Bella Pratiwi A Korelasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bella Pratiwi 2100117130045



TUGAS KORELASI DAN INTERPRETASI 



5 KORELASI



Gambar 1.1 Korelasi 1 dan 2



Gambar 1.2 Korelasi 3 dan 4



Gambar 1.3 Korelasi 5







INTERPRETASI Setelah dilihat dari korelasi litostratigrafi dimana digunakan untuk menentukan korelasi atau hubungan stratigrafi antara satuan di atas dengan satuan di bawahnya, dan dengan satuan litologi lainnya sehingga dapat disimpulkan dari korelasi tersebut, berikut ini adalah interpretasi setiap korelasi, sebagai berikut: 1



1. Korelasi I Pada segmen korelasi litostratigrafi I ini terdapat litologi berupa batuan metamorf dengan struktur berupa foliasi dimana berkenampakan struktur planar setelah itu diatasnya berupa batupasir dengan struktur sedimen berupa laminasi dengan terdapat sisipan konglomerat yang lebih tebal dari batupasir dimana bahwa pada daerah tersebut merupakan daerah yang dapat mentransport batuan dengan ukuran yang besar dan akhirnya daerah tersebut terpendam air laut sehingga dapat membentuk batugamping yang tipis setelah itu terdapat adanya napal dan semakin keatas ditemukan batupasir yang tebal diinterpretasikan bahwa pada daerah tersebut terbentuk pada daerah yang tenang pada kolom ke II Pada litologi batuan metamorf mengalami penebalan karena kenaikan muka laut dan di bawah laut tekanan menjadi lebih besar Perubahan ini menunjukkan penurunan kekuatan arus transportasi pada saat pengendapan berlangsung semakin keatas terdapat batugamping mengalami penebalam akibat dari naiknya lagi permukaan air laut. Kolom ke III dan IV terbentuk batugamping yang lebih tebal karena pertumbuhan organisme yang meningkat dan terjadi karena suatu kondisi dimana terjadi perubahan garis pantai yang menuju (maju) ke arah daratan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab seperti pasokan sedimen (sedimen supply) lebih kecil dari pada tempat akomodasi (accommodation space), perubahan global dan relatif sea level atau terjadi transgresi. Kolom ke V terjadi kenaikan muka air laut sehingga terdapat batugamping dan terdapat tekanan dan temperature yang cukup tinggi. dan terbentuk kembali batuan metamorf. 2. Korelasi II Pada segmen korelasi litostratigrafi II ini terdapat litologi berupa batuan metamorf dengan struktur berupa foliasi dimana berkenampakan struktur planar setelah itu diatasnya berupa batupasir dengan struktur sedimen berupa laminasi dengan terdapat sisipan konglomerat yang lebih tebal dari batupasir dimana bahwa pada daerah tersebut merupakan daerah yang dapat mentransport batuan dengan ukuran yang besar dan akhirnya daerah tersebut 2



terpendam air laut sehingga dapat membentuk batugamping yang tipis setelah itu terdapat adanya napal dan semakin keatas terdapat litologi batupasir yang tipis dan dibawahnya terdapat sisipan konglomerat dan dibawahnya terdapat batupasir yang tebal. Diinterpretasikan bahwa pada litologi tersebut tertransport secara tenang. pada kolom ke II Pada litologi batuan metamorf mengalami penebalan karena kenaikan muka laut dan di bawah laut tekanan menjadi lebih besar Perubahan ini menunjukkan penurunan kekuatan arus transportasi pada saat pengendapan berlangsung semakin keatas terdapat batugamping mengalami penebalam akibat dari naiknya lagi permukaan air laut. Kolom ke III dan IV terbentuk batugamping yang lebih tebal karena pertumbuhan organisme yang meningkat dan terjadi karena suatu kondisi dimana terjadi perubahan garis pantai yang menuju (maju) ke arah daratan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab seperti pasokan sedimen (sedimen supply) lebih kecil dari pada tempat akomodasi (accommodation space), perubahan global dan relatif sea level atau terjadi transgresi. Kolom ke V terjadi kenaikan muka air laut sehingga terdapat batugamping mengalami perselingan dengan napal dan paling atas terdapat batupasir . 3. Korelasi III Pada segmen korelasi litostratigrafi III ini terdapat litologi berupa batuan metamorf dengan struktur berupa foliasi dimana berkenampakan struktur planar setelah itu diatasnya berupa batupasir dengan struktur sedimen berupa laminasi dengan terdapat sisipan konglomerat yang lebih tebal dari batupasir dimana bahwa pada daerah tersebut merupakan daerah yang dapat mentransport batuan dengan ukuran yang besar dan akhirnya daerah tersebut terpendam air laut sehingga dapat membentuk batugamping yang tipis setelah itu terdapat adanya napal dan semakin keatas terdapat litologi batupasir yang tipis dan dibawahnya terdapat sisipan konglomerat dan dibawahnya terdapat batupasir yang tebal. Diinterpretasikan bahwa pada litologi tersebut tertransport secara tenang. pada kolom ke II Pada litologi batuan metamorf



