Berlabuh Pada Allah YME [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN DERMAGA 4.1 Data-Data yang Dibutuhkan a. Direncanakan jumlah kapal yang akan merapat kedermaga 2 buah kapal b. Tipe kapal



= Kapal Barang



c. Gross tonnage



=



d. Kecepatan merapat/sandar kapal



=



0.18



m/det



=



2.80



m



=



-10.00



10000 Ton



Titik sentuh kapal pada 1/4 L ; L = Panjang kapal e. Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) Dengan muka air relata (MSL) f. Elevasi dasar laur pada jarak =



15 m



Jarak dari pantai/daratan diambil 10 s.d.25 m g. Jenis tanah pada dasar laut (Sea Bed) adalah Clay (Compressible Soil) dengan nilai SPT < 20 digunakan konstruksi dasar dermaga Tipe Tiang Panjang Data hasil Sondir diperoleh: P = Nilai konis tanah diambil



=



45



Kg/cm2



C = Harga Cleef rata-rata



=



607.5



Kg/cm2



Pada kedalaman tanah



=



25



m



h. Kecepatan Arus Tegak Lurus Pantai



=



0.2



Knots



i. Beban angin Tegak Lurus Pantai



=



455



Kg/m2



j. Data Gelombang :a. Tinggi gelombang



=



0.3



m



=



0.20



m/det



k. Koefisien Gempa



=



0.15



l. Beban Hidup Mereta di Atas Dermaga



=



110



m. Beban truk



=



9



Ton



n. Beban Crane Kup + Forkilft



=



15



Ton



o. Lebar Apron



=



23



m



b. Kecepatan gelombang



Kg/m2



p. Ketentuan lain disesuaikan dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku pada Perencanaan Pelabuhan.



4.1 (1)



4.2



Perencanaan Dermaga Untuk menghitung panjang dermaga, digunakan data kapal yang akan dilayani, yaitu kapal barang dengan gross tonnage = 9000 Ton sebanyak 2 buah. Untuk karakteristik kapal barang, dapat dilihat pada buku pelabuhan (Bambang Triadmojo, halaman 37, tabel 1.2) atau pada tabel dibawah ini Tabel 4.1 Karakteristik Kapal. Panjang



Lebar



Draft



Loa (m)



(m)



(m)



700



58



9.7



3.7



Kapal Barang



2



1000



64



10.4



4.2



Kapal Barang



3



2000



81



12.7



4.9



Kapal Barang



4



3000



92



14.2



5.7



Kapal Barang



5



5000



109



16.4



6.8



Kapal Barang



6



8000



126



18.7



8.0



Kapal Barang



8



10000



137



19.9



8.5



Kapal Barang



9



15000



153



22.3



9.3



Kapal Barang



10



20000



177



23.4



10



Kapal Barang



11



30000



186



27.1



10.9



Kapal Barang



12



40000



201



29.4



11.7



Kapal Barang



13



50000



216



31.5



12.4



Kapal Barang



No



Beban



1



Keterangan



(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal.37) Jadi untuk gross tonnage 1000 Ton diperoleh : Panjang Kapal (Loa)



=



137.0 m



Lebar Kapal



=



19.9



m



Draft



=



8.50



m



4.2 (2)



ga ris pa nt ai Gambar 4.1 Sketsa Karakteristik Kapal Rencana da Sumber : (Bambang n Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan) ka pa 4.2.1Panjang Dermaga lka pa l ya ng be rla bu h be rd Gambar 4.2 er Dimensi Wharf et ber : (Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan hal, 214) m e mLP = n x Loa Loa + ( n + 1 ) x 10% x an ja ng Dimana : , seLP = Panjang Dermaga hi n = Jumlah Kapal ng gaLoa = Panjang Total Kapal pa (Sumber : Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214) nj an gmaka, de Loa Loa + ( n + 1 ) x 10% x r LP = n x m = 2 x 137.0 + ( 2 + 1 ) x 10% x 137 ag = 315.1 m diambil LP = 316 m a ad Lebar dermaga disempurnakan untuk mempermudah dalam perhitungan per 1m panel al ah 4.2.2Lebar Dermaga : Lebar Apron



=



23



m



Lebar Area Parkir



=



100



m (direncanakan)



Lebar Area Bebas



=



75



m (direncanakan)



Untuk perencanaan lebar apron dengan 2 jalur kendaraan maka digunakan ad = 8.0 m (B a m ba ng Tr iat m 4.2 (3) od jo



Gambar 4.3 Lebar Apron dengan dua lajur kendaraan Sumber : (Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan hal, 216) Tabel 4.2 Penentuan Lebar Apron ad



e



6.0



15.0



7.8



12.6



9.0



10.5



10.8



9.0



12.9



7.5



Sumber : (Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan hal, 216) Berdasarkan hasil interpolasi dari tabel diatas, didapatkan nilai (diambil lebar jalan terbesar dengan diketahui nilai ad



e =12.25 m



Rumus Umum : d = b =



Lp



- 2 x



e



2A d - e



Dimana : A :Luas Gudang / Luas Lapangan Penumpukan Peti Kemas L : Panjang Kapal yang ditambat b : Lebar Gudang a : Lebar Apron e : Lebar Jalan d =



Lp



- 2 x



e



= 316.00 - 2 x 12.25 =



291.5 m



Direncananakan Luas Gudang



25000



ke dermaga 2 buah maka lebar lapangan : b = =



2A d



-



e



50000



4.2 (4)



m2, karena jumlah kapal yang akan merapat



ba h de ng an = 291.5 - 12.25 jar ak = 179.051 m ≈ 180 m a m an Maka lebar minimum dermaga (L) adalah : (cl eaL = b apron + b. Gudang + lebar jalan re = 23 + 180 + 12.25 nc = 390.25 m ≈ 391 m e se be sa r 0, 8 1, 0 m di ba w ah ba nd a ka pa l. Ja ra k a Gambar 4.4 Sketsa perencanaan dermaga tipe warft m an ini 4.2.3Kedalaman Dasar Kolam Dermaga dit en tu ka n be rd as ar S ka u Diketahui : n m ke be - Clearence = 0,8 - 1,0 m (digunakan 1,0) rte: nt- Taraf kapal = 0,5 - 1,5 m (digunakan 1,5) Pe ua re Sumber: (S. Krandibrata, hal 251) n nc op an er aa nas io pe 4.2 (5) na la l



