Belajar Ingatan Dan Amnesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BIOPSIKOLOGI BELAJAR, INGATAN DAN AMNESIA



Kelompok 4 Alifasa Iqbal



18011052



Bayu Setiawan



18011099



Ninda Febriani



18011075



Pradana Yitami Boer



18011180



Syafira Khairunnisa



18011200



Yunira Sartika



18011213



SESI D



DOSEN PENGAMPU Rahayu Hardianti Utami , S.Psi., M.Psi., Psikolog JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019



KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah kelompok untuk mata kuliah Biopsikologi sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi kewajiban agar dapat melengkapi tugas kelompok Biopsikologi dan sebagai bahan penyusun untuk dipresentasikan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Padang, 29 Maret 2019



Penyusun



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Efek Amnestik Lobektomi Temporal Media Bilateral Ironisnya, orang yang telah memberikan lebih banyak kontribusi terhadap pemahaman kita tentang neuro psikologi otak bukanlah seorang neuropsikolog. Faktanya, meskipunorang itu telah berkolaborasi pada berlusin-lusin studi tentang ingatan, ia sama sekali tidak mendapat pelatihan penelitian formal dan tidak menyandang gelar apapun sebagai embel-embel namanya. Ia adalah H.M., lakilaki yang pada 1953, pada usia 27 tahun, menjalani operasi untuk membuang porsi-porsi medial lobus temporal untuk penanganan kasus epilepsi berat. Persis seperti Roberta Stone yang memberikan berbagai petunjuk penting bagi para arkeolog tentang makna huruf-huruf hieroglifik Mesir, deficit ingatan H.M. instrumental dalam pencapaian pemahaman kita saat ini tentang basis neural ingatan. Kasus H.M., Orang yang Mengubah Studi Tentang Ingatan Selama 11 tahun sebelum operasinya, H.M. yang menderita konvulsi tergeneralisasi rata-rata seminggu sekali dan banyak konvulsi parsial setiap hari, terlepas dari dosis masif obat-obat antikonvulsi yang harus ditelannya. Elektroensefalografi menunjukkan bahwa konvulsi-konvulsi H.M. timbul dari foci di porsi-porsi medial lobus temporal kiri maupun kanannya. Oleh karena pembuangan salah satu lobus temporal medial telah terbukti merupakan salah satu penanganan efektif untuk pasien-pasien dengan fokus lobus temporal unilateral, keputusan untuk melakukan lobektomi temporal medial bilateral merupakan pembuangan porsi-porsi medial kedua lobus temporal, termasuk sebagian besar hipokampus, amigdala, dan korteks yang berdekatan. Lobektomi adalah operasi yang lobus atau bagian utama lobus, dipisahkan dari bagian otak lainnya melalui pemotongan besar, tetapi tidak dibuang.



3



Dilihat dari beberapa aspek, lobektomi temporal medial bilateral H.M. adalah sebuah sukses besar. Konvulsi tergeneralisasinya tereliminasi, dan insiden seizures minornya berkurang hingga satu atau dua kali saja perhari meskipun tingkat pengobatan antikonvulsinya telah banyak dikurangi. Selain itu, H.M. memasuki ruang operasi sebagai seorang individu yang cukup well-adjusted dengan kemampuan perseptual dan motoric normal, dan dengan kecerdasan superior, dan ia meninggalkan ruang operasi dengan kondisi yang sama. Bahkan, IQ H.M. naik dari 104 menjadi 118 sebagai akibat operasionalnya, mungkin karena menurutnya insiden seizures.mungkin H.M. adalah pasien terakhir yang menjalani lobektomi temporal medial bilateral karena efek amnestiknya yang sangat merusak. Dalam mengakses efek-efek amnestic operasi otak, biasanya dilakukan berbagai tes terhadap kemampuan pasien untuk mengingat hal-hal yang dipelajari pasien sebelum operasi dan tes terhadap kemampuan pasien untuk mengingat berbagai hal yang dipelajari setelah operasi. Defisit-defisit yang diukur olehh testes yang pertama adalah diagnosis amnesia retrograde (mundur ke belakang) dan yang diukur oleh tes-tes yang kedua adalah diagnosis amnesia anterograd (maju ke depan). Seperti halnya kemampuan intelektualnya, ingatan H.M. untuk berbagai kejadian sebelum operasinya sebagian besar masih tetap utuh. Meskipun ia mengalami amnesia retrograd ringan untuk berbagai kejadian yang terjadi di dalam waktu dua tahun sebelum operasinya, ingatan untuk kejadian-kejadian yang lebih lama di masa lalu (misalnya berbagai kejadian masa kanak-kanaknnya) cukup normal. Sebaliknya, H.M mengalami amnesia anterograd. Kemampuannya untuk menyimpan informasi dalam jangka pendek berada pada kisaran normal yaitu ia memiliki digit span sebanyak enam digit. Akan tetapi, ia mengalami kesulitan untuk membentuk ingatan jangka panjang. Begitu ia berhenti memikirkan tentang sebuah pengalaman baru, ia biasanya akan kehilangan ingatan itu untuk selama-



4



lamanya. Akibatnya, H.M. menjadi terpenjara pada suatu hari pada 1953, ketika ia mendapatkan kembali kesehatannya, tetapi kehilangan masa depaannya.



Asesmen Formal Amnesia Anterograd H.M. Untuk mempelajari masalah ingatan H.M., sangat penting untuk mengukur performanya pda berbagai tes objektif untuk ingatan. Sub-sub bagian berikut mendeskripsikan performanya pada beberapa tes semacam itu. Digit Span +1 Test Ketidakmampuan



H.M.



untuk



membentuk



ingatan



jangka



panjang



diilustrasikan oleh performanya pada digit span +1 tes. H.M. diminta mengulangi lima digit yang dibacakan unutknya dengan interval satu detik. Ia mengulangi sekuensinya dengan benar. Pada percobaan berikutnya, lima digit yang sama disuguhkan dengan sekuensi yang sama dengan satu digit baru ditambahkan di bagian akhir. Sekuensi enam digit yang sama disuguhkan beberapa kali sampai ia menyebutkan dengan urutan yang benar, dan setelah itu sebuah digit lain ditambahkan di bagian akhir. Demikian seterusnya. Setelah 25 percobaan H.M. tidak mampu mengulangi sekuensi 8-digit. Subjek-subje normal dapat mengulangi 15 digit setelah 25 percobaan digit span+1. Blok-Tapping Memory-Span Test Milner (1971) mendemontrasikan bahwa amnesia H.M tidak terbatas pada materi verbal dengan mengakses performanya pada versi +1 Blok-Tapping Memory-Span Test. Sembilan balok disebarkan diatas papan di depan H.M., dan ia diminta untuk melihat neuropsikolognya menyentuh salah satu sekuensinya dan kemudian mengulangi sekuensi sentuhan yang sama. H.M. memiliki blok tapping span sebanyak lima balok, yang merupakan kisaran normal, tetapi ia tidak dapat belajar menyentuk sekuensi enam balok, bahkan bila urutan yang sama diulangi sebanyak 12 kali. H.M mengalami amnesia global yaitu amnesia untuk informasi yang disajikan di semua modalitas sensori. Mirror-Drawing Test



