BAHAYA ROKOK SHISHA (Bindo) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KARYA TULIS ILMIAH PRO KONTRA ROKOK SHISHA PADA KESEHATAN PARU-PARU (Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Bahasa Indonesia)



Dosen Pembimbing : Rasyid Sartuni, MA. Disusun Oleh



: Febrina Kusuma Putri



Nim



: 2011055



Kelas



: 1B



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS HUSADA 2020/2021



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pro kontra alat rokok shisha pada kesehatan paru-paru”. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata Ajar Bahasa Indonesia dengan materi penyusunan karya tulis ilmiah dan Ragangan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari awal pembuatan makalah ini sampai pada penyusunannya sangatlah sulit bagi penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini : 1. Kepada Bapak Rasyid Sartuni, MA yang memberikan tugas dan memacu penulis untuk mencari data tentang tugas karya tulis ilmiah sehingga penulis dapat memahami materi ini dengan detail dan menyeluruh. 2. Kepada Suami dan Orang Tua Penulis yang turut membantu menjaga Anak semata wayang penulis, sehingga penulis bisa mengerjakan tugas ini dengan maksimal 3. Kepada teman-teman kelas 1 B yang turut memberikan masukan kepada penulis untuk Menyusun makalah ini dengan runtut 4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu makalah ini Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengharapkan saran dan masukkan yang membangun. Akhir kata penulis berharap kepada Allah SWT agar membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi pengembang ilmu pengetahuan khususnya dalam konteks keperawatan.



Jakarta, 20 January 2021



Febrina Kusuma Putri ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................................i KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2 1.4 Ruang Lingkup Masalah......................................................................................2 1.5 Manfaat Penelitian Data Ilmiah...........................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengetahuan Dasar Mengenai Rokok Shisha………………………………….. 3 2.2 Kandungan Rokok Shisha....................................................................................6 2.3 Intisari global ......................................................................................................7 BAB III TUJUAN 3.1 Penyakit Yang Di Timbulkan Oleh Rokok Shisha……………………………. 8 BAB IV PRO KONTRA 4.1 PRO………………………………………….…………………………………15 4.2 KONTRA………………………………………………………………………15 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….15 5.2 Saran...................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16 DAFTAR RIWAYAT PENULIS………………………………………………………...17



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pergaulan luas masyarakat dunia khusus nya di Indonesia, Rokok Shisha adalah salah satu trend yang digemari oleh para perokok bahkan non perokok sekalipun. Di Negara UEA (United Emorates Arab) Rokok Shisha adalah salah satu hal yang sangat di gemari baik untuk laki-laki maupun perempuan, sehingga ketika masyarakat Indonesia mendengar bahwa banyak orang Arab yang mengkonsumsi Rokok Shisha, maka masyarakat Indonesia akan berbondong-bondong untuk menghalalkan dan menjadikan Rokok Shisha sebagai hal yang lumrah tanpa melihat sisi dampak kesehatan bagi pengkonsumsinya. Banyak dari orang Indonesia menganggap enteng dampak merokok khususnya dampak rokok Shisha yang menjadikan polemik hingga pro kontra di berbagai elemen masyarakat, padahal banyak sekali runtutan hal yang harus dikaji sebelum menentukan bahwa rokok shisha tidak berbahaya bagi kesehatan. Kurangnya penyuluhan tentan Rokok Shisha, kurangnya buku yang membahas bahaya merokok shisha, dan minimnya edukasi media sosial tentang merokok shisha menjadikan topik ini menarik untuk dibahas. Permasalahan akibat merokok saat ini sudah menjadi topik yang terus menerus dibicarakan. Telah banyak artikel dalam media cetak dan pertemuan ilmiah, ceramah, wawancara radio atau televisi serta penyuluhan mengenai bahaya rokok dan kerugian yang timbul karena merokok. Salah satunya adalah aspek sosial yang mempengaruhi keluarga, teman, dan rekan kerja. Seseorang yang bukan perokok bila terus-menerus terkena asap rokok dapat menderita dampak risiko penyakit jantung dan kanker paru-paru. Namun dikalangan masyarakat definisi Rokok biasa memiliki arti berbeda dengan Rokok Shisha, 50% Perokok Shisha percaya bahwa Rokok Shisha lebih sehat dari para merokok batangan Nikotin secara terus menerus. Karya tulis ilmiah ini bermaksud untuk mengupas tuntas pro kontra rokok shisha pada kesehatan paru-paru. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan keberhasilan berhenti merokok Shisha pada mahasiswa Sttikes RS Husada dan masyarakat luas ?



