud dengan satwa harapan? Binatang/satwa selain binatang peliharaan/ternak dan diharapkan apabila diusahakan dapat menghasilkan bahan dan jasa seperti ternak. Contoh: burung puyuh, ayam hutan, ular, buaya, banteng, anoa, rusa 14. Mengapa belum banyak berkembang satwa harapan? Karena sulit mendomestikasikan nya, belum tersebar merata, sedikit orang yang memiliki pengetahuan beternak binatang tersebut dan konsumen yang belum terbiasa mengonsumsi/memanfaatkan jasa tersebut. 15. Bagaimana mempromosikan satwa harapan pada masyarakat? Memberikan sosialisasi mengenai kelebihan pemanfaatan jasa/konsumsi daging tersebut, menemukan cara pengolahan yang tepat dengan cita rasa yang disukai konsumen. 16. Jelaskan mengenai PCR dan macamnya! Prinsip PCR adalah amplifikasi dari fragmen spesifik DNA melalui siklus multiplikasi eksponensial hingga produk mencukupi untuk divisualisasikan. Tahapan: a. Inkubasi pada 94 C untuk denaturasi dari 2 strandts template DNA double helix. b. Annealing step untuk hibridisasi primer dengan sekuen komplemen pada target DNA c. Ekstensi pada 72 C ketika polymerase memanjang dari primer (arah 5’ ke 3’) replikasi template strand Amplifikasi standar terdiri dari 25-35 siklus Komponen: a. Buffer contoh buffer Tris dan KCl. Menyediakan kondisi optimal untuk Taq polymerase b. MgCL. Mg merupakan kation yang berikatan dengan polymerase dan penting sebagai kofaktor untuk aktivitas polymerase c. Primer adalah oligonukleotida (biasanya panjangnya 15-30 nukleotida) yang komplemen dengan sekuen tertentu ada genom organisme. d. Deoxynucleotide Triphosphat (dNTPs) adalah bahan pembentuk DNA yang direplikasi e. Polimerase untuk replikasi pasangan basa f. Stabilizer contoh bovine serum albumin, gelatin, atau gliserol untuk stabilisasi polymerase



g. Enhancer contoh dimethyl sulfoxide, tetramethylammonium chloride dan betain berfungsi menstabilkan ikatan hydrogen h. DNA template 17. Jelaskan mengenai tetanus! Penyebab: Clostridium tetani (Gram positif, anaerob, batang, berspora). Spora ditemukan di tanah dan feses kuda, domba, sapi, anjing, kucing, tikus, marmot, ayam. Toksin ada 2: tetanolisin dan tetanospasmin (neurotoksin). Toksin menyebabkan pelepasan neurotransmitter dan blocking inhibitor impuls. Penularan melalui luka terbuka dan kondisi anaerob. GK: trismus, kekakuan otot, spasmus, susah menelan. Terapi: Tetanus Imunoglobulin IM 3000-5000 U. 18. Mengapa swasembada daging belum tercapai hingga saat ini? Apakah alasan anda? a. Sebagian besar peternakan adalah peternakan rakyat. Mereka bebas untuk menjual sapi jika membutuhkan uang. Itulah alasan mengapa ternak nya tidak bertambah tapi cenderung tetap dan malah berkurang jika ada penyakit. b. Kuranngnya pendataan dan kesulitan mendata. Jumlah 14 juta belum tentu semua bisa di IB ada jantan dan betina. Betina ada yang masih muda, steril, punya anak, sakit maka tidak bisa di IB. Hasil IB sendiri CR nya masih rendah di Indonesia. Kurangnya data karena bisa saja setelah didata sapi ternyata besoknya dipotong c. Belum adanya jaminan dari pemerintah akan kompensasi. Hal ini membuat peternak lebih memilih menjual ternak yang sehat jika membutuhkan uang mendadak atau segera menjual nya/memotong jika ada ternak sakit. 19. Anda adalah seorang DRH di Dinas. Suatu ketika terjadi pembunuhan dengan barang bukti berupa golok. Tersangka menyangkal telah membunuh korban dan mengelak dengan alasan darah yang ada di goloknya adalah darah sapi karena dia adalah seorang jagal. Sebagai saksi ahli, apa yang Anda lakukan? Bagaimana Anda menyelesaikan permasalahan tersebut? Kerok darah dari parang dan suntikkan ke kelinci  didapat antibody (serum)  reaksikan dengan antigen (protein) sapi atau manusia  lihat mana yang bereaksi positif.



SATWA LIAR 1. Konservasi ek situ mana saja yang pernah anda kunjungi? Taman margasatwa ragunan dan schmutzer, taman burung dan reptile TMII, Taman safari Bogor, Animal Sanctuary Trust Indonesia, Kebun binatang gembira loka 2. Jelaskan sejarah masing-masing tempat tersebut! Perkumpulan penyayang flora dan fauna (Vereneging Plantene Dierentuin et Batavia) mendirikan kebun binatang pada tahun 1864 dengan nama Perhimpunan Taman dan Binatang berlokasi di Jalan Cikini Raya No 73 Jakarta Pusat. Kebun binatang ini awalnya berdiri di tanah seluas 10 Ha yang disumbangkan oleh R. Saleh, salah seorang anggota penyayang flora dan fauna tersebut. Nama Himpunan Taman dan Binatang diganti menjadi Kebun Binatang Cikini. Keberadaan kebun binatang ini hanya berlangsung sampai tahun 1964 karena perkembangan kota yang semakin pesat sebagai ibu kota Jakarta dan lokasi tersebut tidak sesuai dengan planologi kota saat itu, maka pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mencari lokasi untuk memindahkannya. Daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan merupakan lokasi pemindahannya. Gubernur DKI jakarta, Mayor Jenderal Ali Sadikin meresmikan kebun binatang tersebut pada tanggal 22 Juni 1966 dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Nama ini diganti menjadi Kebun Binatang Ragunan DKI Jakarta dan luasnya bertambah menjadi 135 Ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No 74 tahun 1998 pada tanggal 4 mei 1998 dan Peraturan daerah DKI jakarta No 13 tahun 1998 maka nama Kebun Binatang Ragunan dikembalikan lagi menjadi Taman Margasatwa Ragunan dan luasnya kembali bertambah menjadi 140 Ha Taman Safari Indonesia dibangun pada tahun 1980 pada sebuah perkebunan teh yang sudah tidak produktif lagi seluas 50 hektare. Taman ini ditetapkan sebagai Obyek Wisata Nasional oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu dan diresmikan menjadi Pusat Penangkaran Satwa Langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada masa itu, pada tanggal 16 Maret 1990. Kini, luas Taman Safari telah berkembang menjadi 168 hektare dan dilengkapi dengan berbagai sarana edukasi dan rekreasi serta mengadakan safari malam pada saat akhir pekan dan libur panjang. Taman Safari Indonesia juga membuka tempat wisata di daerah lain yaitu Taman Safari Indonesia 2 terletak di lereng Gunung Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Bali Safari & Marine Park di desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Bali dan Batang Dolphins Center di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Taman Safari Indonesia 3 (BSMP) terletak di Jalan Bypass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, yaitu Desa Lebih, Desa Serongga, dan Desa Medahan.[2] Lokasi ini berada di sekitar 17 km dari Denpasar atau sekitar 30 km dari Kuta.[2] Luasnya ± 40 Km2. 3. Apakah PKBSI? Dimanakah letaknya? PKBSI adalah lembaga profesi non profit yang anggotanya terdiri dari Kebun Binatang, Taman Burung, Taman Kupu, Taman Reptil, Taman Akuarium, Taman Gajah dan Taman Safari. Sebagai pemerhati satwa dengan mengemban misi konservasi dan mempunyai peran strategis dalam kerangka mencegah kepunahan satwa-satwa yang ada di Indonesia. Jl. Harsono RM No. 10 Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia. Perhimpunan Kebun Binatang Se Indonesia atau PKBSI adalah sebuah organisasi nirlaba yang berdiri pada 5 November 1969 atas prakarsa dan kesepakatan beberapa pimpinan kebun binatang dan para penyayang binatang di Indonesia (oleh para tokoh kebun binatang di Indonesia, antara lain Bp. Harsono Radjak Mangunsudarso (alm); Bp. H.M. Kamil Oesman (alm); Bp. Th. E.W. Umboh (alm); Bp. Boesono dari Kebun Binatang Yogyakarta; Bp. M.S. Datuk Permato Diradjo dari Kebun Binatang Bukittinggi dan Bp. Hilmi Oesman (alm) dari Kebun Binatang Surabaya)