3



mengalami penebalan karena kenaikan muka laut dan di bawah laut tekanan menjadi lebih besar Perubahan ini menunjukkan penurunan kekuatan arus transportasi pada saat pengendapan berlangsung semakin keatas terdapat batugamping mengalami penebalam akibat dari naiknya lagi permukaan air laut. Kolom ke III terbentuk batugamping yang lebih tebal karena pertumbuhan organisme yang meningkat dan terjadi karena suatu kondisi dimana terjadi perubahan garis pantai yang menuju (maju) ke arah daratan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab seperti pasokan sedimen (sedimen supply) lebih kecil dari pada tempat akomodasi (accommodation space), perubahan global dan relatif sea level atau terjadi transgresi. Pada kolom ke IV batupasir tersebut mulai mengecil dan membentuk batubara yang mulai menebal karena yumbuhan yang ada semakin meningkat dan pada kolom ke V terjadi erosi yang membuat batubara tadi menjadi hilang dan batupasir yang menjadi tipis. 4. Korelasi IV Pada segmen korelasi litostratigrafi IV ini terdapat litologi berupa batuan metamorf dengan struktur berupa foliasi dimana berkenampakan struktur planar setelah itu diatasnya berupa batupasir dengan struktur sedimen berupa laminasi dengan terdapat sisipan konglomerat yang lebih tebal, diinterpretasikan bahwa pada daerah tersebut merupakan daerah yang dapat mentransport batuan dengan ukuran yang semakin besar keatas dan akhirnya daerah tersebut terpendam air laut sehingga dapat membentuk batugamping yang tipis dan semakin keatas membentuk batupasir yang tebal dan perselingan konglomerat. Kolom ke II kenaikan muka air laut dan mulai munculnya organisme-organisme sehingga mulai terjadi pengendapan karbonatan dan mulai terbentuk batugamping. Dan terjadi juga pengendapan batupasir yang diakibatkan oleh transportasi sedimen menuju ke laut dangkal. Pada kolom ke IV batupasir tersebut mulai mengecil dan membentuk batubara yang mulai menebal karena yumbuhan yang ada semakin meningkat dan pada



4



kolom ke V terjadi erosi yang membuat batubara tadi menjadi hilang dan batupasir yang menjadi tipis kenaikan air laut secara bertahap namun secara terus menerus akibatnya tekanan yang berada di bawah laut menjadi lebih besar. Karena adanya tekanan yang lebih besar dan magma yang ada maka dapat membentuk kembali litologi batuan metamorf. 5. Korelasi V Pada kolom ke I batupasir yang tebal dengan dibawahnya terdapat adanya napal dan diinterpretasikan bahwa pada daerah tersebut terbentuk pada daerah yang tenang dan terdapat adanya batuan metamorf selanjutnya pada kolom ke II batuan metamorf mengalami kenaikan muka air laut sehingga menebal dan penipisan pada napal akibat dari adanya erosi dan terjadi adanya penambahan suplai sedimen berupa batupasir sehingga terjadi penebalan litologi batupasir dan dibawah dari napal terbentuk adanya batugamping yang menendakan bahwa adanya hidup organisme yang dapat membentuk karbonatan. Pada kolom ke III batugamping yang lebih tebal karena pertumbuhan organisme yang meningkat dan terjadi transgresi sehingga kandungan karbonatan meningkat dan membentuk batugamping. Semakin lama, semakin meningkat pertumbuhan organisme-organisme dan dapat membentuk karbonatan seiring berjalannya waktu dan terjadi lagi kenaikan muka laut, dan litologi batupasir mulai menyusut. Kolom ke V tidak terjadi kenaikan muka laut, namun terjadi muka air laut yang menjadi tenang sehingga pada kolom tersebut membentuk batuan napal dan semakin menipis batupasirnya.



5