+ Lebar Parkir +



100



+ Lebar bebas +



75



Gambar 4.5 Sketsa Kedalaman Dasar Kolam Dermaga



Tinggi pasang surut (dari HWL - LWL) = a



HWL



=



1.40



=



b



MSL



=



0.00



=



c



LWL



=



-1.40



=



2.80



m, maka :



Maka, kedalaman kolam dermaga pada muatan maksimum dari MSL : H



= - (



LWL



+



Draft



+ Clearence )



= - (



1.40



+



8.50



+



= -



1.00



)



10.90 m



Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedalaman kolam dermaga adalah



=



- 10.90 m



4.2.4Elevasi Dermaga Dimana, taraf dermaga (0,5 - 1,5), maka diambil yang taraf dermaga terbesar 1,5 m yang merupakan taraf dermaga maksimum. Elevasi Dermaga =



HWL



+ Taraf Dermaga



=



1.40



+



=



2.90



m



4.2 (6)



1.5



an merapat



4.2 (7)



4.2 (8)



4.2 (9)



4.2 (10)



4.2 (11)



4.2 (12)



4.2 (13)



4.2 (14)



4.3 Dimensi Alur (Lebar Alur di Depan dan di Luar Pelabuhan 4.3.1 Lebar Alur di Depan Pelabuhan =



19.9



=



20



m



Lebar keamanan (Bk)



=



1.5



x



B



=



1.5



x



19.9



=



30



m



Jalur gerak



=



1.8



x



B



=



1.8



x



19.9



=



36



m



Lebar keamanan antar kapal (Bak) =



1.0



x



B



=



1.0



x



19.9



=



20



m



Lebar keamanan 150% B



Lebar keamanan 150% B



Lebar keamanan antar kapal 180% B



Lebar kapal (B)



d



B 1,5.B



1,8.B



B 1,0.B



1,8.B



1 ,5.B



tota l pa nja ng 7,6.B



Gambar 4.6 Lebar alur di depan pelabuhan



(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 153) Sehingga, total lebar alur di depan pelabuhan : Btotal



=



2 x Bk



+



2 x Jalur Gerak



+



Lebar Bak



=



60



+



72



+



20



=



152



m



4.3.2 Lebar Alur Luar Pelabuhan Karena alur di luar pelabuhan maka harus lebih besar dari di depan pelabuhan agar kapal bisa bermanuver dengan aman di bawah pengaruh gelombang arus topografi



d



B



B



10.B



Gambar 4.7 Sketsa Lebar alur luar pelabuhan



4.3 (15)



Maka, direncanakan lebar alur di luar pelabuhan adalah 10 x B =



10



x



B



=



10



x



19.9



=



199



m



4.3.3 Kedalaman Alur Pelayaran Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Kedalaman air dalam alur pelayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini: Dengan d = Draft Kapal d



G = Gerak vertikal kapal



G



karena gelombang



P



R = Ruang kebebasan bersih



R



P = ketelitian pengukuran



S



S = Pengendapan sedimen



K



antara dua pengerukan K = Toleransi pengukuran



Gambar 4.8 Kedalaman alur pelayaran



(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal. 147) Kedalaman air total adalah : H



=



d



+



G



+



R



+



P



+



S



+



K



dimana: d



=



8.5



+



0.3



=



8.8



m



(0,3 adalah angka koreksi min. Karena adanya salinitas dan kondisi muatan) hbruto = Ruang kebebasan bruto



R



=



15%



x



d



=



15%



x



8.5



=



1.275



m



= 0,5 m (untuk dasar laut berpasir) = 1,0 m (untuk dasar laut berkarang)



Dipakai R



=



0.5



m



G



= hbruto - R



=



1.275



-



0.5



=



0.775



m



P



= 10% dari draft kapal



=



10%



x



8.5



=



0.85



m



4.3 (16)



S



= 10% dari draft kapal



=



10%



x



8.5



=



0.85



m



K



= 10% dari draft kapal



=



10%



x



8.5



=



0.85



m



Catatan : Untuk memperhitungkan nilai P, S dan K digunakan faktor keamanan sebesar 10% dari draft kapal (Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 150) maka, Kedalaman air total adalah : H



=



d



+



=



8.8



=



12.63



G



+



R



+



P



+



S



+



K



+ 0.775 +



0.5



+ 0.85 + 0.85 + 0.85



m



4.3.4 Kolam Putar (turning Basin) dan Kolam pelabuhan Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang menggunakannya. Apabila perputaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan kapal tunda, luas kolam putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan panjang total kapal (Loa). (Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 156) a). Luas Kolam Putar minimum r



A



=



1.5



x



Loa



=



1.5



x



137



=



205.5



m



=



π



x



r2



=



3.14



x



42230.25



= 132670.243159 m2 b). Luas Kolam Putar minimum dengan menggunakan kapal tunda r



=



Loa



r



=



137



A



=



π



x



r2



=



3.14



x



18769



=



58964.553



m2



c). Kedalaman kolam pelabuhan Dengan memperhitungkan gerak isolasi kapal karena angin dan arus pasang surut, kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada pengaruh alam seperti gelombang muatan penuh di bawah elevasi rencana.



