Bening Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI



PERBEDAAN HASIL JADI SCARF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ECOPRINT DAUN UBI PADA BAHAN SATIN SUTERA DAN SATIN POLYESTER



DIFFRENCES IN THE YIELD OF A SCARF USING THE SWEET POTATO LEAF ECOPRINT TECHNIQUE ON SILK SATIN AND POLYESTER SATIN



BENING PERMATAHATI 1628042009



PROGRAM STUDI S1 TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2021



i



SKRIPSI



PERBEDAAN HASIL JADI SCARF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ECOPRINT DAUN UBI PADA BAHAN SATIN SUTERA DAN SATIN POLYESTER Diajukan kepada Program Studi S1 Tata Busana Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik/S1 Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan



BENING PERMATAHATI 1628042009



PROGRAM STUDI S1 TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2021



i



ABSTRA Bening permatahati, 1628042009, Perbedaan hasil jadi scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester, Skripsi. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Dibimbing Oleh Ibu Hamidah Suryani dan Ibu Rosmiaty. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester. (2) Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera. (3) Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester. (4) Perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester. Penelitian ini adalah penelitian komperatif dengan pendekatan eksperimen dengan metode pengumpulan data observasi, FGD, dokumentasi dan angket yang dilakukan pada 25 observer. Analisis data menggunakan T-test program SPSS 22 dengan signifikansi 0.05. Adapun hasil penelitian ini adalah (1) Proses pembuatan scarf dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, merendam kain dengan air tawas selama 2 jam (mordanting), merebus kain selama 1 jam, merendam daun ubi jalar pada larutan cuka, menata daun di atas kain yang telah dilapisi plastic, memukul daun, menggulung kain, mengikat kain, mengukus bundlean kain selama 2 jam, mengangkat daun yang menempel pada kain, fiksasi dengan larutan kapur tohor, bilas dengan air bersih,lalu jemur hingga kering. (2) Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dapat dikategorikan baik dengan presentase sebanyak 74%. (3) Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester dikategorikan sangat baik dengan presentase sebanyak 86,60%. (4) Berdasarkan hasil jadi scarf terdapat perbedaan yang signifikan antara kain satin sutera dan satin polyester. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari indikator penyerapan warna, kerataan motif, serta ketahanan warna 2 kali cuci terdapat perbedaan di mana ketiga nilai p pada indikator tersebut lebih besar dari nilai signifikansi (0.05). Dalam hal ini, jenis kain yang lebih cocok untuk dijadikan bahan scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi adalah kain satin polyester. Kata Kunci : Ecoprint, Daun Ubi, Satin Sutera, Satin Polyester



i



ABSTRAC Bening Permatahati, 1628042009, Differences in the yield of a scarf using the sweet potato leaf ecoprint technique on silk satin and polyester satin, Thesis. Department of Family Welfare Education, Faculty of Engineering, Makassar State University. Supervised by Mrs. Hamidah Suryani and Mrs. Rosmiaty. This study aims to determine: (1) The process of making a scarf using the ecoprint technique of sweet potato leaves on silk satin and polyester satin materials. (2) The resulting scarf uses a sweet potato leaf ecoprint technique on silk satin material. (3) The resulting scarf uses a sweet potato leaf ecoprint technique on a satin polyester material. (4) Differences in the yield of a scarf using the sweet potato leaf ecoprint technique on silk satin and polyester satin materials. This research is a comparative study with an experimental approach with data collection methods of observation, FGD, documentation and questionnaires conducted on 25 observers. Data analysis used the T-test program SPSS 22 with a significance of 0.05. The results of this study are (1) The process of making a scarf begins with preparing tools and materials, soaking the cloth in alum water for 2 hours (mordanting), boiling the cloth for 1 hour, soaking sweet potato leaves in vinegar solution, arranging the leaves on a cloth that has been prepared. has been coated with plastic, beat the leaves, rolled up the cloth, tied the cloth, steamed the cloth bundles for 2 hours, removed the leaves that were attached to the cloth, fixed with quicklime solution, rinsed with clean water, then dried in the sun to dry. (2) The yield of a scarf using the sweet potato leaf ecoprint technique on silk satin material can be categorized as good with a percentage of 74%. (3) The results of the scarf using the sweet potato leaf ecoprint technique on satin polyester material are categorized as very good with a percentage of 86.60%. (4) Based on the results of the scarf, there is a significant difference between silk satin and polyester satin. This difference can be seen from the indicators of color absorption, evenness of motifs, and the color resistance of 2 washes, there are differences where the three p-values on these indicators are greater than the significance value (0.05). In this case, the type of fabric that is more suitable to be used as a scarf material using the sweet potato leaf ecoprint technique is satin polyester. Keywords: Ecoprint, Sweet Potato Leaf, Silk Satin, Polyester Satin



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi/tugas akhir ini yang berjudul “Perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester” dapat terselesaikan. Adapun maksud dan tujuan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi tugas akademik sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Strata I (SI) di Universitas Negeri Makassar Fakultas Teknik Jurusan PKK konsentrasi tata busana. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari akan segala hambatan yang penulis hadapi dalam penyelesaian tugas akhir ini, karena segala kesalahan dan kekurangan itu merupakan cermin ketidak sempurnaan penulis secara pribadi sebagai manusia biasa. Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menampuh pendidikan sampai pada tahap penyelesaian tugas akhir ini. ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya penulis sampaikan terutama kepada kedua orang tua saya (Ayahanda Drs. H. Yusuf Akib dan Ibunda Hj. Hasmah) dan seluruh keluarga yang penuh kasih sayang memberikan perhatian kepada penulis.



v



Selain itu tidak lupa dalam kesempatan ini penulis sampaikan dengan hormat dan ucapan terimah kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP., selaku Rektor Universitas Negeri Makassar besertas seluruh pimpinan Universitas Negeri Makassar. 2. Prof. Dr. H. Muhammad Yahya, M.Kes., M. Eng., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, beserta karyawan yang telah memberikan bantuan dalam menfasilitasi yang dibutuhkan penulis. 3. Dr. ST. Aisyah, M.Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Makassar. 4. Rosmiaty, S.Pd., M.Pd., selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Makassar. 5. Dr. A. Nurmaida, S.Pd., M. Si., selaku Ketua Prodi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Makassar. 6. Dra. Kurniati, M.Si., selaku Kepala Labolatorium Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Makassar. 7. Dr. Hamidah Suryani, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Rosmiaty, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi/tugas akhir ini dapat diselesaikan.



v



8. Dra. Kurniati, M.Si., selaku penanggap I dan Dr. A. Nurmaida, S.Pd., M. Si., selaku penanggap II yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi. 9. Dra. Asiani Abu, M.Pd., Nurhijrah, S.Pd., M.Pd dan Syarifah, Suryana, S.Pd., M.Pd., selaku Panelis ahli. 10. Seluruh dosen dan staff umumnya dalam lingkup Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar dan terkhusus Jurusan Pendidikan Kesejahteraan keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. 11. Teman seperjuangan mahasiswa angkatan 2016 khususnya Nurwahidah, Karimah, Athifah alya rohaya, Siti nasrah mulia, Dewiyana, Muh. Irwan, dan seluruh teman-teman PKK 02 yang selalu memberikan dukungan, do’a dan semangat. Meraka adalah orang-orang hebat, banyak pelajaran yang dapat saya petik selama bersama mereka. Semoga kekompakan, kerjasama dan kebersamaan dapat berlanjut selamanya. 12. Support systemku 24/7, Angga, Sri Angraeni, Adinda, Andhika, Putri, Dian, Kekew, yang selalu siap sedia membantu dan always listening always understanding hihi. Untuk gemoyku Moyeng, Abel, Cio, Dading dan Boing. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga keperuntukkan kepada seluruh keluarga, yang penuh kasih sayang telah memberikan perhatian kepada penulis hingga dapat menyeleseikan studi pada jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Semoga budi dan bantuan secara tulus yang telah disumbangkan



v



menjadi amal jariah dan mendapat imbalan berlipat ganda dari Allah Subhana Wata’ala. Makassar, 08 Oktober 2021 Penulis Bening Permatahati



HALAMAN PERSEMBAHAN



Alhamdulillah, puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah Subhana Wata’ala sehingga skirpsi ini dapat terselesaikan. Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda terima kasih ku dan wujud bakti ku kepada: Ibunda, ayahanda serta seluruh keluargaku, karena berkat do’a dan dorongan motivasi turut membantu dalam menyelesaikan studi peneliti serta orang yang kusayangi dan menyayangiku yang senantiasa mendo’akan dalam setiap usahaku.



vi



MOTTO



“ you can’t stop the waves, but you can learn to surf ” Kita tidak bisa menghentikan masalah yang datang di kehidupan, tapi kita bisa belajar untuk menerima dan mengendalikan masalah tersebut.



Seperti takdir Tuhan: Sebagaimana yang telah tertakar, tidak akan pernah tertukar



i



x



DAFTAR



HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori B. Kajian Penelitian yang Relevan C. Kerangka Pikir D. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Desain penelitian C. Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan yang Digunakan E. Langkah Kerja F. Variabel Penelitian G. Teknik Pengumpulan Data H. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



x



i iii iv viii ix v x xi xii xiii 1 1 5 5 6 7 7 43 45 47 48 48 48 49 49 54 55 56 57 59 59 74 77 77 78 79



DAFTAR Tabel 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12



Judul Halaman Desain Penelitian.........................................................................48 Alat Pembuatan Scraf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi.....................................................................................49 Bahan Pembuatan Scraf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi.....................................................................................53 Tanggapan Responden Terhadap Penyerapan Warna Scarf pada Bahan Satin Sutera......................................................................60 Tanggapan Responden Terhadap Kerataan Motif Scarf pada Bahan Satin Sutera......................................................................61 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 1 Kali Cuci pada Bahan Satin Sutera.............................................................62 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 2 Kali Cuci pada Bahan Satin Sutera..............................................................63 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 3 Kali Cuci pada Bahan Satin Sutera.............................................................64 Tanggapan Responden Terhadap Penyerapan Warna Motif Scarf pada Bahan Satin Polyester.........................................................66 Tanggapan Responden Terhadap Kerataan Motif Scarf pada Bahan Satin Polyester..................................................................67 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 1 Kali Cuci pada Bahan Satin Polyester.........................................................68 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 2 Kali Cuci pada Bahan Satin Polyester.........................................................69 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 3 Kali Cuci pada Bahan Satin Polyester.........................................................70 Hasil Uji T Per Indikator Terhadap Perbedaan Hasil Jadi Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester.........................................................72 Hasil Uji T Keseluruhan Indikator Terhadap Perbedaan Hasil Jadi Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester.........................................................73



x



DAFTAR



Gambar 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2.17 2.18 2.19 2.20 2.21 2.22 2.23 2.24 2.25 2.26 2.27 2.28 2.29 2.30 2.31 2.32 2.33 2.34 2.35 4.1 4.2 4.3



Judul Hal. Square Scraf.................................................................................10 Scraf Persegi Panjang..................................................................11 Scraf Model Kalung....................................................................11 Skinny Scraf................................................................................12 Fringe Scraf.................................................................................12 Kain.............................................................................................17 Daun............................................................................................17 Tawas...........................................................................................17 Kapur...........................................................................................18 Baskom........................................................................................18 Panci............................................................................................18 Kompor........................................................................................19 Gunting........................................................................................19 Alat Ukur (CM)...........................................................................19 Plastik..........................................................................................20 Palu..............................................................................................20 Pipa Paralon.................................................................................20 Tali...............................................................................................21 Sendok.........................................................................................21 Timbangan...................................................................................21 Gelas Ukur...................................................................................21 Perendaman Kain.........................................................................28 Treatment Daun...........................................................................29 Membentangkan Kain.................................................................29 Peletakkan Daun Ecoprint...........................................................30 Menutup Daun Ecoprint..............................................................30 Memukul Daun Ecoprint.............................................................31 Penggulungan Kain.....................................................................31 Pengikatan Kain Ecoprint............................................................32 Pengukusan Kain.........................................................................32 Pengambilan Daun.......................................................................33 Proses Fiksasi..............................................................................33 Penjemuran Ecoprint...................................................................34 Daun Ubi Jalar Putih...................................................................40 Daun Ubi Jalar Ungu...................................................................40 Hasil jadi scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera................................................................60 Hasil jadi scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester...........................................................60 Larutan Air Tawas.......................................................................



xi



4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15



Merebus Kain pada Larutan Tawas Perendaman Daun pada Cuka Membentangkan Plastik Membentangkan Kain Peletakan Daun Menutup Kain dengan Plastik Menekan Daun dengan Palu Menggulung Kain Mengikat Kain Merebus Kain Mendinginkan Kain Proses Fiksasi



xi



DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran



Judul



Hal



1. Lembar Observasi......................................................................................78 2. Hasil data T-test SPSS 22...........................................................................82 3. Hasil presentase dengan Skala Likert..........................................................91 4. Data uji panelis..........................................................................................96 5. Dokumentasi pengisian lembar observasi ................................................... 6. Dokumentasi Pembuatan scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester ................................................ 7. Permohonan judul skripsi .......................................................................... 8. SK pembimbing ........................................................................................ 9. Lembar persetujuan pembimbing untuk seminar proposal .......................... 10. Undangan seminar proposal ................................................................... 11. Lembar pengesahan pelaksanaan penelitian ............................................ 12. Surat izin meneliti ................................................................................. 13. Surat keterangan selesai meneliti ........................................................... 14. Lembar persetujuan pembimbing untuk seminar hasil ........................... 15. Undangan seminar hasil ....................................................................... 16. Lembar persetujuan ujian skripsi ............................................................. 17. Undangan ujian skripsi ............................................................................. Riwayat Hidup ................................................................................................



x



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Fashion dan wanita merupakan suatu hal yang sulit terpisahkan, tak terkecuali bagi wanita di Indonesia. Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena sumber daya alam yang kaya, memungkinkan para desainer menggunakan bahan-bahan yang unik untuk dijadikan sebuah produk. Tren fashion dunia yang terus bergerak dan berubah merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan, sehingga kekayaan alam dan budaya Indonesia dapat dijadikan inspirasi yang memiliki nilai kreativitas tinggi. Kebutuhan masyarakat dalam dunia fashion tidak terbatas pada busana saja, tetapi juga terhadap pelengkap busananya. Scarf merupakan salah satu pelengkap busana yang diminati oleh masyarakat Indonesia terutama oleh wanita. Scarf merupakan salah satu pelengkap busana yang diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama oleh wanita. Pada dasarnya scarf, berfungsi sebagai aksesoris untuk menghangatkan tubuh. Namun, seiring perkembangan dunia fashion, scarf juga digunakan untuk mempercantik penampilan. Bahan scarf sangat beragam, mulai dari katun, sutera, chiffon, voile, crepe de chine hingga satin, Endah (2015). Dari beberapa jenis kain yang dapat dijadikan bahan scarf, dapat dibuat berbagai macam model dan cara menggunakannya. Menurut Priyani (2007) scarf dapat



1



2



digolongkan berdasarkan cara pemakaiannya, diantaranya yaitu scarf bahu, scarf dada, dan scarf leher. Scarf akan terlihat menarik apabila didesain secara tepat, mulai dari pmilihan warna, bahan, hingga motifnya. Banyak



cara



yang



digunakan



untuk



menciptakan



motif.



