Baju Adat Lampung Saibatin Dan Pepadun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



:



Nadia Yolanda



NPM



:



18140028



PAKAIAN ADAT LAMPUNG SAIBATIN DAN PEPADUN Lampung merupakan salah satu kota yang berada di ujung pulau Sumatera. Kota ini memiliki sejuta pesona alam yang sangat indah. Tidak hanya itu, Lampung juga sangat kaya akan kebudayaannya. Terlebih, masyarakat adat Lampung yang terbagi dua yaitu Lampung Sai Batin dan Pepadun yang membuat kebudayaan Lampung menjadi lebih beragam. Salah satu contohnya adalah pakaian adat mereka. Pakaian adat Lampung Saibatin dan Pepadun memiliki keunikan dan filosofi yang berbeda. Bahkan dalam satu adat pun, ada beragam pakaian adat yang biasa digunakan pada saat pernikahan tergantung dari wilayahnya.



Pakaian Adat Lampung Saibatin Masyarakat Adat Lampung Saibatin adalah suku asli Lampung yang sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung. Saibatin sendiri memiliki makna satu batin atau satu junjungan. Suku ini hanya memiliki satu raja adat di setiap generasi kepemimpinan. Saibatin menjunjung sifat aristokratis dalam pemerintahannya. Dengan begitu, kedudukan adat hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan. Di samping itu, keunikan Suku Saibatin terlihat dari segala sesuatu yang digunakan dalam ritual adat. Ciri yang paling terlihat adalah bentuk siger atau mahkoa pengantin yang hanya memiliki tujuh lekukan. Tujuh lekukan ini memiliki makna tujuh adoq, yaitu suttan, raja jukuan atau depati, batin, radin, minak, kimas, dan mas. Berikut adalah pakaian adat Lampung Saibatin.



1. Adat Paksi Pak Sekala Bekhak



Pakaian adat Lampung Saibatin yang ada di Lampung bagian barat khas lingkungan Adat Paksi Pak Sekala Bekhak. Pakaian ini didominasi warna merah hati dan warna emas. Dengan detail pakaian sebagai berikut :







Aksesoris Kepala : Tukku / Tungkus untuk pria dan Sigokh lekuk pitu untuk wanita.







Selempang Jung Sarat atau Limakh.







Layang Konci sebagai baju bebe penutup dada dan bahu.







Memakai baju/Kaway Kebayan Bakas (laki – laki) dan Bebay (perempuan) dengan motif Bintang atau Kumbang Tabukh.







Kalung Papan Jajar, Kekalah Bangkang 3 susun dan Sabik Gajah Minung







Gelang Kana.







Pending Bebuduk sebagai ikat pinggang.







Terapang atau Keris untuk Pria.







Sinjang Buppak dan Celana Suluh untuk pria dan Sinjang Buppak atau Kain Tapis Pesisir sebagai sarung wanita.







Selop Betutup sebagai sandal / sepatu.



2. Maju Pesisir Selatan Kalianda



Pakaian adat Lampung Pesisir, berlaku di daerah Lampung Bagian Selatan mulai dari Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Bandar Lampung dan Lampung Selatan. Secara umum Pakaian adatnya berupa : 



Sigokh lekuk pitu untuk perempuan.







Kopiah / ketupung tenun atau kikat atau picung ( jenisnya tergantung daerah / Makhga / Buay yang jelas bentuknya kain tenun sejenis songket berwarna merah, bukan kopiah emas) untuk laki-laki.







Kalung Papan Jajar, Kalung Kekalah Bangkang masing-masing 3 buah.







Sabuk emas atau Bebinting Kemunduk / Bebuduk.







Gelang Kana masing-masing 3 pasang.







Keris atau Tekhapang diperuntukan hanya bagi Saibatin dan Khaja saja.







Baju atau Kaway (warna menyesuaikan Adok).







Celana (warna hitam atau menyesuaikan Adok).







Selempang (warna dan jenis kain Menyesuaikan adok).







Sarung Tumpal.







Selop Betutup.



Dalam pakaian adat yang berlaku di sini, warna mencerminkan Adok / gelar apa yg disandang oleh sipemakainya. Ada empat warna yang berlaku yaitu: 1. Putih sebagai warna milik Saibatin (adok: Sutan, Pengikhan, Dalom, Batin). 2. Kuning sebagai warna milik Khaja. 3. Merah sebagai warna milik bangsawan beradok Khadin, Minak, Kimas, dan Mas. 4. Hitam sebagai warna milik Khakhayahan atau masyarakat biasa.



3. Saibatin / Pesisir Keratuan Darah Putih



Pakaian adat Lampung Pesisir, yang ada di Way Handak, khas Keratuan Darah Putih, Kalianda, Lampung Selatan. Dengan rincian sebagai berikut: 



Tungkus Hanuang Bani sebagai aksesoris kepala pria.