1



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk menjelaskan Bagaimana kerja Rokok Shisha 2. Untuk mengetahui Dampak merokok shisha pada kesehatan paru-paru 3. Untuk mengedukasi kecanduan menghisap Rokok Shisha 4. Untuk mengetahui Pengetahuan secara global mengenai Rokok Shisha



1.4 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan keberhasilan berhenti merokok Shisha pada kalangan Masyarakat Stikes RS Husada dan Masyarakat luas. Faktor-faktor yang diteliti meliputi frekuensi merokok Shisha, lama merokok Shisha, persepsi alasan berhenti merokok Shisha, niat berhenti merokok Shisa, dan upaya berhenti merokok Shisa. 1.5 Manfaat Penelitian Data Ilmiah 1. Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian ini dapat menyumbangkan informasi, evaluasi, dan perhatian untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan/kebijakan dan tindakan dalam menurunkan angka kesakitan akibat merokok. Baik merokok biasa hingga merokok Shisha. 2. Bagi jajaran Stikes RS Husada Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan dalam menentukan kebijakan untuk keefektifan peraturan larangan merokok dalam bentuk apapun di lingkungan STIKES RS HUSADA. 3. Bagi mahasiswa Stikes RS Husada Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam membangkitkan kesadaran bagi para perokok supaya menghentikan kebiasaan merokoknya. 4.



Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengetahuan Dasar Mengenai Rokok Shisha 2.1.1 Definisi Merokok Suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang mengalami



kecenderungan



terhadap rokok. Merokok



dapat



menimbulkan



ketergantungan bagi pemakainya. 2.1.2 Definisi Shisha Shisha atau biasa juga disebut hookah merupakan gaya merokok tembakau ala Timur Tengah. Cara merokok shisha berbeda dengan mengisap rokok tembakau pada umumnya. Shisha menggunakan tabung atau pipa yang berisi air dengan wadah sebagai tempat asap, bara, mangkuk, pipa, dan selang. Berikut gambar Shisha



1



2



3



4



5



6 7



8



10



9



Gambar 2.1.2.1



3



1. Mangkuk Tembakau 2. Mangkuk Grommet : Terbuat dari keramik, clay, atau metal. Ini digunakan sebagai tempat tembakau yang akan dihisap. 3. Baki Pipa 4. Batang Pipa : Merupakan tempat hookah hose, menghubungkan dengan bowl, vase and hose. Juga mendinginkan asap. 5. Grommet Selang : Pipa air yang digunakan untuk menghisap tembakau melalui air dingin. Nikotin dipanaskan di dalam wadah seperti mangkok yang terletak di bagian atas hookah dan asapnya disaring melalui air di bagian bawah hookah. 6. Katup Udara : Terdiri dari logam dan ball bearing. Ketika dihisap, air valve untuk pembuangan dari asap. Hal ini berguna pada saat tembakaunya mulai panas dan asapnya terasa terbakar. 7. Bantalan Bola 8. Segel Dasar 9. Botol Dasar : Water receptacle, biasa terbuat dari kaca atau dapat juga dibuat dari plastik atau akrilik. 10. Selang Hookah : Terbuat dari plastik atau karet dengan struktur logam yang member bentuk tube, ada yang dapat dicuci dan tidak dapat dicuci.