Pada



perkembangannya, masyarakat mulai tertarik menciptakan motif dengan cara yang lebih alami. Hal ini dikarenakan mulai tingginya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar, salah satunya dalam mendapatkan motif dan warna untuk diterapkan pada kain atau busana. Pemanfaatan bahan alam ini dapat digunakan dalam proses pewarnaan untuk mendapatkan kain yang unik. Selain itu, bahan alam lebih ramah dan tidak merusak lingkungan. Bahan alam seperti tulang daun, permukaan daun dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah motif tekstil atau biasa disebut ecoprint. Ecoprint dapat diartikan sebagai proses mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung, Flint (2008). Menurut Irianingsih (2018) ecoprint adalah memindahkan pola (bentuk) dedaunan dan bunga-bunga ke atas permukaan berbagai kain yang sudah diolah untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran halus pada kain agar warna tumbuhan mudah menyerap. Jadi dapat disimpulkan bahwa ecoprint adalah proses memindahkan bentuk yang berasal dari bahan alam ke kain yang sudah diolah agar menyerap dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Setiap daun berpotensi untuk dijadikan sebagai pemberi motif dan warna pada kain.tentu saja warna yang dihasilkan akan berbeda pada setiap tanaman. Hasil



3



bergantung pada musim intensitas hujan, udara (yang sudh tercampur polusi), dan kualitas tanah. Namun sebaiknya daun yang digunakan merupakan daun yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap panas, karena hal tersebut merupakan faktor penting dalam mengekstraksi pigmen warna. Salah satu daun yang dapat digunakan dalam teknik ecoprint adalah daun ubi. Daun ubi merupakan tumbuhan merambat yang banyak tumbuh di Indonesia dan dapat tumbuh disegala cuaca . Menurut Bayu Wirawan D.S., dan M. Alvin (2019) bagian daun ubi mempunyai tekstur yang baik dan tebal pada bagian tulang daunnya sehingga dalam proses ecoprint lebih terilihat motifnya. Salah satu jenis kain yang dapat digunakan pada pembuatan scarf adalah kain satin. Kain satin memiliki karakteristik yang lembut jatuh dan memiliki kilau yang halus, ditenun dengan sangat rapat sehinga permukaannya licin yang membuat kain berbahan satin terlihat berkualitas dan sesuai untuk scarf. Ada dua macam jenis kain satin yang baik digunakan sebagai bahan pembuatan scarf yaitu satin sutera dan satin polyester. Satin sutera atau yang biasa disebut satin silk banyak dipilih sebagai bahan untuk membuat hijab dan scarf karena diniliai sangat lembut, halus serta adem ketika digunakan. Dibuat dari bahan utama sutera, kain satin ini lebih jatuh dan mudah dibentuk. Kain satin memberi tampilan yang mengkilap dengan kesan mewah, juga elegan dan memiliki kualitas yang cukup baik dan awet digunakan untuk jangka waktu yang lama serta mudah dibersihkan.



4



Satin polyester atau lebih dikenal dengan satin velvet. Satin jenis ini pun sering digunakan sebagai bahan pembuat hijab dan scarf. Karakternya yang halus dan lembut pada bagian permukaan. Tampilan dari kain ini tidak mudah berubah, tampilannya jatuh dan sedikit lebih tebal jika dibandingkan dengan satin sutera. Tentunya kain ini juga dapat memberikan kesan yang mewah dan elegan. Pada proses pewarnaan tekstil dengan zat warna alam diperlukan proses fiksasi yaitu proses penguncian warna agar warna alam yang terserap memiliki daya kelunturan yang baik. Proses fiksasi dilakukan dengan menambahkan bahan yang mengandung kompleks logam. Menurut Bayu Wirawan D.S., dan M. Alvin (2019) mengatakan bahwa fiksator kapur hasilnya lebih muda dan apabila kain dicuci tidak mudah luntur. Penggunaan jenis kain yang berbeda diharapkan mampu memberikan hasil yang berbeda pula. Dalam hal ini penulis bermaksud membandingkan hasil jadi scarf menggunakan teknik eco print daun ubi antara dua jenis kain yang berbeda yakni kain satin sutera yang terbuat dari 50% serat alami 50% serat buatan dan satin polyester yang terbuat dari 100% serat buatan, dengan menggunakan fiksator kapur tohor, dimana kedua kain tersebut merupakan jenis kain yang kurang baik dalam menyerap zat warna alami, namun dengan penggunaan kapur tohor pada saat fiksasi diharapkan mampu mempertajam warna dan motif pada scarf. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ Perbedaan Hasil Jadi Scarf



5



Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusn masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester? 2. Bagaimana hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera? 3. Bagaimana hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester? 4. Apakah ada perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik eoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester?



C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui proses pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester 2. Untuk mengetahui hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera 3. Untuk mengetahui hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester



6



4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester



D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan



referensi



pada



penelitian



selanjutnya



terkait



dengan



penggunaan teknik ecoprint. b. Memberikan motivasi dan inspirasi untuk berfikir kreatif dalam menciptakan suatu produk. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Memberikan referensi bagi para mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan mengasah kreatifitas dengan teknik ecoprint b. Bagi Dosen Diharapkan penelitian ini bisa mebjadi referensi bagi dosen untuk menerapkan dan mengembangkan teknik ecoprint c. Bagi Peneliti 1) Mendapatkan pengalaman dalam menyusun laporan ilmiah. 2) Peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenaik teknik ecoprint.



BAB II LANDASAN TEORI



A. Kajian Teori



1. Scarf a. Pengertian Scarf Menurut kamus Mirriam-Webster, scarf menunjuk pada sebuah pita besar berbahan kain yang dikenakan di bahu, sekitar leher, atau kepala. Sedangkan menurut Goet Poespo (2007) dalam buku Aksesori Asri menjelaskan bahwa scarf adalah salah satu cara atau sarana untuk memberi nilai lebih pada sebuah gaun atau blus, karena sehelai scarf mampu “membingkai wajah dengan suatu warna yang bisa mengelabui. Scarf dapat diikatkan, diberi bros atau diikat dengan aksesoris tertentu, sehingga dapat tercipta begitu banyak gaya ikatan yang menghasilkan penampilan yang berbeda pula, (Dewi Priyatni: 2007). Sedangkan untuk bentuknya, menurut Dewi Priyatni (2007) scarf dapat berupa beberapa macam bentuk. Ukuran scarf bisa berukuran saputangan, bisa juga sehelai hijab. Menurut Goet Poespo (2007) tidak ada ukuran standar atau internasional yang pasti untuk jenis scarf, stola, ataupun selendang. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, terdapat kesamaan dalam penekanan bahwa scarf pada intinya merupakan salah satu aksesoris serba guna yang dapat memberikan nilai lebih pada penampilan pemakainya dan dapat dipakai dalam



7



8



berbagai cara yang bervariasi, yaitu dikenakan di bahu, sekitar leher maupun kepala. Seiring majunya dunia fashion, scarf kemudian dibuat dengan beragam bentuk, bahkan segitiga. Ukurannya juga lebih beragam. Hal in memberikan banyak pilihan.Bahan yang digunakan untuk membuat scarf adalah bahan yang nyaman, ringan dan lembut seperti chiffon, sutera ataupun satin. Meski tidak menutup kemungkinan ada juga yang menggunakan bahan katun atau bahan lain yang lebih tebal. Scarf paling banyak digunakan sebagi penutup leher, dan bisa juga dijadikan sebagai hiasan kepala seperti bandana, turban hingga jilbab. Tak sedikit pula yang menjadikannya sebagai hiasa tas, bracelet hingga ikat



pinggang.



Semua



tergantung dari selera si pemakai. b. Sejarah Scarf Scarf memiliki sejarah panjang, pada zaman Romawi Kuno. Waktu itu fungsi utamanya sebagai kain penyeka keringat. Dikenal dengan sebutan sadarium (istilah Latin untuk menyeka keringat). Bangsa Romawi Kuno mengembangkan scarf menjadi mode busana aksesoris kaum pria. Cara mengenakannya biasanya dililitkan ke ikat pinggang. Menurut catatan sejarah, scarf pertama kali dibuat dari kain biasa, bukan wol. Berfungsi sebagai tanda pangkat tentara Kaisar Cina Cheng ( Shih Huang Ti). Penggunaan scarf dalam skala luas terjadi sekitar abad ke-17 oleh tentara bayaran



9



Kroasia. Pada masa itupun bahan scarf belum wol, masih kain biasa dari bahan kapas atau sutera (sil). Di Prancis scarf begitu populer dikenakan oleh kaum pria. Warna scarf menjadi penanda aliran politik yang mengenakannya. Mereka menyebut scarf dengan istilah cravat, dari kravata, bahasa Kroasia. Dari cravatitulah berkembang menjadi wooley scarf (scarf dari bahan wol) dengan warna dan desain yang beragam seperti yang kita kenal sekarang. Sejak saat itu scarf bukan hanya bagi kaum pria. Perempuan, anak-anak, kaum kaya dan miskin mengenakannya. Penggunaan scarf menunjukan kebangkitan. Patrick Smith, seorang pengamat fashion menyebutnya sebagai busana yang “must-have” disetiap penjuru dunia. Dilihat dari sisi busana scarf memiliki keungulan, karena fleksibilitasnya. Setiap orang memiliki kebebasan berkreasi dan menggunakan scarf entah itu di leher, sebagai penutup kepala, dililitkan di pinggang, diikat di pergelangan tangan, dan paha, dililitkan di tas, atau cukup diselipkan di saku belakang celana c. Jenis Scarf Scarf menjadi salah satu pelengkap busana wanita yang tak hanya melengkapi gaya keseharian tapi juga emiliki fungsi ketika digunakan. Scarf juga bisa dikenakan dengan berbagai cara. Berikut beberapa jenis model scarf dan cara penggunaannya menurut Audi Fristya (2018) yaitu:



1



1) Square Scarf Scarf model ini biasanya dihadirkan dengan bahan satin yang mengkilap. Scarf ini memiliki kesan yang lebih stylish dan elegan. Bahan ini dikombinasikan dengan berbagai motif yang menarik dan penuh warna. Square scarf ada yang memiliki ukuran besar, dan bisa diubah menjadi hijab, atasan maupun rok. Ukuran medium bisa digunakan dengan cara di pakai pada leher dengan berbagai gaya. Sedangkan yang kecil biasanya bisa kamu lipat menjadi kecil lalu diikatkan dileher hingga kepala.



Gambar 2.1. Square scraf (Sumber: https://review.bukalapak.com/fashion/5-jenis-scarf-ini-bisa-jadiaksesori-yang-melengkapi-gaya-keseharianmu-52563)



2) Scarf Persegi Panjang Scarf model persegi panjang cocok digunakan untuk melengkapi penampilan saat traveling. Karena scarf ini biasanya dihadirkan dengan material yang menghangatkan tubuh. Scarf ini biasanya digunakan dengan cara dikaitkan di leher, hingga disampirkan di bahu.



1



Gambar 2.2. Scraf persegi panjang (Sumber: https://review.bukalapak.com/fashion/5-jenis-scarf-ini-bisa-jadiaksesori-yang-melengkapi-gaya-keseharianmu-52563) 3) Scarf Model Kalung Saat ini scarf juga banyak dihadirkan dengan berbagai model salah satunya scarf yang sudah berbentuk kalung. Tapi kekurangan scarf ini adalah tidak dapat mengenakannya dengan cara lain. Tapi scarf model ini juga bisa menggantikan peran kalung yang kadang terlihat membosankan. Pilih scarf dengan motif dan warna yang cerah. Scarf ini dengan mudah akan mengelevasi atasan yang memiliki model polos. Scarf ini digunakan dengan cara dikalungkan saja seperti kalung pada umumnya.



