Batu Saluran Kemih (BSK) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Definisi Batu saluran kemih (BSK) atau urolithiasis adalah pembentukan batu (kalkuli) di saluran kemih, paling sering terbentuk di pelvis atau kaliks (widiarti,dkk.2008). menurutdongoes,dkk batu ginjal kalkulus adalah bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca2+, namun asa urat dan Kristal lain juga pembentuk batu. Meskipun kalkulus ginjal dapat terbentuk di mana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling umum di temukan pada pelvis dan kaliks ginjal. Batu ginjal dapat tetap asimtomatik sampai keluar ke dalam ureter dan atu aliran urin terhambat. Dengan kata lain, batu saluran kemih adalah adanya gumpalan (konkresi) padat yang terbentuk di saluran kemih. Batu dengan ukuran lebih kecil yang mungkin terbentuk, bisa lewat di sepanjang saluran kemih, dan bisa dikeluarkan selama berkemih (mikturisi), menyebabkan beberapa atau bahkan tidak ada gejala, tetapi batu dengan ukuran yang lebih besar akan menimbulkan gejala klinis ketikatelah menyumbat saluran kemih atau telah mengandung patogen-patogen yang menimbulkan infeksi yang menetap meskipun telah diberi terapi antimikroba. B. Anatomi Fisiologi Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas 2 ginjal (untuk menyekresi urine), 2 ureter (mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih (tempat urinedikumpulkan dan disimpan sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh.



1. Ginjal Ginjal terletak secara retroperitoneal, pada bagian posterior abdomen, pada kedua sisi kolumna vertebra. Mereka terletak antara vertebra torakal keduabelas dan lumbal ketiga. Ginjal kiri biasanya terletak sedikit lebih tinggi dari ginjal kanan karena letak hati. Ginjal orang dewasa secara rata–rata memiliki panjang 11 cm, lebar 5 –7,5 cm, dan ketebalan 2,5 cm. Hal yang menahan ginjal tetap pada posisi di belakang peritonium parietal adalah sebuah masa lemak peritoneum (kapsul adiposa) dan jaringan penghubung yang disebut fasia gerota(subserosa)



serta kapsul fibrosa (kapsul renal) membentuk pembungkus luar dari ginjal itu sendiri, kecuali bagian hilum. Ginjal dilindungi lebih jauh lagi oleh lapisan otot di punggung pinggang, dan abdomen, selain itu juga oleh lapisan lemak, jaringan subkutan, dan kulit. Bila dibelah bagian dalam, ginjal mempunyai tiga bagian yang berbeda, yaitu korteks, medula, dan pelvis. Bagian eksternal, atau korteks renal, berwarna terang dan tampak bergranula. Bagian ginjal ini berisi glomerulus, kumpulan kecil kapiler. Glomerulus membawa darah menuju dan membawa produk sisa dari nefron, unit fungsional ginjal. 2. Ureter Ureter membentuk cekungan di medial pelvis renalis pada hilus ginjal. Biasanya sepanjang 25 –35 cm di orang dewasa, ureter terletak di jaringan penghubung ekstraperitoneal dan memanjang secara vertikal sepanjang otot psoas menuju ke pelvis. Setelah masuk ke rongga pelvis, ureter memanjang ke anterior untuk bergabung dengan kandung kemih di bagian posterolateral. Pada setiap sudut ureterovesika,ureter terletak secara oblik melalui dinding kandung kemih sepanjang 1,5 –2 cm sebelum masuk ke ruangan kandung kemih. 3. Kandng Kemih Kadung kemih adalah organ kosong yang terletak pada separuh anterior dari pelvis, di belakang simfisis pubis. Jarak antara kandung kemih dan simfisis pubis diisi oleh jaringan penghubung yang longgar, yang memungkinkan kandung kemih untuk melebar ke arah kranial ketika terisi. Peritonium melapisi tepi atas dari kandung kemih, dan bagian dasar ditahan secara longgar oleh ligamen sejati. Kandung kemih juga dibungkus oleh sebuah fasia yang longgar. Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan sirkuler. Kontraksi peristaltik teratur 1 –5 kali/menit menggerakan urine dari pelvis renalis ke vesika urinaria,disemprotkan setiap gelombang peristaltik. Ureter berjalan miring melalui dinding vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup kecuali selama gelombang peristaltik dan mencegah urine tidak kembali ke ureter. 4. Uretra Uretra adalah sebuah saluran yang keluar dari dasar kandung kemih ke permukaan tubuh. Uretra pada laki –laki dan perempuan memiliki perbedaan besar. Uretra perempuan memiliki panjang sekitar 4 cm dan sedikit melengkung ke depan ketika mencapai bukaan keluar, ataumeatus, yang terletak di antara klitoris dan lubang vagina. Pada laki –laki, uretra merupakan saluran gabungan untuk sistem reproduksi dan pengeluaran urine. Uretra pada lakui –laki memiliki panjang sekitar 20 cm, dan terbagi dalam 3 bagian utama. Uretra pars prostatika menjulur sampai 3 cm di bawah leher kandung kemih, melalui kelenjar prostat, kedasar panggul. Uretra pars membranosa memiliki panjang sekitar 1 –2 cm dan berakhir di mana lapisan otot membentuk sfingter eksterna. Bagian distal adalah kavernosa, atau penis uretra. Sepanjang sekitar 15 cm, bagian ini melintas melalui penis ke orifisum uretra pada ujung penis.