5



Indikasi pertama bahwa amnesia anterograd H.M tidak melibatkan seluruh ingatan jangka panjang berasal dari hasil mirror-drawing test. Tugas H.M. adalah menggambar garis dalam batas-batas sebuah target berbentuk bintang dengan mengamati tangannya di cermin. H.M. diminta menelusuri bintang itu sebanyak 10 kali di setiap tiga hari beturut-turut, dan jumlah frekuensi ia keluarkan dari batas untuk setiap percobaan dicatat. Kemudian performa H.M. meningkat selama tiga hari, yang menunjukkan adanya retensi tugas tersebut. Akan tetapi, terlepas dari performanya yang meningkat, H.M. tidak dapat mengingat bahwa ia pernah mengerjakan tugas yang sama sebelumnya. Rotary-Pursuit Test Dalam rotary-pursuit test, subjek berusaha menjaga agar ujung stylus tetap bersentuhan dengan sebuah target yang berotasi di atas sebuah meja bundar yang berputar. Corkin (1968) menemukan bahwa performa H.M. di rotary-persuit test meningkat secara signifikan selama sesi latihan selama sembilan hari, terlepas dari kenyataan bahwa tiap hari H.M. mengatakan bahwa ia belum pernah melihat persuit protor itu sebelumnya. Performanya yang semakin baik tersimpan selama interval retensi tujuh hari. Incomplete Test Penemuan bahwa H.M. mampu membentuk ingatan jangka panjang untuk mirror-drawing dan rotary-pursuit menunjukkan bahwa tugas-tugas sensori motor adalah salah satu pengecualian untuk ketidakmampuannya membentuk ingatan jangka panjang. Akan tetapi, pandangan ini ditantang oleh demonstrasi bahwa H.M juga dapat membentuk ingatan jangka panjang baru incomplete-pict-ures test, yaitu tes sensorimotor untuk ingatan yang menggunakan lima set gambar yang dipecah-pecah. Setiap set berisi gambar 20 objek yang sama, yang berbedabeda dalam tingkat scetchiness (kehalusan garis-garisnya). Set satu berisi gambargambar yang paling terpecah-pecah, dan set lima berisi gambar-gambar lengkap. Subjek diminta mengidentifikasi kedua puluh objek dari set yang paling scetchy (set 1). Setelah itu objek-objek yang tak terorganisasi yang disajikan di versi-versi



6



set 3, dan seterusnya sampai kedua puluh objek diidentifikasi. Performa H.M pada tes ini meningkat satu jam kemudian. Terlepas dari performanya yang meningkat, H.M tidak dapat mengingat bahwa sebelumnya ia sudah mengerjakan tugas itu. Pavlovian Conditioning H.M mempelajari eye-blinking



pavlovian conditioning task, meskipun ia



mengalami keterlambatan dalam hal ini. Sebuah nada dibunyikan tepat sebelum hembusan udara diadministrasikan ke matanya, sampai nada itu sendiri dapat membangkitkan kedipan mata. Dua tahun kemudian, H.M menyimpan respons terkondisi secara hampir sempurna, meskipun ia tidak memiliki ingatan yang disadari tentang latihannya.



Kontribusi Ilmiah dari Kasus H.M. Penemuan bahwa lobektomi temporal medial menghapus kemampuan H.M untuk jenis-jenis ingatan jangka panjang tertentu tanpa mendisrupsikan performanya pada tes-tes ingatan jangka pendek mendukung teori bahwa ada berbagai macam moda penyimpanan ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Masalah spesifik H.M tampaknya adalah kesulitan dalam konsolidasi ingatan (transfer ingatan jangka pendek ke penyimpanan jangka panjang). Terakhir, kasus H.M adalah yang pertama kalinya menunjukkan bahwa seorang pasien amnesia dapat mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki ingatan tentang pengalaman sebelumnya, meskipun mendemonstrasikan ingatan untuk itu melalui performanya yang semakin baik (misalnya, performa yang semakin baik pada tes-tes mirror-drawing, rotary-pursuit, dan incomplete-pictures). Ingatan yang disadari disebut ingatan eksplisit, sementara ingatan yang diekspresikan melalui performa tes yang meningkat tanpa diketahui secara sadar disebut dengan ingatan implisit.



Amnesia Lobus Temporal Medial Pasien-pasien neuropsikologis dengan profil defisit-defisit nemonik yang serupa dengan yang terlihat pada H.M., dengan fungsi intelektual yang masih



7



utuh, dan dengan bukti kerusakan temporal lobus temporal medial dikatakan mendita amnesia lobus temporal medial. Penelitian tentang amnesia lobus temporal medial menunjukkan bahwa kesulitan H.M dalam membentuk ingtan jangka panjang eksplisit meskipun masih mempertahankan kemampuan untuk membentuk ingatan jangka panjang implicit tentang pengalaman yang sa,a itu bukan kesulitan yang unik baginya. Masalah ini terbukti merupakan salah satu gejala manusia lobus temporal medial, maupun banyak gangguan amnesik lainnya. Akibatnya, asesmen ingatan jangka panjang implicit sekarang berperan penting dalam studi tentang ingatan manusia. Tes-tes yang dikembangkan untuk mengases ingatan implisis disebut repetition priming test. Incomplete-pictures test merupakan salah satu contohnya, tetapi tes-tes repetition priming yang melibatkan ingatan untuk kata-kata lebih banyak dijumpai. Pertama-tama subjek diminta memeriksa sederetan kata, mereka tidak memeriksa sederetan kata, mereka tidak di mintai pelajaran atau mengingat apapun. Setelah itu mereka di tunjukin serangkaian fragmen (misalnya, _O B _ _E R), atau kata-kata dari daftar aslinya dan hanya sekadar minta untuk melengkapinya. Subjek control yang telah melihat kata-kata orisinal yang sama menunjukkan perfoma yang baik. Yang mengejutkan, para subjek amnesik menunjukkan performa yang baik. Yang mengejutkan, para subjek amnesia menunjukkan performa yang sama baiknya, yang tidak memiliki ingatan ekspilit bahwa dirinya telah melihat daftar aslinya.



Ingatan Semantik dan Episodik H.



M mampu membentuk sangat sedikit, kalaupun ada, ingatan eksplisit



baru. Akan tetapi, kebanyakan penderita amnesia lobus temporal medial memperlihatkan deficit ingatan yang tidak begitu lengkap. Ingatan jangka panjang ekspilit memiliki dua jenis Semantik dan episodic :Semantik adalah ingatan ekspilit untuk fakta-fakta atau informasi secara umum, sedangkan Episodik adalah ingatan ekspilit untuk kejadian atau pengalaman tertentu dalam kehidupan



8



seseorang. Para penderita amnesia cenderung memiliki kesulitan tertentu dengan ingatan episodic.