Gambar 2.3. Scraf model kalung (Sumber: https://review.bukalapak.com/fashion/5-jenis-scarf-ini-bisajadi- aksesori-yang-melengkapi-gaya-keseharianmu-52563)



1



4) Skinny Sscarf Skinny scarf memiliki model ramping yang menyerupai dasi tapi memiliki ukuran yang lebih panjang. Biasanya skinny scarf juga dihadirkan dengan berbagai material. Dari katun hingga velvet dengan kesan yang lebih elegan.



Gambar 2.4. Skinny scraf (Sumber: https://review.bukalapak.com/fashion/5-jenis-scarf-ini-bisa-jadiaksesori-yang-melengkapi-gaya-keseharianmu-52563)



5) Fringe Scarf Fringe scarf adalah model scarf yang memiliki rumbai-rumbai pada bagian bawah. Biasanya dipadukan pada gaya bohemian dengan warna-warna yang earth tone.



Gambar 2.5. Fringe scraf (Sumber: https://review.bukalapak.com/fashion/5-jenis-scarf-ini-bisajadi- aksesori-yang-melengkapi-gaya-keseharianmu-52563)



1



d. Fungsi Scarf Menurut Oky Mia Octaviany (2013),ada beberapa fungsi scarf diantaranya yaitu: 1) Pengganti Kalung Selain digunakan untuk menghangatkan tubuh, scarf juga berfungsi sebagai pelengkap penampilan sebagai pengganti kalung. 2) Belt Scarf juga bisa digunakan sebagai belt. Untuk menggunakan scarf sebagai belt disarankan untuk mmilikh scarf yang berbentuk segi empat agar tidak terlalu tebal saat dikenakan sebagai ikat pinggang. Menggunakan belt dari scarf dapat dipadukan dengan menggunakan gaun panjang tanpa lekukan pinggang. 3) Aksesoris Tas Scarf segi empat dengan material satin atau silk bisa menjadi aksesoris pada tas dengan cara melilitkan scarf pada handle tas. 4) Hijab Scarf dengan ukuran yang besar dapat digunakan sebagai penutup kepala ataupun sebagai hijab. Scarf dengan model persegi panjang dapat digunakan sebagai turban yang dikreasikan dengan cara dililitkan di atas kepala hingga membentuk turban. 5) Long Loose Seperti dikutip dari Haute hijab, tidak perlu dililitkan, scarf bisa menjadi aksesoris busana cukup dengan digantungkan dileher dan tidak perlu diikat atau dikaitkan



1



satu sama lain. Pilih scarf segi empat dengan material sutera jika ingin terlihat lebih modis dan elegan. 2. Ecoprint a. Pengertian Eco Print Sesuai dengan namanya eco print dari kata eco asal kata dari ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak. Teknik ini dibuat dengan cara mencetak warna dan bentuk pada kain berserat alami yang sudah diolah dengan cara meletakkan tanaman atau tumbuhan yang memiliki pigmen warna di atas kain kemudian dikukus. Menurut Husna (2016:280) eco print diartikan sebagai proses mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung. Flint (2008: 21), Teknik eco print diartikan sebagai suatu proses mentransfer warna ke kain. Flint mengaplikasikan teknik ini dengan cara menempelkan tanaman yang memiliki pigmen warna kepada kain yang kemudian direbus dalam kuali besar. Disebutkan oleh Nini Irianingsih (2018: 4) eco print adalah salah satu cara menolah kain dengan memanfaatkan tumbuhan yang bisa mengeluarkan warna-warna alaminya. Husna (2016: 285) teknik eco print atau eco printing merupakan metode pewarnaan kain dengan pewarna alam. Pewarna alam memiliki kelemahan pada ketahanan luntur dan kurang memiliki kestabilan ketahanan luntur pewarna alami lebih rendah jika dibandingkan dengan pewarna sintetis. Untuk memperoleh ketahanan luntur yang tinggi pada proses eco print dilakukan proses mordanting untuk mengikat warna dan mempertajam warna.



1



Irianingsih (2018 : 7) eco print adalah memindahkan pola (bentuk) dedaunan dan bunga-bunga ke atas permukaan berbagai kain yang sudah diolah untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran halus pada kain agar warna tumbuhan mudah menyerap (teknik mordan). Menurut Ratyaningrum dan Giari (2005), zat warna mordan (alam) merupakan zat warna alam yang dalam proses pewarnaannya harus melalui penggabungan dengan kompleks logam, sehingga zat warna ini akan lebih tahan daya lunturnya. Tawas, tunjung dan kapur tohor merupakan kelompok kompleks logam yang berguna untuk pewarnaan mordan (alam). Setiap mordan menghasilkan hasil warna yang berbeda. Hasil pewarnaan dengan menggunakan mordan juga dipengaruhi sifat masing-masing zat warna bahan alam. Hal tersebut tergantung pigmen warna yang ada pada tumbuhan aslinya. Teknik ini sangat membutuhkan pemanasan dengan cara direbus atau dikukus (steam) yang digunakan sebagai cara untuk mengeluarkan pigmen warna. Tanaman yang digunakan pun merupakan tanaman yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap panas, karena hal tersebut merupakan factor penting dalam mengekstraksi pigmen warna (Pressinawangi dan Dian Widiawati, tanpa tahun:1). Eco print tampil dengan membawa ciri khasnya sendiri. Dengan memanfaatkan bahan alam yang tertuang dari segi motif dan teknik pewarnaannya. Motif yang dihasilkan dari teknik eco print tak jarang menghasilkan warna dan corak yang tak terduga hal ini dipengaruhi oleh kandungan yang ada pada daun dan tempat dimana daun itu tumbuh, jenis kain pemilihan obat mordanting yang digunakan



1



dan proses fiksasi yang mempengaruhi hasil akhir.Teknik ini membutuhkan bantuan panas dalam proses pembuatannya dan tergolong mudah serta ramah lingkungan dengan sifat warnanya yang natural dan lembut, sehingga dapat menciptakan karya yang indah, eksklusif dan bernilai jual yang tinggi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa eco print adalah proses pemindahan bentuk alam di atas kain yang sudah diolah.Intinya, eco print adalah proses pemindahan warna dan bentuk asli tumbuhan/tanaman pada kain yang sudah diolah agar memiliki daya serap maksimal untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga dapat menciptakan produk yang indah, unik dan eksklusif. b. Alat dan Bahan Membuat Eco print Dalam pembuatan teknik eco print perlu kita ketahui, eco print merupakan teknik pewarnaan alami dengan cara menempel bentuk asli tumbuhan (daun/bunga) ke permukaan kain yang diinginkan, teknik pembuatan eco print ini sangat sederhana tidak menggunakan mesin yang modern, melainkan hanya menggunakan alat-alat yang mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang tentunya ramah lingkungan. Berikut adalah bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan teknik eco print, Alvanila (2019): 1) Bahan Untuk Eco Print Berikut beberapa bahan yang digunakan saat membuat eco print diantaranya:



1



a) Kain



Gambar 2.6. Kain (Sumber: https://images.app.goo.gl/VbVeLGZjuK3NtMX1A) b) Daun



Gambar 2.7. Daun Ubi (Sumber: https://images.app.goo.gl/ccqqK5d8oek8oxSig) c) Tawas



Gambar 2.8. Tawas (Sumber: https://images.app.goo.gl/7xuRSk6aMevgkztug)



1



d) Kapur



Gambar 2.9. Kapur (Sumber: https://images.app.goo.gl/Hf10t7YiHcEGH6vV8) 2) Alat Untuk Eco Print Dalam membuat eco print ada beberapa alat yang digunakan untuk eco print diantaranya : a) Baskom



Gambar 2.10. Baskom (Sumber: https:images.app,goo.gl/QshQuZSv4Fdz4cY98)



b) Panci



1



Gambar 2.11. Panci (Sumber: https;//images.app.goo.gl/N2Ghh4Z46iBSVyUm7) c) Kompor



Gambar 2.12. Kompor (Sumber: https://encryptest.tbn0.gstatik.com/images?g:tbm:ANdgGc) d) Gunting



Gambar 2.13. Gunting (Sumber: https://images.app.go.gl/8WVA3nSTGX5y8yCv7)



e) Alat ukur (CM)



2



Gambar 2.14. Alat Ukur (CM) (Sumber: https://pin.it/Sib99Z8) f) Plastik



Gambar 2.15. Plastik (Sumber: https://images.goo.gl/Q5qLGjUNo84kx9u86) g) Palu atau batu



Gambar 2.16. Palu-palu (Sumber: https://images.goo.gl/s5TnaHx81PakQFyN7) h) Pipa paralon



Gambar 2.17. Pipa Paralon



2



(Sumber: https://images.goo.gl/32Knoci4VsuRsLtyg)



i) Tali



Gambar 2.18. Tali (Sumber: https://images.goo.gl/PiRXTuKTj33ZDXmjg) j) Sendok



Gambar 2.19. Sendok (Sumber: https://images.goo.gl/QkwMfCX99XZANQLMA) k) Timbangan



Gambar 2.20. Timbangan (Sumber: https://images.goo.gl/b5VNNsPHCxlJotz6)



2



l) Gelas ukur



Gambar 2.21. Gelas ukur (Sumber: https://images.goo.gl/fYeGPvvDIV5E9LZjw5) c. Teknik Eco Print Sederhana Untuk mendapatkan hasil kain eco print yang unik, dapat digunakan berbagai macam teknik. Menurut Nining Irianingsih (2018), ada 3 (tiga) teknik yang sangat umum dan mudah dikerjakan sebagai berikut: 1) Teknik Gulung (Bundles) Dalam teknik gulung ada beberapa bahan yang dibutuhkan dan memiliki beberapa tahap dalam membuat eco print dengan teknik gulung (Bundles). Berikut adalah bahan dan cara membuat ec print: a) Bahan (1) Kain yang sudah di mordan (2) Daun, bersihkan dari semut dan binatang lainnya (3) Tali katun atau benang kasur



2



(4) Batang kayu/ bamboo/pip besi (5) Pengukus (Steamer) (6) Larutan untukfiksasi, bisa dengan cuka biang atau tawas b) Caranya: (1) Bentangkan kain di lantai aau meja yang besar (2) Tiriskan daun lalu tata daun-daun tersebut pada sebelah sisi kain (3) Tata sedemikian rupa. Bisa menyebar, maupun saling menumpuk (4) Tutup kain dengan sisi sebelahnya (5) Letakkan batang kayu diujung kain yang sudah dilipat (6) Gulung kain dengan memadatkannya pada batang kayu sampai selesai (7) Ikat gulungan dengan kencang (8) Kukus gulungan kain (bundle) selama 2 jam (9) Setelah 1-2 hari, buka gulungan dan buang daun-daunnya (10) Siapkan air fiksasi. Larutkan sekitar 5 liter air bersih dan 30 gram bubuk tawas/TRO biang atau bahan fiksasi lainnya. Rendam kain tersebut sekitar 30 menit (11) Bilas kain lalu jemur (12) Lihat hasilnya



2



2) Teknik Palu (Hammering) Dalam teknik palu (hummering) ada beberapa bahan yang dibutuhkan dan memiliki beberapa tahap dalam membuat eco print dengan teknik palu (hummering): Berikut adalah bahan dan dua cara dalam teknik palu (hummering) sebagai berikut: a) Bahan (1) Kain yang sudah dimordan (2) Daun dan bunga (3) Palu karet/palu kayu (4) Air cuka/ air karet yang diencerkan (5) Tali katun/benang kasur (6) Pengukus(steamer) (7) Bahan fiksasi b) Cara 1 (1) Rendam sebentar daun-daun yang tebal dalam air cuka. Daun yang tipis dan bunga tidak perlu direndam (2) Bentangkan kain di lantai atau di atas meja. Tandai batas tengahnya



2



(3) Tata daun dan bunga pada sisi sebelah kain. Boleh saja hanya daun. Sebaiknya tidak ditumpuk (4) Tutup kain dengan kain sebelahnya (5) Mulai memukul daun yang terjepit antara dua lembar kain. Pukulpukul saja perlahan satu persatu (6) Setelah selesai, gulung dengan padat dan ikat dengan kuat dan rapat (7) Kukus selama 2 jam (8) Biarkan dingin 1-2 hari (9) Buka gulungan dan singkirkan daun maupun bunga (10) Buat larutan fiksasi, rendam kain sekitar 7,5-30 menit tergantung berapa gram dan liter yang dipakai (11) Bilas dan jemur hingga kering c) Cara 2 (1) Rendam sebentar daun-daun yang tebal dalam air cuka. Daun yang tipis dan bunga tidak perlu direndam (2) Letakkan daun di atas kain, permukaan daun menempel di kain (3) Ttutup dengan plastik mika (4) Mulai memukul daun yang tertutup mika dengan gerakan memukul perlahan satu persatu



2



(5) Setelah selesai, gulung dengan padat dan ikat dengan kuat dan rapat (6) Kukus selama 2 jam (7) Biarkan dingin 1-2 hari (8) Buka gulungan dan singkirkan daun dan bunga (9) Buat larutan fiksasi, rendam kain sekitar 30 menit (10) Bilas dan jemur hingga kering 3)



Teknik Hapa Zome Teknik ini cocok digunakan untuk produk yang tidak perlu dicuci seperti hiasan pigura, tas serbaguna, kap lampu dan kartu ucapan Berikut adalah bahan dan cara dalam pembuatan eco print: a) Bahan (1) Kain yang sudah dimordan (2) Daun dan bunga (3) Palu karet/palu kayu



(4)



Selotip kertas b) Caranya (1) Bentang kain di lantai atau di atas meja



2



(2) Tata daun atau bunga dengan posisi yang dirancang sesuai dengan desain (3) Rekatkan selotip ketas menutupi bunga (4) Bisa juga daun dan bunga diletakkan pada satu sisi, lalu ditutup dengan sisi kain yang polos (5) Mulai memalu perlahan lahan setiap daun secara merata (6) Lepaskan selotip kertas atau buka lipatan kain (7) Angin-anginkan kain hingga daun dan bunga yang menempel betulbetul kering. Sebaiknya digantung ditempat teduh (8) Setelah kering. Buang sisa-sisa daun dan bunga yang masih menempel (9) Setrika, dengan cara di balik dan tekan setiap motif untuk hasil yang lebih sempurna d. Proses Pembuatan Ecoprint Sebelum digunakan, kain harus diolah dulu yang disebut mordan (mordanting). Gunanya adalah untuk meluruhkan lapisan lilin atau pemutih yang melekat pada permukaan kain supaya warna-warna tumbuhan mudah diserap, Nining Irianingsih (2018:10) Mordanting adalah bagian dari proses pewarnaan dengan zat warna alam karena akan menentukan berhasil tidaknya proses pewarnaan.