4.3 (17)



Dengan memperhitungkan gerak isolasi kapal karena angin dan arus pasang surut, kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada pengaruh alam seperti gelombang muatan penuh di bawah elevasi rencana.



Tabel 4.3 Kedalaman Kolam Pelabuhan Bobot (ton)



Kedalaman (m)



3000



6.5



5000



7.5



8000



9.0



9000



9.5



10000



10.0



15000



11.0



20000



11.5



(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 157) Berdasarkan tabel di atas bahwa untuk kapal barang (kapal cargo dengan bobot 9000 ton, diperoleh nilai kedalaman kolam pelabuhan=



10.0



m



Catatan : Apabila dalam perencanaan terdapat bobot kapal yang tidak tersedia secara langsung maka dapat diselesaikan dengan metode interpolasi



Gambar 4.9 Kolam putar (turning basin)



4.3 (18)



4.4 Perencanaan Squat Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi, kecepatan kapal dan kedalaman air



Gambar 4.10 Squat (Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 149)



Besar Squat dapat dihitung dengan menggunnakan rumus berikut yang didasarkan dengan percobaan dilaboratorium (Bruun P. 1981)



z =



2.4



Δ



x



Fr²



x



Lpp



1- Fr²



dengan : z



= Squat



Δ



= Volume air yang dipindahkan (m3)



Lpp = Panjang garis Air (m) v



Fr



= Angka Froude =



v



= Kecepatan (m/dtk)



g



= Percepatan gravitasi (m/dtk2)



h



= Kedalaman Air



g



x



h



(dari soal)



4.4.1 Volume Air yang Dipindahkan (Δ) Δ



= =



W γ air laut 10000 1.025



= 9756.097561 m3 4.4.2 Panjang garis Air (Lpp) Loa 1,0193



Lpp =



0.846



x



=



0.846



x 150.6465791



=



127.447



m



4.4 (19)



4.4.3 Angka Froude (Fr) Fr



= = =



v (



g



x



h



)0,5



8.5



)0,5



0.2 (



9.81



x



0.0219



Maka, nilai squat adalah : z =



2.4



x



=



2.4



x



Δ Lpp2 9756.097561 16242.739



x x



Fr² 1- Fr² 0.0005 0.9998



= 0.000692 m



Pengaruh squat sangat kecil, sehingga elevasi dasar laut nominal dapat langsung menggunakan draft terkoreksi ditambah clearence. Dari perhitungan sebelumnya diketahui : - Draft kapal terkoreksi



=



8.80



m



- Clearence



=



1.00



m



4.4 (20)



4.5 Perencanaan Konstruksi Pelat Lantai (Apron Dermaga) dan Balok Dermaga Diketahui : - ɣbeton



=



2400



kg/m3



=



2.4



t/m3



- ɣair



=



1000



kg/m3



=



1



t/m3



- Panjang Dermaga



=



316



m



- Lebar Dermaga



=



391



m



- Lebar Apron



=



23



m



4.5.1 Beban Mati (WDL) ● Data Perencanaan : - Dimensi balok induk (b x h)



=



0.6



x



- Tebal pelat (tpelat)



=



0.3 m



- Tinggi genangan air hujan (hair hujan)



= 0.05 m



- Tinjauan perpanel arah X dan arah Y, dengan Lx



=



4.0 m



Ly



=



4.0 m



● Berat Sendiri Pelat (WDL1) WDL1



=



tpelat



x



ɣbeton



=



0.3



x



2.4



=



0.720



t/m2



● Berat Genangan Air Hujan (WDL2) WDL2



=



hAir Hujan



x



ɣair



=



0.05



x



1



=



0.050



t/m2



● Beban Mati (WDL) WDL



=



WDL1



+



WDL2



=



0.72



+



0.05



=



0.770



t/m2



4.5.2 Beban Hidup (WLL) ● Beban Hidup Merata Di Atas Dermaga (W LL1) WLL1



= Beban Hidup Merata Di Atas Dermaga =



110



=



0.110



kg/m2 t/m2



4.5 (21)



0.9 m



● Beban Merata Akibat Tekanan Roda (WLL2) 9,8 ton



9,8 ton 10 t on



10 t on



45°



45°



45°



15 cm



30 cm



10 t on



45°



45°



15 cm



15 cm



30 cm



45°



15 cm



15 cm



50 cm



15 cm



15 cm



30 cm



15 cm



Distribusi Tegangan Roda Arah Memanjang



- Beban truk (P)



=



9 0.6



ton x



0.8



m



- Beban merata akibat tekanan tiap roda (WLL2) P



= = =



A 9 0.6



x



0.8



18.750 t/m2



● Beban Crane Kup + Forklift (WLL3) - Beban Crane Kup + Forklift (P)



=



- Tinjauan Luasan Pembebanan



=



15 4.0



ton x



- Beban merata crane cup + forklift (WLL3) WLL3



P



= = =



A 15 4



x



0.938



4 t/m2



● Beban Hidup (WLL)



Total beban hidup (WLL) WLL



=



WLL1



+



WLL2



+



WLL2



=



0.11



+



18.75



+



0.938



4.5 (22)



15 cm



Di s t r i b u s i T e g a n g a n R od a A r a h M e l i n t a n g



Distribusi Tegangan Roda Arah Melintang



- Tinjauan luasan pembebanan =



WLL2



50 cm 80 cm



Di s t r i b u s i T e g a n g a n R od a A r a h M e ma n j a n g



Di s t r i b u s i T e g a n g a n R od a Ar a h M e l i n t a ng



15 cm



15 cm



15 cm



60 cm



80 cm



Di s t r i b u s i T e g a ng a n R oda A r a h M e ma n j a n g



45°



30 cm 15 cm



15 cm



60 cm



45°



15 cm



30 cm



30 cm



15 cm



10 t o n



4.0



m



=



19.798 t/m2



4.5.3 Beban Ultimate (Wult)



Maka, beban ultimate pelat dermaga (Wult) Wult



=



1.2



x



WDL



+



1.6



x



WLL



=



1.2



x



0.770



+



1.6



x



19.798



=



32.600 t/m2



4.5.4 Perhitungan Momen Pada Pelat Dermaga Perhitungan berdasarkan metode koefisien momen PBI 1971. Dalam hal ini setiap panel ditinjau pada kondisi jepit sempurna Diketahui



4.0 m



qu



=



Wult



Lx



=



4.0 m



Ly



=



4.0 m



Ly



=



Lx



4.0



=



=



4.0



32.600 t/m2



1.0



4.0 m Berdasarkan tabel koefisien momen, momen di pelat persegi yang menumpu pada keempat tepinya akibat beban merata :



Mlx = +



0.001



qu



.