C. Etiologi



Batu kandung kemih terjadi saat kandung kemih tidak bisa mengeluarkan semua urine yang tertampung di dalamnya. Hal ini menyebabkan mineral dalam urine akan mengendap, mengeras, mengkristal, dan menjadi batu di kandung kemih. Kondisi-kondisi yang dapat memicu terbentuknya batu kandung kemih adalah: 1. Peradangan akibat infeksi kandung kemih 2. Peradangan akibat terapi radiasi (radioterapi) di area panggul 3. Pembesaran prostat 4. Penggunaan kateter (selang kencing) 5. Riwayat batu ginjal atau operasi pada kandung kemih 6. Divertikel (kantong yang terbentuk di dinding kandung kemih) 7. Sistokel (kandung kemih turun) 8. Penyakit yang memengaruhi persarafan kandung kemih, seperti diabetes, cedera tulang belakang, dan stroke Selain kondisi di atas, sering makan makanan berlemak, manis, atau tinggi garam, dehidrasi yang berkepanjangan, dan kekurangan vitamin A atau B juga bisa memicu batu kandung kemih. D. Tanda dan Gejala Urolithiasis dapat menimbulkan berbagai gejala tergantung pada letak batu, tingkat infeksi dan ada tidaknya obstruksi saluran kemih (Brooker, 2009). Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (pielonefritis dan sistisis yang di sertai menggigil, demam, dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus - menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala, sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa dan ketidaknyamanan. Beberapa gambaran klinis yang dapat muncul pada urolithiasis 1. Nyeri Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kronik dan nyeri non kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih sehingga terjadi resistensi dan iritabilisasi pada jaringan sekitar. Nyeri kolik juga karena adanya aktivitas peristaltic otot polos system kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batupada saluran kemih. Peningkatan peristaltic itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan pada terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri. 2. Gangguan Mikasi Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urine (urine flow) mengalami penururnan sehungga sulit sekali untuk miksasi secara spontan. Pada pasien nefrolithiasis, obstruksi saluran kemih terjadi di ginjal sehingga urine yang masuk ke vesika urinary mengalami penurunan. Sedangkan pada pasien uretrolithiasis, obstruksi urin eterjadi di saluran paling akhir sehingga kekuatan untuk mengeluarkan urine ada namun hambatan pada saluran menyebabkan urin stagnansi. Batu dengan ukuran kecil mungkin dapat keluar secara spontan setelah melalui hambatan pada perbatasan uretro-pelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka dan saat ureter masuk ke dalam buli-buli. 3. Hematuria Batu yang terperangkap di dalam ureter (klonik ureter) sering mengalami desakan berkemih, tetapi hanya sedikit urine yang keluar. Keadaan ini akan