4. Apakah itu PSSP ? Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) merupakan lembaga studi primata yang berada di bawah pengawasan Institut Pertanian Bogor yang terletak di Jl. Lodaya II/5, Bogor 16151. Hal-hal yang dilakukan oleh PSSP adalah:  Penelitian dasar dan terapan dalam bidang biomedis, biologi, dan konservasi satwa primata.  Hewan model yang dapat digunakan untuk menemukan pengobatan, pencegahan maupun pendalaman lebih jauh tentang suatu penyakit atau kelainan lain untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan manusia.  Pelestarian satwa primata melalui program penangkaran dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, etika medis dan kesejahteraan hewan (animal welfare). Pulau Tinjil: Sejak tahun 1988, Pulau Tinjil telah digunakan sebagai lokasi pengembangbiakan secara alami dari spesies monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Pada awalnya, sebanyak 520 ekor induk monyet ekor panjang dari Palembang, Jawa Barat, Banten, serta Lampung dimasukkan ke dalam pulai ini. Pengelolaan monyet ekor panjang tersebut dilakukan oleh Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diperuntukkan bagi penangkaran, sarana pendidikan, penelitian, dan pelatihan bagi mahasiswa dan staf dalam dan luar IPB yang memeliki ketertarikan dalam bidang primatologi.Monyet yang ditangkarkan tersebut akan dipanen untuk dijadikan hewan percobaan dengan kualitas genetis yang tinggi, baik untuk penelitian di dalam maupun luar negeri. Selain spesies monyet ekor panjang, primata lain yang juga dikembangbiakan di pulau ini adalah beruk (Macaca nemestrina). Adanya penangkaran monyet di pulau ini menyebabkan orang-orang yang datang untuk berkunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan agar tidak menularkan penyakit kepada populasi monyet yang bebas beberapa jenis patogen atau virus, seperti tuberkulosis (TBC) dan simian retrovirus (SRV). Para calon pengunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan di Kampung Muara, Desa Cikerit Weta, Kecamatan Binuangen sebelum menyeberang ke Pulau Tinjil 5. Konservasi in situ mana saja yang pernah anda kunjungi dan hewan apa saja yang pernah dijumpai? Taman Nasional Gedhe Pangrango (Macan dahan, Babi hutan, Surili, Owa Jawa, Katak pohon dan ); Taman Nasional Merapi (Macan tutul), Taman Nasional Karimun Jawa (Penyu Hijau), Taman Laut Kepulauan Seribu (Penyu Hijau) 6. Kasus menarik apa saja yang pernah anda temukan di satwa liar, bagaimana patofisiologinya? a. Kasus melanoma pada harimau benggala Hasil histopatologi menunjukkan adanya poliferasi sel berbentuk bulat/polygonal menyerupai epithelioid bergerombol yang dipisahkan oleh stroma. Banyak sel ditemukan berisi granula melanin. Tingkat pembelahan sel (mitotik) rendah. Batas pertumbuhan tidak teratur. Neokapilerisasi dan fokus nekrotik juga di jumpai pada jaringan tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, harimau didiagnosa mengalami melanositoma. Melanoma/melanositoma merupakan tumor dari melanosit dan melanoblas dan telah dilaporkan terjadi pada hewan domestik dalam bentuk benign maupun malignant. Tingkat keganasan (malignancy) pada hewan domestik tergantung pada jaringan, indeks pembelahan sel, ukuran tumor, invasi limfatik, dan ras hewan. Melanoma pada kucing domestik di laporkan terjadi pada mata, kulit, dan jaringan mulut. Melanoma okular dan oral terbukti lebih agresif dibandingkan melanoma dermal. Malignant melanoma jarang terjadi pada kucing eksotik ( Steeil et al. 2013 ). b. Gastritis hemoragika pada simpai Pakan komersial seperti monkey chow dapat meningkatkan flora normal saluran pencernaan salah satunya Clostridium perfringens yang mudah mendegradasi dan terfermentasi sehingga menimbulkan produksi gas yang menyebabkan timpani (Pond et al. 1982). c. Nephrolithiasis pada linsang Linsang merupakan karnivora sejati sehingga pakan terdiri dari daging. Daging memiliki kandungan purin yang tinggi meningkatnya pembentukan asam urat pH urine rendah 5,5 menyebabkan presipitasi dari asam urat urolith di ginjal



7. Mengapa acepromazine digunakan pada anestesi rusa? Rusa Acepromazine dan ketamine. Acepromazine merupakan short acting phenothiazine dengan efek CNS (memblokir reseptor dopamin postsynaptic) sebagai antikolinergik, antihistamin, antispasmodik, dan efek ɑadrenergik blocking. Neuroleptik ini digunakan sebagai anestetik atau agen sedativa pada ungulata liar. Dosis untuk sedasi adalah 0,05-0,1 mg/kg secara IM untuk Cervus elaphus, Ovis aries, capra hircus serta hewan liar yang lebih besar. Acepromazine dilaporkan sebagai obat pencegah stress karena efek vasodilatasi perifer. Hipotermia merupakan salah satu aksi farmakologi dari acepromazine. Acepromazine mampu mengurangi panas tubuh dengan mendepres reticular activating system dan menginduksi vasodilatasi oleh efek central dan ɑ-adrenergik. Efek hipotermia dapat memodulasi efek hipertermia akibat stress dan mencegah myopathy akibat prosedur penangkapan (hipertermia dan asidosis merupakan penyebab utama kondisi ini (Lopez-olvera et al. 2007). 8. Sebutkan contoh penyakit infeksius dan non infeksius pada satwa liar ! Jenis satwa Penyakit infeksius Primata TBC, hepatitis B, monkey pox, herpes B virus, abses, otitis interna, rabies, simian retrovirus Aves Bumble foot, avian influenza, salmonellosis, colibacillocis, aspergillosis, new castle disease, psittacosis, mycoplasmosis Rusa Tetanus Karnivora Helminthiasis, hepatitis B, calicivirus, distemper, feline panleukopeni Zebra Helminthiasis, strangles, glanders Reptil Abses, stomatitis, infestasi parasit caplak



Non infeksius Wasting marmoset disease, timpani, abortus karena stress, tumor Vulnus,



Vulnus Tumor, vulnus, katarak lentis senilitis Tumor Gout, gangguan saraf, buoyancy disorder



9. Apa yang dimaksud dengan konservasi insitu dan eksitu? Berikan contoh dan lokasi? Konservasi ex-situ (di luar habitat aslinya) dilaksanakan oleh Lembaga Konservasi yang telah memperoleh ijin dari lembaga berwenang (Menteri Kehutanan). Konservasi eksitu meliputi: a. Cagar Alam Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Contoh : cagar alam ujung kulon, cagar alam way kambas, dsb. b. Suaka Margasatwa Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hewan/binatang yang hampir punah. Contoh : harimau, komodo, tapir, orangutan, dan lain sebagainya c. Kebun Binatang / Kebun Raya Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup. Fungsi Kebun Binatang antara lain : a. Sebagai pusat pengenalan aneka ragam satwa liar bagi masyarakat, khususnya generasi muda b. Tempat penelitian sifat dan perilaku keanekaragaman satwa liar serta pemanfaatan yang berkelanjutan c. Wahana rekreasi bagi manusia untuk menikmati secara santai berbagai keindahan alam khususnya mengenai keanekaragaman satwa



d. Sebagai benteng terakhir upaya manusia untuk melindungi dan membiakkan satwa langka agar tidak punah, yang akhirnya akan dilepaskan kembali ke habitatnya untuk mendapat kesempatan berkembangbiak secara alami d. Taman Safari e. Penangkaran Hewan f. Pusat Penyelamatan Satwa Konservasi in-situ (di habitat alaminya) selama ini merupakan preferensi dalam melakukan kegiatan konservasi. Namun demikian, konservasi in-situ ini diharapkan tidak hanya dilaksanakan di dalam kawasan konservasi, mengingat bahwa sebaran spesies juga melingkupi wilayah di luar kawasan konservasi. Konservasi insitu meliputi: a. Taman Laut Taman laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagai teknik upaya untuk melindungi kelestariannya dengan bentuk cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dsb. Contoh: Taman laut bunaken, taman laut taka bonerate, taman laut selat pantar, taman laut togean, dan banyak lagi contoh lainnya. b. Taman Nasional Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Taman nasional lorentz, taman nasional komodo, taman nasional gunung leuser, dll. 10. Sebutkan peraturan perundang-undangan konservasi di Indonesia ! a. UU No 5 Th 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem b. UU No 23 Th 1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup c. UU No 41 Th 1999 Kehutanan d. PP No 68 Th 1998 Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam e. PP No 8 Th 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar f. Kepmenhut No 355/Kpts-II/2003 Penandaan Spesimen Tumbuhan dan Satwa Liar g. Kepmenhut No 447/Kpts-II/2003 Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaram Tumbuhan dan Satwa Liar 11. Sebutkan pilar konservasi! Universitas sebagai pilar konservasi menerapkan : a. Konservasi keanekaragaman hayati. b. Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal. c. Pengelolaan limbah. d. Kebijakan nirkertas. e. Energi bersih. f. Konservasi, etika, seni, dan budaya. g. Kaderisasi konservasi. 12. Pengertian satwa liar! Satwa Liar adalah semua binatang yang hidup di darat, air, dan/atau udara yang masih mempunyai sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia. 13. Keturunan ke berapa dari satwa F1 yang boleh dijual? F3