Gambar 2.1.2.2



Shisha atau biasa juga disebut hookah, merupakan gaya merokok tembakau ala Timur Tengah. Cara merokok shisha berbeda dengan mengisap rokok tembakau pada umumnya. Shisha menggunakan tabung yang berisi air. Di dalam tabung itu, tembakau dipanaskan dengan ditambahkan rasa buahbuahan. Tabung shisha juga dilengkapi dengan selang untuk menghirup asap yang 4



dihasilkannya. Shisha disebut-sebut sebagai cara yang aman untuk menikmati tembakau karena sudah dicampur dengan air sebagai filter, bahkan tidak jarang dicampur dengan wine. Tapi pendapat ini dipatahkan, karena terbukti kandungan tar dalam shisha jauh lebih tinggi daripada rokok.



Gambar 2.1.2.3



2.1.3 Variasi Rokok Shisha Kehadiran Shisha di Indonesia di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bogor, Purwakarta, Jogjakarta, Makasar dan Kota besar lainnya ini ternyata sudah lama, sebelumnya Shihsa masuk Indonesia hanya tersedia di berbagai restaurant, cafe-café elit, dan hotel-hotel megah, maka tak jarang orang mengenal Shisha sebagai “Rokok orang kalangan berduit”. Shisha kebanyakan di kenal oleh wisatawan asing juga dari Timur Tengah, Malaysia, Singapore, India, Maroko dan lain sebagainya. Produk Shisha Sebagian import dan memiliki rasa-rasa bervarian yang diyakini tidak membahayakan, Varian rasa yang ditawarkan pun beragam, seperti stroberi, vanila, ceri, kayu manis, apple, mint, bubble gum, tembakau lemonade dan masih banyak lagi varian hingga bisa di mix antara satu rasa dengan yang lain.



5



2.2 Kandungan Rokok Shisha Shisha mengandung tembakau dan kandungan beracun lain seperti nikotin, tar, karbon monoksida, arsenik, dan timah. Meski kandungannya sama, ternyata asap shisha lebih beracun daripada rokok tembakau. Shisha disebut-sebut sebagai cara yang aman untuk menikmati tembakau karena sudah dicampur dengan air sebagai filter, bahkan tidak jarang dicampur dengan wine, supaya lebih ahzek. Sayangnya, semua anggapan itu keliru. Tapi pendapat ini dipatahkan, karena terbukti kandungan tar dalam shisha jauh lebih tinggi daripada rokok. Merokok shisha lebih berbahaya dibandingkan merokok tembakau biasa. Menurut World Health Organization (WHO), merokok shisha selama satu jam sama bahayanya seperti mengisap 100 rokok. List Kandungan Shisha : 1.



Nikotin : dapat meningkatan risiko seseorang mengalami peradangan pada paru-paru. Selain itu, nikotin juga bisa melemahkan kemampuan jaringan pelindung di paru-paru untuk melindungi organ vital tersebut.



2.



Tar : merupakan zat kimia berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran, termasuk rokok. Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.



3. Karbon Monoksida : adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak



berasa.



Ia



terdiri



dari



satu



atom karbon yang



secara kovalen



berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api



berwarna



biru,



menghasilkan karbon



dioksida.



Walaupun



ia



bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon.



6



4. Arsenik



:



adalah unsur kimia dalam tabel



periodik yang memiliki



simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. 5.



Timah : adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50.Timah termasuk logam



pasca-transisi



di



kelompok



14



dalam



tabel



periodik.



Timah diperoleh terutama dari mineral kasiterit yang terbentuk sebagai oksida.



