Basic Mechanical Ventilation [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Basic Mechanical ventilation dr. Antonius Beny Setiawan, Sp.An 



Jenis2 Ventilator:  Hamilton C1 => yg dipakai utk demonstrasi, plg kompleks  Hamilton C2  Hamilton C3  Terbaru => C6, D5, S1







Tentang Ventilator Hamiton C1:  Dipakai utk demonstrasi, paling kompleks  Sudah internal throbbing (?)  transport mudah bs pakai troli atau di tenteng langsung utk di taruh di atas tempat tidur  Sangat ringan  4,9 kg  Touch-screen  Sumber gas  high pressure (pakai O2 di dinding RS/tabung O2 dgn setting high pressure) atau low pressure (dgn flow meter biasa dgn tabung kecil)  Dilengkapi dgn baterai internal







Tahap persiapan? 1) Breathing Circuit  = Selang yg menghubungkan aliran gas dari ventilator hingga ke pasien  Parsial?  Inspirasi (dalam) & Ekspirasi (luar) dibatasi dlm tabung yg berbeda  suhu udara keluar saat ekspirasi dapat menghangatkan suhu udara inspirasi 2) Flow Sensor  Sangat vital, utk menangkap flow & pressure yang menuju ke pasien maupun yang dari pasien 3) Heat Moister Exchanger (HME)  Menghangatkan dan Melembapkan udara yang dari ventilator utk menuju ke pasien  udara yg sampai ke pasien adalah udara yg hangat & lembab  Ada bacterial sensor juga



4) Kalibrasi: a. Tightness b. Flow sensor c. O2 cell  Ada tanggal & jam dilakukan kalibrasi  Setelah di kalibrasi  sudah siap dipakai ke pasien  Tightness & flow sensor  ini yg plg penting untuk di-set sebelum diberikan pd pasien 5) Status demografik pasien  TB di-input datanya, lalu ideal body weight akan scr otomatis ter-input dalam ventilator ini  Jenis kelamin juga di-input  Berkaitan dgn penentuan volume tidal (VT) yg akan dipakai 



Alat2 dan Prosedur Intubasi:  Posisikan pasen dalam sniffing position (leher ekstensi)  jalan nafas terbuka  Beberapa alat yg bs dipakai utk intubasi: - Oropharyngeal airway  menjaga patensi airway (srg kali pangkal lidah itu menghalangi jalan nafas) - Laryngeal mask airway (LMA)  menjamin lidah tidak jatuh kebelakang & masker menjamin pasokan oksigen di depannya laring - Masker full-face  hidung & mulut tercover - Masker hidung  besaran tergantung dari masing2 pasien (baik anak maupun dewasa)  ketat - Endotracheal Tube (ETT)  menjamin patensi airway  ada bbrp bentuk ‘kinking’ dan ada jg yg utk kasus bibir sumbing - Nasopharyngeal Tube  dipakai di daerah nasofaring, bs merangsang reflek muntah - Ambu-bag  sementara ventilator disiapkan, alat ini bs dipakai (manual breathing support) - Jacksonrees  juga bs dipakai utk memberikan breathing support smbl menunggu ventilator - Syringe  utk mengembangkan balon - Alat utk mengukur tekanan cuff dari ETT  penting, karena ada ketentuan nya utk masing2 ETT (harus pas!)  jk berlebih  bs terbentuk fistel trakeo-esofagus  Setiap pasien yg mau dilakukan mechanical ventilation  ventilator harus siap dulu, baru intubasi pasiennya! (jangan kebalik)







Mode Ventilator?