14. Sebutkan satwa liar yang merupakan spesies prioritas di Indonesia! Aves: Maleo sekanwor; Gosong Maluku; Curik Bali; Seriwang sangihe; Kuau kerdil; Sempidan/Lophura; Kakatua; Elang; Cenderawasih; Rangkong; Nuri dan perkici; Kuau raja; Itik serati; Beo Nias; Mambruk; Ayam hutan hijau; Jalak putih; Merak hijau; Betet jawa; Gelatik jawa; Anis; Pelatuk; Paok; Celepuk; Raja udang; Bangau dan Ibis. Mamalia: Pesut Mahakam; Badak sumatera; Musang Sulawesi; Babi kutil; Harimau sumatera; Babirusa; Anoa; Kambing gunung; duyung; Banteng; Gajah Kalimantan; Beruang madu; Badak jawa; Tutul jawa; Tapir. Primata: Orang utan sumatera; Bokoi; Joja; Simakobu; Lutung banggat; Lutung natuna; Orang utan Kalimantan; Bekantan; Surili; Owa jawa Herpetofauna: Kura-kura rote; Kura-kura bintang; Kura-kura Sulawesi; banig kuning; Bajuku; Biuku; Biawak biru; Biawak Maluku; Python Maluku; python Halmahera; python kerdil tanimbar; buaya siam; sinyulong; biawak timor; Kura-kura irian; kura-kura reimani; sanca macklot; Kodok merah; katak pohon merah; katak barbourula; kodok klaviger 15. Apakah yang dimaksud dengan CITES dan IUCN? Kategori satwa menurut IUCN dan CITES ? contoh satwa di Indonesia? CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora atau Konvensi Internasional mengenai Perdagangan Internasional Jenisjenis Fauna dan Flora yang Terancam Punah) adalah suatu konvensi internasional mengenai perdagangan hidupan liar yang dibentuk dengan tujuan utama sebagai alat kontrol terhadap perdagangan hidupan liar pada tingkatan global. Pelaksanaan konvensi CITES mulai berlaku pada 1 Juli 1975. Sejak diberlakukan, Konvensi ini telah menjadi alat untuk mengontrol perdagangan hidupanliar, sehingga berfungsi sebagai pengendali terhadap kepunahan jenis. Jika CITES telah diterima pada suatu negara, maka polisi, bea cukai, petugas kehutanan, dan petugas pemerintah lainnya yang terkait diharapkan turut menegakkan peraturan CITES. Indonesia tergabung dalam CITES pada tanggal 28 Desember 1978 dan Konvensi ini secara resmi mulai diberlakukan sejak tanggal 28 Maret 1979 melalui Keputusan Presiden No. 43/1978, tertanggal 15 Desember 1978. Indonesia merupakan negara ke-48 yang tergabung dalam CITES. CITES mengatur spesies yang diperbolehkan atau dilarang diperdagangkan secara komersial dengan sistem yang disebut Apendiks. Apendiks I adalah jenis tumbuhan dan satwa yang jumlahnya di alam sudah sangat sedikit dan dikhawatirkan akan punah. Perdagangan komersial untuk jenis-jenis yang termasuk kedalam Apendiks I ini sama sekali tidak diperbolehkan. Apendiks II adalah jenis tumbuhan dan satwa yang pada saat ini tidak termasuk kedalam kategori terancam punah, namun memiliki kemungkinan untuk terancam punah jika perdagangannya tidak diatur. Perdagangan terhadap jenis yang termasuk Apendiks II ini dapat diperbolehkan, selama Otoritas Pengelola (Management Authority) dari negara pengekspor mengeluarkan ijin ekspor. International Union for Conservation of Nature, lembaga internasional yang menangani mengenai konservasi alam. IUCN Red Data Book adalah daftar satwa dan tumbuhan yang terancam punah di dunia, yang ikeluarkan oleh IUCNThe World Conservation Union, dengan tujuan untuk memfokuskan perhatian dunia kepada spesies terancam yang membutuhkan upaya konservasi langsung. a. EN (Endangered) / Genting: Suatu taksa dikatakan genting bila taksa tersebut tidak tergolong kritis, namun mengalami resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam. b. VU (Vulnerable) / Rentan: Suatu taksa dikatakan rentan bila taksa tersebut tidak tergolong kritis maupun genting, namun mengalami resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam. c. LR (Lower Risk) / Resiko Rendah: Suatu taksa dikatakan memiliki resiko yang relatif rendah bila telah dilakukan evaluasi namun tidak memenuhi untuk digolongkan kedalam kategori kritis, genting, maupun rentan. d. DD (Data Deficient) / Kurang Data: Suatu taksa dikatakan kurang data bila informasi yang tersedia tidak mencukupi untuk melakukan perkiraan, baik secara langsung maupun tidak langsung, mengenai distribusi dan/atau status kelimpahan populasinya. Termasuk dalam penggolongan ini adalah taksa yang sudah banyak



dipelajari, biologinya telah banyak diketahui, namun berkenaan dengan kelimpahan dan/atau distribusinya tidak memiliki data yang mencukupi. 16. Sebutkan indicator penentuan spesies prioritas! a. Endemisitas spesies b. Status Populasi c. Kondisi Habitat d. Keterancaman e. Status pengelolaaan spesies 17. Prinsip perdagangan satwa liar! a. Perdagangan komersial dapat dilaksanakan terhadap spesies yang tidak dilindungi atau spesies yang dilindungi secara terbatas, dengan menggunakan prinsip kelestarian. b. Perdagangan spesies ke luar negeri harus mengacu pada ketentuan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Flora and Fauna) yang mempergunakan konsep Apendiks. c. Terhadap spesies yang diperdagangkan secara komersial perlu dilakukan pemantauan populasinya di alam bebas untuk memastikan pemanenan yang lestari. d. Perlu peraturan khusus bagi spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk pemanfaatan tradisional dan bersifat tidak komersial. 18. Apa perbedaan monyet dan kera? Apes



Monkey



Kingdom



Animalia



Animalia



Phylum



Chordata



Chordata



Class



Mammal



Mammal



Order



Primates



Primates



Suborder



Haplorhini (dry-nosed)



Haplorhini (dry-nosed)



Infraorder



Simiiformes (higher primates)



Simiiformes (higher primates)



Parvorder



Catarrhini (hook-nosed)



New-world monkeys: Platyrrhini (flat-nosed); Old-world monkeys: Catarrhini



Cercopithecoidea (Old World monkeys like baboons Superfamilies and macaques) and Hominoidea (Great Apes and None Lesser Apes) Families



Hylobatidae (i.e., Lesser Apes like gibbons) and Hominidae (i.e., Great Apes, including humans)



Callitrichidae (e.g., marmosets) and Cebidae (e.g., squirrel monkeys)



Species



Around 23 between Lesser Apes and Great Apes.



Hundreds of known species



Habitat



Africa and Southern Asia. Life lived at least sometimes on the ground. Great Apes and Lesser Apes only in or near tropical rainforests.



Africa, Asia, and Central and South America. Life lived almost entirely in trees.



Lifespan



Can live up to 60 years



Can live up to 30 years



Brain size



Large



Small



Body Structure



Longer, usually upright posture. Long arms that are Shorter. Quadrupedal. Uses tail as "fifth limb" to optimal for swinging from branch to branch. help grasp limbs in trees. Humans entirely bipedal.



Old World monkeys: yes, but often short. New World monkey: yes.



Tail



No.



Diet



Omnivorous. Fruits, plants, insects, small mammals Omnivorous. Fruits, plants, insects, small (including monkeys). invertebrates.



Tool use



Can make and use tools for nut-cracking, hunting, and play.



No tool use



19. Apa perbedaan old world dan new world monkey ? Berikan contoh New World Monkeys



Old World Monkeys



Size



Small to medium sized primates



Medium to large sized primates



Nose



Scientific name for New World Monkeys is Platyrrhini which means “flat nosed”. Nostrils face sideways



Scientific name for Old World monkeys is Catarrhines which means “narrow nosed”. Nostrils face downwards.



Tail



Phrehensile tail (used like a 5th leg)



Non-grasping tails



Vision



Lack trichromatic vision (mono vision) – exception: Howler Monkey



trichromatic vision (color vision)



Dental



12 premolars



8 premolars



Butt



No Pads



Have a pad for sitting



Trees



Primary tree dwellers



More varied habitat from rainforest to desert



Thumbs Thumb sits in line with other fingers



Opposable thumbs



Pairing Form more monogamous pair bonds / both show substantial paternal care of young



Less monogamous



Species Marmosets Taramins Howler Monkeys Spider Monkeys Baboons Guenons Macaques Mangabeys Patas Woollys Titi Monkey Capuchins Squirrel Monkeys Owl Colobus,Langurs Monkeys Sakis Uakaris Leaf-monkeys Proboscids 20. Perbedaan badak jawa dan sumatera? Badak jawa bercula satu dan badak sumatera bercula dua 21. Bagaimana pemeriksaan kebuntingan di badak, harimau, gajah, orang utan? Gajah palpasi per rektal, USG; badak ratio P/E feses pada fase folicullar; PrimataStript test nonhuman primate (chorionic gonadotropin di urine); Harimau? 22. Jenis elang di Jawa Ada 16 elang di jawa dan 5 di luar pulau jawa: Elang jawa / javan hawk-eagle ( Spizaetus bartelsii ), Elang brontok / changeable hawk-eagle ( Spizaetus cirrhatus ), Elang bondol / brahminy kite ( Haliastur indus ), Elang ular-bido / crested sherpent-eagle ( Spilornis cheela ), Elang hitam / indiana black eagle (Ictinaetus malayensis ), Elang laut perut-putih / white-bellied sea eagle (Halieestus leucogaster ), Elang tiram / osprey ( Pandion halieestus ), Elang ular jari-pendek / short-toed snake-eagle ( Circaetus gallicus), Elang tikus / black-winged kite ( Elanus caeraleus), Elang alap china / chinese goshwak ( Accipiter soloensis ), Elang alap jepang / japanese sparrowhawk ( Accipiter gularis ), Elang alap besra ( Accipiter virgatus ), Elang alap jambul / crested goshawk ( Accipiter trivirgatus ), Elang ikan kepala-



abu / grey-headed fish eagle (Ichthyophaga ichthyaetus), Elang perut-karat/rufous-bellied eagle ( Hieraaetus kienerii ), Sikep madu asia / oriental honey buzzard ( Pernis ptilorhynchus). 23. Apakah yang dimaksud dengan bushmeat? Bushmeat adalah daging konsumsi yang bukan berasal dari mamalia terrestrial/burung /reptile/amfibi yang telah didomestikasi 24. Sebutkan zoonosis bersumber satwa liar! Nama penyakit Agen Host Leptospirosis Leptospira Raccoon, spp tikus Brucellosis Brucella spp Rusa, rubah, raccoon Bubonic plaque