Gambar 2.2.1



2.3 Intisari Global Mengenai Rokok Shisha Rokok Shisha tidak seperti rokok biasa, tembakau pada shisha tidak terbakar secara terus menerus. Arang yang menyala diletakkan pada mangkok di atas pipa. Udara yang dihisap melalui mouthpiece akan mengaktivasi pembakaran tembakau oleh arang dan menimbulkan munculnya asap. Asap yang timbul akan didinginkan saat melewati reservoir air pada dasar pipa. Sayangnya, tidak seperti keyakinan masyarakat, air tidak membuat komponen racun pada asap menjadi tidak berbahaya. Jika dibandingkan dengan sebatang rokok tembakau, asap shisha mengandung arsenik dan nikel yang lebih tinggi, kandungan tar 36 kali lebih tinggi, dan karbon monoksida 15 kali lebih tinggi. Berdasarkan data tersebut diatas, disimpulkan bahwa Merokok Shisha Sangat Berbahaya bagi Kesehatan terutama Kesehatan Paru. Merokok shisha biasanya memakan waktu yang lebih lama dibandingkan merokok tembakau, sehingga kadar nikotin dan material karsinogenik lain yang masuk ke dalam paru-paru pun lebih tinggi.



7



BAB III TUJUAN 3.1 Penyakit Yang Di Timbulkan Oleh Rokok Shisha 2.1.4 Penyakit Umum Konsumsi shisha dapat menimbulkan dampak dari exposure tembakau pada penghisapnya. Arang menyebabkan pembakaran tembakau pada temperature tinggi yang meningkatkan kadar carbon monoxide (CO) dan material karsinogenik lainnya. Kandungan pada asap shisha dapat menimbulkan bahaya yang sama bahkan lebih besar dibanding asap rokok tembakau biasa. CO pada asap shisha dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit cardiovascular. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang juga terdapat pada asap dapat meningkatkan risiko kanker. Volatile aldehyde (VA) dapat menyebabkan terjadinya penyakit paru. Penghisap shisha memiliki risiko ketergantungan nicotine, kanker, dan gangguan pernapasan. Berikut adalah beberapa penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh menghisap shisha: 1. Penyakit jantung Komponen asap pada shisha mengandung banyak racun yang diketahui dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan berbagai penyakit jantung lainnya. 2. Kanker Shisha biasanya dihisap oleh si pengguna dalam waktu yang lebih lama dibandingkan rokok biasa. Sehingga otomatis, penghisap shisha menyerap racun lebih banyak daripada perokok biasa. Arang yang digunakan untuk memanaskan tembakau juga berpengaruh buruk bagi kesehatan. Bahkan setelah melewati air pun, asap shisha masih mengandung racun tingkat tinggi. Zat-zat semacam karbon



8



monoksida, logam, dan bahan-bahan kimia penyebab kanker (kanker paru-paru, kanker mulut dan kanker kandung kemih) terkandung di dalamnya.



3. Penyakit pada gusi Ada peningkatan nikotin dan cotinine dalam darah dan air liur perokok shisha yang memengaruhi jaringan gusi. 4. Bahaya penyakit menular Tabung dan selang shisha yang dipakai oleh kafe penyedia shisha bisa tidak dibersihkan dengan benar. Hal itu dapat mempermudah penyebaran penyakit menular, seperti tuberkulosis (TB), infeksi aspergillus (jamur yang dapat menyebabkan



infeksi



paru-paru



serius),



dan



infeksi helicobacter (radang



lambung). 5. Bahaya bagi wanita hamil Seorang wanita hamil yang menghisap shisha sebanyak satu tabung atau lebih per harinya berisiko melahirkan bayi berberat lahir rendah. Tidak hanya itu, bayi yang dilahirkan juga berisiko mengalami gangguan pernapasan. 6. Bahaya bagi kaum pria Kesuburan pria berkurang Kandungan logam berat pada shisha seperti arsenik, kromium, timah, dan kobalt dalam air mani dapat berdampak buruk pada kuantitas dan kualitas sperma. Saat ini, masyarakat mengkonsumsi nikotin dalam berbagai macam bentuk. Mulai dari menghisap rokok tradisional, e-cigarette, hingga shisha. Oleh karena itu, dalam proses underwriting lebih baik ditanyakan kebiasaan atau riwayat konsumsi tembakau dalam segala bentuk, bukan hanya dalam bentuk rokok. Dalam proses penilaian kita harus memperhatikan berapa kadar nicotine dalam shisha yang dikonsumsi karena kadar nicotine yang terkandung dalam shisha dapat saja berbeda-beda. Dampak negative yang ditimbulkan juga kurang lebih sama dengan yang ditimbulkan rokok biasa. Kalau mau ikut pergaulan, sepertinya gaul yang ini bisa



9



berdampak buruk bagi kesehatan deh. Lebih baik budget pergaulannya dipake buat belanja atau makan enak. Perut senang, hati riang, badan sehat.