Siger Khas Keratuan Darah Putih dengan aksen rumbai pendek yang memenuhi siger ditambah dengan aksen bola – bola benang wool diatasnya untuk asesoris kepala wanita.







Kemeja atau beskap untuk pria dan kebayan untuk wanita, biasanya berwarna putih atau merah (menyesuaikan Adoknya).







Selempang Jungkhlok (Kain Limakh / Jungsarat yg dilapisi kain putih atau kuning) dan atau Kain Jungkhlok (Limakh / Jungsarat) saja sesuai dengan Adok yang disandangnya.







Aksesoris Kalung Papan Jajar.







Kalung Takkal / Bangkang / Buah Jukum 4/6/7/9/12 buah.







Gelang Kana 4/6/7/9/12 pasang.







Sabuk (bebinting).







Keris / Tekhapang.







Sarung / Kain Tumpal untuk pria dan wanita dan atau Tapis Cucuk Handak untuk Wanitanya.







Celana pria menyesuaikan warna baju.







Selop Betutup.



4. Maju Melinting Pesisir



Pakaian adat Lampung Pesisir khas dari daerah timur Lampung yaitu pakaian adat Lampung Pesisir Keratuan Melinting. Dengan kelengkapan sebagai berikut : 



Aksesoris kepala pria menggunakan Kopiah Mas khas melinting lengkap dengan Seraja Bulan, Jukuk Pakken, dan Pandan Mas.







Aksesoris kepala wanita yaitu Siger Lekuk Pitu (7 lekuk) dengan aksen rumbai yang menjuntai lebar khas melinting.







Selikkap Kikat akkinan sebagai penutup bahu pria.







Selappai atau Selempang Putih untuk penutup bahu wanita.







Kalung Bangkang / Buah Jukum / Sabik Bebaturan.







Kalung Papan Jajar.







Gelang Kana / Kano dan Merui.







Bebitting / sabuk.







Punduk atau Terapang sebagai senjata pria.







Kerimbung Andak yaitu kain putih yang dililitkan dipinggang sampai paha.







Kain Tumpal untuk pria.







Kain Sinjang Bidak Tapis Celong / Tapis Cukkil.







Selop Betutup.



Pakaian Adat Lampung Pepadun Masyarakat adat Lampung Pepadun merupakan penduduk asli lampung yang menempati daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi Lampung. Menurut sejarah, suku ini berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih. Pepadun memiliki arti bangku atau singgasana kayu yang merupakan simbol status sosial tertentu dalam keluarga. Nama ini diambil dari alat yang dipakai dalam sebuah upacara adat bernama Cakak Pepadun. Berbeda dengan Lampung Saibatin, Suku Lampung Pepadun dipimpin oleh raja yang tidak harus berasal dari keluarga bangsawan. Setiap masyarakat punya peluang yang sama untuk memiliki status sosial tertentu, dengan satu syarat, orang tersebut dapat menyelenggarakan upacara adat Cakak Pepadun. Selain dari sisi pemerintahan, perbedaan yang mencolok juga terlihat dari sisi pakaian adatnya. Lampung Pepadun memiliki pakaian adat yang berbeda dari segi tampilan dan filosofinya. Berikut adalah pakaian adat Lampung Pepadun.



1. Pakaian Adat Pepadun Way Kanan



Beralih ke Lampung Pepadun, kali ini kita akan bahas pakaian adat Lampung Pepadun. Dalam gambar ini dituliskan Pakaian Adat Lampung Pepadun dari Way Kanan, namun pakaian ini saat ini umum dipakai oleh hampir semua masyarakat Pepadun, dengan rincian sebagai berikut : 



Pria memakai hiasan kepala yaitu Kopiah Mas.







Wanita memakai Siger Lekuk Siwo (9) dengan hiasan Seraja Bulan dan Cempaka/Beringin serta penekan yg dililitkan di dahi.







Subang Giwir untuk wanita.







Memakai Jas Tutup / Beskap / Kemeja Putih Untuk Pria.







Baju Kurung Putih Brokat / Sulam Usus dengan rumbai ringgit umumnya tanpa lengan untuk wanita.







Selikkap Jung Sarat yang dibuat seperti huruf “V” untuk pria.







Sesapur Handak yg dipasang dibagian depan dari dada hingga ke bawah dengan rumbai ringgit di bawahnya







Baju Bebe Sulam Usus untuk menutupi bagian bahu dan dada wanita.







Memakai Kalung Papan Jajar, Buah Jukum disilangkan, Sabik Inuh.







Gelang Burung, Gelang Kano, Gelang rui / Duri, Gelang Pipih / Bibit.







Sabuk Bulu Seratti.







Buah Manggus.







Punduk / Terapang senjata pria.