Yersinia pestis



Psittacosis



Chlamydia psittaci



Salmonellosis



Salmonella spp



Tetanus



Clostridium tetanii Francisella tularensis



Tularemia



Aspergillosis



Aspergillus fumigatus



Histoplasmosis



Histoplasma capsulatum Rhabdovirus



Rabies



Cutaneous larva migrans/visceral larva migrans Toxoplasmosis



Baylisascaris procyonis Toxoplasma gondii



Pinjal pada tikus dan tupai Burung



Burung, reptile



Transmisi Urin/pakan/tanah/ kontak melalui luka terbuka Kontak dengan jaringan/darah/urine /discharge/fetus Gigitan pinjal



GK Demam, meningitis, myalgia, nausea Sepsis, lymphadenitis, splenitis, artritis persisten



Fecal oral, inhalasi droppings/discharge



Hewantidak nafsu makan, lethargy, gejala respirasi, diare hijau+darah, konjungtivitis Manusiademam, sakit kepala, pneumonitis Hewandiare, vomit, demam Manusiagastroenteritis, nyeri abdomen, diare, dehidrasi Akut, spasmus tonik dari dagu, leher, punggung Manusiaflu-like, ulcer, lymphadenomegaly, vomit, diare, pneumonia, myalgia, demam Respiratory sign



Fecal oral, pakan/air/permukaan Luka terbuka



Kelinci, tikus



Nyamuk, inhalasi, discharge mata



Burung raptor dan waterfowl Burung dan kelelawar Karnivora, rubah, kelelawar, raccoon Raccoon



Inhalasi spora



Hewan liar



Lymphadenitis, pneumonia



Tanah+dropping, inhalasi spora Gigitan, saliva, luka, inhalasi



Respiratory sign



Penetrasi kulit, ingesti telur



Buta, CNS disease



Memakan daging setengah matang, transplasenta, ingesti



Lymphadenomegaly, myalgia, abortus



Paralisis, konvulsi, delirium



Giardiasis



Giardia lamblia



Lyme disease



Borrelia burgdoferi



Rocky mountain spotted fever Hepatitis B



Rickettsia rickettsi



Berangberang, muskrat, waterfowl Caplak rusa, tupai, kelelawar



ookista Air, kista tertelan



Gigitan caplak



Gigitan caplak



Diare kronis, kram abdomen, kembung, feses pucat



Demam, myalgia, arthralgia, sakit kepala, kekakuan leher, lymphadenomegaly Sakit kepala, gemetar, rash



Hepatitis A



Simian retrovirus



Monkey pox



Tuberculosis



Yersinia



Shigella



Ebola/marbrug virus



25. Sebutkan alasan mengapa zoonosis satwa liar ada di manusia? a. Berkurangnya habitat satwaa liar menyebabkan mereka berpindah mendekati permukiman penduduk terutama ladang untuk mencari pakan. Selain itu, berkembangnya permukiman penduduk di kawasan perbatasan menimbulkan intersection dari wilayah jelajah satwa dengan area permukiman. Keduanya meningkatkan risiko terjadinya kontak antar keduanya b. Kebiasaan berburu dan memakan daging satwa liar, atau koleksi bagian tubuh satwa liar c. Kemudahan akses transportasi sesuai perkembangan zaman



26. Jelaskan mengenai allometrik obat di satwa liar? Perhitungan obat berdasarkan BMR hewan yang komplemen dengan hewan domestic dan manusia BMR =k(W)0.75 Energy cost= k(W)-0.25 Dosis BMR= (Wxdosis obat): BMR Dosis pasien = (Dosis BMR model x BMR pasien)/W Patient treatment interval= [(Energy cost pasien : Energi cost model):dose interval model]-1 27. Lengkapi tabel Jenis satwa Harimau Badak Gajah Beruang Rusa Orang utan Unta Owa Anoa



Dewasa kelamin



Lama kebuntingan



Siklus estrus/lama



4 tahun/6-7 tahun betina; 10 tahun jantan 14 tahun



462-491 hari



14-60 hari/24 jam



22 bulan



15-16 minggu/2-6 hari



240 hari



21 hari/ 24 jam



28. Apakah perbedaan dari ranggah dan tanduk? Antlers, on members of the deer family, are grown as an extension of the animal's skull. They are true bone and are a single structure They are generally found only on males. Antlers are shed and regrown each year. Horns, found on pronghorn, bighorn sheep, bison, and many other bovine, are two-part structures. An interior of bone (also an extension of the skull) is covered by an exterior sheath grown by specialized hair follicles, as are your fingernails. In fact, your fingernails and the exterior sheath of horns are made of very similar materials. Horns are never shed and continue to grow throughout the animals life. The exception to this rule is the pronghorn which sheds and regrows its horn sheath each year. 29. Jelaskan vaksinasi pada satwa liar? (primata, aves, felidae) Dog-like animal (canidae, hyena): a. Canine distemper: umur 12 minggu SC, diulang 3-6 minggu kemudian b. Canine parvovirus: gunakan vaksin panleukopenia/kombinasi vaksin distemper-parvo c. Rabies: sebenarnya illegal disatwa liar, vaksin mulai umur 3 minggu dan dibooster per tahun d. Leptospirosis: setiap tahun e. Canine adenovirus: penyebab hepatitis, kennel cough, dan encephalitis. f. Feline panleukopenia: untuk hewan seperti rubah Cat-like all size a. Feline panleukopenia: biasanya satu kemasan dengan rhinotracheitis, calicivirus dan chlamydia psittaci. 1 mL diberikan mulai umur 8-16 minggu tiap 2 minggu sekali dan booster 6 bulan serta 12 bulan. Bisa dibooster tiap 3 tahun sekali b. Herpesvirus: atau feline rhinotracheitis virus. Vaksin pada umur 6 minggu c. Rabies: diberikan saat umur 3 bulan, 1 tahun kemudian bias dibooster tiap tahun/ 3 tahun sekali d. Canine distemper: 1 mL IM setiap tahun



e. f. g. h. i.



Feline leukemia: 2 dosis pada 8 dan 12 minggu dan booster 12 bulan kemudian Feline immunodefisiensi virus Feline infectious peritonitis: bisa intra nasal Parvovirus Tetanus dan leptospirosis



Raccoon: Canine distemper; Parvovirus; Rabies; Leptospira Weasel like animal (otter, beaver, sigung): Canine distemper; Parvovirus; Leptospirosis; Rabies; Bovine TBC; Botulism; Influenza; Feline panleukopenia Beruang: Canine distemper; Rabies; Canine adenovirus-1; Feline panleukopenia; Equine herpesvirus; Brucellosis; Tetanus; West nile virus; Calicivirus; Bluetongue; Leptospirosis Monyet, kera, prosimian: Human influenza; Diphteria/pertussis; Polio; Measles; Canine distemper; Viral hepatitis; Encephalomyocarditis virus Cow like: Hemophilus somnus; Tetanus; Bovie virus diarrhea; Infectious bovine rhinotracheitis; Parainfluenza; Bovine respiratory syncytial virus; Leptospirosis; MCF; Brucellosis; Anthrax; Bluetongue; Johne disease; Mycoplasma bovis; Rabies Sheep and goat like: Clostrisdium perfringens; Tetanus; BVD, BRSV, Pasteurellosis, manheimia hemolytica; Bluetongu; Leptospirosis; PMK; Rabies; Rinderpest; Contagious caprine pleuropneumonia Deer like: Bluetongue; MCF; Tetanus; Colibacillosis; Leptospirosis; Pasteurellosis; Necrobacillosis; Yersiniosis; West nile virus Camel like: West nile virus; Tetanus; Rabies; Equine herpes virus 1; Leptospirosis; Anthrax; PMK; Colibacillosis; Equine encephalitis Horse like: Tetanus; Equine encephalomyelitis; West nile virus; Rabies; Equine herpesvirus; Equine influenza; Strangles; Anthraks Jerapah dan okapi: Tetanus; Rabies; Botulism; Anthraks Pig like: Canine distemper; Leptospirosis 30. Jelaskan prosedur tes tuberculin pada nonhuman primate! NHP dites TB 2x setahun interval >4bulan. Alat: 1 cc Tuberculin syringe; mammalian tuberculin; 27 g needle. Sebanyak 0.1 cc tuberculin diaspirasi. Tuberculin diinjeksi intradermally pada kelopak mata atas. Reaksi positif: edema dan nekrosa pada kelopak mata atas 31. Apakah perbedaan alligator dan buaya? a. Bentuk rahang : lihat bagian hidung, alligator punya bentuk U moncong membulat seperti ujung sekop sedangkan buaya punya moncong lebih panjang dan bentuk hidung V. Alligtor memiliki rahang/moncong yang luas untuk membuka invertebrate bercangkang dan kura-kura karena itu merupakan mangsa yang biasa ditemukan dilingkungan. Garial memiliki moncong tipis karena makan ikan. b. Letak gigi: alligator memiliki rahang atas yang lebih lebar daripada rahang bawah dan menutupinya. Oleh karena itu, gigi rahang bawah tersembunyi sepenuhnya saat mulut tertutup. Buaya memiliki kedua rahang sama panjang dan lebar nya sehingga gigi rahang bawah pas di bagian margin rahang atas. Gigi atas interlock dengan gigi bawah saat mulut tertutup. c. Buaya lebih toleran di air asin karena memiliki salt gland di lidah. Alligator dan caiman kehilangan kemampuan osmotic untuk mensekresi kelebihan garam melalui kelenjar di lidah. d. Integumentary sense organ: baik buaya maupun alligator mempunyai celah sensor kecil berupa titik di sekeliling rahang atas dan bawah. Fungsinya adalah untuk mendeteksi perubahan tekanan kecil di air dan menemukan