Untuk Ly/Lx = Mly = +



0.001



qu



.



0.001 0.001



.



Untuk Ly/Lx =



.



x Diperoleh nilai x =



Lx2



.



Lx2



. .



1.0



21 m



x Diperoleh nilai x =



Lx2



21 m



x Diperoleh nilai x =



1.0 qu



.



.



1.0



Untuk Ly/Lx = Mty = -



.



qu



.



Lx2



1.0



Untuk Ly/Lx = Mtx = -



.



52 m



x Diperoleh nilai x =



Keterangan : Nilai x diperoleh dari Tabel 13.3.1 Halaman 202 PBI 1971 Sehingga diperoleh : Mlx = +



0.001



.



qu



.



Lx2



.



x



= +



0.001



.



32.600



.



16.0



.



21



= +



10.954 ton.m



4.5 (23)



52 m



Mly = +



0.001



.



qu



.



Lx2



.



x



= +



0.001



.



32.600



.



16.0



.



21



= +



10.954 ton.m



Mtx = -



0.001



.



qu



.



Lx2



.



x



= -



0.001



.



32.600



.



16.0



.



52



= -



27.123 ton.m



Mty = -



0.001



.



qu



.



Lx2



.



x



= -



0.001



.



32.600



.



16.0



.



52



= -



27.123 ton.m



4.5.5 Penulangan Pada Pelat Dermaga ● Data Perencanaan : -



b



=



1000



mm (Tinjauan per meter)



-



h



=



300



mm



-



Fy



=



400



Mpa



-



F'c



=



30



MPa



- Tebal Selimut Beton (d)



=



20 mm



- Diameter Tulangan (Øtul)



=



16 mm (pada daerah lapangan)



=



22 mm (pada daerah tumpuan)



● Penulangan Pada Daerah Lapangan Arah X dan Arah Y Karena Mlx = Mly, maka perhitungan penulangan hanya dihitung satu kali saja - Diketahui Mu =



Mlx =



Mly =



10.954 =



109536000 N.mm



b



=



1000



mm (Tinjauan per meter)



h



=



300



mm



- Tinggi efektif (d) d



=



h



-



d'



-



1



/2 x



Øtul



=



300



-



20



-



1



/2 x



16



=



272



mm



- Rasio Kekuatan Bahan (m) m



=



Fy



4.5 (24)



m



= = =



0.85 x



F'c



400 0.85 x



30



15.686



- Koefisien Tahanan (k) k



Mu



=



Ø



b



x



d2



x



73984



x



β



109536000



= =



x



0.8 1.851



x



1000



N/mm2



- Rasio Penulangan (ρ) ρmin



1.4



=



Fy 1.4



= =



ρb



400 0.004 0.85



=



x



F'c Fy



0.85



=



x



30



x



400



=



0.033



ρmaks =



0.75



x



ρb



=



0.75



x



0.033



=



0.024 1



ρperlu = = =



0.85



m 1 15.686



x



1 -



1 -



x



1 -



1 -



0.005



Syarat ρmin




1 3 1 3



x



F'c



x



b



x



d



x



30



x



600



x



837



3339647.886



N



>



916887.561



3339.648



kN



>



916.888



N kN ....AMAN!



- Digunakan Jarak Antar Tulangan Maksimum (Smaks) Smaks



=



0.5



x



d



=



0.5



x



837



=



418.5



mm







Tulangan geser yang digunakan,



400



mm



Ø12-400 mm



• Perencanaan Tulangan Torsi - Data Perencanaan Mmaks



=



Lebar Balok (b)



=



600



mm



Tinggi Balok (h)



=



900



mm



Selimut beton (d')



=



40



mm



Diameter Tulangan Torsi (ØT)



=



16



mm



1088.3576 kN.m = 1088357600 N.mm



- Torsi Maksimum (Tmaks) Tmaks



= =



Mmaks ϕ 1088357600 0.6



2.7 (43)



=



1813929333



=



ϕ



x



=



0.6



x



N.mm



- ϕ Tc ϕ Tc



F'c



x



15 30



b2



x



h



x 360000 x



15



900



= 70984843.453 N.mm



Check ϕTc > Tmaks 70984843.453 N.mm



>



1813929333



N.mm



- Perhitungan Tulangan Longitudinal Torsi ϕ Ts



=



Tmaks



-



ϕ Tc



=



1813929333



-



70984843.453



= 1742944489.88 N.mm b1



h1



=



b



- 2 x



d'



-



Øs



=



600



- 2 x



40



-



16



=



504



=



h



- 2 x



d'



-



Øs



=



900



- 2 x



40



-



16



=



804



2 αt



mm



mm



+



=



h1 b1



3 2



+



=



804 504



3 =



1.198







2



....AMAN!