2



Berikut salah satu cara mordanting kain menurut Nining Irianingsih (2018): a) Larutkan 2 liter air bersih dengan 30 gram garam bahan mordan. Aduk rata dan rendam kain selama 2 jam. b) Rebus kain dan air mordan tersebut sampai mendidih selama 1 jam. c) Biarkan dingin, bilas dengan air bersih dan jemur dengan bentangan yang rata. d) Kain siap digunakan. Bila terlalu kusut, sebaiknya di setrika. Khusus untuk kain sutera atau semi sutera, tidak perlu direbus. Tahapannya: a) Melarutkan bahan mordan b) Merendam kain c) Merebus kain Untuk proses pembuata eco print, peneliti menggunakan teknik dua yaitu teknik palu (Hammering). Nining Irianingsih (2018). a) Rendam kain dengan air tawas selama kurang lebih 2 jam agar pewarna nantinya akan lebih awet



Gambar 2. 22. Perendaman Kain (Sumber: https://images.app.goo.gl/wTPLbrD3eGAgXY158)



2



b) Setelah dua jam rebus selama 1 jam c) Rendam daun di dalam larutan cuka agar tannin (zat warna daun) keluar dengan maksimal



Gambar 2.23. Treatment Daun (Sumber: https://images.app.goo.gl/oknypNyk79wIvm3V9)



d) Bentangkan kain yang sudah direndam di lantai atau di atas meja



Gambar 2.24. Membentangkan Kain (Sumber: https://images.app.goo.gl/VbVeLGZjuK3NtMX1A)



e) Tiriskan daun lalu tata daun tersebut pada sebelah sisi kain. Tata sedemikian rupa. Bisa menyebar, bisa saling menumpuk.



3



Gambar 2.25. Peletakkan Daun Ecoprint (Sumber: Dok.pribadi) f) Tutup kain dengan isi sebelahnya



Gambar 2.26. Menutup Daun Ecoprint (Sumber: https://images.app.goo.gl/aWahJRapbzKZKWvf48) g) Lalu letakkan plastik sesuai dengan panjang dan lebar kain



Gambar 2.27. Memukul Daun Ecoprint (Sumber: Dok.pribadi)



3



h) Gulung kain dengan memadatkannya pada batang kayu atau pipa sampai selesai



Gambar 2.28. Penggulungan Kain (Sumber: Dok.prbadi) i) Ikat gulungan dengan kencang



Gambar 2.29. Pengikatan Kain Ecoprint (Sumber: https://images.app.goo.gl/duteq6BFHHPchDY9) j) Kukus gulungan kain (bundle) selama 2 jam. Dinginkan bundlean dengan cara dianginkan



3



Gambar 2.30. Pengukusan Kain (Sumber: https://images.app.goo.gl/er1LZNobSNwdkxry5) k) Angkat dan bentangkan di meja, ambil daundaun secara perlahan



Gambar 2.31. Pengambilan Daun (Sumber: https://images.app.goo.gl/6EA7binhqTktK8)



l) Siapkan larutan fiksasi. Larutkan sekitar 1 liter air bersih dan 50 gram bubuk tawas TRO/kapur tohor atau bahan fiksasi lainnya. Rendam kain tersebut sekitar 7,5-30 menit.



3



Gambar 2.32. Proses Fiksasi (Sumber: https://images.app.goo.gl/Y8shj58hQmoVIuuNs4)



m) Bilas kain lalu jemur



Gambar 2.33. Penjemuran Ecoprint (Sumber: https://pin.it/3uscTLY) Setelah kain dikukus selama 2 jam, proses eco print belum selesai, karena kain harus dikunci atau difiksasi agar warna dan motifnya tidak pudar. Sebaiknya bundlean kain diinapkan beberapa hari, proses ini sangat menguji keabaran karena kita akan dibuat penasaran dengan hasil akhirnya. Setidaknya bersabar untuk satu malam agar mendapatkan hasil yang baik.



3



Seperti juga mordan, untuk mengunci warna diperlukan beberapa bahan pembantu eco print yang dilarutkan dalam air dingin. Setiap bahan akan memberi efek yang berbeda. Tawas dan cuka biang membuat warna cenderung lebih terang. Tanjung dan kapur tohor menghasilkan warna yang lebih gelap dan redup. Adapun cara fiksasi sebagai berikut: a) Buat larutan fiksasi dari air yang dicampur dengan bahan fiksator yang dipilih. Untuk 3 liter air cukup dengan 1 sdt bubuk tawas atau bahan lainnya. Aduk rata hingga larut dan diamkan dulu hingga mendapat larutan yang jernih. b) Buka ikatan/bundelan kain dan masukkan ke dalam larutan c) Aduk dan diamkan sekitar 30 menit. Amati perubahan warna yang terjadi. d) Bilas dengan air hingga kain benar-benar bersih e) Jemur kain, disarankan agar tidak terkena sinar matahari langsung. e. Manfaat Eco print Terdapat banyak sekali manfaat eco print baik dalam dunia fashion, seni mapun terhadap lingkungan. Sebab produk eco print dapat menciptakan output desain yang unik dan eksklusif. Corak yang dihasilkan dari teknik ini tidak pernah ada yang sama sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Menurut Fitinline (2019), dari berbagai teknik yang diterapkan dalam eco printing, pada prinsipnya terdapat banyak sekali manfaat yang bias didapatkan. Beberapa manfaat praktis dari teknik eco printing diantaranya :



3



1) Media yang dipakai dalam eco print tidak terbatas pada kain saja, namun segala benda yang mampu menyerap warna alami dari dedaunan dan bunga-bunga bias dipakai 2) Dibandingkan dengan kain polos atau yang bercorak dengan teknik digital printing produk kain yang diasilkan dengan teknik eco print jauh lebih eksklusif. 3) Selain desainya tampak eksklusif, produk-produk ecoprinting juga lebih terkesan good looking dan Nampak berkelas. 4) Eco printing bias dijadikan salah satu alternative cara mengurangi kerusakan lingkungan dan ekosistem akibat limbah pabrik tekstil. Karena belum digeluti banyak orang, eco printing justru menjadi peluang bisnis yang menjanjikan karena competitor jadinya masih sedikit 5) Modal yang dikeluarkan untuk membuat produk eco printing tidak begitu banyak, sedangkan kalau pewarnaan tinggal ambil saja di alam. 6) Inovasi desain di bidang eco printing sangatlah fleksibel, andapun bias terus meningkatkan kualitas produk dengan mengembangkan tekniknya terus-menerus. f. Produk Eco print Teknik eco print tidak hanya diaplikasikan pada selembar kain saja, tetapi dapat diaplikasikan pada berbagai produk pakaian maupun perlengkapan rumah tangga. Menurut Fitinline (2019) berikut beberapa contoh produk eco print yang biasa dibuat :



3



1) Baju Teknik eco print dapat diterapkan pada baju yang sudah jadi dengan teknik pounding (dipukul) atau dengan teknik dikukus (steaming). Selain itu kain yang telah di proses dengan teknik eco print dapat pula dibuat baju dengan model yang sudah ditentukan tergantung selera pemakai. 2) Celana Sama halnya dengan baju, celana juga bias dikembangkan menjadi produk eco print yang bernilai jual tinggi. Untuk membuat celanan menggunaka teknik eco print dapat dipilih kain yang terbuat dari serat alam. 3) Scarf Merupakan kain berbentuk panjang yang tidak hanya berguna untuk menutup kepala atau menghangatkan leher tapi juga bias dimanfaatkan sebagai aksesoris. 4) Pashmina Pashmina eco print bias menjadi salah satu pilihan bagi anda yang berhijab untuk tampil menarik dan trendy dalam setiap kesempatan. 5) Tas Teknik eco print dapat pula diaplikasikan pada tas seperti totebag ataupun model lainnya. 6) Serbet



3



Serbet merupakan kain berbentuk persegi panjang yang biasa diletakkan di atas meja makan. Meski hanya berbentuk sepotong kain, tapi serbet ini juga memiliki peran penting dalam pesta atau perjamuan. Dengan mengaplikasikan teknik eco print pada serbet dapat membuat kesan yang eksklusif. 7) Seprei Teknik eco print dapat diaplikasikan pada seprei agar ruangan tampak indah, dan hangat sehingga memberi rasa nyaman karena warnanya yang tidak mencolok. 8) Tirai Tirai juga menjadi salah satu produk pelengkap rumah tangga yang belakangan juga banyak dibuat dengan teknik eco print. Selain terkesan lebih natural pemanfaatan tirai eco print ini dapat memberikan kesan natural dan vintage pada hunian. 3. Daun Ubi Jalar a. Definisi Ubi Jalar merupakan tanaman yang dapat hidup disegla cuaca di pegunungn maupun di tepi pantai. Sesuai dengan namanya, tanaman ini tumbuh menjalar. Dikenal demgan nama Latin Ipomoea Batatas L. Menurut sejarah, tanaman ini berasal dari wilayah Amerika, Selandia Baru dan Polinesia. Kemudian oleh banga Spanyol mereka membawa ubi jalar ini ke wilayah Asia dan kemudian dibudidayakan hingga akhirnya bisa kita nikmati sampai sekarang ini.



3



Menurut Balitkabi (2016) menyatakan bahwa produktivitas ubi jalar di Indonesia sangat tinggi, beberapa varietas unggul ubi jalar di Indonesia sangat bnyak dibudidayakan. Hingga tahun 2016 tercatat sebanyak 24 jenis varietas unggul ubi jalar yang tersebar di Indonesia. Ubi jalar secara umum tersusun dari dua bagian utama, yaitu organ tanaman di atas permukaan tanah berupa bunga, batang utama dan cabang, daun dan biji. Organ ubi jalar yang berada di dalam tanah berupa akar (fiberous noots) dan umbi (tuberous roots). Selain dimanfaatkan umbinya sebagai pangan karena mengandung banyak karbohidrat. Ubi jalar juga dimanfaatkan daunnya sebagai sayuran yang banyak mengandung vitamin dan dapat dijadikan obat untuk kepadatan



tulang,



mengurangi resiko penyakit jantung, meredakan sakit kepala. Selain itu daun ubi jalar juga dapat dimanfaatkan sebagai pencetak motif pada kain dan menghasilkan warna yang cukup baik pada kain menggunakan teknik ecoprint. Menurut Bayu Wirawan D.S., dan M.Alvin (2019) b. Morfologi Daun Ubi Jalar Bentuk daun dari tanaman ubi jalar membulat, bagian tepi rata, ujungnya runcing, mirip seperti jantung. Tapi ada beberapa jenis yang memiliki bentuk daun menjari. Daun bertangkai dan mempunyai panjang 4-20 cm, umunya warna daun adalah hijau. Daun pada ubi jalar putih, kuning, dan merah umumnya berwarna hijau dengan bentuk seperti jantung sedangkan ubi jalar ungu daunnya berwarna ungu dengan bentuk yang menjari.



