Belerang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2.1



Pengertian Belerang



Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Zat murninya tidak berbau dan tidak berasa,memiliki struktur yang beragam, tergantung konsisi sekitar,secara alami banyak terdapat di gunung berapi,komponen murninya tidak beracun namun senyawa yang terbentuk kebanyakan berbahaya bagi manusia, senyawa sulfur yang utama adalah SO2, dan SO3. SO2 berupa gas yang mudah larut dalam air sehigga menyebabkan hujan asam, efek yang ditimbulkan dapat sikurangi dengan cara melewatkan air yang terkontaminasi pada padatan CaCO3. SO3 merupakan bahan utama membuat asam sulfat dan SO3 diperoleh dari oksidasi SO2 dengan katalis vanadium.



Gambar 2.1 Belerang



Belerang alam biasanya ditemukan pada gunung-gunung berapi atau sumber air panas. Semua cebakan belerang yang ditemukan di Indonesia, proses terbentuknya oleh kegiatan-kegiatan solfatar, fumalora atau sebagai akibat dari gas-gas dan larutan-larutan yang mengandung belerang yang keluar dari dalam bumi melalui rekahan-rekahan serta selalu berkaitan dengan eaktivitas gunung api aktif.



2.2



Penambangan Belerang



Penambangan endapan belerang dapat dikerjakan dengan cara tambang terbuka, tambang bawah tanah dan secara manual. 1.



Metode Penambangan Manual, penambangan belerang dengan metode ini dilakukan apabila kandungan endapan belerang yang ada tidak terlalu banyak atau sedikit. Cara penambangannya dengan metode ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat-alat penambangan manual, seperti cangkul, linggis, gancu, dan keranjang serta dilaksanakan dengan sistem padat karya.



2.



Sedangakan untuk endapan belerang yang ditutupi oleh lapisan tanah penutup yang sangat tebal. Maka cara penambanganya dapat dilakukan dengan cara Frasch yaitu dengan pemboran kemudian dimasukkan air 3350 F ke dalam endapan belerang, untuk kemudian melalui pipa-pipa kondensasi dipompakann keluar. Air panas ini berfungsi untuk melarutkan belerang dari endapan kubah garam atau sejenisnya pada kedalaman antara 150-170 m. Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor dilengkapi dengan empat macam pipa bergaris tengah 3-20 cm. Setiap pipa ini mempunyai fungsi sebagai berikut : a) b) c) d)



3.



Pipa pertama befungsi sebagai selubung dan pelindung Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas Pipa ketiga berfungsi sebagai mengalirkan lelehan. Pipa keempat berfungsi untuk memasukan udara bertekanan tinggi.



Pada Tambang terbuka, cara pengambilan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan tipe stratigrafi dan vulkanis yang terletak dekat dengan permukaan bumi.



Pengambilan dengan metode ini dapat menggunakan alat-alat sederhana atau dapat juga dengan menggnakan alat mekanis seperti shovel, monitor, dan dragline excavator. Material hasil penambangan dengan metode ini dimuat dan diangkut dengan pikulan, lori, dump truck, dan sejenisnya baru kemudian diproses lebih lanjut sesuai dengan keperluan.



4.



Metode Tambang Bawah Tanah, penambangan belerang dengan metode tambang bawah tanah dikhususkan bagi endapan belerang yang terdapat di bawah permukaan bumi. Adapun penambangan dikerjakan dengan membuat lubang-lubang bukaan kearah endapan, seperti shaft, tunneling, drift, adit, dan lain-lain.



2.3



Pengolahan Belerang



Pengolahan belerang untuk kristal, dapat langsung dimasukkan ke dalam dapur autoclave. Dalam dapur autoclave ditambahkan solar, air, NaOH, kemudian dipanaskan dengan memasukkan uap air. Panas dengan tekanan 3 atmosfir selama 30-60 menit. Pemisahan akan terjadi karena belerang mempunyai titik lebur yang lebih rendah dibandingkan dengan mineral-mineral pengotornya. Hasilnya yang berupa belerang cair dialirkan melalui filter dan kemudian dicetak. Untuk belerang jenis lumpur, pengolahannya perlu dilakukan secara flotasi terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam dapur autoclave. Maksud dari pada flotasi disini adalah untuk meningkatkan kadar belerang dan menghilangkan senyawa-senyawa besi sulfida dan silikat dari larutan. Cara pengolahan lain untuk belerang jenis ini adalah dengan cara pelarutan dan penghabluran dengan menggunakan pelarut karbon disulfida, dimethyl disulfid atau larutan hidrokarbon berat lainnya. Sedangkan untuk mengolah belerang secara sederhana dapat dilakukan dengan jalan memanaskan bongkah-bongkah belerang di dalam wajan besi atau aluminium yang berdiameter antara 80-100 cm diatas tungku sederhana yang terbuat dari batu andesit dan tanah liat.



Gambar 2.2 Bagan Alir Pengolahan Belerang Menjadi Asam Sulfat 2.4



Kegunaan Belerang



Adapun kegunaan belerang antara lain : 1. Untuk membuat asam sulfat, asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil. 2. Untuk membuat gas SO2 yang biasa dipakai untuk mencuci bahan yang terbuat dari wool dan sutera. 3. Pada industri ban, belerang untuk vulkanisasi karet yang berkaitan agar ban bertambah ketegangannya serta kekuatannya. 4. Belerang juga digunakan pada industri obat-obatan, bahan peledak, dan industri korek api.



Dampak Negatif Belerang bersifat mudah terbakar yang menghasilkan gas belerang dioksida. Gas ini dapat menyesakkan pernapasan dan menimbulkan gejala batuk. Dalam jumlah besar, belerang dioksida dapat merusak saluran pernapasan dan menimbulkan radang tenggorokan serta kerusakan paruparu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecendrungan untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.



2.5



POTENSI DAN PENYEBARAN SULFUR DI INDONESIA



Menurut Sumarti (2010), sampai saat ini baru diketahui 6 provinsi di Indonesia yang menyimpan tambang belerang, yaitu : 1.



Jawa barat : Gunung Tangkuban Perahu, Danau Putri, Galunggung, Ceremai, Telaga bodas



2.



Jawa tengah : Gunung Dieng



3.



Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Ijen.



4.



Sumatera utara : Gunung Namora



5.



Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan, dan Gunung Sorek Merapi



6.



Maluku : Pulau Damar



Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85% digunakan untuk pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak digunakan untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia (18%), industri bahan warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis, minyak bumi dan lain-lain.



Kawah ijen merupakan penghasil belerang utama di Indonesia dibandingkan dengan wilayah lain (Sumarti, 2010). Menurut pengelola Taman Nasional Alas Purwo, dimana Taman Nasional tersebut membawahi antara lain kawasan Kawah Ijen, menyebutkan bahwa sedikitnya 14 ton belerang ditambang tiap harinya. Sementara itu berdasarkan analisa BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan bahwa nilai tersebut hanya sekitar 20% dari potensi yang sesungguhnya disediakan oleh alam. Menurut Kelompok Program Teknologi Informasi Pertambangan (2005), apabila pengolahan belerang dilakukan dengan cara sublimasi, maka belerang merupakan bahan tambang yang tidak terbatas.