2.7 (44)



dibutuhkan tulangan torsi



At



= =



b1



+



h1



b1



x



h1



504



+



804



504



x



804



x x



2



x



αt



x



2



x 1742944489.88



1.198 x



ϕ Ts ϕ 0.6



x x



Fy 400



= 39121.641 mm2



Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan menggunakan 4 tulangan, sehingga : Perkiraan Luas Tulangan Total



At



= =



4 39121.641 4



= As



9780



mm2



=



1



/4



x



π



x



ØT2



=



1



/4



x



π



x



256



= 201.0619 mm2 Ast



=



4



x



As



=



4



x 201.0619



= 804.2477 mm2 Check 804.2477
>



Pult 645.536



kN



2.8 (49)



....Aman!



Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap beban aksial yang terjadi.



C. Menghitung Momen yang Terjadi Pada Pile Cap (M) • Beban Merata Pada Pile Cap (q) q



Pult



= =



L 645.536 4



= 161.384 kN/m 182,584kN/m' kN/m' q = 700,480



4.0 m



4.0 m 4,6 m



4.0 m



4,6 m



4,6 m



• Gaya yang bekerja pada Pile Cap (Vu)



Vu



- Gaya yang bekerja pada bagian pinggir Vu



=



1



/2



x



x



L



=



1



/2



x 161.384 x



4



q



= 322.768 kN - Gaya yang bekerja pada bagian Lengan Vu



/2



x



x



L



/2



x 161.384 x



4



= 1.15 x



1



= 1.15 x



1



=



q



371.183. kN



Diperoleh nilai VuMaks



= 371.183 kN



2.8 (50)



• Momen yang Terjadi Pada Pile Cap (M) M



Vumaks



=



x



L



= 371.183 x



4



=



1484.733 kN.m



D. Perhitungan Tulangan Geser • Perencanaan Tulangan Geser - Data Perencanaan Vmaks



=



Panjang Pile Cap (LPC)



=



600



mm



Lebar Pile Cap (bPC)



=



600



mm



Tinggi Pile Cap (hPC)



=



250



mm



Selimut beton (d')



=



40



mm



Diameter Tulangan Pokok (Øp)



=



18



mm



Diameter Tulangan Sengkang (Øs)



=



10



mm



371.1832 kN



=



371183.2 N



- Tinggi Efektif Balok (d) d



/2



x



Øp



/2



x



18



=



h



-



d'



-



Øs



-



1



=



250



-



40



-



10



-



1



=



191



mm



- Kekuatan Nominal Geser Penampang (ϕVc) Vc



ϕVc



=



1



/6



x



F'c



x



b



x



d



=



1



/6



x



30



x



600



x



191



=



104615.008



N



=



104.615



kN



= =



0.6



x



104.615



62.769 kN



Check ϕVc > Vmaks 62.769



kN



>



371.1832



kN



dibutuhkan tulangan geser



- Syarat Keseimbangan Geser Vs Vmaks



-



/3 x (F'c)0,5 x b x d



1



> Vc



>



1



x



2.8 (51)



F'c



x



b



x



d



-



ϕ 371183.2 0.6



Vc



>



- 104615.008 >



3 1 3



x



F'c



x



b



x



d



x



30



x



600



x



191



514023.658



N



>



209230.017



514.024



kN



>



209.230



- Digunakan Jarak Antar Tulangan Maksimum (Smaks) Smaks



=



0.5



x



d



=



0.5



x



191



=



95.5



mm







50



mm



Tulangan geser yang digunakan, Ø10-50 mm



2.8 (52)



N kN ....AMAN!



2.9 Gaya-Gaya yang Bekerja Pada Dermaga Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya vertikal dan horizontal. Gaya vertikal meliputi berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban peralatan bongkar muat (Crane) dan sebagainya. Gaya horizontal dapat dibedakan menjadi gaya benturan kapal ketika kapal merapat ke dermaga (gaya sandar, berthing forces) dan gaya tambat (mooring forces) yaitu gaya yang ditimbulkan ketika kapal bertambat di dermaga yang disebabkan oleh angin, arus dan gelombang. A. Gaya Sandar (Berthing Forces) Kapal yang merapat ke dermaga akan mempunyai sudut terhadap sisi dermaga dan mempunyai kecepatan tertentu. Dalam perencanaan kapal diasumsikan bermuatan penuh dan merapat dengan sudut 10o terhadap sisi depan dermaga dengan benturan kapal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : E



=



w



x



Vx2



2



x



g



x



Cm



x



Ce



x



Cs



x



Cc



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 218) Keterangan : E



= Energi benturan (ton.m)



Vx



= Komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat membentur dermaga (m/det)



g



= Percepatan gravitasi (m/det2)



W



= Displacement tonnage (ton)



Cm



= Koefisien massa



Ce



= Koefisien eksentrisitas



Cs



= Koefisien kekerasan (diambil Cs = 1,00)



Cc



= Koefisien bentuk dari tambatan (diambil Cc = 1,00)



Dimana: Cm



=



Cb



=



1



π



+



2



x



d



x



cb



B



W Lpp



x



B



x



d



x



γAir Laut



Keterangan : Lpp



= Panjang garis air (m)



= 127.447 m



d



= Draft kapal (m)



=



8.5



m



B



= Lebar kapal (m)



=



20.00



m



2.9 (53)



γAir Laut



=



1.025



t/m3



• Koefisien Massa (Cm) Tabel Karakteristik Kapal



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 40) Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilaI Displacement Tonnage (W) kapal barang dengan Gross Tonnage



=



10000 Ton



adalah : W =



14000 Ton



- Koefisien Blok (cb) Cb



= = =



W Lpp



x



B



x



d



x



γAir Laut



8.5



x



1.025



14000 127.447 x



20



x



0.630



- Koefiesien Massa (Cm) Cm



=



1



+



=



1



+



=



1.421



π 2



x



cb



π 2



x



0.630



• Koefisien Eksentrisitas (Ce) 1 Ce



=



2.9 (54)



x x



d B 8.5 20



Ce



= 1



2



l



+



r



Dimana : l = Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal r = Jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air (Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 220) - Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal (l) l