3



Gambar 2.34. Daun Ubi Jalar Putih (Sumber: Dok.pribadi)



Gambar 2.35. Daun Ubi Jalar Ungu (Sumber: Dok.pribadi)



4



4. Satin Satin adalah jenis kain yang ditenun dengan menggunakan teknik serat filamen sehingga memiliki ciri khas permukaan yang mengkilap dan licin. Bagian dalam arau belakang permukaan satin sebaliknya tidak licin dan tidak mengkilap. Satin merupakan tekstil yang mengandung sutera, digunakan sebagai bahan gaun, juga untuk benda-benda lainnya seperti Tas dan Sepatu, Tim Penyusun Fasion Pro (2009). Menurut Fitinline (2019) adapun beberapa jenis kain satin diantaranya: a. Kain satin silk atau satin sutera meupakan kain yang memiliki ciri khas lembut, tipis dan glossy. Jenis kain ini ditenun dengan menggunakan serat filamen sehingga memiliki ciri khas permukaan yang mengkilap dan licin, tetapi bagian dalam permukaan satin tidak mengkilap dan tidak licin. Teknik menenunnya yang khas mengakibatkan adanya jalinan yang sangat minim pada kain. Satin silk terbuat dari kombinasi satin dengan sutera. Jenis satin ini tidak selicin satin reguler karena bahan sutera organiknya lebih dominan dbandingkan kandungan serat sintetis. .Kain satin ini sangat cocok digunakan untuk membuat scarf maupun pashmina karena sifatnya yang tipis dan ringan sehingga tidak memberatkan kepala. Kain satin juga memberikan kesan yang glamor saat digunakan. Menurut Delisha (2021), adapun beberapa keunggulan dari kain satin sutera atau satin silk ini diantaranya:



4



1) Kain satin banyak dipilih untuk scarf maupun pashmina karena memiliki ciri khas yang paling terkenal yaitu permukaannya sangat halus dan lembut. 2) Kain satin sutera atau silk ini dinilai lebih memberi kesan elegan jadi sangat diminati terutama oleh kaum wanita. 3) Dalam bentuk pakaian kain satin akan terlihat menarik dan nyaman digunakan karena sifat kainnya yang sejuk 4) Bagi sebagian orang yang ingin tampil glamor tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya berlebih, kain satin sutera atau satin silk ini lebih cocok dipakai ketimbang kain sutera Adapun kekurangan dari bahan satin sutera atau satin silk ini yaitu diproduksi dengan variasi warna yang sedikit karena para pembuat kain satin sutera atau silk ini berusaha mempertahankan kualitas yang mana menggunakan sutera pada sebagian bahan utamanya. b. Kain satin polyester atau yang lebih dikenal dengan satin velvet adalah salah satun jenis kain yang bahan dasarnya 100% terbuat dari serat buatan. Kain satin jenis ini memiliki sifat lembut dan cenderung jatuh. Jenis kain ini banyak dipakai untuk membuat busana wanita karena memberi kesan yang anggun, mewah dan elegan. Adapun karakteristik yang paling khas dari kain satin polyester ini yang membedakannya dari jenis satin lain diantarnya:



4



1) kain satin jenis ini cenderung lebih tebal dari jenis satin lain sehingga lebih berat dan jatuh 2) Serat kainnya rapat dan tebal sehingga tidak transparan 3) Permukaan bagian baik dari kain satin ini bersifat halus, licin dan terkesan doff 4) Kain satin jenis ini saat dipakai tidak panas 5) Pilihan warnanya sangat banyak karena terbuat dari bahan 100% polyester Selain digunakan sebagai bahan pembuat gamis, dress, maupun rok panjang kini bahan satin polyester atau satin velvet juga sering dimanfaatkan untuk membuat scarf maupun pashmina. Adapun kekurangan dari kain satin polyester atau satin velvet ini adalah daya serap yang kurang baik dan perawatannya tidak semudah dari bahan lainnya, karena kain ini tidak bisa disetrika dengan suhu yang terlalu panas dan dalam pencucian sebaiknya menggunakan air dingin atau dry cleaning. 5. Fiksasi Fiksasi adalah merupakan proses pencelupan yang bertujuan untuk mengunci zat warna yang masuk ke dalam serat agar warna yang dihasilkan tidak mudah pudar atau luntur. Fiksasi dilakukan dengan menambahkan bahan yang mengandung logam. Salah satu bahan fiksasi yang biasa digunakan adalah kapur tohor (CaCO3). Karena bahan fiksator ini aman digunakan dan tidak beracun. Berikut langkah-langkah dalam proses fiksasi:



4



1) Buat larutan fiksasi dari air yang dicampur dengan kapur tohor. Dengan dosis 50 gram/liter. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya. 2) Rendam kain di dalam larutan 3) aduk dan diamkan selama 30 menit. Fiksasi kapur akan memnghasilkan warna yang lebih tua dari warna aslinya 4) Bilas dengan air hingga kain benar-benar bersih 5) jemur kain, disarankan agar tidak terkena sinar matahari langsung.



B. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang terkait dengan “Perbedaan hasil jadi scarf dengan teknik ecoprint daun ubi menggunakan kain satin sutera dan satin polyester dengan fiksator kapur” telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya. 1. Penelitian Atika Maharani (2018) yang berjudul Motif dan pewarnaan tekstil di home industry kaine art fabric “ecoprint natural dye”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) motif yang dihasilkan dengan teknik ecoprint menunjukkan bentuk dari alam, misalnya daun) dengan susunan motif yang bebas dan tidak mengandung makna sibolik sehingga termasuk ke dalam motif modern, motif hasil ecoprint ini digunakan untuk desain tekstil, sehinga termasuk dalam desain tekstil flora; 2) teknik pewarnaan ecoprint merupakan salah satu teknik hias permukaan tekstil yang dilakukan seperti teknik cap dengan bahan pencetak motif/bahan print dari alam, sehingg pada prinsipnya seperti pewarnaan dengan



4



zat warna alami, hanya saja perlu adanya pengukusan(steam), bahan yang diperlukan dalam teknik ecoprint adalah kain, bahan print (bahan alam tumbuhan misalnya daun), bahan mordan dan bahan fiksasi, hasil teknik ecoprint menunjukkan bentuk dan tekstur seperti bahan print (tumbuhan asli), akan tetapi warna yang tercetak akan berbeda-beda, hal ini sesuai dengan kandungan masingmasing tumbuhan yang dipengaruhi bahan treatment dn bahan fiksasi; 3) motif hasil ecoprint pada produk bahan kain memuat nilai estetik yang dapat digali ari wujudnya yaitu unsur seni rupa (keutuhan, penonjolan, keseimbangan dan proprsi). 2. Penelitian Yesica Stefany Simanungkalit (2020) yang berjudul Teknik Ecoprin dengan Mmemanfaatkan Limbah Mawar (Rosa Sp.) pada kain katun. Simpulan hasil penelitian ialah kelopak bunga mawar dapat digunakan sebagai penghasil motif melalui ecoprint pada kain katun dengan kombinasi mordan tunjung dan kapur tohor karena menghasilkan ketajaman motif dan ketahanan luntur yang baik. 3.



Penelitian



Kusmayani



(2020)



yang



berjudul



Pengembangan



Media



Pembelajaran Pembuatan Teknik Ecoprint Berbasis Video Tutorial Pada Mata Kuliah Kriya Tekstil JurusaN Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Simpulan dar penelitian ini 1) proses pengembangan media pembelajaran berbasis video tutorial ini mengacu pada model pengembangan ADDIE yang digunakan untuk mengetahui prosedur dalam pembuatan media yang terdiri dari lima tahapan Analisis(analysis), perancangan (design), pengembangan (evelopment), implementasi( implementation), evaluasi (evaluation).2) kelayakan media pembelajaran video tutorial pembuatan teknik



4



ecoprint mencapai kategori sangat layak dengan presentase nilai dari ahli materi 100%, ahli media sebesar 100%. 3) hasil uji kelayakan mahasiswa sebesar 87% termasuk ke dalam kategori sangat layak (valud) dan 13% kategori layak (setuju). Sesuai dengan penelitian yang relevan di atas, penelitian yang berkaitan dengan scarf menggunakan teknik ecoprint dan perbedaan hasil jadi sudah ada sebelumnya, oleh karena itu penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Jadi Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester” dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. C. Kerangka Pikir Scarf dengan teknik eco print ini dapat dikatakan sebagai salah satu item fashion yang dapat menunjang penampilan si pemakai. Mengingat scarf adalah selembar kain yang biasa digunakan pada bagian leher, kepala maupun pinggang yang dapat dikreasikan dalam berbagai bentuk. Pembuatan scarf dengan teknik eco print dalam hal ini digunakan dua bahan yang akan dibandingkan yaitu kain satin sutera yang berasal dari 50% bahan alami dan 50% bahan sintetis dan satin polyester yang berasal dari 100% serat sintetis, agar dapat diketahui perbedaan dan persamaan dari hasil jadi scarf yang telah dibuat dengan memperhatikan ketajaman warna dan motif hingga



total



keseluruhan scarf, sebagaimana telah diketahui bahwa kedua jenis kain tersebut merupakan jenis kain yang seratnya bukan berasal dari 100% serat alami yang daya serapnya kurang baik.



4



Motif dalam scarf ini menggunakan daun ubi jalar yang sebelumnya telah ditreatment dengan perendaman pada air cuka agar tannin dari daun dapat menghasilkan ketajaman warna dan motif secara maksimal, dan menggunakan larutan fiksasi dari kapur tohor yang dapat menghasilkan warna yang lebih gelap. Scarf ini akan terealisasikan dengan melalui proses yang dimulai dengan melakukan mordan pada scarf kain satin, mentreatment daun, meletakkan daun pada scarf kain satin, menggulung scarf, mengikat dan mengukus scarf dan selanjutnya dilakukan fiksasi agar dapat mengunci warna agar tidak mudah pudar selanjutnya scarf kain satin dikeringkan, hasil jadi scarf, penilaian dari panelis dan yang terakhir adalah menentukan perbedaan dari kedua produk. Hasil pembuatan scarf menggunakan teknik eco print daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester akan terlihat jelas ketika telah dikeringkan dan disetrika. Hasil jdi tersebut juga akan dinilai langsug oleh panelis dan beberapaorang yang telah dipilih dalam subjek penelitian. Alur pikir yang digunakan dalam penelitian ini untuk meneysuaikan antara teori dan data lapangan, maka digunakan skema sebagai berikut:



4



SCRAF



SATIN POLYESTER



SATIN SUTERA PROSES PEMBUATAN ECO PRINT DAN UBI FIKSATOR KAPUR TOHOR



KETAJAMAN WARNA



KETEGASAN MOTIF



HASIL JADI



D. Hipotesis



Sugiyono (2016) hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah kompaatif. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukaka di awal, maka hipotesis yang dapat dikemukakan untuk sementara adalah sebagai berikut: 1. H0 : “ Tidak ada perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik eco print daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester” 2. Ha : “ Ada perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik eco print daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester”



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian komperatif dengan pendekatan eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganngu (Arikunto:2019). Pada penelitian ini peneliti melakukan eksperimen perbedaan hasil jadi scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester dengan menggunakan fiksator kapur. B. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rancangan yang berisi langkah dan tindakan yang akan dilakukan dalam percobaan yang dibuat untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dalam pengumpulan data. Desain penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian yang akan dilakukan. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Penelitian X



Y X1 X2



Y1 XIYI X2Y1



48



Y



Y2 X1Y2 X2Y2



4



Keterangan: X X1 X2 Y Y1 Y2



= Jenis kain = Satin Sutera = Satin Polyester =Hasil Jadi =Ketajaman Warna =Ketegasan Motif



C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar dengan waktu yang terhitung dari bulan Juli 2021 hingga Oktober 2021. D. Alat dan Bahan yang Digunakan 1. Alat Tabel 3.2. Alat Pembuatan Scraf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi No. 1.



Nama Alat Baskom



Gambar



Fungsi Untuk merendam kain pada larutan mordan



5



2.



Panci



Untuk mengukus kain



3.



Kompor



Untuk memanaskan kain



4.



Gunting



Untuk memotong kain dan tali



5.



Alat ukur (CM)



Untuk mengukur kain



5



6.



Plastik



Untuk membungkus kain sebelum dikukus



7.



Palu-palu



Untuk memukul daun agar tannin pada daun dapat keluar dengan baik



8.



Pipa paralon



Untuk menggulung kain dan plastik sebelum dikukus



5



9.



Tali



Untuk mengikat kain sebelum dikukus



10.



Sendok



Untuk mengambil tawas bubuk dan kapur tohor



11.



Timbangan



Untuk menimbang berat tawas bubuk dan kapur tohor



12.



Gelas ukur



Untuk menakar air larutan tawas bubuk dan kapur tohor



5



2. Bahan Tabel 3.3. Bahan Pembuatan Scraf Menggukan Teknik Ecoprint Daun Ubi No.



Bahan



Gambar



Fungsi



1.



Kain



Sebagai bahan utama dalam pembuatan scraf



2.



Tawas



Sebagai bahan mordan untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran pada kain



3.



Daun



Sebagai pemberi warna dan motif pada kain



5



4.