2.1.5 Penyakit Paru Bahaya merokok shisha ternyata berpotensi menyebabkan komplikasi pada organ paru, seperti menimbulkan penyakit paru  obstruktif kronis dan bronkitis. a. Penyakit Paru Obstruktif Kronis Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paruparu yang berkembang dalam jangka panjang. PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek). Dua kondisi yang paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis dan emfisema. Gejala PPOK seringkali tidak muncul sampai paru-paru mengalami kerusakan yang signifikan dan kinerjanya sudah semakin memburuk seiring berjalannya waktu, apalagi jika pengidap tetap merokok. Pada bronkitis kronik, gejala utama yang dialami pengidap adalah batuk berdahak yang berlangsung minimal 3 bulan dalam 2 tahun. Gejala lain pada PPOK dapat meliputi: 



Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.







Mengi.







Produksi dahak yang banyak.







Batuk kronik yang produktif.







Seringnya terpapar infeksi saluran napas.







Mudah lelah.







Sianosis pada kuku maupun bibir.







Penurunan berat badan.







Bengkak pada pergelangan kaki, kaki, atau betis.



10



1. Diagnosis pemeriksaan



PPOK



dilakukan



berdasarkan



wawancara



fisik yang dibantu dengan pemeriksaan



medis



dan



penunjang.



Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi: -



Tes fungsi paru-paru. Tes ini bertujuan untuk mengukur jumlah udara yang bisa kamu hirup dan hembuskan, dan apakah paru-paru memberikan oksigen yang cukup ke darah. Spirometri adalah tes fungsi paru-paru yang paling sering digunakan. Pada tes ini, kamu akan diminta untuk meniup udara ke dalam tabung besar yang terhubung ke mesin kecil yang bernama spirometer. Mesin ini dapat mengukur berapa banyak udara yang mampu ditahan oleh paru-paru pasien dan seberapa cepat pasien dapat mengeluarkan udara dari paru-parunya. Spirometri dapat mendeteksi PPOK, bahkan sebelum gejala penyakit tersebut muncul. Tes ini juga digunakan untuk mengukur perkembangan penyakit dan untuk memantau seberapa baik pengobatan bekerja.



-



X-ray dada dapat mendeteksi adanya emfisema yang merupakan salah satu penyebab utama PPOK.



-



CT Scan juga dapat dilakukan untuk mendeteksi emfisema dan memprediksi keuntungan yang bisa didapatkan melalui operasi. Selain itu, CT Scan juga dapat digunakan sebagai skrining terhadap kanker paruparu. PPOK bisa menyebabkan banyak komplikasi, antara lain: 



Infeksi pernapasan. Pengidap PPOK rentan terserang flu dan



pneumonia. 



Masalah jantung. Untuk alasan yang belum jelas, PPOK bisa



meningkatkan risiko penyakit jantung, salah satunya serangan jantung. 



Tekanan darah tinggi. PPOK dapat menyebabkan tekanan darah tinggi



di arteri yang membawa darah ke paru-paru. 