2.2 Amnesia Sindroma Korsakoff Sindroma Korsakoff adalah gangguan ingatan yang lazim pada orang yang mengonsumsi banyak alkohol; gangguan ini sebagian besar dapat diatribusikan pada kerusakan otak yang berhubungan dengan defisiensi (kekurangan) tiamin yang sering menyertai konsumsi berat alkohol. Pada tahap lanjut, gangguan ini ditandai oleh berbagai masalah sensori dan motorik, konfusi ekstrem, perubahan kepribadian, dan resiko kematian akibat gangguan hati, gastrointestinal, atau jantung. Pemeriksaan posmortem biasanya menemukan lesi pada diensefalon medial (talamus median dan hipotalamus medial) dan kerusakan menyebar pada beberapa struktur otak lainnya, yang paling jelas tampak pada neokorteks, hipokampus, dan serebum. Kerena kerusakan otak yang berkaitan dengan dengan sindroma Korsakoff menyebar, tidak mudah untuk mengidentifikasi porsi yang secara spesifik bertanggung jawab atas amnesianya. Hipotesis pertama, yang didasarkan pada beberapa studi posmortem kecil, adalah kerusakan pada badan mamilaria hipotalamuslah yang bertanggung jawab atas berbagai defisit ingatan pasienpasien Korsakoff. Akan tetapi studi berikutnya menemukan kasus-kasus amnesia Korsakoff tanpa kerusakan pada badan mamilaria. Kan tetapi disemua kasus pengecualian ini terjadi kerusakan pada pasangan nuklei diensefalik medial lain: nuklei mediodorsal talamus. Terjadinya amnesia diensefalik medial (amnesia, misalnya amnesia korsokoff dan gangguan-gangguan ingatan yag serupa, yang berhubungan dengan kerusakan pada diensefalon medial) pada pasien-pasien stroke dengan lesi iskemik kecil pada nuklei mediodorsal memberikan bukti tambahan pentingnya struktur-struktur ini bagi fungsi nemonik.



2.3 Amnesia Penyakit Alzheimer Penyakit Alzheimer adalah penyebab utama lain untuk penyakit amnesia. Tanda pertama penyakit Alzheimer yaitu kemunduran ingatan ringan yang bersifat



9



progresif. Tanda selanjutnya pasien tidak mampu melakukan aktivitas yang sangat sederhana sekalipun, misalnya: makan, berbicara,mengenaili pasangan, dan mengontrol buang air kecil. Penyakit Alzheimer adalah sebuah penyakit terminal. Defisit ingatan pasien-pasien Alzheimer predemensia (pasien Alzhaimer yang belum mengembangankan demensia) lebih umum dibanding dengan kerusakan lobus temporal medial, kerusakan diensefalik medial, atau Sindroma Korsakoff. Defisit anterograd dan retrograd berat pada tes-tes ingatan eksplisit, pasien Alzheimer predemensia sering menunjukkan ingatan jangka pendek dan di beberapa tipe ingatan implisit. Ingatan implisit untuk materi verbal dan perseptual,sementara ingatan implisit untuk belajar sensorimotor tidak. Kadar asetilkolin pada otak pasien Alzheimer sangat berkurang akibat degenerasi otak- depan basal ( daerah garis-tengah yang berlokasi tepat di atas hipotalamus) merupakan sumber utama asetilkolin otak. Strokes di daerah otakdepan basal dapat menyebabkan amnesia yang memunculkan pandangan bahwa deplesi (penipisan jumlah) asetilkon merupakan penyebab penyakit Alzheimer. Kerusakan otak yang berhubungan dengan Penyakit Alzheimer sangat menyebar dan melibatkan banyak daerah, termasuk lobus temporal medial dan korteks prefrontal (peran utama dalam ingatan). Salah satu kesulitan dalam mempelajari kehilangan memori terkait-Alzheimer bahwa kehilangan memori merupakan penyakit penuaan. Bahkan orang lanjut usia yang sehat pun memperhatikan kehilangan neural dan ingatan yang substansial. Tetapi pola degenerasi otak pada orang lanjut usia yang sehat dan pada penderita Alzheimer berbeda. Contonya pasien Alzheimer yang memperlihatkan degenerasi substansial pada lobus temporal medialnya.



2.4 Amnesia Pasca-Konkusi: Bukti untuk Konsolidasi 1.



Amnesia Pascatrauma Amnesia setelah benturan pada kepala yang tidak memenetrasi disebut



posttraumatic amnesia (PPT) (amnesia pascatrauma). Coma setelah benturan berat di kepala berlangsung selama beberapa detik/menit, tetapi pada kasus-kasus



10



yang parah keadaan itu dapat berlangsung berminggu-minggu. Setelah pasien sadar,ada periode konfusi. Pasien konfusi ini mengalami amnesia retrograd permanen yang menyebabkan benturan dan amnesia anterograd permanen untuk banyak kejadian yang terjadi setelah periode konfusi. Defisit ingatan anterograd menyebabkan cedera kepala nonpenetrasi, misalnya pasien mungkin tampak cukup dapat mengerti dengan jelas, tetapi di saat lain mungkin sama sekali tidak ingat tentang apa pun isi percakapannya. Durasi periode konfusi dan amnesia anterograd biasanya lebih lama dibandingkan periode koma dan lebih lama dari periode amnesia retrograd. Benturan yang lebih berat pada kepala cenderung menghasilkan koma yang lebih lama, setelah itu periode konfusi dan periode amnesia yang lebih lama. Island of memory yaitu ingatan yang kadang-kadang masih bertahan untuk kejadian-kejadian tertentu yang terjadi selama periode yang sama di mana banyak kejadian terhapus dari ingatan. 2.



Gradien Amnesia Retrograd dan Konsolidasi Ingatan.