lokasi mangsa. Organ ini disebut ISO/Dermal Pressure Reseptor. Buaya memiliki nya di setiap sisik seluruh tubuh sedangkan alligator dan caiman hanya punya di rahang. Fungsi lainnya adalah saline detection. 32. Anatomi jantung reptile Jantung buaya memiliki ventricular septum komplit, sedangkan reptile lainnya tidak (squamata dan chelonian). Aliran darah: darah dari precava, postcava dan vena hepaticasinus venosusatrium kanan (diastole fase) cavum venosum ventricle (Darah miskin O2 di ventrikel sisi kanan tidak bercampur dengan sisi kiri ventrikel. Katub atrioventrikel melingkupi interventricular canal diantara cavum venosum dan cavum arteriosum selama atrial sistol) cavum pulmonalearteri pulmonalis paru-paruvena pulmonaliscavum arteriosumaorta. Frekuensi jantung reptile maximal pada saat temperature ambient. Takikardi saat hypovolemia dan basking. Bradikardi saat pendinginan dan menyelam.



KLINIK 1. Jelaskan mengenai DIC! Menurut Pantawonitz (2002), trombositopenia terjadi akibat kerusakan vaskular sehingga terjadi distribusi platelet pada permukaan endotel. Sel endothelial merupakan sel target dari infeksi rickettsia. Akibatnya, terjadi peningkatan konsumsi dari trombosit dan faktor pembekuan darah untuk mekanisme pembekuan darah serta terbentuknya thrombus pada microsirkulasi. Kondisi ini disebut dengan DIC (Disseminated Intravascular Coagulation). Menurut Nelson dan Couto (2005), DIC merupakan sindrom kompleks yang ditandai dengan koagulasi intravascular yang berlebihan yang menyebabkan mikrotrombosis dan paradoxic bleeding. Penyebab utama DIC adalah kerusakan endotel, aktivasi platelet, pelepasan prokoagulan jaringan. Faktor lain yang mendukung kejadian DIC pada anjing adalah sepsis,pancreatitis,immune-mediated blood diseases, penyakit hati. Terdapat dua bentuk DIC yaitu DIC akut dan kronis. DIC kronis tidak terjadi perdarahan spontan, sedangkan bentuk akut disertai perdarahan spontan, ptechie/echimosa/perdarahan mukosa, perdarahan di rongga tubuh. DIC dapat diterapi dengan sodium heparin dengan dosis, yaitu: minidose (5-10 IU/kg SC tid); low dose (50-100 IU/kg SC tid); intermediate dose (300-500 IU/kg SC atau IV tid); high dose (750-1000 IU/kg SC atau IV tid) 2. Sebutkan fungsi kalsium pada tubuh! Pembentukan tulang, kontraksi otot, transmisi saraf, pembekuan darah, second messenger dari aksi regulasi dari hormone, pembelahan sel, reaksi enzimatik, control metabolisme glikogen, stabilitas transport membrane. 3. Metabolisme karbo dan protein pada ruminansia! Metabolisme pada ruminansia (sapi): Ruminansia punya mikroorganisme di reticulorumen yang mengekskresikan enzim sehingga dapat mencerna makanan yang terdiri dari karbohidrat (gula dan selulosa). Keduanya difermentasi oleh mikroba rumen dan menghasilkan VFA. Proses pemecahan karbo menjadi VFA di rumen terdapat dlam 2 tahap: a. hidrolisis ekstrasel dari karbo kompleks (selulosa/hemiselulosa/pectin) menjadi oligosakarida (selobiosa/maltose/pentose); b. oligosakarida dipecah menjadi VFA oleh enzim intraseluler. VFA terdiri atas: asam asetat, asam propionate dan butirat serta dalam jumlah kecil adalah asam format, isobutirat, valerat dan kaproat. Selain VFA, dihasilkan pula gas metan, C02 dan H2 yang dikeluarkan melalui proses eruktasi. Ke-3 VFA akan diserap oleh rumen dan masuk ke sirkulasi darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Asam asetat dan butirat akan dimanfaatkan sebagai pembentuk lemak susu dan propionate dapat diubah menjadi glukosa. Degradasi protein dilakukan oleh mikroba rumen dengan enzim proteasepeptida yang diubah oleh peptidase menjadi asam amino. Asam amino mengalami deaminasi dan menghasilkan VFA (isobutirat, isovalerat, isoleusin, 2metilbutirat) serta ammonia dan C02. Berdasarkan keberadaan mikroba, herbivora dibagi menjadi 2: foregut fermentor (pencernaan fermentative terjadi sebelum usus, contoh: ruminansia yaitu sapi, kerbau, kambing, domba serta nonrumin yaitu hamster, kanguru, kudanil) dan hind gut fermentor (pembesaran saluran yaitu sekum dan kolon sebagai tempat pencernaan fermentative ). Cecal fermentor contohnya kelinci, tikus dan pengerat lainnya. Colonic digester adalah monyet, gajah, babi hutan dan kuda.



BIOMEDIK 1. Apakah yang dimaksud dengan serum anti bisa ular? Siapakah yang memproduksinya? Serum anti bisa ular merupakan anti sera murni yang dibuat dari plasma kuda dan dapat memberikan kekebalan terhadap bisa ular. Di Indonesia hanya terdapat 1 serum anti bisa polivalen yaitu anti bisa dari neurotoksin (agkistrodon rhodostoma/ular tanah) dan hemotoksin (kobra/naja sputatrix dan ular welang/bungarus fasciatus) ditambah phenol 0,5% sebagai bahan pengawet. Penggunaan : IV perlahan atau diencerkan ke larutan fisiologis menjadi 2% diberikan sebagai infus 40-80 drop/menit diulang 6 jam kemudian. Produk ini diproduksi oleh biofarma. 2. Sebutkan jenis immunoglobulin ! Immunoglobulin/Ig adalah molekul glikoprotein yang juga disebut antibodi, diproduksi sebagai respon terhadap benda asing yang memasuki tubuh makhluk hidup, mengikat antigen tersebut dan membentuk kompleks antigenantibodi yang menghasilkan eliminasi antigen dan proteksi dari inang. Ig diproduksi oleh limfosit dan ditemukan di fraksi darah yang disebut gamma globulin. Ig G: memiliki hampir semua fungsi Ig, Ig mayor di serum, ditemukan juga secara mayor di ruang ekstravaskular, satu-satunya Ig yang dapat melintasi plasenta IgM: Ig pertama yang dibuat fetus pada semua spesies IgA: ditemukan di air mata, saliva, colostrum, mucus (imunitas mukosa), terikat ke beberapa sel PMN dan limfosit IgD: ditemukan dipermukaan limfosit B dan sebagai reseptor untuk antigen IgE: terlibat dalam reaksi alergi karena terikat pada basophil dan sel mast, eosinophil punya reseptor Fc untuk IgE dan IgE berperan dalam infestasi helminth 3. Apakah yang dimaksud dengan DIVA Vaksin? Marker/DIVA (differentiation of infected from vaccinated animals) vaksin : vaksin marker inaktif/atenuasi dihasilkan dari penghilangan mutan (glikoprotein E) atau subunit dari virion misal glikoprotein D. 4. Apakah yang dimaksud dengan biomedis? Pendekatan dan penerapan berbagai ilmu pengetahuan alam terutama biologikimia fisika dalam bentuk ilmu-ilmu kedokteran dasar seperti biokimia dan biologi molekuler, histologi, imunologi, farmakologi, mikrobiologi,fisiologi serta parasitology untuk memahami dan memecahkan berbagai masalah kesehatan dan biologi. Contoh: IB, vaksin 5. Mengapa dokter hewan dapat membuat vaksin manusia? a. Terdapat zoonosis b. Asal antigen yang diisolasi dan dikembangkan menjadi vaksin dapat berasal dari hewan c. Pembuatan antibodi memanfaatkan hewan (misal anti tetanus serum memanfaatkan kuda)