=



1



/4



x



Loa



=



1



/4



x



137



=



34.250 m



- Jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air (r) Grafik Jari-jari Putaran di Sekeliling Pusat Berat Kapal



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 221) Dari hasil plot nilai koefisien blok (Cb) = 0,658 , diperoleh nilai perbadingan r/L r Loa r



=



0.237



=



0.237



x



Loa



=



0.237



x



137



=



32.469



- Koefisien Eksentrisitas (Ce) 1 Ce



= 1



+



l



2



r



2.9 (55)



0.237



1 Ce



= 1 =



+



2



34.25 32.469



0.473



- Kecepatan Kapal Saat Merapat (Vx) Vx



=



V



x



sin



10



=



0.2



x



sin



10



=



0.035



m/det



- Energi Benturan (E) E



= = =



w



x



Vx2



2



x



g



14000



x



0.0012



2



x



9.81



0.579



x



Cm



x



Ce



x



Cs



x



Cc



x 1.421 x 0.473 x



1



x



1



ton.m



B. Gaya Tambat (Mooring Forces) • Gaya Akibat Angin (Rw) Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga. Sedangkan jika arahnya meninggalkan dermaga, akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat. Besarnya gaya angin tergantung pada arah dan kecepatan hembus angin, dan dapat dihitung dengan rumus : - Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan ( α = 0 o ) Rw



=



0.42



x



Qa



x



Aw



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222) - Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan ( α = 180 o ) Rw



=



0.50



x



Qa



x



Aw



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222) - Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar ( α = 90 o ) Rw



=



1.10



x



Qa



x



2.9 (56)



Aw



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)



Keterangan: Rw



= Gaya akibat anging (kg)



Qa



= Tekanan angin (kg/m2)



Aw



= Proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)



- Tekanan Angin (Qa) Qa



=



0.063



x



V2



=



0.063



x 207025



= 13042.58 kg/m2 - Proyeksi Bidang yang Tertiup Angin (Aw) o



Diasumsikan angin datang dari arah lebar (α = 90 ), maka proyeksi bidang yang tertiup angin dihitung dengan melakukan pendekatan bahwa A w = B . y Dimana : B



= Lebar Kapal



=



20



m



y



= Tinggi Kapal



=



12



m



=



B



x



y



=



20



x



12



=



240



m2



Aw



(diasumsi)



- Gaya Akibat Angin (Rw) Diasumsikan proyeksi bidang kapal yang tertiup angin adalah 70% dari luas bagian kapal yang berada di atas permukaan air, maka gaya pada kapal yang diakibatkan oleh angin (Rw) adalah Rw



=



1.10



x



Qa



x



Aw



x



70%



=



1.10



x 13042.58 x



240



x



70%



= 2410267.86 kg =



2410.268 ton



• Gaya Akibat Arus (Ra) Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat dan dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus, diberikan pada persamaan berikut



2.9 (57)



Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat dan dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus, diberikan pada persamaan berikut



Ra



=



cc



γAir Laut



x



x



Ac



Vc2



x



2



x



g



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 223)



Keterangan: Ra



= Gaya akibat arus (kg)



Ac



= Luas penampang kapal yang terendam air (m 2)



γAir Laut



= 1025 kg/m3



Vc



= Kecepatan arus (m/det)



=



0.2



Knots =



Cc



= Koefisien tekanan arus



=



0.78



(perbandingan antara draft kapal dan



0.103



m/det



kedalaman air mendekati satu) - Luas Penampang Kapal yang Terencam Air (Ac) AC



=



Lpp



x



B



= 127.447 x



20.00



= 2548.94 m2 - Gaya Akibat Arus (RA) Ra



x



γAir Laut



x



= 0.78 x



1025



x 2548.94 x



=



cc



Ac



= 1097.34 kg =



1.097



ton



2.9 (58)



x



Vc2 2



x



g



0.011 2



x 9.81



2.10 Perencanaan Fender Diketahui : Energi benturan =



0.579 ton.m



a. Energi yang diserap oleh fender dan dermaga biasanya ditentukan ½ E, setengah energi lain diserap oleh kapal dan air sehingga : Efender = ½ ∙ E = ½ ∙ 0.579 = 0.289



ton.m



Tabel gaya reaksi dan energi fender Tipe A per panjang satu meter dan pada defleksi 45%. Dari tabel dibawah, digunakan Fender yang memiliki energi serap lebih besar dari energi fender yang berasal dari benturan kapal



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 265) Dalam perencanaan ini, digunakan fender model KAF 200H, dengan parameter sebagai berikut: » Energi serap



= 1.0



ton.m



» Reaksi



= 15.28 ton



» Panjang fender = 4.30 m Kontrol :



Energi serap 1.0



(Dengan memperhitungkan HWL dan LWL terhadap taraf dermaga)



> Energi fender



ton.m >



0.289 ton.m



Jadi, fender yang digunakan aman terhadap perencanaan dermaga. Maka digunakan fender tipe KAF 200H.



2.10 (59)



b. Jarak antar fender Diketahui : Kedalaman kolam dermaga =



10.90 m



Adapun jarak maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : L = 2 ∙



r2 - r - h



2



Dimana : h



= tinggi fender = 200 mm



r



= jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal



» Log r = -1.055 +



0.65 Log DWT



Log r = -1.055 +



0.65 . Log



Log r = -1.055 + 1.545



r



35.08 m



maka, L = 2 ∙



10000



2.6



Log r = =



= 0.20 m



r2 - r - h 2



L = 2 ∙



35.08 2



= 7.48 m ≈



8.0



-



35.08



- 0.20 2



m



Diambil L = 8.0 m karena jarak antar tiang =



4.0 m serta dalam



perencanaan fender harus berdiri / dipasang sejajar dengan tiang dan balok. » Jumlah fender yang digunakan n =



Lp L



+ 1



DiketahuiPanjang dermaga (Lp) maka,



n = = =



Lp L



=



316.0 m



+ 1



316



+ 1 8 40.50 ≈



41 buah fender



2.10 (60)



2.11



Perencanaan Bollard (Alat Penambat) Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat kebagian haluan, buritan, dan badan kapal. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga. Bitt dengan ukuran lebih besar disebut bollard yang diletakkan pada kedua ujung dermaga atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga. Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Sedangkan bollard selain untuk mengikat kapal pada kondisi normal dan kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau untuk membelok atau memutar terhadap ujung dermaga atau dolphin.



Agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan (bongkar muat barang) maka tinggi bollard tidak boleh lebih dari 50 cm di atas lantai dermaga. (Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal 283).



Tabel Gaya Bollard dan Jarak Antar Bollard



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279) Berdasarkan tabel gaya tarik bollard dan jarak antar bollard, dengan displacement kapal =



14000 ton, maka diperoleh : »



Gaya bolard (P) Jarak antar bolard



= =



»



Gaya bolard tegak lurus tambatan



=



20.000 m 22.000 kN/m



»



Gaya bolard sepanjang tambatan



=



20.000 kN/m



»



440.000 kN



Direncanakan menggunakan Bollard "Kidney Type Dock Bollard"



Hasil Interpolasi



(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2C% 20China %20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />) Digunakan kapasitas bollard 70 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada tabel di atas. Adapun jumlah Bollard yang digunakan berdasarkan jumlah kapal rencana yaitu 2 buah, maka jumlah Bollard yang digunakan juga 2 buah. ●



Perencanaan Bitt Diketahui :



Jumlah kapal (n)



= 2



buah



Panjang dermaga (Lp)



= 316.0



m



Gross tonnage (GT)



= 10000



ton



Tabel Penempatan Bitt



(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279) Berdasarkan tabel penempatan bitt dengan data ukuran kapal (GRT) = Diperoleh jarak maksimum antar Bitt »



25 m



Jumlah bitt yang digunakan Jumlah Bitt



Panjang dermaga



=



Jarak maksimum antar Bitt 316.00



= = »



=



+



25 13.64



≈ 14



+



1



1 buah bitt



Panjang dermaga yang dilewati Biit = (Jumlah biit - 2) =



»



10000 ton



14



-



= 300 Jarak Bollard antara sisi dermaga = = =



2



jarak antara Bitt



∙ ∙



25



m



(Panjang dermaga - panjang dermaga yang dilewati Bitt) 4 316.00



4



4.00



m



300.00



Direncanakan menggunakan Bitt tipe "Single Bitt Bollard"



(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2 C %20China%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />) Digunakan kapasitas bitt 50 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada tabel di atas. 2.12



Perencanaan Tiang Pancang Diketahui : ● ● ●







Lebar apron Tebal pelat (tpelat) Dimensi Balok » Lebar balok (b) » Tinggi balok (h) Dimensi Pile Cap (PC) : » Lebar Pile Cap (bPC) Tinggi Pile Cap (hPC)







» ɣbeton



=



2400



=



23.00



m



=



300



mm



=



0.30



m



=



600



mm



=



0.60



m



=



900



mm



=



0.90



m



=



600



mm



=



0.60



m



=



250



mm t/m3



=



0.25



m



kg/m = 2.40 3



Dari perhitungan sebelumnya diketahui : ●



Beban ultimate pelat dermaga



=



32.600 t/m2







Gaya akibat arus



=



1.097







Gaya akibat angin



= 2410.268 ton



ton







Reaksi fender



=



15.280 ton







Gaya gempa



=



20.745 kN







Gaya bolard (P)



=



440



kN



=



2.075 ton



=



44.000 ton



Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga, dihitung gaya-gaya vertikal dan horizontal serta momen gaya terhadap titik tengah pada posisi dasar dermaga (Titik A) Tabel gaya vertikal dan momen terhadap titik A No



Gaya Vertikal (ton)



Lengan ke A (m)



Momen ke A (ton.m)



1



23.00



x



0.30



x



2.40



=



16.560



0.00



0.000



2



0.60



x



0.90



x



2.40



=



1.296



-12.00



15.552



3



0.60



x



0.90



x



2.40



=



1.296



-8.00



10.368



4



0.60



x



0.90



x



2.40



=



1.296



-4.00



5.184



5



0.60



x



0.90



x



2.40



=



1.296



0.00



0.000



6



0.60



x



0.90



x



2.40



=



1.296



4.00



-5.184



7



0.60



x



0.90



x



2.40



=



1.296



8.00



-10.368



8



0.60



x



0.90



x



2.40



=



1.296



12.00



-15.552



9



3.40



x



0.90



x



2.40



=



7.344



-10.00



73.440



10



3.40



x



0.90



x



2.40



=



7.344



-6.00



44.064



11



3.40



x



0.90



x



2.40



=



7.344



-2.00



14.688



12



3.40



x



0.90



x



2.40



=



7.344



2.00



-14.688



13



3.40



x



0.90



x



2.40



=



7.344



6.00



-44.064



14



3.40



x



0.90



x



2.40



=



7.344



10.00



-73.440



15



0.60



x



0.25



x



2.40



=



0.360



-12.00



-4.320



16



0.60



x



0.25



x



2.40



=



0.360



-8.00



-2.880



17



0.60



x



0.25



x



2.40



=



0.360



-4.00



-1.440



18



0.60



x



0.25



x



2.40



=



0.360



0.00



0.000



19



0.60



x



0.25



x



2.40



=



0.360



4.00



1.440



20



0.60



x



0.25



x



2.40



=



0.360



8.00



2.880



21



0.60



x



0.25



x



2.40



=



0.360



12.00



4.320



x



23.00



=



749.800



0.00



0.000



22 32.600



ΣV



=



822.016



ΣM =



0.000



Tabel perhitungan gaya horizontal dan momen terhadap titik A No



Gaya Horizontal (ton)