Teori paling menonjol tentang konsolidasi ingatan adalah teori Hebb. Ia mengatakan bahwa ingatan tentang berbagai pengalaman disimpan dalam jangka pendek oleh aktivitas neural yang reverberating (bersirkulasi/beredar) di sirkuitsirkuit tertutup. Pola reverberasi aktivitas neural ini rentan terhadap disrupsi, misalnya oleh benturan di kepala tetapi akhirnya mereka menginduksi berbagai perubahan struktural dalam sinapsis-sinapsis yang terlibat yang merupakan tempat penyimpanan jangka panjang yang stabil. Electroconvulsive shock (kejutan elektrokonvulasif) termasuk metode untuk mempelajari konsolidasi ingatan. Electroconvulsive shock (ECS) adalah arus listrik penginduksi-seizure yang intens,singkat,menyebar, yang diadministrasikan ke otak melalui elektroda-elektroda besar yang dilekatkan di kulit kepala. kegunaan ECS untuk konsolidasi ingatan adalah mendisrupsi aktivitas neural, ECS akan menghapus ingatan dari tempat penyimpan tetapi ingatan-ingatan yang belum konversikan menjadi perubahan –perubahan sinaptik struktural. Lamanya



11



periode amnesia retrograd yang dihasilkan oleh ECS akan memberikan estimasi tentang banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi ingatan. Pasien yang menerima ECS bisa untuk penanganan depresi dan studi ini juga dilaksanakan pada hewan-hewan laboratorium. Dalam salah satu studi, tikus-tikus yang kehausan ditempatkan selama 5 hari dalam waktu 10 menit berturut-turut dalam sebuah kotak yang berisi sebuah niche (ceruk) kecil. Pada penempatan keempat dari sesi-sesi habituasi ini, sebagian besar tikus hanya mengeksplorasi ceruk itu ½ kali per sesi. Pada hari keenam. Sebuah corot ait diletakkan dalam ceruk dan tikus dibiarkan minum selama 15 detik setelah ia menemukan corot air itu. Setelah itu, 1 menit,10 menit, 1 jam/ 3 jam kemudian, setiap tikus eksperimental menerima sebuah ECS. Hari berikutnya,retensi semua subjek diakses berdasarkan berapa kali masing-masing tikus mengeksplorasi cerut ketika corot airnya tidak ada. Tikus-tikus kontrol yang mengalami percobaan belajar,tetapi tidak menerima ECS mengeksplorasi ceruk kosong itu rata-rata 10 kali selama sesi tes sekitar 10 menit, sehingga mengindikasikan bahwa mereka ingat penemuan airnya pada hari sebelumnya. Tikus-tikus yang sudah menerima ECS 1 jam/ 3 jam setelah percobaan belajar juga mengekplorasi ceruk sekitar 10 kali. Sebaliknya, tikus-tikus yang menerima ECS 10 detik, 1 menit, atau 10 menit setelah percobaan belajar mengeksplorasi ceruk kosong dengan frekuensi yang jauh lebih jarang pada hari tes. Hasil ini menunjukkan bahwa konsolidasi ingatan tentang percobaan belajar membutuhkan waktu antara 10 menit- 1 jam. Sebagian peneliti melihat gradien-gradien yang sangat panjang dari amnesia retrograd yang dihasilkan ECG. Contohnya Squire, Slater, dan Chace (1975) mengukur ingatan kelompok sekelompok pasien yang ditangani dengan ECS tentang pertunjukan di televisi yang pernah dimainkan hanya untuk sebuah musim di tahun-tahun yang berbeda sebelum diberikann terapi elektrokonvulsif. Tes dilakukan sebanyak 2x dengan bentuk tes yang berbeda-beda, satu sebelum mereka menerima serangkaian dari lima kejutan elektrokonvulatif dan satu lagi



12



sesudahnya. Perbedaan skor sebelum dan sesudah estimasi untuk kehilangan ingatan untuk berbagai peristiwa di setiap tahun.



Interval Belajar ECS Series 1 12 10 8 6 4 2 0 Kelompok kontrol tanpa belajar



10 detik



1 menit



10 menit



1 jam



3 jam



Kelompok kontrol belajar tanpa ECS



Gambar diatas mengilustrasikan bahwa lima kejutan elektrokonvulsif mendisrupsi retensi pertunjukan televisi yang pernah dimainkan selama tiga tahun penanganan tetapi bukan untuk yang dimainkan lebih awal dari itu. Gradien-gradien panjang amnesia retrogtad tidak kompatibel dengan teori konsolidasi Hebb. Gradien manusia retrograd yang mencakup berharihari,berminggu-minggu,atau bertahun-tahun tidak dapat dijelaskan dengan mudah oleh disrupsi aktivitas neural reverberatorik. Gradien-gradien panjang amnesia retrograd mengindikasikan bahwa konsolidasi ingatan dapat terus berlanjut untuk waktu yang sangat lama setelah belajar, mungkin dalam waktu terbatas. 3.



Rekonsolidasi



13



Setiap ingatan diambil dari penyimpanan jangka panjang, ia secara temporer disimpan dalam ingatan jangka pendek yang labil, ia juga rentan terhadap amnesia pascatrauma, sebelum akhirnya direkonsolidasikan. Studi oleh Nader,Schafe, dan LeDoux melakukan penelitian memasukkan inhibitor (penghambat) sintesis protein anisomycin ke dalam amigdala tikus tidak lama setelah itu tikus diharuskan mengingat percobaan pengondisi rasa takut. Infusi ini menghasilkan amnesia retrograd untuk pengondisian rasa takut itu. Sebagian besar peneliti tentang rekonsolidasi melibatkan pengondisian rasa takut, tetapi sebagia bukti menunjukkan tidak semua jenis ingatan rentan terhadap rekonsolidasi.



4.



Hipokampus dan Konsolidasi Penemuan H.M. yang menderita temporally graded retrograde amnesia



membuat Scoville dan Milner menyimpulkan hipokampus dan struktur yang terkait dengan konsolidasi. Faktanya lobektomi temporal medial bilateral hanya mendisrupsi ingatan-ingatan retrogad yang diperoleh selama periode sebelum H.M operasi. Mereka mengatakan ingatan disimpan secara temporer di hipokampus setelah itu ditransfer ke sistem penyimpanan kortikal yang lebih stabil. Teori ini dikenal dengan nama Teori Konsolidasi Standar dan didukung beberapa demonstrasi bahwa lesi lobus temporal medial menghasilkan temporally graded retrograde amnesia pada binatang eksperimental. Teori yang dikemukakan oleh Nadel dan Moscovitch (1997) yaitu gradiengradien amnesia retrograd sangat panjang. Hipokampus dan struktur-struktur lain yang terlihat dalam penyimpanan ingatan selama mereka masih ada bukan hanya selama peride setelah belajar. Ketika pengalaman sadar itu terjadi, dikode dengan cepat dan jarang dalam bentuk terdistribusi di sekujur hipokampus dan strukturstruktur yang terlibat. Menurut Nadel dan Moscovitch ingatan-ingatan yang tersimpan menjadi lebih resisten secara progresif terhadap disrupsi akibat kerusakan hipokampal, karena tiap kali sebuah pengalaman serupa terjadi atau ingatan orisinalnya diingat, sebuah engram (perubahan di otak yang menyimpan