1) Non-Invasive Ventilation (NIV)  Pakai ventilator dgn mode “non invasive”  Pasien masih sadar & masih bs nafas spontan  modal dasar untuk mode ini!  Bisa atur pressure dan RR nya  NIV bisa dengan PEEP?  bisa, tapi hati2  semakin tinggi PEEP  tekanan bagi pasien makin tinggi  Masker hidung harus ketat, tdk boleh ada kebocoran  tapi hati2 jangan teerlalu ketat bgt, bisa cedera krn penekanan jg pasiennya; kalau gk kita jg bisa ganti pakai masker full-face  NIV  observasi tdk perlu >3 hari  NIV dengan LMA  juga bisa dilakukan, mis.: dgn pasien yg sudah apneu, penurunan kesadaran  kembangkan & hubungkan dengan breathing circuit  ini dapat dilakukan utk sementara sambil menunggu dokter spesialis anestesi utk datang untuk melakukan intubasi  Pasien dgn apneu & penurunan kesadaran  selain mode NIV, bs pakai mode support juga. Kalau mode control  takut udara sebagian besar malah masuk ke lambung.  IDEALNYA KALAU UDH GK SADAR PASIENNYA HARUS INTUBASI (udara pasti masuk ke trakea jika pemasangan ETT benar), tapi sambil menunggu bs pakai LMA dlu  udara sebagian masuk ke trakea dan sebagian kecil ada yg ke lambung  makanya jangan pakai mode kontrol (malah nanti udara masuk semua ke lambung  risiko aspirasi!) 2) Invasive Ventilation  Terdapat 2 kontrol: a. Volume  Terdapat kapasitas  mau kasih udara berapa?  tidak boleh melebihi kapasitasnya, bisa barotrauma b. Pressure  Setting pressure sekian  ternyata cukup dgn kapasitas volume  tidak hipoventilasi  Jika setting tidak benar  hati2 hipoventilasi  tergantung dari elastisitas paru, jika bagus -> pengisian udara baik. Jika kondisi elastisitas & komplians paru tdk baik -> udara yg masuk sesuai dgn kapasitas nya -> hipoventilasi & terbentuk dead space 3) Supportive  Sesuaikan dengan mode dasar  volume x volume; pressure x pressure



 Tidak selamanya pasien di berikan mode kontrol, karena malah akan ada kerugian bagi pasien  mis.: otot melemah, pasien tdk mau nafas spontan, pneumothorax, VAP (Ventilation Associated Pneumonia), dll  sebaiknya secepatnya kita ganti dari control jadi support jika pasien memang sudah memungkinkan utk diubah  Apakah suatu mode tertentu selalu cocok dgn pasien tertentu?  belum tentu; begitu terkoneksi pasien & ventilator  EVALUASI!  KU, TTV, TD, dll  Bbrp pasien yg butuh pasokan O2 tinggi  ex: post-cardiac arrest, cardiomyopathy, post op. bypass jantung, dll  Jika sudah terintubasi & terhubung dgn ventilator  pantau hemodinamik, jgn sampai turun krn pemberian ventilator (terutama dgn PEEP tinggi  tek. Intratorakal meningkat  penekanan pd jantung  tensi turun; pantau juga status hidrasi (euvolemia, hypervolemia, hypovolemia) 



Proses Weaning?  Begitu pasien sudah bisa nafas spontan, kesadaran baik, RR normal, SpO2 baik dan FiO2 serendah mungkin  ekstubasi  Jika weaning terlambat  komplikasi makin banyak  Jika memang blm bisa weaning, kalau perlu balikkan lagi ke mode support atau bahkan mode control  JANGAN PAKSAKAN UTK WEANING JIKA MEMANG KLINIS PASIEN BLM MEMBAIK!  Setiap proses weaning, selalu lakukan monitoring terhadap parameter2 yg kita ubah  Kesimpulan: Nafas Spontan  Support  Control  Jika membaik, Weaning!



DISKUSI KASUS SKILL LAB 2: Kasus 1: HHD = Hypertensive Heart Disease ALO = Acute Lung Oedema



Jawaban: Terapi awal



-



Support O2 NRM 15 lpm atau Jackson Rees 15 lpm (klo JR bisa pakai mode PEEP  sangat sesuai sambil menunggu dokter Sp.An utk intubasi; dengan target SpO2 96%)  pasien di SpO2 room air 90% dengan FiO2 21%  hipoksia  work off breathing sudah kencang 30-35x  tanda2 distress nafas  ronchi & wheezing  masalah di alveoli nya, curiga: oedem paru  bukti: tensi tinggi & nadi tinggi, tapi bisa juga tensi & nadi tinggi krn adrenaline discharge yg meningkat  Tidak semua UGD ada ventilator



-



Ventilator mode NIV  Ps (pressure support) 10-11 dengan target Tidal Volume 550-700 mL (dosis 6-8 cc/kgBB), PEEP 5, FiO2 100%  Ini bisa dilakukan sebelum melakukan tindakan invasif, karena kan ya butuh informed consent, menunggu dokter Sp.An datang, tidak semua tenaga medis mahir dalam intubasi atau alat nya tidak tersedia, dsb



-



Hasil BGA (setelah diberikan O2 masker 8 lpm  kira2 O2 60%):  pH 7,46  pCO2 40 mmHg (turun  hiperventilasi)  pO2 71 mmHg  HCO3 21  BE (base excess) 1,2  melihat ada/tdknya dehidrasi  pada pasien ini cukup  Pf Ratio (pO2 : FiO2)  71:60% = 100  kriteria ARDS berat  Tidal volume 251  pasien mulai fatigue