Sarung Gantung Bidak Cukil / Kain Betumpal untuk pria.







Sarung Tapis Dewa Sana / Jungsarat dengan rumbai ringgit untuk wanita.







Selop Betutup.



2. Maju Abung-Bauy Nunyai



Pakaian adat Lampung Pepadun Khususnya dari Abung-Buay Nunyai yang ada di Lampung Utara. Pakaian ini terlihat masih sangat klasik dimana tidak menggunakan baju bagi pria dan menggunakan kemban bagi wanitanya. Dengan rincian sebagai berikut : 



Hiasan kepala pria menggunakan Kopiah Emas.







Hiasan Kepala Wanita menghunakan Siger Suhun Lekuk Siwo (9) dengan hiasan bunga cempaka, Seraja Bulan, Penekan, dan hiasan gantung Bulan Taji, Sanggul Belatung Tebak, Subang Giwir, dan Hiasan Bunga Melur (sejenis melati).







Pria memakai Selikkap Jungsarat sebagai penutup bahu.







Wanita memakai Sesapur Tumpal sebagai kemban, Bebe Putih Sulam Usus sebagai penutup bahu dan dada.







Menggunakan Selempang Jungsarat / Sembagi dilapisi Selempang Handak (Putih) di bahu kanan, dan Selempang Jungsarat /Cindai dilapisi Selempang Sembagi di bahu kiri lalu disilangkan.







Aksesoris Kalung Buah Jukum disilangkan, Kalung Papan Jajar, Kalung Sabik Inuh, Kalung Sabik Bebuluh.







Gelang Burung, Gelang Kano, Gelang Rui, Gelang Pipih / Bibit / Caro mekah.







Buah Manggus sebagai gantungan di tangan.







Sabuk Bulu Seratti.







Sabuk Handak untuk pria biasanya dililitkan di Punduk atau Terapang.







Punduk / Terapang sebagai senjata pria.







Celana dan Sarung Sinjang Tumpal dilapisi Kain Bidak Cukil untuk pria.







Sarung Sinjang Tapis Jungsarat berumbai ringgit untuk wanita.







Selop betutup.



3. Adat Pepadun Sungkai



Pakaian adat Lampung pepadun khususnya untuk Marga Sungkai Bunga Mayang, rincian sebagai berikut : 



Hiasan kepala pria menggunakan Kopiah Emas.







Hiasan kepala wanita mengenakan Penekan, Siger Suhun, Seraja Bulan, Hiasan Cempaka atau Beringin dan Hiasan Bulang Taji, menggunakan Sanggul Belatung Tebak dan hiasan Bunga Melur sejenis bunga melati.







Pakaian pria menggunakan beskap atau kemeja berwarna putih.







Pakaian wanita mengenakan kebaya atau baju kurung berwarna putih.







Pria menggunakan satu selempang Jungsarat sebelah kanan saja.







Wanita menggunakan dua buah selempang yaitu Selempang Handak atau selempang putih di bagian kanan dan Selempang Jungsarat di bagian kiri serta menggunakan Baju Bebe Sulam Usus untuk menutup bahu dan dada.







Mengenakan kalung Buah Jukum disilangkan, kalung Papan Jajar, kalung Sabik Inuh, kalung Sabik Buluh, -mengenakan Gelang Burung Gelang Kano, Gelang Ruwi dan Gelang Pipih.







Ikat pinggang Bulu Seratti.







Senjata keris atau Punduk atau Tekhapang untuk pria.







Celana berwarna putih dan sarung gantung Kain Tumpal untuk pria.







Sarung Tapis Jungsarat atau Dewa Sano berumbai Ringgit untuk wanita.







 Selop Betutup.



4. Pubian Telu Suku Lampung



Pakaian adat Lampung Pepadun dari jurai Pubian Telu Suku, yuk langsung saja : 



Hiasan kepala pria mengenakan Kopiah Mas.







Hiasan kepala Wanita memakai Siger Suhun Lekuk Siwa (9), hiasan Bulang Taji, Hiasan Seraja Bulan, Hiasan bunga Cempaka, Penekan, Sanggul, dan bunga Melur (sejenis melati).







Zaman dahulu pria tidak memakai baju, hanya dililitkan Selempang atau selikkap Jungsarat, namun saat ini umumnya memakai kemeja atau beskap putih.







Wanita memakai baju kurung brokat putih panjang.







Kalung Buah Jukum, Kalung Papan Jajar, Kalung Sabik Inuh.







Gelang Burung, Gelang Kano, dan Gelang Pipih.







Ikat pinggang Bulu Serratti.







Kain Tumpal dilapisi Sesapuran Cindai untuk Sarung Gantung Pria.







Celana Putih untuk pria.







Tapis Jungsarat untuk Sarung Wanita.







Selop Betutup sebagai Sendal / Sepatu.