14



ingatan) baru terbentuk dan dikaitkan dengan egram aslinya, yang membuat ingatan lebih mudah diingat dan engram aslinya lebih sulit terdisrupsi. 2.5 Neuroanatomi Ingatan-Pengenalan Objek Untuk mengidentifikasi struktur otak yang berpatisipasi di berbagai macam ingatan, perlu untuk membuat lesi yang benar-benar tepat di berbagai struktur dalam memgontrol apa dan kapan subjek belajar, sertai bagaimana dan kapan retensi mereka dites.oleh karena eksperimen semacam itu mustahil untuk dilakukan dengan subjek manusia, ada upaya untuk mengembangkan modelmodel binatang untuk amnesia yang dihasilkan oleh kerusakan otak pada manusia. Secara retrospektif,terdapat dua alasan bagi kesulitan dalam mengembangkan model binatang untuk amnesia lobus temporal medial.pertamma,pada awalnya belum jelas bahwa amnesia anterograd H.M. tidak meluas ke semua jenis ingatan jangka panjang,artinya amnesia itu spesifik untuk ingatan jangka panjang eksplisit dan kebanyakan tes ingatan binatang yang di gunakan secara luas pada 1950-an dan 1960 an adalah tes tes ingatan implisit .kedua,ada asumsi yang keliru bahwa efek-efek amnesik dari lesi lobus temporal medial sebagian besar, atau mungkin bahkan seluruhnya, dapat di atribusikan pada kerusakan hipokampal dan kebanyakan upaya untuk mengembangkan model binatang jntuk amnesia lobus temporal medial oleh karenanya dj fokuskan pasa lesi hipokampal. Model kera untuk Amnesia Pengenalan objek:The delayed nonmatching to sample test Di laboratorium-laboratorium yang terpisah ,Galf fan (1974) dan Mishkin dan Delacour (1975) memperlihatkan bahwa kera-kera



dengan lobektomi



temporal medial bilateral mengalami masalah yang nyata dalam membentuk ingatan jangka panjang untuk objek objek yang di jumpainya didalam



tes



ini.Dalam tes ini,seekor kera disuguhi sebuah objek(objek sampel), tempat kera itu menemukan makanan(misalnya,pelet pisang ).Lalu setelah itu penundaan ,kera itu disuguhi



dua objek tes :objek sampel itu dan sebuah objek yang belum



dikenal.kera itu harus mengingat objek objek sampel itu sedemikian rupa agar



15



dapat menyeleksi objek yang belum dikenalnya itu untuk mendapatkan makanan yang disembunyikan dibawahnya.Kera kera utuh yang terlatih melakukan tugas itu dengan benar di sekitar 90%ketika intervalnya retensinya beberapa menit saja atau kurang . Sebaliknya, kera kera dengan lesi lobus temporal medial bilateral memiliki berbagai defisit pengenalan-objek yang nyata.Defisit-Defisit ini mirip dengan defisit-defisit yang dimiliki H.M.dalam beberapa hal kunci.Sebagai contoh, Performa si kera tampak normal dalam penundaan beberapa detik tetapi merosot hingga ke tingkat untung untungan pada penundaan beberapa menit , dan performa mereka sangat rentan terhadap efek efek disrulsi dan distraksi (squire &zola-morgan ,1985).Faktanya , para pendirta amnesia lobus temporal medial di beri tes ini dengan di hadiahi koin, dan performa mereka mirip dengan performa kera dengan kerusakan otak yang sama. Pengembangan delayed nonmatching -to-sample tes untuk kera merupakan sarana untuk menguji asumsi bahwa amnesia yang merupakan akibat kerusakan lobus temporal medial seluruhnya merupakan konsekuensi kerusakan hipokampal. Akan tetapi, sebelum kita melihat lini penelitian penting ini, kita perlu melihat sebuah perkembangan metodologis lain.



The delayed nonmatching to sample tes untuk tikus Untuk memhami kenapa perkembangan versi tikus untuk delayed nonmatching to sample tes berperan penting dalam mengakses peran spesifik kerusakan hipokampal dalam amnesia lobus temporal medial, metode yang biasa digunakan dalam membuat lesi hipokampal pada kera dan tikus. Oleh karena itu ukuran dan lokasi hipokampus, hampir semua studi tentabg lesi hipokampal pada kera melibatkan aspirasi/penyedotan porsi porsi besar korteks rinal selain terhadap hipokampus.Akan tetapi, pada tikus, kerusakan extranous yabg terkait dengan lesi aspirasi terhadap hipokampus biasanya terbatas pada daerah kecil neokorteks parietal.Selain itu,hipokampus tikus kecil sehingga dapat dilesi dengan mudah secara elektrolit .Biasanya hanya ada sedikit kerusakan extraneous yang terjadi.



16



Versi delayed nonmatching to sampel tes untuk tikus yang paling mirip dengan kera dikembangkan oleh David Mumby yang menggunakan sebuah aparatus yang kemudian terkenal dengan sebutan mumby box. Pernah di asumsikan bahwa tikus tidak akan mungkin bisa mengerjakan tugas sekompleks yang dituntut delayed nonmatching to sample tes. Tikus tikus melakukannya sebaik kera dengan penundaan sampai dengan 1 menit (Mumby,Pinel,dan wood,1989). Validitas versi tikus untuk delayed nonmatching to sample test telah dikuatkan oleh studi studi tentang efek lesi lobus temporal medial.Lssi bilateral kombinasi pada hipokampus, amigdala, dan korteks rinal tikus menghasilkan defisit-defisit retensi nyata di semua interval yang terpendek( mumby,wood &pinel ,1992). Basis Neuroanatomis Defisit Pengenalan Objek Akibat Lobektomi temporal Medial Sejauh mana deifisit pengenalan objek setelah lobektomi temporal medial bilateral sebagai akibat kerusakan hipokampal?Pada awal 1900 an ,para peneliti mulai mengakses efek efek lesi pada berbagai struktur lobus temporal medial relatif pada performa di delyed nonmatching to sample test



baik pada kera



maupun tikus.Tantangan tantangan awal terhadap keutamaan hipokamous menarik perhatian para peneliti lain dan mendapatkan banyak temuan yabg relevan.Pembuangan bilateral korteks rinal melalui operasi secara konsisten menghasilkan berbagai defisit berat dan permanen dalam performa di nonmatching to sample test dan tes tes pengenalan objek lainnya. Sebaliknya, pembuabgab bilateral hipokamous melalui operasi menghasilkan berbagai defisit moderat atau sama sekali tidak menghasilkan keuntungan apapun, dan denstruksi bilateral amigdala tidak memiliki efek apapun. Laporan-laporan bahwa ingatab pengenakan objek terdisrupsi secara adversif oleh lesi korteks ribal tetapi hanya terdisruosi secara moderat oleh lesi hipokampal memunculkan kembali interes pada kasus kasus lain yang serupa.