 Dengan hasil BGA spt ini, mode ventilator perlu diubah/tdk?  Tidak perlu invasive dulu  mode tetap, PEEP naik target SpO2 >96%, Pf ratio >200  karena di awal begitu pressure diatur 10, tidal volume bs naik sampai 600 an  Diharapkan oksigenasi baik, VT cukup, RR bisa turun krn oksigen udh mulai baik dengan PEEP (dinaikkan)  perbaikan sebelum melakukan tindakan invasif



 Jika sudah seperti ini, RR makin tinggi?  tidak bisa dibiarkan, lanjut intubasi  mode nya kontrol  Pemberian obat spt morfin  sedasi, analgesic, efek vasodilatasi  oedem paru menurun, work-off breathing menurun, vasodilatasi menyebabkan tensi turun Kasus 2: Eclampsia, unresponsive (penurunan kesadaran), bradypnea, SpO2 95% dengan masker O2 10 lpm, Tensi masih tinggi  Edema anasarca = edema seluruh tubuh  Pasien ada snoring & gargling  Invasive atau Non Invasive?



Jawab:  Ingat kalau alarm hrs di set  kalau gk bs bunyi terus  Pengaturan pressure  volume tidal yg dihasilkan akan menyesuaikan  Main2 kan pengaturan di ventilator  krn pasienny ter sedasi & diberikan muscle relaxant  evaluasi dari parameter2 klinis (RR, dada mengembang cukup/tdk, tdk hiperinflasi maupun hipoinflasi, tensi stabil?)  CO2 tinggi  naikan frekuensi nafas supaya CO2 tinggi  CO2 normal  frekuensi biasa, tapi tidal volume kt naikkan  Pressure  tdk tau kondisi alveoli gimana  cocok jika alveoli ada masalah  Invasive Ventilation: - pasien kejang  peningkatan TIK  otak bs oedema, krn ada hipoventilasi  pCO2 naik  hipoperfusi serebral - Mode volume control, parameter yang di setting  TV 480-560 ml, RR 12x/mnt, FiO2 100%, PEEP 5, peak flow 35, triger 5 lpm, I:E = 1:2  Penentuan VT sesuai dgn BB  Jika RR diatur sesuai dgn nafas biasa (krn pasien di sedasi/”tidur”)  VT dan minute-volume akan mencapai target yg diinginkan -



Hasil BGA:  pH 7,25  pCO2 50  paO2 225  HCO3 19  BE 10



 Asidosis Metabolik  perlu/tdk dirubah modenya?  Mode tetap, setting dirubah jadi TV 450-500, RR 16x/mnt, lainnya tetap Kasus 3  Pasien di ICU  sudah terintubasi



Jawab:  VT = 5-8 cc/kgBB  jika BB 55 kg  Target VT = 275 cc – 440 cc  Jika VT kecil  hati2 hipoventilasi & pCO2 meningkat  membahayakan otak (edema otak)  Frekuensi di naikkan  jangan cmn 12x/mnt, coba jadi 17x/mnt  takut tb2 bangun & fighting pasiennya ketika obat muscle relaxant nya habis  Mode ubah jadi PRESSURE CONTROL - Pasien ada COB dengan perdarahan intracranial  nafas harus diambil alih, beri sedasi & muscle relaxant - Parameter yg diset  Ps 8, target VT 400-450 mL, RR 15x/mnt, FiO2 100%, PEEP 5, Triger -2, Peak Pressure 30, I:E = 1:2  Cek ulang BGA  Cek ulang Hemodinamik  tanda TIK (herniasi otak takutnya  tensi & nadi awal naik  herniasi berlanjut  bradikardi dan nadi turun), Dehidrasi (COB  pasien akan hiperventilasi  dehidrasi)  Kontrol Suhu  bisa ada febris  RR meningkat, work-off breathing bisa meningkat Kasus 4:  Hemodinamik tdk stabil  hipotensi & nadi tinggi (pdhl sudah pakai obat inotropic & vasokonstriktor)