Depresi. Kesulitan bernapas membuat kamu tidak bisa melakukan



banyak hal. Kondisi ini bisa membuat kamu lama kelamaan mengalami depresi. 2. Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis



11



PPOK merupakan penyakit yang bisa diobati dengan melakukan beberapa perawatan. Bahkan bila PPOK sudah mencapai tahap lebih lanjut pun, masih ada terapi yang efektif untuk mengendalikan gejala dan mengurangi risiko komplikasi. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan PPOK: 



Berhenti Merokok



Ini adalah langkah terpenting dalam mengatasi PPOK. Berhenti merokok adalah satu-satunya cara agar PPOK tidak bertambah buruk, yang pada akhirnya bisa mengurangi kemampuan bernapas. 



Pemberian Obat-obatan



Dokter dapat memberikan beberapa jenis obat untuk mengobati gejala dan komplikasi PPOK. Pengidap dianjurkan untuk mengonsumsinya  secara teratur dan sesuai kebutuhan. 



Terapi Paru-paru



Dokter sering menggunakan terapi tambahan ini untuk pengidap PPOK yang sedang sampai berat. 



Operasi



Operasi adalah tindakan bagi pengidap emfisema yang parah dan tidak mempan lagi diobati dengan obat-obatan. Pilihan operasi yang biasanya dilakukan adalah operasi pengurangan volume paru-paru, transplantasi paru-paru, dan bullectomy.   3. Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis Pencegahan utama dan yang terbaik untuk menghindari PPOK adalah dengan menghindari paparan rokok, baik secara aktif maupun pasif. Oleh sebab itu, bagi orang yang tidak merokok disarankan untuk tidak mencoba rokok dan sebisa mungkin menghindari asapnya. Sedangkan bagi perokok, cara terbaik adalah berhenti merokok dan juga menghindari paparan asapnya.



12



Bagi para pekerja yang bekerja di lingkungan yang penuh dengan bahan kimia yang dapat membuat paru-paru menjadi iritasi, disarankan untuk menggunakan alat pelindung seperti masker. b. Penyakit Paru Bronkitis adalah sebutan untuk infeksi yang menyerang saluran pernapasan utama dari paru-paru atau yang disebut dengan bronkus. Akibat penyakit ini, maka akan



terjadi



peradangan



atau



inflamasi



yang



kemudian



akan



menimbulkan gejala yang mengganggu pernapasan. Bronkus berfungsi sebagai saluran yang membawa udara dari dan menuju paruparu. Seseorang yang menderita bronkitis biasanya ditandai dengan munculnya gejala batuk yang berlangsung selama satu minggu atau lebih. Secara umum, bronkitis terbagi menjadi dua tipe, yakni: -



Bronkitis akut. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak berusia di bawah 5 tahun. Bronkitis tipe akut biasanya pulih dengan sendirinya dalam waktu satu minggu hingga 10 hari. Namun, batuk yang dialami dapat berlangsung lebih lama.



-



Bronkitis kronis. Bronkitis tipe ini biasanya dialami oleh orang dewasa berusia 40 tahun ke atas. Bronkitis kronis dapat berlangsung hingga 2 bulan, dan merupakan salah satu penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).



Gambar 3.1.b



1. Bronkitis yang memburuk dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, berpotensi menimbulkan komplikasi berupa pneumonia. Pneumonia adalah 13



peradangan pada satu atau kedua kantung paru-paru. Seseorang yang sudah mencapai tahap ini akan merasakan gejala berupa: -



Nyeri dada ketika batuk bahkan bernapas.



-



Badan terasa lelah.



-



Linglung, atau terjadi penurunan kesadaran.



-



Mual dan muntah.



-



Diare.



2. Gejala dan Penyebab Bronkitis Gejala bronkitis adalah batuk, yang dapat disertai sesak napas dan sakit tenggorokan. Pada kasus yang parah, batuk dapat menyebabkan nyeri dada bahkan penurunan kesadaran. Bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, dan lebih rentan menyerang perokok dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Salah satu kelompok yang rentan terkena bronkitis adalah anak-anak. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena bronkitis, antara lain: -



Tidak menerima vaksin influenza atau pneumonia.



-



Sering terpapar zat-zat berbahaya, seperti debu atau amonia.



-



Berusia di bawah 5 tahun atau lebih dari 40 tahun.



