Batuan Karbonat Umumnya Terbentuk Dilaut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Skeletal Grain (Bryosoans)



Non Skeletal-Grain (Peloid)



Mikrit



Sparit



Batuan karbonat umumnya terbentuk dilaut. Batugamping termasuk batuan karbonatan yang terbentuk dari dissolution unsur kimia dari cangkang fossil lalu kemudian digantikan oleh mineral kalsit. Akibat adanya tekanan yang besar didasar air laut, materialmaterial sedimen akan terkompaksi. Proses kompaksi juga didukung oleh faktor Temperature dan salinitas air laut. Dari sayatan tipis batugamping bioklastik diatas, terdapat : 1. 2. 3. 4.



60 % Skeletal grain berupa Corals dan Bryosoans 20% Non Skeletal grain berupa peloid 10% Mikrit (Matriks pada batugamping) 10% Sparit (Semen pada batugamping)



Gambar di atas adalah Sayatan tipis dari grainstone pada daerah penelitian (Jetis) menunjukkan kemas grain supported dengan ukuran grain < 1 mm – 3 mm, tipe porositas yang berkembang berupa intrapartikel dan vuggy (panah), nilai porositas sebesar 12,5%, komposisi fragmen alga (jarang), foraminifera (melimpah), dan pelet (sedikit melimpah), serta kandungan mikrit 25% dan sparit 75%.



Proses sedimentasi karbonat pembentuk batuan karbonat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, khususnya faktor lingkungan. Pada dasarnya, batuan karbonat terbentuk dari proses sedimentasi karbonat di lingkungan perairan (dasar laut), sehingga faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain salinity (kadar garam), water depth (kedalaman), water clarity (kejernihan air), dan water temperature (suhu). Unsur karbonat pembentuk batuan karbonat umumnya berasal dari hasil aktivitas organisme laut seperti terumbu karang, sehingga hampir seluruh faktor yang mempengaruhi sedimentasi karbonat secara tidak langsung merupakan faktor yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan organisme sebagai sumber karbonat tersebut. Air laut, lingkungan sedimentasi karbonat dan ekosistem organisme sumber karbonat memiliki karakteristik khas dengan kandungan garamnya. Kadar garam (salinity) ini akan mempengaruhi organisme sumber karbonat, karena pada umumnya sebagian besar organisme akan bertahan hidup dalam lingkungan bersalinitas yang relatif rendah dan stabil. Selain itu, faktor cahaya juga menjadi hal vital karena matahari sebagai salah satu sumber kehidupan organisme laut hanya dapat mencapai kedalaman tertentu, maka sedimentasi karbonat tidak akan ditemukan pada kedalaman di bawah batas cahaya matahari (kedalaman maksimum terjangkaunya cahaya matahari). Faktor keterjangkauan cahaya tersebut juga tidak lepas dari faktor kejernihan (water clarity), karena air yang jernih memungkinkan cahaya matahari untuk dapat menjangkau lebih dalam kedalaman air laut, dan intensitasnya lebih besar apabila dibandingkan dengan keadaan keruh sehingga kesempatan organisme sebagai sumber karbonat akan lebih luas dan bervariasi. Umumnya, batuan karbonat lebih banyak ditemukan di lingkungan tropis dan subtropis, sehingga faktor temperatur menjadi sangat penting pula disamping faktor salinitas, kedalaman, dan kejernihan perairan. Karena organisme sumber karbonat pada umumnya dapat hidup dengan baik dalam lingkungan yang hangat. Jadi secara singkat, keberlangsungan proses sedimentasi karbonat hasil aktivitas organisme perairan (laut) dapat terjadi apabila lingkungan hangat, jernih, bersalinitas rendah dengan kedalaman yang sedang hingga dangkal, karena pada kondisi ini keberlangsungan organisme sumber karbonat dapat terjamin.



Batuan Karbonat Klastik dan Non Klastik Pada umumnya, batuan karbonat tergolong dalam batuan sedimen non klastik karena pembentukkannya sebagai hasil dari proses kimiawi maupun biokimia, yaitu dari sedimentasi unsur karbonat organik terlarut. Namun pada dasarnya, batuan karbonat memiliki pengertian yaitu batuan yang memiliki kandungan material karbonat lebih dari 50% yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986). Atau secara singkat, batuan karbonat adalah batuan dengan minimal 50% komponen utamanya berupa mineral karbonat, sebagaimana contohnya adalah batugamping yang mengandung kalsium karbonat 95%. Dari pengertiannya tersebut dapat diketahui bahwa batuan karbonat tidak harus selalu tergolong dalam batuan sedimen non klastik. Contoh nyata dalam hal ini berupa batugamping klastika (batuan sedimen klastika karbonat), dimana merupakan batuan sedimen klastik dengan kandungan mineral utamanya adalah mineral karbonat (kalsit).