Jawab:  Pemberian analgetic pd pasien di ICU sering kali diperlukan  Setting ulang parameter  rata2 dinaikkan drpd yg sblmnya  FiO2 naikkan, PEEP Naikkan Titrasi hingga SpO2 >93% (sampai 8-9) asal hemodinamik stabil!  Antisipasi penurunan hemodinamik  koreksi hidrasinya  supaya tensi naik  Cek ulang BGA  Harusnya pasien ada nafas spontan  VT naik jadi 400 an  SIMV dengan mengejar RR nya SESI TANYA JAWAB: 1) Pada pasien yg di intubasi, dosis sedasi dan muscle relaxant yg diberikan berapa? Terutama risiko depresi nafas yg besar dan pengalaman melakukan intubasi pasien yg blm banyak. Jawab: intubasi  ada kelas “airway management”. BB 80 kg  obesitas, intubasi sulit, pemilihan obat sedasi & muscle relaxant hrs hati2. Pasien ibu hamil srg kali pengosongan lambung jd lbh lambat  kemungkinan muntah & aspirasi lbh tinggi; jadi klo di kasih muscle relaxant  cairan dlm lambung naik ke atas  aspirasi. 2) Untuk pasien hamil atau post partum apakah perlu menyesuaikan BB utk target VT nya? Jawab: cukup dgn TB saja  keluar BB nya nanti. Pada ibu hamil utk ukur BB ideal sulit. 3) Untuk pemberian PEEP pada anak apakah sama spt dewasa? Jawab: sama saja  tinggal pilih di mesin ventilator “neonates”, “children” atau “adult”. Jangan pasang settingan orang dewasa ke anak2  hati2 barotrauma 4) Jika tidak bisa memeriksan AGD segera & pasien dipasang pressure control, sebaiknya kita mulai titrasi utk mencapai TV dari pressure terus hingga maksimal baru RR dan PEEP; atau bisa selang-seling sesuai klinis? Jika menaikkan pressure, apakah ada ketentuan berapa poin dari sebelumnya (mis.: sebaiknya naik 3 poin dr sblmnya)? Jawab: Parameter klinis  RR, Kesadaran, SpO2, perfusi, akral hangat, hemodinamik? Utk merubah setting nya gimana  cek pengembangan dada  jika sudah pengembangan dada, TV sudah cukup . Jika mau menaikkan pressure  lihat kondisi tubuh pasien (kecil/besar), jika pengembangan dada sudah baik, tdk perlu naikki pressure lagi. Jika pasien tidur  pakai RR normal manusia ketika tidur (12x/mnt)  tau darimana kadar CO2 tinggi/rendah? => Tensi & Nadi  Tinggi, wajar flushing = CO2 tinggi (ada retensi CO2)  Dengar suara nafas juga  baik/tdk; klo terdengar ada hambatan  bs suction, mungkin ada cairan/kotoran



5) Kasus 2 tadi menarik, kalau di kasus 2 tadi pasien PE dan msh dalam keadaan partus, MgSO4 sudah maksimal utk stabilisasi pasien. Bagaimana utk menangani kejang & penanganan ventilasinya? Apakah masih ada tempat utk diazepam, midazolam atau morfin? Jawab: Pemberian MgSO4  penurunan TD & penurunan kejang. MgSO4 jg dipakai utk kasus tetanus. Diazepam tdk dipakai lagi, krn harus dosis tinggi & bs depresi nafas. MgSO4 lbh sering dipakai  mengurangi bangkitan kejang; krn magnesium mengisi di neurojunctional motor  harus di titrasi penggunaannya (takut keracunan magnesium  bahaya!). Midazolam lbh baik drpd diazepam. 6) Jika utk mengetahui compliance paru masih baik/tdk, bagaimana? Jawab:  Gambaran dynamic lung  lihat compliance dan resistensi - Compliance = lihat gambaran paru (ini pakai test lung)  klo agak kotak2  paru2 kaku; klo bulet dan simetris  compliance bagus  Antara gambaran biru muda dan biru tua  idealnya terisi penuh, kalau ada space  tdk baik



 VENTILATOR  MEMBANTU PERNAFASAN PASIEN (bukan mengobati)!



SESI KAHOOT KUIS: 1. Indikasi pemasangan mesin ventilator adalah sbb: a. Gangguan metabolisme berat b. Hipertensi berat c. Acute Lung Oedema d. Keracunan 2. Bbrp mode ventilasi mekanik menjadi kelompok besar, yaitu: a. NIV b. Volume masker c. Jacksoon rees d. PEEP 3. Pada mode Volume Control, parameter ventilator di seting tetap adalah: a. PEEP b. Volume c. Fraksi Oksigen d. Pressure 4. Keuntungan pemberian ventilasi mekanik adalah sbb: a. Mudah diobserbasi b. Kendalikan kadar CO2 darah c. Perbaiki atelectasis d. B&C benar 5. Komplikasi pemasangan ventilasi mekanik: a. Barotrauma b. Penurunan Curah Jantung c. Infeksi d. Semua benar