3. Pengobatan Bronkitis Bronkitis ringan dapat hilang dengan sendirinya. Namun jika kondisinya cukup berat, bronkitis harus diatasi dengan obat-obatan, seperti obat batuk berdahak. Untuk membantu pengobatan, disarankan untuk banyak minum air putih dan istirahat yang cukup. Bronkitis dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain: -



Menghindari rokok.



-



Menerima vaksin flu dan pneumonia.



-



Menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan setiap usai beraktivitas.



-



Mengenakan masker untuk menghindari paparan senyawa berbahaya. 14



BAB IV PRO KONTRA 4.1



PRO Bagi penggemar Shisha yang suka akan berbagai varian rasa, hal ini dapat menjadi



jalan keluar pemecah stress dan banyak pengkonsumsi menyatakan Shisha lebih baik dari pada narkotika (obat-obatan terlarang).



4.2



KONTRA Konsumsi shisha dapat menimbulkan dampak dari exposure tembakau pada



penghisapnya. Risiko Kanker dan Penyakit Lainnya. The Mayo Clinic mengatakan bahwa merokok hookah membawa banyak risiko medis yang sama dengan merokok. ketergantungan nikotin. Efek samping shisha. risiko penyakit menular. Risiko Lebih Rendah dari Pewarnaan Gigi dan berbagai.



BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dapat di simpulkan bahwa dalam Rokok bagi Kesehatan adalah BERBAHAYA. masih sangat banyak pembahasan ilmiah yang harus dipelajari, karya tulis ilmiah ini belum meliputi keseluruhan tentang dari materi yang dibahas, namun sebagian besar penjelasan dan bahayanya sudah dijelaskan dalam karya tulis ilmiah ini. 4.2 Masukan untuk Penulis Penulis memahami banyaknya materi tentang Pro Kontra Bahaya Rokok Shisha Pada Kesehatan Paru yang belum masuk dalam karya tulis ilmiah ini, maka dibutuhkan banyak masukan atau saran agar menjadikan karya tulis ilmiah ini lebih baik lagi.



15



DAFTAR PUSTAKA Cochrane, e.m., barkway p., nizette d. 02 Jan 16 | 09:10 https://www.idntimes.com/hype/funfact/erny/terungkap-shisha-vs-rokok-mana-yang-lebih-berbahaya/full Depkes ri. (2014). Riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013. Jakarta: depkes ri. Elder, r, evans k., nizette d. (2012). Psychiatric and memtal health nursing 2nd. Australia: elsevier. Suryaputri,



I.



Y.,



Utami,



N.



H.,



&



Mubasyiroh,



R.



02



March



2017



https://www.indonesiare.co.id/id/article/bahayakah-menghisap-shisha Elder, r, evans k., nizette d. (2012) https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-paruobstruktif-kronis



16



RIWAYAT HIDUP PENULIS



Febrina Kusuma Putri lahir di Surabaya 20 Februari 1991 anak ketiga dari pasangan Bapak Marzuki dan Ibu Meutia Andrini. Sejak kecil sering berpindah tempat tinggal mulai dari Surabaya, Malang, Semarang, Solo, Makasar dan Kediri. Pada tahun 2002 lulus dari SD Menanggal 601 Surabaya lalu pada menempuh pendidikan di SMP di Ulul Albab Taman Sepanjang- Sidoarjo lulus pada tahun 2007, menempuh pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Taman, Jawa Timur dan lulus pada Tahun 2010, kemudian melanjutkan Studi Prasetiya Mulya Jakarta dengan jurusan General Business Management dan lulus pada tahun 2017. Penulis memiliki pengalaman bisnis dalam bidang seni, restaurant dan salon kecantikan. Kemudian bekerja sebagai professional di sebuah perusahaan bertafar Internasional sebelum akhirnya memutuskan untuk memulai untuk mempelajari skill di bidang Kesehatan atas saran dan dukungan dari suami dan keluarga.



17