6. Apakah yang dimaksud dengan 3 R! a. Replacement adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh mahluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan. Replacement terbagi menjadi dua bagian, yaitu: relatif (mengganti hewan perco-baan dengan memakai organ/jaringan hewan dari rumah potong, hewan dari ordo lebih rendah) dan absolut (mengganti hewan percobaan dengan kultur sel, jaringan, atau program komputer). b. Reduction diartikan sebagai pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Jumlah minimum biasa dihitung menggunakan rumus Frederer yaitu (n-1) (t-1) >15, dengan n



adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan. Kelemahan dari rumus itu adalah semakin sedikit kelompok penelitian, semakin banyak jumlah hewan yang diperlukan, serta sebaliknya. Untuk mengatasinya, diperlukan penggunaan desain statistik yang tepat agar didapatkan hasil penelitian yang sahih. c. Refinement adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi (humane), memelihara hewan dengan baik, tidak menyakiti hewan, serta meminimalisasi perlakuan yang menyakitkan sehingga menjamin kesejahteraan hewan coba sampai akhir penelitian. Pada dasarnya prinsip refinement berarti membebaskan hewan coba dari beberapa kondisi.  Bebas dari rasa lapar dan haus, dengan memberikan akses makanan dan air minum yang sesuai dengan jumlah yang memadai baik jumlah dan komposisi nutrisi untuk kesehatannya. Makanan dan air minum memadai dari kualitas, dibuktikan melalui analisa proximate makanan, analisis mutu air minum, dan uji kontaminasi secara berkala. Analisis pakan hewan untuk mendapatkan komposisi pakan, menggunakan metode standar.  Hewan percobaan bebas dari ketidak-nyamanan, disediakan lingkungan bersih dan paling sesuai dengan biologi hewan percobaan yang dipilih, dengan perhatian terhadap: siklus cahaya, suhu, kelembaban lingkungan, dan fasilitas fisik seperti ukuran kandang untuk kebebasan bergerak, kebiasaan hewan untuk mengelompok atau menyendiri.  Hewan coba harus bebas dari nyeri dan penyakit dengan menjalankan program kesehatan, pencegahan, dan pemantauan, serta pengobatan tehadap hewan percobaan jika diperlukan. Penyakit dapat diobati dengan catatan tidak mengganggu penelitian yang sedang dijalankan. Bebas dari nyeri diusahakan dengan memilih prosedur yang meminimalisasi nyeri saat melakukan tindakan invasif, yaitu dengan menggunakan analgesia dan anesthesia ketika diperlukan. Euthanasia dilakukan dengan metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih untuk meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba.  Hewan juga harus bebas dari ketakutan dan stress jangka panjang, dengan menciptakan lingkungan yang dapat mencegah stress, misalnya memberikan masa adaptasi/aklimatisasi, memberikan latihan prosedur penelitian untuk hewan. Semua prosedur dilakukan oleh tenaga yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman dalam merawat/memperlakukan hewan percobaan untuk meminimalisasi stres.  Hewan diperbolehkan mengekspresikan tingkah laku alami dengan memberikan ruang dan fasilitas yang sesuai dengan kehidupan biologi dan tingkah laku spesies hewan percobaan. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan sarana untuk kontak social (bagi spesies yang bersifat sosial), termasuk kontak social dengan peneliti; menempatkan hewan dalam kandang secara individual, berpasangan atau berkelompok; memberikan kesempatan dan kebebasan untuk berlari dan bermain. 7. Jelaskan perkembangan vaksin reverse genetic? Contoh dan produksinya dimana? PT Shigeta, Vaksin AI Virus RNA live teratenuasi membuat vaksin lebih efisien serta menginduksi kekebalan lebih efektif melawan penyakit virus respirasi dibandingkan vaksin inaktif. Akan tetapi, pengembangan vaksin tersebut sekarang memiliki tantangan unik berupa virus RNA yang dapat mengalami perubahan antigenic frekuen dan beberapa mutan menjadi sangat infeksius di bayi/imunosupresan. Pengembangan live attenuated vaccines dilakukan dengan ekstensif pasase ke kultur sel, mutagenesis dengan bahan kimia membutuhkan bertahun-tahun serta usaha intensif untuk mendapatkan strain yang sesuai. Beberapa kasus, atenuasi secara tradisonal tidak terkontrol dengan baik (meninggalkan residu virulensi dan kemungkinan bermutasi). Salah satu pendekatan Atenuasi molecular dari virus RNA adalah reverse genetic, yaitu proses dari pembuatan recombinant virus dari cloned complementary DNA / copy dari genom virus. Mutan teratenuasi stabil dapat diproduksi dengan point mutation, substitusi gen, atenuasi mutase dari virus sejenis. Sistem tersebut menyediakan metode nyata/memungkinkan untuk identifikasi dan pengembangan tipe baru dari mutasi teratenuasi, termasuk penghilangan gen esensial untuk replikasi virus dan membentuk vaksin



marker (mengandung sekuen spesifik/restriction enzyme) yang dapat membedakan kelompok tervaksin dan terinfeksi. Teknologi ini mampu menjadi alat pengembang untuk produksi H5N1 vaksin, karena dapat menghapus penentu virulensi.



PERUNGGASAN 1. Sebutkan perbedaan Mareks, LL dan Retikuloendoteliosis! Parameter Marek’s Umur



Semua umur (>6 minggu)



Tanda Insidensi



Paralisis Dibawah 5% pada flok yang tidak divaksin Frekuen Pembesaran diffuse/atrofi Bisa ada



Keterlibatan neural Bursa fabricius Tumor di kulit, otot dan proventrikulus, grey eye Tumor hati Limpa Bursa fabricius CNS Proliferasi limfoid di kulit dan bulu folikel Sitologi tumor Kategori dari sel limfoid neoplastik



Perivaskular Tumor diffuse Interfolicular tumor dan/atrofi folikel Ya Ya Pleomorphic sel limfoid termasuk limfoblast, limfosit dan sel retikulum Sel T



2. Sebutkan organ reproduksi Ayam betina! Ovarium Infundibulum Magnum: pembentukan albumin (2-3 jam) Isthmus: pembentukan kerabang dan membrane (1 jam) Uterus: sekresi garam dan air sebelum kalsifikasi (20-26 jam) Vagina: beberapa menit Kloaka



Lymphoid leucosis Di atas 16 minggu Tidak spesifik Jarang diatas 5% absen Tumor nodul Tidak ada



Reticuloendotheliosis



Focal/diffuse focal Intrafolikular tumor Tidak Tidak



Focal Focal/diffus Intrafolikular tumor



limfoblast



limfoblast



Sel B



Sel B



Di atas 16 minggu Tidak spesifik Jarang infrekuen Tumor nodul Tidak ada



Tidak Tidak



SATWA AKUATIK 1. Apa beda ikan dengan mamalia? Karakteristik Ikan Alat pernafasan Insang reproduksi Bertelur Penutup tubuh sisik Klasifikasi Pisces Contoh Ikan hiu, ikan pari, clown fish



Mamalia air Paru-paru Melahirkan dan menyusui Kulit dan rambut Mamalia Paus, lumba-lumba, manatee, dugong



ISU-ISU 1. Jelaskan isu mengenai a. AI melalui teori migrasi burung



b. Ebola di orang utan



c. MERS di unta



d. Antraks di burung unta: disebabkan temperature burung unta yang lebih rendah dibandingkan burung lain. GK: petechie pleura dan peritoneum, kongesti usus, pembesaran limpa dan warna gelap



e. Chtrimydiosis di katak



f.