17



Pada kera maupun tikus, iskemia serebral mengakibatkan hilangnya sel sel piramidal hipokampal CA1 dan defisit-defisit berat dalam performa pada delayed nonmatching to sample test.sebagai rangkuman, hubungan antara kerusakan hipokampal yang di produksi iskemia dan defisit pengenaln objek pada manusia,kera dan tikus tampak nya memberikan dukungan yang kuat bagi teori yang mengatakan bahwa hipokampus berperan kunci dalam ingatan pengenalan objek . Akan tetapi, ada masalah yang menganggu pada lini pembuktian ini, bagaimana lesi yang di produksi iskemia pada sebuah bagian kecil hipokampus dapat berhubungan dengab defisit defisit berat dalam performa pada delayed nonmatching to sample test bila defisit defisit yabg berkaitan dengan pembuangan total hipokampus hanya menghasilkan defisit moderat?.Mumby dan rekan rekan sejawatnya melaksanakan sebuah eksperimen yang tampaknya mengatasi paradoks ini.Meeaka menghiptesiskan bahwa 1. Hiperkatifitas sel-neuron sel piramidal CA1 yang di produksi iskemia merusak neuron neuron diluar hipokampus, mungkin melalui pelepasan eksesif neurotransmitter asam amino eksitatorik. 2. Kerusakan ekstra hipokampal ini tidak dapat dideteksi dengan mudah oleh analisi histologi konevensional (artinyatidak melibatkan kehilangan sel yang terkonsentrasi)dan ( kerusakan ekstra hipokamoal ini banyak bertanggung jawab atas defisit defisit pengenalan objek yang di produksi oleh iskemia serebral. Mumby dan rekan rekan sejawatnya mendukung hipostesi mereka dengan menunjukan bahwa hipokampektomi bilateral sebenarnya memblokitr perkembbangan defisit yang di produksi iskemia dalam performa pada delayed nonmatching to sample test.Pertama mereka menghasilkan iskemia serebral pada tikus dengan secara temporer mingikat arteri karotid mereka.Lalu



salah



satu



kelompok



tikus



iskemik



menerima



hipokampektomi 1 jam kemudian, kelompok yang kedua menerima hipokampektomi bilateral 1 minggu kemudian,dan kelompok ketiga tidak menerima hipokampektomi bilateral.setelah pulih, kedua kelompok tikus tikus iskemik yang disebutkan terakhir itu memperlihatkan defisit



18



pengenalan objek berat, sementara tikus tikus yanghipokamlusnya di buang 1 jam setelah iskemia.Menjelaskan bagaiman hipokampektomi dapat mencegah perkembangan defisit pengenalan objek yang biasa di hasilkan oleh iskemia serebral inilah masalah utama untuk teori yang mengatakan bahwa hipokampus memainkan peran kritis dalan ingatan pengenalan objek.Keruskan paling nyata setelah iskemia serebral ada di submedan CA1 hipokampus, tetapi ada kerusakan substansial pada daerah daerah lain yang lebih menyebar dan oleh karenanya lebih sulit dikuantifikasikan.aStudi oleh Allen dan rekan rekan nya mengaskan ini, mereka menemukan bahwa pasien pasien dengan hipokampal yang banyak berkurang memilikinkemungkinan yang jauh lebih besar un/uk mengalami amnesia anterograd, tetapi pasien yang sama juga cenderung memiliki kerusakan neokortikal ektensif. Korteks rinal memiliki dua daerah : korteks entorinal (korteks dalam fisura rinal )dan korteks perinal(korteks di seputar fisura rinal).Bukti menunjukan bahwa korteks peririnal inilah yang berperan dalam pengenalan objek. Jadi, fungsi kotrteks peririnal adalah untuk mengkonstruksikan dan memelihara reprensentasi kompleks dari berbagai objek yang berguna untuk beragam proses(misalnya persepsi dan kategorisasi)selain ingatan. 2.6 Hipokampus dan Ingatan untuk Lokasi Spasial Lesi Hipokampus Mendisrupsi Ingatan Spasial Lesi bilateral hipokampus pada binatang-binatang laboratorium sering kali hanya memiliki efek yang kecil atau sama sekali tidak memiliki efek pada performa dalam tes-tes ingatan. Akan tetapi ada pengecualian dalam hal umum ini: lesi hipokampal secara konsisten mendisrupsi performa pada tugas-tugas yang melibatkan ingatan untuk loaksi spasial. Sebagai contoh, lesi hipokampal mendisrupsi performa pada Morris water maze test dan radial arm maze test. Dalam Morris water maze test, tikus-tikus utuh yang ditempatkan diberbagai lokasi disebuah kolam bundar berisi air keruh dengan cepat belajar



19



berenang ke sebuah platform stasioner yang tersembunyi tepat dibawah permukaan air. Tikus-tikus dengan lesi hipokampal mempelajari hal sederhana ini dengan penuh kesulitan. Dalam radial arm maze test, beberapa lengan (misalnya, delapan lengan) menjulur ke luar secara menyebar dari sebuah bilik start ditengah, dan beberapa di antara lengan-lengan yang sama diberi umpan makanan setiap hari, tikus-tikus yang utuh dengan mudah belajar sehingga hanya mengunjungi lengan-lengan yang berisi makanan, tanpa mempelajari lengan yang sama lebih dari satu kali setiap harinya. Kemampuan untuk mengunjungi lengan yang berisi umoan dalam radial arm maze merupakan ukuran reference memory (ingatan tentang prinsipprinsip umum dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas), dan kemampuan untuk tidak mengunjungi sebuah lengan lebih dari satu kali dihari yang sama adalah ukuran working memory (ingatan temporer yang dibutuhkan untuk sukses dalam tugas yang saat ini sedang dikerjakan). Tikus-tikus dengan lesi hipokampal memperlihatkan berbagai defesit yang nyata pada ukuran reference memory maupun ukuran working memory dalam performa radial arm maze. Sel-sel Tempat Hipokampal Fakta yang konsisten dengan observasi bahwa lesi hipokampal mendisrupsi ingatan spasial adalah fakta bahwa banyak neuron hipokampal adlah place cells. Neuron-neuron yang hanya merespon ketika seseorang subjek berada dilokasi tertentu. Fyhn dan teman sejawatnya (2004) merekam dari sel-sel dibagian korteks entorinal yang berproyeksi kedalan daerah-daerah hipokampus yang sangat padat dalam place cells. Mereka menemukan bahwa sel-sel enorinal memiliki medanmedan tempat dan mempertahankanya bahkan ketika hipokampusnya dilesi. Place cells entorinal merespon dengan relatif refleksi terhadap lokasi, sementara place cells hipokampal merespon tempat berkombinasi dengan fitur-fitur lingkungan tes lainnya.