Lengan ke A



Momen ke A (ton.m)



1 Gaya akibat Arus



= 1.097



2.15



2.359



2 Gaya akibat angin



= 2410.268



2.15



5182.076



3 Gaya akibat Fender



= 15.280



2.15



32.852



4 Gaya akibat gempa



= 2.075



2.15



4.460



5 Gaya bollard



= 44.000



ΣH



2.15



= 2472.720



94.600 ΣM =



5316.347







Lebar balok melintang



=



23.00



m







Jarak antar balok melintang



=



4.0



m







Untuk pias sepanjang 4,0 m, gaya-gaya dan momen adalah : » V = ((948.354-875.058-17.640)(4,0))+(875.058/7)+(17.640/7) M



»



H



» ●







=



336.159 ton



=



5316.347



=



21265.390 ton.m



x



4.0



= 2472.720



Perhitungan daya dukung tiang pancang » Jenis tanah Diketahui :



= Lempung (Clay)



»



Nilai konis (P)



= 45



kg/cm2



= 450



kN/m2



»



Harga cleef (C)



= 607.5



kg/cm2



= 6075



kN/m2



»



Kedalaman tanah (L)



»



Beban vertikal (V)



= 25 =



m



336.159 ton



=



Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran diameter » Data tiang pancang ▪



Keliling tiang pancang (As)







Luas tiang pancang (Ap)



= 2 π r₁ = π r₁²







Berat tiang pancang /m'



=



393 kg/m







Berat total tiang pancang (W)



=



393 x



Ket :



r₁ r₂



=



0.15



m



=



0.09



m



t D₁



=



60



mm



=



300



mm



D₂



=



240



mm



300



=



= 0.942



mm



m



= 0.07069 m2 25



= =



»



3361.588 kN



9825 98.25



kg kN



Data diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Digunakan tiang pancang berdiameter besar, untuk memperoleh daya dukung yang lebih besar



Data yang sebelumnya digunakan untuk menghitung: » Daya dukung tiang pancang (Qp) Qp



=



P



= = »



x



Ap



450 x



0.0707



31.808626 kN



Daya dukung kulit tiang pancang (Qs)



Qs



= = =



Qult



=



C



x As



6075



x



0.942



143138.815 Qp



x L x



25



kN



+ Qs



=



31.809



+



=



143170.624



143138.815 kN



Daya dukung tiang (Qa)



»



Qa



Qult



=



Fs = 2,5 (untuk bangunan permanen pengendalian normal)



Fs 143170.624



=



2.5



=



57268.249561921



kN



Kontrol daya dukung : Qa > V + W 57268.249561921 kN







kN



Jumlah tiang yang mendukung dermaga tampak samping adalah 7 buah untuk panjang 24,5 m, bagian penampang tiang seperti : »



X1



=



-12.00



m



»



X2



=



-8.00



m



»



X3



=



-4.00



m



»



X4



=



0.00



m



»



X5



=



4.00



m



»



X6



=



8.00



m



»



X7



=



12.00



m



∑X



=



2



-12.00



+ = ●



> 3459.838



2



4.00



448.00



+ 2



-8.00



+



2 8.00



+ 2



2



-4.00



+



12.00



+



0.00



2



=



-521.586



ton



=



-331.716



ton



=



-141.847



ton



=



48.023



ton



=



237.892



ton



=



427.762



ton



2



m



2



Gaya vertikal yang bekerja pada tiang dermaga, dihitung dengan rumus : ∑ M.X V P = + ∑ X2 n maka : »



P1



=



»



P2



=



»



P3



=



»



P4



=



»



P5



=



»



P6



=



336.159 7 336.159 7 336.159 7 336.159 7 336.159 7 336.159 7



+ + + + + +



21265.390



x



-12.00



448.00 21265.390



x



-8.00



448.00 21265.390



x



-4.00



448.00 21265.390



x



0.00



448.00 21265.390



x



4.00



448.00 21265.390



x 448.00



8.00



»



P7



336.159



=



21265.390



+



7



x



12.00



=



448.00



617.631



Dari hasil perhitungan, digunakan gaya yang paling besar bekerja yaitu : P7 = 617.631 ton







Penulangan pondasi Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran, diameter = » ∙ π ∙ D2 Ag = ¼ =



¼







π



300







= 70685.835







= 0.020



mm



2



mm



2



Direncanakan rasio tulangan ρ = 2 % Sehingga : » As = ρ



300



Ag ∙



=



70685.835



= 1413.717 mm2 Direncanakan tulangan Ø18 » ∙ π ∙ D2 Ast = ¼ ∙ π ∙ = ¼ 18 = 254.469



0.020



2



mm2



Jumlah tulangan (n) »



n



As



=



=



Ast Jadi, digunakan tulangan 6Ø18 ●



1413.717



=



254.469



5.556







Gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang T



=



H n








0.7



ton



Gaya horizontal tersebut lebih besar dari gaya dukung yang diizinkan tiang, maka tiang-tiang pancang dipancang dengan rencana kemiringan sebagai berikut



No



M:1



V (ton)



H (ton)



1



-



-521.586



-



2



-



-331.716



-



3



-



-141.847



-



4



2 : 1



48.023



24.011



5



2 : 1



237.892



118.946



6



2 : 1



427.762



213.881



7



2 : 1



617.631



308.816



ΣH



665.654



Gaya horizontal yang bekerja pada tiang adalah H - ΣH = 2472.720 - 665.654 =



T



= = =







1807.066



ΣH Jumlah Portal 1807.066 7 258.152