Criptococcosis di air



g. Blastomycosis di kelelawar



Nonhumanprimate Nonhuman primate (NHP) adalah anggota dari ordo mamalia selain manusia termasuk prosimian, monyet, kera. Contoh dari prosimian adalah lemur, bushbabies. Contoh dari monyet adalah marmoset, tamarines, squirrel monkey, macaques, baboons, mangabey. Contoh dari kera adalah gibbon, chimpanzee, orang utan, gorilla. Macaque untuk hewan laboratorium adalah jenis Macaca mulatta/Rhesus macaque, Macaca nemestrina, Macaca fascicularis. Macaca tergolong dalam old world atau monyet catarrhine (downward nosed) monkeys, dan terdiri dari monyet terrestrial yang mempunyai rambut coklat (kecuali muka dan rump) dan ekor yang lebih panjang dari panjang badan atau tidak ada sama sekali. Subdivisi monyet yang lain adalah New world atau monyet platyrrhine (broad nosed), yang termasuk adalah marmoset dan tamarine, dan small-sized-fruit-eaters. Monyet Rhesus adalah terrestrial dan arboreal. Panjangnya dapat mencapau 45-62 cm, panjang ekor 17-30 cm dan bobot badan sekitar 4-17 kg. Jenis makanan yang dimakan adalah serangga, daun muda, pucuk tanaman, hewan kecil, buah. Handling Handling meliputi petting, feeding, watering, cleaning, manipulating, loading, crating, shifting, transferring, immobilizing, restraining, training, working and moving. Bonding Bonding merupakan pembentukan ikatan social yang mana ketika terganggu secara permanen atau temporer berakibat stress (separation anxiety) Behavior Macaca hidup pada hirarki social yang sangat ketat.. Hal yang tidak boleh dilakukan didepan monyet: a. Menatap langsung pada monyet atau ke mata nya b. Menunjukkan gigi/menyeringai termasuk tertawa, batuk, bersin, berteriak walaupun tangan diletakkan di depan mulut. c. Membuat keributan Manipulanda adalah alat untuk enrichment misal food puzzle, raisin boards, makanan yang disembunyikan, tali/rantai/pipa untuk bermain. Perilaku abnormal: Floating limb, self biting, self clasping dan self grasping, saluting, stereotyped pacing, head weaving/tossing, bouncing in place, somersaulting, rocking, coprophagia, urine drinking, autoerotic stimulation, hyperphagia, hypophagia, polydipsia, hyperaggression. Penyakit dan zoonosis 1. Herpesvirus simiae Nama lain herpes B virus, monkey B viruss GK: tanda neurologic dari encephalitis, nausea, flu like symptom, demam persisten, double vision, susah menelan (pada manusia). Pada monyet ulcer dari vesikel di labia/lingua Agen : B virus (alpha herpesvirus) enzootic padda Macaca mulatta, macaca fascicularis/cynomolgus, genus macaca dari asia. Epizootiology: macaca (rhesus terutama) inang alami. Transmisi antar monyet secara kontak atau fomit (pakaian, handuk, alat), aerosol. Transmisi ke manusia melalui gigitan, jaringan terinfeksi, aerosol. 2. Tuberculosis 3. Herpesvirus hominis Herpesvirus hominis type 1 (herpes simplex) dan type 2 (genital herpes) Pada manusia gingivostomatitis, ulcer di bibir.



Breeding Gajah Proses breeding di gajah membutuhkan beberapa monitoring parameter pada jantan dan betina. Alat untuk menentukan siklus estrus adalah evaluasi traktus genital di kedua sex, penentuan jumlah fetus dan waktu partus dengan pemeriksaan hormone (progesterone dan LH) serta USG. Siklus estrus dibagi menjadi 2 fase (fase luteal dan follicular). Selama fase folikular, sekitar 18-20 hari menuju ovulasi, terdapat 1 hari dimana terjadi LH peak yang menyebabkan meningkatnya progesterone secara sementara. LH peak kedua terjadi mendekati ovulasi. Monitoring siklus estrus pada gajah ditentukan dengan darah (progesterone) atau urin (pregnantriol). Frekuensi sampling sekali seminggu. Ketika menggunakan tes urin, apabila tingkat kreatinin rendah makan sampel harus diganti dengan sampel baru. Apabila darah digunakan untuk mengetahui tingkat progesterone, outcome nya juga berbeda. Hasil akurat didapatkan dari radioimmunoassay (RIA). ELISA dapat digunakan tetapi harus disesuaikan dengan penggunaan pada gajah. Untuk mencegah kejadian gangguan di traktus betina seperti kista endometrium dan kista ovary/benign myometrium tumor maka: intercalving period dibatasi maksimal 5 tahun, induk harus di kawinkan sebelum mencapai umur 12 tahun. Kejadian kawin bukan indicator bahwa gajah mengalami ovulasi, kawin dapat terjadi saat bunting/diluar periode estrus. Fertilisasi hanya terjadi jika perkawinan selama estrus dan diawali dengan preovulatory LH peak. Monitoring LH butuh sampling darah selama paling sedikit 10 hari. Konfirmasi kebuntingan: Peningkatan dengan cepat progesterone/pregnanetriol selama kawin. Peningkatan ini berlanjut selama 16 minggu setelah kawin. USG transrektal pada 8-20 minggu setelah kawin. Pada kebuntingan 10-20 minggu, gajah perlu berbaring untuk dilakukan USG. Vaskularisasi uteri dapat divisualisasikan untuk menentukan adanya fetus hidup. USG transkutan (kedua flank pada kebuntingan akhir. Pada kebuntingan 6 bulan konfirmasi dapat dilakukan dengan peningkatan serum prolactin. Perilaku saat kebuntingan akhir: 24 jam observasi termasuk menggunakan video recorder mulai minggu ke-85 untuk mendpatkan informasi kejadian mendekati partus: night pacing, kneeling down, climbing, pemisahan padda kelompok sementara, ekor memukul vulva, produksi feses ukuran kecil dan urin volum sedikit semakin frekuen, kehilangan mucus plug, pecahnya kantung allantois, kontraksi



KLINIK 1. apa definisi sakit? Menurut undang-undang! Ingat, sakit tidak selalu disebabkan oleh agen penyakit  lihat bagaimana managemen pakan, lingkungan  dapat memengaruhi kesehatan hewan 2. apa definisi stress? Apa saja penyebabnya? Suhu, agen penyakit, overcrowded, handling/perlakuan, polusi (udara, suara, bau, dsb). 3. apa itu stress intrinsic? Stress yang dialami oleh hewa-hewan yang dipaksa berproduksi tinggi, misalnya ayam layer yang harus bertelur selama 20-26 minggu atau broiler yang berat DOC-nya hanya 40 gram tapi harus mencapai 1,8kg (dipaksa makan) 4. Sebutkan macam-macam penyakit pada hewan! Species Kausa Viral Bakteri ektoparasit Anjing Parvo, Demodex, distemper, rabies, coronavirus, HCC Kucing FeLV, FIP, Demodex, FeIV, scabies panleukopenia



endoparasit protozoa Dirofilariasis, cacingan



fungal



cacingan



ringworm



Unggas



ruminansia



Kuda



Trypanosoma, Babesia, Theileria Strangles, tetanus



Trypanosoma, Babesia, Theileria



Catatan : HCC  Hepatitis Contagious Canis  GK ; icterus, ascites, ↓BB 5. Sebutkan penyakit pada kucing yang memiliki gejala yang sama! Calicivirus dan Rhinotracheitis  sama-sama menyebabkan conjunctivitis dan discharge mucopurulent



6. Apa perbedaan parvo dengan distemper? Karakteristik Parvo Jenis 1 GK



Distemper 4 : distemper sal.respirasi, sal.cerna, kulit, saraf



Feses berdarah



7. Bagaimana cara mendeteksi distemper? ELISA (Enzym-Linked Immunosorben Assay)  test kit  ambil serum darah penderita distemper  reaksikan dengan antigen distemper yang ada pada test kit  lihat reaksi perubahan warna dan OD pada alat baca ELISA 8. Jelaskan mengenai Feline Infectious Peritonitis (FIP) pada kucing! FIP dibagi menjadi 2 yaitu, tipe basah dan tipe kering. karakteristik FIP basah FIP kering GK Ascites Icterus



9. Ada berapa macam icterus? Sebut dan jelaskan! karakteristik Pre-hepatik Hepatik Post-hepatik Kausa Parasit darah Hepatitis Renal failure Kriteria / Sel darah lisis sebelum Gangguan hati Mekanisme masuk ke dalam hati Contoh Babesia, Theileria, Virus : cacing : Fasciola sp. Catatan : Protozoa : Babesia bigemina (sapi) Endoparasit : Fasciola gigantica dan F.hepatica (Trematoda) pada sapi, kerbau, kambing, domba 10. Apa itu gastritis? Peradangan pada lambung 11. Jika ada owner yang baru ingin memelihara anjing, apa advice Anda sebagai DRH dalam menyarankan jenis anjing yang sebaiknya dipelihara?  Tujuan pemeliharaan  menentukan ras anjing, ex : anjing penjaga (Doberman pinscher, Rottweiler,etc), piara di dalam rumah (Pomeranian, Dachshund,etc)  Lokasi pemeliharaan  dingin (rambut dingin) atau panas (rambut pendek)  Fasilitas  misalnya daerah panas tapi dipelihara di ruangan ber-AC, tidak masalah pelihara anjing rambut panjang  Waktu owner untuk merawat anjing  energy level (high, medium, low) dan waktu untuk exercise  Karakter tertentu yang diinginkan  ? 12. Apa beda Doberman pinscher dengan Mini pinscher? Doberman pinscher itu ukurannya besar (±30kg) sementara Mini pinscher adalah versi mini dari Doberman dengan bobot (5-10kg)



13. Bagaimana pemberian pakan yang baik pada hewan kesayangan? Berikan pakan 10% dari BB-nya 14. Bagaimana jika pemiliknya sangat sibuk (pergi jam 5 pagi dan pulang jam 8 malam)? Bisa minta tolong asisten rumah tangga untuk memberikan pakan atau gunakan mesin otomatis. Sebaiknya hewan diberikan makan 2-3 kali sehari, pada waktu yang konsisten. Kucing lebih prefer untuk makan dengan frekuensi tinggi dalam jumlah yang sedikit-sedikit. Kalau memberikan pakan sekaligus banyak, nanti akan disemutin dan tidak dimakan. 15. Apa definisi diare, muntah, malabsorpsi? Apa penyebabnya dan bagaimana mekanismenya? Apa akibatnya? Bagaimana treatmentnya?