Kapur Tohor



Sebagai bahan laturan fiksasi agar warna daun pada kain tidak mudah pudar



E. Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Rendam kain dengan air tawas selama ± 2 jam agar pewarna nantinya akan lebih awet. 3. Setelah 2 jam, rebus selama 1 jam. 4. Rendam daun di dalam larutan cuka agar tannin keluar dengan maksimal. 5. Bentangkan kain yang sudah direndam di lantai atau di atas meja. 6. Tiriskan daun lalu tata daun tersebut pada sebelah sisi kain. Tata sedemikian rupa. Bisa menyebar, bisa menumpuk. 7. Tutup kain dengan sisi sebelahnya. 8. Letakkan plastik sesuai dengan panjang dan lebar kain. 9. Gulungkan dengan memadatkannya pada batang kayu atau pipa sampai selesai. 10. Ikat gulungan kain dengan tali. 11. Kukus gulungan kain selama 2 jam. 12. Dinginkan kain dengan cara dianginkan. 13. Angkat dan bentangkan di meja, ambil dedaunan secara perlahan. 14. Siapkan larutan fiksasi. 15. Rendam kain pada larutan fiksasi sekitar 7-30 menit. 16. Bilas kain dengan air bersih. 17. Jemur kain



5



F. Variabel Penelitian Sugiyono (2016) variabel penelitian pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi operasional variabel merupakan bentuk operasional dari variabel-variabel dalam suatu penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis bahan kain, yaitu kain satin sutera dan kain satin polyester. 2. Varibel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil jadi scraf menggunakan teknik ecoprint daun ubi yang ditinjau dari ketajaman warna dan ketegasan motif. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Adapun variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: a. Desain scraf b. Alat yang digunakan c. Warna kain yang digunakan



5



G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperlukan dalam pengelolaan, pengujian dan penganalisaan data yang terkait dengan variabel yang diteliti, maka akan diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut: 1. Observasi Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati secara langsung mengenai proses pembuatan scarf dengan teknik ecoprint. Metode ini digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil jadi scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester dengan menggunakan fiksator kapur. 2. Dokumentasi Kegiatan yang dimaksud untuk memperoleh data langsung yang berbentuk berupa foto dan sebagainya. 3. Angket Lembar angket digunakan untuk mengetahui tanggapan panelis tentang produk yang dihasilkan dari penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi beberapa pernyataan tertulis kepada 5 orang panelis ahli dan 20 orang mahasiswa tata busana.



5



H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis respponden, menyajikan data yang diteliti, melakukan perhitungan untuk mnejawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono:2016). Metode analisa data yang digunakan adalah T-test yang diperoleh dari data responden dengan bantuan komputer program SPSS dengan nilai signifikan 5% dalam hal ini penulis menggunakan SPSS 22. Teknik T-test merupakan satu bentuk analisis komputer infersal yang dimaksud untuk menguji hipotesis. Dengan rumusan sebagai berikut:



Keterangan: Md = Mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test Xd = Perbedaan deviasi dengan mean deviasi N = Banyaknya subjek Df = db adalah n-1 Sedangkan rumus yang digunakan untuk mengetahui presentase adalah sebagai berikut:



5



ᵖ = x 100 % Keterangan: P



= Presentasi



f



= Frekuensi



n



= Jumlah responden Nilai-nilai hasil observasi dinyatakan dengan menggunakan kategori sebagai



berikut: a. SB b. B c. C d. D e. TB



= Sangat Baik Interval kriteria = Baik Interval kriteria = Cukup Interval kriteria = Kurang Interval kriteria = Tidak Baik Interval kriteria



: 81%-100% : 61%-80% : 41%-60% : 21%-40% : 0%-20% (Sumber: Sugiyono:2016)



5



BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Data



Gambar 4.1 Hasil jadi scarf pada satin sutera Sumber: Dok pribadi, 2021



Gambar 4.2 Hasil jadi scarf pada satin polyester Sumber: Dok pribadi, 2021



6



1. Proses Pembuatan Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester a. Proses Pembuatan Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera Proses atau langkah-langkah yang akan digunakan dalam



proses



pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera diantaranya sebagai berikut : 1) Menyiapkan alat dan bahan, sebelum memulai proses pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester sebaiknya semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu. 2) Merendam kain dengan air tawas selama kurang lebih 2 jam agar pewarna nantinya lebih awet



Gambar 4.3 Larutan Air Tawas ( Sumber:



6



3) Setelah kain direndam selama 2 jam lalu rebus kain selama 1 jam



Gaambar 4.4 Merebus Kain pada Larutan Tawas ( Sumber: Dok.Pribadi ) 4) Rendam daun di dalam larutan cuka agar tannin (zat warna daun ) keluar dengan maksimal.



Gambar 4.5 Perendaman Daun pada Cuka ( Sumber:



6



5) Bentangkan plastik sesuai ukuran panjang dan lebar kain di lantai atau di atas meja



Gambar 4.6 Membentangkan Plastik ( Sumber: Dok.Pribadi ) 6) Bentangkan kain yang sudah direndam di atas plastik yang sudah dibentangkan di lantai atau di atas meja



Gambar 4.7 Membentangkan Kain ( Sumber: Dok.Pribadi )



6



7) Tiriskan daun yang sudah direndam larutan cuka di atas kain. Tata sedemikian rupa. Bisa menyebar, bisa menumpuk



Gambar 4.8 Peletakan Daun ( Sumber: Dok.Pribadi ) 8) Tutup kain dengan dengan plastik sesuai panjang dan lebar kain Gambar 4.9 Menutup Kain dengan Plastik ( Sumber: Dok.Pribadi ) 9) Tekan daun dengan palu sampai warna dari daun menempel pada kain



6



Gambar 4.10 Menekan Daun dengan Palu ( Sumber: Dok.Pribadi ) 10) Gulung kain dengan memadaykannya pada batang kayu atau pipa sampai selesai



Gambar 4.11 Menggulung Kain ( Sumber: Dok.Pribadi ) 11) Ikat gulungan dengan kencang



Gambar 4.12 Mengikat Kain



6



( Sumber: Dok.Pribadi ) 12) Rebus gulungan kain (bundle kain ) selama 2 jam



Gambar 4.13 Merebus Kain ( Sumber: Dok.Pribadi ) 13) Dinginkan gulungan kain dengan cara dianginkan



Gambar 4.14 Mendinginkan ( Sumber:



6



14) Angkat dan bentangkan di atas meja, ambil dedaunan secara perlahan



Gambar 4.15 Pengangkatan Daun ( Sumber: Dok.Pribadi ) 15) Siapkan larutan fiksasi. Larutkan sekitar 1 liter air bersih dan 50 gram kapur tohor. Rendm kain tersebut sekitar 7- 30 menit.



Gambar 4.16 Proses ( Sumber:



6



16) Bilas kain lalu jemur b. Proses Pembuatan Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Polyester Proses atau langkah-langkah yang digunakan dalam proses pembuatan scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera sama halnya dnegan proses pembuatan scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester yaitu dimulai dari menyiapkan alat dan bahan, merendam kain pada air tawas selama 2 jam, merebus kain selama 1 jam, merendam daun pada larutan cuka, membentangkan plastik, membentangkan kain, menata daun di atas kain, menutup kain dengan plastik, menekan daun dengan palu, menggulung kian, mengikat kain, mengukus kain yang sudah digulung selama 2 jam, mendinginkan kain, mengambil daun yang menempel, merendam kain pada larutan kapur tohor, dibilas dengan air bersih lalu dijemur. 2. Gambaran Hasil Jadi Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dinilai berdasarkan indikator penyerapan warna, kerataan motif, ketahanan warna 1 kali cuci,ketahanan warna 2 kali cuci, ketahanan warna 3 kali cuci dapat digambarkan sebagai berikut: a. Penyerapan warna Penyerapan warna scarf dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun menempel dengan baik pada kain satin sutera. Adapun hasil penilaian dari responden adalah sebagai berikut:



6



Tabel 4.1 Tanggapan Responden Terhadap Penyerapan Warna Scarf Pada Bahan Satin Sutera Option Satin Sutera Kategori Jawaban



F



%



A



Sangat Baik



1



4%



B



Baik



19



76%



C



Cukup



4



16%



D



Kurang



1



4%



Jumlah Skor



25



100%



Sumber: Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.1 menjelaskan bahwa pada indikator penyerapan warna scarf pada bahan satin sutera lebih banyak responden yang menyatakan baik dan hanya sedikit responden yang menyatakan sangat baik, cukup dan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert (dapat dilihat pada lampiran 3) maka diperoleh nilai 70% yang termasuk dalam kategori baik. b. Kerataan motif Kerataan motif pada scarf dapat dinilai sangat baik apabila motif daun menempel dengan baik pada kain satin sutera. Adapun hasil penilaian dari responden adalah sebagai berikut:



6



Tabel 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Kerataan Motif pada Scarf Bahan Satin Sutera Option Satin Sutera Kategori Jawaban



F



%



A



Sangat Baik



7



28%



B



Baik



15



60%



C



Cukup



3



12%



D



Kurang



0



0



Jumlah Skor



25



100%



Sumber: Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.2 menjelaskan bahwa pada indikator kerataan motif scarf pada bahan satin sutera lebih banyak yang mengatakan baik dan hanya sedikit yang menyatakan sangat baik, cukup dan tidak ada responden yang menyatakan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert ( dapat dilihat pada lampiran 3) maka diperoleh nilai 79% yang termasuk dalam kategori baik. c. Ketahanan warna 1 kali cuci Ketahanan warna 1 kali cuci dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun pada scarf bahan satin sutera tidak memudar pada 1 kali pencucian. Adapun hasil dari responden adalah sebagai berikut:



7



Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 1 Kali Cuci Pada Scarf Bahan Satin Sutera Option



Satin Sutera Kategori Jawaban



F



%



A



Sangat Baik



18



72%



B



Baik



7



28%



C



Cukup



0



0



D



Kurang



0



0



Jumlah Skor



25



100%



Sumber: Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.3 menjelaskan bahwa pada indikator ketahanan warna 1 kali cuci lebih banyak responden yang menyatakan sangat baik, hanya sedikit responden yang menyatakan baik dan tidak ada satupun responden yang menyatakan cukup dan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert ( dapat dilihat pada lampiran 3 maka diperoleh nilai 93% yang termsuk dalam kategori sangat baik.



d. Ketahanan 2 kali cuci Ketahanan warna 2 kali cuci dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun pada scarf bahan satin sutera tidak memudar pada 2 kali pencucian. Adapun hasil dari responden adalah sebagai berikut:



7



Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 2 Kali Cuci Pada Scarf Bahan Satin Sutera Satin Sutera



Option Kategori Jawaban



F



%



A



Sangat Baik



3



12%



B



Baik



18



72%



C



Cukup



4



16%



D



Kurang



0



0



Jumlah Skor



25



100%



Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.4 menjelaskan bahwa pada indikator ketahanan warna 2 kali cuci lebih banyak responden yang menyatakan sangat baik, hanya sedikit responden yang menyatakan baik dan cukup dan tidak ada satupun responden yang menyatakan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert ( dapat dilihat pada lampiran 3 maka diperoleh nilai 71% yang termsuk dalam kategori baik. e. Ketahanan warna 3 kali cuci Ketahanan warna 3 kali cuci dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun pada scarf bahan satin sutera tidak memudar pada 3 kali pencucian. Adapun hasil dari responden adalah sebagai berikut:



7



Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tterhadap Ketahanan Warna 3 Kali Cuci Pada Scarf Bahan Satin Sutera Satin Sutera



Option Kategori Jawaban



F



%



A



Sangat Baik



0



0



B



Baik



11



44%



C



Cukup



10



40%



D



Kurang



4



16%



Jumlah Skor



25



100%



Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada indikator ketahanan warna 3 kali cuci lebih banyak responden yang menyatakan baik, cukup dan tidak ada responden yang menyatakan sangat baik dan hanya sedikit responden yang menyatakan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert (dapat dilihat pada lampiran 3 maka diperoleh nilai 57% yang termsuk dalam kategori cukup.



Berdasarkan pada tabel 4.1 hingga 4.5 dapat disimpulkan dari 25 responden dengan 5 responden dari dosen ahli dan 20 responden mahasiswa tata busana, maka secara keseluruhan hasil jadi scarf dengan menggunakan teknik ecoprint pada bahan satin sutera dapat dikategorikan baik melalui perhitungan rata-rata



7



dari keseluruhan indikator dengan presentase sebanyak 74%. Dapat dilihat dengan rumus:



p =x 100 px 100 p Berdasarkan hasil perolehan di atas, maka hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera menunjukkan interprestasi 74% dikategorikan Baik . Dalam bentuk skala likert dapat digambarkan sebagai berikut: K



C



25%



50%



B



74% 75%



SB



100%



2. Gambaran Hasil Jadi Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Polyester Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester dinilai berdasarkan indikator penyerapan warna, kerataan motif, ketahanan warna 1 kali cuci,ketahanan warna 2 kali cuci, ketahanan warna 3 kali cuci dapat digambarkan sebagai berikut:



7



a. Penyerapan warna Penyerapan warna scarf dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun menempel dengan baik pada scarf bahan satin polyester. Adapun hasil penilaian dari responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Penyerapan Warna Scarf Pada Bahan Satin Polyester Option



Satin Polyester



Kategori Jawaban



F



%



19



76%



A



Sangat Baik



B



Baik



6



24%



C



Cukup



0



0



D



Kurang



0



0



25



100%



Jumlah Skor



Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.6 menjelaskan bahwa pada indikator penyerapan warna scarf pada bahan satin polyester lebih banyak responden yang menyatakan sangat baik dan hanya sedikit responden yang menyatakan baik, tidak ada responden yang menyatakan cukup dan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert ( dapat dilihat pada lampiran 3 ) maka diperoleh nilai 94% yang termasuk dalam kategori sangat baik.