menimbulkan gesekan yang di sebabkan oleh batu sehingga urine yang di keluarkan bercampur dengan darah. Tidak selalu terjadi pada pasien urolithiasis, namun jika terjadi lesi pada saluran kemih utamanya ginjal maka seringkali menimbulkan hematuria yang massive, hal ini di karenakan vaskuler pada ginjal sangat kaya dan memiliki sensivitas yang tinggi dan didukung jika karakteristik batu yang tajam pada sisanya. 4. Mual dan Muntah Kondisi ini merupakan efek samping dari kondisi ketidaknyamanan pada pasien karena nyeri yang sangat hebat sehingga pasien mengalami stess yang tinggi dan memacu sekresi HCLI pada lambung (Brooker, 2009). Selain itu, hal ini juga dapat di sebankan karena adanya stimulasi dari celiac plexus, namun gejala gastrointestinal biasanya tidak ada 5. Demam Demam terjadi karena adanya kuman yang menyebar ke tempat lain. Tandademam di sertai dengan hipotensi, palpitasi,vasodilatasi pembuluh darah di kulit merupakan tanda terjadinya urosepsis. Urosepsis merupakan kedaruratan di bidang urologi dalam hal ini harus secepatnya ditentutakn letak kelainan anatomic pada saluran kemih yang mendasari timbulnya urosepsis dan di lakukan terapi berupa drainase dan pemberian antibiotic 6. Distensi Vesika Urinaria Akumulasi urin yang tinggi melebihi kemampuan vesika urinaria akan menyebabkan vasodilatasi maksimal pada vesika. Oleh karena itu, akan teraba bendungan (distensi) pada waktu di lakukan palpasi pada region vesika. E. Patofiologi Banyak faktor menyebabkan berkurangnya aliran urin dan menyebabkan obstruksi, salah satunya adalah statis urine dan menurunnya volume urin akibat dehidrasi serta ketidakadekuatan intake cairan, hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya urolithiasis, rendahnya aliran urin adalah gejala abnormal yang umum terjadi. Selain itu, berbagai kondisi pemicu terjadinya urolithiasis seperti komposisi batu yang beragam menjadi faktor utama bekal identifikasi penyebab urolithiasis. Batu yang terbentuk dari ginjal dan berjalan menuju ureter paling mungkin tersangkut pada satu dari lokasi berikut, yaitu sambungan uroteropelvik, titik ureter menyilang disebut batu staghorn. pembuluh darah iliaka, dan sambungan ureterovesikakeputusan untuk tindakan pengangkatan batu. Batu yang masuk pada pelvis akan membentuk pola koligentes yang di sebut staghorn. F. Penatalaksanaan Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih parah. Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena sesuatu indikasi sosial.Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endourologi, bedah laparaskopi, atau pembedahan terbuka. 1. Medikamentosa Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk



mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih. 2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal,atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria. 3. Endourologi Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa tindakan endourologi adalah : a. PNL (Percutanous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alatendoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kulit. b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau uretra dengan smemasukkan alat pemecah batu ke dalam buli-buli. c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukkan alat ureteroskopi per-uretramguna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal.Ekstraksi dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang Dormia. 4. Pembedahan Bedah laparoskopi sering dipakai untuk mengambil batu ureter. Bedah terbuka, antara lain adalah : pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. G. Komplikasi Batu kandung kemih dapat menyebabkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah: 1. Tersumbatnya aliran urine akibat batu kandung kemih tersangkut di saluran kencing (uretra) 2. Infeksi saluran kemih