PETERNAKAN DAN HEWAN BESAR 1. Apa itu ruminansia? Hewan yang memiliki 4 lambung (rumen, abomasum, omasum, dan reticulum) dan memiliki sifat memamah biak / ruminasi / regurgitasi (mengeluarkan dan mengunyah kembali makanannya) 2. Kemana kandang harus menghadap? Kandang harus memanjang dari utara ke selatan sehingga bagian terbuka menghadap barat dan timur. Hal ini guna mendapatkan sinar matahari untuk menghangatkan kandang dan membantu mengubah provitamin D menjadi vitamin D pada hewan 3. Apa beda daging sapi dan babi? Bagaimana cara membedakannya (secara fisik dan kimia)? Jika dagingnya sudah dicincang agak sulit mendeteksinya, tapi dapat menggunakan PCR untuk melihat materi genetic (DNA) karena setiap spesies memiliki DNA yang unik dan berbeda dengan spesies lainnya 4. Bagaimana tekstur daging kuda? 5. Apa saja peternakan di Malaysia? Sapi pedaging dan perah, unggas, rusa, kambing borr (pedaging dan perah) 6. Apa beda sapi perah dengan sapi pedaging? Karakteristik Sapi perah Tujuan penggunaan (produksi) susu Breed FH,



Sapi pedaging daging PO, Limousin,



7. Tahukah Anda apa nama keturunan sapi yang induk jantannya diambil dari sperma FH dan di-IB-kan pada betina PO local? Bligon 8. Berapa % darah FH yang mengalir pada sapi Bligon? Dan pada keturunan keberapa anaknya akan memiliki 100% darah FH? Sapi Bligon  50% darah FH, 50% darah PO. Jika F1 dikawinkan lagi dengan sapi FH, maka pada keturunan ke-3 (F3) akan memiliki 100% darah FH 9. Jika Anda seorang DRH yang bekerja di bank, advice apa yang Anda berikan kepada peternak yang ingin meminjam modal? Atau apa persyaratan untuk membuat peternakan baru?  Kecukupan modal  Biosekuriti memadai  Lokasi sesuai : jauh dari pemukiman namun memiliki akses yang mudah dalam menjangkau pasar, diusahakan bukan berada di wilayah endemic penyakit dari spesies ternak, dekat dengan sumber air, tidak berada di wilayah TN  Bibit  keberlangsungan produksi  Kecukupan tenaga kerja : pegawai kandang, DRH, dsb  Hak guna usaha (HGU)  dikeluarkan oleh Gubernur atau Bupati  Pengaturan limbah  Klimatologi dan geografi lahan (AMDAL)



10. Jika ada peyakit endemic di suatu daerah, apakah tidak boleh mendirikan peternakan? Bisa saja, asalkan peternakan tersebut mampu menerapkan biosekuriti yang baik. Selain dengan mendirikan pagar pembatas peternakan dan sanitasi lingkungan serta pegawai kandang, kekebalan ternak juga harus dijaga dengan melakukan vaksinasi. Namun sebaiknya tetap diingat bahwa mendirikan peternakan di wilayah endemic memiliki resiko penularan penyakit endemic lebih tinggi dibanding daerah bebas. 11. Apa itu biosekuriti? Apa saja bentuknya? Berbagai bentuk biosekuriti  Mendirikan pagar di sekeliling peternakan  hindari hewan liar atau manusia yang tidak berkepentingan masuk ke dalam wilayah peternakan  Celup kaki / boots (desinfektan) dan mandi untuk pegawai kandang  Semprot desinfektan untuk kendaraan yang masuk  Buku tamu / recording  Penggantian litter  ↓kadar ammonia, parasit, vector, dan agen penyakit lain  Batasi masuknya hewan pelihara dan hewan liar ke dalam wilayah peternakan  Perhatikan hama dan burung liar yang masuk ke wilayah peternakan  Vaksinasi  Desinfeksi dan kering kandang  Sediakan tempat pembakaran untuk cadaver/ ternak yang mati 12. Bagaimana pengaturan pakan sapi? Air dan hijauan (makanan pokok)  ad libitum, konsentrat (feed additive)  dibatasi yaitu 10% BB 13. Mikroba apa saja yang berada dalam rumen? Apa fungsi dan perannya? Streptococcus bovis ↑  ? Lactobacillus ↑  pH asam 14. Apa akibatnya jika sapi terlalu banyak diberi konsentrat? Bloat/timpani/kembung dan laminitis 15. Apa itu laminitis? Apa penyebabnya? Bagaimana patogenesanya? 16. Bagaimana pengobatan timpani? Pakai air kelapa (diminumin), ditusuk rumennya dengan menggunakan trocar untuk mengeluarkan gasnya 17. Apakah boleh dibedakan system pemeliharaan flock dengan individu? Ya, tentu saja. Jika hewan ternak  flock (massa), hewan kesayangan  individu. Karakteristik flock individu Tujuan pemeliharaan Hewan produksi : hasilkan susu, Hewan kesayangan daging, telur Nilai Economical value Personal value Vaksinasi Kekebalan 80-90% populasi Kekebalan individu Sakit dipotong dirawat



18. Apa saja penyakit pada hewan besar yang wajib diketahui? Sebutkan penyakit dan agennya! Ruminansia : Antraks, SE, brucellosis, fasciola, mastitis Kuda : strangles, laminitis, parasit, virus, clostridium tetani 19. Kalo 1 kandang kotor, apakah semua sapi dapat dipastikan terkena mastitis? Tidak, penyakit tidak hanya muncul karena lingkungan yang buruk atau adanya agen penyakit tetapi bergantung juga pada kondisi tubuh hewan. Jika hewan memiliki kadar calcium yang cukup dalam tubuh maka kontraksi spinkter mamae dapat berlangsung sempurna dan infeksi ascendens dapat dihindari 20. Apa kaitan hipokalsemia dengan mastitis? Pada kasus hipokalsemia, hewan kekurangan kalsium yang salah satu fungsinya adalah untuk kontraksi otot. Hal ini menyebabkan spinkter mamae terbuka dan terjadi infeksi ascendens dari kandang yang kotor. 21. Apa penyebab hipokalsemia? Bagaimana patogenesanya? Retensi sekundinae, dysplasia abomasum 22. Apa efek hipokalsemia? Degradasi calcium dari tulang yang menyebabkan tulang menjadi keropos. Selain itu, kita harus melihat fungsi kalsium  saraf, otot, tulang



MEDIS REPRODUKSI 1. apa definisi pemuliaan? Dikembangbiakan dan dipelihara untuk kepentingan produksi pangan. Pada proses ini dilakukan seleksi sifat ungguk dari pejantan dan betina untuk menghasilkan bibit unggul 2. Seberapa besar keberhasilan IB? Tidak terlalu besar 3. Apa saja syarat keberhasilan IB? Motilitas dan kualitas sperma yang bagus, siklus estrus dan berahi betina sudah disesuaikan dengan waktu IB 4. Sebutkan teknologi reproduksi veteriner! Embrio transfer (in vitro fertilization / IVF = bayi tabung), ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection) 5. Berapa jumlah sperma sapi dalam sekali ereksi? 6. Berapa jumlah sperma yang dibutuhkan dalam perkawinan? 1 sperma 7. Bagaimana cara mengembangbiakan kelinci? Kelinci  hewan territorial, terutama betina (sangat sensitive dengan teritorinya). Datangkan betina ke dalam kandang jantan supaya status betina lebih lemah dan lebih mudah menerima pejantan. Salah satu teknologi reproduksi untuk kelinci adalah IB 8. Apa keistimewaan kelinci betina? Mirip dengan kucing  ovulasi terjadi jika ada rangsangan mekanis (kawin) dalam periode estrusnya



IMUNOLOGI 1. Pada kondisi apa vaksin diberikan? Hewan sehat, tidak stress, cukup umur 2. Apa akibat vaksinasi pada hewan yang dibawah umur? Masih terdapat maternal antibody sehingga antigen dalam vaksin diikat oleh maternal antibody dan tidak memberikan respon kekebalan 3. Sebutkan vaksin yang diperlukan pada ternak (domba, sapi)! Brucellosis, antraks, SE, IBR Usia Vaksin



4. Sebutkan vaksin yang diperlukan pada kuda! Tetanus, strangle Usia



Vaksin



5. Kapan maternal antibody akan hilang pada unggas (ayam)? 6. Apakah keberadaan agen infeksius atau agen penyakit selalu dapat menimbulkan sakit? Tidak, bergantung pada derajat keparahan infeksi dan daya tahan tubuh hewan 7. Bagaimana tubuh hewan mempertahankan diri dari agen penyakit? Dengan menggunakan system imun (humoral dan cellular). Humoral  limfosit B, cellular neutrofil, limfosit T, eosinofil, dsb 8. Apa beda system imun humoral dengan cellular?



9. Sebutkan berbagai jenis vaksin



10. Apa itu vaksin reverse genetic? Sebutkan contohnya!



11. Apa beda vaksin hidup dengan vaksin mati? Apa tujuannya? parameter Vaksin hidup Dosis Lebih kecil adjuvant Tidak pakai Kekebalan yang diinduksi IgA (dipermukaan sel) Durasi pendek Contoh Marek



Vaksin mati Lebih besar pakai IgG, IgM (mamalia), IgY (unggas) Panjang (pelepasan perlahan)



12. Apa fungsi booster pada program vaksinasi? Meningkatkan kekebalan, melihat respon sel B memory dalam membentuk antibody untuk antigen yang dimasukkan 13. Apakah vaksin Marek memerlukan booster? Mengapa? Tidak,