7



b. Kerataan motif pada scarf dapat dinilai sangat baik apabila motif daun menempel dengan baik pada scarf bahan satin polyester. Adapun hasil penilaian dari responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Kerataan Motif pada Scarf Bahan Satin Polyester Option



Satin Polyester Kategori Jawaban



F



%



16



64%



A



Sangat Baik



B



Baik



9



36%



C



Cukup



0



0



D



Kurang



0



0



25



100%



Jumlah Skor



Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada indikator kerataan motif scarf pada bahan satin polyester lebih banyak yang mengatakan sangat baik dan hanya sedikit yang menyatakan baik, tidak ada responden yang menyatakan cukup dan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert (dapat dilihat pada lampiran 3) maka diperoleh nilai 91% yang termasuk dalam kategori sangat baik. c. Ketahanan warna 1 kali cuci Ketahanan warna 1 kali cuci dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun pada scarf bahan satin polyester tidak memudar pada 1 kali pencucian. Adapun hasil dari responden adalah sebagai berikut:



7



Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 1 Kali Cuci Pada Scarf Bahan Satin Polyester Satin Polyester



Option



Kategori Jawaban



F



%



23



92%



A



Sangat Baik



B



Baik



2



8%



C



Cukup



0



0



D



Kurang



0



0



25



100%



Jumlah Skor



Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada indikator ketahanan warna 1 kali cuci lebih banyak responden yang menyatakan sangat baik, hanya sedikit responden yang menyatakan baik dan tidak ada satupun responden yang menyatakan cukup dan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert ( dapat dilihat pada lampiran 3 maka diperoleh nilai 98% yang termsuk dalam kategori sangat baik. d. Ketahanan warna 2 kali cuci Ketahanan warna 2 kali cuci dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun pada scarf bahan satin polyester tidak memudar pada 2 kali pencucian. Adapun hasil dari responden adalah sebagai berikut



7



Tabel 4.9



Tanggapan Responden Terhadap Ketahanan Warna 2 Kali Cuci Pada Scarf Bahan Satin Polyester Option



Satin Polyester



Kategori Jawaban



F



%



A



Sangat Baik



10



40%



B



Baik



14



56%



C



Cukup



1



4%



D



Kurang



0



0



Jumlah Skor



25



100%



Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.9 menjelaskan bahwa pada indikator ketahanan warna 2 kali cuci lebih banyak responden yang menyatakan baik, hanya sedikit responden yang menyatakan sangat baik dan cukup dan tidak ada satupun responden yang menyatakan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert ( dapat dilihat pada lampiran 3 maka diperoleh nilai 84% yang termsuk dalam kategori baik. e. Ketahanan warna 3 kali cuci Ketahanan warna 3 kali cuci dapat dinilai sangat baik apabila warna dan motif daun pada scarf bahan satin polyester tidak memudar pada 3 kali pencucian. Adapun hasil dari responden adalah sebagai berikut:



7



Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tterhadap Ketahanan Warna 3 Kali Cuci Pada Scarf Bahan Satin Polyester Option



Satin Polyester



Kategori Jawaban



F



%



2



8%



A



Sangat Baik



B



Baik



12



48%



C



Cukup



11



44%



D



Kurang



0



0



25



100%



Jumlah Skor



Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2021 Tabel 4.10 menjelaskan bahwa pada indikator ketahanan warna 3 kali cuci lebih banyak responden yang menyatakan baik, cukup dan hanya sedikit responden yang menyatakan sangat baik dan tidak ada responden



yang



menyatakan kurang. Jika dikonversikan dengan menggunakan skala likert ( dapat dilihat pada lampiran 3 maka diperoleh nilai 66% yang termsuk dalam kategori baik. Berdasarkan pada tabel 4.6 hingga 4.10 dapat disimpulkan dari 25 responden dengan 5 responden dari dosen ahli dan 20 responden mahasiswa tata busana, maka secara keseluruhan hasil jadi scarf dengan menggunakan teknik ecoprint pada bahan satin polyester dapat dikategorikan baik melalui perhitungan rata-rata dari keseluruhan indikator dengan presentase sebanyak 86,60%. Dapat dilihat dengan rumus:



7



p =x 100 px 100 p Berdasarkan hasil perolehan di atas, maka hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester menunjukkan interprestasi 86,60% dikategorikan Sangat Baik. Dalam bentuk skala likert dapat digambarkan sebagai berikut: K



25%



C



50%



B



75%



SB



86,60% 100%



3. Perbedaan Hasil Jadi Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester. Hal tersebut berdasarkan hasil analisis data menggunakan T-test dengan bantuan program komputer SPSS 22 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:



8



Tabel 4.11 Hasil uji T per indikator terhadap perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester Indikator



Kain Sutera



Kain Polyester



P Value Uji T



Penyerapan



2.8000



3.7600



0.000



kerataan Motif



3.1600



3.6400



0.004



1 Kali Cuci



3.7200



3.9200



0.068



2 Kali Cuci



2.9600



3.3200



0.024



3 Kali Cuci



2.2800



2.6400



0.071



Warna



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Berdsarkan tabel 4.11 dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kelima indikator, kain polyester memiliki nilai rata-rata tertinggi daripada kain sutera. Dari tabel tersebut juga diperoleh informasi bahwa terdapat tiga indikator yang mempunyai nilai < 0.05. Indikator tersebut adalah penyerapan warna, kerataan motif, ketahanan warna 2 kali cuci. Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kain sutera dengan kain polyester yang terletak pada indikator penyerapan warna, kerataan motif, dan ketahanan warna selama 2 kali cuci. Tabel 4.12



8



Hasil uji T keseluruhan indikator terhadap perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester Indikator



Kain Sutera



Kain Polyester



P Value Uji T



Total Keseluruhan



14.9200



17.2800



0.000



Indikator Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Keterangan:



p < 0.05 = Berbeda P > 0.05 = Tidak Berbeda



Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester memiliki perbedaan yaitu berdasarkan uji T dengan hasil signifikansi 2-tailed 0.000 yang lebih kecil dari nili signifikansi 0.05. B. Pembahasan 1. Proses Pembuatan Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester Proses pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester memiliki proses atau langkah kerja yang sama yaitu dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, merendam kain dengan air tawas selama 2 jam, merebus kain yang telah dimordant selama 1 jam, merenam daun pada larutan cuka, membentangkan plastik dan kain, menata daun di atas permukaan kain, menutup daun dengan kain dan plastik, menekan



8



daun dengan palu, menggulung kain, mengikat gulungan kain, mengukus gulungan kain, mendinginkan gulungan kain, membentangkan dan mengangkat daun pada kain, merendam kain pada larutan fiksasi pada larutan kapur tohor, membilas kain dengan air bersih lalu dijemur. Jangka waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan scarf menggunkan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera ialah sekitar 2 sampai 3 hari sama halnya dengan pembuatan scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester dimana kain direndam selama 2 jam lalu direbus selama 1 jam selanjutnya dijemur dengan cara dianginkan yang memakan waktu semalaman tergantung cuaca, setelah kering selanjutnya menata daun yang telah direndam pada larutan cuka lalu menekan daun yang telah ditutup plastik menggunakan palu yang biasanya memakan waktu sekitar 1 sampai 2 jam tergantung ukuran kain dan banyaknya daun yang digunakan, selanjutnya merebus kain setelah itu kain direndam pada larutan fiksasi lalu selanjutnya dibilas dan dijemur hingga kering. 2. Gambaran Hasil Jadi Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dapat dikategorikan baik, yaitu dengan presentase 74% yang diperoleh melalui perhitungan rata-rata dari total pesentase keseluruhan indikator. Scarf yang dihasilkan cukup baik berdasarkan pada penyerapan warna, kerataan motif, dan ketahanan cuci.



8



Dibandingkan dengan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester dikategorikan sangat baik, yaitu dengan presentase 86,60%. Hanya saja pemilihan kain satin sutera untuk dijadikan scarf lebih cocok karena bahannya lebih lembut dan jatuhnya bahan sangat baik. berdasarkan pada penyerapan warna kain satin polyester yang lebih baik dari kain satin sutera, serta kerataan motif pada kain dan ketahanan cuci pada satin polyester yang lebih baik dari kain satin sutera. 3. Gambaran Hasil Jadi Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Polyester Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester dapat dikategorikan sangat baik, yaitu dengan presentase 86,60% yang diperoleh melalui perhitungan rata-rata dari total presentase keseluruhan indikator. Scarf yang dihasilkan sangat baik jika dibandingkan dengan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera yang dimana hanya memperoleh presentase 74%. Hal itu disebabkan karena penyerapan warna, kerataan motif serta ketahanan cuci pada scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester lebih baik pada bahan satin sutera. Hal tersebut dikarenakan bahan polyester yang mmiliki karakteristik yang kuat dan tidak mudah luntur. Polyester memiliki sifat-sifat diantaranya: tahan kusut dan tahan cuci serta memiliki sifat elastis yang baik ( Noor Fitrihana, 200).



8



4. Perbedaan Perbedaan Hasil Jadi Scarf Menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa jika dilihat secara langsung terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil jadi scarf menggunkan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester. Perbedaan tersebut dapat juga dilihat dari indikator penyerapan warna di mana nilai p pada indikator tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai signifikansi (0.05) yaitu 0.000, indikator kerataan motif sebesar 0.004 serta pada indikator ketahanan 2 kali cuci sebesar 0.024. Berdasarkan hasil uji T yang dilakukan terhadap keseluruhan indikator nilai p yang dihasilkan adalah 0.000. Pada eksperimen yang telah dilakukan dan berdasarkan data uji panelis, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis kain yang lebih cocok untuk dijadikan bahan dalam pembuatan scarf dengsn menggunakan teknik ecoprint daun ubi adalah kain satin polyester karena bahannya yang tidak mudah kusut serta dapat menyerap warna dengan baik.



8



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan permasalahan yang diajukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:. 1. Proses pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester memiliki proses atau langkah kerja yang sama yaitu dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, merendam kain dengan air tawas selama 2 jam, merebus kain yang telah dimordant selama 1 jam, merenam daun pada larutan cuka, membentangkan plastik dan kain, menata daun di atas permukaan kain, menutup daun dengan kain dan plastik, menekan daun dengan palu, menggulung kain, mengikat gulungan kain, mengukus gulungan kain, mendinginkan gulungan kain, membentangkan dan mengangkat daun pada kain, merendam kain pada larutan fiksasi pada larutan kapur tohor, membilas kain dengan air bersih lalu dijemur. 2. Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera secara keseluruhan dapat dikategorikan baik melalui perhitungan rata-rata keseluruhan indikator dengan presentase sebanyak 74%. Sulit menyerap warna serta motif mudah luntur, hanya saja lebih cocok digunakan sebagai bahan scarf biasa karena karakteristik bahan yang lebih lembut dan jatuhnya bahan sangat baik.



8



3. Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan atin polyester secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik melalui perhitungan rata-rata keseluruhan indikator dengan presentase sebanyak 86,60%. Penyerapan warna dan kerataan motif yang sangat baik, tidak mudah luntur, mmiliki ketahanan cuci yang lebih baik, bahan lebih tebal dan tidak mudah kusut. 4. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa jika dilihat dari hasil jadi scarf menggunkan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Dilihat dari perhitungan menggunakan uji t terdapat perbedaan dimana nilai p pada keseluruhan indikator tersebut lebih besar dari nilai signifikansi (0,05) yaitu sebesar 0,000. Dalam hal ini, jenis kain yang lebih cocok untuk dijadikan bahan dalam pembuatan scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi adalah kain satin polyester. B. Saran Berdasarkan keseluruhan hasil yang telah ditemukan dalam penelitian ini maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1.



Dalam pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi sebaiknya menggunakan bahan satin polyester karena penyerapan warna dan motif yang baik serta memiliki ketahanan cuci yang sangat baik karena bahan satin polyester tidak mudah luntur



8



2.



Sebaiknya menggunkan daun ubi yang segar dan menggunakan daun ubi yang tua karena warnanya lebih kuat dibandingkan dengan daun ubi yang muda sehingga warna yang dihasilkan lebih tegas



3.



Ketersediaan daun ubi jalar perlu diperhatikan dalam pembuatan scarf ecoprint daun ubi, jangan sampai mempersulit dalam proses pembuatan scarf.



4.



Permukaan meja atau lantai perlu diperhatikan dalam peletakan kain dalam pembuatan sacrf karena permukaan meja atau lantai yang tidak rata dapat merusak kain.



5.



Dalam pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint bagian atas daun sebaiknya langsung dilapisi plastik agar warna dan motif menyerap dengan baik pada kain.



DAFTAR PUSTAKA



Atika Maharani. (2018). Motif dan Pewarnan Tekstil di Home Industry Kaine Art Fabric ”Ecoprint Natural Dye”. DS, Bayu Wirawan, dan M.Alvin. “Teknik Pewarnaan Alam Eco Print Daun Ubi dengan Penggunaan Fiksator Kapur, Tawas dan Tunjung.” Jurnal Litbang Kota Pekalongan 17 (2019. Husnah, Farisah. 2016. “Eksplorasi Teknik Eco Dyeing dengan Tanaman sebagai Pewarna Alam”. E-Proceeding of Art & Design, 2, III, hlm. 280-293. Irianingsih Nining. 2018. Eco Print Motif Kain Dari Daun dan Bunga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI. Ikhsani, Nurul. “Penerapan Desain Motif Bunga Pada Scarf Menggunakan Teknik Eco Printing.” Jurnal Tata Busana 9.2 (2020). Kusmayani. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Pembuatan Teknik Ecoprint Berbasis Video Tutorial pada Mata Kuliah Kriya Tekstil Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Pressinawangi, Nisa dan Dian Widiawati. Tanpa Tahun. “ Eksplorasi Teknik Ecoprint dengan Menggunakan Limbah Besi dan Pewarna Alami untuk Produk Fashion”. Jurnal tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa dan Desain, 1, hlm. 1-7. Poespo, Goet. 2007. Aksesoris Asri. Yogyakarta: Kanisius 2007. Santika, Ratih Tsalasatuti. “Perbedaan hasil jadi teknik aplikasi decoupage menggunakan kain satin sutera, satin acetat, dan satin Polyester pada busana anak. Jurnal Tata Busana7.2 (2018). Universitas Negeri Makassar. (2019). Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa. Makassar. Widyaningrum, Dessi Harli. “Penerapan Tiga Motif Desain Tropical Watercolor Pada Scarf Menggunakan Aplikasi Digital Printing.” Jurnal Tata Busana 7.1 (2018). Yesica Stefany Simanungkalit. (2020). Teknik Ecoprint dengan Memanfaatkan Limbah Mawar (Rose.Sp) pada Kain Katun. 2020. Scarf : Sejarah Scarf dan Syal. Perbedaan, jenis, bahan dan ukuran (online) (https://adhiantirina.com/scarf/ diakses pada 19 januari 2021).