20



Studi Komparatif Hipokampus dan Ingatan Spasial Food-caching birds (burung yang suka menyimpan makanan) pasti memiliki ingatan yang luar biasa, karena agar dapat bertahan hidup, mereka harus ingat lokasi ratusan tempat penyembunyian makanan tersebar disekitar daerah kekuasaannya. Dalam sebuah studi, Sherry dan Voccarino (1989) menemukan bahwa spesies yang suka menyembunyikan makanan cenderung memiliki hipokampus yang lebih besar dibanding spesies yang tidak suka menyimpan makanan. Meskipun penelitian pada berbagai macam spesies mengindikasi bahwa hipokampus memang berperan didalam ingatan spasial, tetapi bukti dari studistudi primata kurang begitu konsisten, sel-sel primidal hipokampal primata memang memiliki medan tempat, tetapi efek-efek kerusakan hipokampal pada performa ditugas-tugas ingatan spasial yang campur aduk, masalahnya mungkin adalah ingatan spasial pada manusia dan kera biasanya dites pada subjek-subjek yang berada pada posisi stasioner dan membuat judgments tentang berbgai lokasi dilayar komputer, sementara ingatan spasial pada tikus dan burung biasanya dipelajari pada saat subjek berjalan kesana kemari dilingkungan tes. Hasil dua studi oleh Maguire dan rekan sejawatnya menunjukkan bahwa memang inilah yang terjadi. Pertama, maguire dan teman sejawatnya (1998) menggunakan positron emission tomography (PET) untuk merekam aktivitas otak subjek selama mereka belajar menemukan jalan disebuah kota maya. Aktivasi hipokampus kanan berhubungan erat dengan mengetahui lokasi berbagai tempat dan menyusuri jalan ke lokasi itu dengan akurat. Kedua, Maguire menggunakann structural magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengestimasi volume hipokampal disekelompok orang yang sudah menjalani pelatihan spasial intensif-para supir taksi london. Mereka menemukan bahwa para supir taksi dengan pengalaman lebih dari 20 tahun memiliki gray matter hipokampal posterior yang secara signifikan lebih banyak dibanding subjek-subjek kontrol.



21



Teori-teori tentan Fungsi Hipokampus 1. O’keefe dan Nadel (1978) mengusulkan cognitive map theory (teori peta kognitif) tentang fungsi hipokampus. Menurut teori ini, ada beberapa sistem di otak yang terspesialisasi dalam ingatan untuk berbagai jenis informasi yang berbeda, dan fungsi spesifik hipokampus adalah menyimpan ingatan untuk lokasi spasial. 2. Configural association theory (teori asosiasi konfigural) (Rudy & Sutherland, 1992). Teori asosiasi konfigural didasarkan pada premis bahwa ingatan spasial adalah salah satu manifestasi spesifik fungsi hipokampus yang lebih umum. Teori asosiasi konfigural mengatakan bahwa hipokampus berperan dalam retensi signifikansi behavioral dari berbagai kombinasi stimuli, tetapi bukan dari stimuli individual. 3. Brown dan Aggleton (2001) telah mengusulkan teori tentang peran hipokampus dalam pengenalan objek yang menekankan hubungannya dengan kortek peririnal. Mereka setuju dengan bukti bahwa korteks peririnal, dan bukan hipokampus, adalah memainkan peran kunci di sebagian besar tugas-tugas pengenalan. Akan tetapi, mereka mengatakan bahwa hipokampus berperan dalam mengenali tatanan spasial objek, misalnya ketika objek itu berada disebuah scane visual. Ketiga teori tentang fungsi ingatan ini didasari asumsi yang sama, yaitu bahwa seluruh bagian hipokampus menjalankan fungsi yang sama. Bannerman dan rekan sejawatnya (2004) mengatakan bahwa hanya hipokampus dorsal adalah yang terlibat dalam ingatan. Sementara fungsi hipokampus ventral adalah pemrosesan emosional.



2.7 Dimana Ingatan Disimpan? Bukti-bukti menunjukkan bahwa setiap ingatan disimpan secara menyebar di sekujur struktur-sturktur otak yang berpartisipasi dalam pengalaman aslinya



22



(lihat Miyashita, 2004; Pasternak & Greenle, 2005; Weinberger, 2004). Sejauh ini bab ini difokuskan pada empat struktur neural yang tampaknya berperanb dalam ingatan, adalah 1. Hipokampus 2. Korteks Peririnal amsing-masing berperan dalam ingatan spasial dan ingatan objek 3. Nukleus



Mediodorsal



dan



(Otak



depan



Basal



maisng-masing



terimplikasi dalam inatan oleh penyakit Korsakoff dan penyakit Azheimer.



1. Konterks Inferotemporal Daeerah-daerah korteks sensori sekunder diduga memainkan peran penting dalam menyimpan ingatan-ingatan sensori. Sebagai contoh karena korteks inferotemporal (korteks lobus temporal inferior) terlinbat dalam persepsi visual tentang objek, ia diduga berpartisipasi dalam penyimpanan ingatan tentang pola-pola visual, bersama sama dengan korteks perinal. 2. Amigdala Peristiwa emosional memiliki status yang istimewa di ingatan. Amigdala adalah salah satu struktur yang berperan dalam ingatan untuk pengalaman-pengalaman yang memiliki signifikansi EMOSIONAL. Tikus-tikus dengan lesi amigdala, berbeda dengan tikus-tikus yang utuh, tidak merespons dengan ketakutan terhadap sebuah stimulus netral yang berulang kali diikuti oleh kejutan listrik di telapak kakinya. Berchara dan



rekan-rekan



sejawatnya



melaporkan



kasus



seorang



pasien



neuropsikologis dengan kerusakan bilateral pada amigdala yang tidak dapat memperoleh respons-respons terkejut otonom terkondisi terhadap berbagai stimuli visual atau auditori tetapi memiliki ingatan eksplisit yang baik untuk stimulun tersebut. 3. Korteks Prefrontal Korteks pefrontal (daerahkorteks frontal motorik) tidak mengalami amnesia berat, mereka sering kali tidak memeperlihatkan defisit apapun



23



pada tes-tes ingatan konvensional. Adapun kemampuan inagatan yang sering kali hilang pada pasien-pasien dengan lesi prenfrontal besar, tetapi kemampuan-kemampuan



ini



tidak



diungkap



oleh



tes-tes



ingatan



konvensional. 4. Serebelum dan Striatum Serebelum diduga berpartisipasi dalam penyimpanan ingatan tentang keterampilan-keterampilan sensorimotor yang dipelajari melalui berbagai mekanisme neuropalstik. Perannya dalam pengondisian Pavlovian daalm respons kedipan mata pada kelinci menjadi aspek yang paling intensif diteliti. Striatum diduga meyimpan ingatan untuk hubungan yang konsisten antara stimulus dan respons tipe ingatan yang berkembang secara inkremental tambah sedikit demi sdikit. Setela banyak percobaan. 2.9 Kesimpulan Amnesia Infantil dan Biopsikolog Yang Ingat H.M. 1. Amnesia Infantil kita semua mengalami infatile amnesia (amnesia infantil). Artinya , kita hampir tidak memiliki ingatan apapun tentang berbagai peristiwa saat kita masih bayi. Dalam



studi



tentang



amnesia



infantil,



anak-anak



ditunjukin



serangkaian foto anak-anak usia prasekolah, sebagian diantaranya adalah foto teman-teman sekelas saat prasekolah dulu. Para subjek mengenali beberapa mantan teman prasekolahnya. Akan tetapi, apakah mereka mengingat teman prasekolahnya secara eksplisit atau mengingat teman Prasekolahnya secara konsisten memperlihatkan respon konduktansi kulit yang besar pada foto-foto teman sekelasnya. Dalam studi yang kedua tentang amnesia infantil, menggunakan sebuah versi modren incomplate-pictures test. Mereka menunjukkan serangkaian gambar kepada anak-anak yang berumur 3 tahun, 5 tahun, dan orang dewasa. Tiga bulan kemudian, para peneliti mengases ingatan subjek untuk gambar-gambar itu dan beberapa gambar kontrol secepar mungkin.