8



8



2020. Sejarah Kain Satin : Pengertian, karakteristik, Jenis dan tips merawat (online) (https://lenteramata.com/bahan/satin) diakses pada 20 januari 2021. 2020. Klasifikasi dan Morfologi Ubi Jalar (online) (https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-ubi-jalar/diakses pada 9februari 2021). 2021 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (http://kbbi.web.id/ketegasan/diakses 25-februari 2021).



(online)



2020. Jenis Scarf. Macam-macam model scarf (online) (https://review.bukalapak.com/fashion/5-jenis-scarf-ini-bisa-jadi-aksesorisyang-melengkapi-gaya-keseharianmu-52563).



9



LAMPIRAN



9



9



Lampiran 1 Angket SCARF ECOPRINT DAUN UBI(SATIN SUTERA) Format Penilaian Dalam Bentuk Table (checklist)



Nama



: …………………………………….



Tanggal



: …………………………………….



Tempat



: …………………………………….



Pekerjaan



: …………………………………….



Berikan tanda checklist () pada point penelitian sesuai dengan hasil pengamatan, perhatikan setiap faktor yang diamati pada lembar jawaban yang disediakan yang dianggap sesuai dengan kenyataan yang saudara lihat. No. 1. 2. 3.



Komponen Penilaian Penyerapan Warna Kerataan Motif Ketahanan Warna a. 1x cuci



Sangat Baik



Jawaban Baik



Cukup



Kurang



9



2



b. 2x cuci c. 3x cuci



9



Komentar : …………………………………………………………………………………..... …………………………………………………………………………………..... …………………………………………………………………………………..... …………………………………………………………………………………..... ………………………………………………………………………………….....



9 SCARF ECOPRINT DAUN UBI(SATIN POLYESTER)



Format Penilaian Dalam Bentuk Table (checklist)



Nama



: …………………………………….



Tanggal



: …………………………………….



Tempat



: …………………………………….



Pekerjaan



: …………………………………….



Berikan tanda checklist () pada point penelitian sesuai dengan hasil pengamatan, perhatikan setiap faktor yang diamati pada lembar jawaban yang disediakan yang dianggap sesuai dengan kenyataan yang saudara lihat. No. 1. 2. 3.



Komponen Penilaian Penyerapan Warna Kerataan Motif Ketahanan Warna a. 1x cuci b. 2x cuci c. 3x cuci



Sangat Baik



Jawaban Baik Cukup



Kurang



95



Komentar : ……………………………………………………………………………… …..... ……………………………………………………………………………… …..... ……………………………………………………………………………… …..... ……………………………………………………………………………… …..... ……………………………………………………………………………… ….....



Lampiran 2 Hasil Data T-Test SPSS 22 a. Penyerapan Warna Group Statistics Kain Penyerapan Warna



N



Sutera Polyster



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



25



2.8000



.57735



.11547



25



3.7600



.43589



.08718



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test Levene's Test for Equality of



t-test for Equality of



Variances



Means



F Penyerapan



Equal variances



Warna



assumed



Sig. .142



t .708



Equal variances not assumed



df



-6.635



48



-6.635



44.651



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test t-test for Equality of Means



Sig. (2-tailed) Penyerapan Warna



Equal variances assumed Equal variances not assumed



Mean



Std. Error



Difference



Difference



.000



-.96000



.14468



.000



-.96000



.14468



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



9



Independent Samples t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower Penyerapan Warna



Upper



Equal variances assumed



-1.25091



-.66909



Equal variances not assumed



-1.25147



-.66853



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) b. Kerataan Motif Group Statistics Kain Kerataan Motif



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



Sutera



25



3.1600



.62450



.12490



Polyster



25



3.6400



.48990



.09798



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances



t-test for Equality of Means



Sig F Kerataan Motif



Equal variances



. .013



assumed Equal variances not assumed



t



.91 0



df -3.024



48



-3.024



45.425



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



9



Independent Samples t-test for Equality of Means Std. Error Sig. (2-tailed) Kerataan Motif



Mean Difference



Difference



Equal variances assumed



.004



-.48000



.15875



Equal variances not assumed



.004



-.48000



.15875



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower Kerataan Motif



Upper



Equal variances assumed



-.79918



-.16082



Equal variances not assumed



-.79965



-.16035



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) c. 1 Kali Cuci Group Statistics Kain 1 kali cuci



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



Sutera



25



3.7200



.45826



.09165



Polyster



25



3.9200



.27689



.05538



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



9



Independent Samples Levene's Test for Equality of



t-test for Equality of



Variances



Means



F 1 kali cuci



Equal variances assumed



Sig. 17.291



t .000



Equal variances not assumed



df



-1.868



48



-1.868



39.463



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-tailed) 1 kali cuci



Equal variances assumed Equal variances not assumed



Mean



Std. Error



Difference



Difference



.068



-.20000



.10708



-.41530



.069



-.20000



.10708



-.41651



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



9



Lower



Independent Samples t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Upper 1 kali cuci



Equal variances assumed



.01530



Equal variances not assumed



.01651



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) d. 2 Kali Cuci Group Statistics Kain 2 kali cuci



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



Sutera



25



2.9600



.53852



.10770



Polyster



25



3.3200



.55678



.11136



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test Levene's Test for Equality of



t-test for Equality of



Variances



Means



F 2 kali cuci



Equal variances assumed



Sig. 3.301



t .076



Equal variances not assumed



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



1



df



-2.324



48



-2.324



47.947



Independent Samples t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-tailed) 2 kali cuci



Equal variances assumed Equal variances not assumed



Mean



Std. Error



Difference



Difference



Lower



.024



-.36000



.15492



-.67149



.024



-.36000



.15492



-.67150



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Upper 2 kali cuci



Equal variances assumed



-.04851



Equal variances not assumed



-.04850



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) e. 3 Kali Cuci Group Statistics Kain 3 kali cuci



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



Sutera



25



2.2800



.73711



.14742



Polyster



25



2.6400



.63770



.12754



1



Independent Samples Levene's Test for Equality of



t-test for Equality of



Variances



Means



F 3 kali cuci



Equal variances assumed



Sig. .615



t .437



Equal variances not assumed



df



-1.847



48



-1.847



47.027



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-tailed) 3 kali cuci



Equal variances assumed Equal variances not assumed



Mean



Std. Error



Difference



Difference



.071



-.36000



.19494



-.75194



.071



-.36000



.19494



-.75215



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



1



Lower



Independent Samples t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Upper 3 kali cuci



Equal variances assumed



.03194



Equal variances not assumed



.03215



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) f. Uji T Keseluruhan Indikator Group Statistics Kain Total



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



Sutera



25



14.9200



2.37908



.47582



Polyster



25



17.2800



1.76824



.35365



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test Levene's Test for Equality of



t-test for Equality of



Variances



Means



F Total



Equal variances assumed



Sig. 1.099



t .300



Equal variances not assumed



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



1



df



-3.981



48



-3.981



44.316



Independent Samples t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-tailed) Total



Equal variances assumed Equal variances not assumed



Mean



Std. Error



Difference



Difference



Lower



.000



-2.36000



.59285



-3.55200



.000



-2.36000



.59285



-3.55456



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Upper Total



Equal variances assumed



-1.16800



Equal variances not assumed



-1.16544



Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 (2021)



1



Lampiran Hasil Presentasi dengan Skala Likert a. Satin Sutera Jumlah Skor Ideal



4x25 = 100



Jumlah Skor Terendah



1x25 = 25



1. Item pertanyaan nomor 1 1 respon menyatakan sangat baik 19 respon menyatakan baik 4 respon menyatakan cukup 1 respon menyatakan kurang



K



: : : :



C



25%



4x1 =4 3 x 19 = 57 2x4 =8 1x1 =1 Jumlah= 70



B



50%



2. Item pertanyaan nomor 2 7 respon menyatakan sangat baik 15 respon menyatakan baik 3 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



1



70%



75%



: : : :



4 x 7 = 28 3 x 15 = 45 2x3 =6 1x0 =0 Jumlah= 79



SB



100%



K



C



B



5%



50%



75%



3. Item pertanyaan nomor 3 18 respon menyatakan sangat baik 7 respon menyatakan baik 0 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



K



: : : :



C



25%



25%



50%



: : : :



5. Item pertanyaan nomor 5 0 respon menyatakan sangat baik 11 respon menyatakan baik 10 respon menyatakan cukup 4 respon menyatakan kurang



SB



93%% 100%



4 x 3 = 12 3 x 18 = 54 2x4 =8 1x0 =0 Jumlah= 71



B



SB



71%75%



100%



: : : :



1



100%



4 x 18 = 72 3 x 7 = 21 2x0 =0 1x0 =0 Jumlah= 93



75%



4. Item pertanyaan nomor 4 3 respon menyatakan sangat baik 18 respon menyatakan baik 4 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



C



79%



B



50%



K



S



4x0 =0 3 x 11 = 33 2 x 10 = 20 1x4 =4 Jumlah= 57



K



C



25%



50%



B



57%



SB



75%



100%



b. Satin Polyester Jumlah Skor Ideal



4x25 = 100



Jumlah Skor Terendah



1x25 = 25



1. Item pertanyaan nomor 1 19 respon menyatakan sangat baik 6 respon menyatakan baik 0 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



K



: : : :



C



25%



B



50%



75%



2. Item pertanyaan nomor 2 16 respon menyatakan sangat baik 9 respon menyatakan baik 0 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



K



25%



4 x 19 = 76 3 x 11 = 18 2x0 =0 1x0 =0 Jumlah= 94



: : : :



C



SB



94% 100%



4 x 16 = 64 3 x 9 = 27 2x0 =0 1x0 =0 Jumlah= 91



B



50%



75%



1



SB



91%%



100%



3. Item pertanyaan nomor 3 23 respon menyatakan sangat baik 2 respon menyatakan baik 0 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



K



: : : :



C



25%



B



50% : : : :



C



25%



98% 100%



4 x 10 = 40 3 x 14 = 42 2x1 =2 1x0 =0 Jumlah= 84



B



50%



75%



5. Item pertanyaan nomor 5 2 respon menyatakan sangat baik 12 respon menyatakan baik 11 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



K



SB



75%



4. Item pertanyaan nomor 4 10 respon menyatakan sangat baik 14 respon menyatakan baik 1 respon menyatakan cukup 0 respon menyatakan kurang



K



4 x 23 = 92 3x2 =6 2x0 =0 1x0 =0 Jumlah= 98



: : : :



C



84%



100%



4x2 =8 3 x 12 = 36 2 x 11 = 22 1x4 =4 Jumlah= 66



B



1



SB



SB



25%



50%



66%



1



75%



100%



Lampiran 4 Data uji panelis



SUTERA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25



1 4 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3



2 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3



3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 JUMLAH



1



4 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3



5 3 3 2 2 1 1 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2



SKOR 17 18 15 16 11 10 12 10 11 15 15 17 17 14 17 16 16 15 16 16 15 17 18 15 15 370



POLYESTER NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25



1 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3



2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3



3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 JUMLAH



1



4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3



5 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3



SKOR 17 17 15 15 13 18 15 19 17 18 16 19 19 20 20 18 19 17 19 18 17 17 15 18 16 433



Lampiran 5



Dokumentasi Pengisian Lembar Observasi



Gambar Pengisian lembar observasi oleh dosen Sumber: Dok. Pribadi, 2021



Gambar Pengisian lembar observasi oleh Sumber: Dok. Pribadi,



Gambar Pengisian lembar observasi oleh dosen Sumber: Dok. Pribadi, 2021



Gambar Pengisian lembar observasi oleh Sumber: Dok. Pribadi,



PERSURATAN



Lampiran Permohonan judul skripsi



Lampiran SK pembimbing



Lampiran Lembar persetujuan pembimbing untuk seminar proposal



Lampiran Undangan seminar proposal



Lampiran Lembar pengesahan pelaksanaan penelitian



Lampiran Surat izin meneliti



Lampiran Surat keterangan selesai meneliti



Lampiran Lembar persetujuan pembimbing untuk seminar hasil



Lampiran Undangan seminar hasil



Lampiran Lembar persetujuan ujian skripsi



Lampiran Undangan ujian skripsi



DAFTAR RIWAYAT HIDUP Bening Permatahati, Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 02 Desember 1997, buah hati dari pasangan Drs. H. Yusuf Akib dan Hj. Hasmah. Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di SDN Sudirman I Makassar tamat pada tahun 2010, melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 5 Makassar tamat pada tahun 2013, kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di SMK Negeri 8 Makassar tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Negeri Makassar melalui jalur Mandiri pada Program Strata Satu (S1) dan tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Strata Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.