24



Anak-anak yang berumur 5 tahun dan orang dewasa memperlihatkan ingatan eksplisit yang lebih baik di banding anak-anak yang berumur 3 tahun.Artinya , mereka lebih sering ingat telah melihat gambar-gambar dari rangkaian penyajian yang pertama. Akan tetapi, ketiga kelompok memperlihatkan ingatan implisit yang substansi : semua subjek mampu mengidentifikasi dengan lebih cepat gambar-gambar yang sudah pernah mereka lihat sebelumnya,bahkan ketika mereka tidak memiliki ingatan sadar bahwa mereka pernah melihatnya. Kasus R.M., Biopsikolog yang Ingat H.M. R.M. jatuh dengan kepala dibawah ketika bermain ski. ketika sadar kembali mengalami amnesia retrograd maupun anterograd. Selama beberapa jam ia hanya mampu mengingat beberapa peristiwa saja dari kehidupan sebelumnya. Ia tidak mampu mengingat kapan ia menikah ,dimana tinggal,atau dimana ia bekerja. Ia telah kehilangan sebagian besar ingatan episodiknya. Disamping itu, banyak di antara hal-hal yang terjadi padanya beberapa jam setelah kecelakaannya yang dilupakannya begitu perhatiannya dialihkan. Sebagai contoh,di mobil, dalam perjalanan kerumah sakit, R.M. mengobrol dengan orang yang duduk disebelahnnya-teman salah seorang temannya yang sepanjang hari itu bermain ski dengannya. Akan tetapi, tiap kali atensinya pindah ke tempat lain-misalnnya, pemandangan pegunungania sama sekali lupa akan orang itu dan ia memperkenalkan dirinya lagi. Hal Ini merupakan Kasus klasikamnesia pasca-trauma. Seperti H.M., R.M. terperangkap dimasa kini, dengan masa lalu yang kabur dan tampak tidak memiliki masa depan. Ironi situasinnya adalah bahwa selama beberapa jam, ketika R.M. dapat memgingat beberapa kejadian dalam kehidupannya sendiri, pikirannya berulang kali terseret ke sebuah ingatan semabtikingatan tentang seseorang yang ia ingat telah dipelajarinnya entah kapan di masa lalu. Melewati kabut di depannya , ia kemudian ingat H.M., sesama "narapidana" masa kini dari ia bertanya-tanya apakah nasib yang sama sedang menimpanya.



25



R.M. sembuh total dan menengok kembali pengalaman yang masih dapat diingatnya dengan perasaan lega dan perasaan lega dan perasaan empat terhadap H.M. Berbeda, dengan. H.M.,R.M. menerima " keringanan hukuman" , tetapi pengalamanan itu membuatnya memiliki apresiasi yang lebih baik terhadap situasi para penderita amnesia. Seperti H.M, yang harus menjalani hukuman seumur hidup.



26



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Efek Amnestik Temporal Medial Bilateral ........................................... 4 2.2 Amnesia Sindroma Korsakoff…............................................................ 5 2.3 Amnesia Penyakit Alzheimer ................................................................ 7 2.4 Amnesia Pasca-Konvulsi: Bukti Konsolidasi…................................... 12 2.5 Neuroanatomi Ingatan Pengenalan-Objek ............................................ 19 2.6 Hipokampus dan Ingatan Lokasi Spasial .............................................. 21 2.7 Di mana Ingatan Disimpan?................................................................... 22 2.8 Mekanisme Sinaptik Belajar dan Ingatan................................................23 2.9 Kesimpulan: Amnesia Infantil dan Biopsikolog yang Ingat H.M...........24 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 26



27



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar dan ingatan adalah dua cara untuk memikirkan tentang hal yang sama. Keduanya adalah proses neuroplastis yang berhubungan dengan kemampuan otak untuk mengubah fungsinya sebagai respon terhadap pengalaman. Belajar berhubungan dengan bagaimana pengalaman mengubah otak, dan ingatan berhubungan dengan bagaimana perubahan-perubahan itu disimpan dan setelah itu diaktifkan kembali. Tanpa kemampuan untuk belajar dan mengingat, kita akan mengalami setiap saat seolah-olah terbangun dari tidur seumur hidup. Setiap orang adalah orang asing, dan setiap kata tidak akan dapat dipahami. Jadi bahasan ini adalah peran yang dimainkan dalam struktur otak dalam proses belajar dan ingatan. Pengetahuan tentang peran-peran yang berasal dari pendapat para ahli terhadap pasien-pasien yang mengalami amnesia yang dihasilkan oleh kerusakan otak. Dan ada beberapa amnesia yang akan dibahas dalam bab ini.



1.2 Rumusan Masalah         



Bagaimana cara kerja dari Efek Amnesia Lobektomi Medial Bilateral? Bagaimana konsep dari Amnesia Sindroma Korsakoff? Bagaimana konsep dari Amnesia Penyakit Alzheimer? Bagaimana konsep Amnesia Pasca-Konvulsi: Bukti Konsolidasi? Bagaimana konsep Neuroanatomi Ingatan Pengenalan-Objek? Bagaimana konsep Hipokampus dan Ingatan Lokasi Spasial? Dimana Ingatan Disimpan? Bagaimana penjelasan Mekanisme Sinaptik Belajar dan Ingatan? Jelaskan Kesimpulan: Amnesia Infantil dan Biopsikolog yang Ingat H.M!



28



DAFTAR PUSTAKA Hayward, Sheila. 1997. Biopsychology: Psychological Psychology. Hampshire: Macmillan Education. Johnson, M. H. 2001. Functional brain development in humans. Nature Reviews Neuropsychology. Kalat, James W. 2009. Biopsikologi: edisi kesembilan. Jakarta: Salemba Humanika. Suarya, Luh M. K. S. dkk. 2016. Bahan Ajar Biopsikologi. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Pinel, John P. J. 2009. Biopsikologi: edisi ketujuh. Diterjemahkan oleh Helly Prajitno Soejipto dan Sri Mulyantini Soejipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



29



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan



30